Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM KECACINGAN

PUSKESMAS TIRTA JAYA

A. PENDAHULUAN
Di Indonesia masih banyak penyakit yang menjadi masalah kesehatan
salah satu diantaranya adalah cacingan yang ditularkan melalui tanah. Cacingan
ini dapat mengakibatkan menurunnya kondisi kesehatan, gizi, kecerdasan dan
produktifitas penderitanya sehingga secara ekonimo banyak menyebabkan
kerugian. Prevalensi cacingan di Indonesia umumnya sangat tinggi terutama pada
golongan penduduk yang kurang mampu dengan sanitasi yang buruk.
WHO juga menyatakan bahwa selain malaria, lebih dari separuh kesakitan
penduduk di Negara berkembang disebabkan oleh infeksi parasitik cacing. Bank
Dunia menyimpulkan bahwa di Negara berkembang tindakan kesehatan
masyarakat paling cost effektif adalah dengan memberikan pengobatan cacingan
untuk anak usia sekolah.
Kerjasama upaya pengendalian kecacingan merupakan salah satu
program Kementrian Kesehatan dalam rangka mendorong masyarakat untuk
menjadi pelaku utama dalam pengendalian kecacingan di daerahnya masing
masing sesuai dengan Visi Kementrian Kesehatan yaitu masyarakat sehat yang
mandiri dan berkeadilan.
Pengendalian kecacingan bukan semata mata tugas dari kementrian
kesehatan, melainkan menjadi tanggung jawab bersama baik pemerintah,
masyarakat maupun sektor lain sebagai mitra. Untuk itu peningkatan kerja sama
lintas program dan lintas sektor sangat penting dalam pengendalian kecacingan.
Dalam pelaksanaan kegiatan pengendalian kecacingan Subdit Fillariasis
dan Kecacingan Direktorat Pemberantasan Penyakit bersumber Binatang menitik
beratkan sasarannya pada anak sekolah dasar (SD) karena karena infeksi
cacingan pada anak sekolah adalah yang tertinggi dibandingkan golongan umur
lainnya. Namun demikian cacingan dapat mengenai siapa saja mulai dari bayi,
balita, anak remaja bahkan dewasa. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal
maka program pengendalian Kecacingan di Indonesia menrtapkan sasaran
bahwa selain anak usia Sekolah Dasar juga anak anak usia 1- 4 th mengingat
dampak yang ditimbulkan penyakit Cacingan pada anak usia dini akan
menimbulkan kekurangan gizi yang menetap, yang dikemudian hari akan
menimbulkan dampak pendek menurut umur (stunting). Untuk itu Priogram
pengendalian Cacingan perlu diintegrasikan dengan berbagai program yang
memiliki sasaran yang sama antara lain program Pengendalian Fillariasis,
program UKS untuk anak SD sedang untuk lebih menjangkau anak usia 1- 4
tahun maka integrasi dengan program pemberian vitamin A di Posyandu.
Untuk mengakselerasi pengendalian kecacingan WHO dalam roadmapnya
menetapkan target cakupan pemberian obat cacing minimal 75% pada populasi
beresiko. Kementrian RI telah menetapkan tujuan program pengendalian
kecacingan pada anak usia sekolah dan anak balita sehingga menurunkan angka
kecacingan dan tidak menjadi masalah di masyarakat. Sampai saat ini pemberian
obat cacing obat cacing di Indonesia belum mencapai target yang ditetapkan
WHO. Saat ini kementrian RI menggunakan albendazol sebagai obat dalam
program pengendalian kecacingan karena obat ini relative aman, pemberian dosis
tunggal, tidak mahal dan mudah dalam pendistrisibusian..

B. LATAR BELAKANG
Puskesmas Tirta Jaya terletak di wilayah kecamatan Rambipuji dengan
banyak penduduk yang tempat tinggalnya kurang memenuhi syarat kesehatan.
Wilayah kerja Puskesmas Tirta Jaya memiliki 7 desa, 14 Posyandu, 11 SD, serta
9 TK dan PAUD. Dari hasil monitoring dan evaluasi layanan yang dilakukan tahun
2021 tidak ditemukan kasus kecacingan , tetapi tidak menutup kemungkinann
adanya kasus kecacingan di masyarakat karena tidak semua kasus kecacingan
ke layananan kesehatan karena banyak obat cacing yang bisa dibeli bebas di
apotik.
Untuk itu perlu dilakukan penyuluhan tentang PHBS dan penyakit
kecacingan ke sekolah dan posyandu, dan sudah dilakukan pemberian obat
cacing setahun sekali pada bulan Agustus bersamaan dengan pemberian Vit A di
Posyandu.
Dalam pelaksanaan program Puskesmas tak terkecuali program
kecacingan harus sesuai dengan Tata Nilai yang berlaku di Puskesmas Tirta
Jaya

C. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Setiap anak usia balita dan anak usia sekolah terbebas dari kecacingan.

2. TUJUAN KHUSUS
1. Meningkatkan cakupan pemberian obat cacing pada anak usia 12 bulan
sampai dengan 12 tahun.
2. Menurunkan kejadian kasus kecacingan pada anak usia 12 bulan sampai
12 tahun
3. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit kecacingan
4. Meningkatkan kemitraan dalam pengendalian cacingan di masyarakat
dengan seluruh pemangku kebijakan lintas sektor, organisasi masyarakat.
D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
KEGIATAN POKOK
Kegiatan pokok Program Kecacingan adalah Penyuluhan dan pemberian Obat
Cacing secara gratis.

RINCIAN KEGIATAN
Kegiatan Pemantik Puskesmas Tirta Jaya terdiri dari
1. Distribusi Obat Cacing ke Dinas Kesehatan Kota
2. Sosialisasi pada petugas Kesehatan Puskesmas, Kader Posyandu
3. Membuat Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
4. Mengirim surat ke TK, SD, PAUD dan Posyandu
5. Pelaksanaan pemberian obat cacing sesuai jadwal

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN/ METODE


1. Pendataan sasaran yang akan mendapatkan obat cacing
2. Mengirim permintaan obat cacing ke Dinas Kesehatan sesuai kebutuhan
3. Memastikan obat cacing sudah ada di Puskesmas sebelum pelaksanaan
kegiatan.
4. Merencanakan jadwal pemberian obat Cacing
5. Sosialisasi ke Sekolah, TK, Posyandu tentang pemberian obat cacing.\
6. Melaksanakan pemberian obat cacing sesuai umur
a. Anak usia 12 – 23 bulan ½ tablet Albendazol 400 mg
b. Anak usia 24 bulan – 12 tahun 1 tablet Albendazol 400 mg
7. Sasaran yang saat pemberian obat cacing tidak masuk karena sakit
dilakukan sweeping ulang untuk pemberian obat cacing.
8. Pencatatan dan Pelaporan

F. SASARAN
Sasaran dari kegiatan ini adalah anak usia 12 Bulan sampai dengan 12 tahun
1. Program UKS :
 Edukasi dan sosialisasi penyakit cacingan pada sekolah dasar dan sekolah
menengah
 Penjaringan kesehatan anak masuk SD/MI dengan pemberian obat cacing
 Modul dokter kecil termasuk materi tentang kecacingan.
 Pemeriksaan berkala para peserta didik setiap enam bulan termasuk
pemberian obat cacing SD/MI yang disesuaikan dengan waktu penjaringan
2. Program Gizi
 Pemberian obat cacing SD/MI pada program penanggulangan anemia
 Pemberian obat cacing balita pada program pemberian Vitamin A
3. Program Kesehatan Lingkungan
 Peningkatan kesehatan lingkungan kesehatan di tempat tempat umum
termasuk pembinaan kesehatan di sekolah
 Pembinaan dan pengawasan Tempat Pengolahan Makanan
 Pemantauan Kwalitas air minum yang memenuhi syarat
 Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) salah satu pilarnya adalah stop
BAB sembarangan, Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), pengelolaan air
minum rumah tangga, pengelolaan sampah, pengelolaan limbah cair
rumah tangga

G. PERAN LINTAS SEKTOR


1. Camat
 Pemberian dukungan dalam pelaksanaan program pemberian obat cacing
 Penyebaran informasi kepada masyarakat
 Pemantauan dan evaluasi program pemberian obat cacing

2. Kepala Desa
 Pemberian dukungan dalam pelaksanaan program pemberian obat cacing
 Penyebaran informasi kepada masyarakat
 Pemantauan dan evaluasi program pemberian obat cacing

3. Kader
 Ikut serta dalam kegiatan pemberian obat cacing
 Penyebaran informasi kepada masyarakat

4. Sekolah
 Pemberian dukungan dalam pelaksanaan program pemberian obat cacing
khusunya di sekolah
 Pemantauan dan evaluasi program pemberian obat cacing

H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


1. Monitoring Pelaksanaan Kegiatan :
Monitoring pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh Penanggung Jawab
program sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Kegiatan atau pedoman
lainnya.
2. Pelaporan
Laporan Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dibuat oleh Koordinator
Kecacingan Puskesmas Tirta Jaya

I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


1. Laporan
2. Jadwal Kegiatan

Mengetahui,
Kepala Tata Usaha Puskesmas Tirta Jaya Pengelola Program

H.Ramadhani M,S.KM Hj.Syanti Laina Dewi,Amd.Keb


NIP.19780818 199903 1 003 NIP.19780919 200212 2 002

Anda mungkin juga menyukai