PERAN DIPLOMASI INDONESIA DALAM MENANGANI COVID 19
Kebijakan luar negeri merupakan reaksi terhadap stimulus yang datang
dari dalam dan luar negeri lingkungan (Rosenau, 1980). Politik luar negeri adalah kegiatan yang dilakukan oleh negara aktor yang melakukan tindakan berdasarkan keputusan untuk mencapai tujuan yang diidentifikasi. Politik luar negeri yang dilakukan bertujuan untuk mencapai kepentingan nasional suatu negara. Untuk mencapai kepentingan nasional, negara dalam banyak hal melakukan kerjasama dengan negara-negara lain di tingkat bilateral, trilateral dan multilateral. Selama yang pertama periode kepemimpinan Joko Widodo (mulai tahun 2014), ada empat prioritas dalam politik luar negerinya: yaitu (1) memperkuat identitas Indonesia sebagai sebuah negara; (2) meningkatkan peran Indonesia dan membangun kerja sama internasional sebagaimana mestinya memperkuat diplomasi kekuatan menengah; (3) memperluas pengaruh keterlibatan di Wilayah Indo-Paqësor; dan (4) mengutamakan kepentingan umum dalam kebijakan luar negerinya (Connely, 2014: 6). Politik luar negeri yang dilakukan oleh Indonesia menargetkan entitas eksternal untuk menunjukkan bahwa tindakan dan kontrol negara tidak dapat dipisahkan dari kepentingan nasional Indonesia. Kepentingan nasional adalah berkaitan dengan kebutuhan negara vis-a-vis negara lain yang merupakan bagian dari lingkungan (Nuechterlein, 1976: 247).
Salah satu bentuk nyata diplomasi kesehatan yang dilakukan Indonesia
pada era dari pandemi COVID-19 adalah keterlibatan aktif dalam forum multilateral fokus pada penguatan kerja sama seputar COVID-19. Indonesia melaksanakan banyak kegiatan di forum internasional untuk mencapai kepentingan nasionalnya. Hal ini dibuktikan dengan 67 juta vaksin di Indonesia telah diamankan dari hubungan bilateral dan multilateral (Lembaga Ketahanan Nasional Indonesia, 2021). Akses terhadap vaksin ini diperkirakan akan meningkat setiap bulannya karena Kebutuhan vaksinasi di Indonesia masih kurang. Menurut Kesehatan Dunia Organization (WHO) bahwa setidaknya ada 3 (tiga) langkah yang dapat dilakukan dalam penanganan COVID-19 yaitu borderless, melakukan kerjasama global, dan memastikan bahwa semua negara adil dalam mengakses kesehatan yang sama (Humphrey Wangke, 2021). Kerjasama Indonesia terlihat dari keterlibatan Indonesia di berbagai forum internasional seperti International Coordination Group on COVID-19 (ICGC). Forum ini secara kolektif bertujuan untuk mendistribusikan vaksin untuk pemulihan ekonomi dan kesehatan global pascapandemi (Kementerian Luar Negeri Indonesia, 2020). Inisiatif kolektif ini tentu saja merupakan kerangka kerja untuk kerjasama multilateral yang menekankan pentingnya solidaritas bersama dalam memerangi COVID-19, karena COVID-19 merupakan ancaman bagi semua negara di dunia.
Sejauh mana Indonesia berhasil menangani COVID-19 tidak bisa diukur
dipisahkan dari diplomasi kesehatan dan politik luar negeri Indonesia. COVID- 19 pandemi telah menjadi konsep ancaman yang tidak hanya mengancam keamanan nasional, tetapi juga mengancam keamanan manusia sebagai individu. Sejalan dengan PBB Laporan Pembangunan Manusia Program Pembangunan (UNDP) (1994), keamanan ancamannya luas dan mencakup ancaman kelaparan, ancaman penyakit menular, ancaman terhadap kehidupan manusia sehari-hari—di rumah, di lingkungan kerja, dan di masyarakat. UNDP kemudian mengidentifikasi tujuh elemen yang terdiri dari keamanan ancaman, meliputi: ketahanan ekonomi, ketahanan pangan, keamanan kesehatan, keamanan lingkungan, keamanan pribadi, keamanan masyarakat, dan keamanan politik keamanan (UNDP, 2006). Tentu hal ini menjadi tantangan bagi Indonesia di era pandemi COVID-19, yang tidak hanya melakukan diplomasi kesehatan, tetapi juga melihat aspek lainnya. Secara garis besar, gangguan sosial yang terjadi karena COVID-19 tidak hanya mengancam stabilitas negara, tetapi juga akan memiliki implikasi besar bagi kinerja ekonomi, dan secara langsung mengancam manusia keamanan. Hal ini menjadi tantangan besar bagi Indonesia karena terus berupaya dalam menangani COVID-19 dan menjadikannya lebih dari sekadar masalah kesehatan.
Diplomasi kesehatan yang dilakukan Indonesia telah dampak positif bagi
stabilitas global. Hal ini terlihat dari hasil yang ke-75 Sidang Umum PBB bahwa Indonesia mengusulkan kesetaraan vaksin untuk semua negara di dunia dan berhasil mengesahkan resolusi di Majelis Umum. Diplomasi kesehatan yang merupakan salah satu politik luar negeri Indonesia tidak dapat dipisahkan dari hubungan baik yang telah dibangun Indonesia di masa lalu dengan negara lain negara, seperti Jepang dan Korea Selatan, yang juga membantu Indonesia untuk merespon ke COVID-19. Bantuan ini menunjukkan bahwa menjaga hubungan baik antara negara akan terus menjadi aset di masa depan. kesehatan Indonesia diplomasi dimulai pada awal pandemi dan berusaha untuk memanfaatkan Hubungan baik Indonesia dengan negara lain dan reputasi internasional. Itu Pemerintah Indonesia mengeluarkan prioritas ketahanan kesehatan nasional di bidang kesehatan kepedulian untuk menjamin perlindungan bagi rakyat negara Indonesia selama Pandemi covid19. Hal tersebut kemudian didukung oleh upaya yang dilakukan oleh Presiden, Menteri Luar Negeri, dan lainnya yang menyadari beratnya keamanan ini tantangan bagi Indonesia.