Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH PROMOSI KESEHATAN

“PENGANTAR PROMOSI KESEHATAN”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2

TK 2.1 D-III KEPERAWATAN

1. NI PUTU VANIA ARSYTA SURJI (P07120121031)

2. NI LUH PUTU EKA YANTI (P07120121037)

3. NI MADE JULI PURNAMA DEWI (P07120121039)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN DENPASAR

2022

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Salah satu tujuan nasional adalah memajukan kesejahteraan bangssa, yang berarti
memenuhi kebutuhan dasar manusia, yaitu pangan, sandang, pangan, pendidikan,
kesehatan, lapangan kerja dan ketenteraman hidup. Tujuan pembangunan
kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk,
jadi tanggung jawab untuk terwujudnya derajat kesehatan yang optimal berada di
tangan seluruh masyarakat Indonesia, pemerintah dan swasta bersama-sama. Salah
satu usaha pemerintah dalam menyadarkan masyarakat tentang hidup sehat dan
pelaksanaanya bagaimana cara hidup sehat adalah dengan cara melakukan
pendidikan kesehatan yang tidak hanya didapat dibangku sekolah tapi juga bisa
dilakukan dengan cara penyuluhan oleh tim medis. Yang biasa disebut dengan
promosi kesehatan ataupun penyuluhan kesehatan. Mengingat tugas kita sebgai tim
medis adalah salah satunya memperkanalkan bagaimana cara hidup sehat dengan
masyarakat maka didalam makalah ini kami akan membahas tentang “Promosi
Kesehatan” Dalam konstitusi Organisasi Kesehatan Dunia tahun 1948 disepakati
antara lain bahwa diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya adalah
hak yang fundamental bagi setiap orang tanpa membedakan ras, agama, politik
yang dianut dan tingkat sosial ekonominya. Diperlukan adanya reformasi di bidang
kesehatan untuk mengatasi ketimpangan hasil pembangunan kesehatan antar
daerah dan antar golongan, derajat kesehatan yang masih tertinggal dibandingkan
dengan negara-negara tetangga dan kurangnya kemandirian dalam pembangunan
kesehatan. Reformasi di bidang kesehatan perlu dilakukan mengingat lima
fenomena yang berpengaruh terhadap pembangunan kesehatan. Pertama,
perubahan pada dinamika kependudukan. Kedua, Temuan-temuan ilmu dan
teknologi kedokteran. Ketiga, Tantangan global sebagai akibat dari kebijakan
perdagangan bebas, revolusi informasi, telekomunikasi dan transportasi. Keempat,
Perubahan lingkungan .Kelima, Demokratisasi. Paradigma pembangunan
kesehatan yang baru yaitu Paradigma Sehat merupakan upaya untuk lebih
meningkatkan kesehatan masyarakat yang bersifat proaktif. Paradigma sehat
sebagai model pembangunan kesehatan yang dalam jangka panjang diharapkan
mampu mendorong masyarakat untuk mandiri dalam menjaga kesehatan melalui
kesadaran yang lebih tinggi pada pentingnya pelayanan kesehatan yang bersifat
promotif dan preventif. Dalam Piagam Ottawa disebutkan bahwa promosi
kesehatan adalah proses yang memungkinkan orang-orang untuk mengontrol dan
meningkatkan kesehatan mereka (Health promotion is the process of enabling
people to increase control over, and to improve, their health, WHO, 1986).
Penyelenggaraan promosi kesehatan dilakukan dengan mengombinasikan berbagai
strategi yang tidak hanya melibatkan sektor kesehatan belaka, melainkan lewat
kerjasama dan koordinasi segenap unsur dalam masyarakat. Hal ini didasari
pemikiran bahwa promosi kesehatan adalah suatu filosofi umum yang
menitikberatkan pada gagasan bahwa kesehatan yang baik merupakan usaha
individu sekaligus kolektif (Taylor, 2003 dalam notoatmodjo).

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana konsep promosi kesehatan?

2. Apa saja visi dan misi promosi kesehatan?

3. Bagaimana ruang lingkup promosi kesehatan?


4. Bagaimana strategi promosi kesehatan?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui bagaimana knsep promosi kesehatan

2. Untuk mengetahui visi – misi promosi kesehatan

3. Untuk mengetahui ruang lingkup promosi kesehatan

4. Untuk mengetahui strategi promosi kesehatan

D. MANFAAT PENULISAN

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu dengan adanya makalah ini
diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber bacaan yang berguna untuk menambah
wawasan dan pengetahuan.

BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP PROMOSI KESEHATAN


1. Perkembangan Konsep Dasar Promosi Kesehatan

Konsep promosi kesehatan merupakan pengembangan dan konsep pendidikan


kesehatan, yang berkembang sejalan dengan perubahan paradigm kesehatan masyarakat
(Public Health). Perubahan padigma kesehatan masyarakat terjadi antara lain akibat
perubahan pola penyakit, gaya hidup kondisi kehidupan lingkingan kehidupan
demografi dan lain – lain.

Pada awal perkembangannya, kesehatan masyarakat difokuskan pada factor –


factor yang menimbulkan resiko kesehatan seperti udara, air, penyakit – penyakit
bersumber makanan serta penyakit – penyakit yang buruk. Dalam perkembangan
selanjutnya disadari bahwa kondisi kesehatan juga dipengaruhi oleh gaya hidup
masyarakat. Sejak saaat itu, pendidikan kesehatan menjadi perhatian dan merupakan
bagian dari upaya kesehatan masyarakat yang difokuskan kepada :

a. a. Perilaku beresiko seperti : Merokok, Makanan rendah serat, dan Kurang gerak
b. b. Pelayanan kedokteran pencegahan
c. c. Deteksi dini pencegahan.

Deklarasi Alam Ata (1978) menghasilkan strategi utama dalam pencapaian


kesehatan bagi semua (Health For All) melalui pelayanan kesehatan dasar (Primary
Healt Care). Salah satu komponen didalam pelayanan kesehatan dasar itu adalah
pelayanan kesehatan, yang di Indonesia pernah juga disebut penyuluhan kesehatan.

