Anda di halaman 1dari 23

Laporan Kegiatan

Pengabdian Masyarakat

PENYULUHAN

MENINGKATKAN KINERJA GURU MELALUI ETOS KERJA SPIRITUAL


ISLAMIYAH

Oleh :

Hj. Dinda Fatmah, S.Ag., M.PdI


NIDN : 07.0207.7201

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI AL-ANWAR

MOJOKERTO

2017

i
ii
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan kesempatan sehingga
kegiatan pengabdian masyarakat tentang “Meningkatkan Kinerja Guru Melalui Etos Kerja
Spiritual” dapat terlaksana. Kegiatan ini dapat terlaksana atas bantuan dan dukungan berbagai
pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Al-Anwar, Ketua Program Studi Manajemen dan
Ketua LPPM, yang telah memberikan kesempatan dan ijin untuk melakukan kegiatan
pengabdian masyarakat
2. Ketua Yayasan dan Kepala Sekolah Kepala Sekolah, dewan guru dan staf karyawan di
lingkungan Yayasan Pendidikan Islam Fajar Shodiq atas partisipasi dan antusiasmenya
terhadap penyuluhan ini
3. Keluarga atas segala dukungan selama ini

Penulis menyadari bahwa selama masa pengabdian dan penyusunan laporan ini masih banyak
kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon saran dan kritik dari berbagai
pihak yang bersifat membangun sebagai bahan perbaikan di masa yang akan datang. Semoga
laporan ini bermanfaat bagi semua pihak.

Mojokerto, 18 Pebruari 2017

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman Sampul .................................................. ....................................................... i


Halaman Pengesahan ........................................... ....................................................... ii
Kata Pengantar ..................................................... ....................................................... iii
Daftar Isi .............................................................. ....................................................... iv
Daftar Lampiran ................................................... ....................................................... v
BAB I PENDAHULUAN .................................... ....................................................... 1
1.1 Analisis Situasi............................................ ....................................................... 1
1.2 Permasalahan Mitra.................................... ....................................................... 1
BAB II SOLUSI DAN TARGET LUARAN........ ....................................................... 2
2.1 Solusi Yang Ditawarkan............................ ....................................................... 2
2.2 Target Luaran............................................. ....................................................... 2
BAB III METODE PELAKSANAAN................. ....................................................... 3
BAB IV JADWAL KEGIATAN.......................... ....................................................... 4
BAB V PELAKSANAAN.................................... ....................................................... 5
5.1 Pelaksanaan Kegiatan.............................. ....................................................... 5
5.2 Hasil Kegiatan.......................................... ....................................................... 5
BAB 6 PENUTUP................................................ ....................................................... 6
LAMPIRAN ......................................................... .......................................................

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Daftar hadir peserta


Lampiran 2 : Bukti Surat Penugasan
Lampiran 3 : Bukti Surat Permohonan
Lampiran 4 : Bukti Materi Kegiatan

