Anda di halaman 1dari 8

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW),

Surabaya, 26 Juni 2013, ISSN 2301-XXXX

STUDI EKSPERIMENTAL GESER FRIKSI SAMBUNGAN


TIANG PANCANG SPUN PILE DENGAN PILE CAP

Candra Irawan1), Gambiro2), Priyo Suprobo3), Faimun4),


Djoko Irawan5), Chomaedhi6), Ibnu Pudji Rahardjo7)
1)
Program Studi Pascasarjana Jurusan Teknik Sipil, FTSP ITS
2)
Wika Beton Indonesia
3,4,5)
Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS
6,7)
Program Studi Diploma Teknik Sipil FTSP ITS
Email: candra.irawan.its@gmail.com, gambiro@wika-beton.com, suprobop@yahoo.com,
faimunf@gmail.com, djoko.irawan@gmail.com, chomaedhi@gmail.com,
ibnupudji@gmail.com

ABSTRAK
Pada pondasi tiang pancang, salah satu tipe tiang pancang yang sering
digunakan adalah spun pile. Sambungan tiang pancang spun pile dan pile cap
didesain dengan memasang tulangan tusuk konde (auxiliary steel bars) yang
dimasukkan ke dalam lubang spun pile dengan kedalaman tertentu. Tulangan
tersebut akan dicor secara monolit dengan pile cap. Kekuatan sambungan ini
dipengaruhi oleh lekatan antara beton cor tusuk konde dengan permukaan
dalam tiang pancang spun pile.
Dalam makalah ini dijelaskan tentang perilaku geser friksi antara beton
tusuk konde dengan permukaan dalam tiang pancang spun pile. Pengujian
push off dilakukan pada benda uji. Mekanisme keruntuhan geser friksi
digambarkan melalu kurva hubungan beban dan displacemen (P-∆).

Kata kunci: geser friksi, lekatan, eksperimental, spun pile, pile cap, tusuk
konde.

1. Pendahuluan Pada Gambar 1, terlihat bahwa sifat


Pada pondasi tiang pancang, salah monolit antara beton tusuk konde
satu tipe tiang pancang yang sering dengan tiang pancang spun pile
digunakan adalah spun pile. Sambungan ditentukan oleh besarnya lekatan antara
tiang pancang spun pile dan pile cap beton tusuk konde dengan permukaan
didesain dengan memasang tulangan dalam tiang pancang spun pile (Costa
tusuk konde (auxiliary steel bars) yang dkk., 2011). Oleh karena itu dibutuhkan
dimasukkan ke dalam lubang spun pile perhitungan nilai lekatan antara beton
dengan kedalaman tertentu. Tulangan cor tusuk konde secara akurat, sehingga
tersebut akan di cor secara monolit didapatkan desain sambungan yang
dengan pile cap. Detail Sambungan konservatif.
tiang pancang spun pile dengan pile cap Dalam paper ini akan dilakukan studi
seperti ditunjukkan pada Gambar 1. secara mendetail tentang perilaku geser
friksi antara beton tusuk konde dengan

Manajemen dan Rekayasa Struktur C-85


Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW),
Surabaya, 26 Juni 2013, ISSN 2301-XXXX

permukaan dalam tiang pancang spun A_cv = luas permukaan beton yang
pile. Dengan studi ini diharapkan akan menahan gaya geser (mm2)
didapatkan sebuah optimasi kedalaman A_vy = luas tulangan yang memotong
cor dari beton tusuk konde, sesuai bidang geser (mm2)
dengan mutu beton yang digunakan. f_y = tegangan leleh tulangan
(MPa)
c = faktor kohesi
P_c = gaya normal tekan terhadap
bidang geser (N)

Berdasarkan ASSHTO pasal 5.8.4


nilai faktor kohesi ( ) dan friksi ( )
seperti ditunjukkan pada Tabel 1.