Pada tahun 1986 di Ottawa, Canada, dilangsungkan konferensi internasional


promosi kesehatan yang menghasilkan piagam Ottawa (Ottawa Charter) yang menjadi
acuan bagi promosi kesehatan, termasuk di Indonesia. Sesuai dengan piagam Ottawa,
aktivitas promosi kesehatan adalah Advokasi (Advocating), Pemberdayaan (Enabling),
dan Mediasi (Mediating). Selanjutnya piagam Ottawa juga merumuskan lima komponen
utama promosi kesehatan yaitu :

a. Membangun kebijakan public berwawasan kesehatan (Built Health Public Policy),


artinya mengupayakan agar para pembantu kebijakan diberbagai sector dan tingkatan
administrasi mempertimbangkan dampak kesehatan dari setiap kebijakan yang
dibuatnya.

b. Menciptakan lingkungan yang mendukung (Create Supportive Environtments)


artinya menciptakan suasana lingkungan (baik fisik maupun social politik) yang
mendukung sehingga masyarakat termotivasi untuk melakukan upaya – upaya yang
positife bagi kesehatan.

c. Memperkuat gerakan masyarakat (Streghthen community action) artinya memberikan


dukungan terhadap kegiatan masyarakat agar lebih berdaya dalam upaya mengendalikan
factor – factor yang mempengaruhi kesehatan.

d. Mengembangkan ketrampilan individu (Develop personal skill) artinya


mengupayakan agar masyarakat mampu membuat informasi, pendidikan dan pelatihan
memadai. Upaya ini akan lebih efektiv dan efisien bila dilakukan melalui pendekatan
tatanan (setting).

e. Reorient pelayanan kesehatan (Reorient Health Service) artinya mengubah orientasi


pelayanan kesehatan agar lebih mengutamakan upaya preventive dan promotivetanpa
mengesampingkan upaya curative dan rehabilitative.

2. Definisi Promosi

Kesehatan Promosi kesehatan adalah proses advokasi kesehatan yang


dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan baik di tingkat personal, swasta, maupun
pemerintah. Promosi Kesehatan adalah suatu kegiatan penyampaian ilmu dan informasi
kesehatan kepada individu kelompok, keluarga dan komunitas dengan tujuan dari tidak
mampu menjadi mampu merubah kebiasaan yang sesuai dengan prinsip kesehatan
dalam berbagai aspek kehidupannya secara mandiri dan menerapkan sepanjang
hidupnya. Nesi Novita dan Yunetra Franciska (2011) Promosi kesehatan adalah proses
peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan yang disertai dengan upaya
memfasilitasi perubahan perilaku dan merupakan program kesehatan yang dirancang
uuntuk membawa perbaikan atau perubahan dalam indivudu, masyarakat, dan
lingkungan. Menurut Ottawa Charter, Promosi kesehatan adalah upaya yang dilakukan
terhadap masyarakat sehingga mau dan mampu untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan mereka sendiri.

Wahid Ikhbal Mubarak dan Nurul Cahyatin (2009) Sebenarnya istilah promosi
kesehatan adalah perwujudan dari perubahan konsep pendidikan kesehatan yang secara
structural tahun 1984 WHO dalam salah satu divisinya, yaitu Divisi Pendidikan
Kesehatan (Division Health Education) diubah menjadi Divisi Promosi Kesehatan dan
Pendidikan (Division on Health Promotion and Education). Konsep ini oleh
Departemen Kesehatan RI tahun 2000 mulai disesuaikan dengan merubah Pusat
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat menjadi Direktoral Promosi Kesehatan dan sekarang
menjadi Pusat Promosi Kesehatan.

Promosi kesehatan merupakan revitalisasi pendidikan kesehatan pada masa lalu,


dimana dalam konsep promosi kesehatan bukan hanya proses penyadaran masyarakat
dalam hal pemberian dan peningkatan pedngetahuan masyarakat dalam bidang
kesehatan saja, melainkan juga upaya bagaimana mampu menjembatani adanya
perubahan perilaku seseorang. Hal ini berarti promosi kesehatan merupakan program
kesehatan yang dirancang untuk membawa perbaikan berupa perubahan perilaku, baik
didalam masyarakat maupun lingkungan organisasi, lingkungan fisik, non fisik, social,
budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya.

3. Konsep Dasar Promosi Kesehatan Menurut Para Ahli

a. Lawrence Green (1984)

Lawrence Green mendefinisi promosi kesehatan sebagai berikut: Promosi


kesehatan adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi
yang terkait dengan ekonomi, politik, dan organisasi yang dirancang untuk
memudahkan perubahan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.
Dari batasan ini jelas, bahwa promosi kesehatan adalah pendidikan kesehatan plus,
atau promosi kesehatan adalah lebih dari pendidikan kesehatan. Promosi kesehatan
bertujuan untuk menciptakan suatu keadaan, yakni perilaku dan lingkungan yang
kondusif bagi kesehatan. Menurut teori Lawrence Green (1980) disitasi
Notoatmodjo, 2003 bahwa perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan
ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan dan tradisi sebagai faktor
predisposisi disamping faktor pendukung seperti lingkungan fisik, prasarana dan
faktor pendorong yaitu sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lainnya.

b. Piagam Ottawa (Ottawa Charter: 1986)

Konferensi Internasional Promosi Kesehatan di Ottawa, Canada, menyatakan


bahwa promosi kesehatan adalah suatu proses yang memungkinkan orang untuk
meningkatkan kendali atas kesehatannya, dan meningkatkan status kesehatan
mereka. Dengan kata lain promosi kesehatan adalah upaya yang dilakukan terhadap
masyarakat sehingga mereka mau dan mampu untuk meningkatkan dan memelihara
kesehatan mereka sendiri. Batasan promosi kesehatan ini mencakup dua dimensi
yakni “ kemauan” dan “ kemampuan”, atau tidak sekedar meningkatnya kemauan
masyarakat seperti dikonotasikan oleh pendidikan kesehatan. Untuk mencapai
status kesehatan yang paripurna baik fisik, mental dan kesejahteraan social,
masyarakat harus mampu mengenal / mengidentifikasi dan mewujudkam
aspirasinya, untuk memenuhi kebutuhannya, dan mengubah atau mengatasi
keadaan lingkungannya. Teori klasik oleh Blum (1974) mengatakan bahwa ada 4
determinan utama yang mempengaruhi derajat kesehatn individu,
kelompok/masyarakat. Empat determinan tersebut secara berturut-turut besarnya
pengaruh terhadap kesehatan adalah:

