Anda di halaman 1dari 85

LAPORAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS

JUDUL :
PENINGKATAN KEDISIPLINAN PETUGAS DALAM MELAKSANAKAN
ASSESMEN ANESTESI PRAINDUKSI DI RUANG INSTALASI KAMAR
OPERASI SENTRAL RUMAH SAKIT UMUM BAHTERAMAS
PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Oleh :
NENGAH DIAN ARDIANTA,A. Md
NDH : 23

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II


ANGKATAN XIX TAHUN 2021

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
KENDARI
2021
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Jalan Chairil Anwar No. 8 A Puwatu Tlp. 3124061 Fax. 3125905

LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS

“PENINGKATAN KEDISIPLINAN PETUGAS DALAM MELAKSANAKAN


ASSESMEN ANESTESI PRAINDUKSI DI RUANG INSTALASI KAMAR
OPERASI SENTRAL RUMAH SAKIT UMUM BAHTERAMAS
PROVINSI SULAWESI TENGGARA”

Oleh :
NENGAH DIAN ARDIANTA,A. Md
NIP: 199411012019031009

Telah disetujui untuk diseminarkan tanggal: 18 Juni 2021


di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sulawesi Tenggara

II
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Jalan Chairil Anwar No. 8 A Puwatu Tlp. 3124061 Fax. 3125905

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS

“PENINGKATAN KEDISIPLINAN PETUGAS DALAM MELAKSANAKAN


ASSESMEN ANESTESI PRAINDUKSI DI RUANG INSTALASI KAMAR
OPERASI SENTRAL RUMAH SAKIT UMUM BAHTERAMAS
PROVINSI SULAWESI TENGGARA”

Oleh :
NENGAH DIAN ARDIANTA,A. Md
NIP. 19941101 201903 1 009

Telah diterima dan diperbaiki sesuai masukan Penguji,Coach dan Mentor


Pada Seminar/Evaluasi Laporan Aktualisasi yang diselenggarakan
Pada tanggal 18 Juni 2021

III
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan rahmat-Nya,
sehingga saya dapat menyelesaikan laporan aktualisasi ini dengan judul
“Peningkatan Kedisiplinan Petugas Dalam Melaksanakan Assesmen Anestesi
Prainduksi di Ruang Instalasi Kamar Operasi Sentral Rumah Sakit Umum
Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara” tepat pada waktunya. Laporan
aktualisasi ini saya buat sebagai salah satu syarat kelulusan pelatihan dasar CPNS
golongan II angkatan XIX Provinsi Sulawesi Tenggara.
Saya menyadari bahwa banyak pihak yang turut membantu dan
memberikan bimbingan kepada saya dalam menyelesaikan rancangan aktualisasi
ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Syahruddin Nurdin, SE, selaku Kepala Badan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Provinsi Sulawesi Tenggara.
2. Bapak dr. H. Hasmudin,Sp. B, M.P.H., selaku Direktur RSU Bahteramas,
3. Bapak Hadiansah,Amd. An, selaku Mentor dan Koordinator Penata Anestesi
di Instalasi Kamar Operasi Sentral RSU Bahteramas
4. Bapak Amalul Syahid,M. Si, selaku Coach
5. Seluruh Widiyaiswara Pelatihan Dasar CPNS Golongan II Lingkup
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara yang telah memberikan ilmunya;
6. Kedua Orangtua, , Saudara, Sahabat, Teman-Teman dan Panitia Latsar
CPNS Golongan II Angkatan XIX di BPSDM yang selalu mendukung,
mendoakan dan memberikan lingkungan pelatihan yang kondusif dan
menyenangkan bagi penulis.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam
penyusunan laporan aktualisasi ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun penulis harapkan agar dapat berkarya lebih baik lagi di masa yang
akan datang. Semoga laporan aktualisasi ini dapat bermanfaat bagi saya, satuan
kerja, pasien dan banyak pihak di masa yang akan datang.
Kendari, Juni 2021
Penulis

Nengah Dian Ardianta,A. Md

IV
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................. II
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. III
KATA PENGANTAR ....................................................................................... IV
DAFTAR ISI ..................................................................................................... V
DAFTAR TABEL ............................................................................................ VI
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... VII
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Tujuan ..................................................................................................... 3
C. Manfaat .................................................................................................... 3
D. Ruang Lingkup ....................................................................................... 4
E. Waktu dan Tempat .................................................................................. 4

BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI, KONSEP NILAI-NILAI


DASAR, KEDUDUKAN PERAN ASN DAN PENETAPAN ISU
A. Gambaran Umum Organisasi ................................................................. 5
B. Nilai-Nilai Dasar ASN ............................................................................ 11
C. Kedudukan dan Peran ASN Dalam NKRI .............................................. 23
D. Identifikasi Penetapan dan Analisis Isu .................................................. 27

BAB III CAPAIAN AKTUALISASI


A. Kendala dan Antisipasi ........................................................................... 35
B. Uraian Kegiatan ...................................................................................... 36
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................. 59
B. Saran ........................................................................................................ 59
C. Rencana Tindak Lanjut .......................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

V
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Data Sumber Daya Manusia .............................................................. 11
Tabel 2.2 Identifikasi Isu..................................................................................... 28
Tabel 2.3 Bobot Penilaian AKPK ...................................................................... 30
Tabel 2.4 Analisis Isu Berdasarkan AKPK ......................................................... 31
Tabel 2.5 Analisis Isu Berdasarkan USG ............................................................ 32
Tabel 2.6 Rancangan Aktualisasi Berdasarkan Nilai Aneka .............................. 35
Tabel 2.7 Jadwal Rencana Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi............................ 47
Tabel 3.1 Kendala dan Antisipasi ...................................................................... 35
Tabel 3.2 Realisasi Pelaksanaan Kegiatan ......................................................... 36
Tabel 3.3 Hasil Pelaksanaan Aktualisasi ........................................................... 37

VI
DAFTAR GAMBAR

Gamabr 2.1 Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi


Sulawesi Tenggara ......................................................................... 6
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Bahteramas .................. 8
Gambar 3.1 SOP Assesmen Anestesi Prainduksi .............................................. 38
Gambar 3.2 Bahan Materi dari Buku dan Internet ............................................. 39
Gambar 3.3 Konsultasi Materi Assesmen Anestesi ........................................... 40
Gambar 3.4 Rancangan Alur Assesmen Anestesi Bersama Mentor ................... 40
Gambar 3.5 Tanda Tangan Persetujuan Kegiatan .............................................. 41
Gambar 3.6 Surat Persetujuan Mentor ................................................................ 41
Gambar 3.7 Konsultasi Dengan Pihak Percetakan ............................................. 43
Gambar 3.8 Konsultasi Via WA Dengan Pihak Percetakan ............................... 44
Gambar 3.9 Desain Banner ................................................................................ 44
Gambar 3.10 Resi Cetak Banner ........................................................................ 45
Gambar 3.11 Kontrak Waktu Via WA ............................................................... 46
Gambar 3.12 Sosialisasi Alur Assesmen Anestesi Prainduksi ........................... 46
Gambar 3.13 Sosialisasi Assesmen Anestesi Via Grup WA ............................. 47
Gambar 3.14 Penempatan banner di Ruang Persiapan IKOS ............................ 48
Gambar 3.15 Penempatan banner di Ruang Persiapan OK Emergency ............ 48
Gambar 3.16 Menyiapkan Status Pasien ............................................................ 51
Gambar 3.17 Anamnesa Pasien .......................................................................... 51
Gambar 3.18 Pemeriksaan Fisik ........................................................................ 52
Gambar 3.19 Dokumentasi ................................................................................ 53
Gambar 3.20 Laporan Evaluasi .......................................................................... 54
Gambar 3.21 Menyiapkan Data dan Dokumen Hasil Kegiatan ......................... 55
Gambar 3.22 Konsultasi dengan Mentor ........................................................... 56
Gambar 3.23 Menyusun dan Mencetak Laporan Aktualisasi ............................. 57

VII
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara di era milenial adalah sebagai wujud reformasi
kepegawaian yang dapat membawa perubahan melalui inovasi dan berorientasi
pada pelayanan publik secara profesional dengan selalu mengedepankan
kepentingan Negara, bebas intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi,
nepotisme, mampu menjalankan kebijakan publik dan pelayanan publik bagi
masyarakat, dan mampu menjadi perekat dan pemersatu bangsa berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945 yang diatur dalam UU No. 5 Tahun 2014 sebagai
landasan operasional tentang Aparatur Sipil Negara.
Dalam upaya mewujudkan ASN yang berintegritas, profesional dan
berkualitas maka diselenggarakan Pelatihan Dasar (Latsar) seperti yang telah
diatur dalam Peraturan Lembaga Administrasi Negara No. 12 Tahun 2018
tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Pelatihan Dasar ini
bertujuan untuk membentuk nilai-nilai dasar profesi ASN agar dapat
melaksanakan fungsi dan perannya sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan
publik, dan perekat serta pemersatu bangsa serta dapat membentuk nilai-nilai
dasar profesi ASN. Nilai-nilai dasar tersebut adalah Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi yang diakronimkan menjadi
ANEKA. Dalam penerapan ANEKA berpinsip pada kedudukan dan peran ASN
dalam NKRI yaitu Manajemen ASN, Whole of Goverment, dan Pelayanan
Publik.
Salah satu dari bentuk pelayanan publik ASN adalah di bidang kesehatan.
Dalam bidang kesehatan terdapat profesi Penata Anestesi yang melaksanatan
tugas dan fungsinya dalam memberikan pelayanan kesehatan. Berdasarkan
PERMENPAN No 17 Tahun 2017 Penata Anestesi adalah PNS yang diberi

1
tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang
berwenang untuk melaksanakan kegiatan pelayanan asuhan kepenataan anestesi
sesuai kewenangan dan peraturan perundang-undangan. Pelayanan asuhan
kepenataan anestesi adalah pelayanan asuhan kepenataan anestesi pada
praanestesi, intraanestesi dan pascaanestesi yang selanjutnya disebut perioperatif.
Penata anestesi melaksanakan tugasnya pada fasilitas pelayanan kesehatan dan
salah satunya adalah Rumah Sakit.
Rumah sakit merupakan salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang
harus memiliki peran optimal dalam upaya peningkatan derajat kesehatan
masyarakat Indonesia. Dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat, penata
anestesi harus memberikan pelayanan yang berkualitas. Salah satu bentuk
pelayanan yang berkualitas adalah dengan memberikan standar pelayanan
keselamatan pasien yang akan dioperasi sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No 11 tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien.
Standar pelayanan keselamatan pasien adalah salah satu cara mencegah
terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan selama pasien menjalani
operasi/anestesi,baik pada praanestesi, intraanestesi dan pascaanestesi
Pada pelaksanaannya beberapa pasien diruang anestesi prainduksi tidak
sempat dilakukan penilaian kesulitan anestesi dalam hal ini adalah pengecekan
malampati dan beberapa pasien masih memakai gigi palsu, lipstip dan kutek,
tetapi sudah diantar masuk dalam kamar operasi dikarenakan rendahnya
kedisiplinan petugas dalam pelaksanaan assesmen anestesi prainduksi diruang
persiapan Instalasi Kamar Operasi Sentral (IKOS) RSU Bahteramas. Hal ini
dapat berakibat fatal bagi pasien dimana jika gigi palsu tidak dilepas dapat
menyebabkan hambatan jalan nafas selama tindakan anestesi dan dapat berakibat
kematian. Pemakaian kutek kuku dan lipstik dapat menyulitkan pemantauan
tanda bahaya selama tindakan anestesi perioperatif. Sedangkan penilaian

2
malampati sangat dibutuhkan untuk menilai kesulitan dalam manajemen air way
pasien.