2.2.Geser Friksi Beton ACI 318M-11


Sifat monolit antara beton tusuk
konde dengan tiang pancang spun pile
Gambar 1. Sambungan tiang pancang spun
pile dengan pile cap (tusuk konde)
ditentukan oleh besarnya lekatan antara
beton tusuk konde dengan permukaan
2. Tinjauan Pustaka dalam tiang pancang spun pile (Costa
2.1.Geser Friksi Beton berdasarkan dkk., 2011). Seluruh reaksi yang terjadi
ASSHTO 5.8.4 – 2005 pada struktur atas, baik momen, torsi,
Beberapa kondisi yang menyebabkan geser, maupun gaya aksial akan
penyaluran gaya geser perlu disalurkan melalui lekatan ini.
dipertimbangkan adalah sebagai Dalam Penjelasan R11.6.3 ACI
berikut: (ASSHTO, 2005) 318M 2011, rumusan geser friksi
• Pada bagian dari elemen struktur
diberikan sebagai berikut:
yang berpotensi terjadi retak,
• Pada bagian antara permukaan yang (2)
terdiri dari material yang berbeda, Dimana:
• Pada bagian antara permukaan V_n = kekuatan geser nominal (N)
beton yang dicor di waktu yang A_vf = luas tulangan yang memotong
berbeda, bidang geser (mm2)
• Pada bagian antara elemen yang f_y = tegangan leleh tulangan
berbeda. (MPa)
Kekuatan geser nominal ( ) dapat A_c = luas permukaan beton yang
dihitung menggunakan rumus berikut: menahan gaya geser (mm2)

Nilai adalah 2.8 MPa untuk beton


(1) normal.
Dimana:
V_n = kekuatan geser nominal (N)

Manajemen dan Rekayasa Struktur C-86


Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW),
Surabaya, 26 Juni 2013, ISSN 2301-XXXX

Tabel 1. Faktor kohesi (c) dan friksi (µ) Kemudian ke dalam potongan spun pile
Faktor Faktor tersebut di cor beton dengan mutu K250
Tipe permukaan kohesi friksi setinggI 12.5 cm.
beton ( ) ( )
MPa
For concrete placed
1 1.4
monolithically
For concrete placed
against clean,
hardened concrete
with surface 0.7 1
intentinally
roughened to an
amplitude of 6 mm. Gambar 2. Benda uji potongan spun pile
For concrete placed
against hardened 3.2.Pengujian Benda Uji
concrete clean and Benda uji dites dengan cara dibebani
0.52 0.6 dorong (push off) pada bagian tusuk
free of laitance, but
not intentionally konde (beton K250 pada Gambar 2). Set
roughened up pengujian seperti yang ditunjukkan
For concrete pada Gambar 3.
anchored to as-
rolled structural
steel by reinforcing
0.17 0.7
bars where all steel
in contact with
concrete is clean and
free of paint
Dimana nilai λ untuk beton normal
adalah 1.
Gambar 3. Set up uji push-off benda uji
3. Metodologi
Eksperimen dilakukan dengan 3.3.Peralatan pengujian
Adapun peralatan yang digunakan
membuat benda uji potongan spun pile
dalam pengujian ini adalah:
yang di dalamnya dicor beton tusuk
1. UTM (Universal Testing Machine)
konde.
Pada pengujian push-off ini, beban
dorong diberikan menggunakan alat
3.1. Benda Uji
Universal Testing Machine (UTM).
Pada penelitian ini benda uji dibuat
2. Data logger (TDS-630 Tokyo
dari potongan spun pile diameter 60 cm.
Sokki)
Tinggi spun pile yang dipakai adalah 25
cm dengan mutu beton K600.