1) Lingkungan : berupa lingkungan fisik (alami, buatan) kimia (organik /


anorganik, logam berat, debu), biologik (virus, bakteri, microorganisme) dan sosial
budaya (ekonomi, pendidikan, pekerjaan)

2) Perilaku yang meliputi : sikap, kebiasaan, tingkah laku

3) Pelayanan kesehatan : promotif, perawatan, pengobatan, pencegahan kecacatan,


rehabilitasigenetik, yang merupakan faktor bawaan setiap manusia

4) Keturunan atau herediter : gen, hereditas yang menjadi sifat dasar setiap individu

Determinan ini lebih lanjut dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yakni
lingkungan fisik (cuaca, iklim, sarana, dan prasarana, dsb), dan lingkungan non
fisik, seperti lingkungan social, budaya, ekonomi, politik, dsb. Bila dianalisis lebih
lanjut determinan kesehatan itu sebenarnya adalah semua factor diluar kehidupan
manusia, baik secara individu, kelompok, maupun komunitas yang secara langsung
atau tidak langssung mempengaruhi kehidupan manusia itu. Hal ini berarti, di
samping determinan-determinan tersebut yang telah dirumuskan oleh Blum masih
terdapat factor lain yang dapat mempengaruhi atau menentukkan terwujudnya
kesehatan seseorang, kelompok atau masyarakat.

Faktor-faktor atau determinan yang menentukan atau mempengaruhi kesehatan baik


individu, kelompok atau masyarakat ini, dalam piagam Ottawa disebut persyaratan
untuk kesehatan terdapat 9 faktor, yakni:

1) Perdamaian atau kemakmuran

2) Tempat tinggal

3) Pendidikan

4) Makanan

5) Pendapatan

6) Ekosisten yang stabil dan seimbang

7) Sumber daya yang berkesinambungan

8) Keadilan sosial

9) Pemerataan

Mubarak, W.I, dkk (2007) Dalam Konferensi Internasional Promosi Kesehatan di


Ottawa Canada tahun 1986 telah menghasilkan Piagam Ottawa (Ottawa Charter)
yang berisi lima butir kesepakatan yang meliputi :

1) Kebijakan berwawasan kesehatan (Healthy public policy) Dalam proses


pembangunan adakalanya aspek kesehetan sering diabaikan, oleh karena itu adanya
kebijakan yang berwawasan kesehatan, diharapkan bisa mengedepankan proses
pembangunan dengan tetap memperhatikan aspek-aspek kesehatan. Kegiatan ini
ditujukan kepada para pengambil kebijakan (policy makers) atau pembuat
keputusan (decision makers) baik di institusi pemerintah maupun swasta. Sebagai
contoh ; adanya perencanaan pembangunan PLTN di daerah jepara, para penagmbil
kebijakan dan pembuat keputusan harus benar-benar bisa memperhitungkan untung
ruginya. harus diperhatikan kemungkinan dampak radiasi yang akan ditimbulkan,
serta kemungkinan-kemungkinan lain yang bisa berdampak pada kesehatan.

2) Lingkungan yang mendukung (Supportive environment). Aspek lingkungan juga


perlu diperhatikan. Lingkungan disini diartikan dalam pengertian luas. Baik
lingkungan fisik (biotik, non biotik), dan lingkungan non fisik. Diharapkan tercipta
lingkungan yang kondusip yang dapat mendukung terwujudnya masyarakat yang
sehat. Contoh : perlunya jalur hijau didaerah perkotaan, yang akhir-akhir ini sering
diabaikan pemanfaatannya oleh oknum-oknum tertentu. perlunya perlindungan diri
pada kelompok terpapar pencemaran udara , seperti penggunaan masker pada
penjaga loket jalan tol, petugas polantas, dsb.

3) Reorientasi pelayanan kesehatan (Reorient health service). Adanya kesalahan


persepsi mengenai pelayanan kesehatan, tanggung jawab pelayanan kesehatan
kadang hanya untuk pemberi pelayanan (health provider ), tetapi pelayanan
kesehatan juga merupakan tanggung jawab bersama antara pemberi pelayanan
kesehatan (health provider) dan pihak yang mendapatkan pelayanan. Bagi pihak
pemberi pelayanan diharapkan tidak hanya sekedar memberikan pelayanan kesehatan
saja, tetapi juga bisa membangkitkan peran serta aktif masyarakat untuk berperan
dalam pembangunan kesehatan. dan sebaliknya bagi masyarakat, dalam proses
pelayanan dan pembangunan kesehatan harus menyadari bahwa perannya sangatlah
penting, tidak hanya sebagai subyek, tetapi sebagai obyek. Sehingga peranserta
masyarakat dalam pembangunan kesehatan sangatlah diharapkan. Contoh : semakin
banyaknya upaya-upaya kesehatan yang bersumberdaya masyarakat (UKBM),
seperti posyandu, UKGMD, Saka bhakti Husada, poskestren, dll.

4) Ketrampilan individu (Personal Skill) Dalam mewujudkan kesehatan masyarakat


secara keseluruhan, ketrampilan individu mutlak diperlukan. Dengan harapan
semakin banyak individu yang terampil akan pelihara diri dalam bidang kesehatan,
maka akan memberikan cerminan bahwa dalam kelompok dan masyarakat tersebut
semuanya dalam keadaan yang sehat. ketrampilan individu sangatlah diharapkan
dalam mewujudkan keadaan masyarakat yang sehat. Sebagai dasar untuk terapil
tentunya individu dan masyarakat perlu dibekali dengan berbagai pengetahuan
mengenai kesehatan, selain itu masyarakata juga perlu dilatih mengenai cara-cara
dan pola-pola hidup sehat. Contoh : melalui penyuluhan secra indicidu atau
kelompok seperti di Posyandu, PKK. Adanya pelatihan kader kesehatan, pelatihan
dokter kecil, pelatihan guru UKS, dll.

