Tika Genesha Putri NIM: 1614401030: Oleh
Tika Genesha Putri NIM: 1614401030: Oleh
OLEH :
1
ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. D DENGAN DENGUE
HEMORHAGIC FEVER (DHF) DI RUANG RAWAT INAP
ANAK RSUD Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI
TAHUN 2019
OLEH :
2
3
4
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERINTIS PADANG
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN Karya Tulis Ilmiah,
Juli 2019
ABSTRAK
5
High School of Health Science Perintis Padang
Diploma III Study of Nurshing Progran
Scientific Writing, July 2019
6
KATA PENGANTAR
SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun laporan
Studi Kasus ini dapat terselesaikan. Laporan Studi Kasus ini disusun untuk
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Perintis Padang tahun 2019 dengan
(DHF) Di Ruang Rawat Inap Anak RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi
Muhammad Saw, semoga atas izin Allah SWT penulis dan teman-teman
dorongan, motivasi, bimbingan, nasehat, dan semangat dari orang terdekat dan
Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih terutama kepada Yth.
Bapak Yendrizal Jafri, S.Kp, M.Biomed Selaku pembimbing 1 dan Ibu Ns. Susi
Dewi Yanti, S.Kep selaku pembimbing klinik Ruang Rawat Inap Anak RSUD
7i
Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi Sumatera Barat yang telah banyak meluagkan
waktunya dengan penuh perhatian. Petunjuk dan bimbingan sehingga Karya Tulis
Padang.
2. Ibu Ns. Endra Amalia, M.Kep selaku Ketua Program Studi DIII
3. Bapak Dr. Khairul Said, Sp.M selaku direktur RSUD Dr. Achmad
kasus ini, beserta staf yang telah memberi izin dalam pengambilan data
mengikuti pendidikan.
6. Ibu Ns. Susi Dewi Yanti, S.Kep selaku Pembimbing Klinik yang telah
jerih payah, curahan kasih sayang, bantuan moral maupun material serta
8
ii
Penulis menyadari bahwa Laporan Studi Kasus ini jauh dari
tanggapan dan kritikan serta saran yang bersifat membangun dari semua
bermanfaat bagi kita semua, semoga Allah SWT memberikan rahmat dan
Penulis
iii9
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................vii
DAFTAR TABEL........................................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang.................................................................................................1
1. 2 Tujuan
1. 2. 1 Tujuan Umum...................................................................................4
1. 2. 2 Tujuan Khusus..................................................................................4
1.3 Manfaat
1. 3. 1 Bagi Penulis………………………………….………… 5
10iv
BAB II TINJAUAN TEORITIS
2. 1 Konsep Dasar
2. 1. 1 Pengertian...........................................................................................18
2. 1. 2 Anatomi Fisiologi............................................................................19
2. 1. 3 Etiologi................................................................................................27
2. 1. 4 Manifestasi Klinis............................................................................28
2. 1. 5 Klasifikasi………………………………………………. 30
2. 1. 6 Patofisiologi.......................................................................................30
2. 1. 7 Pemeriksaan Penunjang.................................................................33
2. 1. 8 Penatalaksanaan
a. Keperawatan.................................................................................33
b. Medis..............................................................................................36
2.1.9 Komplikasi.........................................................................................38
2. 3. 1 Pengkajian........................................................................................38
2. 3. 2 Diagnosa Keperawatan.................................................................44
2. 3. 3 Intervensi..........................................................................................45
11v
2.3.4 Implementasi..................................................................... 57
2.3.5 Evaluasi............................................................................. 57
3.1 Pengkajian.................................................................................... 58
3.3 Intervensi..................................................................................... 73
3.4 Implementasi............................................................................... 78
BAB IV PEMBAHASAN
4. 1 Pengkajian..................................................................................... 103
4. 2 Diagnosa........................................................................................ 108
4. 3 Intervensi....................................................................................... 111
4. 4 Implementasi................................................................................. 114
BAB V PENUTUP
5. 1 Kesimpulan................................................................................... 120
5. 2 Saran.............................................................................................. 122
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi12
DAFTAR GAMBAR
Halaman
vii
13
DAFTAR TABEL
Halaman
14viii
DAFTAR LAMPIRAN
15ix
BAB I
PENDAHULUAN
dunia. Penyebaran penyakit DBD semakin besar ketika musim hujan atau
Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2008 jumlah Incident Rate (IR)
59,02 per 100.000 penduduk dengan Case Fatality Rate (CFR) 0,86%.
Sedangkan di tahun 2009 jumlah Incident Rate (IR) 68,22 per 100.000
penduduk dengan Case Fatality Rate (CFR) 0,89%. Dan pada tahun 2010
jumlah Incident Rate (IR) 65,70 per 100.000 penduduk dengan Case Fatality
1
Faktor kepadatan penduduk memicu tingginya kasus Dengue Hemorhagic
manusia mulai dari kaleng bekas, ban bekas hingga bak mandi. Karena itu,
pada tahun 2009 mencapai sekitar 150 ribu. Angka ini cendrung stabil pada
banyak berubah dari 0,89%. Pada tahun 2009 menjadi 0,87% pada tahun
2010. Berarti ada sekitar 1.420 korban tewas akibat Demam Berdarah
Dengue pada 2009 dan sekitar 1.317 korban tewas pada tahun 2010.
( pramudiarja, 2011 )
dilaporkan pada tahun 2014 angka kejadian DBD yaitu 666 kasus dan
meningkat pada tahun 2015 yaitu 830 kasus DBD (Dinkes Sumbar, 2016)
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Padang penduduk Kota Padang
Demam Berdarah Dengue (DBD) sebanyak 930 kasus pada tahun 2016. Dari
berdarah dengue (DBD) adalah kecamatan Kuranji dengan 168 ditahun 2015
dan 201 di tahun 2016 kasus dan kejadian terendah adalah kecamatan Bungus
dengan 11 kasus ditahun 2015 dan 20 kasus ditahun 2016 (Dinas Kesehatan
2
Kota Padang, 2016). Jika ditinjau dari data ke- 3 puskesmas yang ada di
penyakit DBD yaitu tahun 2016 sebanyak 104 kasus, dimana tahun
dimana sebelumnya tahun 2015 yaitu 42 kasus, tahun 2015 adalah angka
sepsis.