Berdasarkan uraian di atas maka diperlukan “Peningkatan Kedisiplinan


Petugas Dalam Melaksanakan Assesmen Anestesi Prainduksi di Ruang
Instalasi Kamar Operasi Sentral RSU Bahteramas”.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menerapkan nilai dasar Akuntabilitas,Nasionalisme,Etika publik,
Komitmen mutu, dan Anti korupsi (ANEKA) serta kedudukan dan peran
ASN dalam melaksanakan tugas dan fungsi Penata Anestesi sehingga dapat
memberikan kontribusi pada Visi dan Misi Organisasi serta Penguatan
Nilai-Nilai Organisasi.
2. Tujuan Khusus
Meningkatkan kedisiplinan petugas dalam melaksanakan assesmen
anestesi prainduksi di Instalasi Kamar Operasi Sentral RSU Bahteramas,
C. Manfaat
Adapun manfaat kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar PNS adalah sebagai
berikut:
1. Bagi Calon Pegawai Negeri Sipil
Optimalisasi pemahaman dan kemampuan untuk mengimplementasikan
nilai-nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu dan Anti Korupsi) sebagai landasan dalam menjalankan
tugas dan fungsinya.
2. Bagi Organisasi/ Instansi
a. Memberikan alternatif kegiatan-kegiatan yang mengimplementasikan
nilai-nilai dasar ANEKA dalam menyelesaikan masalah yang terjadi di
organisasi

3
b. Membantu Optimalisasi pelaksanaan assesmen anestesi prainduksi
di ruang persiapan kamar operasi RSU Bahteramas, Sehingga dapat
memberi kontribusi pada Visi dan Misi Organisasi.
3. Bagi Pasien dan Masyarakat
Menciptakan pelayanan yang prima dan profesional bagi masyarakat
serta optimalisasi derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja RSU
Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara sebagai hasil dari penerapan nilai-
nilai dasar ANEKA.
4. Bagi Stakeholder
Optimalisasi pelayanan yang berkualitas dan pedoman kepenataan
anestesi.

D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup aktualisasi ini adalah pada pelayanan kesehatan khususnya
pelayanan Penata Anestesi di Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi
Tenggara yang menerapkan nilai-nilai akuntabilitas, nasionalisme, etika publik,
komitmen mutu, dan anti korupsi sebagai Aparatur Sipil Negera (ASN).

E. Waktu Dan Tempat


1. Waktu
Waktu pelaksanaan aktualisasi akan dimulai dari tanggal 08 Mei 2021 -
14 Juni 2021
2. Tempat
Tempat pelaksanaan rancangan aktualisasi ini dilakukan di Instalasi Kamar
Operasi Sentral Rumah Sakit Umum Bahteramas yang beralamat di Jl. Kapten
Peiere Tendean, No. 50 Kec Baruga, Provinsi Sulawesi Tenggara.

4
BAB II

GAMBARAN UMUM ORGANISASI, KONSEP NILAI-NILAI


DASAR, KEDUDUKAN PERAN ASN DAN PENETAPAN ISU

A. Gambaran Umum Organisasi


1. Profil Organisasi RSU Bahteramas

Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang


menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Tugas
Rumah Sakit adalah memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna. Definisi tentang Rumah Sakit dalam Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
Sesuai dengan Undang-undang Rumah Sakit Nomor 44 tahun 2009 dan
untuk peningkatkan mutu pelayanan, maka Rumah Sakit Umum Provinsi
Sulawesi Tenggara telah menjadi Badan Layanan Umum Daerah yang
ditetapkan melalui Surat Keputusan Gubernur Sulawesi Tenggara Nomor :
653 tahun 2010 tanggal 15 Oktober 2010.Diakhir tahun 2012, tepatnya
tanggal 21 November 2012 Rumah Sakit Umum Provinsi Sultra pindah lokasi
dan berubah nama menjadi Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi
Sulawesi Tenggara, yang diresmikan penggunaannya oleh Menteri
Koordinator Bidang Ekonomi dan Keuangan RI, Ir. H. Hatta Rajasa dan
Gubernur Sulawesi Tenggara H. Nur Alam, SE.
Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara, sejak
tanggal 21 November 2012 pindah lokasi dari jalan Dr. Ratulangi Nomor 151
Kelurahan Kemaraya Kecamatan Mandonga ke jalan Kapten Piere Tendean
Nomor 40 Baruga. Lokasi ini sangat strategis karena mudah dijangkau dengan
kendaraan umum dengan batas sebagai berikut:

5
a) Sebelah Utara : Kantor Pengadilan Agama
b) Sebelah Timur : Balai Pertanian Provinsi Sulawesi Tenggara
c) Sebelah Selatan : Perumahan Penduduk
d) Sebelah Barat : Kantor Polsek Baruga

Gambar 2.1 Rumah Sakit Umum Bahteramas


Provinsi Sulawesi Tenggara

2. Visi,Misi dan Moto Rumah Sakit Umum Bahteramas

a. Visi
“Rumah Sakit Rujukan Pilihan di Indonesia Timur Tahun 2023”

b. Misi
1) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna dan bermutu yang
mengutamakan keselamatan pasien.
2) Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan dan penelitian yang
berkualitas dan berdaya saing.

6
3) Mengembangkan sarana dan prasarana rumah sakit berbasis teknologi
terkini.
4) Meningkatkan kompetensi, profesionalisme dan kesejahteraan pegawai.
5) Mewujudkan suasana rumah sakit yang asri, nyaman, komunikatif dan
informatif

c. Motto
“ Melayani dengan Hati dan Senyum”
3. Nilai-Nilai Organisasi
a. Empati terhadap pasien
Memahami dan ikut merasakan masalah yang dihadapi pasien. Untuk
itu setiap pegawai RSU Provinsi Sulawesi Tenggara dalam menangani
pasien harus bertekad bahwa: “keselamatan, kesembuhan dan kepuasan
pasien adalah kebahagiaan kami”.
b. Keterbukaan dan Transparansi
Dengan keterbukaan diharapkan pemberian informasi secara terbuka
serta membuka diri pula terhadap kritik. Kritik harus dilihat sebagai suatu
partisipasi untuk perbaikan. Selain itu perlu adanya transparansi yaitu
diketahuinya oleh banyak pihak (yang berkepentingan) mengenai
perumusan kebijaksanaan yang sudah ditetapkan.
c. Akuntabilitas
Dengan akuntabilitas diharapkan kewajiban untuk memberikan
pertanggungjawaban atau menjawab dan menerangkan kinerja dan
tindakan seseorang/pimpinan suatu organisasi kepada pihak yang memiliki
hak atau berwenang meminta pertanggung jawaban.
d. Azas Kekeluargaan
Bekerja dalam kebersamaan jauh lebih baik daripada bekerja sendiri-
sendiri apalagi dalam bekerjasama berdasarkan persahabatan yang saling
menghormati serta saling menghargai. Dengan azas kekeluargaan juga

7
diharapkan agar dalam berinteraksi senantiasa berprilaku santun, rendah
hati, serta memberikan kesejukan bagi orang lain.
e. Bermental Pemenang (Play To Win)
Seluruh karyawan Rumah Sakit harus bermental pemenang. Tidak ada
hal yang tidak dapat diperbaiki, oleh karena itu hari ini harus lebih baik
dari kemarin dan hari besok harus lebih baik dari hari ini.
f. Berjiwa entrepreneur
Semua unsur-unsur pimpinan RSU Provinsi Sulawesi Tenggara harus
berjiwa entrepreneurs yaitu rela mengotori tangan, tahu memberikan
pendelegasian, tapi sering turun langsung kebawah.

4. Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Bahteramas

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum


Daerah Bahteramas

8
5. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi
Tugas pokok dan fungsi RSU Bahteramas Sulawesi Tenggara, mengacu
pada Perda No. 5 Tahun 2008 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Lembaga Teknis Daerah RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara adalah
melaksanakan upaya kesehatan secara berdayaguna dan berhasil guna dengan
mengutamakan penyembuhan, pemulihan yang dilaksanakan secara serasi,
terpadu dengan upaya peningkatatan serta pencegahan dan melaksanakan
upaya rujukan.
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana tersebut di atas, RSU
Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara mempunyai fungsi, yaitu:
a. Menyelenggarakan pelayanan medik
b. Menyelenggarakan pelayanan penunjang medik
c. Menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan
d. Menyelenggarakan pelayanan rujukan
e. Menyelenggarakan pendidikan dan latihan
f. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan, dan
g. Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan.