5) Gerakan masyarakat (Community action). Adanya gerakan ini dimaksudkan untuk


menunjukan bahwa kesehatan tidak hanya milik pemerintah, tetapi juga milik
masyarakat. Untuk dapat menciptakan gerakan kearah hidup sehata, masyarakat
perlu dibekali dengan pengetahuan dan ketrampilan. selain itu masyarakat perlu
diberdayakan agar mampu berperilaku hidup sehat. Kewajiban dalam upaya
meningkatkan kesehatan sebagai usaha untuk mewujudkan derajat setinggi-
tingginya, teranyata bukanlah semata-mata menjadi tanggung jawab tenaga
kesehatan. Masyarakat justru yang berkewajiban dan berperan dalam mewujudkan
derajat kesehatan yang optimal. Hal ini sesuai yang tertuang dalam Pasal 9 , UU N0.
36 tahun 2009 Tentang kesehatan, yang berbunyi : “Setiap orang berkewajiban ikut
mewujudkan, mempertahankan, dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya”. Contoh ; adanya gerakan 3 M dalam program
pemberantasn DBD, gerakan jumat bersih, perlu diketahuai di negeri tetangga
malaysia ada gerakan jalan seribu langkah (hal ini bisa kita contoh), bahkan untuk
mengukurnya disana sudah dijual alat semacam speedometer.

4. Tujuan Promosi Kesehatan

Tujuan promosi kesehatan bukan sekedar menyampaikan pesan-pesan atau


informasi-informasi kesehatan agar masyarakat mengetahui dan berperilaku hidup
sehat, tetapi juga bagaimana mampu memelihara dan meningakatkan kesehatannya.
Upaya memecahkan masalah kesehatan ditujukan atau diarahkan kepada
faktor perilaku dan faktor non perilaku (lingkungan dan pelayanan). Pendekatan
terhadap faktor perilaku adalah promosi atau pendidikan kesehatan. Sedangkan,
pendekatan terhadap faktor non perilaku adalah dengan perbaikan lingkungan fisik
dan peningkatan lingkungan sosial budaya, serta peningkatan pelayanan kesehatan.

Tujuan promosi kesehatan tercantum dalam UU kesehatan RI No. 36 tahun


2009. Peraturan perundang-undangan tersebut mengatur secara jelas, cermat, dan
lengkap setiap aspek kesehatan. Mulai dari pengertian-pengertian penting dalam
hukum kesehatan, asas dan tujuan, hak dan kewajiban, tanggung jawab pemerintah,
sumber daya di bidang kesehatan, upaya kesehatan, kesehatan ibu, bayi, anak,
remaja, lanjut usia, dan penyandang cacat, gizi, kesehatan jiwa, penyakit menular dan
tidak menular, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja, pengelolaan kesehatan,
informasi kesehatan, pembiayaan kesehatan, peran serta masyarakat, badan
pertimbangan kesehatan, pembinaan dan pengawasan, dan berbagai hal lain yang
terkait dengan kesehatan yang diatur dalam tiap babnya.

Menurut Green (1991) dalam Maulana, 2009, tujuan promosi kesehatan


terdiri dari tiga tingkatan yaitu:

a. Tujuan Program Refleksi dari fase social dan epidemiologi berupa pernyataan
tentang apa yang akan dicapai dalam periode tertentu yang berhubungan dengan
status kesehatan. Tujuan program ini juga disebut tujuan jangka panjang, contohnya
mortalitas akibat kecelakaan kerja pada pekerja menurun 50 % setelah promosi
kesehatan berjalan lima tahun.

b. Tujuan Pendidikan Pembelajaran yang harus dicapai agar tercapai perilaku yang
diinginkan. Tujuan ini merupakan tujuan jangka menengah, contohnya : cakupan
angka kunjungan ke klinik perusahaan meningkat 75% setelah promosi kesehatan
berjalan tiga tahun.

c. Tujuan Perilaku Gambaran perilaku yang akan dicapai dalam mengatasi masalah
kesehatan. Tujuan ini bersifat jangka pendek, berhubungan dengan pengetahuan,
sikap, tindakan, contohnya: pengetahuan pekerja tentang tanda-tanda bahaya di
tempat kerja meningkat 60% setelah promosi kesehatan berjalan 6 bulan.

B. VISI MISI PROMOSI KESEHATAN

1. Pengertian Visi dan Misi

Visi adalah pandangan jauh tentang suatu perusahaan atau lembaga dan lain-lain,
visi juga dapat diartikan sebagi sebuah tujuan atau apa yang harus dilakukan untum
menjapai tujuan tersebut. pada masa yang akan datang atau masa depan.

Dibawah ini beberapa persyaratan yang hendaknya dipenuhi oleh suatu


pernyataan visi meliputi:

a. Berorientasi kedepan

b. Tidak dibuat berdasarkan kondisi saat ini

c. Mengekspresikan kreatifitas

d. Berdasar pada prinsip nilai-nilai yang mengandung perhargaan bagi masyarakat.

Misi adalah suatu pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh perusahaan
atau lembaga dalam usaha mewujudkan visi tersebut. misi diartikan sebagai tujuan
dan alasan mengapa perusahaan atau lermbaga dibuat. Misi juga memberikan arah
sekaligus batasan-batasan proses pencapaian tujuan.

2. Visi dan Misi Promosi Kesehatan

Promosi kesehatan memiliki visi misi dan strategi yang jelas, sebagaimana
tertuang dalam SK Menkes RI No. 1193/2004 tentang kebijakan nasional promosi
kesehatan, apabila dilihat kembali hal ini sejalan dengan visi global. Visi promosi
kesehatan adalah PHBS 2010 yang mengindikasikan tentang terwujudnya
masyarakat indonesia baru yang berbudaya sehat. Visi tersebut menunjukkan
dinamika atau gerak maju dari suasana lama (ingin diperbaiki) suasana baru (ingin
dicapai).
Visi ini diperlukan agar promosi kesehatan yang diharapkan mempunyai arah
yang jelas, dalam hal ini adalah apa yang menjadi harapan dari promosi kesehatan
sebagai penunjang dalam program kesehatan yang lain. Visi promosi kesehatan
adalah meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihgara dan meningkatkan
status kesehatannya, baik fisik, mental, sosial dan diharapkan pula mampu produktif
secara ekonomi maupun sosial sebagaimana dituangkan dalam undang-undang
kesehatan No. 23 Tahun 1992 serta organisasi kesehatan dunia WHO. Empat kata
kunci Visi Promosi Kesehatan:

a. Mau (willingness) memelihara dan meningkatkan kesehatan


b. Mampu (ability) memelihara dan meningkatkan kesehatan
c. Memelihara kesehatan, berarti mau dan mampu mencegah penyakit, melindungi
diri dari gangguan-gangguan kesehatan, dan mencari pertolongan pengobatan
yang professional bila sakit.
d. Meningkatkan kesehatan, berarti mau dan mampu meningkatkan kesehatannya .
Kesehatan perlu ditingkatkan, karena derajat kesehatan baik individu, kelompok,
atau masyarakat itu bersifat dinamis, tidak elastis.

