Walau sudah ada gagasan dan pemikiran tentang sosialisme, bahkan bahkan bahkan
sudah ada praktik hidup bersama dalam suatu komune sebelum mark. Mark memang sangat
gencar memngkeritik ekonomi pasar yang di kembangkan oleh adam smith. Mark melihat
banyak melihat kaun klasik keliru dan karena itu menyimpulkan bahwa hasil analisis model
klasik juga keliru. Karena uang dan kekayaan adalah segalanya membentuk kekuasaan.
Pendekatan Instumentalis
Di kaitkan dengan politik, marxisme mewariskan tradisi intrumentaslis yang
melahirkan institusi sebagai instrumen dari kekuasaan kelas dan tradisi otonomis yang
Instrumentalis adalah salah satu contoh model ekonomis.
Pendekatan Strukturalisme
Masalah hubungan antara kaum borjuis dengan cara telah menarik perhatian
kelompok marxis lainya yang di sebut perndekatan strukuralis. Kelompok ini sangat krisis
terhadap pendekatan instrumentalis. Mereka keberatan dengan pendekatan instumentalis yang
cenderung dengan penggunaan kekuasaan dan membentuk kebijaksanaan negara. Kaum
truktural justru melihat negara bertindak bebas dari pengaruh kelas penguasa
Pendekatan Hegelian-Marxis
Baik secara instrumentalis maupun strukturalis tidak begitu memperhatikan pera dari
ide ide dan budaya secara umum. Untuk menutup kelemahan tersebut, kesadaran dan ideologi
agar penting untuk memahami baik konslidasi maupun kehancuran negara kapitalis.
Kepentingan kelas dilayani akan tetapi sebagian di lakukan untuk membujuk kaum proletar
bahwa konflik kelas tidak siknifikan atau mempecah belahdalam rangka kepentingan nasional
Munculnya Aliran Ekonomi Politik Radikal Sebagai dampak dari hasil penelitian
ECLA yang dipimpin Prebisch, pada tahun
80’an muncul berbagai kritik terhadap teori
- teori dan konsep-konsep yang berasal dari Barat. Kritik terhadap teori-teori dari Barat
terseut paling terasa di Amerika Latin. Kritik-
kritik tersebut kemudian menghasilkan sebuah “paradigma baru” ekonomi politik radikal
yang mencakup berbagai pendekatan, termasuk pendekatan ekonomi strukturalisme dan
pendekatan ketergantungan atau lebih dikenal dengan pendekatan dependensia
(dependencia).
Ekonomi Politik Pendekatan Strukturalisme Aliran ini muncul untuk merespon gagasan-
gagasan ECLAC mengenai sebab-sebab keterbelakangan di Amerika Latin dan
rekomendasinya untuk menghilangkan hambatan-hambatan struktural dalam negeri di
negara-negara terbelakang di Amerika Latin. Menurut Swasono (2003), strukturalis adalah
paham yang menolak ketimpangan-ketimpangan struktural sebagai sumber ketidakadilan
sosial ekonomi, sebagaimana dianut oleh neoklasik yang dilandaskan pada prinsip
kepentingan pribadi, mekanisme pasar bebas, persaingan ketat, dan pengutamaan
pertumbuhan pemerataan. Strukturalisme beroirentasi pada strukturisasi dan restrukturisasi
ekonomi disertai intervensi dan pengontrolan mekanisme pasar sehingga tidak saja
menghasilkan nilai tambah ekonomi,
tetapi juga nilai tambah sosiokultural yang menjangkau makna partisipasi dan emansipasi
kemartabatan.
Paul Baran Menurut Baran pada dasarnya investasi asing tidak meningkatkan
kesejahteraan di Negara-negara miskin. Yang terjadi hanya perubahan kebiasaan sosial
masyarakat miskin serta perubahan orientasi dari kecukupan dan pemenuhan pasar dalam
negeri menjadi orientasi produksi untuk memenuhi pasar luar negeri. Baran menyimpulkan
bahwa kapitalisme telah gagal memperbaiki kesejahteraan masyarakat miskin, tetapi
sebaliknya sangat berhasil mengintroduksi semua ketimpangan ekonomi dan sosial yang
melekat dalam sistem kapitalis lebih dari itu kapitalisme juga telah mengubah orientasi
pertanian dari pola pemenuhan kebutuhan sendiri kearah pola produksi komoditas ekspor. 2.
Samir Amin Dominasi perekonomian dunia dan rekayasa eksploitasi yang dilakukan
oleh negara-negara maju dipusat menjadikan negara-negara miskin semakin tergantung pada
pusat (negara maju). Samir Amin mengombinasikan sistem kapitalis dunia, artikulasi moda
produksi, dan internasionalisasi kapital dengan teori pertukaran yang tidak imbang
menghasilkan sebuah teori pembangunan dimana negara maju dan negara miskin saling
beroposisi dalam sebuah formasi sosial kapitalis dunia. 4.