6. Tugas dan Jabatan Peserta Diklat


Berdasarkan PERMENPAN No. 11 Tahun 2017 Pasal 7 Tentang Uraian
Tugas Kegiatan Tugas Jabatan Sesuai Jenjang Jabatan, berikut uraian tugas
Assisten Penata Anestesi:
a. Pelayanan asuhan kepenataan anestesi dalam praanestesi meliputi :
1) Melakukan penyusunan rencana kerja harian
2) Melakukan penyusunan rencana kerja bulanan
3) Melakukan penyusunan rencana kerja tahunan
4) Melakukan penyusunan rencana kebutuhan alat anestesi, obat
anestesi dan bahan anestesi habis pakai hariaan

9
5) Melakukan penyusunan daftar permintaan kebutuhan alat, obat dan
bahan anestesi habis pakai bulanan
6) Melakukan penyusunan daftar permintaan kebutuhan alat, obat dan
bahan anestesi habis pakai tahunan
7) Melakukan inventaris penggunaan alat, obat dan bahan anestesi habis
pakai yang telah digunakan
8) Mengecek alat dan mesin anestesi
9) Mempersiapkan pasien dan dokumen kebutuhan pasien dalam
pelayanan anestesi
10) Melakukan pengecekan admintrasi pasien
11) Menyiapkan emergency kit
12) Menyiapkan peralatan dan obat-obatan sesuai dengan perencanaan
teknik anestesi
13) Melakukan persiapan alat-alat untuk anestesi regional
14) Melakukan komunikasi efektif kepada pasien tentang tindakan
anestesi yang akan dilakukan (jika pasien sadar) dan
15) Pendokumentasian semua tindakan yang dilakukan selama proses
pelayanan anestesi
b. Pelayanan asuhan kepenataan anestesi dalam intraanestesi meliputi :
1) Melakukan monitoring tanda-tanda vital selama tindakan anestesi
2) Pendokumentasian pemakaian obat-obatan dan alat kesehatan yang
dipakai
3) Melakukan pencatatan pelaporan selama proses anestesi dan
4) Melakukan tindakan Resusitasi Jantung Paru (RJP)
c. Pelayanan asuhan kepenataan anestesi dalam pascaanestesi meliputi :
1) Melakukan pelayanan terapi inhalasi
2) Melakukan pemeliharaan peralatan agar siap untuk dipakai pada
tindakan anestesi selanjutnya

10
3) Melakukan kegiatan bantuan/partisipasi dalam bidang kesehatan
4) Partisipasi dalam keadaan bencana
5) Melaksanakan pelayanan kesehatan terpadu dan
6) Membina peran serta masyarakat.
7. Data-Data Sumber Daya Yang Dimiliki Unit Kerja
Tabel 2.1 Data Sumber Daya Manusia
NO Unit Kerja Jumlah (Orang)
1 Staf Medik Fungsional: Dokter spesialis + 67
Dokter Umum + Dokter Gigi
2 Keperawatan dan Kebidanan 457
3 Farmasi 57
4 Laboratorium 25
5 Radiologi 17
6 Gizi 51
7 Binatu 15
8 Pemulasaran Jenazah 7
9 Rehabilitasi Medik 10
10 CSSD 10
11 Rekam medik 47
12 IPSRS 19
13 Sanitasi 7
14 Gas Medik 4
15 PA 1
16 Manajemen 165

B. Nilai-Nilai Dasar ASN


Aparatur Sipil Negara (ASN) dituntut untuk memiliki nilai-nilai dasar
sebagai seperangkat prinsip yang menjadi landasan dalam menjalankan profesi

11
dan tugasnya sebagai ASN. Adapun nilai-nilai dasar yang dimaksud adalah
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi
(ANEKA).
Berdasarkan dari kelima nilai dasar ANEKA yaitu Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika publik komitmen mutu dan Anti korupsi yang harus di
tanamkan kepada setiap PNS maka perlu di ketahui indikator-indikator dari
kelima kata tersebut, yaitu:
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus
dicapai. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Adapun
indikator dari nilai akuntabilitas adalah:
a. Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana pimpinan
memainkan peranan yang penting dalam menciptakan hal tersebut.
b. Transparansi
Transparansi dapat diartikan sebagai keterbukaan atas semua tindakan dan
kebijakan yang dilakukan oleh individu maupun kelompok / institusi.
c. Integritas
Integritas mempunyai makna konsistensi dan keteguhan yang tak
tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
d. Tanggungjawab
Tanggungjawab merupakan kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja.
Tanggungjawab juga dapat berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran
akan kewajiban.

12
e. Keadilan
Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu
hal, baik menyangkut benda maupun orang.
f. Kepercayaan
Rasa keadilan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini akan
melahirkan akuntabilitas.
g. Keseimbangan
Pencapaian akuntabilitas dalam lingkungan kerja, diperlukan adanya
keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan
kapasitas. Selain itu, adanya harapan dalam mewujudkan kinerja yang baik
juga harus disertai dengan keseimbangan kapasitas sumber daya dan
keahlian (skill) yang dimiliki.
h. Kejelasan
Fokus utama untuk kejelasan adalah mengetahui kewenangan, peran dan
tanggungjawab, misi organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi, dan
sistem pelaporan kinerja baik individu maupun organisasi.
i. Konsistensi
Konsistensi adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu
sampai pada tercapainya tujuan akhir.

2. Nasionalisme
Nasionalisme dalam arti sempit (chauvinisme) adalah suatu sikap yang
meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain
sebagaimana mestinya. Sedang dalam arti luas, nasionalisme merupakan
pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan
sekaligus menghormati bangsa lain.
Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila
yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa: menempatkan persatuan

13
kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan
pribadi atau kepentingan golongan; menunjukkan sikap rela berkorban demi
kepentingan bangsa dan negara; bangga sebagai bangsa Indonesia dan
bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri; mengakui persamaan
derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia dan sesama
bangsa; menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia;
mengembangkan sikap tenggang rasa (LAN, 2018).
Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus
diperhatikan, yaitu :
a. Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing
menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara
pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbedabeda
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah
masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan
Yang Maha Esa.
6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan
ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa kepada orang lain.

14
b. Sila Kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradap
1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi
setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama,
kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan
sebagainya.
3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8) Berani membela kebenaran dan keadilan.
9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat
manusia.
10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan
bangsa lain.
c. Sila Ketiga : Persatuan Indonesia
1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa
apabila diperlukan.
3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air
Indonesia.
5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

15
6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal
Ika.
7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
d. Sila Keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/ perwakilan
1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia
Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama.
4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat
kekeluargaan.
5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai
sebagai hasil musyawarah.
6) Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati
nurani yang luhur.
9) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara
moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan
martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan
persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk
melaksanakan pemusyawaratan.

16
e. Sila Kelima : Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia
1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan
suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4) Menghormati hak orang lain.
5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri
sendiri.
6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat
pemerasan terhadap orang lain.
7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan
dan gaya hidup mewah.
8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau
merugikan kepentingan umum.
9) Suka bekerja keras.
10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi
kemajuan dan kesejahteraan bersama.
11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang
merata dan berkeadilan sosial.
3. Etika Publik
Etika publik yaitu pembelian pelayanan kepada masyarakat. Seorang
PNS harus mampu memberi pelayanan yang ramah selama menjalankan
tugasnya.Etika publik merupakan refleksi kritis yang mengarahkan bagaimana
nilai-nilai kejujuran, solidaritas, keadilan, kesetaraan, dan dipraktikan dalam
wujud keprihatinan dan kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat. Etika
publik menjadi penuntun perilaku yang mendasar, norma etika sangat
menentukan perumusan kebijakan maupun pola tindakan yang ada dalam
organisasi publik. Aspek etika publik antara lain :

17
a. Kebersamaan: dapat diartikan bagaimana individu menciptakan rasa
kebersamaan untuk menjalankan pelayanan kepada pelanggan.
b. Empati: dapat diartikan bagaimana individu memberikan rasa empati
kepada pelanggan tentang masalah/kesulitan yang dihadapi.
c. Kepedulian: dapat diartikan bagaimana individu peduli terhadap kesulitan
pelnggan dan mencoba mencari solusinya.
d. Kedewasaan: dapat diartikan bagaimana individu berpilaku dewasa sesuai
tugas/tupoksinya.
e. Orientasi organisasi: dapat diartikan bagaimana individu memperhatikan
orientasi dalam berperilaku kepada pelanggan.
f. Respek: dapat diartikan bagaimana individu berperilaku sopan dan santun
saat memberikan pelayanan.
g. Kebajikan: dapat diartikan bagaimana individu berberilaku baik sesuai
dengan norma yang berlaku saat melayani pelanggan.
h. Integritas: dapat diartikan bagaimana kesesuaian perkataan dan perbuatan
individu.
i. Inovatif: dapat diartikan bagaimana individu berinovasi dalam
memberikan pelayanan.
j. Keunggulan: dapat diartikan bagaimana individu memiliki keunggulan
tersendiri ketika memberikan pelayanan.
k. Keluwesan: dapat diartikan bagaimana individu berperilaku luwes saat
melayani.
l. Kearifan: dapat diartikan bagaimana individu bijaksana sesuai dengan
situasi dan kondisi saat melayani

18
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu yaitu sikap menjaga efektivitas dan efisiensi mutu.
Ada enam indikator dari nilai – nilai dasar komitmen mutu yang harus
diperhatikan, yaitu :
a. Orientasi mutu: orientasi mutu berkomitmen untuk senantiasa
melakukan pekerjaan dengan arah dan tujuan untuk kualitas pelayanan
sehingga pelanggan menjadi puas dalam pelayanan.
b. Efektif dan efisien: efektif dapat diartikan sejauh mana dapat mencapai
tujuan yang ditetapkan, atau berhasil mencapai apapun yang coba
dikerjakan. Efektivitas organisasi tidak hanya diukur dari performans
untuk mencapai target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu, dan
alokasi sumber daya, melainkan juga diukur dari kepuasan dan
terpenuhinya kebutuhan pelanggan. Sedangkan efisien dapat diartikan
jumlah sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan. Efisiensi
ditentukan oleh berapa banyak bahan baku, uang dan manusia untuk
mencapai tujuan.
c. Inovasi: Inovasi dalam layanan publik harus mencerminkan hasil
pemikiran baru yang konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap
individu untuk membangun karakter dan mindset baru sebagai aparatur
penyelenggara pemerintahan, yang diwujudkan dalam bentuk
profesionalisme layanan publik yang berbeda dengan sebelumnya,
bukan sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas rutin.
d. Adaptasi: dapat diartikan bagaimana pegawai mengadaptasi dari
program atau organisasi lain untuk optimalisasi mutu organisasinya.
e. Pelayanan sepenuh hati: dapat diartikan bagaimana pegawai
memberikan pelayanan sepenuh hati kepada pelanggan.

19
f. Perbaikan berkelanjutan: dapat diartikan bagaimana pegawai/organisasi
melakukan suatu perbaikan setelah melihat situasi dan kondisi yang ada
di unit kerjanya.

