1. KEBUTUHAN NUTRISI
Nutrisi adalah zat yang diperlukan oleh tubuh untuk keperluan
metabolismenya. Kebutuhan gizi pada masa nifas terutama bila menyusui akan
meningkat 25%, karena berguna untuk proses kesembuhan karena sehabis melahirkan
dan untuk memproduksi ASI yang cukupuntuk menyehatkan bayi yang meningkat
tiga kali dari kebutuhan biasa.
Nutrisi yang dikonsumsi harus bermutu tinggi, bergizi dan cukup kalori.
Kalori bagus untuk proses metabolism tubuh, kerja organ tubuh, proses pembentukan
ASI. Ibu menyusui memerlukan kalori sebanyak 2900 kalori pada 6 bulan pertama
dan 2500 kalori pada bulan selanjutnya.
Sumber makanan yang dikonsumsi harus seimbang dengan porsi cukup dan
teratur. Makanan yang dikonsumsi juga harus mengandung sumber tenaga,
pembangun, dan sumber pengatur/pelindung.
Sumber tenaga atau energi untuk pembakaran tubuh, pembentukan jaringan
baru, penghematan protein. Zat gizi sebagai sumber karbohidrat terdiri dari beras,
sagu, jagung, tepung terigu dan ubi. Sedangkan zat lemak dapat diperoleh dari hewani
seperti mentega dan keju sedangkan lemak nabati dapat dioeroleh dari minyak kelapa
dan margarine.
Sumber pembangun (Protein) dioerlukan untuk prtumbuhan dan penggantian
sel-sel yang rusak atau mati. Sumber protein dapat dieroleh dari protein hewani
seperti ikan, udang, kerang, daging ayam dan telur, sedangkan protein nabati dapat
diperoleh dari kacang-kacangan, kedelai, tahu dan tempe.
Sumber pengatur dan pelindung (mineral, vitamin dan air) digunakan untuk
melindungi tubuh dari serangan penyakit dan pengatur kelancaran metabolism dalam
tubuh. Anjurkan ibu untuk minum setelah menyusui. Sumber zat pengatur dan
pelindung biasa dioeroleh dari semua jenis sayuran dan buah-buahan.
2. KEBUTUHAN CAIRAN
Fungsi cairan sebagai pelrut zat gizi dalam proses metabolism tubuh.
Minumlah cairan yang cukup untuk membuat tubuh ibu nifas tidak dehidrasi.
Kebutuhan air pada ibu menyusui minimal 3 liter sehari, dengan asumsi 1 liter setiap
8
jam dalam beberapa kali minum, terutama setelah menyusui bayinya (Sulistyawati,
2009).
3. KEBUTUHAN AMBULASI
Ambulasi dini (early ambulation) merupakan kebijaksanaan agar secepat
mungkin bidan membimbing ibu postpartum bangun dari tempat tidurnya dan
membimbing ibu secepat mungkin untuk berjalan. Sekarang tidak perlu lagi menahan
ibu postpartum terlentang di tempat tidurnya selama 7-14 hari setelah melahirkan. Ibu
postpartum sudah diperbolehkan bangun dan tempat tidur dalam 24-48 jam
postpartum.
Ambulasi dini tentu tidak dibenarkan pada ibu postpartum dengan penyulit,
misalnya anemia, penyakit jantung, penyakit paru-paru, demam dan sebagainya.
Penambahan kegiatan dengan ambulasi dini harus berangsur-angsur, bukan berarti ibu
di segera setelah bangun dibenarkan mencuci, memasak, dan sebagainya (Saleha,
2010).
Jika tidak ada kelainan, lakukan mobilisasi sedini mungkin, yaitu dua jam
setelah perslinan normal. Ini berguna untuk memperlancan sirkulasi darah dan
mengeluarkan caiaran vagina (Anggraini, 2010). Ambulasi dini akan meningkatkan
sirkulasi dan mencegah risiko tromboflebitis, meningkatkan fungsi kerja peristaltik
dan kandung kemih, sehingga mencegah distensi abdominal dan konstipasi. Ambulasi
ini dilakukan secara bertahap sesuai kekuatan ibu. Terkadang ibu nifas enggan untuk
banyak bergerak karena merasa letih dan sakit. Jika keadaan tersebut tidak segera
diatasi, ibu akan terancam mengalami thrombosis venA.
Pada persalinan normal dan keadaan ibu normal, biasa ibu diperbolehkan
untuk mandi dan ke WC dengan bantuan orang lain, yaitu pada 1 atau 2 jam setelah
persalinan. Sebelum waktu ini, ibu harus diminta untuk melakukan latihan menarik
napas dalam serta latihan tungkai yang sederhana dan harus duduk serta
mengayunkan tungkainya di tepi tempat tidur. Sebaiknya, ibu nifas turun dari tempat
tidur sedini mungkin setelah persalinan. Ambulasi dini dapat mengurangi kejadian
komplikasi kandung kemih, konstipasi, thrombosis vena puerperalis, dan emboli
pulmonal. Dan ibu merasa lebih sehat dan kuat serta dapat segera merawat bayinya.
Ibu harus didorong untuk berjalan dan tidak hanya duduk di tempat tidur. Pada
ambulasi pertama, sebaiknya ibu dibantu karena pada saat ini biasanya ibu merasa
pusing ketika pertama kali bangun setelah melahirkan (Bahiyatum, 2009).
Kuntungan Ambulasi dini yaitu, Ibu merasa lebih sehat, dan kuat dengan
Ambulasi dini. Faal usus dan kandung kemih lebih baik. Ambulasi dini
memungkinkan kita mengajarkan ibu cara merawat anaknya selama ibu masih di
rumah sakit. Misalnya memandikan, mengganti pakaian, dan memberi makan.
Ambulasi dini tidak mempunyai pengaruh yang buruk, tidak menyebabkan
perdarahan yang abnormal, tidak mempengaruhi penyembuhan luka episiotomi atau
luka diperut, serta tidak memperbesar kemungkinan prolapsus atau retrotexto uteri
(Saleha, 2009).
4. KEBUTUHAN ELIMINASI
a. Miksi (BAK)
Pada persalinan normal masalah berkemih dan buang air besar tidak mengalami
masalah apapun. Kebanyakan klien dapat melakukan BAK secara spontan dalam
8 jam setelah melahirkan. Miksi hendaknya dilakukan sendiri secepatnya,
terkadang wanita mengalami sulit buang air kecil karena sfingter uretra ditekan
oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi musculus spinchter selama persalinan,
juga karena adanya edema kandung kemih yang terjadi selama persalinan.
b. Defekasi (BAB)
Buang air besar akan biasa setelah sehari, kecuali apabila ibu takut dengan luka
episiotomy. Apabila sampai 3 hari belum buang air besar, sebaiknya diberikan
obat rangsangan per oral atau per rektal, jika msih belum bisa dilakukan klisma
untuk merangsang buang air besar sehingga tidak mengalami sembelit dan
menyebabkan jahitan terbuka.
6. KEBUTUHAN ISTIRAHAT
Ibu nifas membutuhkan istirahat yang cukup, istirahat tidur yang dibutuhkan
ibu nifas sekitar 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada siang hari. Anjurkan ibu
untuk istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan. Sarankan ibu untuk
kembali melaukan pekerjaan rumah secara perlahan. Kurang istirahat akan
berpengaruh terhadap berkurangnya produksi ASI, menghambat proses involusi
uterus dan memperbanyak perdarahan, serta menyebabkan depresi dan
ketidakmampuan untuk merawat dirinya dan bayinya.
7. KEBUTUHAN SEKSUAL
Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah
berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya ke dalam vagina tanpa rasa
nyeri. Begitu darah merah berhenti dan ibu tidak merasa nyeri, aman untuk memulai,
melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap. Ibu yang baru melahirkan boleh
melakukan hubungan seksual kembali setelah 6 minggu persalinan.
8. SENAM NIFAS
Selama kehamilan dan persalinan ibu banyak mengalami perubahan fisik
seperti dinding perut menjadi kendor, longgarnya liang senggama dan otot dasar
panggul. Untuk mengembalikan kepada keadaan normal dan menjaga kesehatan agar
tetap prima, senam nifas sangat baik dilakukan pada ibu setelah melahirkan. Ibu tidak
perlu takut unuk banyak bergerak, karena dengan ambulasi dini dapat membantu
Rahim untuk kembali ke bentuk semula.
Senam nifas adalah senam yang dilakukan sejak hari pertama melahirkan
setiap hari hingga hari kesepuluh, terdiri dari sederetan gerakan tubuh yang dilakukan
untuk mempercepat pemulihan keadaan ibu nifas.
DAFTAR PUSTAKA
Walyani, Elisabeth Siwi. 2020. Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui. Yogyakarta :
Pustakabarupress
Seniorita, Dona. 2017. Gambaran Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang Kebutuhan Dasar
Selama Masa Nifas di Rumah Bersalin Srikaban Binjai Tahun 2016. Jurnal Ilmiah
Kohesi, 1(1)