Anda di halaman 1dari 31

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN


POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
TANGERANG SELATAN

HALAMAN JUDU L

MAKALAH

PENGELOLAAN UTANG PEMERINTAH DALAM


MENDUKUNG PEMBIAYAAN PROGRAM PERCEPATAN
PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL (PEN)

Disusun oleh:
1. Devia Cahya Nugrahati 6-07/06
2. Firman Triwibowo 6-07/07
3. Hadi Sutrisno 6-07/09

Tugas Kelompok
Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Sistem Informasi Akuntansi Pemerintah
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis tujukan kepada kehadirat Allah SWT karena atas

Rahmat dan Hidayah-Nya penulis mampu menyelesaikan Makalah ini yang

berjudul “Pengelolaan Utang Pemerintah dalam Mendukung Pembiayaan Program

Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)” dengan baik dan tepat waktu.

Penyusunan makalah ini merupakan salah satu syarat untuk memenuhi

penugasan pada mata kuliah Sistem Informasi Akuntansi Pemerintah.

Dalam penyusunan Makalah ini, penulis mendapat banyak bantuan,

dukungan, bimbingan, masukan serta arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu

penulis menghaturkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Syahrawi Munthe selaku Dosen Pengampu mata kuliah Sistem

Informasi Akuntansi Pemerintah yang telah mengajar dan memberikan materi

seputar sistem informasi akuntansi pemerintah;

2. Pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan secara satu per satu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari

sempurna dan banyak kekurangan di dalamnya. Untuk itu penulis mohon maaf atas

segala kekurangan serta mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi

perbaikan di masa yang akan datang.

Tangerang Selatan, 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................................. i


KATA PENGANTAR............................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ....................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR................................................................................................................ v
DAFTAR GRAFIK...................................................................................................................vi
BAB I .................................................................................................................................... 7
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 7
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 9
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................... 10
BAB II ................................................................................................................................. 11
2.1 Dasar Hukum ................................................................................................. 11
2.2 Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) ............................................... 12
2.2.1 Pengertian ..................................................................................................... 12
2.2.2 Tujuan dan Prinsip ......................................................................................... 14
2.2.3 Mekanisme PEN............................................................................................. 15
2.2.4 Penggunaan Dana PEN .................................................................................. 16
2.3 Sumber Pendanaan PEN ............................................................................... 17
2.3.1 Pembiayaan Berasal dari Sumber Internal Pemerintah ................................ 18
2.3.2 Pinjaman Bersumber dari Utang Luar Negeri ............................................... 18
2.3.3 Penerbitan SBN di Pasar Domestik ............................................................... 20
2.3.4 Penerbitan SBN Valas .................................................................................... 21
2.3.5 Penerbitan SBN yang Dibeli oleh Bank Indonesia ......................................... 23
3.1 Hubungan Utang Pemerintah dengan Program PEN .................................... 24
BAB III ................................................................................................................................ 27
SIMPULAN ......................................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 29
PERAN ANGGOTA .............................................................................................................. 31

iii
DAFTAR TABEL

Tabel III. 1 Perubahan Postur dan Rincian APBN 2020..................................................... 24

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar II. 1Penggunaan Dana Program PEN ...................................................... 16


Gambar II. 2 Penggunaan Dana Program PEN ..................................................... 19

Gambar III. 1 Realisasi Program PEN 2020 ......................................................... 26

v
DAFTAR GRAFIK

Grafik II. 1 SBN Ritel 2020 .................................................................................. 20


Grafik II. 2 SBN Valas US Dollar ($) ................................................................... 21
Grafik II. 3 SBN Valas Japan Yen (¥) .................................................................. 22

vi
7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dunia digemparkan dengan adanya virus Covid-19 yang pertama kali

muncul di kota Wuhan, China yang mana dilaporkan secara resmi kepada

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Desember 2019. Virus ini kemudian

menginfeksi ke berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia pada awal tahun

2020, yang kemudian ditetapkan sebagai bencana nasional.

Indonesia sebagai negara berkembang dan memiliki jumlah penduduk yang

banyak tentu mengalami dampak besar akibat pandemi Covid-19 ini, dengan

jumlah penduduk yang banyak penyebaran virus pandemi Covid-19 di Indonesia

meningkat dengan tajam. Tidak hanya mengancam kehidupan masing-masing

orang, pandemi ini juga menimbulkan pengaruh diberbagai aspek kehidupan yaitu

memberikan efek domino pada kesehatan, sosial dan berujung pada kondisi

perekonomian serta keuangan.

Jika kita lihat, persoalan ekonomi ini dikarenakan adanya pembatasan

aktivitas sosial sebagai langkah memutus penularan virus. Sementara itu dari

aktivitas sosial inilah akan tercipta pasar sehingga muncul prinsip permintaan dan

penawaran. Pada dunia usaha pandemi Covid-19 ini berdampak besar karena

perekonomian dunia secara global menjadi tertekan, karena menurunya tingkat

jumlah konsumen yang berdampak pada produsen, beberapa perusahaan ada yang

tutup dan mengurangi pekerjanya untuk mengurangi biaya yang dikeluarkan pada
8

masa pandemi ini, Pandemi Covid-19 ini secara langsung berdampak meningkatkan

jumlah pengangguran di Indonesia. Pasar modal di Indonesia juga mengalami

penurunan, indeks harga saham gabungan jatuh berpuluh-puluh persen karena rasa

kekhawatiran investor akan pandemi Covid-19 ini. Selain itu Indonesia juga

mengalami pertumbuhan ekonomi negatif yang mana pada kuartal IV-2020

dilaporkan Produk Domestik Bruto (PDB) tumbuh -2,19% (yoy) dibandingkan

dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Gangguan pada perekonomian ini berdampak pada Anggaran Pendapatan

dan Belanja Negara (APBN), baik berupa berkurangnya pendapatan pajak, naiknya

pembiayaan, serta kenaikan belanja negara.

Semua pihak berusaha menyesuaikan diri agar dapat melewati masa

pandemi Covid-19 ini, dan hal tersebut sangat membutuhkan bantuan dari

pemerintah sebagai pihak pembuat kebijakan untuk membantu dalam mengambil

kebijakan yang tepat dan akurat, kebijakan yang diambil pemerintah dapat berupa

kebijakan fiscal dan kebijakan moneter. Pemerintah telah melakukan upaya untuk

melakukan penanganan dan mengambil langkah dalam keadaan darurat, yakni

menerbitkan peraturan-peraturan yang dapat mengatasi adanya kemungkinan krisis

dan meningkatkan stimulus perekonomian. Fokus pemerintah yakni pada

pengeluaran dibidang kesehatan, jaring pengaman sosial serta pemulihan aktivitas

bisnis yang terkena dampak.

Untuk memecahkan permasalahan ini, Presiden sesuai dengan kewenangan

pada Pasal 22 ayat 1 UUD 1945, bahwa dalam situasi atau keadaan yang memaksa,

Presiden memiliki wewenang untuk memberlakukan peraturan pemerintah


9

pengganti undang-undang. Oleh karena itu, pemerintah telah mengeluarkan

peraturan pemerintah untuk menggantikan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020

yang mengatur tentang kebijakan keuangan nasional dan stabilitas sistem keuangan

dalam menangani COVID-19

Pemerintah Indonesia membuat kebijakan yang salah satunya yaitu

meluncurkan program Pemulihan Ekonomi Nasional yang dikenal sebagai PEN,

dalam rangka mendukung kebijakan keuangan negara dalam penanganan pandemi

Covid-19.

Respons kebijakan nasional dalam PEN ini mencakup kebijakan keuangan

negara dan kebijakan stabilitas sistem keuangan, yang ditempuh dengan tetap

mempertimbangkan stabilitas perekonomian dalam jangka menengah panjang.

Dalam hubungan ini, kewenangan Bank Indonesia terkait kebijakan keuangan

negara untuk pembelian Surat Berharga Negara (SBN) berjangka panjang di pasar

perdana dari Pemerintah.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka Penulis telah

merumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah yang dimaksud dengan program Pemulihan Ekonomi Nasional

(PEN) dan apa saja yang dibahas pada program PEN?

2. Apa yang menjadi sumber pendanaan program PEN?

3. Apa hubungan utang pemerintah dengan program PEN?


10

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penyusunan makalah ini adalah:

1. Mengetahui yang dimaksud dengan program Pemulihan Ekonomi Nasional

(PEN) beserta yang dibahas didalamnya.

2. Mengetahui yang menjadi sumber pendanaan pemerintah dalam

menjalankan program PEN.

3. Menganalisis hubungan utang pemerintah dengan program PEN yang telah

dicanangkan oleh pemerintah tersebut.


11

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Dasar Hukum

Dalam penanganan masalah perekonomian dan keuangan, tentunya dibutuhkan

sebuah aturan yang berbentuk hukum untuk tetap menjaga jalannya pemerintahan

yang akuntabel dan penuh tanggung jawab. Maka dari itu, pemerintah dalam

menjalankan program PEN disertai dengan mengeluarkan beberapa produk hukum

yang mengatur keuangan negara khususnya mengatur pengeluaran-pengeluaran

yang akan digelontorkan oleh pemerintah dalam menangani Covid-19 ini. Program

Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) ini berpedoman pada:

1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan

Negara;

2) Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara serta Stabilitas Sistem

Keuangan untuk Penanganan Pandemi COVID-19;

3) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2020 tentang Penetapan

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020

Tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk

Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).

4) Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2020 tentang Perubahan Postur dan

Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2020;


12

5) Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2020 tentang Perubahan Peraturan

Presiden Nomor 43 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Program PEN dalam

rangka mendukung kebijakan keuangan negara untuk penanganan pandemi

Covid- 19;

6) Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2020 tentang Perubahan Peraturan

Presiden Nomor 54 Tahun 2020 tentang Perubahan Postur dan Rincian

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2020;

7) Peraturan Menteri Keuangan No. 43/PMK.05/2020 tentang Mekanisme

Pelaksanaan Anggaran Belanja atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara dalam Penanganan Pandemi COVID-19.

2.2 Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)

2.2.1 Pengertian

Akibat penurunan pendapatan nasional dan ketidakpastian dari ekonomi

global, yang disebabkan oleh penyebaran pandemic COVID-19 pada tahun 2020

berdampak dan mengancam pertumbuhan ekonomi Indonesia (sektor keuangan).

Maka dirasa sangat perlu untuk mengadopsi kebijakan-kebijakan serta mengambil

kebijakan khusus. Pemerintah dan instansi terkait telah mengatasi keadaan darurat

tersebut dalam rangka penyelamatan kesehatan masyarakat dan perekonomian

nasional. Fokus pemerintah yakni pada pengeluaran dibidang kesehatan, jaring

pengaman sosial serta pemulihan aktivitas bisnis yang terkena dampak. Oleh karena

itu, diperlukan instrument peraturan atau hukum yang tepat bagi pemerintah terkait

hal-hal tersebut.
13

Untuk memecahkan permasalahan ini, Presiden sesuai dengan kewenangan

pada Pasal 22 ayat 1 UUD 1945 , bahwa dalam situasi atau keadaan yang memaksa

, Presiden memiliki wewenang untuk memberlakukan peraturan pemerintah

pengganti undang-undang. Oleh karena itu, pemerintah telah mengeluarkan

peraturan pemerintah untuk menggantikan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020

yang mengatur tentang kebijakan keuangan nasional dan stabilitas sistem keuangan

dalam menangani COVID-19.

Bentuk peraturan pemerintah tersebut adalah penerbitan PP 23 tahun 2020

tentang progam pemulihan ekonomi nasional dalam rangka mendukung kebijakan

keuangan negara. Hal ini merupakan bentuk respon dari pemerintah. Selain PP 23

tahun 2020 banyak langkah-langkah strategis lain yang dilakukan pemerintah untuk

memulihkan kondisi perekonomian Indonesia. Antara lain, mengeluarkan berbagai

regulasi dan kebijakan relaksasi terkait pelaksanaan anggaran pendapatan Belanja

negara (APBN) terutama dengan meningkatkan belanja pemerintah Kesehatan,

pemulihan ekonomi dan jaring pengaman sosial. Semua ini untuk mendukung

kebijakan fiskal negara.

Berdasarkan PP Nomor 23 Tahun 2020, Program Pemulihan Ekonomi

Nasional yang selanjutnya disebut Program PEN adalah rangkaian kegiatan untuk

pemulihan perekonomian nasional yang merupakan bagian dari kebijakan

keuangan negara yang dilaksanakan oleh Pemerintah untuk mempercepat

penanganan pandemi Corona Vints Disease 20l9 (COVID-19) dan/atau

menghadapi ancaman yang membahayakan perekonomian nasional dan/atau

stabilitas sistem keuangan serta penyelamatan ekonomi nasional.


14

PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional) merupakan aksi pemerintah yang

dirancang untuk melindungi masyarakat miskin dan mendukung dunia usaha

(UKM, perusahaan), BUMN dan perbankan agar dapat bertahan dan terhindar dari

tekanan ekonomi pandemi Covid 19.Memiliki prosedur yaitu permintaan (demand)

dan supply (penawaran).

2.2.2 Tujuan dan Prinsip

Program PEN ditujukan untuk tetap menjaga daya beli masyarakat yang

mengalami kesulitan ekonomi serta membantu pemulihan perekonomian Indonesia

secara bertahap. Dimulai dari rumah tangga masyarakat yang paling rentan, lalu ke

sektor usaha (UMKM) lalu ke industri yang lebih besar. Secara perlahan roda

perekonomian kembali berputar. Dengan adanya program PEN diharapkan

pertumbuhan ekonomi tetap terjaga dan mengalami pertumbuhan.

Selain itu Program PEN juga bertujuan untuk melindungi, menjaga dan

meningkatkan kemampuan perekonomian bagi pelaku usaha dalam menjalankan

usahanya. Program ini dijalankan dengan beberapa prinsip yakni sebagai berikut :

1. Asas keadilan sosial

2. Sebesar-besarnya kemakmuran rakyat

3. Mendukung Pelaku Usaha

4. Menerapkan kaidah-kaidah kebijakan yang penuh kehati-hatian, serta tata

kelola yang baik, transparan, akseleratif, adil, dan akuntabel sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

5. Tidak menimbulkan moral hazard dan


15

6. Adanya pembagian biaya dan resiko antar pemangku kepentingan sesuai tugas

dan kewenangan masing-masing

Dalam pelaksanaan program PEN, pemerintah pusat berfokus pada para pelaku

usaha kusunya UMKM serta masyarakat. Unsur tersebut dinilai berperan penting

dalam proses percepatan pemulihan ekonomi RI.

2.2.3 Mekanisme PEN

Dalam upaya mendukung penyelenggaran Program Penyelamatan Ekonomi

Nasional (PEN), pemerintah melakukan beberapa langkah yaitu:

1. Penyertaan Modal Negara

Pemisahan kekayaan negara dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

atau penetapan cadangan perusahaan atau sumber lain untuk dijadikan

sebagai modal Badan Usaha Milik Negara dan/atau perseroan terbatas

lainnya, dan dikelola secara korporasi.

2. Penempatan Dana melalui Bank Umum

Kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah dengan menempatkan sejumlah

dana pada bank umum tertentu dengan bunga tertentu.

3. Investasi Pemerintah

Penempatan sejumlah dana dan/atau aset keuangan dalarn jangka panjang

untuk investasi dalam bentuk saham, surat utang, dan/atau investasi

langsung guna memperoleh manfaat ekonomi, sosial, dan/atau manfaat

lainnya.

4. Penjaminan
16

Kegiatan pemberian jaminan oleh penjamin atas pemenuhan kewajiban

finansial terjamin kepada penerima jaminan.

5. Belanja Negara

Guna meningkatkan daya beli masyarakat dengan dilaksanakan sesuai

undang-undang.

2.2.4 Penggunaan Dana PEN

Pandemi Covid-19 memberikan efek domino pada aspek kesehatan, sosial,


ekonomi, dan keuangan. Untuk itu perlu pemerintah perlu melakukan refocussing
anggaran agar dampak dari pandemi ini lebih terkendali.

Gambar II. 1Penggunaan Dana Program PEN

Berdasarkan Gambar II.1 Penggunaan Dana Program PEN, bahwa dana


PEN dialokasikan menjadi 6 (enam) klaster. Pada klaster Kesehatan memiliki fokus
untuk insentif tenaga kesehatan, biaya klaim perawatan, pengadaan APD,
Alkes/Sarpas, serta operasi dan sosialisasi penegakan PSBB dan protocol
kesehatan. Untuk klaster perlindungan sosial untuk memberi dukungan daya beli
dan konsumsi masyarakat. Sedangkan untuk klaster sektoral membantu Pemda dan
K/L dalam pemulihan ekonomi, untuk klaster UMKM memiliki tujuan membantu
17

permodalan dan cashflow UMKM, pada klaster korporasi membantu melalui


BUMN dan penjaminan modal kerja, dan pada klaster insentif usaha yaitu
membantu memberi insentif perpajakan.

2.3 Sumber Pendanaan PEN

Pandemi COVID-19 membutuhkan kebijakan extraordinary dari Pemerintah,

hal tersebut tentu menimbulkan dampak pada postur APBN 2020. Kecemasan dari

para investor atas COVID-19 menimbulkan terjadinya capital outflow yang

berpengaruh pada IHSG. APBN 2020 juga menghadapi tekanan, dari sisi

penerimaan pajak, bea cukai dan PNBP mengalami penurunan hal tersebut terjadi

karena adanya penurunan kegiatan ekonmi, faktor pelaku ekonomi dan harga

komoditas yang mengalami penurunan. Namun di sisi lain belanja negara

mengalami kenaikan untuk kesehatan, insentif usaha, bansos dan lain-lain Hal ini

menyebabkan peningkatan defisit anggaran. Untuk itu pemerintah harus melakukan

pembiayaan guna menutup defisit angaaran tersebut.


18

Pembiayaan Program PEN bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara (APBN) dan/atau sumber lainnya yang sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan. Berdasarkan hal tersebut pemerintah melakukan langkah-

langkah pembiayaan seperti di bawah ini.

2.3.1 Pembiayaan Berasal dari Sumber Internal Pemerintah

Dalam menghadapi defisit APBN yang ada, pemerintah mencoba

menggunakan strategi pembiayaan yang paling aman dengan biaya relatif kecil

yaitu pembiayaan dari internal pemerintah sendiri. Pertama pembiayaan yang

berasal dari Saldo Anggaran Lebih (SAL), ini dimaksudkan untuk mempertahankan

cashflow yang ada. Hal ini dapat mengurangi pembiayaan yang bersumber dari

market. Cash yang sudah ada di tangan pemerintah dapat digunakan untuk

menutupi defisit yang ada. Sumber kedua, dana abadi pemerintah seperti LPDP.

Sumber ketiga dari BLU pemerintah.

Berdasarkan data yang ada di Kemenkeu sisa lebih pembiayaan anggaran

(SILPA) 2020 sebesar Rp 234,7 triliun. Dari angka tersebut Rp 66,7 triliun SILPA

di antaranya ditempatkan pada perbankan. Status dana tersebut sebagai SILPA

karena terdapat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 yang tidak

ditarik pemerintah, jadi masih berada dalam himpunan bank milik negara

(Himbara) dan bank pembangunan daerah (BPD).

2.3.2 Pinjaman Bersumber dari Utang Luar Negeri

Berdasar dampak pandemi global Covid-19 yang mulai dirasakan Indonesia

pada awal 2020, Pemerintah mengambil langkah-langkah yang cukup responsif


19

diantaranya dengan melakukan penerbitan Perppu Nomor 1 Tahun 2020 dan

Perpres Nomor 72 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor

54 Tahun 2020 Tentang Perubahan Postur dan RAPBN Tahun Anggaran 2020.

Langkah-langkah mitigasi penanganan dampak Covid-19 terhadap perekonomian

nasional membutuhkan kebijakan pembiayaan yang luar biasa. Pembiayaan utang

tahun 2020 mengalami peningkatatan secara signifikan dibandingkan tahun-tahun

sebelumnya, dengan angka pembiayaan utang neto mencapai Rp1.220.461,6 miliar.

Salah satu langkah untuk menutupi pembiayaan tersebut adalah dengan

melakukan pinjaman yang bersumber dari luar negeri. Pinjaman tersebut dilakukan

secara bilateral maupun multilateral. Perubahan utang tersebut dapat dilihat pada

gambar II.2 tentang Pembiayaan Utang.

Gambar II. 2 Penggunaan Dana Program PEN

Berdasar data tersebut utang luar negeri Indonesia mengalami kenaikan


(neto) sebesar 45,4 Triliun. Hal tersebut tidak terlalu signifikan jika kita bandingkan
dengan penerbitan SBN. Hal tersebut menunjukan pembiayaan yang dilakukan
20

dengan penuh kehati-hatian, dimana porsi pinjaman luar negeri relatif lebih kecil
dibanding pembiayaan yang bersumber dari SBN

2.3.3 Penerbitan SBN di Pasar Domestik

Dalam membantu penanganan Pandemi Covid-19, pemerintah harus


menetapkan strategi pembiayaan yang oportunistik, terukur, dan prudent untuk
mendukung APBN 2020 dalam mempercepat penanganan Pandemi Covid-19 dan
menjaga perekonomian dari ancaman krisis. Salah satu strategi pemerintah yaitu
dengan menerbitkan SBN di Pasar Domestik bagi para ritel untuk membantu
pelaksanaan program PEN. Penerbitan SBN dalam rangka pandemi Covid-19 tidak
dilakukan melalui seri khusus (pandemic bonds), penerbitan SBN dilakukan secara
lelang, ritel, private placement, dalam dan/atau luar negeri. Berdasarkan data
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko dari Kementerian
Keuangan, bahwa SBN ritel dalam mata uang Rupiah pada tahun 2020 telah terbit
sebanyak 6 (enam) kali dengan nilai total Rp 76.793.258.000.000,-. Data SBN Ritel
yang terbit pada tahun 2020 dapat dilihat pada Grafik 2.1 SBN Ritel 2020.

Grafik II. 1 SBN Ritel 2020


21

Realisasi penerbitan SBN ritel pada tahun 2020 meningkat 53%


dibangingkan dengan SBN ritel yang terbit pada tahun 2019 dengan nilai total
sebesar Rp 49,89 triliun. Data tersebut menunjukan antusiasme dan
kepercayaan masyarakat yang tinggi akan kemampuan Indonesia melewati
masa Pandemi Covid-19. Risiko investasi yang lebih minim dan tawaran imbah
hasil yang kompetitif juga menjadi faktor yang membuat SBN ritel ini popular.
Perihal tersebut juga tidak terlepas dengan kesuksesan pemerintah dalam
sosialisasi dan mengedukasi masyarakat untuk mengetahui lebih mengenai
Surat Berharga Negara (SBN).

2.3.4 Penerbitan SBN Valas

Pemerintah menerbitkan SBN berdenominasi valuta asing (Valas)


atau biasa disebut dengan global bonds dalam tiga mata uang yaitu US Dollar
($), Japan Yen (¥), dan Euro (€). Penerbitan SBN Valas sangat memperhatikan
keadaan pasar keuangan global. Penerbitan SBN Valas dalam mata uang US
Dollar ($) pada tahun 2020 memiliki total sejumlah $ 8.800.000.000, untuk
mata uang Japan Yen (¥) memiliki total sejumlah ¥ 100.000.000.000,
sedangkan untuk mata uang Euro (€) memiliki total sejumlah € 1.000.000.000.
Data SBN Valas dalam mata uang US Dollar ($) pada tahun 2020 dapat dilihat
pada Grafik 2.2 SBN Valas US Dollar ($).

Grafik II. 2 SBN Valas US Dollar ($)


22

Pada grafik di atas menunjukan bahwa penerbitan SBN Valas dalam


mata uang US Dollar ($) telah diterbitkan sebanyak 8 (delapan) kali.
Berdasarkan grafik diatas menandakan pemerintah masih membutuhkan
pembiayaan APBN melalui penerbitan SBN Valas yang juga membantu
pelaksanaan program PEN. Penerbitan SBN Valas menandakan bahwa
kepercayaan investor global masih tinggi walaupun dalam masa pandemi
Covid-19. Pemerintah juga telah menerbitakn SBN Valas dalam mata uang
Japan Yen (¥) sebanyak 5 (lima) kali dalam tahun 2020 sebagaiamana dapat
dilihat pada Grafik 2.3 SBN Valas Japan Yen (¥).

Grafik II. 3 SBN Valas Japan Yen (¥)

Penerbitan SBN Valas Japan Yen (¥) mengalami penurunan dibandingkan

tahun 2019 dengan nilai sebesar ¥ 177.000.000.000, hal tersebut juga terjadi pada

SBN Valas Euro (€) yang pada tahun 2019 memiliki nilai sebesar € 1.750.000.000.

Berdasarkan hal tersebut menandakan bahwa keuangan ekonomi global masih

belum stabil sehingga penerbitan SBN Valas belum diperlukan dalam jumlah yang

besar, fokus pemerintah juga masih tertuju dengan penyelamatan ekonomi nasional.
23

2.3.5 Penerbitan SBN yang Dibeli oleh Bank Indonesia

Berdasarkan Pasal 21 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2020

tentang Pelaksanaan Program Pemulihan Ekonomi Nasional dalam Rangka

Mendukung Kebijakan Keuangan Negara untuk Penanganan Pandemi COVID-19

dan/atau Menghadapi Ancaman yang Membahayakan Perekonomian Nasional

dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan Serta Penyelamatan Ekonomi Nasional,

bahwa untuk pembiayaan program PEN, Pemerintah dapat menerbitkan SBN yang

dibeli oleh Bank Indonesia di pasar perdana. Bank Indonesia juga menetapkan

kebijakan penurunan GWM dan peningkatan rasio PLM yang akan membantu

likuiditas di pasar keuangan dan ditempatkan pada perbankan untuk investasi di

pasar perdana SBN.

Pembelian SBN oleh Bank Indonesia ditetapkan oleh Surat Keputusan

Bersama (SKB) antara Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia. Berdasarkan

SKB pertama bahwa BI dapat membeli SBN di pasar primer melalui mekanisme

pasar termasuk dengan skema lelang utama, GSO, dan private placement. SKB

kedua mengenai kebijakan burden sharing antara pemerintah dan BI, dimana BI

akan membantu dari sisi pendanaan public goods dalam APBN 2020 melalui

pembelian SBN secara langsung.

Berdasarkan data DJPPR pada Kemanterian Keuangan menyatakan Bank

Indonesia menjadi pembeli SBN berdenominasi Rupiah terbesar sepanjang 2020

dengan nilai total Rp 601,7 triliun. Pembelian tersebut mencerminkan pembelian

atas 53,8% dari total penerbitan surat utang pemerintah yang diperdagangkan tahun

2020. Sedangkan pembeli terbesar kedua adalah sektor perbankan sebesar Rp 387
24

triliun. Pembelian SBN oleh Bank Indonesia sangat membantu pemerintah dalam

melaksanakan program PEN, sebagaimana pada data di atas bahwa terlihat Bank

Indonesia merupakan pembeli utama pada SBN tahun 2020.

3.1 Hubungan Utang Pemerintah dengan Program PEN

Pandemi Covid-19 membuat perekonomian nasional tidak stabil, sehingga


berpengaruh terhadap APBN 2020, dari segi pendapatan tentu akan berkurang, dari
segi belanja tentu akan menaik dengan jumlah yang tinggi, maka dari itu perlu
adanya pembiayaan yang membantu penutupan defisit APBN 2020. Pemerintah
telah menerbitkan Perpres 54 tahun 2020 yang berisi mengenai perubahan postur
APBN 2020 sebagaimana terakhir kali diubah menjadi Perpres 72 tahun 2020, yang
ditujukan dalam rangka mendukung program PEN melalui perubahan postur dan
rincian APBN 2020. Perubahan postur dan rincian APBN 2020 dapat dilihat pada
Tabel 3.1 Perubahan Postur dan Rincian APBN 2020.

Tabel III. 1 Perubahan Postur dan Rincian APBN 2020


25

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa pelebaran defisit APBN 2020
mengalami kenaikan menjadi sebesar 6,34%. Kenaikan defisit APBN 2020
dipengaruhi oleh turunya pendapatan negara dan meningkatnya belanja negara
pada tahun 2020. Pada pembiayaan mengalami kenaikan menjadi Rp 1.039,2
triliun karena dibutuhkan pembiayaan yang prudent untuk menutup kebutuhan
defisit dan mendukung program PEN 2020.
Pemerintah mengalokasikan dana sebesar Rp 695,2 triliun dalam biaya
PEN. Biaya tersebut dibagi menjadi enam klaster, klaster kesehatan dengan
total pagu sebesar Rp 99,5 triliun, klaster perlindungan sosial dengan pagu
anggaran sebesar Rp 230,21 triliun, klaster sektoral dan Pemda dengan pagu
sebesar Rp 67,86 triliun, klaster UMKM dengan pagu sebesar Rp 116,31
triliun, pembiayaan korporasi dengan pagu sebesar Rp 60,73 triliun, dan
insentif usaha dengan pagu sebesar Rp 120,61 triliun. Besaran pagu anggaran
program PEN sebagian berasal dari pembiayaan yang terdapat pada APBN
2020 dapat berupa sumber internal pemerintah, penarikan pinjaman, penerbitan
SBN di pasar domestik, penerbitan SBN Valas, dan penerbitan SBN yang
dibeli oleh Bank Indonesia.
Realisasi program PEN tahun 2020 mencapai Rp 575,8 triliun atau
sebesar 82,83% dari pagu anggaran PEN. Program PEN diprioritaskan untuk
merespon kondisi kesehatan masyarakat yang mengalami dampak yang luar
biasa, termasuk juga untuk memulihkan daya beli masyrakat, membantu dunia
usaha, dan UMKM. Berdasarkan data realisasi program PEN 2020, untuk
klaster kesehatan mencapai realisasi dengan nilai 63,8%, klaster perlindungan
sosial 95,7%, klaster sektoral dan Pemda 98,1%, klaster UMKM 96,6%, klaster
pembiayaan korporasi 100%, dan insentif usaha 46,5%. Berdasarkan data
tersebut pemerintah belum mampu untuk mencapai penyerapan pagu anggaran
PEN secara maksimal. Realisasi program PEN selanjutnya dapat dilihat pada
Gambar 3.1 Realisasi Program PEN 2020.
26

Gambar III. 1 Realisasi Program PEN 2020


BAB III

SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisi makalah mengenai program PEN diatas, Penulis

dapat memberikan beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut:

1. Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) merupakan rangkaian kegiatan

untuk pemulihan perekonomian nasional yang merupakan bagian dari

kebijakan keuangan negara yang dilaksanakan oleh Pemerintah untuk

mempercepat penanganan pandemi Covid-19 dan/atau menghadapi ancaman

yang membahayakan perekonomian nasional dan/atau stabilitas sistem

keuangan serta penyelamatan ekonomi nasional. Program PEN dapat

dilaksanakan melalui PMN, penempatan dana, investasi pemerintah, dan

penjaminan. Progaram PEN bertujuan untuk melindungi, mempertahankan,

dan meningkatkan kemampuan ekonomi para Pelaku Usaha dalam

menjalankan usahanya.

2. Program PEN dapat dibagi menjadi 6 (enam) klaster yaitu klaster kesehatan,

klaster perlindungan sosial, klaster sektoral dan Pemda, klaster UMKM, klaster

pembiayaan korporasi, dan klaster insentif usaha. Pemerintah telah melakukan

perubahan postur dan rincian APBN 2020 sebanyak dua kali yang didalamnya

juga termasuk anggaran pembiayaan program PEN. Pendanaan program PEN

sebagian berasal dari pembiayaan yang terdapat pada APBN 2020 dapat berupa

sumber internal pemerintah, penarikan pinjaman, penerbitan SBN di pasar

domestik, penerbitan SBN Valas, dan penerbitan SBN yang dibeli oleh Bank

Indonesia.

27
28

3. Besaran Pagu anggaran program PEN tahun 2020 sebesar Rp 695,2 triliun

dengan realisasi anggaran sebesar Rp 575,8 triliun atau 82,83% dari pagu

anggaran PEN. Pemerintah akan berusaha lebih maksimal dalam melakukan

inovasi dan penyerapan anggaran PEN agar mendapatkan hasil yang optimal

pada periode selanjutnya.


29

DAFTAR PUSTAKA

Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun


2003 tentang Keuangan Negara. Jakarta: Republik Indonesia.

Republik Indonesia. (2020). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 1


tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara serta Stabilitas Sistem
Keuangan untuk Penanganan Pandemi COVID-19. Jakarta: Republik
Indonesia.

Republik Indonesia. (2020). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2


tahun 2020 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 2020 Tentang Kebijakan Keuangan Negara dan
Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19). Jakarta: Republik Indonesia.

Republik Indonesia. (2020). Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2020 tentang


Perubahan Postur dan Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Tahun 2020. Jakarta: Republik Indonesia.

Republik Indonesia. (2020). Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2020 tentang


Perubahan Peraturan Presiden Nomor 43 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan
Program PEN dalam rangka mendukung kebijakan keuangan negara untuk
penanganan pandemi Covid- 19. Jakarta: Republik Indonesia.

Republik Indonesia. (2020). Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2020 tentang


Perubahan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2020 tentang Perubahan
Postur dan Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun
Anggaran 2020. Jakarta: Republik Indonesia.

Kementerian Keuangan Republik Indonesia. (2020). Peraturan Menteri Keuangan


Nomor 83/PMK.06/2016 tentang Tata Cara Pemusnahan dan Penghapusan
Barang Milik Negara. Jakarta: Kementerian Keuangan.

Kementerian Keuangan. (2016). Peraturan Menteri Keuangan No.


43/PMK.05/2020 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Belanja atas
Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dalam Penanganan
Pandemi COVID-19. Jakarta: Kementerian Keuangan.
30

Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Skema Pemulihan Ekonomi Nasional.


https://www.kemenkeu.go.id/media/15323/v922-skema-pemulihan-ekonomi-
nasional_media.pdf. Diakses pada 17 Juli 2021.

Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Perkembangan Pelaksanaan


Program Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC &
PEN). https://pen.kemenkeu.go.id/api/Medias/23a61caf-2596-4229-ad56-
97a6ba733578 . Diakses pada 17 Juli 2021.

Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Program Pemulihan Ekonomi


Nasional. https://www.kemenkeu.go.id/media/15116/media-briefing-
kabkf.pdf. Diakses pada 17 Juli 2021.

Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Realisasi Program PEN Tahun 2020


Capai Rp575,8 Triliun
.https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/berita/realisasi-program-pen-tahun-
2020-capai-rp575-8-triliun/. Diakses pada 17 Juli 2021.

Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan.


Posisi Surat Berharga Negara. .
https://www.djppr.kemenkeu.go.id/page/load/22. Diakses pada 17 Juli 2021.

Kontan. Kemenkeu catat penerbitan SBN valas mencapai US$ 10,8 miliar di tahun
2020. https://nasional.kontan.co.id/news/kemenkeu-catat-penerbitan-sbn-
valas-mencapai-us-108-miliar-di-tahun-2020?page=2. Diakses pada 20 Juli
2021.

Kontan. Faktor yang membuat realisasi penerbitan SBN ritel di 2020 meningkat.
https://investasi.kontan.co.id/news/faktor-yang-membuat-realisasi-
penerbitan-sbn-ritel-di-2020-meningkat. Diakses pada 20 Juli 2021.

Bareksa. BI jadi Pembeli Terbanyak SBN Sepanjang 2020.


https://www.bareksa.com/berita/sbn/2021-01-04/bi-jadi-pembeli-terbanyak-
sbn-sepanjang-2020. Diakses pada 21 Juli 2021.

Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Desain Program Pemulihan Ekonomi


Nasional untuk UMKM dan Dunia Usaha Rampung, Pemerintah Terbitkan
Aturan PP 23/2020. https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/siaran-pers/siaran-
pers-desain-program-pemulihan-ekonomi-nasional-untuk-umkm-dan-dunia-
usaha-rampung-pemerintah-terbitkan-aturan-pp-232020/. Diakses pada 21 Juli
2021.
31

PERAN ANGGOTA

No Nama/ Nomor Absen Uraian Tugas


1 Devia Cahya Nugrahati - Aktif dalam kelompok
(06) - Bab I Pendahuluan, Sub bab Latar
Belakang, Sub bab Rumusan Masalah,
sub bab Tujuan, Bab II sub bab Dasar
Hukum, Daftar Pustaka
2 Hadi Sutrisno - Aktif dalam kelompok
(09) - Bab II Pembahasan, Sub bab Program
PEN (Pengertian- Penggunaan Dana
Pen), sub bab Sumber Pendanaan PEN
3 Firman Triwibowo - Aktif dalam kelompok
(07) - Bab II Pembahasan, Sub bab Penerbitan
SBN di Pasar Domestik, sub bab
Penerbitan SBN Valas, Sub bab
Hubungan Utang dengan PEN

Anda mungkin juga menyukai