Anda di halaman 1dari 15

UNIVERSITAS INDONESIA

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS


DI PUSKESMAS CIGEUREUNG KOTA
TASIKMALAYA PROVINSI JAWA BARAT

Makalah
Disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen

Kordinator Mata Ajar : Rr.Tutik Sri Hariyati, SKp, MARS

Oleh :
RIDWAN KUSTIAWAN
NPM : 1006801020

PROGRAM MAGISTER ILMU KEPERAWATAN


KEKHUSUSAN KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS INDONESIA
2011
SISTEM INFORMASI KESEHATAN DI PUSKESMAS CIGEUREUNG
KOTA TASIKMALAYA PROVINSI JAWA BARAT

ABSTRAK
Rekam medis mempunyai pengertian yang sangat luas, tidak hanya sekedar
kegiatan pencatatan, akan tetapi mempunyai pengertian sebagai suatu sistem
penyelenggaraan rekam medis yaitu mulai pencatatan selama pasien mendapatkan
pelayanan medik, dilanjutkan dengan penanganan berkas rekam medis yang
meliputi penyelenggaraan penyimpanan serta pengeluaran berkas dari tempat
penyimpanan untuk melayani permintaan maupun peminjaman dari pasien atau
untuk keperluan lainnya. Rekam medis mempunyai dua bagian yang perlu
diperhatikan yaitu bagian pertama adalah tentang individu yaitu suatu informasi
tentang kondisi kesehatan dan penyakit pasien yang bersangkutan dan sering
disebut pateint record, bagian kedua adalah tentang manajemen merupakan suatu
informasi tentang pertanggungjawaban apakah dari segi manajemen maupun
keuangan dari kondisi kesehatan dan penyakit pasien yang bersangkutan. Rekam
medis di Puskesmas merupakan salah satu sumber data penting yang nantinya
akan diolah menjadi informasi. Pengisian rekam medis di Puskesmas Ciegeurung
Kota Tasikmalaya dimulai di Unit Pendaftaran dengan menggunakan
komputerisasi, selanjutnya pasien langsung menuju ke tempat dia mau diperiksa,
sementara identitas pasien sudah langsung terkirim ke semua ruangan di
Puskesmas. Oleh tenaga kesehatan, pasien tersebut dianamnesia dan diperiksa
serta kalau dibutuhkan dilakukan pemeriksaan penunjang. Akhirnya dilakukan
penegakkan diagnosa dan sesuai kebutuhan, pasien tersebut diberi obat atau
tindakan medis lainnya. Sehingga untuk rekam medik para perawat tinggal
melihat dari komputer berapa jumlah pasien, apa yang diberikan, apakah pasien
lama atau baru dan lain sebagainya.

Kata kunci: Rekam medis, sistem informasi kesehatan


BAB I

PENDAHULUAN

Salah satu upaya untuk mencapai Indonesia Sehat Tahun 2010 adalah
upaya untuk meningkatkan dan memelihara pelayanan kesehatan yang bermutu,
merata dan terjangkau. Untuk mendukung penyelenggaraan pelayanan kesehatan
tersebut, perlu dukungan tenaga kesehatan yang berkualitas dan profesional,
seperti tercantum dalam Undang-Undang RI No. 23 tahun 1992 tentang
Kesehatan, pasal 32 ayat 4 dinyatakan bahwa pelaksanaan pengobatan dan atau
perawatan berdasarkan ilmu kedokteran dan atau ilmu keperawatan, hanya dapat
dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang memiliki keahlian dan kewenangan.
Salah satu tenaga kesehatan yang menunjang terhadap keberhasilan pencapain
Indonesia Sehat tersebut adalah Perawat.
Untuk itu perawat sebagai bagian dari tenaga kesehatan secara menyeluruh
berkontribusi pada pelayanan kesehatan melalui praktik keperawatan. Praktik
keperawatan merupakan suatu tindakan keperawatan profesional yang dilandasi
oleh kaidah ilmu pengetahuan, kode etik dan etika keperawatan, yang merupakan
pedoman bagi perawat dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat,
sehingga dapat menjamin masyarakat mendapatkan pelayanan yang bertanggung
jawab dan etis.
Bentuk pelayanan yang bertanggung jawab dan etis tidak hanya
memberikan langsung pelayanan keperawatan ke pasien dalam bentuk
memberikan preventif, tindakan keperawatan maupun kuratif. Namun selain hal
tersebut ada hal yang termasuk salah satu indikator pelayanan yang bertanggung
jawab dan etis adalah dalam hal dokumentasi atau catatan pasien. Dalam
melaksanakan dokumentasi kepada pasien selain harus bertanggung jawab juga
sebagai bentuk untuk mengantisipasi tanggung gugat dari pasien.
Dewasa ini pencatatan dokumentasi atau rekam medik pasien banyak yang
sudah menggunakan alat bantu modern yaitu dengan menggunakan komputer.
Namun hal tersebut belum semua melaksanakannya, tentunya dengan berbagai
alasan. Baik karena dana yang belum mencukupi, sumber daya manusia yang
belum memadai dan lain sebagainya.