5. Anti Korupsi
Anti Korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk
memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma–norma
dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi, merugikan negara atau
masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung. Tindak pidana
korupsi yang terdiri dari kerugian keuangan negara, suap-menyuap,
pemerasan, perbuatan curang, penggelapan dalam jabatan, benturan
kepentingan dalam pengadaan dan gratifikasi. Nilai-nilai dasar anti korupsi
meliputi:
a. Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama
bagi penegakan integritas diri seseorang.Tanpa adanya kejujuran mustahil
seseorang bisa menjadi pribadi yang berintegritas. Seseorang dituntut
untuk bisa berkata jujur dan transparan serta tidak berdusta baik terhadap
diri sendiri maupun orang lain, sehingga dapat membentengi diri terhadap
godaan untuk berbuat curang.
b. Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki
sifat kasih sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi akan
memperhatikan lingkungan sekelilingnya di mana masih terdapat banyak
orang yang tidak mampu, menderita, dan membutuhkan uluran tangan.
Pribadi dengan jiwa sosial tidak akan tergoda untuk memperkaya diri
sendiri dengan cara yang tidak benar tetapi ia malah berupaya untuk
menyisihkan sebagian penghasilannya untuk membantu sesama.

20
c. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang
menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Mentalitas
kemandirian yang dimiliki seseorang memungkinkannya untuk
mengoptimalkan daya pikirnya guna bekerja secara efektif. Pribadi yang
mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak
bertanggungjawab demi mencapai keuntungan sesaat.
d. Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan
konsistensi untuk terus mengembangkan potensi diri membuat seseorang
akan selalu mampu memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya.
Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan kebenaran menjadi pegangan utama
dalam bekerja. Seseorang yang mempunyai pegangan kuat terhadap nilai
kedisiplinan tidak akan terjerumus dalam kemalasan yang mendambakan
kekayaan dengan cara yangmudah.

e. Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baikakan menyadari
bahwamkeberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan
perbuatan baik demi kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak tanduk
dan kegiatan yang dilakukannya akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya
kepada Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat, negara, dan bangsanya.
Dengan kesadaran seperti ini maka seseorang tidak akan tergelincir dalam
perbuatan tercela dannista.
f. Kerja Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya optimalisasi kualitas
hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang sebesar-
besarnya. Iamencurahkan daya pikir dan kemampuannya untuk
melaksanakan tugas dan berkarya dengan sebaik-baiknya. Ia tidak akan

21
mau memperoleh sesuatu tanpa mengeluarkankeringat.
g. Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari
kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan semestinya
tanpa berlebih-lebihan.Ia tidak tergoda untuk hidup dalam gelimang
kemewahan. Kekayaan utama yang menjadi modal kehidupannya
adalahilmu pengetahuan.Ia sadar bahwa mengejar harta tidakakan pernah
ada habisnya karena hawa nafsu keserakahan akan selalu memacu untuk
mencari hartasebanyak-banyaknya.
h. Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian
untuk menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Ia tidak akan
mentolerir adanya penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan
secara tegas. Ia juga berani berdiri sendirian dalam kebenaran walaupun
semua kolega dan teman-teman sejawatnya melakukan perbuatan yang
menyimpang dari hal yang semestinya. Ia tidak takut dimusuhi dan tidak
memiliki teman kalau ternyata mereka mengajak kepada hal-hal yang
menyimpang.
i. Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa
yang dia terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut
untukmendapatkan lebih dari apa yang ia sudah upayakan. Bila ia seorang
pimpinan maka ia akan memberi kompensasi yang adil kepada
bawahannya sesuai dengan kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan keadilan
dan kemakmuran bagi masyarakat dan bangsanya.

22
C. Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI
Untuk mewujudkan birokrasi yang profesional dalam menghadapi
tantangan-tantangan global, pemerintah melalui UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara telah bertekad untuk mengelola aparatur sipil negara
menjadi semakin professional. Undang-undang ini merupakan dasar dalam
manajemen aparatur sipil negara yang bertujuan untuk membangun aparat sipil
negara yang memiliki integritas, profesional dan netral serta bebas dari intervensi
politik, juga bebas dari praktek KKN, serta mampu menyelenggarakan pelayanan
publik yang berkualitas bagi masyarakat (LAN, 2018).
1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
pegawai PNS yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari
intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai
sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara
yang unggul selaras dengan perkembangan jaman. Adapun asas-asas
manajemen ASN, antara lain:
a. kepastian hukum;
b. profesionalitas;
c. proporsionalitas;
d. keterpaduan;
e. delegasi;
f. netralitas;
g. akuntabilitas;
h. efektif dan efisien;
i. keterbukaan;
j. non diskriminatif;
k. persatuan;

23
l. kesetaraan;
m. keadilan;
n. kesejahteraan.

2. Pelayanan Publik
Pelayanan Publik menurut Lembaga Administrasi Negara adalah
segala bentuk pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi Pemerintah di
pusat dan daerah dan dilingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang atau
jasa baik dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Adapun prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan
pelayanan prima adalah:
a. Partisipatif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dibutuhkan
masyarakat pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya.
b. Transparan
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah sebagai
penyelenggara pelayanan publik harus menyediakan akses bagi warga
negara untuk mengetahui segala hal yang terkait dengan pelayanan publik
yang diselenggarakan tersebut.
c. Responsif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib
mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya terkait
dengan bentuk dan jenis pelayanan publik yang mereka butuhkan,
mekanisme penyelenggaraan layanan, jam pelayanan, prosedur, dan biaya
penyelenggaraan pelayanan.

24
d. Tidak Diskriminatif
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak boleh
dibedakan antara satu warga negara dengan warga negara yang lain atas
dasar perbedaan identitas warga negara.
e. Mudah dan Murah
Penyelenggaraan pelayanan publik dimana masyarakat harus
memenuhi berbagai persyaratan dan membayar fee untuk memperoleh
layanan yang mereka butuhkan harus diterapkan prinsip mudah dan
murah. Hal ini perlu ditekankan karena pelayanan publik yang
diselenggarakan oleh pemerintah tidak dimaksudkan untuk mencari
keuntungan melainkan untuk memenuhi mandat konstitusi.
f. Efektif dan Efisien
Penyelenggaraan pelayan publik harus mampu mewujudkan tujuan-
tujuan yang hendak dicapainya dan cara mewujudkan tujuan tersebut
dilakukan dengan prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang sedikit, dan
biaya yang murah.
g. Aksesibel
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus dapat
dijangkau oleh warga negara yang membutuhkan dalam arti fisik dan
dapat dijangkau dalam arti non-fisik yang terkait dengan biaya dan
persyaratan yang harus dipenuhi oleh masyarakat untuk mendapatkan
layanan tersebut.
h. Akuntabel
Semua bentuk penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat
dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat.
Pertanggungjawaban di sini tidak hanya secara formal kepada atasan akan
tetapi yang lebih penting harus dipertanggungjawabkan secara terbuka
kepada masyarakat luas melalui media publik.

25
i. Berkeadilan
Penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dijadikan sebagai alat
melindungi kelompok rentan dan mampu menghadirkan rasa keadilan bagi
kelompok lemah ketika berhadapan dengan kelompok yang kuat.

3. Whole Of Government
Whole of government (WoG) adalah sebuah pendekatan
penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif
pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang
lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen
program dan pelayanan publik.
Pendekatan WoG dapat dilihat dan dibedakan berdasarkan perbedaan
kategori hubungan antara kelembagaan yang terlibat sebagai berikut:
a. Koordinasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:
1) penyertaan, yaitu pengembangan strategi dengan
mempertimbangkan dampak;
2) dialog atau pertukaran informasi;
3) joint planning, yaitu perencanaan bersama untuk kerjasama
sementara.
b. Integrasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:
1) joint working, atau kolaborasi sementara;
2) joint ventrure, yaitu perencanaan jangka panjang, kerjasama pada
pekerjaan besar yang menjadi urusan utama salah satu peserta
kerjasama;
3) satelit, yaitu entitas yang terpisah, dimiliki bersama, dibentuk
sebagai mekanisme integratif.

26
c. Kedekatan dan pelibatan, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi
menjadi:
1) aliansi strategis, yaitu perencanaan jangka panjang, kerjasama pada
isu besar yang menjadi urusan utama salah satu peserta kerjasama;
2) union, berupa Unifikasi resmi, identitas masing-masing masih
nampak; merger, yaitu penggabungan ke dalam struktur baru (LAN,
2018).

D. Identifikasi Penetapan dan Analisis Isu


1. Identifikasi Isu
Rancangan aktualisasi ini disusun berdasarkan identifikasi beberapa
masalah yang ditemukan dalam melaksanakan tugas sebagai penata anestesi
terampil di RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara yang dikaitkan
dengan agenda pelatihan dasar CPNS yaitu manajemen ASN, pelayanan
publik dan Whole of Government. Telah dipetakan beberapa isu atau
problematika, antara lain:
a. Rendahnya kedisiplinan petugas dalam pelaksanaan assesmen anestesi
prainduksi di ruang persiapan IKOS RSU Bahteramas.
b. Kurang optimalnya pemahaman tentang prosedur pemasangan infus
terhadap pasien yang akan menjalani operasi di IKOS RSU Bahteramas
c. Kurang optimalnya pelaksanaan cuci tangan di IKOS RSU Bahteramas
d. Rendahnya kesadaran petugas dalam memberikan informasi mengenai
penerapan protokol kesehatan bagi pasien di IKOS RSU Bahteramas
e. Kurang optimalnya proses pra cleaning alat post anestesi dikamar operasi
RSU Bahteramas.

27
Tabel 2.2 Identifikasi Isu

Tugas Pokok Kondisi yang


No Sumber Isu Kondisi Saat Ini Isu
/Fungsi Diharapkan
1. Mempersiapkan Pelayanan Petugas kurang Petugas dapat Rendahnya
pasien dan Publik disiplin dalam meningkatkan kedisiplinan
dokumen melakukan kedisiplinan petugas dalam
kebutuhan assesmen anestesi dalam melakukan pelaksanaan
pasien dalam prainduksi di pelaksanaan assesmen anestesi
pelayanan ruang persiapan assesmen anestesi prainduksi di
anestesi IKOS RSU prainduksi di ruang IKOS RSU
Bahteramas ruang persiapan Bahteramas
IKOS RSU
Bahteramas
2. Mempersiapkan Pelayanan Petugas belum Petugas dapat Kurang
pasien dan Publik memiliki memahami optimalnya
dokumen pemahaman tentang prosedur pemahaman
kebutuhan optimal tentang pemasangan infus tentang prosedur
pasien dalam prosedur pasien yang akan pemasangan infus
pelayanan pemasangan infus dioperasi terhadap pasien
anestesi pasien yang akan yang akan
dioperasi menjalani operasi
di IKOS RSU
Bahteramas
3. SPO Pelayanan Petugas kurang Petugas Kurang
Sebelum Publik optimal dalam kesehatan dapat optimalnya
melakukan pelaksanaan cuci optimal dalam pelaksanaan cuci
tindakan wajib tangan di IKOS pelaksanaan cuci tangan di IKOS
mencuci tangan RSU Bahteramas tangan di IKOS RSU Bahteramas
RSU Bahteramas

28
4. Melakukan Pelayanan Petugas masih Meningkatknya Rendahnya
komunikasi Publik memiliki kesadaran kesadaran petugas
efektif kepada kesadaran yang petugas kesehatan dalam
pasien tentang rendah dalam dalam memberikan
tindakan memberikan memberikan informasi
anestesi yang informasi informasi mengenai
akan dilakukan mengenai mengenai penerapan
penerapan penerapan protokol
protokol protokol kesehatan bagi
kesehatan bagi kesehatan bagi pasien di IKOS
pasien yang akan pasien yang akan RSU Bahteramas
menjalani operasi menjalani operasi

5. Melakukan Whole Of Pada saat setelah Optimalisasi Kurang


pemeliharaan Goverment anestesi, petugas kesadaran optimalnya proses
peralatan agar kesehatan diruang petugas kesehatan pra cleaning alat
siap untuk operasi jarang di kamar operasi post anestesi
dipakai pada yang melakukan akan pentingnya dikamar operasi
tindakan proses pra kerjasama RSU Bahteramas
anestesi cleaning alat
selanjutnya untuk setelah itu
dikirim ke pihak
CSSD.