Theotonio Dos Santos Dos Santos (1970) mendefinisikan ketergantungan sebagai suatu
situasi dimana perekonomian sekelompok negara dikondisikan oleh pembangunan dan
ekspansi dari kelompok negara lain. Titik berat proses ketergantungan tidak hanya
merupakan faktor eksternal semata melainkan juga dipengaruhi oleh faktor internal
sehubungan dengan faktor-faktor internal tersebut Dos Santos mengklasifikasikan tiga jenis
ketergantungan yaitu: (1). Ketergantungan kolonial. (2). Ketergantungan industrial-
finansial,dan (3). Ketergantungan teknoogi industry.
E. Pembangunan di Negara-negara Industri Baru
Dalam kenyataan, apa dan bagai mana pilihan di ambil, tidak bisa hanya bisa di
selesaikan oleh mekanisme pasar, sebab terkait dengan lembaga lembaga dan sistem politik
yang di atur . sistem politik menentukan hubungan antara mereka yang memiliki hubungan
politik dengan yang kurang atau yang tidak ada kekuatan dan menentukan hubungan antara
penguasa dengan masyarakat lebih jauh dari itu sistem politik tidak hanya membentuk
hubungan kekuasaan tetapi juga membentuk nilai nilai dan norma norma yang sedikit
banyak,
Pendekatan ekonomi murni adalah adanya kelangkaan dan pilihan. Model pendekatan ini
tidak mempertimbangkan faktor motivasi yang ada dibelakang aktor yang terkait dalam
proses atau peristiwa tertentu. Motivasi diasumsikan cateris paribus, dan semua faktor di luar
bidang ilmu ekonomi dianggap telah given. Dengan penjelasan yang terlalu
menyederhanakan persoalan, sehingga konsep-konsep ilmu ekonomi politik yang
dikembangkan oleh kaum Klasik dan Neo Klasik mengabaikan faktor-faktor lain yang
sebenarnya ikut menentukan bagaimana kegiatan ekonomi itu dilakukan.
Dari kelemahan model pendekatan yang dikembangkan oleh Klasik dan Neoklasik
tersebut mendorong pakar-pakar sosial politik untuk mengembangkan paradigma lain yang
disebut pendekatan ekonomi politik kelembagaan.
Ekonomi politik kelembagaan dapat dijadikan sebagai salah satu bentuk pemecahan
masalah politik dan masalah ekonomi. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa sebagian
besar persoalan ekonomi maupun persoalan politik justru berada di luar domain ekonomi dan
politik itu sendiri, yaitu dalam kelembagaan yang mengatur proses kerja suatu perekonomian
maupun proses-proses politik.
Ekonomi politik kelembagaan baru dapat diartikan sebagai ilmu ekonomi politik
kelembagaan yang menerapkan konsep – konsep hukum dalam ekonomi. Setidaknya ada
hukum yang sudah ditranformasi oleh ekonom yaitu hukum tentang kelalaian, hukum
kriminal, dan hukum kepemilikan.
Hukum tentang kelalaian
Dalam ilmu ekonomi politik kelembagaan hukum tentang kelalaian didefinisan
menjadi tiga yaitu
1. Kemungkinan terjadinya kecelakaan (P)
2. Akibat atau kerugian karena kecelakaan (L)
3. Biaya untuk menghindari terjadinya kecelakaan (C)
Namun, jika sebaliknya maka kebijakn tersebut dianggap gagal atau rugi. Kerena biaya
yang dikeluarkan lebih besar daripada manfaat yang diberikan.
3. Hukum kepemilikan
Ekonomi politik kelembagaan memasukkkan hukum kepemilikan dalam sub materi ekonomi
kelembagaan. Menurut Douglas North (1984) kepemilikan meliputi kekayaan fisik
(mencakup obyek – obyek konsumsi, tanah dan kapital) dan kekayaan nonfisik (mencakup
ide – ide, karya seni, formula, dan sebagainya).
10 Menurut Alchian (1993), ada tiga elemen utama hak kepemilikan, yaitu : 1. Hak
eksklusif untuk memilih penggunaan dari suatu sumber daya 2. Hak untuk menerima jasa –
jasa atau keuntungan dari sumber daya yang dimiliki 3. Hak untuk menukarkan sumber daya
yang dimiliki sesuai persyaratan yang disepakati.
F. Hukum Kriminal
Dengan demikian, secara matematis seseorang atau lembaga dapat dituntut jika
PxL>C
Terdapat tiga lapisan kelembagaan yang terkait dengan ekonomi politik, yaitu :
1) Kelembagaan sebagai norma-norma dan konvensi
Kelembagaan bersifat konvensi lebih diartikan sebagai aransemen berdasarkan konsensus
atau pola tingkah laku dan norma yang disepakati bersama. Norma dan konvensi umumnya
bersifat informal, ditegakkan oleh keluarga,masyarakat,adat dan sebagainya.