Penggunaan catatan pasien yang terkomputerisasi (computerized patient


records) yang berkembang pesat, membutuhkan bahasa yang baku dalam
menggambarkan masalah-masalah pasien. Diagnosis keperawatan melengkapi
kebutuhan tersebut dan membantu menetapkan lingkup praktik keperawatan,
dengan menggambarkan kondisi perawat yang dapat merawat secara mandiri.
Diagnosis keperawatan menyertakan pemikiran kritis dan pembuatan keputusan,
serta menyediakan istilah yang dipahami secara universal dan konsisten diantara
para perawat yang bekerja pada beragam tempat, termasuk rumah sakit, klinik
rawat jalan, fasilitas perawatan lain, fasilitas kesehatan okupasi, dan praktik
pribadi maupn swasta. (Doenges et al. 1999)

Penggunaan catatan komputerisasi ini sudah banyak di lakukan di Rumah


sakit-sakit besar baik swasta maupun pemerintah, namun ada juga sebagian kecil
beberapa puskesmas yang sudah menggunakan dokumentasi secara komputerisasi
salah satunya Puskesmas di kota Tasikmalaya Jawa Barat yaitu Puskesmas
Cigeureung. Puskesmas ini sudah mulai menggunakan komputerisasi dalam
melayani pasien, sehingga data pasien akan selalu tersimpan dalam komputer. Hal
ini merupakan inisiatif dari perorangan bukan perintah langsung dari Dinas
Kesehatan Kota Tasikmalaya. Sehingga semua operasionalnya dibebankan kepada
puskesmas tersebut.

Namun setelah berhasil dan semua puskesmas membandingkan hasil dan


kinerjanya, maka semua puskesmas mulai mau menggunakan komputer. Namun
tentunya karena ini hak paten puskesmas Cigeureung maka semua puskesmas
yang mau memakainya harus membeli hak peten tersebut. Sampai saaat ini dari
depalan puskesmas yang ada di dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, baru tiga
puskesmas yang sudah menggunakan kompuretisasi dalam memberikan
pelayanan pada masyarakat.
A. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Setelah menyusun makalah ini diharapkan penulis mampu mengalisis
system informasi : Sistem Informasi Manajemen di Puskesmas
Cigeureung Kota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

2. Tujuan khusus
a. Meningkatkan pemahaman tentang teknologi informatika di
Puskesmas.
b. Dapat memberikan masukan tentang penggunaan teknologi
informatika di puskesmas khususnya puskesmas Cigeureung
Tasikmalaya, terutama bagi perawat yang berdinas di tempat tersebut.

B. Sistematika Penulisan
Sistematikan penulitas makalah ini, terdiri atas :
Bab I : Pendahuluan, berisi : latar belakang, tujuan penulisan makalah, dan
sistematika penulisan
Bab II : Tinjauan teoretis Sistem Informasi Manajemen di Puskesmas
Bab III : Pembahasan
Bab IV : Kesimpulan dan saran
BAB II

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS

A. Sistem Informasi
1. Pengertian
Menurut Jogianto, sistem informasi didefinisikan sebagai suatu sistem di
dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan
transaksi harian, mendukung informasi yang bersifat manajerial dan
kegiatan strategi dari suatu organisasi, dan menyediakan pihak luar
tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.