2. Analisis Isu
a) Analisis AKPK
Berdasarkan identifikasi isu yang telah diuraikan, maka selanjutnya di
analisis menggunakan AKPK. Secara lebih rinci, penjelasan terkait
AKPK adalah sebagai berikut:

29
i. Aktual
Isu sedang terjadi atau dalam proses kejadian, atau diperkirakan
bakal terjadi dalam waktu dekat.
ii. Kekhalayakan
Menyangkut hajat hidup orang banyak, masyarakat pada umumnya,
bukan untuk seseorang atau kelompok.
iii. Problematik
Merupakan masalah mendesak yang memerlukan berbagai upaya
alternatif jalan keluar dengan aktivitas dan tindakan nyata.
iv. Kelayakan
Logis, pantas, realitas, dapat dibahas sesuai dengan tugas, hak,
kewenangan dan tanggung jawab.
Penilaian isu menggunakan alat analisis AKPK menggunakan bobot
penilaian sebagai berikut:
Tabel 2.3 Bobot Penilaian AKPK
Bobot Keterangan
5 Sangat kuat pengaruhnya
4 Kuat pengaruhnya
3 Sedang pengaruhnya
2 Kurang pengaruhnya
1 Sangat kurang pengaruhnya

Dari kriteria yang telah dijelaskan di atas, maka isu yang terkait
dengan Manajemen ASN, Whole of Goverment, dan Pelayanan Publik dapat
dianalisis sebagai berikut:

30
Tabel 2.4 Analisis Isu Berdasarkan AKPK

NO IDENTIFIKASI ISU A K P K TOTAL PERINGKAT

1 Rendahnya kedisiplinan
petugas dalam pelaksanaan
assesmen anestesi prainduksi 5 5 5 5 20 I
di ruang IKOS RSU
Bahteramas.
2 Kurang optimalnya
pemahaman tentang prosedur
pemasangan infus terhadap
5 5 4 4 18 II
pasien yang akan menjalani
operasi di IKOS RSU
Bahteramas
3 Kurang optimalnya
pelaksanaan cuci tangan di 5 4 4 3 16 IV
IKOS RSU Bahteramas
4 Rendahnya kesadaran
petugas dalam memberikan
informasi mengenai
5 4 4 4 17 III
penerapan protokol
kesehatan bagi pasien di
IKOS RSU Bahteramas
5 Kurang optimalnya proses
pra cleaning alat post
3 3 4 4 14 V
anestesi dikamar operasi
RSU Bahteramas

31
Dari hasil penapisan tersebut, didapatkan sebanyak 3 isu kritis yaitu :
1. Rendahnya kedisiplinan petugas dalam pelaksanaan assesmen anestesi
prainduksi di ruang IKOS RSU Bahteramas
2. Kurang optimalnya pemahaman tentang prosedur pemasangan infus
terhadap pasien yang akan menjalani operasi di IKOS RSU Bahteramas
3. Rendahnya kesadaran petugas dalam memberikan informasi mengenai
penerapan protokol kesehatan bagi pasien di IKOS RSU Bahteramas

b) Analisis USG
Dalam proses penetapan isu yang berkualitas dan aktual, sebaiknya
menggunakan kemampuan berpikir kritis yang ditandai dengan
penggunaan alat bantu penetapan prioritas isu. Salah satu alat bantu
penetapan prioritas isu adalah menggunakan kriteria USG (Urgency,
Seriousness, Growth), seperti tabel berikut:
Tabel 2.5 Analisis Isu Berdasarkan USG

Parameter
No Identifikasi Isu Total Peringkat
U S G
1 Rendahnya kedisiplinan petugas
dalam pelaksanaan assesmen 5 5 5 15 I
anestesi prainduksi di ruang
IKOS RSU Bahteramas
2 Kurang optimalnya pemahaman
tentang prosedur pemasangan
infus terhadap pasien yang akan 4 4 3 11 III
menjalani operasi di IKOS RSU
Bahteramas
3 Kurang optimalnya pemahaman
tentang prosedur pemasangan
infus terhadap pasien yang akan 5 4 5 14 II
menjalani operasi di IKOS RSU
Bahteramas

32
Keterangan :
U (Urgency) : Seberapa mendesak suatu isu harus
dibahas,dianalisis dan ditindaklanjuti.
S (Seriousness) : Seberapa serius suatu isu harus dibahas
dikaitkan dengan akibat yang
ditimbulkan.
G (Growth) : Seberapa besar kemungkinan
memburuknya isu tersebut jika tidak
ditangani sebagaimana mestinya.
Skala likert 1-5 : 5 = sangat besar, 4 = besar, 3 = sedang, 2
= kecil, 1 = sangat kecil

3. Penetapan Isu
Isu-isu yang menyangkut Manajemen ASN, Whole of Government,
dan Pelayanan Publik yang telah diidentifikasi dan di analisis dengan metode
AKPK dan USG kemudian ditetapkan isu yang akan diangkat menjadi isu
utama. Berdasarkan prioritas penilaian yang ada dalam metode USG, maka
diperoleh satu isu yaitu “Rendahnya kedisiplinan petugas dalam pelaksanaan
assesmen anestesi prainduksi di ruang IKOS RSU Bahteramas” dan
selanjutnya akan menjadi dasar dari kegiatan untuk menyelesaikan isu
tersebut yang akan dilakukan selama habituasi dan dihubungkan dengan
nilai-nilai Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen mutu, dan
Anti Korupsi (ANEKA).
4. Dampak Isu
a. Isu Terselesaiakan
Meningkatnya pelayanan kepenataan anestesi yang berkualitas

33
b. Isu Tidak Terselesaikan
1. Terancamnya keselamatan nyawa pasien selama perioperatif.
2. Petugas kamar operasi dalam hal ini khususnya penata anestesi
terancam melanggar hukum karena melaksanakan tugas tidak sesuai
SPO.
3. Turunnya kepercayaan masyarakat terhadap kualitas dan mutu
pelayanan Rumah Sakit Bahteramas
4. Terhambatnya pencapaian Visi dan Misi RSU Bahteramas

5. Gagasan Kreatif/Terpilih sebagai Pemecahan Isu


Gagasan kreatif untuk isu terpilih adalah peningkatan kedisiplinan
petugas dalam melaksanakan assesmen anestesi prainduksi dengan cara
sosialisasi menggunakan banner yang sesuai dengan SOP. Merealisasikan
gagasan tersebut dibutuhkan beberapa kegiatan, sebagai berikut

a. Melakukan konsultasi dengan koordinator penata anestesi untuk


mempersiapkan materi/data alur assesmen anestesi prainduksi yang sesuai
dengan SPO
b. Membuat Banner dan video yang memudahkan sosialisasi pelaksanaan
assesmen anestesi prainduksi
c. Melakukan asesmen anestesi dan evaluasi kegiatan
d. Menyusun Laporan aktualisasi

34
BAB III
CAPAIAN AKTUALISASI

A. Kendala dan Antisipasi


Tabel 3.1 Kendala dan Antisipasi
NO Kegiatan dan Tahapan Kendala Antisipasi
Kegiatan
1 Melakukan konsultasi dengan koordinator penata anestesi untuk mempersiapkan
materi/data alur assesmen anestesi prainduksi yang sesuai dengan SPO
A Mempersiapkan bahan/
materi assesmen Tidak ada Tidak ada
anestesi pra induksi
B Berkonsultasi dengan - Mentor tidak di tempat - Melaksanakan
mentor mengenai - Cuti bersama lebaran konsultasi setelah
materi assesmen - Ikut serta dalam tugas cuti lebaran
anestesi prainduksi jaga Emergency selama
yang sesuai dengan lebaran
SPO
C Meminta persetujuan
mentor untuk
melaksanakan rencana Tidak ada Tidak ada
kegiatan

2 Membuat banner dan video yang memudahkan sosialisasi pelaksanaan assesmen


anestesi prainduksi
A Membuat desain banner - Video tidak di Acc - Membuat dua buah
dan video mentor banner
- Melakukan
sosialisasi kepada
teman sejawat
menggunakan
banner dan
sosialisasi melalui
WA grup
menggunakan
gambar banner
B Membuat kontrak - Jumlah operasi - Tunda pelaksanaan
waktu dan membeludak dan waktu saat jumlah pasien
melaksanakan pelaksanaan pembiusan operasi minimal
sosialisasi assemen mulai jam 07.30 atau waktu
anestesi prainduksi - Teman sejawat Penata pelaksanaan
kepada teman sejawat Anestesi sibuk operasi diatas jam
mempersiapkan operasi 08.00 WITA
C Memasang Banner alur Tidak ada
Assesmen anestesi Tidak ada

35
3 Melakukan asesmen anestesi dan evaluasi kegiatan
A Menyiapakan pasien
dan rekam medis Tidak ada Tidak ada

B Melakukan assesmen
anestesi prainduksi Tidak ada Tidak ada

C Mencatat hasil
anamnesa dan
Tidak ada Tidak ada
dokumentasi dalam
rekam medis
4 Menyusun laporan aktualisasi
A Menyiapkan data dan
dokumen hasil kegiatan Tidak ada Tidak ada

B Melakukan konsultasi
dengan mentor dan
coach untuk koreksi Tidak ada Tidak ada
hasil laporan kegiatan

C Menyusun dan
mencetak dokumen
Tidak ada Tidak ada
laporan aktualisasi

B. Uraian Kegiatan
1. Realisasi Pelaksanaan Kegiatan
Tabel 3.2 Realisasi Pelaksanaan Kegiatan
NO Uraian Kegiatan Waktu Output/ Hasil Keterangan
Pelaksanaan
1 Melakukan konsultasi 8-28 Mei - Tersedianya Waktu
dengan koordinator 2021 bahan alur pelaksanaan
penata anestesi untuk assesmen mundur
mempersiapkan anestesi
materi/data alur prainduksi
assesmen anestesi - Surat
prainduksi yang persetujuan
sesuai dengan SPO pelaksanaan
kegiatan
2 Membuat banner dan 29 Mei - Terdapat 2 Terlaksana
video yang 2021- 4 Juni buah banner sebagian sesuai
memudahkan 2021 - Sosialisasi rencana
sosialisasi telah terlaksana
pelaksanaan assesmen secara langsung
anestesi prainduksi dan melalui
WA grup
36
3 Melakukan asesmen 4 – 14 Juni Assesmen telah Terlaksana sesuai
anestesi dan evaluasi 2021 dilaksanakan rencana
kegiatan dengan baik oleh
semua sejawat
penata anestesi
4 Menyusun laporan 6 -14 Juni Laporan Terlaksana sesuai
aktualisasi 2021 Aktualisasi telah rencana
selesai disusun dan
dilaksanakan

2. Hasil Pelaksanaan Aktualisasi


Tabel 3.3 Hasil Pelaksanaan Aktualisasi
a. Kegiatan 1
Judul Kegiatan Melakukan konsultasi dengan koordinator
penata anestesi untuk mempersiapkan
materi/data alur assesmen anestesi prainduksi
yang sesuai dengan SPO
Tanggal Pelaksanaan Kegiatan 8-28 Mei 2021
Daftar Lampiran Bukti 1. Foto Kegiatan
Kegiatan/ Evidence 2. Video Kegiatan
3. Surat Persetujuan Kegiatan
4. Lembar Kontrol Mentor
Uraian kegiatan yang dilakukan
Deskripsi Kegiatan
Kegiatan aktualisasi pelatihan dasar CPNS ini dimulai dengan melakukan konsultasi
kepada koordinator penata anestesi. Kegiatan pertama yang dilakukan adalah
mempersiapkan bahan dan materi yang sesuai dengan SOP assesmen anestesi
prainduksi antara lain : Laporan rancangan kegiatan, jadwal dan kegiatan, SOP
assesmen anestesi prainduksi IKOS RSUD Bahteramas, buku pedoman Anestesi,
tupoksi penata anestesi. Pada saat melakukan konsultasi terdapat beberapa masukan
dari mentor diantaranya adalah menghapuskan kegiatan video assesmen dan membuat
2 (dua) banner kegiatan yang dapat dijadikan rambu-rambu pengingat dalam bekerja.
Selain itu, Koordinator penata anestesi juga memberika surat persetujuan untuk
melaksanakan kegiatan sosialisasi menggunakan banner.
1. Mempersiapkan bahan/ materi assesmen anestesi pra induksi
 Akuntabilitas
Sebelum saya bertemu mentor, dibutuhkan bahan materi berupa buku, SOP,
gambar yang dipersiapkan dengan rasa bertanggung jawab terhadap tugas
pokok penata anestesi sesuai dengan Permenpan No 17 Tahun 2017.
 Nasionalisme
Berusaha dan bekerja keras mencari materi dan gambar assesmen anestesi
prainduksi disesuaikan dengan SOP yang ada.
 Etika Publik
Jujur memberikan informasi materi kepada mentor dangan menampilkan
sumber dari materi assesmen anestesi prainduksi.

37
Gambar 3.1 SOP Assesmen Anestesi Prainduksi

 Komitmen Mutu
Menyampaikan kegiatan inovatif kepada mentor untuk meningkatkan
kedisiplinan penata anetesi dalam melakukan assesmen.
 Anti Korupsi
Sebelum bertemu mentor saya menyiapkan bahan materi secara mandiri.

38
Gambar 3.2 Bahan Materi dari Buku dan Internet

2. Berkonsultasi dengan mentor mengenai materi assesmen anestesi prainduksi


yang sesuai dengan SPO
 Akuntabilitas
Konsultasi secara transparan dengan menampilkan sumber materi tanpa
menutupi satu hal apapun.
 Nasionalisme
Melakukan musyawarah dengan mentor untuk mendapatkan alur assesmen
yang disepakati.
 Etika Publik
Mengucapkan salam serta bersikap sopan dan hormat kepada mentor saat
melakukan konsultasi .
 Komitmen Mutu
Berdiskusi dengan mentor mengenai manfaat serta mutu dari kegiatan yang
diangkat terhadap kemajuan pelayanan anestesi di IKOS.
 Anti Korupsi
Peserta dan Mentor menunjukan rasa kepedulian terhadap kegiatan
LATSAR dan pelayanan penata anestesi yang lebih baik di RSU
Bahteramas.

39
Gambar 3.3 Konsultasi Materi Assesmen Anestesi

Gambar 3.4 Rancangan Alur Assesmen Anestesi Bersama


Mentor
40
3. Meminta persetujuan mentor untuk melaksanakan rencana kegiatan

Gambar 3.5 Tanda Tangan Persetujuan Kegiatan

Gambar 3.6 Surat Persetujuan Mentor

41
 Akuntabilitas
Meminta surat persetujuan melaksanakan kegiatan dan konsisten
menjalankan hasil kesepakatan dengan mentor.
 Nasionalisme
Mencari waktu senggang mentor saat selesai operasi untuk mendapatkan
persetujuan melaksanakan kegiatan.
 Etika Publik
Mempersiapkan lembar persetujuan untuk di tanda tangani oleh mentor
merupakan suatu bentuk integritas.
 Komitmen Mutu
Meminta persetujuan mentor dalam bentuk surat persetujuan tertulis untuk
melaksanakan kegiatan sosialisasi menggunakan banner.
 Anti Korupsi
Menjalankan kegiatan secara disiplin dan tetap berkoordinasi dengan
mentor.
Manajemen ASN
Menyusun alur assesmen bersama mentor merupakan bagian dari manajemen ASN.

Pelayanan Publik
Melibatkan partisipatif mentor dalam mencapai gambaran alur assesmen anestesi
prainduksi merupakan bagian dari pelayanan publik.

Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Organisasi


Memberikan kontribusi sesuai Misi Rumah Sakit nomor 1 yaitu menyelenggarakan
pelayanan kesehatan paripurna dan bermutu yang mengutamakan keselamatan pasien.

Penguatan Nilai-Nilai Organisasi


Akuntabilitas, azas kekeluargaan, bermental pemenang.
Analisis Dampak

 Dampak Positif
Keberhasilan melakukan koordinasi dengan mentor sekaligus koordinator penata
anestesi yang dilandasi dengan nilai-nilai dasar ANEKA serta peran dan
kedudukan ASN merupakan suatu upaya meningkatkan integritas dan kepercayaan
diri sebagai ASN di generasi milenial dalam menetukan arah dan sasaran suatu
kegiatan. Sasaran kegiatan dapat diperoleh apabila koordinasi dilakukan dengan
sopan, menetukan tujuan bersama, peduli, dan menyiapkan strategi sesuai dengan
penerapan ANEKA.

 Dampak Negatif
Apabila tujuan pelaksanaan kegiatan tidak tercapai maka kegiatan tidak akan
terselesaikan dan munculnya generasi ASN yang tidak dapat melakukan kerjasama
dan tidak memiliki kepercayaan diri.

42
b. Kegiatan 2
Judul Kegiatan Membuat Banner dan video yang memudahkan
sosialisasi pelaksanaan assesmen anestesi
prainduksi
Tanggal Pelaksanaan Kegiatan 28 Mei 2021- 4 Juni 2021
Daftar Lampiran Bukti 1. Foto Kegiatan
Kegiatan/ Evidence 2. Video Kegiatan
3. Banner
4. Absensi Peserta
Uraian Kegiatan Yang Dilakukan
Deskripsi Kegiatan
Setelah mendapatkan persetujuan membuat kegiatan untuk meningkatkan disiplin
penata anestesi dalam melakukan assesmen prainduksi dengan menggunakan media
banner, saya melakukan koordinasi pada tanggal 28 Mei 2021 dengan pihak
percetakan Silvana untuk membuat desain banner yang menarik. Kemudian
komunikasi dilanjutkan via WA dengan pihak percetakan. Pada tanggal 29 Mei 2021
desain banner sudah siap dicetak. Tanggal 2 Juni 2021 saya melakukan konrak waktu
dengan teman sejawat untuk melakukan sosialisasi tapi mengalami kendala dalam
pelaksanaanya sehingga tertunda dan akhirnya kegiatan terlaksana tanggal
4 Juni 2021 dimana semua teman sejawat yang hadir antusias menerima sosialisasi.
Setelah itu dilakukan peletakan banner di ruang prainduksi yang dijadikan rambu-
rambu saat bekerja. Pada saat pelaksanaan terdapat 2 orang teman sejawat yang tidak
hadir karena terkendala jaga Emergency dan Libur dinas, sehingga sosialisasi
dilakukan via WA.
1. Membuat desain Banner dan video

Gambar 3.7 Konsultasi Dengan Pihak Percetakan

43
Gambar 3.8 Konsultasi Via WA Dengan Pihak
Percetakan

Gambar 3.9 Desain Banner

44
Gambar 3.10 Resi Cetak Banner

 Akuntabilitas
Dengan mencetak banner maka saya telah melaksanakan satu tanggung
jawab kegiatan aktualisasi dengan baik.
 Nasionalisme
Membuat desain banner dengan memperhatikan petunjuk dan pendapat
mentor sekaligus teman sejawat.
 Etika Publik
Menyiapakan gambar dan desain awal dengan cermat sebagai dasar pihak
percetakan membuat desain banner yang menarik
 Komitmen Mutu
Mencari gambar di internet merupakan bentuk efisiensi dan kecerdasan
memanfaatkan fasilitas bagi ASN generasi milenial
 Nasionalisme
Membuat proses menjadi sederhana dengan melibatkan pihak percetakan,
membuat banner sederhana namun isi informasi lengkap

45
2. Membuat kontrak waktu dan melaksanakan sosialisasi assemen anestesi
prainduksi kepada teman sejawat

