Anda di halaman 1dari 6

RESUME WAWASAN KEBANGSAAN DAN NILAI – NILAI BELA NEGARA

RESUME ANALISIS ISU KONTEMPORER

Dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara,
secara signifikan telah mendorong kesadaran PNS untuk menjalankan profesinya sebagai ASN
dengan berlandaskan pada: a) nilai dasar; b) kode etik dan kode perilaku; c) komitmen,
integritas moral, dan tanggung jawab pada pelayanan publik d) kompetensi yang diperlukan
sesuai dengan bidang tugas; dan e) profesionalitas jabatan.
Kontemporer merupakan sesuatu hal yang modern, yang eksis dan terjadi dan masih
berlangsung sampai sekarang, atau segala hal yang berkaitan dengan saat ini. Dalam konteks
PNS, berdasarkan Undang-undang ASN setiap PNS perlu memahami dengan baik fungsi dan
tugasnya, yaitu melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan peraturan perundang undangan, memberikan pelayanan publik
yang profesional dan berkualitas, serta memperat persatuan dan kesatuan Negara Republik
Indonesia.
Sebagai seorang PNS maka yang perlu menjadi fokus perhatian adalah mulai
membenahi diri dengan segala kemampuan, kemudian mengembangkan berbagai potensi yang
dimiliki dengan memperhatikan modal insani (manusia). Ada enam komponen dari modal
manusia yaitu Modal intelektual adalah perangkat yang diperlukan untuk menemukan peluang
dan mengelola perubahan organisasi melalui pengembangan SDMnya. Kemudian modal
emosional yang merupakan kemampuan manusia untuk mengenal dan mengelola emosi diri
sendiri, serta memahami emosi orang lain agar dia dapat mengambil tindakan yang sesuai
dalam berinteraksi dengan orang lain. Modal sosial adalah jaringan kerjasama di antara warga
masyarakat yang memfasilitasi pencarian solusi dari permasalahan yang dihadapi mereka.
Modal Ketabahan adalah modal untuk sukses dalam kehidupan, baik dalam kehidupan pribadi
maupun kehidupan sebuah organisasi birokrasi. Modal moral dan etika dimana terdapat empat
komponen modal moral/etika yakni Integritas (integrity), yakni kemauan untuk mengintegrasikan
nilai-nilai universal di dalam berperilaku yang tidak bertentangan dengan kaidah perilaku etis
yang universal. Bertanggung-jawab (responsibility) yakni orang-orang yang bertanggung-jawab
atas tindakannya dan memahami konsekuensi dari tindakannya sejalan dengan prinsip etik
yang universal. Penyayang (compassionate) adalah tipe orang yang tidak akan merugikan
orang lain. Pemaaf (forgiveness) adalah sifat yang pemaaf. Orang yang memiliki kecerdasan
moral yang tinggi bukanlah tipe orang pendendam yang membalas perilaku yang tidak
menyenangkan dengan cara yang tidak menyenangkan pula. Modal kesehatan fisik dan
jasmani dimana Tolak ukur kesehatan adalah bebas dari penyakit, dan tolak ukur kekuatan fisik
adalah; tenaga (power), daya tahan (endurance), kekuatan (muscle strength), kecepatan
(speed), ketepatan (accuracy), kelincahan (agility), koordinasi (coordination), dan
keseimbangan (balance).
PNS dihadapkan pada pengaruh yang datang dari eksternal juga internal yang kian
lama kian menggerus kehidupan berbangsa dan bernegara (pancasila, UUD 1945, NKRI dan
Bhinneka Tunggal Ika) sebagai konsensus dasar berbangsa dan bernegara. Fenomena-
fenomena tersebut menjadikan pentingnya setiap PNS mengenal dan memahami secara kritis
terkait dengan isu-isu kritikal yang terjadi saat ini atau bahkan berpotensi terjadi, isu-isu
tersebut diantaranya; bahaya paham radikalisme/ terorisme, bahaya narkoba, cyber crime,
money laundry, korupsi, proxy war.
Korupsi, Beberapa gejala umum tumbuh suburnya korupsi disebabkan oleh hal-hal
berikut yaitu membengkaknya urusan pemerintahan sehingga membuka peluang korupsi dalam
skala yang lebih besar dan lebih tinggi, lahirnya generasi pemimpin yang rendah marabat
moralnya dan beberapa diantaranya bersikap masa bodoh dan terjadinya menipulasi serta
intrik-intrik melalui politik, serta kekuatan keuangan dan kepentingan bisnis asing. bentuk
tindakan korupsi diancam dengan sanksi sebagaimana diatur di dalam UU No. 31 Tahun 1999
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan UU No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan
Atas UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yaitu bentuk
tindakan: 1) Melawan hukum, memperkaya diri orang/badan lain yang merugikan
keuangan/perekonomian negara (Pasal 2) 2) Menyalahgunakan kewenangan karena jabatan /
kedudukan yang dapat merugikan keuangan / kedudukan yang dapat merugikan keuangan /
perekonomian Negara ( Pasal 3 ) 3) Penyuapan (Pasal 5, Pasal 6, dan Pasal 11) 4)
Penggelapan dalam jabatan (Pasal 8, Pasal 9, dan Pasal 10) 5) Pemerasan dalam jabatan
(Pasal 12) 6) Berkaitan dengan pemborongan (Pasal 7 ) 7) Gratifikasi (Pasal 12B dan Pasal
12C). Secara substansi Undang- undang Nomor 31 Tahun 1999 telah mengatur berbagai
modus operandi tindak pidana korupsi sebagai tindak pidana formil, memperluas pengertian
pegawai negeri sehingga pelaku korupsi tidak hanya didefenisikan kepada orang perorang
tetapi juga pada korporasi, dan jenis penjatuhan pidana yang dapat dilakukan hakim terhadap
terdakwa tindak pidana korupsi adalah Pidana Mati, Pidana Penjara, dan Pidana Tambahan.
Narkoba, Narkoba merupakan akronim Narkotika, Psikotropika, dan Bahan Adiktif
lainnya dimana digunakan dalam dunia obat-obatan atau untuk menyebutkan suatu hal yang
bersifat adiktif, yaitu dapat mengakibatkan ketergantungan (addiction) apabila disalahgunakan
atau penggunaannya tidak sesuai dosis yang dianjurkan oleh dokter. Tindak Pidana Narkotika
adalah kejahatan induk atau kejahatan permulaan dan tidak berdiri sendiri, artinya Kejahatan
narkotika biasanya diikuti dengan kejahatan lainnya atau mempunyai kejahatan turunan.
Kejahatan narkotika bisa terkait dengan kejahatan Terorisme, Kejahatan Pencucian Uang,
Kejahatan Korupsi atau Gratifikasi, Kejahatan Perbankan,Permasalahan Imigran Gelap atau
Kejahatan Penyelupan Manusia (People Smuggling) atau bahkan terkait dengan Pemberontak
atau gerakan memisahkan dari suatu negara berdaulat (Gerakan Separatisme) serta sebagai
alat untuk melemahkan bahkan memusnahkan suatu negara yang dikenal dengan Perang
Candu. Terhadap kondisi perkembangan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika di
Indonesia, Badan Narkotika Nasional terus meningkatkan intensitas dan ekstensitas upaya
penyelamatan bangsa dari acaman penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba melalui
pelaksanaan Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran
Gelap Narkoba (P4GN) yang melibatkan seluruh komponen masyarakat, bangsa, dan negara.
Upaya tersebut dilakukan dengan mengedepankan prinsip keseimbangan antara sisi
Mengurangi Permintaan (demand reduction side) dan Sisi Mengurangi Pasokan (supply
reduction side), juga “common and share responsibility”.
Terorisme dan radikalisme, Terorisme secara kasar merupakan suatu istilah yang
digunakan untuk penggunaan kekerasan terhadap penduduk sipil/non kombatan untuk
mencapai tujuan politik, dalam skala lebih kecil dari pada perang. Aksi terorisme dapat
dilakukan oleh individu, sekelompok orang atau negara sebagai alternatif dari pernyataan
perang secara terbuka. Menurut Audrey Kurth Cronin, saat ini terdapat empat tipe kelompok
teroris yang beroperasi di dunia, yakni , 1) Teroris sayap kiri atau left wing terrorist, merupakan
kelompok yang menjalin hubungan dengan gerakan komunis, 2) Teroris sayap kanan atau right
wing terrorist, menggambarkan bahwa mereka terinspirasi dari fasisme 3) Etnonasionalis atau
teroris separatis, atau ethnonationalist/separatist terrorist, merupakan gerakan separatis yang
mengiringi gelombang dekoloniasiasi setelah perang dunia kedua;4)Teroris keagamaan atau
“ketakutan”, atau religious or “scared” terrorist, merupakan kelompok teroris yang
mengatasnamakan agama atau agama menjadi landasan atau agenda mereka. Radikalisme
yakni terkait erat dengan pertentangan secara tajam antara nilai-nilai yang diperjuangkan oleh
kelompok tertentu dengan tatanan nilai yang berlaku atau dipandang mapan pada saat itu.
Sepintas pengertian ini berkonotasi kekerasan fisik, padahal radikalisme merupakan
pertentangan yang sifatnya ideologis. Radikal Terorisme adalah suatu gerakan atau aksi brutal
mengatasnamakan ajaran agama/ golongan, dilakukan oleh sekelompok orang tertentu, dan
agama dijadikan senjata politik untuk menyerang kelompok lain yang berbeda pandangan.
“Kelompok radikal-teroris sering kali mengklaim mewakili Tuhan untuk menghakimi orang yang
tidak sefaham dengan pemikiranya,” Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengeluarkan
Resolusi 60/288 tahun 2006 tentang UN Global Counter Terrorism Strategy yang berisi empat
pilar strategi global pemberantasan terorisme, yaitu 1) pencegahan kondisi kondusif
penyebaran terorisme, 2) langkah pencegahan dan memerangi terorisme, 3) peningkatan
kapasitas negara-negara anggota untuk mencegah dan memberantas terorisme serta
penguatan peran sistem PBB dan 4) penegakan hak asasi manusia bagi semua pihak dan
penegakan rule of law sebagai dasar pemberantasan terorisme. Selain itu, PBB juga telah
menyusun High-Level Panel on Threats, Challenges, and Change yang menempatkan
terorisme sebagai salah satu dari enam kejahatan yang penanggulangannya memerlukan
paradigma baru.
Money Laundry, atau pencucian uang merupakan suatu perbuatan kejahatan yang
melibatkan upaya untuk menyembunyikan atau menyamarkan asal usul uang atau harta
kekayaan dari hasil tindak pidana/kejahatan sehingga harta kekayaan tersebut seolah-olah
berasal dari aktivitas yang sah. Dengan proses kegiatan money laundering ini, uang yang
semula merupakan uang haram (dirty money) diproses dengan pola karakteristik tertentu
sehingga seolah-olah menghasilkan uang bersih (clean money) atau uang halal (legitimate
money).
Proxy War, proxy War adalah istilah yang merujuk pada konflik di antara dua negara, di
mana Negara tersebut tidak serta-merta terlibat langsung dalam peperangan karena melibatkan
‘proxy’ atau kaki tangan. Proxy war diartikan sebagai peristiwa saling adu kekuatan di antara
dua pihak yang bermusuhan, dengan menggunakan pihak ketiga. Pihak ketiga ini sering disebut
dengan boneka, pihak ketiga ini dijelaskan sebagai pihak yang tidak dikenal oleh siapa pun,
kecuali pihak yang mengendalikannya dari jarak tertentu. Biasanya, pihak ketiga yang bertindak
sebagai pemain pengganti adalah negara kecil, namun kadang juga bias non state actors yang
dapat berupa LSM, ormas, kelompok masyarakat, atau perorangan.
Kejahatan Mass Communication (Cyber Crime, Hate Speech, Dan Hoax). Cyber
crime atau kejahatan saiber merupakan bentuk kejahatan yang terjadi dan beroperasi di dunia
maya dengan menggunakan komputer, jaringan komputer dan internet. Terdapat beberapa
jenis cyber crime yang dapat kita golongkan berdasarkan aktivitas yaitu Unauthorized Access,
Ini merupakan kejahatan memasuki atau menyusup ke dalam suatu sistem jaringan komputer
secara tidak sah, tanpa izin, atau tanpa sepengetahuan dari pemilik sistem jaringan komputer
yang dimasukinya. Illegal Contents, Kejahatan ini dilakukan dengan cara memasukkan data
atau informasi ke internet tentang suatu hal yang tidak benar, tidak etis, dan dapat dianggap
sebagai melanggar hukum atau menggangu ketertiban pada masyarakat umum, contohnya
adalah penyebaran pornografi atau berita yang tidak benar. Penyebaran virus, Penyebaran
virus pada umumnya dilakukan dengan menggunakan sebuah email atau media lainnya guna
melakukan penyusupan, perusakan atau pencurian data. Hate speech atau ujaran kebencian
dalam bentuk provokasi, hinaan atau hasutan yang disampaikan oleh individu ataupun
kelompok di muka umum atau di ruang publik merupakan salah satu bentuk kejahatan dalam
komunikasi massa. Sedemikian bahayanya hate speech, maka perlu dilakukan upaya untuk
mengontrol dan mengendalikan potensi hate speech yang bisa terjadi kapan saja dan melalui
media apa saja. Hoax adalah berita atau pesan yang isinya tidak dapat dipertangung jawabkan
atau bohong atau palsu, baik dari segi sumber maupun isi. Sifatnya lebih banyak mengadu
domba kelompok-kelompok yang menjadi sasaran dengan isi pemberitaan yang tidak benar.
Pelaku hoax dapat dikategorikan dua jenis, yaitu pelaku aktif dan pasif. Pelaku aktif melakukan
atau menyebarkan berita palsu secara aktif membuat berita palsu dan sengaja menyebarkan
informasi yang salah mengenai suatu hal kepada publik. Sedangkan pelaku pasif adalah
individu atau kelompok yang secara tidak sengaja menyebarkan berita palsu tanpa memahami
isi atau terlibat dalam pembuatannya.
Teknik analisis isu, terdapat beberapa alat bantu dalam menganalisis isu yaitu Mind
Mapping adalah teknik pemanfaatan keseluruhan otak dengan menggunakan citra visual dan
prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan, fishbone diagram Mirip dengan mind
mapping, pendekatan fishbone diagram juga berupaya memahami persoalan dengan
memetakan isu berdasarkan cabang-cabang terkait. Namun demikian fishbone diagram atau
diagram tulang ikan ini lebih menekankan pada hubungan sebab akibat, sehingga seringkali
juga disebut sebagai Cause-and-Effect Diagram atau Ishikawa Diagram diperkenalkan oleh Dr.
Kaoru Ishikawa, seorang ahli pengendalian kualitas dari Jepang, sebagai satu dari tujuh alat
kualitas dasar (7 basic quality tools), dan analisis SWOT, Matriks SWOT pada intinya adalah
mengkombinasikan peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan dalam sebuah matriks.
Dengan demikian, matriks tersebut terdiri atas empat kuadran, dimana tiap-tiap kuadran
memuat masing-masing strategi.

Anda mungkin juga menyukai