2. Fungsi utama sistem informasi adalah untuk :


a. Mengambil sebagai input atau merupakan data capturing, artinya
perekaman data dari suatu peristiwa atau kejadian di dalam beberapa
formulir seperti bukti tindakan medis dan bukti pelayanan penunjang
(radiologi dan laboratorium).
b. Mengolah, mentransformasi, dan mengkonversi data menjadi informasi.
c. Mendistribusikan informasi (reporting / disseminating) kepada para
pemakai.

3. Sumber Daya Informasi


Sumber daya informasi dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu
perangkat keras komputer, perangkat lunak komputer, spesialis informasi,
pemakai, fasilitas, database, dan informasi. Ketika para manajer suatu
organisasi memutuskan untuk menggunakan informasi untuk mencapai
keunggulan kompetitif, mereka harus menyadari tiap elemen tersebut
sebagai sumber daya informasi.
4. Kualitas Informasi.
Kebutuhan informasi merupakan hal yang penting untuk
mendukung kegiatan manajemen dan sebagai dasar pengambilan
keputusan oleh pihak manajer, sehingga diperlukan suatu informasi yang
mempunyai kualitas.

B. Sistem Informasi Manajemen


Sistem Informasi Manajemen merupakan cara-cara mengelola
pekerjaan informasi dengan menggunakan pendekatan sistem yang
berdasarkan prinsip-prinsip manajemen. Pekerjaan informasi adalah
pekerjaan yang meliputi pengumpulan data, penyebaran data dengan
meneruskannya ke unit lain. Pada unit kerja yang baru informasi tersebut
dapat langsung digunakan, atau dapat juga dianggap data baru untuk diolah
lagi menjadi informasi sesuai keperluan unit bersangkutan. Dengan
beredarnya informasi dari unit satu ke unit lain maka terjadilah arus informasi
atau hubungan informasi antar unit.

Di bawah ini merupakan alur yang biasa dipakai pada manajemen puskesmas
ketika pasien datang melakukan kunjungan. Yaitu pasien masuk ke ruangan
pendaftaran kemudian ditanya identitas dan keluhannya, kemudian ditulis
dibuku pasien, selanjutnya pasien diberi selembar kertas atau kartu yang
kemudian dibawa ke ruangan pemeriksaan. Di ruangan pemeriksaan terapi
dituliskan kemudian ditandatangani oleh yang memberi tindakan dan pasien
di suruh ke ruaang obat untyuk mengambil obatnya sambil menyerahkan
kartunya. Setelah pasien pulang maka para perawat mengumpulkan dan
menghitung jumlah kartu dari pasien kemudian diklasifikasikan mana yang
penyakit menular, kesehatan ibu an anak dan lain sebagainya untuk
selanjutnya ditulis di buku buku laporan Puskesman.
Namun diagram yang dilakukan oleh puskesmas Cigeureung Kota Tasikmalaya
adalah mereka tidak lagi menggunakan kertas untuk dibawa pasien ke tiap bagian
karena data data semua pasien sudah masuk ke tiap ruangan yang akan dituju oleh
pasien seperti pada bagan berikut : identitas pasien sudah langsung ditulis di
komputer yang kemudian langsung dpat terkirimke semua ruangan yang akan
dilalui oleh pasien, sehingga ketiks pasien berada di ruang pemeriksaan , petugas
tidak menannyakan kembali hal yang sudah ada namun langsung melakukan
tindakan.

