Dosen Pengampuh :
Disusun Oleh:
Nur Intan
PO7124120028
TAHUN 2022
1
LEMBAR PENGESAHAN
JUDUL : Asuhan Kebidanan Daerah Binaan Desa Bale Wilayah Kerja Puskesmas Wani
Kabupaten Donggala
Yang Mengesahkan
Desa Bale,…....................2022
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya,
sehingga kita dapat menyelesaikan tugas Daerah Binaan saya di Wilayah Kerja Puskesmas Wani Desa Bale
Kecamatan Tanantovea Kabupaten Donggala. Laporan ini di susun dalam rangka memenuhi tugas kebidanan
komunitas sebagai bentuk pertanggung jawaban Daerah Binaan yang telah di laksanakan. Pada kesempatan ini
saya ingin mengucapkan terima kasih.
Saya menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan oleh karena itu saya mengharap
kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini di masa yang akan datang. Semoga laporan ini
dapat dimanfaatkan bagi pembaca umum dan Mahasiswi Program Studi Kebidanan khususnya.
Nur Intan
3
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………………………………………………………………………2
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………………………………………..3
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………………………………………………4
BAB I………………………………………………………………………………………………………………………………………………5
PENDAHULUAN……………………………………………………………………………………………………………………………5
A. LATAR BELAKANG…………………………………………………………………………………………………………..5
B. TUJUAN……………………………………………………………………………………………………………………………….5
C. METODE………………………………………………………………………………………………………………………………6
BAB II………………………………………………………………………………………………………………………………………………6
TINJAUAN TEORI………………………………………………………………………………………………………………………….6
A. TEORI KONSEP DASAR KOMUNITAS…………………………………………………………………………….6
B. TEORI KONSEP PRIORITAS KASUS………………………………………………………………………………..7
BAB III……………………………………………………………………………………………………………………………………………16
TINJAUAN KASUS…………………………………………………………………………………………………........................16
A. PENGKAJIAN DATA KELUARGA……………………………………………………………………………………16
B. PENGKAAJIAN DATA PRIORITAS MASALAH……………………………………………………………...30
C. PEMBAHASAN…………………………………………………………………………………………………………………...30
BAB IV…………………………………………………………………………………………………………………………………………….36
PENUTUP…………………………………………………………………………………………………………………………………….….36
A. KESIMPULAN……………………………………………………………………………………………………………….…….36
B. SARAN………………………………………………………………………………………………………………………….………36
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………………………………….………..37
LAMPIRAN……………………………………………………………………………………………………………………………………….38
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Setiap orang pada umumnya mendambakan anak yang cerdas dan berkepribadian yang baik, oleh karena
itu hendaknya dari sedini mungkin bahkan sejak berada dalam kandungan mulai ditanamkan hal-hal yang
positif dengan memperhatikan perkembangan anak. Perkembangan seorang anak dipengaruhi oleh dua faktor,
yang pertama faktor internal berasal dari dalam diri anak itu sendiri dan faktor eksternal berasal dari
lingkungan sekitarnya (Kania, 2007).
Faktor lingkungan meliputi kebutuhan fisik, kasih sayang, pendidikan, dan stimulasi. Stimulasi
perkembangan hendaknya dilakukan semenjak anak masih bayi karena bayi yang berusia 3 bulan sudah
mampu membentuk koneksi seperti pada orang dewasa. Bayi yang mendapatkan stimulasi yang banyak akan
lebih cepat berkembang dibandingkan dengan bayi yang kurang mendapatkan stimulasi (Trie, 2003).
Negara-negara yang sedang berkembang seperti di Indonesia masih banyak ditemukan orang tua yang
kurang memberikan stimulasi perkembangan kepada anaknya sejak usia dini. Padahal stimulasi perkembangan
dini ini sangat penting untuk perkembangan motorik kasar, motorik halus, bersuara, dan bersosialisasi dengan
orang lain (Trie, 2003)
B. TUJUAN
a) Tujuan Umum
Diketahuinya faktor-faktor yang dapat mempengaruhi dukungan keluarga pada ibu dalam menstimulasi
perkembangan bayi usia 0-6 bulan.
b) Tujuan Khusus
a. Diketahuinya hubungan antara umur keluarga dengan dukungan keluarga pada ibu dalam menstimulasi
perkembangan bayi usia 0-6 bulan.