2) Kelembagaan sebagai aturan main
Commons menjelaskan bahwa kelembagaan adalah suatu aturan yang sudah cukup lama
bercokol dalam masyarakat dan dikenal serta dikuti secara baik oleh mayoritas anggota
masyarakat.
Menurut Bogason ada tiga level aturan, yaitu :
a) Level aksi, dalam level ini aturan secara langsung mempengaruhi aksi nyata, biasanya
terdapat standar atau rules of conduct.
b) Level aksi kolektif, disini kita mendefinisikan aturan-aturan untuk masa yang akan
datang atau disebut juga kebijakan.
c) Level konstitusi, kita mendiskusikan prinsip-prinsip bagi pengambil keputusan kolektif
pada masa yang akan datang.
Institusi sebagai aturan main biasanya bersifat lebih formal dan bersifat tertulis.
Setelah berpisah, akibat beberapa peristiwa tahun 60-an dan tahun 70-an memaksa
ilmu Ekonomi dan Politik rujuk kembali. Karena banyak saran yang dikemukakan oleh para
pakar Ekonomi murni yang tidak berjalan sewaktu diterapkan di Negara-negara berkembang
karena adanya perilaku “kalap rente” dari para penyelenggara Negara. Karena hal ini
menyangkut perilaku, pakar-pakar Ekonomi Politik Neoklasik mulai mempelajari tentang
teori perilaku seperti teori pertukaran dan teori perilaku birokratis. Selain itu juga karena
tuntutan-tuntutan Negara berkembang untuk menata ekonomi international yang lebih adil
telah memaksa ilmuwan sosial untuk memahami interaksi ekonomi dan politik.
Ilmu Ekonomi dengan ilmu Politik semakin rukun berkat karya-karya Kenneth
Arrow, Mancur Olson, William Riker, James Buchanan, dan Gordon Tullock. Mereka
mengembangkan apa yang disebut dengan Ekonomi Politik Baru dengan dua variasi : Teori
Pilihan Rasional dan Teori Pilihan Publik. Dilihat dari model Ekonomi Politik Baru dapat
disimpulkan bahwa terpisahnya ilmu Ekonomi dan Politik pada masa lalu karena pakar
ekonomi murni pada periode sebelumnya lebih sibuk dengan fenomena, transaksi, dan
penataan pasar, tetapi kurang mau terlibat dalam memperhatikan fenomena, transaksi, dan
non pasar. Padahal konsep non pasar dapat digunakan ekonom untuk menjelaskan dan
menganalisis berbagai kebijaksanaan publik
Teori pilihan rasional, kadang disebut teori pilihan atau teori tindakan rasional, adalah
kerangka pemikiran untuk memahami dan merancang model perilaku sosial dan ekonomi.[1]
Asumsi dasar teori pilihan rasional adalah seluruh perilaku sosial disebabkan oleh perilaku
individu yang masing-masing membuat keputusannya sendiri. Teori ini berfokus pada
penentu pilihan individu (individualisme metodologis).
Teori pilihan rasional juga berasumsi bahwa seseorang memiliki preferensi di antara
beberapa pilihan alternatif yang memungkinkan orang tersebut menyatakan pilihan yang
diinginkannya. Preferensi tersebut dianggap lengkap (orang tersebut selalu dapat menentukan
alternatif yang mereka inginkan atau tak ada alternatif yang diinginkan) dan transitif (apabila
pilihan A lebih diinginkan daripada pilihan B dan pilihan B lebih diinginkan daripada pilihan
C, maka A lebih diinginkan daripada C). Agen rasional kemudian mempertimbangkan
informasi yang ada, kemungkinan peristiwa, dan potensi biaya dan keuntungan dari
menentukan pilihan, dan bertindak konsisten dalam memilih tindakan terbaik.
Rasionalitas sering dijadikan asumsi perilaku individu dalam model dan analisis
ekonomi mikro dan muncul di hampir semua penjelasan pembuatan keputusan manusia yang
ada di buku pelajaran ekonomi. Rasionalitas juga penting bagi ilmu politik modern,[2]
sosiologi,[3] dan filsafat. Versi turunan dari rasionalitas adalah rasionalitas instrumental yang
meliputi pencarian cara paling hemat biaya untuk meraih tujuan tertentu tanpa melihat
berharga atau tidaknya tujuan tersebut. Gary Becker adalah salah satu pendukung penerapan
model perilaku rasional secara luas.[4] Becker dianugerahi Hadiah Nobel Ekonomi tahun
1992 atas penelitiannya tentang diskriminasi, kejahatan, dan modal manusia.[5]