v
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi


Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kinerja para pendidiknya untuk mengubah
karakter generasi penerusnya ke depan. Pencapaian Indonesia hingga saat ini tidak terlepas dari
peran seorang guru yang telah membimbing anak muridnya menjadi manusia dewasa dan
berperan aktif dalam pembangunan.
Guru adalah sebuah profesi mulia karena di tangan merekalah masa depan bangsa ini
ditentukan. Dalam melaksanakan kewajiban terpenting dari seorang guru yaitu mengajar. Guru
memiliki peran penting dalam mingkatkan pembangunan untuk itu diperlukan kinerja yang
dapat mendukung peran pentingnya.
Dalam hubungannya dengan kinerja guru di lembaga pendidikan, secara makro hal
tersebut pada hakekatnya memiliki peran strategis dalam pengembangan guru. Oleh karena
dapat menjadi alternatif untuk mengatasi berbagai hal kelemahan dalam kinerja guru di
lembaga pendidikan. Dalam beberapa kasus di lembaga pendidikan Yayasan Fajar Shodiq
masih ada guru yang tidak mempunyai kinerja yang cukup dalam tugas mereka, ini sangatlah
berdampak pada kinerja mereka dalam bekerja. Keterbatasan ini seharusnya bisa diperbaiki
dengan melakukan beberapa cara, suatu misal: dengan memperbaiki etos kerja spiritual guru
melalui pembinaan, training ataupun penyuluhan baik di dalam lembaga maupun di luar
lembaga.
Etos kerja spiritual tersebut diharapkan dapat memberikan nilai-nilai moral-spiritual
terhadap seorang guru. Nilai-nilai itu antara lain adalah kejujuran (shiddiq), kepercayaan
(amanah), kecerdasan (fathonah), penyampaian kebenaran (tabligh). Nilai-nilai moral-spiritual
ini jika dipahami dan diimplementasikan dalam kegiatan kerja guru, maka akan dapat memicu
dan memacu maksimalisasi kinerjanya. Sementara itu, lingkungan kerja yang kondusif ternyata
mampu melahirkan nilai-nilai (persepsi-persepsi) yang menjadi daya dorong bagi etos kerja
guru. Kenyataan ini mengindikasikan pentingnya etos kerja bagi guru agar ia memiliki kinerja
yang baik dan maksimal serta mampu mengantarkan lembaga pendidikan yang bekualitas.

1
1.2 Permasalahan Mitra
Mengacu pada uraian analisis situasi persoalan prioritas pada lembaga pendidikan
Yayasan Pendidikan Islam Fajar Shodiq adalah Dalam beberapa kasus pada lembaga
pendidikan Yayasan Pendidikan Islam Fajar Shodiq masih ada guru yang tidak mempunyai
kinerja yang cukup dalam tugas mereka, ini sangatlah berdampak pada kinerja mereka dalam
bekerja.

2
BAB II
SOLUSI YANG DITAWARKAN

2.1 Solusi Yang Ditawarkan


Untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi mitra, solusi yang ditawarkan
adalah melakukan penyuluhan meningkatkan kinerja guru melalui etos kerja spiritual.
meliputi empat nilai hal berikut ini.: kejujuran (shiddiq), kepercayaan (amanah),
kecerdasan (fathonah), penyampaian kebenaran (tabligh)
1) Kejujuran (shiddiq),
2) Kepercayaan (amanah), kecerdasan (fathonah), penyampaian kebenaran (tabligh)
3) Kecerdasan (fathonah),
4) Penyampaian kebenaran (tabligh)
Desain materi penyuluhan di atas diharapkan dapat meningkatkan kinerja guru.

2.2 Target Luaran


Luaran yang ditargetkan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah meningkatkan
kinerja guru pada lembaga pendidikan Yayasan Pendidikan Islam Fajar Shodiq

3
BAB III METODE PELAKSANAAN

Kegiatan ini dilakukan dalam dua materi, yaitu materi pertama tentang penyuluhan
terkait dengan peningkatkan Kinerja Guru Melalui Etos Kerja Spiritual. Materi kedua adalah
berlatih secara mandiri
Proses dilakukan dengan pembelajarn kelas dalam bentuk ceramah, diskusi dan Tanya
jawab. Setelah tatap muka dilakukan konsultasi mandiri bagi guru yang masih kurang
memahami.

4
BAB IV
JADWAL KEGIATAN

Jadwal kegiatan pengabdian masyarakat seperti berikut ini.