Manajemen dan Rekayasa Struktur C-87


Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW),
Surabaya, 26 Juni 2013, ISSN 2301-XXXX

Data logger berfungsi sebagai dari kedua mutu tersebut seperti


perekam sekaligus sebagai penyimpan ditunjukkan pada Tabel 2.
data temperatur selama curing. Type Tabel 2. Desain Campuran Beton K250 dan
data logger yang digunakan adalah K600
TDS-630 produk dari Tokyo Sokki Bahan Satuan K250 K600
Portland Cement
Kenkyujo Jepang (Gambar 5). kg 340 450
(PC)
Batu pecah kg 1039 1308
Pasir kg 783 836
Air liter 218 132
Fly ash kg 34 -
Admixture Kao
liter - 3.4
Mighty NA-2

4.2.Pengujian Tes Tekan Benda Uji


Gambar 4. Universal Testing Machine
Kubus 15 cm x 15 cm x 15 cm
(UTM)
Benda uji kubus 15x15 cm dites
tekan di Laboratorium Beton dan Bahan
Bangunan ITS. Hasil pengujiannya
seperti ditunjukkan pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil Kuat Tekan Kubus 15 cm x
15 cm x 15 cm K250 dan K600
Kuat tekan (kg/cm2)
Umur (hari)
K250 K600
Gambar 5. Data logger TDS-630 7 208 608
3. Transducer 14 247 621
28 283 645
Karena benda uji tes tekan yang
digunakan adalah kubus 15 cm x 15 cm
x15 cm, maka perlu dilakukan koreksi
terhadap hasil tes tekan tersebut.
Berdasarkan PBI 1971 Tabel 4.1.3 nilai
perbandingan kuat tekan berbagai benda
uji ditunjukkan pada Tabel 4.
Tabel 4. Perbandingan Kuat Tekan pada
Berbagai Benda Uji
Gambar 6. Transducer Perbandingan
Benda uji
kuat tekan
4. Hasil dan Pembahasan
Kubus 15 cm x 15 cm x
4.1.Mix design Beton 1.00
15 cm
Benda uji terdiri dari dua bagian,
Kubus 20 cm x 20 cm x
yaitu potongan spun pile dan beton cor 0.95
20 cm
tusuk konde. Mutu beton spun pile Silinder dia. 15 cm,
adalah K600, sedangkan Mutu beton 0.83
tinggi 30 cm
tusuk konde adalah K250. Mix design

Manajemen dan Rekayasa Struktur C-88


Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW),
Surabaya, 26 Juni 2013, ISSN 2301-XXXX

Sehingga mutu beton dalam fc’ 4.3.2 Kekuatan Geser Friksi


adalah untuk umur 28 hari: berdasarkan AASHTO 5.8.4
- K250 2005
fc' = 283 x 0.83 x (9.81/100) Kekuatan geser nominal ( ) dapat
= 23,0 MPa dihitung menggunakan rumus berikut:
- K600
fc' = 645 x 0.83 x (9.81/100)
Karena tidak ada tulangan, maka
= 52,5 MPa
kekuatan geser friksi hanya berdasarkan
kemampuan beton. Berdasarkan Tabel
4.3.Pada Hasil Analitis sebagai Awal
1, nilai faktor kohesi ( ) untuk beton
Prediksi
Ukuran benda uji potongan spun pile yang dicor pada beton yang telah
adalah seperti yang ditunjukkan pada mengeras dengan pengasaran
Gambar 6. Pada benda uji ini bidang permukaan (amplitude 6 mm) adalah
geser friksi adalah daerah pertemuan 0.7 MPa. Sehingga kemampuan geser
antara beton K250 dengan beton spun beton adalah:
pile. Luas daerah tersebut adalah: = 0.7 MPa
= 157000 mm2