R. TBC

Pasien
Pasien pendaftaran
datang R. KIA

R. obat

R Lansia

R. BP umum
C. Pengertian Rekam Medis
Rekam medis adalah keterangan baik yang tertulis maupun terekam
tentang identitas, anamnesa, penentuan fisik, laboratorium, diagnosa segala
pelayanan dan tindakan medik yang diberikan kepada pasien dan pengobatan
baik yang dirawat inap, rawat jalan maupun yang mendapatkan pelayanan
gawat darurat. Rekam medis mempunyai pengertian yang sangat luas, tidak
hanya sekedar kegiatan atau pencatatan, akan tetapi mempunyai pengertian
sebagai suatu sistem penyelenggaraan rekam medis yaitu mulai pencatatan
selama pasien mendapatkan pelayanan medik, dilanjutkan dengan
penanganan berkas rekam medis yang meliputi penyelenggaraan
penyimpanan serta pengeluaran berkas dari tempat penyimpanan untuk
melayani permintaan maupun peminjaman dari pasien atau untuk keperluan
lainnya
Rekam medis mempunyai dua bagian yang perlu diperhatikan yaitu
bagian pertama adalah tentang individu yaitu suatu informasi tentang kondisi
kesehatan dan penyakit pasien yang bersangkutan dan sering disebut patient
record, bagian kedua adalah tentang manajemen yaitu suatu informasi tentang
pertanggungjawaban apakah dari segi manajemen maupun keuangan dari
kondisi kesehatan dan penyakit pasien yang bersangkutan.
Rekam medis juga merupakan kompilasi fakta tentang kondisi
kesehatan dan penyakit seorang pasien yang meliputi : data terdokumentasi
tentang keadaan sakit sekarang dan waktu lampau, pengobatan yang telah dan
akan dilakukan oleh tenaga kesehatan profesional secara tertulis. Secara
umum, informasi yang tercantum dalam rekam medis seorang pasien harus
meliputi yaitu Siapa pasien tersebut dan Siapa yang memberikan pelayanan
kesehatan atau medis, Apa, Kapan, Kenapa dan Bagaimana pelayanan
kesehatan atau medis diberikan, hasil akhir atau dampak dari pelayanan
kesehatan dan pengobatan.
D. Dimana memulai pengisian rekam medis
Rekam medis mulai diisi saat seorang pasien atau klien datang ke
fasilitas kesehatan meminta bantuan untuk memecahkan masalah
kesehatannya. Pengisian rekam medis dimulai dengan pengisian format
informasi identitas pasien atau klien, dan format ini biasanya diletakkan pada
halaman terdepan dari dokumen rekam medis dan merupakan bagian dari
patient record.
Format informasi tentang identitas pasien atau klien, biasanya berisi
nama, umur, jenis kelamin, status pernikahan, alamat dan lain-lain. Seluruh
format dalam rekam medis harus diisi sesuai kebutuhannya dan setiap tenaga
kesehatan yang melakukan pemeriksaan, pelayanan medis, konsultasi dan
sebagainya harus mencantumkan nama jelas dan tanda tangannya.
Dari Patient record tersebut, setiap sarana kesehatan harus melakukan
rekapitulasi dari semua variable yang dibutuhkan. Kegiatan ini merupakan
bagian dari kegiatan rekam medis di bidang manajemen. Variabel-variabel
yang direkapitulasi antara lain:
- Berapa banyak pasien yang datang ke sarana kesehatan tersebut setiap hari,
setiap bulan dan setiap tahun?
- Jenis-jenis penyakit apa sajakah yang ditangani di sarana kesehatan tersebut
( Penyakit infeksi dan tidak infeksi )
- Berapa dan Mengapa terjadi kasus kematian di sarana kesehatan tersebut ?
- Bila terjadi kasus gawat darurat, berapakah response time nya ?
- Siapa membayar pelayanan kesehatan yang diberikan? Berapa proporsinya ?
- Berapa banyak dan jenis obat yang habis setiap hari, bulan dan tahun?
Informasi-informasi tersebut sangat dibutuhkan oleh pihak manajemen
untuk merencanakan kebutuhan sumber daya seperti tenaga kesehatan,
fasilitas, bahan habis pakai, peralatan medis dan nonmedis, kebutuhan air,
listrik, cleaning service dll agar pelayanan yang diberikan dapat optimal dan
memuaskan pelanggan.
Rekam medis digunakan sebagai acuan pasien selanjutnya, terutama
pada saat pasien itu berobat kembali (Petunjuk Teknis Penyelenggaraan
rekam medis, 1991). Rekam medis pasien harus siap apabila pasien berobat
kembali. Tenaga kesehatan akan sulit dalam melakukan tindakan atau terapi
sebelum mengetahui sejarah penyakit, tindakan atau terapi yang pernah
diberikan kepada pasien yang terdapat di dalam berkas rekam medis. Hal
penting dalam berkas rekam medis adalah ketersediaannya saat dibutuhkan
dan kelengkapan pengisiannya.
Kelengkapan pengisian berkas rekam medis oleh tenaga kesehatan
akan memudahkan tenaga kesehatan lain dalam memberikan tindakan atau
terapi kepada pasien. Selain itu juga sebagai sumber data pada bagian rekam
medis dalam pengolahan data yang kemudian akan menjadi informasi yang
berguna bagi pihak manajemen dalam menentukan langkah-langkah strategis
untuk pengembangan pelayanan kesehatan. Penyajian informasi harus
disesuaikan dengan nilai kegunaan, kedudukan dan fungsi masing-masing
bagian. Dokter misalnya, tidak membutuhkan laporan keuangan pelayanan
kesehatan. Begitu pula dengan manajer yang perlu mengetahui informasi
dalam bentuk laporan dan statistik dari masing masing bagian untuk
mendukung dalam pengambilan keputusan. Informasi adalah data yang telah
diolah dan dianalisa secara formal, dengan cara yang benar dan secara efektif,
sehingga hasilnya dapat bermanfaat dalam operasional dan manajemen
(Sabarguna, 2005).
Setelah berjalan cukup lama akhirnya semua karyawan merasakan
manfaatnya dari sistem manajemen dengan menggunakan komputer. Namun
hal tersebut perlu terus diciptakan iklim motivasi yang baik. Menurut Keliat
( 2010 ) dalam manajemen keperawatan di komunitas khususnya puskesmas,
bahwa motivasi individu akan menunjukkan suatu perilaku jika perilaku
tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan memuaskan dirinya. Artinya setelah
individu merasakan manfaatnya maka akan bekerja maksimal dalam
melaksanakannya.
BAB III