Hari Ke
No Nama Kegiatan
1 2 3 4 5 6
1 Penyusunan dan penggandaan materi
2 Penentuan jadwal penyuluhan dan koordinasi
3 Penentuan jadwal penyuluhan dan koordinasi
4 Pelaksanaan penyuluhan
5 Evaluasi dan penyusunan laporan

5
BAB V
PELAKSANAAN KEGIATAN

5.1 Pelaksanaan Kegiatan


Penyuluhan tentang meningkatkan kinerja guru sd dalam menyajikan presentasi
atraktif melalui media microsoft power point dilaksanakan pada :

Hari/Tanggal : Kamis / 16 Pebruari 2017


Pukul : 14.00-15.30
Tempat : Lembaga Pendidikan Yaysan Pendidikan Islam Fajar Shodiq
Agenda : Penyuluhan meningkatkan kinerja guru melalui etos kerja spiritual
Instruktur : Hj. Dinda Fatmah, S.Ag, M.Pd.I

Kegiatan pengabdian berupa penyuluhan kepada guru di lingkungan Lembaga


Pendidikan Yaysan Pendidikan Islam Fajar Shodiq dihadiri oleh 7 peserta. Daftar hadir
peserta pada kegiatan tersebut ada pada lampiran.
Materi penyuluhan adalah berupa modul dengan judul meningkatkan kinerja
guru melalui etos kerja spiritual.

5.2 Hasil Kegiatan


Penyuluhan tentang meningkatkan meningkatkan kinerja guru melalui etos kerja
spiritual dihadiri oleh hamper 75% dari total tenaga kependidikan yang ada di
Lembaga Pendidikan Yaysan Pendidikan Islam Fajar Shodiq. Pada saat pelaksanaan
kegiatan terlihat antusiasme peserta dengan berbagai pertanyaan yang dilontarkan oleh
peserta.

6
BAB VI
PENUTUP

Kegiatan penyuluhan yang diselenggarakan selama sehari, mendapat sambutan yang


baik dari peserta. Keadaan ini dapat dilihat dari kehadiran peserta yang cukum memenuhi
sekolah. Didukung juga oleh tenaga bantu dari sekolah tersebut.
Demikian laporan pengabdian ini disusun untuk menjadi bahan pijikan dalam
meningkatkan kinerja guru melalui etos kerja spiritual. Disadari bahwa dalam pelaksanaan
kegiatan masih banyak kekurangan-kekurangan sehingga masih jauh dari kesempurnaan, maka
melalui kesempatan ini, penulis mengharap masukan demi perbaikan yang akan datang.

7
Lampiran 1: Daftar Hadir Peserta

8
Lampiran 2: Bukti Surat Penugasan

9
Lampiran 3: Bukti Surat Permohonan

10
Lampiran 4: Bukti Materi Kegiatan
MENINGKATAN KINERJA GURU MELALUI ETOS KERJA
SPIRITUAL
Materi Pelatihan pada Guru Yayasan Islam Fajar Shodiq Mojokerto
Kamis, 16 Pebruari 2017

Oleh
Hj. Dinda FAtmah, S.Ag., M.Pd.I.
Dosen STIE Al-Anwar Mojokerto

Tantangan persaingan yang semakin tajam pada era globalisasi menuntut peningkatan

kualitas profesi dan efisiensi secara terus menerus, sehingga kemampuan daya saing

profesibisa lebih kompetetif. Era globalisasi mengubah hakekat kerja dari amatiran menuju

kepada profesionalisasi di segala bidang dan aspek kehidupan. Termasuk di dalam perubahan

global adalah profesi guru. Sesuai dengan tuntutan perubahan masyarakat global, tugas guru

juga dituntut profesionalismenya. Guru yang profesional bukan sekedar sebagai alat untuk

transmisi kebudayaan akan tetapi mentransformasikan kebudayaan itu ke arah budaya yang

dinamis dan menuntut penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, produktifitas yang tinggi

dan kualitas karya yang mampu meningkatkan daya saing.

Keberhasilan organisasi (lembaga pendidikan) sangatlah tergantung pada efektivitas

pemanfaatan sumber daya yang dimilikinya, antara lain: manusia, modal (uang), bahan baku,

mesin, dan metode yang akhir-akhir ini lebih mengarah kepada perkembangan teknologi.