Untuk mencapai visi tersebut diatas perlu upaya-upaya yang dilakukan dan biasanya
dituangkan dalam misi. Misi promosi kesehatan secara garis besar dirumuskan sebagai
berikut:

1) Advokat (Advocate), melakukan kegiatan advokasi / upaya –upaya terhadap para


pengambil keputusan diberbagai program / sektor yang terkait dengan kesehatan. Dengan
maksud agar program kesehatan yang ditawarkan dipercayai dan perlu dukungan melalui
kebijakan-kebijakan / keputusan politik.

2) Menjembatani (Mediate), menjadi jembatan dan menjalin kemitraan dengan berbagai


program dan sektor yang terkait dengan kesehatan. Kegiatan pelaksanaan program-
program kesehatan perlu adanya suatu kerja sama dengan program lain dilingkungan
kesehatan , maupun lintas sektor yang terkait. Untuk itu perlu adanya suatu jembatan dan
menjalin suatu kemitraan (partnership) dengan berbagai program dan sektor-sektor yang
memiliki kaitannya dengan kesehatan. Karenanya masalah kesehatan tidak hanya dapat
diatasi oleh sektor kesehatan sendiri, melainkan semua pihak juga perlu peduli terhadap
maslah kesehatan tersebut. oleh karena itu promosi kesehatan memilikiu peran yang
penting dalam mewujudkan kerjasama atau kemitaraan ini.

3) Memampukan (Enable), memberikan ketrampilan / kemampuan pada masyarakat agar


mereka mempercayai dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri secara mandiri. Hal ini
dimaksudkan agar masyarakat mampunyai kemauan dan kemampuan yang mandiri
dibidang kesehatan termasuk kemampuan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan
diri masing-masing.

3. Contoh Penerapan Visi Misi di Masyarakat

1. Contoh Advokasi: Di desa A terjadi wabah DHF, perangkat desa dan petugas
pelayanan kesehatan di desa tersebut harus mengambil keputusan, dengan membuat
suatu kebijakan. Sehingga masalah tersebut dapat diatasi dengan tepat. Kebijakan
itu meliputi:

a. Gotong royong melakuakan 3M (Mengubur, Menguras, Menutup)

b. Melakukan voging di desa tersebut

c. Membagikan abate secara gratis kepada warga

2. Contoh Menjembatani: Pelaksanaan kebijakan-kebijakan yang telah dirumuskan


oleh perangkat desa dan petugas pelayanan kesehatan, yakni dengan pelaksanaan
gotong royong rutin, pelaksanaan voging secara merata dan memastikan setiap
warga mendapat jatah abate dan menggunakannya setidaknya seminggu sekali. Dan
sebagai petugas kesehatan mereka wajib melakukan evaluasi minim sebulan sekali.

3. Contoh Memampukan: Masyarakat mampu menggerakkan dan memberdayakan


desa itu sendiri untuk hidup sehat, baik secara individu, keluarga maupun kelompok
masyarakat. Oleh karena itu dalam pengembangannya diperlukan langkah-langkah
pendekatan edukatif. Yaitu upaya mendampingi (memfasilitasi) masyarakat untuk
menjalani proses pembelajaran yang berupa proses pemecahan masalah-masalah
kesehatan yang dihadapinya. Contohnya adalah dengan pembentukan Posyandu,
Kader Kesehatan. Dan bisa juga dengan sadar diri dengan menerapkan PHBS di
lingkungan masyarakat.

C. RUANG LINGKUP PROMOSI KESEHATAN

1. Area Tindakan Promosi Kesehatan

Menurut Keleher,et.al, (2007) terdapat 10 (sepuluh) area tindakan promosi


kesehatan, yaitu :

1. Membangun kebijakan kesehatan public

2. Menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan

3. Memberdayakan masyarakat

4. Mengembangkan kemampuan personal

5. Berorientasi pada layanan kesehatan

6. Promote social responbility of health

7. Meningkatkan investasi kesehatan dan ketidakadilan social

8. Meningkatkan konsolidasi dan memperluas kerjasama untuk kesehatan

9. Meningkatkan kemampuan masyarakat.

10. Infrastuktur yang kuat untuk promosi kesehatan

2. Ruang Lingkup Promosi Kesehatan

Berdasarkan Aspek Pelayanan Ruang lingkup promosi kesehatan berdasarkan


aspek pelayanan kesehatan menurut Notoatmodjo (2007), meliputi :

a. Promosi kesehatan pada tingkat promotif.

Sasaran promosi kesehatan pada tingkat pelayanan promotif adalah pada


kelompok orang sehat, dengan tujuan agar mereka mampu meningkatkan
kesehatannya.
b. Promosi kesehatan pada tingkat preventif.

Sasaran promosi kesehatan pada tingkat ini selain pada orang yang sehat juga
bagi kelompok yang beresiko. Misalnya, ibu hamil, paraperokok, para pekerja
seks, keturunan diabetes dan sebagainya. Tujuan utama dari promosi
kesehatan pada tingkat ini adalah untuk mencegah kelompok-kelompok
tersebut agar tidak jatuh sakit (primary prevention).

c. Promosi kesehatan pada tingkat kuratif.

Sasaran promosi kesehatan pada tingkat ini adalah para penderita penyakit,
terutama yang menderita penyakit kronis seperti asma, diabetes mellitus,
tuberculosis, hipertensi dan sebagainya. Tujuan dari promosi kesehatan pada
tingkat ini agar kelompok ini mampu mencegah penyakit tersebut tidak
menjadi lebih parah(secondary prevention).

d. Promosi kesehatan pada tingkat rehabilitatif.