b. Diketahuinya hubungan antara tingkat pendidikan keluarga dengan dukungan keluarga pada ibu dalam
menstimulasi perkembangan bayi usia 0-6 bulan. 5
c. Diketahuinya hubungan antara pekerjaan keluarga dengan dukungan keluarga pada ibu dalam
menstimulasi perkembangan bayi usia 0-6 bulan.
d. Diketahuinya hubungan antara pendapatan keluarga dengan dukungan keluarga pada ibu dalam
menstimulasi perkembangan bayi usia 0-6 bulan.
e. Diketahuinya hubungan antara pengetahuan dengan dukungan keluarga pada ibu dalam menstimulasi
perkembangan bayi usia 0-6 bulan
5
C. METODE
Melakukan kunjungan pada keluarga binaan untuk melakukan pengkajian sekaligus wawancara untuk
menentukan masalah yang terjadi pada keluarga binaan,kemudian melakukan penyuluhan tentang Tumbuh
Kembang Pada Bayi Usia 0 – 12 Bulan,
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. TEORI KONSEP DASAR KOMUNITAS
Bidan adalah seorang telah mengikuti pendidikan kebidanan yang diakui oleh pemerintah setempat,
telah menyelesaikan pendidikan dan lulus serta terdaftar atau mendapatkan izin melakukan praktik
kebidanan. Menurut IBI, Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang diakui
pemerintah dan organisasi profesi diwilayah Negara Republik Indonesia serta memiliki kualifikasi untuk
diregister, sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi untuk menjalankan praktik kebidanan.
Menurut J.H Syahlan bidan komunitas adalah bidan yang berkerja melayani keluarga dan
masyarakat diwilayah tertentu. Menurut United Kingdom Central Council for Nursing Midwifery Health
para praktisi bidan yang berbasis komunitas harus dapat memberikan supervise yang dibutuhkan oleh
perempuan selama masa kehamilan, persalinan, nifas, dan BBL secara komprehensif.
Kebidanan Komunitas adalah pelayanan kebidanan profesional yang ditujukan kepada masyarakat
dengan penekanan pada kelompok risiko tinggi dengan upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal
melalui pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan
kebidanan. Pelayanan Kebidanan Komunitas adalah upaya yang dilakukan bidan untuk pemecahan
terhadap masalah kesehatan ibu dan balita dalam keluarga di masyarakat.
Kelompok komunitas terkecil adalah keluarga individu, yang dilayani adalah bagian dari keluarga
atau komunitas. Oleh karena itu, bidan tidak memandang pasiennya dari sudut pandang biologis, tetapi
sebagai unsur sosial yang memiliki budaya tertentu serta dipengaruhi oleh kondisi ekonomi dan
lingkungan di sekelilingnya. Sasaran utama kebidanan komunitas adalah ibu dan anak balita ynag berada
di dalam keluarga dan masyarakat. Pengelolaan kebidanan komunitas mencakup kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, monitoring, evaluasi, pencatatan, dan pelaporan.
6
B. TEORI KONSEP PRIORITAS KASUS
Syarat untuk memutuskan adanya masalah:
a. Adanya kesenjangan
b. Adanya rasa tidak puas
c. Adanya rasa tanggung jawab
Dari berbagai masalah yang di temukan tidak mungkin seluruhnya dapat ditanggulangi, untuk itu perlu
adanya prioritas masalah.Metode yang di gunakan untuk menentukan prioritas masalah adalah Metode
Hanloon Kualitatif.Prinsip Metode Hanloon Kualitatif adalah dengan matching . Kriteria yang di pakai
adalah:
Urgency ( U ) / mendesak yaitu : apabila masalah tersebut mendesak dalam aspek waktu,
masihdapat di tunda atau harus segera di tanggulangi.
Seriouness ( S ) / Kegawatan yaitu : besarnya akibat atau kerugian yang di nyatakan dalam
besaran kuantitatif berapa rupiah, orang, dll.
Growth ( G ) / Perkembangan yaitu : kecenderungan atau perkembangan akibat dari suatu
permasalahan . Semakin berkembang masalah semakin di prioritaskan (Bapelkes, 2009).
Pemecahan masalahTujuan pemecahan masalah adalah menghilangkan atau mengurangi
faktor- faktor penyebab masalah. Kegiatan yang di lakukan berupa:
a) Penetapan tujuan dan sasaran
b) Mencarialternatif pemecahan masalah. (Bapelkes, 2009).
c) Konsep Manajemen Kebidanan
Komunitas Manajemen kebidanan adalah metode dan pendekatan pemecahan masalah ibu
dan anak yang khusus di lakukan oleh bidan dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu
(Depkes RI).Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang di gunakan
sebagai metodeuntuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah,
penemuan- penemuan,ketrampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk
pengambilan keputusan yang berfokus pada klien (Varney’s, 1997).