Anak RSUD Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2017 jumlah kasus Dengue
kasus sebanyak 18 kasus dan pada tahun 2019 dari januari sampai april
efek yang lebih lanjut. Banyak sekali efek buruk yang terjadi pada penyakit
DHF, oleh karena itu penting sekali perawat dalam memberikan informasi
tentang DHF. Selain itu peran perawat adalah sebagai advokat pasien
Dan juga sebagai sebagai fasilitator, peran ini dilakukan karena perawat
bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi
3
keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam
DHF, sehingga penulis tertarik membuat karya tulis ilmiah dengan judul “
1.2 Tujuan
Dr Achmad Mochtar .
Fever (DHF) .
Fever (DHF) .
4
d. Mampu menyusun intervensi keperawatan terhadap asuhan
(DHF) .
Fever (DHF)
( DHF).
Dengan membuat Karya Tulis Ilmiah atau Laporan studi Kasus dapat
keperawatan pada anak DHF. Dan sebagai bekal ilmu bagi penulis
dengan DHF.
6
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2. 1 Konsep Dasar
a. Atraumatic Care
orang tua.
Debbi, 2013).
keluarga
7
Perpisahan dari keluarga berdampak pada anak akan
(dampak psikologis)
8
anak sangat tidak dianjurkan karna akan memperberat
kondsi anak.
penymbuhan.
9
2) Tujuan Family Center Care
10
bayi, anak-anak, remaja dan keluarga kedalam sistem
fleksibel.
keprawatan.
b) Berbagi informasi
c) Partisipasi
d) Kolaborasi
11
dan pasien dlam pengambilan kebijakaan dan
2.2 Konsep Dasar Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Anak umur 13-18
tahun
dan otak. Sebagai contoh, hsil dri pertumbuhann otak adalah anak
bntuk ukran bdan, prubahan otot, tlang, kulit, raambut dan kelenjar.
12
Perkembangan manusiaberjalan scara progresiff, sistmatis dan
2018).
Heriditeratau Gnetik
13
atau tidk ptensi yng sdah adaa dalm dri mnusia trsebut ssuai dngan
yaitu:
kandungan)
hmil, fktor mkanis, tksin atau zat kmia, endkrin, rdiasi, infksi,
rdiasi.
tman sbaya, strss, seklah, cintaa ksih, dan iteraksi ank dngan
orng tuaa.
Anak yng lhir dan dbesarkan dlam lngkungan sttus ssial yng
14
dbandingkan dngan ana yng ahir dan dibsarkan dlam sttus
4) Faktor Nutrisi
5) Faktor Kesehatan
lngkungan.
15
d. Aktivitas sluruh tbuh dganti dngan rspon tbuh yng khass
olehsetiap organ.
Scara gris bsar mnurut Markum (1994) dalam Tari (2028) tmbuh
mmbaca.
bercintakasih.
16
kearah bwah bgian tbuh, Prximodistal yaituu perkembangann
(3-6 tahun).
17
Tanda-tanda remajaakhir :sikap kmbali kearahh psitif dngan
penganutnya.
2. 3. 1 Pengertian
18
rejatan dngue) sbagai kibat dri kbocoran plsma yng dpat
2. 3. 2 Anatomi Fisiologi
a. Pembuluh Darah
1. Arteri
19
hnya untuk tunika intima. Sedangkan umtuk lapisan lainnya
vasavasorum.
2. Vena
3. Kapiler
jringan antarsel.
b. Darah
20
Gambar 2.4 Anatomi Darah (Syaifudin 2011)
keseluruh tbuh.
21
pelepasannya dalam upaya homeostasis suhu (termoregulasi).
1. Sel-sel darah :
a. Eritrosiit
22
menglah bilirubin yang tiba-tiba banyak jumlahnya.
3
Jumlah normal eritrost pada laki-laki 5,5 juta sel/mm ,
3
pada permpuan 4,8 juta sel/mm . Di dalam sel eritrosit
b. Leukosit
3
leukosit 5.000-9.000 /mm . Bila jumlanya berkurang
23
disebut leukopenia. Jika tubuh tidak membuat lekosit
c. Trombosit
3
Jumlah trombosit 150.000-450.000/mm , fungsinya
24
efek vassokontriksi pembuluh darah, sehingga aliran
darah.
2. Plasma
Air : 91-92%
Protein plasma :
dibentuk di hepar).
o Fibrinogen
o Protrombin.
25
Unsur-unsur pokok organik : urea, asam urat, kreatinin,
jaringan.
pembekuan darah.
2.3.3 Etiologi
disebabkan oleh :
a. Virus Dengue.
tipe yaitu virs dengue tipe 1,2,3 dan 4 keempat tipe virus dengue
26
yang bersal dari sel – sel mamalia misalnya sel BHK (Babby
Albopictuus.
b. Vektor.
1) Demam.
2) Perdarahan.
dan 3 dari demam dan umumnya terjadi pada kulit dan dapat
27
berupa uji torniguet yang positif mudah terjadi perdarahan pada
hebat.
3) Anoreksia
4) Mual muntah
6) Nyeri kepala
9) Hepatomegali.
meskipun pada anak yang kurng gizi hati juga sudah. Bila terjadi
kulit lembab, dingin pada ujung hidung, jari tangan, jari kaki srta
28
sianosis disekitar mulut. Bila syok terjadi pada masa demam
2.3.5 Klasifikasi
Derajat I
perdarahan(ujitourniquiet positif).
Derajat II
perdarhan lain.
Derajat III
Derajat IV
Rnjatan berat dengan nadi tak terba dan tekanan darah yang tidak
dapat diukur
a. Patofisiologi
29
otot, pegal seluruh tubuh, timbulny ruam dan kelainan yang
30
PATHWAY DHF ( Sumber : Huda dan Kusuma 2015 )
Resiko syok
Agregasi trombosit Kerusakan endetol
hipovolemik
pembuluh darah
Trombositopeni
Merangsan & renjatan hipovolemik
mengaktivasi faktor dan hipocensi
Kebocoran plasma
DIC
z Resiko syok
Kekurangan volume Ke extravaskuler
(hipovolemik)
cairan
Mual, muntah
Ketidakefektifan pola
napas Penekanan intra abdomen
Ketidakseimbangan nutrisi
dari kebutuhan tubuh
nyeri
31
2.3.7 Pemeriksaan Penunjang
a) Darah
Trombosit menurun
Hb Meningkat lebih 20 %
Ht Meningkat Lebih 20 %
Na dan Cl rendah
b) Rontgen thorax
a. Keperawatan
32
permintaan dokter setiap 4 jam. Perhatikan apakah pasien
kencing / tidak.
lambung.
33
pengobatannya dengan pemberian antipiretika dan anti
Kontrol TD dan nadi harus lebih sering dan dicatat secara baik
34
b.Medis
suportif
pasien dehidrasi dan harus. Pada pasien ini perlu diberi banyak
teh manis, sirup, susu, dan bila mau lebih baik oralit. Cara
35
2) Hematokrit yang cenderung meningkat.
setiap hari mlai hari ke-3 sakit sampai demam telah turun 1
36
Venous Pressure (CVP) untuk mengukur tekanan vena sentral
pemberian darah.
2.3.9 Komplikasi
a. Gagal ginjal.
b. Efusi pleura.
c. Hepatomegali.
d. Gagal jantung
2.4.1 Pengkajian
1. Identitas Pasien
orang tua.
37
2. Keluhan Utama
panas terjadi antara hari ke-3 sampai ke-7, dan anak semakin
otot dan persendian, nyeri ulu hati dan pergerakan bola mata terasa
Penyakit apa saja yang pernah diderita pada DHF, anak bisa
6. Riwayat imunisasi
38
keluhan mual, muntah, dan nafsu makan menurun. Apabila kondisi
8. Kondisi lingkungan
baju di kamar).
9. Pola kebiasaan
terjadi hematuria.
39
f. Perilaku dan tanggapan bila ada keluarga yang sakit serta upaya
secara umum:
(diatas 37,5oC)
40
4) Mata Konjungtiva anemis
7) Mulut
hyperemia pharing.
mengalami pembesaran
9) Dada / thorak
pada paru
dan IV.
10) Abdomen
41
11) Sistem integument
13) Ekstremitas
Akral dingin, serta terjadi nyeri otot, sendi serta tulang. Pada
kuku sianosis/tida
rendah.
42
SGOT / SGPT mungkin meningkat.
kering
43
2.4.3 INTERVENSI ( RENCANA KEPERAWATAN )
Tabel 2.1 Intervensi Keperawatan
44
isotonis ( misalnya : NaCl, RL )
- Kolaborasi pemberian cairan IV
hipotonis ( missal : glukosa 2,5%,
NaCl 0,4% )
- Kolaborasi pemberian cairan
koloid ( miosal : albumin,
plasmanate )
- Kolaborasi pemberian produk
darah
Pemantauan
cairan Observasi :
- Monitor status hidrasi ( mis.
Frekuensi nadi, kekuatan nadi,
akral, pengisian kapiler,
kelembaban mukosa, turgor kulit,
tekanan darah )
- Monitor berat badan
- Monitorhasilpemeriksaan
laboratorium ( mis. MAP, CVP,
PAP, PCWP jika tersedia )
Terapeutik :
- Catat intake-output dan hitung
balans cairan 24 jam
- Berikan asupan cairan, sesuai
45
kebutuhan
- Berikan cairan intravena, jika
perlu
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian diuretik,
jika perlu
2. Defisit Nutrisi berhubungan dengan Setelah dilakuan tindakan Manajemen nutrisi
psikologis(keengganan untuk keperawatan 1 x 24 jam diharapkan Observasi :
makan) makanan ditandai dengan ketidakseimbangan nutrisi kurang - Identifikasi status nutrisi
berat badan menurun dari kebutuhan tubuh terpenuhi. - Identifikasi alergi dan intoleransi
Kriteria Hasil : makanan
Status Nutrisi - Identifikasi makanan yang disukai
Porsi makanan yang dihabiskan - Identifikasi kebutuhan kalori dan
sedang jenis nutrient
Frekuensi makan - Identifikasi perlunya penggunaan
Nafsu makan cukup membaik selang nasogastric
Mermban mukosa sedang - Monitor asupan makanan
- Monitor berat badan
- Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium
Terapeutik :
- Lakukan oral hygiene, jika perlu
- Fasilitasi menentukan pedoman
dier ( mis. Piramida makanan )
46
- Sajikan makanan secara menarik
dan suhu yang sesuai
- Berikan makanan tinggi serat
untuk menjegah konstipasi
- Berikan makanan tinggi kalori dan
tinggi protein
- Berikan suplemen makanan, jika
perlu
- Hentikan pemberian makan
melalui selang nasogatrik jika
asupan oral dapat ditoleransi
- Berikan makanan tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
Edukasi :
- Anjurkan posisi duduk jika
mampu
- Anjurkan diet yang
diprogramkan Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan ( mis. Pereda
nyeri, antiemetic ), jika perlu
- kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan
jenis nutrien yang dibutuhkan
47
Pemantauan nutrisi
Observasi :
- Identifikasi factor yang
mempengaruhi asupan gizi ( mis.
Pengetahuan,ketersediaan
makanan, agama/kepercayaan,
budaya, mengunyah tidak adekuat,
gangguan menelan, penggunaan
obat-obatan atau pascaoperasi )
- Identikasi perubahan berat badan
- Identifikasi kelainan pada kulit
- Identintifikasi kelainan eliminas
( mis. Kering, tipis, kasar, dan
mudah patah )
- Identifikasi pola makan ( mis.
Kesukaan/ketidaksukaan makanan,
konsumsi makanan cepat saji,
makan terburu-buru )
- Identifikasi kelainan pada kuku
( mis. Diare, darah, lender, dan
eliminasi yang tidak teratur )
- Identifikasi kemampuan menelan (
mis. Fungsi motoric wajah, reflex
menelan, dan reflex gag )
48
- Identifikasi kelainan rongga mulut
( mis. Peradangan, gusi berdarah,
bibir kering dan retak, luka )
- Identifikasi kelainan eliminasi
( mis. Diare, darah, lender. Dan
eliminasi yang tidak teratur )
- Monitor mual dan muntah
- Monitor asupan oral
- Monitor warna konjungtiva
- Monitor hasil laboratorium ( mis.
Kadar kolestrol, albumin serum,
transferrin, kreatinin, hemoglobin,
hematocrit, dan elektrolit darah )
Terapeutik :
- Timbang berat badan
- Ukur antropometrik komposisi
tubuh ( mis. Indeks massa tubuh,
pengukuran pinggang, dan ukuran
lipatan kulit )
- Hitung perubahan berat badan
- Atur interval waktu pemantauan
sesuai dengan kondisi pasien
- Dokumentasi hasil pemantauan
Edukasi :
49
- Jelaskan tujuan prosedur
pemantauan
- Informasikan hasil pemantauan,
jika perlu
3. Defisit Pengetahuan berhubungan Setelah dilakukan tindakan Edukasi Kesehatan
dengan gangguan fungsi kognitif keperawatan 1 x 24 jam diharapkan Observasi :
ditandai dengan kurang informasi deficit pengetahuan meningkat. - Identifikasi kesiapan dan
Kriteria Hasil : kemampuan menerima informasi
Tingkat Pengetahuan - Identifikasi faktor-faktor yang
Kemampuan menjelaskan dapay meningkatkan dan
pengetahuan tentang suatu menurunkan motivasi perilaku
topik meningkat hidup bersih dan sehat
Pertanyaan tentang masal;ah Terapeutik :
yang dihadapi meningkat - Sediakan materi dan media
pendidikan kesehatan
- Jadwalkan pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk
bertanya
Edukasi :
- Jelaskan factor risiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan
- Ajarkan perilaku hidup bersih dan
sehat
50
- Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat
4. Resiko Perdarahan berhubungan Setelah dilakukan tindakan Pencegahan Perdarahan
dengan gangguaan koagulasi keperawatan 1 x 24 jam diharapkan Observasi :
(penurunan trombosit) ditandai tingkat perdarahan menurun . - Monitor tanda dan gejala
dengan trombositopenia Kriteria Hasil : perdarahan
Tingkat Perdarahan - Monitor nilai hematocrit /
Kelembapan membran hemoglobin sebelum dan sesudah
mukosa kehilangan darah
Suhu tubuh meningkat - Monitor tanda dan gejala ortostatik
Hematokrit membaik - Monitor koagulasi ( mis.
Prothrombin time (PT), Partial
thromboplastin time (PTT),
fibrinogen, deradasi fibrin
dan/atau platelet )
Terapeutik :
- Pertahankan bedrest selama
perdarahan
- Batasi tindakan invasive, jika perlu
- Gunakan kasur pencegah
decubitus
- Hindari pengukuran suhu rektal
51
Edukasi :
- Jelaskan tanda dan gejala
perdarahan
- Anjurkan menggunakan kaus kaki
saat ambulasi
- Anjurkan meningkatkan asupan
untuk menghindari konstipasi
- Anjurkan menghindari aspirin atau
antikoagulan
- Anjurkan meningkatkan asupan
makanan dan vitamin K
- Anjurkan segera melapor jika
terjadi perdarahan
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian obat
pengontrol perdarahan, jika perlu
- Kolaborasi pemberian produk
darah, jika perlu
- Kolaborasi pemberian pelunak
tinja
5. Hipertermi berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Hipertermia
proses infeksi virus dengue keperawatan 1 x 24 jam diharapkan Observasi :
hipertermi membaik. - Identifikasi penyebab hipertemia (
Kriteria Hasil : mis. Dehidrasi, terpapar
52
Termoregulasi lingkungan panas, penggunaan
Menggigil incubator )
Kulit merah - Monitor suhu tubuh
Kejang - Monitor kadar elektrolit
Pucat - Monitor haluan urine
Suhu tubuh - Monitorkomplikasiakibat
Tekanan darah hipertermia
Terapeutik :
- Sediakan lingkungan yang dingin
- Longgarkan atau lepaskan pakaian
- Basahi dan kipasi permukaan
tubuh
- Berikan cairan oral
- Ganti linen setiap hari atau lebih
sering jika mengalami
hyperhidrosis ( keringat berlebihan
)
- Lakukan pendinginan eksternal
( mis. Seliput hipotermia atau
kompres dingin di dahi, leher,
dada, abdomen, aksila )
- Hindari pemberian antipiretik atau
aspirin
- Berikan oksigen jika perlu
53
Edukasi :
- Anjurkan tiring baring
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian cairan
elektrolit intravena, jika perlu
6. Intoleransi aktivitas berhubungan Setelah dilakukan tindakan Manajemen energi
dengan kelemahan fisik keperawatan 1 x 24 jam diharapkan Observasi :
intoleransi aktivitas meningkat. - Identifikasi gangguan fungsi tubuh
Kriteria Hasil yang mengakibatkan kelelahan
Toleransi aktivitas - Monitor kelelahan fisik dan
Frekuensi nadi emosional
Kemudahan dalam - Monitor pola dan jam tidur
melakukan aktivitas sehari- - Monitor lokasi dan
hari ketidaknyamanan selama
melakukan aktivitas
Terapeutik :
- Sediakan lingkungan nyaman dan
rendah stimulus ( mis. Cahaya,
suara, kunjungan )
- Lakukan latihan rentang gerak
pasif atau aktif
- Berikan aktivitas distraksi yang
menenangkan
- Fasilitasi duduk di sisi tempay
54
tidur, jika tidak dapat berpindah
atau berjalan
Edukasi :
- Anjurkan tirah baring
- Anjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap
- Anjurkan menghubungi perawatb
jika tanda dan gejala kelelahan
tidak berkurang
- Ajarkan strategi koping untuk
mengurangi kelelahan
Kolaborasi :
- Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan asupan
makanan
55
2.4.4 Implementasi Keperawatan
2.4.5 Evaluasi
jenis yaitu :
56
BAB III
TINJAUAN KASUS
3. 1 Pengkajian
Reg : 522707
Nama : An.D
2006
Kecamatan Palupuah,
Kabupaten Agam.
Agama : Islam
57
Biaya Ditanggung Oleh : BPJS
3. 1. 2 Alasan Masuk
buang air besar tidak ada sejak hari minggu sebelum masuk
58
GENOGRAM
Keterangan :
1. Laki – Laki
2. Perempuan :
3. Klien :
4. Meinggal :
5. Serumah :
1) Prenatal
59
2) Natal
3) Post Natal
3. 1. 7Riwayat Sosial
dengan klien
klien.
60
3. 1. 8Kebutuhan Dasar
nenas.
2) Pola Tidur
3) Mandi
4) Aktivitas Bermain
5) Eliminasi
GCS : E4M6V5 = 15
BB / TB : 45 Kg / 130 Cm
61
Tanda Vital : TD : 100/70 mmHg
N : 64 x/m
P: 20 x/m
S : 36,5 ˚C
1) Kepala
Rambut
kutu
kepala
Mata
Telinga
Hidung
62
2) Leher
3) Thorak
Paru – Paru
P : Sonor
Jantung
palpitasi
4) Abdomen
63
P : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada oedem atau masa,
P : Tympani
5) Punggung : tidak ada lesi, tidak ada bekas operasi, tidak ada
6) Esktremitas
55555555
55555555
7) Genetalia
8) Integument
2) Motorik Halus
64
3) Motorik Kasar
bermain aktif saat sehat dan tidak ada kendala saat berjalan
dan bermain.
dengan baik.
3. 1. 11 Data Penunjang
Laboratorium
09.51 wib
65
Laboratorium tanggal 21 Juni 2019 jam 16.57 WIB
Tabel 3.2
Tabel 3.3
66
Laboratorium tanggal 23 Juni 2019
Tabel 3.4
3. 1. 12 Data Pengobatan
b.Infus RL 30 tts/menit
3. 1. 13 Data Fokus
a. Data Subjektif
penyakitnya
anaknya
67
11) Klien mengatakan
tangan ( + )
TD : 100/70 P : 24 x/m
N : 64 x/m S: 36,5 ˚C
- Input : 1170 cc
diberikan
68
ANALISA DATA
Tabel 3.5
2. DS : Defisit Psikologis
- Ibu klien mengatakan nafsu Nutrisi (keengganan
makan klien berkurang. untuk makan)
- Klien mengatakan pusing saat
berdiri dan duduk
- Ibu klien mengatakan klien
69
tadi siang muntah
- Ibu klien mengatakan klien
sudah 3 hari tidak BAB
DO :
- Klien tampak tidak nafsu
makan
- Klien hanya menghabiskan 3
sendok dari porsi yang
diberikan
- Mukosa bibir klien tampak
pucat
- TD : 100/70 mmHg
N : 64 x/m
P : 24 x/m
S : 36,5 °C
BB : 38 Kg TB : 1 cm
IMT : BB / TB²
38 / (144)² = 18,3
3. DS : Defisit Gangguan fungsi
- Ibu klien mengatakan kurang Pengetahuan kognitif
pengatuhuan tengtang
penyakitnya
- Ibu tampak mengatakan
kurang informasi tentang
penyakit anaknya
DO :
- Ibu klien tampak bingung
- Ibu klien tampak sering
bertanya tentang penyakit
anaknya
DS : Resiko Gangguan
- Ibu klien mengatakan Perdarahan Koagulasi
70
trombosit klien menurun (penurunsn
- Pasien mengatakan lemas trombosit)
DO :
kering
71
3.3 INTERVENSI ( RENCANA KEPERAWATAN )
Tabel 3.6 Intervensi Keperawatan
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI
1. Hipovolemia berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan Manajemen hipovolemia
Peningkatan permeabilitas kapiler keperawatan 3 x 24 jam diharapkan Observasi :
ditandai dengan mukosa bibir hipovolemia membaik. - Periksa tanda dan gejala
kering Kriteria Hasil : hipovolemik ( tekanan darah
Status Cairan menurun, membrane mukosa
Turgor kulit kering, hematocrit meningkat )
Perasaan lemah - Monitor intake dan output cairan
Intake cairan membaik Terapeutik :
Suhu tubuh - Berikan asupan cairan oral
Edukasi :
- Anjurkan memperbanyak asupan
cairan oral
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian cairan IV
isotonis ( misalnya : RL )
72
Pemantauan cairan
Observasi :
- Monitor berat badan
- Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium
Terapeutik :
- Berikan cairan intravena
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian diuretik
2. Defisit Nutrisi berhubungan Setelah dilakuan tindakan Manajemen nutrisi
dengan psikologis (keengganan keperawatan 3 x 24 jam diharapkan Observasi :
untuk makan) ditandai dengan berat ketidakseimbangan nutrisi kurang - Identifikasi alergi
badan menurun dari kebutuhan tubuh terpenuhi. - Identifikasi makanan yang disukai
Kriteria Hasil : Terapeutik :
Status Nutrisi - Berikan makanan tinggi serat
Porsi makanan yang dihabiskan untuk mencegah konstipasi
sedang Edukasi :
Frekuensi makan - Anjurkan posisi duduk jika
mampu
73
Nafsu makan cukup membaik Kolaborasi :
Mermban mukosa sedang - kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan
jenis nutrien yang dibutuhkan
Pemantauan nutrisi
Observasi :
- Identifikasi kelainan pada kulit
- Identintifikasi kelainan eliminasi
- Monitor mual dan muntah
Terapeutik :
- Timbang berat badan
Edukasi :
- Jelaskan tujuan prosedur
pemantauan
Kolaborasi :
- Kolaborasi dengan ahli gizi
74
dengan kurang informasi deficit pengetahuan meningkat. - Identifikasi kesiapan dan
Kriteria Hasil : kemampuan menerima informasi
Tingkat Pengetahuan - Identifikasi faktor-faktor yang
- Kemampuan menjelaskan dapat meningkatkan dan
pengetahuan tentang suatu menurunkan motivasi perilaku
topik meningkat hidup bersih dan sehat
- Pertanyaan tentang masal;ah Terapeutik :
yang dihadapi meningkat - Sediakan materi dan media
pendidikan kesehatan
- Berikan kesempatan bertanya
Edukasi :
- Jelaskan faktor risiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan
- Ajarkan perilaku hidup sehat
75
Kelembapan membran - Monitor nilai hematokrit /
mukosa hemoglobin sebelum dan sesudah
Suhu tubuh meningkat kehilangan darah
Hematokrit membaik Terapeutik :
- Pertahankan bedrest
selama perdarahan
Edukasi :
- Jelaskan tanda dan gejala
perdarahan
- Anjurkan meningkatkan asupan
untuk menghindari konstipasi
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian obat
pengontrol perdarahan, jika perlu
76
3.4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Tabel 3.7 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
NO HARI / TANGGAL DIAGNOSA JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
1. Jumat / 21 Juni 2019 Hipovolemia 08.00 Memanajemen hypovolemia Jam : 13.00
berhubungan Observasi : S:
dengan Ibu klien mengatakan klien kurang
1. Memperiksa tanda dan
Peningkatan minum
gejala hipovolemik (
permeabilitas Ibu klien mengatakan klien letih
tekanan darah 100/70
kapiler ditandai Ibu klien mengatakan klien tadi
mmHg, membran mukosa
dengan mukosa siang muntah
bibir klien kering, bibir
bibir kering
pecah-pecah, lidah klien Ibu klien mengatakan suhu tubuh
putih,hematocrit klien turun naik
meningkat, dari hasil O :
laboratorium klien Klien tampak letih
hematokrit klien tidak Klien tampak ada bintik-bintik
meningkat 41.2 [%] ) merah di tangan klien, Pteke
2. Memonitor intake dan pada tangan ( + )
output cairan TD : 100/70 P : 24 x/m
77
Intake: 1170 cc N : 64 x/m S: 36,5 ˚C
Output : urine : 1300 cc Intake : 1170 cc
Output : urine : 1300 cc
T:
IWL : 38 x 10 x 7 / 2 jam =
3. Memberikan asupan cairan
110,8 cc
oral, sebanyak 4 gelas dari
Balance Cairan : - 20,8 cc
jam 08.00-14.00, 1200 cc
A : Hipovolekimi
E:
P : Intervensi dilanjutkan
4. Menganjurkan
Memanajemen hipovolemia no
memperbanyak asupan
1,2,3, dan 5
cairan oral, dengan cara
Memantau cairan no 2,3 dan 4
memberi tahu kepada
keluarga atau klien untuk
memperbanyak minum
sesuai kebutuhan tubuh
sekitar 2400 cc / 24 jam
K:
5. Memantau pemberian
cairan IV isotonis ( RL 30
78
tts/m )
Memantauan
cairan Observasi :
1. Memonitor berat badan
(BB sebelum sakit 45 Kg)
2. Memonitor hasil
pemeriksaan laboratorium (
hematokrit 41.2 [%] )
79
klien. Klien urine nya
lancar tidak memakai
kateter.
80
TD : 100/70 mmHg
Terapeutik : N : 64 x/m
3. Memberikan makanan P : 24 x/m
tinggi serat untuk S : 36,5 ˚C
mencegah konstipasi ( BB : 38 Kg TB : 1 cm
pepaya ) IMT : BB / TB²
Edukasi : 38 / (1)² = 18,3
81
Memantau nutrisi
Obdervasi :
1. Mengidentifikasi kelainan
pada kulit, ( pada kulit
klien terdapat bintik-bintik
merah di tangan klien ).
2. Mengidentintifikasi
kelainan eliminasi, BAK
klien lancar, sedangkan
BAB klien susah
3. Memonitor mual dan
muntah ( klien merasakan
mual dan muntah )
Terapeutik :
4. Menimbang berat badan,
berat badan klien 42 kg
Edukasi :
5. Menjelaskan tujuan
82
prosedur pemantauan (ibu
tujuan pemantauan nutrisi
agar nutrisi klien
terpenuhi)
83
Yang dapat menurunkan S :36,5˚
motivasi prilaku hidup A : Masalah defisit Pengetahuan belum
bersih dan sehat yaitu teratasi
kurangnya partisipasi P : Intervensi dilanjutkan
keluarga dalam Edukasi Kesehatan
membersihkan lingkungan
rungan dan keluarga tidak
mengajarkan hidup bersih
dan sehat kepada anak )
Terapeutik :
2. Memberikan kesempatan
bertanya ( keluarga klien
menanyakan bagaimana
cara menaikan trombosit
anaknya yang turun )
Edukasi :
84
dapat mempengaruhi
kesehatatan yaitu
lingkungan, bak mandi,
genangan air jernih banyak
jentik-jentik nyamuk yang
mengakinatkan demam
berdarah )
4. Mengajarkan perilaku
hidup sehat ( mengajarkan
cara cuci tangan yang
benar, dan membuang
sampah pada tempatnya )
85
trombosit) menerus) Trombosit klien 19* [10^3/uL]
ditandai dengan 2. Memonitor nilai hematokrit Pasien tampak lemah
trombositopenia 2.95 [10^3/uL] A : Resiko Perdarahan
Terapeutik : P : Intervensi dilanjutkan
3. Mempertahankan bedrest Mencegahan perdarahan 1, 2, 3
selama perdarahan dan
Edukasi :
4. Menjelaskan tanda dan
gejala perdarahan ( tanda
gejala perdarahan yaitu
mimisan, mual muntah,
feses berwarna hitam,
kesemutan ditangan atau
kaki )
5. Menganjurkan
meningkatkan asupan
untuk menghindari
konstipasi ( banyak
mengkonsumsi pepeaya
86
agar tidak terjadi konstipasi
)
Kolaborasi :
6. Melakukan Kolaborasi
pemberian obat pengontrol
perdarahan, jika perlu
(tidak ada diberikan obat)
87
meningkat, dari hasil klien masih turun naik
laboratorium klien O:
hematokrit klien tidak Klien tampak sudah segar
meningkat 42,4 [%] ) Bintik-bintik merah di
2. Memonitor intake dan tangan klien sudah berkuran
output cairan TD : 100/70 P : 30 x/m
Intake: oral : 1200 N : 83 x/m S : 35,0 ˚C
Output : urine : 100 cc Pteke pada tangan ( + )
Terapeutik : Input : 1200 cc Output :
3. Memberikan asupan cairan urine : 100 cc IWL : 38 x
oral, sebanyak 4 gelas dari 10 x 7 / 2 jam =
jam 08.00-14.00, 1200 cc 110,8 cc
Edukasi : Balance Cairan : - 310,8
4. Mengingatkan kembali A : Hipovolemik teratasi sebagian
kepada keluarga dan klien P : Intervensi dilanjutkan
untuk memperbanyak Memanajemen Hipovolekimia
minum sesuai kebutuhan no 1,2,3, dan 5
tubuh sekitar 2400 cc / 24
jam
88
Kolaborasi :
5. Memantau pemberian
cairan IV isotonis ( RL 30
tts/m )
Memantau cairan
Observasi :
1. Memonitor berat badan
( BB 38 Kg )
2. Memonitor hasil
pemeriksaan laboratorium (
hematokrit 42,4 [%] )
89
pemberian diuretic tidak
dilakukan, karena tidak
sesuai dengan kondisi
klien. Klien urine nya
lancar tidak memakai
kateter.
90
lemah. mulai membaik
Klien hanya menghabiskan ½
K:
dari porsi yang diberikan
5. Melakukan kolaborasi
Mukosa bibir klien tampak pucat
dengan ahli gizi untuk
TD : 100/70 mmHg
menentukan jumlah kalori
N : 84 x/m
dan jenis nutrien yang
P : 30 x/m
dibutuhkan
S :35˚C
Memantau nutrisi
A : Defisit nutrisi teratasi sebagian
O:
P : Intervensi dilanjutkan
1. Mengidentifikasi kelainan
Memanajemen Nutrisi
pada kulit, ( pada kulit
Pemantauan Tanda Vital
klien tbintik-bintik merah
di tangan klien sudah
berkurang ).
2. Mengidentintifikasi
kelainan eliminasi, BAK
klien lancar, sedangkan
BAB klien sudah ada 1
91
kali.