Sasaran pokok pada promosi kesehatan tingkat ini adalah pada kelompok
penderita atau pasien yang baru sembuh dari suatu penyakit. Tujuan utama
promosi kesehatan pada tingkat ini adalah mengurangi kecacatan seminimal
mungkin. Dengan kata lain, promosi kesehatan pada tahap ini adalah
pemulihan dan mencegah kecacatan akibat dari suatu penyakit (tertiary
prevention) (noyoaymodjo 2007).

3. Sasaran Promosi Kesehatan


Nesi Novita dan Yunetra Franciska (2011) Promosi kesehatan bertujuan untuk
meningkatkan kesehatan masyarakat, maka sasaran langsung promosi kesehatan
adalah masyarakat. Namun demikian, dikarenakan kebatasan sumberdaya yang ada,
tidak akan efektif apabila upaya promosi kesehatan langsung ditujukan ke
masyarakat. Oleh sebab itu, perlu dilakukan penahapan sasaran promosi kesehatan.
Sasaran promosi kesehatan dibagi dalam tiga kelompok sasaran yaitu sebagai
berikut.
a. Sasaran Primer (primary target)
Masyarakat pada umumnya menjadi sasarang langsung promosi kesehatan,
misalnya: kepala keluarga untuk masalah kesehatan uum, ibu hamil dan ibu
menyusui untuk masalah kesehatan ibu dan anak (KIA), anak sekolah untuk
kesehatan remaja, dan lain-lain. Upaya promosi ini sejalan dengan strategi
promosi kesehatan pemberdayaan masyarakat (empowerment).
b. Sasaran sekunder (secondary target)
Para tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh adat disebut sasaran
sekunder. Dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada kelompok ini
akan memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat di sekitarnya.
Selain itu, apabila sasaran sekunder berpeilaku sehat sebagai hasil dari
pendidikan kesehatan yang diterimanya, dapat dijadikan contoh atau acuan
perilaku sehat bagi masyarakat di sekitarnya. Upaya promosi kesehatan ini
sejalan dengan strategi promosi kesehatan dukungan social (social support).
c. Sasaran tersier (tertiary target) Sasaran tersier adalah para pembuat
keputusan atau penentu kebijakan baik ditingkat puasat maupun daerah.
Dengan kebijakan-kebijakan atau keputusan yang dikeluarkan oleh sasaran
tersier akan mempunyai dampak terhadap perilaku masyarakat selaku
sasaran primer promosi kesehatan dan tokoh masyarakat selaku sasaran
sekunder promosi kesehatan. Upaya promosi kesehatan ini sejalan dengan
strategi global promosi kesehatan yaitu advokasi (advocacy).

D. STRATEGI PROMOSI KESEHATAN

1. Pengertian Strategi Promosi Kesehatan

Untuk mewujudkan atau mencapai visi dan misi promosi kesehatan secara
efektif dan efisien, diperlukan cara dan pendekatan yang strategis. Cara ini sering
disebut ‘strategi’, yakni teknik atau cara bagaimana mencapai atau mewujudkan
visi dan misi promosi kesehatan tersebut secara berhasil guna dan berdaya guna.

2. Strategi Promosi Kesehatan menurut WHO


Berdasarkan rumusan WHO (1994) strategi promosi kesehatan secara global
ini terdiri dari 3 hal, yaitu :
1) Advokasi (Advocacy)
Advokasi adalah kegiatan untuk meyakinkan orang lain agar orang lain tersebut
membantu atau mendukung terhadap apa yang di inginkan. Dalam konteks promosi
kesehatan, advokasi adalah pendekatan kepada para pembuat keputusan atau penentu
kebijakan di berbagai sektor, dan di berbagai tingkat, sehingga para penjabat tersebut
mau mendukung program kesehatan yang kita inginkan. Dukungan dari para pejabat
pembuat keputusantersebut dapat berupa kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan dalam
bentuk undang-undang, peraturan pemerintah, surat keputusan, surat instruksi, dan
sebagainya. Kegiatan advokasi ini ada bermacam-macam bentuk, baik secara formal
maupuninformal. Secara formal misalnya, penyajian atau presentasi dan
seminartentangissu atau usulan program yangingin dimintakan dukungan dari para
pejabat yangterkait. Kegiatan advokasi secarainformal misalnya sowan kepada para
pejabat yang relevan dengan program yang diusulkan, untuk secarainformal meminta
dukungan, baik dalam bentuk kebijakan, atau mungkin dalam bentuk dana atau
fasilitaslain. Dari uraian dapat di simpulkan bahwa sasaranadvokasi adalah para pejabat
baik eksekutif maupunlegislatif, di berbagai tingkat dan sektor, yangterkait dengan
masalah kesehatan (sasarantertier).

2). Dukungan Sosial (Social support)

Strategi dukunngan sosial ini adalah suatu kegiatan untuk mencari dukungan sosial
melalui tokoh-tokoh masyarakat (toma), baik tokoh masyarakat formal maupun informal.
Tujuan utama kegiatan ini adalah agar para tokoh masyarakat, sebagai jembatan antara
sektor kesehatan sebagai pelaksana program kesehatan dengan masyarakat (penerima
program) kesehatan. Dengan kegiatan mencari dukungan sosial melalui toma pada
dasarnya adalah mensosialisasikan program-program kesehatan, agar masyarakat mau
menerima dan mau berpartisipasi terhadap program-program tersebut. Oleh sebab itu,
strategi ini juga dapat dikatakan sebagai upaya bina suasana, atau membina suasana yang
kondusif terhadap kesehatan.Bentuk kegiatan dukungan sosial ini antara lain: pelatihan
pelatihan paratoma, seminar,lokakarya, bimbingan kepadatoma, dan sebagainya. Dengan
demikian maka sasaran utama dukungan sosial atau bina suasana adalah paratokoh
masyarakat di berbagai tingkat. (sasaran sekunder)
3) PemberdayaanMasyarakat (Empowerment)
Pemberdayaan adalah strategi promosi kesehatan yang ditujukan pada Masyarakat
langsung. Tujuan utama pemberdayaan adalah mewujudkan kemampuan masyarakat
dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri (visi promosi
kesehatan).Bentuk kegiatan pemberdayaanini dapat diwujudkan denagn berbagai
kegiatan, antaralain: penyuluhan kesehatan, pengorganisasian dan pengembangan
masyarakat dalam bentuk misalnya: koperasi, pelatihan-pelatihan untuk kemampuan
peningkatan pendapatan keluarga (income generating skill). Dengan meningkatnya
kemampuan ekonomi keluarga akan berdampak terhadap kemampuan dalam
pemeliharaan kesehatan mereka, misalnya: terbentuknya dana sehat,terbentuknya pos
obat desa, berdirinya polindes, dan sebagainya. Kegiatan- kegiatan semacamini di
masyrakat sering disebut ‘gerakan masyarakat’ untuk kesehatan. Dari uaraian tersebut
dapat disimpulkan bahwa sasaran pemberdayaan masyarakat adalah masyarakat.