Langkah-langkah manajemen asuhan kebidanana.
1) Langkah I : Pengumpulan data dasar.
2) Langkah II : Interpretasi data dasar.
7
3) Langkah III : Mengidentifikasi diagnosa masalah potensial dan mengantisipasi
masalah potensial.
4) Langkah IV : Antisipasi akan kebutuhan tindakan segera.
5) Langkah V: Intervensi (Merencanakan asuhan yang menyeluruh).
6) Langkah VI : Implementasi (merencanakan perencanaan).
7) Langkah VII : Evaluasi
Pertumbuhan dan perkembangan memiliki definisi yang berbeda. Kalau pertumbuhan mengarah pada
bertambahnya jumlah dan ukuran yang bisa diukur dengan ukuran berat dan panjang. Sedangkan perkembangan
adalah bertambahnya fungsi yang lebih kompleks dalam kemampuan motorik kasar, motorik halus, bahasa, dan
bersosialisasi dengan lingkungannya (Kusnandi, 2008).
Sedangkan menurut Maslow (dikutip dalam Supartini, 2002) perkembangan merupakan bertambahnya
kemampuan dan keterampilan yang terjadi secara bertahap. Jadi, perkembangan adalah hasil interaksi kematangan
susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya yang terjadi secara simultan supaya memiliki kemampuan
untuk berfungsi pada tingkat tertentu.
Proses perkembangan mempunyai prinsip-prinsip yang saling berkaitan. Salah satu prinsipnya yaitu
perkembangan merupakan hasil dari proses kematangan dan belajar. Kematangan terjadi secara alami dalam tubuh
yang tidak bisa dirubah sedangkan belajar merupakan perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha, dengan
belajar kemampuan anak akan bisa ditingkatkan. Prinsip yang kedua yaitu perkembangan merupakan pola yang
dapat diramalkan. Pada dasarnya anak memiliki pola perkembangan yang sama sehingga bisa diketahui tingkat
perkembangan yang dicapai anak sesuai umurnya (Depkes, 2005).
Kania (2007) mengemukakan bahwa untuk mencapai perkembangan yang optimal maka kebutuhan dasar anak
harus terpenuhi, kebutuhan dasar terbagi menjadi tiga yaitu:
8
1. Kebutuhan Fisik-Biomedis (”ASUH”)
Kebutuhan ini meliputi kebutuhan akan gizi, ASI (Air Susu Ibu), imunisasi, pakaian, tempat tinggal yang
layak, lingkungan yang nyaman, dan penggunaan sarana kesehatan untuk pemeriksaan kesehatan dan
pengobatan bila ada anggota keluarga yang sakit.
Supartini (2002) berpendapat bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas
perkembangan bayi yaitu:
1. Faktor Genetik
Sebagian besar kemampuan anak dipengaruhi oleh faktor genetik dari kedua orang tuanya, tapi
bila lingkungannya kondusif untuk anak tidak menutup kemungkinan orang tua yang
kemampuannya kurang mempunyai anak yang cerdas.
2. Faktor Lingkungan
a. Lingkungan Prenatal
Beberapa kondisi yang dapat mengganggu perkembangan janin, yaitu ibu mengkonsumsi
nutrisi yang kurang dan mempunyai penyakit selama hamil.
b. Pengaruh Budaya Lingkungan
Budaya pada keluarga dan masyarakat akan mempengaruhi persepsi ibu dan keluarga
tentang kesehatan seperti tidak boleh makan makanan tertentu selama hamil dan tidak
boleh dibantu oleh petugas kesehatan saat melahirkan nanti.
c. Status Sosial dan Ekonomi Keluarga
Anak yang berada dalam keluarga yang ekonomi rendah akan kesulitan dalam memenuhi
kebutuhan primer dan kebutuhan akan pendidikan. Hal ini akan berpengaruh pada
penggunaan sarana kesehatan sehingga perkembangan anak bisa terganggu.
9
d. Nutrisi
Pada masa prenatal, bayi dan remaja membutuhkan nutrisi yang lebih banyak.
Perkembangan anak akan terhambat bila nutrisinya tidak adekuat.
e. Iklim/ Cuaca
Pada musim hujan akan menyebabkan bahaya banjir dan menimbulkan beberapa
penyakit menular. Begitu juga dengan musim kemarau, air bersih yang tersedia kurang
dan dapat menyebabkan diare.
f. Olahraga/ Latihan Fisik
Olahraga dapat meningkatkan aktivitas fisik dan menstimulasi perkembangan otot dan
pertumbuhan sel.
g. Posisi Anak dalam Keluarga
Posisi anak sebagai anak pertama, anak tengah, anak terakhir, dan anak tunggal akan
mendapatkan pola asuh yang berbeda dari orang tua. Anak pertama biasanya akan
mendapatkan asuhan yang maksimal, karena tidak ada saudara yang lain, anak tengah
akan mendapatkan asuhan yang kurang, anak terakhir biasanya mendapatkan perhatian
yang penuh dari anggota keluarga, dan begitu juga dengan anak tunggal akan
mendapatkan perhatian yang penuh serta keinginannya akan cepat terpenuhi.
Kusnandi (2008) menyatakan bahwa ada empat parameter yang dipakai dalam
menilai perkembangan anak yaitu:
1. Gerakan Motorik Kasar
Meliputi kemampuan anak dalam melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang
melibatkan otot-otot besar seperti duduk, berdiri, dan sebagainya.
2. Gerakan Motorik Halus
Meliputi kemampuan anak dalam melakukan gerakan yang melibatkan bagian-
bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan
koordinasi yang cermat seperti mengamati sesuatu, menggambar, menulis, dan
sebagainya.
3. Bahasa
Meliputi kemampuan anak dalam memberikan respons terhadap suara, berbicara,
mengikuti perintah, dan sebagainya.
10
4. Kepribadian (Sosialisasi) Meliputi kemampuan anak dalam melakukan sesuatu itu
dengan sendiri misalnya: makan sendiri, menempatkan mainan pada tempatnya
pada saat selesai bermain, bersosialisasi dengan lingkungannya, dan sebagainya.
Wong (2003) memberikan poin-poin tentang tingkat perkembangan yang
seharusnya dicapai selama masa bayi usia 0-6 bulan adalah :
1. Usia 1 Bulan
a. Motorik Kasar
1) Saat menahan dalam posisi berdiri, lutut dan panggul cepat lemas
2) Bila duduk, punggung memutar bersamaan, tidak ada kontrol kepala
3) Bila telungkup dapat memutar kepala dari satu sisi ke sisi yang lain
4) Dapat mengangkat kepala sebentar dari tempat tidur
5) Menunjukkan posisi yang fleksi bila telungkup
b. Motorik Halus
1) Dapat menggenggam dengan kuat
2) Tangan mengatup bila kontak dengan mainan
c. Vokalisasi
1) Membuat bunyi tenang selama minum ASI
2) Membuat bunyi kecil dengan suara tenggorok
3) Menangis dengan keras yang menunjukkan ketidaksenangan
d. Sosialisasi/ Kognitif
Memandang wajah orang tua secara terus-menerus ketika orang tua berbicara
pada bayi
2. Usia 2 Bulan
a. Motorik Kasar
1) Bila telungkup dapat mengangkat kepala 45 derajat
2) Menunjukkan posisi yang kurang fleksi bila telungkup
3) Bila digendong dalam posisi duduk, kepala ditahan ke atas tetapi menunduk
ke depan
11
b. Motorik Halus
1) Kemampuan untuk menggenggam menghilang
2) Tangan sering terbuka
c. Vokalisasi
1) Bersuara (berbeda dari menangis)
2) Tangisan berbeda dari sebelumnya
3) Bersuara pada wajah yang dikenal
d. Sosialisasi/ Kognitif
Menunjukkan senyum sosial sebagai respons terhadap berbagai stimulus.
3. Usia 3 Bulan
a. Motorik Kasar
1) Posisi tubuh simetris
2) Mampu menahan kepala lebih tegak bila duduk, tetapi masih menunduk ke
depan
3) Mampu mengangkat kepala dan bahu 45-90 derajat saat telungkup
4) Memegang tangan sendiri
b. Motorik Halus
1) Refleks menggenggam tidak ada
2) Tangan masih tertutup rapat
3) Bisa memegang mainan
4) Dapat menarik pakaian
c. Vokalisasi
1) Tertawa
2) Menangis berkurang selama periode terbangun
3) Bicara banyak hal bila diajak berbicara
4) Menjerit keras untuk menunjukkan kesenangan
d. Sosialisasi/ Kognitif
1) Berhenti menangis bila orang tua memasuki ruangan
2) Sudah dapat mengenali wajah
3) Tidak suka terhadap orang asing
12
4. Usia 4 Bulan
a. Motorik Kasar
1) Keseimbangan kepala pada posisi duduk baik
2) Mampu duduk tegak bila disangga
3) Mampu mengangkat kepala dan dada 90 derajat
4) Bisa berguling dan telungkup
5) Punggung sedikit melengkung
b. Motorik Halus
1) Menggenggam objek dengan kedua tangan
2) Bermain dengan mainan yang diletakkan di tangannya
3) Mencoba menggapai objek dengan tangan
4) Menarik pakaian atau selimut ke wajah
5) Dapat memasukkan objek ke mulut
c. Vokalisasi
1) Tertawa keras
2) Dapat menyebut bunyi konsonan n, k, g, p, h
3) Suara berubah sesuai alam perasaan
d. Sosialisasi/ Kognitif
1) Cepat bosan bila ditinggal sendirian
2) Menuntut diberikan perhatian
3) Menikmati interaksi sosial
4) Mengantisipasi pemberian makan bila melihat botol atau ASI
5) Menujukkan kesenangan dengan seluruh tubuh
6) Mulai menunjukkan memori
5. Usia 5 Bulan
a. Motorik Kasar
1) Bila duduk, mampu menahan kepala dengan tegak
2) Punggung tegak
3) Dapat membalik dari posisi telungkup ke telentang
4) Bila telentang, menempatkan kaki ke mulut
5) Bila telungkup, menunjukkan posisi simetris dengan lengan ekstensi
13
b. Motorik Halus
1) Memainkan jari-jari kaki
2) Mengambil objek secara langsung ke mulut
3) Mampu menggenggam objek secara volunter
4) Memegang satu kotak sementara melihat kotak yang lainnya
c. Vokalisasi
1) Menjerit
2) Membuat bunyi gumamam vokal yang diselingi dengan bunyi konsonan
(misalnya ah-goo)
d. Sosialisasi / Kognitif
1) Memegang botol dengan kedua tangan
2) Tersenyum pada bayangan di cermin
3) Mampu membedakan keluarga dengan orang asing
4) Mampu menunjukkan ketidaksenangan bila objek diambil
5) Menemukan bagian-bagian tubuh
6. Usia 6 Bulan
a. Motorik Kasar
1) Berguling dari telungkup ketelentang
2) Memegang tangan tidak ada lagi
3) Bila telungkup dapat mengangkat dada dan abdomen bagian atas dengan
membebankan berat badan pada tangan
b. Motorik Halus
1) Menjatuhkan satu kotak bila kotak lain diberikan
2) Mengamankan objek yang jatuh
3) Memegang botol
4) Menggenggam kaki dan menarik ke mulut
c. Vokalisasi
1) Mulai mengikuti bunyi-bunyian
2) Mulai berespons (mengeluarkan suara-suara) kalau melihat mainan dan
bayangannya di cermin
3) Mengoceh menyerupai ungkapan satu suku kata (ma, mu, da, di, hi)
14
d. Sosialisasi/ Kognitif
1) Memegang tangan untuk mengambil
2) Mulai takut pada orang asing
3) Tertawa bila kepala disembunyikan di handuk (ci luk baa)
4) Mulai meniru seperti batuk dan menjulurkan lidah
5) Sering berubah alam perasaan
15
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN DATA KELUARGA
LAPORAN PENGKAJIAN DATA KELUARGA TN “N” DAERAH BINAAN
DI DESA BALE KEC. TANANTOVEA, KAB. DONGGALA
PROVINSI SULAWESI TENGAH
Disusun Oleh :
Nur Intan
NIM : PO7124120028
16
FORMAT PENGKAJIAN DATA PADA KELUARGA
Keterangan :
T : Tamat TS : Tidak Sekolah S : Sementara TT : Tidak tamat BS : Belum Sekolah
17
3. Genogram 3 Generasi ( Lengkap )
N S M W N L J R
W
18
III. KESEHATAN LINGKUNGAN
1. Perumahan
1.1 Status Pemilikan Rumah
1.1.1. Milik Sendiri (√)
1.1.2 Kontrak ( )
1.1.3. Menumpang ( )
1.1.4. ……………………………………. ( )
19
1.2 Jenis Bangunan
1.2.1 Permanen (√)
1.2.2 Semi Permanen ()
1.2.3 Kayu ()
1.2.4 Gedek / Bambu ( )
1.3 Lantai Rumah : semen kasar Atap : Rumah seng
1.4 Ventilasi : Ada
1.5 Saluran Pembuangan air Limbah : terbuka / tertutup. Jarak sumber pembuangan limbah 15 cm
IV. SUMBER AIR
1. Sumber Air Minum
1.1. Ledeng (PAM) ( )
1.2. Sumur Gali ( )
1.3. Sumur Pompa Tangan ()
1.4. Sungai ( )
1.5. Mata Air (√)
1.6. Penampungan Air Hujan ()
V. JAMBAN KELUARGA
1. Tempat pembuangan kotoran (BAB dan BAK)
1.1. Kakus ( )
1.2. Selokan ( )
1.3. Kolam ( )
1.4. Sawah ( )
1.5. Semak-semak (√)
20
2. Jenis Jamban
2.1. Cemplung ( )
2.2. Angsa Latrine ( )
2.3. Septik tank ( )
2.4 Tanah (√)
VI. SAMPAH
1. Tempat keluarga membuang sampah
1.1. Tempat sampah ( )
1.2. Selokan ( )
1.3. Sungai (√)
1.4. Lubang tempat sampah ()
1.5. Sembarang tempat ()
VII. HALAMAN
1. Pemilikan : Punya (√), Tidak ( ), Luas 34 Meter
2. Pemanfaatan : Ya (menanam rempah”), Tidak ( ), Alasan
Jika Ya : Toga ( √), Warung Hidup ( ), Taman ( ), Atau
21
IX. KESEHATAN IBU DAN ANAK
1. Anak Balita
1.1. Data Imunisasi dan Berat Badan
22
Tidak (√),Alasan : Karena masih umur 3 bulan 20 hari
23
2. Ibu Hamil (Apabila Ibu Sedang Hamil)
Hamil ke UK (mgg) Tempat ANC Frek. ANC ANC Pertama Imunisasi
24
2.8. Riwayat Kehamilan yang Lalu
3. Persalinan
3.1 Persalinan terakhir
3.1.1. Tempat bersalin : BKIA ( ), Puskesmas (√), RS ( ), Rumah ( )
3.1.2. Ditolong Oleh : Dokter ( ), Bidan (√), Perawat ( ), Dukun ( )
3.1.3. Proses persalinan : Normal (√), Tidak ( )
Bila tidak, ditolong dengan : Alat ( ), Operasi ( )
4. Masa Nifas
4.1. ASI : Ada (√), Tidak ada ( )
4.2. PASI : Ada ( ) , Tidak ada (√). Bila ada Jenis …………………………………………………….
4.3. Keluhan Masa Nifas : Ada ( ), Tidak ada (√)
Jenis keluhan ……………………………………………………………………………………………………………
Cara mengatasinya …………………………………………………………………………………………………..
4.4. Perawatan masa nifas : Tahu ( ), Tidak Tahu (√)
4.5. Makanan pantang selama Nifas : Ada ( ), Tidak ada (√ )
Kalau ada, sebutkan …………………………………………………………………………………………………
Alasannya ………………………………………………………………………………………………………………….
4.6. Porsi makan banyak (√)
4.7. Penyakit selama Nifas : Perdarahan ( ), Kejang ( ), Infeksi ( )
4.8. Apakah ibu sampai saat ini menyusui bayi : Ya (√), Tidak ( )
Jika tidak, alasannya ………………………………………………………………………………………………
4.9. Frekuensi menyusui
4.9.1. Bila bayi menangis ()
25
4.9.2. 8 kali sehari ( )
4.9.3. 6 kali sehari (√)
4.9.4. ……………………………………………………………………………………………………………………
26
4.10. Jenis PMT yang diberikan
4.10.1. Sari Buah ()
4.10.2. Bubur Susu ()
4.10.3. Bubur Biasa ()
4.10.4. Nasi Tim ()
4.10.5. ……………………………………………………………………………………………………………………
4.11. Umur berapa anak mulai di SAPIH
4.11.1. Kurang dari 6 bulan ()
4.11.2. 6 – 12 bulan ()
4.11.3. 1 – 2 Tahun ()
4.11.4. Lebih dari 2 Tahun ()
4.12. Alasan Menyapih
4.12.1. ASI tidak ada ()
4.12.2. Sudah hamil ()
4.12.3. Ibu sedang sakit ()
4.12.4. …………………………………………………………………………………………………………………..
4.13. Lamanya Menyusui
4.13.1. 5 Menit (√)
4.13.2. 10 Menit ( )
4.13.3. 15 Menit ( )
4.13.4. ……………………………………………………………………………………………………………………
4.14. Cara Menyusui
4.14.1. Kiri kanan ()
4.14.2. Kiri atau kanan (√)
4.14.3. Kiri saja ()
4.14.4. ……………………………………………………………………………………………………………………
5. Keluarga Berencana
5.1. Apakah ibu menjadi Akseptor KB : Ya (√),
Tidak ( ) Kalau Ya, jenis apa :
5.1.1. Pil / Suntik (√), Jenis suntik
5.1.2. Susuk ()
5.1.3. IUD ()
5.1.4. ……………………………………………………………………………………………………………………
6. Kegiatan Sehari-hari
a. Kebiasaan Tidur anggota keluarga
Jam tidur malam 7-8 jam sedangkan tidur siang sekitar 3 jam
f. Transportasi
Tidak ada
28
4. Apakah ada anggota keluarga yang mengikuti kegiatan masyarakat
4.1. Ya (√), Tidak ( )
4.2. Kalau Ya kegiatan apa : Gotong royong
XIII. LAIN-LAIN……………………………………………………………………………………………….
1. PUS…1……………………..
2. WUS 16-49…1…………………..
( Nur Intan )
29
B. PENGKAAJIAN DATA PRIORITAS MASALAH
Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada keluarga binaan didapatkan masalah pada
anak yaitu tinggi badan yang tidak sesuai dengan usia anak tersebut.
C. PEMBAHASAN
Pernahkah Bunda merasa, tumbuh kembang anak begitu cepat? Dalam hitungan minggu,
anak yang tadinya tidak berdaya di kasur, bisa duduk dan merangkak. Supaya
memastikan anak tumbuh kembang dengan sehat, penting bagi Bunda untuk mengetahui
milestone anak.
Apa itu milestone? Menurut dokter spesialis anak John Mersch, MD, FAAP, selain
pertumbuhan fisik bayi dalam hal tinggi dan berat badan, bayi juga mengalami tahapan
pencapaian besar yang disebut sebagai developmental milestone.
Milestone adalah keterampilan yang mudah diidentifikasi yang dapat dilakukan bayi,
seperti berguling, duduk, dan berjalan. Apa klasifikasi milestone? Biasanya, milestone
diklasifikasikan menjadi tiga kategori
1) perkembangan motorik,
Perlu diingat, menurut Mersch, tidak ada dua bayi yang mengalami pencapaian milestone
pada waktu yang sama. Ada rentang waktu ketika milestone tertentu akan tercapai.
30
"Misalnya, bayi belajar berjalan mandiri antara usia 9-16 bulan. Bayi juga menghabiskan
jumlah waktu yang berbeda di setiap tahap sebelum melanjutkan ke tahap berikutnya,"
kata Mersch, dilansir Emedicine Health.
Mereka mampu menggerakkan kepalan tangan dari tertutup menjadi terbuka, mereka
juga mampu mendekatkan tangan ke mulut, dan mereka menggerakkan kaki serta lengan
saat bersemangat.
Perkembangan bahasa
Milestone bayi 0-3 bulan dalam bahasa adalah biasanya mereka diam atau tersenyum
menanggapi suara atau suara. Lalu, mereka memutar kepala ke arah suara.
Mereka juga menunjukkan minat pada wajah, melakukan kontak mata, menangis secara
berbeda untuk kebutuhan yang berbeda (misalnya lapar atau lelah), dan mereka bisa
tersenyum bahkan tertawa.
Kemampuan sosial
Di usia 0-3 bulan, bayi menikmati interaksi tatap muka yang menyenangkan dengan
orang-orang. Bayi juga tersenyum dan tertawa sebagai tanggapan atas interaksi yang
menyenangkan.
Milestone bayi 4-6 bulan, pada umumnya mereka mulai menggunakan tangan untuk
menopang diri sendiri saat duduk. Kemudian bisa berguling sendiri dari belakang ke
perut dan perut ke punggung.
31
Bayi juga bisa berdiri dengan penyangga, terima seluruh beban dengan kaki. Bayi bisa
meraih mainan terdekat saat tengkurap. Kemudian sambil berbaring telentang, mereka
bisa dengan kedua tangannya untuk meraih dan bermain dengan kaki. Sambil berbaring
telentang, mereka juga bisa pindahkan mainan dari satu tangan ke tangan lainnya.
Perkembangan bahasa
Milestone bahasa bayi 4-6 bulan yaitu sudah bisa bereaksi terhadap suara yang tiba-tiba
datang. Mereka juga mau mendengarkan dan menanggapi saat diajak bicara. Mereka
mulai menggunakan suara konsonan dalam mengoceh, misalnya 'Da, da, da'.
Bayi juga menggunakan ocehan untuk mendapatkan perhatian, membuat berbagai jenis
suara untuk mengekspresikan perasaan, serta memperhatikan mainan yang mengeluarkan
suara.
Kemampuan sosial
Milestone bayi 4-6 bulan sudah bisa menikmati interaksi yang menyenangkan dengan
orang lain, misalnya ci-luk-ba. Kemudian, mereka bersuara sebagai respons terhadap
interaksi yang menyenangkan.
Bayi juga memalingkan kepala ke arah suara, menjaga kontak mata dengan orang yang
dikenal selama interaksi yang menyenangkan. Selain itu, mereka suka bermain dengan
mainan dengan tekstur yang bervariasi.
Mereka juga menikmati mainan musik, mengangkat tangan untuk digendong, dan
menikmati berbagai jenis gerakan, seperti diayunkan dengan lembut.
32
Ilustrasi Bayi/ Foto: iStock
Bayi bisa duduk tanpa dukungan dan meraih mainan tanpa jatuh. Bayi bisa pindah dari tengkurap
atau punggung ke duduk. Mereka mulai bergerak dengan gerakan kaki dan lengan yang
bergantian, misalnya merayap, merangkak.
Bayi juga sudah bisa mengangkat kepala dan mendorong melalui sikut. Mereka bisa memutar
kepala untuk melacak objek secara visual sambil duduk.
Bayi bisa menunjukkan lebih banyak kontrol saat berguling dan duduk. Mereka mengambil
benda kecil dengan ibu jari dan jari, serta mereka bisa meniru orang lain.
Perkembangan bahasa
Milestone bayi 7-9 bulan dalam kategori bahasa adalah menggunakan variasi suara dan
kombinasi suku kata, yang lebih banyak dalam mengoceh. Mereka melihat objek dan orang yang
dikenal saat dinamai.
33
Bayi di usia ini juga mengenali suara nama. Mereka berpartisipasi dalam komunikasi dua arah,
mengikuti beberapa perintah rutin saat dipasangkan dengan gerakan.
Mereka juga menunjukkan pengenalan kata-kata yang umum digunakan. Mereka menggunakan
gerakan sederhana, misalnya menggelengkan kepala untuk "tidak" dan terakhir, mereka bisa
menirukan suara.
Kemampuan sosial
Milestone bayi 7-9 bulan dalam kategori ini yaitu tertarik berinteraksi dengan orang lain,
misalnya mereka melakukan ci-luk-ba. Mereka senang bermain dengan mainan dengan tekstur
bervariasi.
Mereka senang bermain dengan mainan musik, tertarik bermain dengan benda berwarna-warni.
Kemudian, mengangkat tangan ke arah orang dewasa untuk digendong.
Mereka juga menjaga kontak mata dengan orang selama interaksi menyenangkan. Mereka juga
senang bergerak menjelajahi lingkungan saat diletakkan di lantai.
Nah, di usia 10-12 bulan, biasanya bayi bisa menarik untuk berdiri dan bergerak di sepanjang
furnitur. Mereka juga bisa berdiri sendiri dan mengambil beberapa langkah independen.
Bayi juga bergerak keluar-masuk berbagai posisi untuk menjelajahi lingkungan dan
mendapatkan mainan yang diinginkan. Mereka juga sudah bisa menjaga keseimbangan duduk
saat melempar benda.
Lucunya, bayi di usia ini sudah bisa bertepuk tangan, melepaskan benda ke dalam wadah dengan
bukaan besar. Kemudian, menggunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk mengambil benda kecil.
Perkembangan bahasa
Bayi bisa secara bermakna menggunakan 'mama' atau 'dada' untuk memanggil orang tuanya.
Mereka juga bisa menanggapi petunjuk sederhana, misalnya 'Ke sini!'. Mereka juga bisa
menghasilkan rangkaian panjang 'omong kosong' (jargoning) dalam komunikasi sosial.
34
Milestone bayi 10-12 bulan dalam berbahasa, mereka bisa mengatakan satu atau dua kata,
meniru suara ucapan. