Disusun oleh:
Nur Satriani (1964041002)
Ismiati Pertiwi (2222200068)
Muhammad Daffansyah Gerraldy Oking (2222200085)
KELAS 3 / C
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG - BANTEN
2021
MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM MENURUT RALPH TYLER,
HILDA TABA, DAN WHEELER
C. Model Wheeler
Dalam bukunya yang cukup berpengaruh, Curriculum Process, Wheeler
(1967) mempunyai argumen tersendiri pengembangan kurikulum (curriculum
developers) dapat menggunakan suatu proses melingkar (a cycle process), yang
namanya setiap elemen saling berhubungan dan bergantungan.
Pendekatan yang digunakan Wheeler dalam pengembangan kurikulum
pada dasarnya memiliki bentuk rasional. Setiap langkah kurikulum pada dasarnya
memiliki bentuk rasional. Setiap langkahnya (phase) merupakan pengembangan
secara logis terhadap model sebelumnya, di mana secara umum langkah tidak
dapat dilakukan sebelum langkah-langkah sebelumnya telah diselesaikan. Sebagai
mantan akademisi University of Western Australia, Wheeler mengembangkan ide-
idenya sebagaimana yang telah dilakukan oleh Tayler dan Taba. Wheeler
menawarkan lima langkah itu jika dikembangkan dengan logis temporer, akan
menghasilkan suatu kurikulum yang efektif. Dari lima langkahnya ini, sangat
tampak bahwa Wheeler mengembangkan lebih lanjut apa yang telah dilakukan
Tyler dan Taba meski hanya dipresentasikan agak berbeda.
Kelebihan dari model Wheeler adalah:
1. Memasukan berbagi kematangan yang berhubungan dengan objectives.
2. Struktur logis kurikulum yang dikembangkannya
3. Menerapkan situasional analisis sebagai titik permulaan
TABEL PERBANDINGAN PERSAMAAN DAN PERBEDAAN MODEL
PENGEMBANGAN KURIKULUM MENURUT EALPH TYLER, HILDA
TABA, DAN WHEELER SECARA UMUM