= 0.7 x 157000
= 109900 N
= 10.99 ton

4.4.Hasil Pengujian Push-off Benda


4.3.1 Kekuatan Geser Friksi Uji Potongan Spun Pile
berdasarkan ACI 318M 2011 4.4.1 Model Keruntuhan
Dalam Penjelasan R11.6.3 ACI Benda uji sebelum dibebani seperti
318M 2011, rumusan geser friksi ditunjukkan pada Gambar 7. Setelah
diberikan sebagai berikut: benda uji dibebani maka terjadi
keruntuhan berupa slip antara
Karena tidak ada tulangan, maka permukaan tusuk konde dan spun pile.
kekuatan geser friksi hanya berdasarkan Selain itu juga terjadi retak pada spun
kemampuan beton: pile seperti ditunjukkan pada Gambar 8.
= 2.8 MPa
= 157000 mm2

= 157000 x 2.8
= 439600 N
= 43.96 ton
Gambar 7. Benda Uji sebelum Dibebani

Manajemen dan Rekayasa Struktur C-89


Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW),
Surabaya, 26 Juni 2013, ISSN 2301-XXXX

Dari hasil pengujian berupa kurva


hubungan P-∆ terlihat bahwa model
keruntuhan geser friksi lekatan beton
antara cor tusuk konde dengan
permukaan dalam tusuk konde terdiri
dari beberapa tahap sebagai berikut:
1. Dari awal pembebanan hingga
terjadi slip antara permukaan tusuk
Gambar 8. Benda Uji setelah Dibebani konde dengan beton spun pile
merupakan nilai gaya geser friksi.
4.4.2 Hubungan Beban (P) dengan 2. Setelah terjadi slip, maka nilai gaya
Displacemen (∆) geser akan turun hingga permukaan
tusuk konde tertahan oleh tonjolan-
tonjolan agregat permukaan dalam
spun pile.
3. Setelah itu akan terjadi peningkatan
kekuatan geser. Selain akibat dari
tonjolan-tonjolan agregat,
peningkatan gaya geser ini juga
disebabkan oleh desakan kesamping
Gambar 9. Grafik P-∆ denda uji 1
beton tusuk konde akibat efek
poison rasio. Akibatnya akan terjadi
keretakan pada dinding spun pile
seperti ditunjukkan pada Gambar 9.

4.4.3 Perbandingan Nilai Gaya Geser


Friksi
Pada Gambar 12 menunjukkan
perbandingan nilai gaya geser friksi
Gambar 10. Grafik P-∆ denda uji 2
permukaan tusuk konde dengan
permukaan dalam spun pile. AASHTO
menberikan hasil yang lebih konservatif
dibandingkan dengan ACI 318-11.

5. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Mekanisme keruntuhan geser friksi
permukaan beton tusuk konde
dimulai dengan peningkatan gaya
Gambar 11. Grafik P-∆ denda uji 1 geser friksi hingga kondisi slip.

Manajemen dan Rekayasa Struktur C-90


Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW),
Surabaya, 26 Juni 2013, ISSN 2301-XXXX

2. Akibat tonjolan permukaan dalam


spun pile dan efek poison rasio
beton tusuk konde, akan terjadi
peningkatan nilai gaya geser.
3. AASHTO memberikan nilai gaya
geser friksi yang lebih konservatif
dibandingkan ACI.

Gambar 12. Perbandingan Nilai Gaya Geser


Friksi

Daftar Pustaka
Costa, D. Dias-da-, J. Alfaiate, E.N.B.S.
Júlio. (2012), “FE modeling of the
interfacial behaviour of composite
concrete members”. Construction
and Building Materials, 26 : 233-
234.
American Association of State Highway
and Transportation Officials
(ASSHTO). Bridge Design
Specification (SI). 2005.
ACI Committee 318M, (2011), Building
Code Requirements for Structural
Concrete and Commentary,
American Concrete Institute,
2011. ACI.

Manajemen dan Rekayasa Struktur C-91


Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW),
Surabaya, 26 Juni 2013, ISSN 2301-XXXX

Halaman ini sengaja dikosongkan

Manajemen dan Rekayasa Struktur C-92

Anda mungkin juga menyukai