3) Strategi Promosi Kesehatan menurut Piagam Ottawa


Konferensi Internasional Promosi Kesehatan di Ottawa ± Canada padatahun 1986
menghasilkan piagam Otawa (Ottawa Charter). Di dalam piagam Ottawatersebut dirumuskan
pula strategi baru promosi kesehatan, yang mencakup 5 butir, yaitu:
a. Kebijakan Berwawasan
Kebijakan (Health Public Policy) Adalah suatu strategi promosi kesehatan yang di
tujukan kepada para penentuatau pembuat kebijakan, agar mereka mengeluarkan
kebijakankebijakan publik yang mendukung atau menguntungkan kesehatan. Dengan
perkataanlain agar kebijakan-kebijakan dalam bentuk peraturan, perundangan, surat-surat
keputusan dan sebagainya, selalu berwawasan atau berorientasi kepada kesahatan
publik.Misalnya, ada peraturan atau undangundang yang mengatur adanya analisis
dampak lingkungan untuk mendirikan pabrik, perusahaan, rumah sakit, dan sebagainya.
Dengan katalain, setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh pejabat publik, harus
memperhatikan dampaknyaterhadaplingkungan (kesehatan masyarakat).
b. Lingkungan yang mendukung (Supportive Environment)
Strategi ini ditujukan kepada para pengelola tempat umum,termasuk pemerintah kota,
agar mereka menyediakan sarana-prasarana atau fasilitas yang mendukung terciptanya
perilaku sehat bagi masyarakat, atau sekurangkurangnya pengunjung tempat-tempat
umum tersebut. Lingkungan yang mendukung kesehatan bagi tempat-tempat umum
lainnya: tersedianya tempat samapah,tersedianya tempat buang air besar/kecil,
tersedianya air bersih, tersedianya ruangan bagi perokokdan non-perokok, dan
sebagainya. Dengan perkataan lain, para pengelola tempat- tempat umum, pasar,
terminal, stasiun kereta api, bandara, pelabuhan, dan sebagainya, harus menyediakan
sarana dan prasarana untuk mendukung perilaku sehat bagi pengunjungnya.
c. Reorientasi Pelayanan Kesehatan (Reorient Health Service)
Sudah menjadi pemahaman masyarakat pada umumnya bahwa dalam pelayanan
kesehatanitu ada 3 provider´ dan 3 consumer´. Penyelenggara (penyedia) pelayanan
kesehatan adalah pemerintah dan swasta, dan masyarakat adalah sebagai pemakai atau
pengguna pelayanan kesehatan. Pemahaman semacamini harus diubah, harus
diorientasikan lagi, bahwa masyarakat bukan sekedar pengguna atau penerima pelayanan
kesehatan,tetapi sekaligus juga sebagai penyelenggara, dalam batas-batas tertentu.
Realisasida rireontitas pelayanan kesehatan ini, adalah para penyelenggara pelayanan
kesehatan baik pemerintrah maupun swasta harus melibatkan, bahkan memberdayakan
masyarakat agar mereka juga dapat berperan bukan hanya sebagai penerima pelayanan
kesehatan,tetapi juga sekaligus sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan. Dalam
meorientasikan pelayanan kesehatan ini peran promosi kesehatan sangat penting.
d. Keterampilan Individu (Personnel Skill)
Kesehatan masyarakat adalah kesehatan agregat yangterdiri dari individu, keluarga, dan
kelompok-kelompok. Oleh sebab itu, kesehatan masyarakat akan terwujud apabila
kesehatan indivu-individu, keluargakeluarga dan kelompok- kelompok tersebut terwujud.
Oleh sebabitu, strategi untuk mewujudkan keterampilan individu-individu (personnels
kill) dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan adalah sangat penting. Langkah
awal dari peningkatan keterampilan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan
merekaini adalah memberikan pemahaman pemahaman kepada anggota masyarakat
tentang cara-cara memelihara kesehatan, mencegah penyakit, mengenal penyakit,
mencari pengobatan ke fasilitas kesehatan profesional, meningkatkan kesehatan, dan
sebagainya. Metode dan teknik pemberian pemahaman ini lebih bersifat individu
daripada massa.
e. Gerakan masyarakat (Community Action)
Untuk mendukung perwujudan masyarakat yang mau dan mampu memelihara dan
meningkatkan kesehatannya seperti tersebut dalam visi promosi kesehatan ini, maka di
dalam masyarakat itu sendiri harus ad gerakan atau kegiatan-kegiatan untuk kesehatan.
Oleh karena itu, promosi kesehatan harus mendorong dan memacu kegiatan-kegiatan di
masyarakat dalam mewujudkan kesehatan mereka. Tanpa adanya kegiatan masyarakat di
bidang kesehatan, niscaya terwujud perilaku yang kondusif untuk kesehatan atau
masyarakat yang mau dan mampu memelihara serta meningkatkan kesehatan mereka.

4. Pemilihan Strategi Promkes


1) Ceramah
a. Mudah digunakan tapi sulit dikuasai
b. Membagi informasi, mempengaruhi pendapat, merangsang pemikiran berdasarkan
pesan verbal
c. Sasaran biasanya pasif, sedikit interaksi dengan narasumber atau peserta lainnya
2) Media Massa
a. Saluran komunikasi yang menjangkau sasaran luas
b. Umumnya, sasaran tidak atau sedikit usaha untuk menerima pesan
c. Strategi ini tidak efektif karena pesan tidak dapat dikhususkan untuk sasaran tertentu
d. Strategi ini efisien karena biaya yang murah dalam skala ekonomi e. Contoh : televisi,
radio, koran, majalah, outdoor media
3) Instruksi individual
a. Dalam tatanan pasien, disebut konseling
b. Bersifat individual, digunakan bila perbedaan karakteristik sasaran sangat besar
c. Penyuluh memberikan advokasi solusi permasalahan kesehatan berdasarkan kebutuhan
individual
d. Tidak efisien bagi penyuluh, tapi efisien bagi sasaran
4) Simulasi
a. Simulasi adalah metode ekperiental di mana model situasi nyata digunakan untuk
merangsang atau membantu proses pembelajaran
b. Semakin mirip dengan situasi nyata semakin baik simulasi tersebut
c. Bentuk simulasi : permainan, drama, bermain peran (role playing), model
komputerisasi
d. Simulasi cocok untuk meningkatkan motivasi dan mengubah sikap

5) Modifikasi Perilaku

a. Memodifikasi perilaku spesifik berdasarkan prinsip pengkondisian melalui rangsangan


dan konsekuensi
b. Teori : rangsangan (antecedent) perilaku spesifik konsekuensi (positif/negatif)
c. Contoh rangsangan : iklan televisi
d. Contoh konsekuensi positif : hadiah, pujian
e. Contoh konsekuensi negatif : sanksi

6) Pengembangan Masyarakat

a. Proses yang berorientasi kepada metode pengorganisasian masyarakat yang


menekankan pada pengembangan kemampuan, keterampilan dan pemahaman pada
masyarakat tertentu
b. Strategi ini berdasarkan kemandirian, kesepakatan bersama dalam pemecahan
masalah.
c. Penyuluh bertindak sebagai fasilitator
d. Evaluasi strategi ini lebih sulit dibandingkan strategi lain karena efeknya terjadi dalam
waktu yang lama.

5. Aturan Dalam Memilih Strategi Promosi Kesehatan

1. Pilih minimal tiga strategi


2. Umumnya, penggunaan media sering digunakan dalam promosi kesehatan
3. Semakin lama program, semakin banyak strategi
4. Dimulai dengan strategi yang paling murah & sederhana
5. Semakin kompleks permasalahan perilaku yang akan diintervensi, semakin banyak
strategi yang digunakan
6. Strategi yang mempengaruhi faktor predisposisi umumnya mempunyai efek yang
singkat

BAB III

PENUTUP

A. SIMPULAN

Promosi Kesehatan adalah suatu kegiatan penyampaian ilmu dan informasi kesehatan
kepada individu kelompok, keluarga dan komunitas dengan tujuan dari tidak mampu menjadi
mampu merubah kebiasaan yang sesuai dengan prinsip kesehatan dalam berbagai aspek
kehidupannya secara mandiri dan menerapkan sepanjang hidupnya. Strategi dalam promosi
kesehatan ada dua yaitu Strategi promosi kesehatan menurut WHO ( internasional) dan
strategi promosi kesehatan berdasrkan perjalan penyakit.

Strategi promosi kesehatan menurut WHO sesuai dengan visi dan misi promosi kesehatan
yaitu advokasi, mediasi dan memampukan masyarakat. Sedangkan strategi promosi
kesehatan berdasarkan riwayat perjalanan penyakit yaitu strategi promosi kesehatan primer,
sekunder dan tersier. Metode yang digunakan dalam promosi kesehatan terdiri dari 3 yaitu
metode promosi kesehatan secara individual, secara kelompok dan secara masal. Sasaran
dalam promosi kesehatan mencakup aspek yang luas mulai dari individu kelompok dan
masyarakat. Promosi kesehatan sendiri memiliki peran penting dalam berbagai aspek
kehidupan masyarakat.

B. SARAN
Demikian yang bisa kami sampaikan mengenai materi yang menjadi uraian makalah ini,
tentu banyak kekurangan dan kelemahan karena keterbatasan pengetahuan referensi yang
kami peroleh. Penulis berharap kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada kami demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Bahan ajar Ayubi Dian( 2010 ).Konsep Promosi Kesehatan. Departemen Promosi Kesehatan dan
Ilmu Perilaku FKM UI. Efendi, F & Makhfudli.( 2009 ). Keperawataan kesehatan Komunitas
teoti dan praktik dalam keperawatan. Jakarta; Salemba Medika Fitriani, Sinta. 2011. Promosi
Kesehatan. Yogyakarta : Graha Ilmu. Notoatmojo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu
Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta Oktaviani.2013.makalah promosi kesehatan. (online) available:
36.blogspot.com/2013/05/makalah-promosi-kesehatan.html http://oktioktaviani diakses tanggal
31 Agustus Dian, Ayubi. 2010. Konsep Promosi Kesehatan. Departemen Promosi Kesehatan dan
Ilmu Perilaku FKM UI. Hidayat,Syarif. Strategi Promosi Kesehatan.18 September 2014..
http://www.scribd.com/doc/40462631/Makalah-Strategi-Promosi-Kesehatan-Jadi Mubarak, W.I,
dkk. 2007. Promosi Kesehatam: Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar dalam Pendidikan.
Yogyakarta: Graha Ilmu. Notoatmodjo, Soekidjo.2003. Pendidikan dan Prilaku
Kesehatan.Jakarta : Rineka Cipta. Notoatmodjo, Soekidjo.(2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu
Perilaku.Jakarta : Rineka Cipta. Novita,Nesi. 2011. Promosi Kesehatan dalam Pelayanan
Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika. Saputri, Waode Nurhaeny Emba. Promosi Kesehatan.18
September 2014.file:///E:/Tugas/IKM/ikm/ilmu-perilaku-2-wd-nurhaeny-emba.html Mubarak,
wahid iqbal . 2007 . PROMOSI KESEHATAN Sebuah Pengantar Proses Belajar dalam
Pendidikan . Yogyakarta . Graha Ilmu http://dinkes.tabalongkab.go.id/2014/12/masyarakat-yang-
mandiri-untuk-hidup-sehatmelalui-desa-siaga/ http//kader-desa-siaga-dilatih-metode-
promosi.htmlkader-desa-siaga-dilatih-metodehttp//promosi.html http//konsep-misi-dan-strategi-
promosi-kesehatan.htm

Anda mungkin juga menyukai