Gambar 3.11 Kontrak Waktu Via WA

Gambar 3.12 Sosialisasi Alur Assesmen Anestesi


Prainduksi

46
Gambar 3.13 Sosialisasi Assesmen Anestesi Via Grup WA

 Akuntabilitas
Membuat kontrak waktu dengan teman sejawat dan melaksanakan kegiatan
sesuai dengan kontrak adalah upaya menjaga kepercayaan.
 Nasionalisme
Mencari waktu senggang sebelum operasi dan menyesuaikan dengan
situasi dan kondisi saat itu untuk melaksanakan kegiatan sosialisasi tanpa
memaksakan kehendak pribadi.
 Etika Publik
Menggunakan bahasa yang sopan saat sosialisasi dan menyajikan banner
yang memberikan informasi lengkap
 Komitmen Mutu
Banner yang telah saya cetak digunakan sebagai alat bantu sosialisasi dan
sekaligus rambu-rambu dalam melaksanakan pekerjaan kepenataan
anestesi secara efektif.
 Anti Korupsi
Banner yang saya cetak digunakan sebagai rambu-rambu dalam
melaksanakan tugas kepenataan anestesi adalah bentuk kepedulian saya
terhadap keselamatan pasien dan petugas.
47
3. Memasang Banner alur Assesmen anestesi

Gambar 3.14 Penempatan banner di Ruang Persiapan


IKOS

Gambar 3.15 Penempatan banner di Ruang Persiapan


OK Emergency

48
 Akuntabilitas
Banner mempermudah dalam mencapai kejelasan target pra induksi
 Nasionalime
Saya membuat banner untuk kepentingan bersama agar pelaksanaan
asesement prainduksi dapat ditingkatkan
 Etika Publik
Saya tulus mengeluarkan materi untuk menyiapkan banner yang
memudahkan teman sejawat saya dalam bekerja
 Komitmen Mutu
Banner adalah inovasi baru ditempat kerja saya
 Anti Korupsi
Banner yang saya buat dapat meningkatkan Banner dapat meningkatkan
disiplin penata anestesi dalam melakukan assesmen penata anestesi dalam
melakukan assesmen anestesi prainduksi

Manajemen ASN
Usaha saya membuat desain banner dan video adalah upaya meningkatkan
profesionalisme yang merupakan bagaian dari manajemen ASN.

Whole Of Goverment
Melibatkan pihak percetakan dalam pengadaan banner merupakan bagian dari WoG.

Pelayanan Publik
Tersedianya banner dan video untuk memudahkan alur assesmen anestesi prainduksi
merupakan bagian dari pelayanan publik
Kontribusi terhadap visi dan misi organisasi
Mengadakan banner untuk meningkatkan disiplin petugas mendukung visi Rumah
Sakit yaitu Rumah Sakit Rujukan Pilihan di Indonesia Timur Tahun 2023.

Memberikan kontribusi sesuai Misi Rumah Sakit nomor 1,4 dan 5 yaitu
 menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna dan bermutu yang
mengutamakan keselamatan pasien.
 Meningkatkan kompetensi, profesionalisme dan kesejahteraan pegawai.
 Mewujudkan suasana rumah sakit yang asri, nyaman, komunikatif dan informatif

Penguatan Nilai-Nilai Organisasi


Keterbukaan dan Transparansi, Akuntabilitas, azas kekeluargaan, bermental
pemenang,berjiwa entrepreneur
Analisis Dampak
 Dampak Positif
Banner dapat mengingatkan dan meningkatkan kedisiplinan teman sejawat penata
anestesi dalam bekerja sesuai dengan SOP dan meningkatkan keselamatan pasien.
Banner juga dapat memberikan informasi kepada petugas profesi lain serta Peserta
didik yang sedang melakukan studi di ruang IKOS RSUD Bahteramas akan alur
assesmen prainduksi.

49
 Dampak Negatif
Tujuan dari pemasangan banner dan sosialisasi pentingnya assesmen anestesi
prainduksi tidak akan diraih jika tidak ada koordinasi dengan teman sejawat,
komunikasi dan sikap saat menyampaikan informasi yang cendrung ke arah
arogan atau memaksakan kehendak.

c. Kegiatan 3
Judul Kegiatan Melakukan asesmen anestesi dan evaluasi
kegiatan
Tanggal Pelaksanaan Kegiatan 4 -14 Juni 2021
Daftar Lampiran Bukti Foto Kegiatan
Kegiatan/ Evidence Video Kegiatan
Foto Rekam Medis Assesmen Anestesi
Uraian kegiatan yang dilakukan
Deskripsi Kegiatan
Assesmen Anestesi dilakukan di pagi hari jam 10.00 WITA kepada Tn. M yang
akan dilakukan operasi Laparatomy dengan diagnosa penyakit Tumor Colon.
Sebelum melakukan Assesmen saya menyiapkan rekam medis/ status pasien
terlebih dahul, kemudian saya melakukan anamnesa dengan mengikuti alur
assesmen anestesi sesuai dengan SPO. Sebelum melakukan anamnesa tidak lupa
saya memberikan salam kepada pasien dan saya memperkenalkan diri. Setelah
mendapatkan data pasien kemudian saya menuangkannya didalam rekam medis.
Selama sebelas hari saya coba melakukan evaluasi apakah kegiatan sosialisasi
saya berhasil menumbuhkan rasa kedisiplinan penata anestesi dalam melakukan
assesmen prainduksi. Hasil yang saya temukan dilapangan bahwa banner yang
saya buat dapat meningkatkan kepatuhan penata anestesi dalam melaksanakan
tugas sesuai SOP.
1. Menyiapakan pasien dan rekam medis
 Akuntabilitas
Saat saya menyiapkan pasien saya melakukan dengan menjaga integritas
saya sebagai petugas tanpa melanggar prosedur yang telah ditetapkan.
 Nasionalisme
Saya menyiapkan pasien tanpa membedakan status sosial pasien
 Etika Publik
Saya menyapa pasien dengan salam saat menerima pasien dari ruangan
 Komitmen Mutu
Transfer pasien dari ruangan ke kamar operasi dilakukan 1 jam sebelum
rencana operasi akan dimulai agar pasien tidak lama menunggu di ruang
prainduksi adalah suatu bentuk efisiensi.
 Anti Korupsi
Saya menyiapkan pasien sesuai dengan jadwal operasi yang ditetapkan
adalah sebuah bentuk kedisiplinan.

50
Gambar 3.16 Menyiapkan Status Pasien

2. Melakukan assesmen anestesi prainduksi

Gambar 3.17 Anamnesa Pasien

51
Gambar 3.18 Pemeriksaan Fisik

 Akuntabilitas
Dalam melakukan anamnesis ke pasien harus menimbulkan rasa
kepercayaan dari kedua belah pihak, sehingga akan tercapainya tujuan
yang telah direncanakan.
 Nasionalisme
Sesuai dengan sila ke-2, dalam melakukan anamnesa saya mengucapkan
salam dan memperkenalkan diri, serta dilakukan dengan kekeluargaan.
 Etika Publik
Bertanya ke pasien dengan bahasa yang sopan dan sikap yang santun
 Komitmen Mutu
Bertanya ke pasien tanpa membuang-buang waktu, langsung pada inti
pertanyaan, tanpa mengesampingkan komunikasi terapeutik, sehingga
anamnesa dapat terlaksana secara efektif
 Anti Korupsi
Jujur dalam menyampaikan informasi kepada pasien dan jujur
menuangkannya dalam rekam medis.

3. Mencatat hasil anamnesa dan dokumentasi dalam rekam medis serta


melakukan evaluasi
 Akuntabilitas
Melakukan dokumentasi pada rekam medis dengan sistematik agar
tercapai kejelasan target yaitu ASA atau status fisik pasien
 Nasionalisme
Melakukan pengisian rekam medis sebagai bentuk kepentingan bersama
dalam perlindungan hukum bagi petugas dan keselamatan pasien

52
 Etika Publik
Menjaga kerahasian pasien yang dituangkan dalam rekam medis
 Komitmen Mutu
Pengisian status dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam menentukan
perbaikan selanjutnya atau evaluasi dari hasil kegiatan
 Anti Korupsi
Pencatatan laporan assesmen anestesi prainduksi adalah sebagai bentuk
tanggung jawab dalam melaksanakan tugas

Gambar 3.19 Dokumentasi

53
Gambar 3.20 Laporan Evaluasi
Whole Of Goverment
Kegiatan koordinasi untuk transfer pasien dari ruang perawatan ke IKOS
merupakan bagian dari WoG.

Pelayanan Publik
Menyiapkan pasien dan rekam medis serta melakukan assesmen prainduksi
merupakan bagian pelayanan publik.

Manajemen ASN
Memanfaatkan inovasi banner dan video untuk melaksanakan assesmen anestesi
secara efektif dan efisien adalah bagaian dari manajemen ASN.
Kontibusi Terhadap Visi dan Misi Organisasi
Memberikan kontribusi sesuai Misi Rumah Sakit nomor 1 dan 4 yaitu :
 menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna dan bermutu yang
mengutamakan keselamatan pasien.
 Meningkatkan kompetensi, profesionalisme dan kesejahteraan pegawai.