3. Memonitor mual dan
muntah ( klien sudah tidak
merasakan mual dan
muntah )
T:
4. Menimbang berat badan,
berat badan 45 kg
92
mencuci tangan setiap tentang penyakit anaknya
sebelum atau sesudah TD : 100/70 mmHg
melakukan aktivitas, N : 64 x/m
membersihkan rumah. P : 24 x/m
Yang dapat menurunkan S : 36,5 ˚C
motivasi prilaku hidup A : Defisit Pengetahuan teratasi
bersih dan sehat yaitu sebagian
kurangnya partisipasi P : Intervensi dilanjutkan
keluarga dalam Edukasi kesehatan
membersihkan lingkungan
rungan dan keluarga tidak
mengajarkan hidup bersih
dan sehat kepada anak )
Terapeutik :
2. Memberikan kesempatan
bertanya ( dan keluarga
klien menanyakan kenapa
trombosit anaknya masih
turun, bagaimana cara
93
mengatasinya )
Edukasi :
3. Menjelaskan kembali
faktor risiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan (
faktor yang dapat
mempengaruhi kesehatatan
yaitu lingkungan, bak
mandi, genangan air jernih
banyak jentik-jentik
nyamuk yang
mengakinatkan demam
berdarah )
4. Mengajarkan perilaku
hidup sehat ( mengajarkan
kembali cara cuci tangan
yang benar, dan membuang
sampah pada tempatnya )
94
Sabtu / 22 Juni 2019 Resiko 08.00 Mencegahan Perdarahan Jam 13.00
Perdarahan S:
Observasi :
berhubungan Ibu klien mengatakan trombosit
1. Memonitor tanda dan
dengan anaknya menurun
gejala perdarahan
gangguaan Pasien mengatakan lemah
(perdarahan pada hidung /
koagulasi O::
mimisan, muntah terus
(penurunan
menerus) Trombosit klien 12* [10^3/uL]
trombosit)
2. Memonitor nilai Pasien tampak lemah
ditandai dengan
hematokrit 2.95 [10^3/uL] A : Resiko Perdarahan
trombositopenia
Terapeutik : P : Intervensi dilanjutkan
3. Mempertahankan bedrest Mencegahan perdarahan 1 dan 2
selama perdarahan
Edukasi :
4. Menjelaskan tanda dan
gejala perdarahan ( tanda
gejala perdarahan yaitu
mimisan, mual muntah,
feses berwarna hitam,
95
kesemutan ditangan atau
kaki )
5. Menganjurkan
meningkatkan asupan untuk
menghindari konstipasi
( banyak mengkonsumsi
pepeaya agar tidak terjadi
konstipasi
)
6. Melakukan Kolaborasi
pemberian obat pengontrol
perdarahan, jika perlu (
tidak ada diberikan obat)
96
kapiler ditandai tekanan darah menurun merasa letih lagi
dengan mukosa 100/70 mmHg, membran Ibu klien mengatakan klien tidak
bibir kering mukosa bibir klien sudah ada muntah
lemab, bibir tidak pecah- Ibu klien mengatakan suhu tubuh
pecah, lidah klien putih, klien masih turun naik
hematokrit meningkat, dari O :
hasil laboratorium klien Klien tampak segar
hematokrit klien tidak Bintik-bintik merah di tangan
meningkat 40.4 [%] ) klien sudah tidak ada lagi
2. Memonitor intake dan TD : 110/80 P : 28 x/m
output cairan N : 70 x/m S: 35,5 ˚C
Intake: 1850 cc Input : 1850 cc
Output : urine : 1350 cc Output : urine : 1350 cc
Terapeutik : IWL : 38 x 10 x 7 / 2 jam =
3. Memberikan asupan cairan 110,8 cc
oral, sebanyak 4 gelas dari Balance Cairan : + 389,2
jam 08.00-14.00, 1200 cc A : Masalah Hipovolemik teratasi
Kolaborasi : P : Intervensi dihentikan
4. Memantaupemberian
97
cairan IV isotonis ( RL 30
tts/m )
Memantau cairan
Observasi :
1. Memonitor berat badan
( BB 45 Kg
2. Memonitor hasil
pemeriksaan laboratorium (
hematokrit 40.4 [%] )
98
(keengganan tinggi serat untuk Klien mengatakan tidak ada
untuk makan) mencegah konstipasi merasa pusing saat berdiri dan
ditandai dengan ( papaya, sayur bayam ) duduk
penurunan berat K: Ibu klien mengatakan klien
badan 6. Melakukan kolaborasi sudah ada BAB
dengan ahli gizi untuk O :
menentukan jumlah kalori Klien tampak
dan jenis nutrien yang menghabiskan makan nya
dibutuhkan Mukosa bibir klien tampak
Memantau nutrisi lembab
O: TD : 110/80 mmHg
1. Mengidentifikasi kelainan N : 70 x/m
pada kulit, ( pada kulit P : 28 x/m
klien tbintik-bintik merah S : 35,5 ˚C
di tangan klien sudah tidak A : defisit nutrisi teratasi
ada lagi ). P : Intervensi dihentikan
5. Mengidentintifikasi
kelainan eliminasi, BAK
klien lancar, sedangkan
99
BAB klien sudah mulai
lancar
6. Memonitor mual dan
muntah (klien sudah tidak
ada mual dan muntah lagi )
T:
7. Menimbang berat badan,
berat badan klien 45 kg
100
P : 28 x/m
S : 35,5 ˚C
A : defisit Pengetahuan teratasi
P : Intervensi dihentikan
101
BAB IV
PEMBAHASAN
Selama penulis melakukan asuhan keperawatan pada klien An.D dengan diagnosa
Dengue Hemorhagic Fever ( DHF ) Diruangan Rawat Inap Anak RSUD Dr.
Achmad Mochtar Bukittinggi pada tanggal 21 Juni 2019, maka disini akan terlihat
keadaan klien secara nyata. Dalam studi ini penulis tidak menemukan kesenjangan
atara tinjauan teori dan tinjauan kasus. Pembahasan ini dibuat sesuai dengan
implementasi, evaluasi.
4. 1 Pengkajian
hati dan pergerakan bola mata terasa pegal, serta adanya manifestasi
perdarahan pada kulit, melena atau hematesis. Hal ini sesuai dengan
klien, mual muntah, kepala terasa pusing. Hal ini terjadi karena klien
viremia seperti tanda dan gejala diatas. Pada penderita DHF terdapat
102
kerusakan yang umum pada system vaskuler yamg
pada DHF, anak bisa mengalami serangan ulangan DHF dengan tipe
virus yang lain.Hal ini sesuai dengan teori bahwa pada saat
pernah mengalami penyakit DHF pada umur 4 tahun yang lalu, dan
Menurut Suriadi dan Yuliana (2010), hal ini terjadi Karena penyakit
Menurut Nursalam (2008) pada anak DHF, Penyakit apa saja yang
banayak yang terkena penyakit DHF dan tidak ada keluarga lainnya
103
yang memiliki penyakit hipertensi, DM, jantung, dan penyakit
lainnya.
mual, muntah, dan nafsu makan menurun. Hal ini sesuai dengan hasil
dan status gizi klien kurang dengan IMT : 38 / (144)² = 18,3 . Hal ini
a. Kesadaran
104
tangannya. Hal ini terjadi karena tidak ada gangguan syok pada
pada ujung hidung, jari tangan, jari kaki serta sianosis disekitar
b. Head to toe
Kepala
kepala.
Mata
klien normal.
Telinga
105
Hal ini sesuai dengan hasil pengkajian didapatkan telinga
Hidung
Mulut
Tenggorakan
106
tidak. Hal ini sesuai dengan hasil pengkajian didapatkan
c. Pemeriksaan Penunjang
pada resiko masalah kesehatan atau proses kehidupan. Pada tinjauan teoritis
kekurangan intake cairan d/d mukosa bibir kering yaitu, saat dilakukan
pengkajian hari Jumat 21 Juni 2019, ibu klien mengatakan klien kurang
107
minum, klien mengatakan klien letih Ibu klien mengatakan klien tadi
siang muntah 2x, Ibu klien mengatakan suhu tubuh klien turun naik TD :
1170 cc, output : 1300cc, IWL : 110,8 cc, Balance Cairan : -240,8 cc.
Hal ini terjadi karena ada kebobocoran plasma darah yang mengeluarkan
air, ion, dan gula, dan klien mengalami kurang minum, dan kurangnya
d/d berat badan menurun, yaitu Ibu klien mengatakan nafsu makan klien
Kg. Menurut Suriadi & Yulisna (2010), hal ini terjadi karena virus
penurunan berat badan, dan status gizi klien kurang, ditandai dengan
kognitif d/d kurang informasi yaitu saat dilakukan pengkajian Ibu klien
108
mengatakan kurang pengatuhuan tentang penyakit anaknya, Ibu
tentang penyakit.
darah, jika terjadi kerusakan pada pembuluh darah maka trombosit akan
berkumpul dan menutup lubang yang bocor dengan cara saling melekat
(syaifuddin, 2011)
tidak sesuai pada saat pengkajian suhu tubuh klien tidak tinggi lagi,
suhu 36,5 ˚C, suhu tubuh klien masih turun naik dan Hb klien tidak
rendah.
109
keluarganya. Jadi penulis tidak ada mengangkat diagnosa ini
lakukan atas nama klien. Tindakan ini termasuk intervensi yang di prakarsai
oleh perawat, dokter, atau intervensi kolaboratif (Mc. Closky & Bulechek,
200)
prioritas masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada teori
dapat ditegakkan pada tinjauan kasus. Karena tindakan pada tinjauan kasus
terpenuhi.
110
4.3.2 Untuk diagnosa kedua
dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien
Hal ini sesuai dengan buku SIKI. Rencana akan dilakukan untuk
dan output adekuat, BB ideal, klien tidak lemas lagi (Hidayat, 2006).
111
meningkatkan kesehatan. Sehingga diharapkan keluarga tidak kurang
cepat disertai dengan tekanan nadi yang menurun (20 mmHg atau
klien.
112
4.4 Implementasi Keperawatan
oleh perawat maupun tenaga medis lain untuk membantu pasien dalam
2011).
rencana tersebut data bentuk nyata. Terlebih dahulu penulis menulis strategi
cairan oral, dengan cara memberi tahu kepada keluarga atau klien
113
kebutuhan tubuh sekitar 2400 cc / 24 jam, Memantau pemberian
dilakukan, karena tidak sesuai dengan kondisi klien. Klien urine nya
disukai klien. Makanan yang disukai klien ayam, ikan, nasi goring,
114
mual dan muntah ), Menimbang berat badan, berat badan klien 42 kg
115
yang dilakuka Mencegahan Perdarahan, Memonitor tanda dan gejala
4.5 Evaluasi
meliputi evaluasi hasil dan evaluasi proses. Pada kasus ini menunjukkan
pada kasus An.D yang dirawat diruang rawat inap anak RSUD Dr.Achmad
sebagai metode pemecahan masalah, hasil evaluasi akhir yaitu pada tanggal
116
20 – 22 Juni 2019 dari diagnosa keperawatan yang ditemukan dalam kasus,
lembab, bibir tidak pecah-pecah, lidah bersih, turgor kulit baik, klien
tubuh klien sangat penting untuk mengganti air dan ion yang keluar
Nainggolan, 2012).
4.5.2 Pada diagnosa kedua setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x24 jam
jadi: BB/(TB)² = 18,3 yang artinya status gizi klien masih kurang,
tinggi dan lebih variatif supaya anak tidak bosan (Ain, dkk, 2015)
4.5.3 Pada diagnosa ketiga setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x24 jam
117
mendapatkan informasi dan terpapar dengan pengetahuan apa yang
diberikan,
118
BAB V
PENUTUP
5. 1 Kesimpulan
kematian.
tubuh turun naik, ibu klien mengatakan klien buang air besar
119
5. 1. 3 Dari hasil Diagnosa keperawatan yang muncul dalam Asuhan
trombositopenia.
perdarahan.
120
5. 1. 6 Dari hasil evaluasi dilakukan, bahwa didapatkan masalah teratasi.
5. 2 Saran
121
5.2.2 Bagi Penulis
pada anak DHF. Dan dapat menjadi acuan bagi perawat dalam
lagi.
122
DAFTAR PUSTAKA
Adriana, D. 2013. Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain pada Anak. Jakarta :
Salemba Medika
Aini. Kasiati. Rahayu. Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Balita Yang dirawat Inap Di
Ambarwati, Fitri Respati dan Nita Nasution. 2012. Buku Pintar Asuhan
Medika.
Kemenkes RI. 2011. Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Jakarta:
https//id.scribe.com
MediAction.
Medika
123
Potter, P.A, Perry, A.G, 2015 Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep
https//repository.unei.ac.id
Sagung Seto
Suriadi, Yuliani Rita. (2010). Buku Pegangan Praktis Klinik Asuhan Keperawatan
Suriadi, dkk. 2010. Asuhan Keperawatan Pada Anak Edisi 2. Jakarta: CV Agung
Seto.
Susilaningrum, R. 2013. Asuhan Keperawatan Bayi dan anak untuk Perawat dan
Supartini, 2000. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak, EGC, Jakarta
124
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Identitas Penulis
Nama : Tika Genesha Putri
125
126
127
128
129
130