Sumber daya organisasi tersebut lebih dikenal dengan lima M (5 M): man, money, material,

machine, dan method (Dharmestha dan Sukotjo, 1993:14). Walaupun keberhasilan organisasi

tidak terlepas dari aktivitas dan efektivitas dari kelima sumber daya tersebut, faktor yang

memegang peranan utama keberhasilan organisasi adalah manusia. Manusialah yang

merupakan motor penggerak utama organisasi, yang mampu melaksanakan pengorganisasian

sumber daya yang lain, baik yang bersifat strategis maupun yang bersifat operasional dan taktis.

11
Tanpa manusia, kinerja organisasi akan bersifat otomatisasi dan robotisasi. Meskipun

demikian, manusialah yang memegang kendali dalam organisasi (Simamora, 1997:2-3).

Dalam hubungannya dengan kinerja guru di lembaga pendidikan, secara makro hal

tersebut pada hakekatnya memiliki peran strategis dalam pengembangan guru. Oleh karena

dapat menjadi alternatif untuk mengatasi berbagai hal kelemahan dalam kinerja guru di

lembaga pendidikan. Seperti telah diungkapkan sebelumnya bahwa kompetensi kerja

mempunyai hubungan yang baik dengan kinerja guru secara langsung maupun tidak langsung

telah berdampak pada kinerja dan yang tidak langsung kompetensi kerja berpenaruh pada

kinerja guru melalui etos kerja spiritual. Dalam beberapa kasus di lembaga pendidikan banyak

guru yang tidak mempunyai kemampuan yang cukup baik dalam tugas mereka, ini sangatlah

berdampak pada kinerja mereka dalam bekerja. Keterbatasan ini seharusnya bisa diperbaiki

dengan melakukan beberapa cara, suatu misal: dengan memperbaiki etos kerja spiritual guru

melalui pembinaan, training ataupun pelatihan baik di dalam lembaga maupun di luar lembaga.

Penelitian yang dilakukan Asror (2000), yang bertujuan untuk membuktikan ada tidaknya spirit

agama dan etos kerja dalam pengembangan usaha dengan melakukan penelitian yang

mengambil subyek dan obyek penelitian di perusahaan Surabaya Inn Grup. Paradigma yang

digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma definisi sosial yang mempunyai aspek

penting dalam menganalisis terhadap tindakan sosial dimana nilai (agama) turut dilihat dalam

fungsinya memotivasi tindakan subyek. Instrument kunci dalam penelitian ini adalah peneliti

sendiri yang berperan serta dalam menemukan data di lapangan oleh karena itu penelitian ini

bersifat deskriptif. Berdasarkan temuan di lapangan, penelitian ini menyimpulkan bahwa

ditemukan spirit agama dan etos kerja.

Penelitian Luk (1996) yang menemukan variabel penting penentu keberhasilan kerja di

Hongkong yaitu: kemauan untuk berkerja keras, kemauan keras dalam mencapai tujuan,

keterampilan membuat keputusan yang baik, keterampilan hubungan pribadi yang baik,

12
keterampilan analitik yang baik, yang disebut personal faktors; keterampilan mengelola produk

yang baik dapat memotivasi tenaga kerja yang disebut management faktors; kemauan mencapai

terget, dapat merespon perubahan pasar, dan keterampilan melayani langganan dengan baik,

yang disebut produck and market, and company factors. Karena berbagai aspek temuan Luk

tersebut pada dasarnya adalah indikator dari etos kerja spiritual.

Dengan mempunyai etos kerja spiritual yang memadai, pemahaman akan apa yang

menjadi wewenang dan tanggungjawabnya, serta dibarengi adanya dorongan yang kuat dari

dalam diri seorang guru untuk melakukan kegiatan proses belajar mengajar, mereka akan tekun

dalam bekerja, bekerja keras, penuh inisiatif dan kreativitas serta bertanggungjawab dalam

melakukan tugas dan kewenangannya. Dengan kondisi seperti ini akan cenderung

meningkatkan kepuasan para siswa, yang pada gilirannya menuju kearah keberhasilan sekolah.

Dengan keadaan tersebut berarti etos kerja spiritual memiliki peranan yang penting

terhadap kinerja guru. Namun kempat indikator etos kerja spiritual (shiddiq, amanah, fathonah

dan tabligh) harus berjalan bersama. Seorang guru yang memiliki ketrampilan/fathonah

memadai sulit untuk bisa meningkatkan kinerjanya, tanpa memiliki sifat amanah, shiddiq dan

tabligh. Begitu juga seorang guru yang memiliki sifat amanah, shiddiq dan tabligh tinggi, sulit

untuk meningkatkan kinerjanya tanpa memilki ketrampilan dan pengetahuan (fathonah) untuk

berkerja dan tahu apa yang harus dikerjakan sesuai tugas dan kewenangannya.

Etos kerja spiritual tersebut diharapkan dapat memberikan nilai-nilai moral-spiritual

terhadap seorang guru. Nilai-nilai itu antara lain adalah kejujuran (shiddiq), kepercayaan

(amanah), kecerdasan (fathonah), penyampaian kebenaran (tabligh) (Asror, 2000: 34). Nilai-

nilai moral-spiritual ini jika dipahami dan diimplementasikan dalam kegiatan kerja guru, maka

akan dapat memicu dan memacu maksimalisasi kinerjanya. Sementara itu, lingkungan kerja

yang kondusif ternyata mampu melahirkan nilai-nilai (persepsi-persepsi) yang menjadi daya

dorong bagi etos kerja guru. Kenyataan ini mengindikasikan pentingnya etos kerja bagi guru

13
agar ia memiliki kinerja yang baik dan maksimal serta mampu mengantarkan lembaga

pendidikan yang bekualitas.

Kinerja

Dalam kinerja (Job Performance) tercakup sejumlah hasil yang tidak lain merupakan

manifestasi kerja yang dilakukan oleh seseorang atau organisasi yang biasanya digunakan

sebagai dasar penilaian atas pekerjaan atau organisasi kerja. Simamora (1997:327)

menyatakan bahwa kinerja merupakan suatu pencapaian persyaratan pekerjaan tertentu yang

akhirnya secara langsung dapat tercermin dari keluaran yang dihasilkan kemudian ditegaskan

oleh Lawler dan Porter yang menyatakan bahwa kinerja adalah “succesfull role achievement”

yang diperoleh seseorang dari perbuatannya (As’ad, 1995;46). Selanjutnya Nawawi

(1997;234) mengistilahkan kinerja sebagai karya, yaitu suatu hasil pelaksanaan suatu

pekerjaan, baik yang bersifat fisik/non fisik.

Kinerja merupakan perilaku yang ditampakkan oleh individu atau kelompok, yang

menurut Siagian (1997: 136-137) dikatakan bahwa “ditinjau dari segi keperilakuan,

kepribadian seseorang sering menampakkan dirinya dalam berbagai bentuk sikap, cara berpikir

dan cara bertindak berbagai hal yang mempengaruhi kepribadian seorang manusia

organisasional yang tercermin dalam perilakunya, yang pada gilirannya akan berpengaruh pada

kinerjanya.” Sedang Soeprihanto (2000: 7) mengatakan bahwa kinerja atau prestasi kerja

seseorang pada dasarnya adalah hasil kerja seseorang selama periode waktu tertentu dibanding

dengan berbagai kemungkinan, misalnya standart/target atau kriteria lain yang telah ditentukan

terlebih dahulu dan telah disepakati bersama.

ETOS KERJA SPIRITUAL

Pengertian Etos Kerja Spiritual

14
Etos berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos yang berarti sikap, kepribadian, watak,

karakter, dan keyakinan atas sesuatu. Etos tidak hanya dimiliki oleh individu, tetapi juga oleh

kelompok bahkan masyarakat (Tasmara, 2003: 15-16). Sedangkan, kerja adalah kegiatan yang

dilakukan untuk mencapai suatu tujuan, sehingga kegiatan tersebut mempunyai arti. Kerja

menunjukkan suatu aktivitas yang dilakukan dengan sengaja dan terrencana karena adanya

dorongan untuk mewujudkan sesuatu (Tasmara, 2003: 24). Dengan demikian, etos kerja dapat

diartikan sebagai sikap, kepribadian, watak, karakter, dan keyakinan yang dijadikan sebagai

dasar bagi suatu kegiatan yang dilakukan oleh individu maupun kelompok guna tercapainya

tujuan yang diinginkannya. Abdullah (1986: 75) mengartikan Etos sebagai sikap mendasar

yang dimiliki seseorang dalam memandang hidup. Dengan demikian, jika dihubungkan dengan

kerja, maka dapat dikatakan sebagai identitas mendasar dalam diri yang menjadi ciri khas

dalam berbuat dan berusaha. Sejalan dengan karakteristik, sikap, kebiasaan, dan kepercayaan

atau lebih khusus dalam agama disebut akhlak, yaitu kualitas esensial seorang atau kelompok.

Etos kerja dibentuk dari berbagai kebiasaan, pengaruh budaya, dan sistem nilai yang diyakini

oleh sekelompok masyarakat. Etos kerja mempunyai hubungan yang erat dengan moralitas

(etika/akhlak) yang menjelaskan nilai-nilai atau norma-norma yang berkaitan dengan baik-

buruk. Sedangkan Spiritual artinya spirit atau murni (Agustian, 2003: 51).

Dugaan para peneliti bahwa spiritualitas yang memungkinkan orang untuk

mengembangkan kebiasaan moral baik ialah cocok untuk tempat kerja. Jika spiritualitas

mengarah ke kerjasama dan kompetensi yang diperoleh dari kebiasaan moral baik dan sifat

baik pada diri seseorang, maka spiritualitas itu bisa dianggap cocok. Bila spiritualitas

memungkinkan seseorang mengembangkan kebiasaan moral baik, hal ini memberikan tolak

ukur atau pengujian (tes) yang positif untuk tingkat kecocokan spiritualitas itu.

Spiritual merupakan pemandangan dunia plus jalur/jalan setapak, dimana hampir setiap

orang mempunyai spiritualitas, dengan pandangan dunia yang bisa berasal dari apa saja

15
termasuk keimanan seseorang (Schneiders, 2000, 198). Pertanyaan yang penting kemudian

menjadi apakah spiritualitas itu cocok, atau untuk tujuan khusus kita, apakah spiritual itu cocok

untuk tempat kerja. Ada banyak spiritualitas yang jelas berbeda, ada spiritualitas religius dan

non religius. Spiritualitas memberikan arti kepada individual dan dunianya orang itu. Jadi

spiritualitas memberikan keuntungan yang cukup kepada seseorang, dan khususnya

memandang seseorang sebagai makhluk yang positif dan berhasil berhubungan untuk orang

lain dan dunia.

Jenis-Jenis Etos Kerja Spiritual

1). Kejujuran (Shidiq)

Kejujuran adalah komponen ruhani yang memantulkan berbagai sikap terpuji (honorable,

respectable, creditable, maqamam mahmudah). Mereka berani menyatakan sikap secara transparan,

terbebas dari segala kepalsuan dan penipuan (free from fraud or deception). Hatinya terbuka dan

selalu bertindak lurus (openminded and straight forwardness). Sehingga mereka memiliki keberanian

moral yang sangat kuat (Tasmara, 2003)

2). Kepercayaan (Amanah)

Amanah merupakan dasar dari tanggung jawab, kepercayaan, dan kehormatan serta prinsip-

prinsip yang melekat pada mereka yang cerdas secara rohani. Seorang yang memiliki kecerdasan

rohani adalah sikapnya yang selalu ingin menampilkan sikap yang bisa dipercaya (credible),

menghormati, dan dihormati (honorible). Sikap hormat dan dipercaya hanya dapat tumbuh apabila

kita menyakini sesuatu yang kita anggap benar sebagai prinsip yang tidak dapat diganggu gugat

(Tasmara, 2003)

3). Kecerdasan (Fathanah)

Fathanah merupakan kecerdasan yang mencakup kecerdasan intelektual, emosional,

dan terutama spiritual. Seorang yang memiliki sikap fathanah, tidak saja menguasai bidangnya,

tetapi memiliki dimensi ruhani yang kuat. Keputusan-keputusannya menunjukkan warna

16
kemahiran seorang profesional yang didasarkan pada sikap moral atau akhlak yang luhur.

Seorang yang fathanah itu tidak saja cerdas, tetapi juga memiliki kebijakan atau kearifan dalam

berfikir dan bertindak (Tasmara, 2003).

4). Penyampaian Kebenaran (Tabligh)

Nilai tabligh telah memberikan muatan yang mencakup aspek kemampuan berkomunikasi

(communication skill), kepemimpinan (leadership), pengembangan dan peningkatan kualitas sumber

daya insani (human resources development) dan kemampuan diri untuk mengelola sesuatu

(managerial skill) (Tasmara, 2003).

Hasil penyajian ini diharapkan memberikan dampak yang akan memperkaya teori

manajemen pendidikan agama Islam maupun teori perilaku pondok pesantren, khususnya yang

terkait dengan etos kerja spiritual dalam meningkatkan kinerja guru. Disamping itu diharapkan

Lembaga Pendidikan memperhatikan faktor – faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan

kinerja gurunya. Selain itu dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan

kebijakan pengelolaan Lembaga Pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Taufik, 1986, Agama, Etos Kerja dan Perkembangan Ekonomi. Jakarta: LP3ES.
Agustian, Ary Ginanjar, 2003, Emotional Spiritual Quotient, Rahasia Sukses Membangun
Kecerdasan Emosi dan Spiritual Berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam. Cetakan
Pertama, Jakarta, Penerbit Arga
Asror Moh, 1995, Psikologi Industri, Edisi Ke-empat, Cetakan Kedua, Yogyakarta, Penerbit
Liberty
Asror, Ahidul, 2000, Spirit Agama dan Etos Kerja dalam Pengembangan Usaha: Studi Kasus
Surabaya Inn Grup, Tesis, Surabaya, Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri
Sunan Ampel

Dharmestha dan Sukotjo Ibnu, 1993, Pengantar Bisnis Modern, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga,
Yogyakarta, Liberty

Luk, S. T. K., 1996. Succes in Hongkong: Faktors Self Reported by Successful Small Business
Owners, Journal of Business Management, Vol. 34, July P. 68- 74

17
Nawawi, H. Hadari, 1997, Manajemen Sumber Daya Manusia: Untuk Bisnis Yang Kompetitif,
Cetakan Pertama, Yogyakarta, Gajah Mada University Press
Schneider, Benjamin, Gunnarson, Sarah K, Niles-Jolly, Kathryn., 2000, Creating the climate
and culture of success, Organizational Dynamics. New York: Summer 1994. Vol. 23,
Iss. 1; pg. 17, 13 pgs
Siagian, SP, 1997, Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Keenam, Jakarta, Bumi Aksara
Simamora, Henry, 1997, Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Pertama, Yogyakarta,
STIE YKPN
Soeprihanto, John, 2000, Penelitian Kinerja Dan Pengembangan Karyawan, Edisi Pertama,
Yogyakarta, BPFE
Tasmara, Toto, 2003, Membudayakan Etos Kerja Islami, Jakarta, Gema Insani Press.

18

Anda mungkin juga menyukai