Askep Leukemia Limfositik Akut
Askep Leukemia Limfositik Akut
PENGKAJIAN
I. Identitas
Nama Lengkap Anak : An. N R U
Nama Panggilan :R
Jenis kelamin : Perempuan
Agama/Suku : Islam / Jawa
Warga Negara : Indonesia
Pendidikan : SD kelas 2
Alamat Rumah :
IV. Kesadaran
Keadaan Umum tampak sakit sedang, terpasang fenflon di tangan kanan, anak
dapat berjalan-jalan sekitar ruangan aktifitas harian dibantu sebagian.
Kesadaran : Compos Mentis, TD : 110/60 P : 106x/menit T : 372 oC
1
keinginan anak, tidak ada keluhan mual, muntah, ataupun alergi makanan.
Makanan kesukaan anak adalah bakso.
Saat ini selama dirawat anak rutin makan 3 kali sehari, tetapi kadang anak
tidak mau makanan dari RS, karena tidak berselera, orang tua
menggantikan dengan makanan dari rumah atau beli di luar. Anak
mendapat diet 1800 kalori dengan makan iga kali dan susu dari RS
sebanyak 3 kali.
BB : 17 kg Rongga mulut bersih
Gusi : Tidak terjadi perdarahan Tidak terjadi pembesaran KGB
Gigi Geligi : Lengkap, geraham belakang belum tumbuh, missing tidak
ada, gigi seri karies
Konjungtiva : Tidak anemis Sklera : Tidak icterus.
Abdomen
Inspeksi : Bentuk terlihat agak membesar, terdapat bayangan vena,
Auskultasi : Peristaltik usus 8 kali/ menit
Palpasi : Nyeri tekan tidak ada
Hepar : Teraba membesar 4 x 3 x 1,5
Lien : tidak teraba
Perlusi : tanda asites tidak ada.
Laboratorium daah : Hb : 12.7 Leukosit : 2500
2
Menurut ibu, semenjak anak R didiagnosa ALL, anak menjadi sensitif,
mudah marah dan cepat menangis. Bila ada yag tidak disenagai atau
masalah anak biasanya cerita kepada ayahnya.
3
DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN RENCANA TINDAKAN
Rencana tindakan :
1. Tempatkan anak pada ruang khusus. Batasi pengunjung sesuai indikasi
Rasional ; Melindungi anak dari sumber potensial patogen / infeksi
2. Berikan protocol untuk mencuci tangan yang baik untuk semua staf
petugas
Rasional : mencegah kontaminasi silang / menurunkan risiko infeksi
3. Awasi suhu. Perhatikan hubungan antara peningkatan suhu dan
pengobatan chemoterapi. Observasi demam sehubungan dengan
tachicardi, hiertensi
Rasional : Hipertermi lanjut terjadi pada beberapa tipe infeksi dan demam
terjadi pada kebanyakan pasien leukaemia.
4. Dorong sering mengubah posisi, napas dalam, batuk.
Rasional ; Mencegah statis secret pernapasan, menurunkan resiko
atelektasisi/ pneumonia.
5. Inspeksi membran mukosa mulut. Bersihkan mulut secara periodic.
Gnakan sikat gigi halus untuk perawatan mulut.
Rasional : Rongga mulut adalah medium yang baik untuk pertumbuhan
organisme patogen
6. Awasi pemeriksaan laboratorium : WBC, darah lengkap
Rasional : Penurunan jumlah WBC normal / matur dapat diakibatkan oleh
proses penyakit atau kemoterapo.
7. Berikan obat sesuai indikasi, misalnya Antibiotik
Rasional ; Dapat diberikan secara profilaksis atau mengobati infeksi
secara khusus.
8. Hindari antipiretik yang mengandung aspirin
Rasional ; aspirin dapat menyebabkan perdarahan lambung atau
penurunan jumlah trombosit lanjut
4
Rasional : Mengukur keadekuatan penggantian cairan sesuai fungsi ginjal.
Pemasukan lebih dari keluaran dapat mengindikasikan
memperburuk / obstruksi ginjal.
3. Awasi TD dan frekuensi jantung
Rasional : Perubahan dapat menunjukkan efek hipovolemik
(perdarahan/dehidrasi)
4. Inspeksi kulit / membran mukosa untuk petike, area ekimotik, perhatikan
perdarahan gusi, darah warn karat atau samar pada feces atau urine;
perdarahan lanjut dari sisi tusukan invesif.
Rasional ; Supresi sumsum dan produksi trombosit menempatkan pasien
pada resiko perdarahan spntan tak terkontrol.
5. Evaluasi turgor kulit, pengiisian kapiler dan kondisi umum membran
mukosa.
Rasional ; Indikator langsung status cairan / dehidrasi.
6. Implementasikan tindakan untuk mencegah cedera jaringan / perdarahan,
ex : sikat gigi atau gusi dengan sikat yang halus.
Rasional ; Jaringan rapuh dan gangguan mekanis pembekuan
meningkatkan resiko perdarahan meskipun trauma minor.
7. Berikan diet halus.
Rasional : Dapat membantu menurunkan iritasi gusi.
8. Berikan cairan IV sesuai indikasi
Rasional : Mempertahankan keseimbangan cairan / elektrolit pada tak
adanya pemasukan melalui oral; menurunkan risiko komplikasi
ginjal.
9. Berikan sel darah Merah, trombosit atau factor pembekuan
Raional : Memperbaiki jumlah sel darah merah dan kapasitas O2 untuk
memperbaiki anemia. Berguna mencegah / mengobati
perdarahan.