Penguatan Nilai-Nilai Organisasi


Keterbukaan dan Transparansi, Akuntabilitas, azas kekeluargaan, bermental
pemenang.
Analisi Dampak
 Dampak Positif
Jika kegiatan assesmen anestesi prainduksi terlaksana maka keselamatan
pasien khususnya pasien yang akan menjalani tindakan operasi dan anestesi
di ruang IKOS RSUD Bahteramas akan meningkat karena telah sesuai
dengan SOP yang sudah di validasi melalui akreditasi Rumah Sakit. Dampak
54
positif bagi petugas dapat menjalankan pelayanan dengan baik, mendapat
penilaian positif dari masyarakat dan terhindar dari masalah hukum.
 Dampak Negatif
Jika Kegiatan tidak terlaksana maka rawan terjadinya kecelakaan kerja saat
pasien dilakukan tindakan, citra masyarakat menurun,dan petugas terlibat
masalah hukum akibat bekerja tidak sesuai SOP.

d. Kegiatan 4
Judul Kegiatan Menyusun Laporan aktualisasi
Tanggal Pelaksanaan Kegiatan 6-14 Juni 2021
Daftar Lampiran Bukti Kegiatan/ Foto Kegiatan
Evidence Video Kegiatan
Laporan Aktualisasi
Deskripsi Kegiatan
Setelah selesai melaksanakan kegiatan inovatif saya mulai menyusun laporan
aktualisasi. Saya mengambil semua data foto dan video yang telah saya buat
kemudian disusun didalam MS. Word. Hasil aktualisasi saya laporkan kepada
koordinator penata anestesi selaku mentor saya, dimana dalam pelaporan ini
mentor menganjurkan untuk segera membuat power point presentasi untuk
digunakan saat seminar aktualisasi di BPSDM.
1. Menyiapkan data dan dokumen hasil kegiatan

Gambar 3.21 Menyiapkan Data dan Dokumen Hasil


Kegiatan

55
• Akuntabilitas
Saya menyiapkan data secara jujur berdasarkan hasil kegiatan yang saya
lakukan.
• Nasionalisme
Saya menampilkan data yang dapat saya pertanggung jawabkan
kebenarannya.
• Etika Publik
Saya memilih data secara cermat yang mendukung rancangan kegiatan
yang telah saya buat.
• Komitmen Mutu
Saya memanfaatkan HP secara efektif dalam merek dan menyimpan
semua kegiatan yang saya lakukan baik dalam bentuk gambar ataupun
video.
• Anti Korupsi
Saya berdoa dan bekerja keras dalam melakukan kegiatan agar semua
dilancarkan.
2. Melakukan konsultasi dengan mentor dan coach untuk koreksi hasil laporan
kegiatan

Gambar 3.22 Konsultasi dengan Mentor

56
• Akuntabilitas
Saya melakukan transparansi kegiatan yang saya lakukan kepada mentor.
• Nasionalisme
Konsultasi foto dan video kegiatan yang melindungi privasi pasien.
• Etika Publik
Bersikap ramah dan sopan saat melakukan konsultasi.
• Komitmen Mutu
Memilih bukti kegiatan yang memiliki mutu untuk pendidikan.
• Anti Korupsi
Bertanggung jawab dalam memilih dokumen /foto yang akan dilampirkan.

3. Menyusun dan mencetak dokumen laporan aktualisasi

Gambar 3.23 Menyusun dan Mencetak Laporan


Aktualisasi

57
• Akuntabilitas
Menyusun laporan secara sistematis dan jelas.
• Nasionalisme
Peduli terhada pentingnya proses penyusunan laporan aktualisasi.
• Etika Publik
Jujur dalam mengerjakan laporan aktualisasi.
• Komitmen Mutu
Membuat laporan aktualisasi secara sungguh-sungguh untuk perbaikan
kelanjutan kegiatan.
• Anti Korupsi
Membuat laporan secara mandiri tidak menyewa/menyuruh orang dalam
pembuatannya.
Manajemen ASN
Memadukan saran coach dan mentor sebagai hasil dari konsultasi adalah bentuk
Manajemen ASN.

Pelayanan Publik
Melibatkan Partisipatif coach dan mentor dalam penyusunan aktualisasi adalah
bentuk Pelayanan publik.
Kontibusi Terhadap Visi dan Misi Organisasi
Memberikan kontribusi sesuai Misi Rumah Sakit nomor 2 yaitu
menyelenggarakan pendidikan, pelatihan dan penelitian yang berkualitas dan
berdaya saing.
Penguatan Nilai-Nilai Organisasi
Keterbukaan dan Transparansi, Akuntabilitas, bermental pemenang
Analisis Dampak
 Dampak Positif
Dampak positif kegiatan telah terlaksana dan telah dituangkan dalam suatu
laporan aktualisasi yang dapat berguna bagi ASN sendiri karena telah
menerapkan nila-nilai ANEKA,WOG, Manajemen ASN, dan Pelayan Publik
dalam kegiatan sehari-hari. Bagi peserta didik laporan ini dapat di jadika
sebagai referensi dalam membuat kegiatan.
 Dampak Negatif
Dampak Negatif apabila kegiatan tidak terlaksana tidak terbentuk ASN yang
mampu melaksanakan tugas dengan menerapkan nilai-nilai ANEKA,WOG,
Manajemen ASN, dan Pelayan Publik.

58
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan dan tahapan kegiatan yang telah
dilaksanakan selama masa aktualisasi adalah keberhasilan peserta LATSAR angkatan XIX
untuk melakukan Peningkatan Kedisiplinan Petugas Dalam Melaksanakan Assesmen
Anestesi Prainduksi di Ruang IKOS RSUD Bahteramas.
1. Setiap kegiatan dan tahapan kegaitan pada pelaksanaan aktualusasi dilakukan dengan
menerapkan nilai-nilai dasar ASN : ANEKA, WOG, Manajemen ASN, dan Pelayanan
Publik, guna mendapatkan hasil yang maksimal. Penerapan nilai-nilai dasar ASN
pada setiap kegaitan dan tahapan kegiatan yang dilakukan memiliki output atau hasil
yang dapat dipertanggung jawabkan. Karena penerapan nilai-nilai dasar ASN pada
setiap pekerjaan merupakan indikator keberhasilan kegiatan aktualisasi ini.
2. Seluruh kegiatan dan tahapan kegiatan yang dilaksanakan masing-masing
memberikan kontribusi dalam upaya peningkatan kedisiplinan petugas dalam
melaksanakan assesmen anestesi prainduksi. Hal ini dapat dilihat pada meningkatnya
pengisian form assesmen anestesi pada rekam medis pasien sebelum tindakan anestesi
dilakukan.

B. Saran
Disiplin salam melaksanakan assesmen anestesi harus tetap dipertahankan bukan
hanya karena tuntutan tugas tetapi harus ditanamkan sebagai kewajiban saat bertugas yang
mengikuti SOP yang ada. Tim penilai khususnya manajemen RSUD Bahteramas agar
melakukan pengawasan dilapangan terhadap proses pelaksanaan tugas oleh tenaga medis
harus sesuai SOP bukan hanya turun ketika terjadi kasus yang tidak diinginkan.

59
C. Rencana Tindak Lanjut
Setalah kegiatan aktualisasi ini dilaksanakan penulis memiliki rencana tindak lanjut
sebagai berikut:
1. Melakukan koordinasi dengan pihak manajemen Rumah Sakit untuk memperbanyak
pengadaan informasi alur pelayanan yang bermanfaat bagi petugas,pasien dan
keluarga pasien.
2. Mengadakan lembar pengawasan dan penilaian kerja setiap anggota penata anestesi
yang ditandatangani oleh kepala instalasi.

60
DAFTAR PUSTAKA

Fatimah, Elly, dan Erna Irawati. 2017. Manajemen Aparatur Sipil Negara. Jakarta:Lembaga
Administrasi Negara.
Leksana, Ery. Belajar Ilmu Anestesi. Jakarta/
PERLAN RI. 2018. Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor 12
Tahun 2018 Tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta:LAN.
PERMENPAN. 2017. PERMENPAN No. 11 Tahun 2017 Tentang Jabatan Fungsional
Penata Anestesi. Jakarta: MENPAN.
Purwanto, Erwan Agus.dkk. 2017. Pelayan Publik. Jakarta:Lembaga Administrasi Negara.
Suwarno, Yogi, dan Tri Atmojo Sejati. 2017. Whole Of Goverment:Jakarta:Lembaga
Administrasi.
Tim Penulis Komisi Pemberantasan Korupsi. 2015. Anti Korupsi. Jakarta:Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.
Tim Penyusun Modul Akuntabilitas. Akuntabilitas. Jakarta:Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia.
Tim Penyusun Modul Etika Publik. Etika Publik. Jakarta:Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia.
Tim Penyusun Modul Komitmen Mutu. 2015. Komitmen Mutu. Jakarta:Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.
Tim Penyusun Modul Nasionalisme. 2015. Nasionalisme. Jakarta:Lembaga Administrasi
Negara.
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA. 2014. Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara. Jakarta: Presiden RI.
Utami, Retna, dkk.2015.Menguak Misteri Kamar Bius. Jakarta.
LAMPIRAN
Lampiran 1

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

WAKTU PELAKSANAAN
No URAIAN Mei sd Juni 2021
KEGIATAN 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1. Melakukan konsultasi
dengan koordinator penata
anestesi untuk
mempersiapkan
materi/data alur assesmen
anestesi prainduksi yang
sesuai dengan SPO
 Mempersiapkan bahan/
materi assesmen anestesi
pra induksi
 Berkonsultasi dengan
mentor mengenai materi
assesmen anestesi
prainduksi yang sesuai
dengan SPO
 Meminta persetujuan
mentor untuk
melaksanakan rencana
kegiatan
2 Membuat Banner dan
video yang
memudahkan sosialisasi
pelaksanaan assesmen
anestesi prainduksi
 Membuat desain
Banner dan video
 Membuat kontrak
waktu dan
melaksanakan
sosialisasi assemen
anestesi prainduksi
kepada teman
sejawat
 Memasang Banner alur
Assesmen anestesi
3 Melakukan asesmen
anestesi dan evaluasi
kegiatan
 Menyiapakan
pasien dan rekam
medis
 Melakukan assesmen
anestesi prainduksi
 Mencatat hasil
anamnesa dan
dokumentasi dalam
rekam medis serta
evaluasi kegiatan
4 Menyusun Laporan
aktualisasi
 Menyiapkan data dan
dokumen hasil
kegiatan
 Melakukan konsultasi
dengan mentor dan
coach untuk koreksi
hasil laporan kegiatan
 Menyusun dan
mencetak dokumen
laporan aktualisasi

Pelaksanaan Kegiatan

Hari Libur
Lampiran 2. Gigi Palsu Tidak dilepas

Ketahuan Saat Akan Melakukan Tindakan Intubasi

Sebelum Sosialisasi
Lampiran 3. Assesmen Prainduksi Oleh Teman Sejawat

Setelah Sosialisasi
Lampiran 4. Hasil Pengamatan
Lampiran 5. Daftar Hadir Peserta Sosialisasi
Lampiran 6. Surat Persetujuan Melaksanakan
Aktualisasi
Lampiran 7. Lembar Asistensi
Lampiran 8. Surat Pernyataan Telah Melaksanakan
Aktualisasi
INSTRUMEN PENGENDALIAN
AKTUALISASI
Nama Peserta Nengah Dian Ardianta,A. Md
Instansi RSU Bahteramas
Tempat Instalasi Kamar Operasi Sentral
Aktualisasi
NO Tanggal Catatan Bimbingan Paraf Mentor/WA
1 4/06/2021 - Jika ada perubahan harus
ada Surat persetujuan
mentor
- Kegiatan terlaksana
minimal 4 (empat)
2 8/06/2021 - Awal kata judul harus
huruf besar
- Lengkapi Daftar Pustaka
- Semua dokumen atau
surat asli disertakan
sebagai lampiran dan
dibawa saat seminar
aktualisasi
3 12/06/2021 - Durasi video maksimal 7
menit

Anda mungkin juga menyukai