PEMBAHASAN

Secara umum rekam medik yang dilakukan di puskesmas dilakukan ketika pasien
datang ke pendaftaran, setelah itu pasien langsung diberi selembar kertas
kemudian menuju ruangan yang akan dilakukan pengobatan misalnya pasien
umum ke ruang Balai Pengobatan, sementara pasien khusus misalnya pasien TBC
ke ruang TBC, pasien KIA ke ruangan KIA dan lain sebagainya. Setelah dari
ruangan masing-masing maka mereka menuju ruangan obat untuk selanjutnya
mendapat obat.

Di pendaptaran mereka ditanta identittas berupa nama alat, umur dan lain
sebagainya. Selain itu mereka dtanya keluhan yang dirasakan. Setelah selesai
mendaftar, pasien-pasien itu ke ruangan yang mereka akan diperiksa, dan
biasanya di ruangan tersebut mereka ditanya lagi kadang hampir sama seperti di
ruang pendaftaran. Baru setelah itu dilakukan pengobatan.

Namun yang dilakukan di puskesmas Cigeureung sudah mulai selangkah lebih


maju. Puskesmas ini atas inisiatif kepala puskesmas mulai menggunakan
komputerisasi. Di setiap ruangan sudah ada komputeri yang semua saling
berhubungan. Ketika pasien datang maka bagian pendaftaran menulis di komputer
identitas dan keluhan pasien. Misalnya pasien TBC maka setelah ditulis oleh
bagian pendaftaran maka otomatis identitas pasien tersebut langsung masuk ke
komputer di ruang TBC. Sehingga ketika pasien datang ke ruangan tidak usah
menanyakan kembali identitas dan lain sebabagainya tapi langsung memberikan
peawatan dan pengobatan TBC. Perawat bagian TBC menulis di komputer apa
yang akan diberikan tindakan dan obatnya, maka laporan tersebut sudah masuk ke
komputer bagian obat sehingga bagian obat langsung mempersiapkan obat yang
diperlukan pasien. Sehingga ketika beres obat, maka bagian obat tinggal
memanggil pasien untuk diberikan obat.

Keuntungan dari sistem ini adalah dari satu sumber pendaftaran maka identitas
pasien langsung masuk ke ruangan yang dituju. Di bagian bagian ruangan tersebut
sudah ada data pasien yang muncul, sehingga apabila pasien lama maka data-data
sebelumnya sudah ada di komputer tinggal mengevaluasi tindakan , obat yang
telah diberikan sebelumnya.

Keuntungan dari sistem ini adalah yang pertama waktu pengumpulan data terkait
identitas dan keluhan yang dirasakan pasien lebih singkat sehingga akan lebih
berfokus kepada tindakan keperawatan/medis pada pasien. Kemudian yang kedua
data-data yang ada pada hari itu sudah langsung terekam di komputer sehingga
ketika akhir dinas pagi tersebut sudah dapat diketahui berapa pasien seluruhnya,
berapa yang ke TBC, berapa yang ke Gizi dan lain sebagainya.

Keuntungan lainnya adalah data data yang telah lalu semuanya ada di dalam
komputer, sehingga apabila memerlukan data bulan sebelumnya tinggal mengklik
bulan lalu maka sudah ada semuanya baik jumlah, pasin lama mapun pasien lama.
Sehingga puskesmas tersebut merupakan salah satu puskesmas yang selalu
dipakai para mahasiswa D3 keperawatan sebagai lahan praktek maupun sebagai
salah satu tempat yang dipakai untuk mencari pasien untuk penelitian karya tulis
ilmiah.

Namun salah satu asfek kekurangannya adalah karena menggunakan mesin,


tentunya kadang suka terjadi eror atau kerusakan pada alatnya, sehingga tidak
menutup kemungkinan semua data akan hilang. Makanya tetap meskipn data
tersimpan dalam komputer, harus mempunyai cadangan dalam bentuk lain baik
CD mupun yang lainnya.

Untuk mencapai ke arah keberhasilan tersebut, memerlukan dana dan waktu yang
cukup lama. Diantaranya memberikan keyakinan kepada semua karyawan tentang
keuntungan memakai komputerisasi, kemudian menyediakan berbagai alat yang
diperlukan. Setelah itu melatih para karyawan untuk terampil menggunakannya.
Sehingga berjalan dengan waktu semja karyawan mulai merasa menikmati
merubahan yang tadinya manual ke arah komputerisasi.
BAB IV

PENUTUP

Sistem informasi manajemen yang dilakukan di puskesmas Cigeureung Kota


Tasikmalaya merupakan langkah yang sangat penting untuk melancarkan
pekerjaan yang dilakukan oleh puskesmas. Dengan mencoba terobosan baru yang
awalnya memang sulit dilakukan karena memerlukan dana dan pengembangan
kemampuan para karyawannya untuk meningkatkan kemapuan dibidang teknologi
dalam melaksanakan pekerjaan dengan menggunakan perawat.

Hasilnya adalah puskesmas ini dari segi pelaporan, data yang terkumpul setiap
bulannya lebih lengkap dibanding dengan puskesmas lainnya di Kota
Tasikmalaya. Tindakan dan hal yang dilakukan oleh para karyawannya terpantau
oleh komputer yang ada di setiap ruangan, sehingga akan meminimalkan
terjadinya kesalahan dalam memberikan layanan perawatan dan pengobatan pada
pasien. Selain hal tersebut adanya efesien waktu sehingga dapat mengerjakan
program atau kegiatan yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

AbouZahr1, Carla & Boerma1,Ties . Health information systems: the foundations


of public health in Bulletin of the World Health Organization August 2005, 83 (8)

Departemen Kesehatan RI, Pedoman Sistem Pencatatan Pelaporan Terpadu


Puskesmas, 1981

Departemen Kesehatan RI, Pedoman Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu


Puskesmas, 1993

Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat, Sistem Pencatatan dan Pelaporan


Puskesmas (SP3), batasan operasional dan petunjuk pengisian, 2002

Departemen Kesehatan RI, Sistem Kesehatan Nasional, 2004

Departemen Kesehatan RI, Indikator Indonesia Sehat 2010 & Pedoman Penetapan
Indikator Provinsi Sehat dan Kabupaten/Kota Sehat , 2003

Keliat, dkk (2010). Manajemen Community Mental Health Nursing. Jakarta :


WHO

Kathleen Koenig Blais, Et.al., (2007), Praktik Keperawatan Profesional, Konsep


dan Perspektif, Alih Bahasa : Yuyun Yuningsih, Nike Budi Subekti, EGC,
Jakarta.

Paryati, Yosef Mulya, (2007) Sistem Informasi, Ardana Media, Yogyakarta.

World Health Organization, Medical Records Manual, A Guide for Developing


Countries, 2006

Departemen Teknologi Informatika, Institut Teknologi Bandung (2009), Sistem


Informasi dalam KNSI 2009, Informatika, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai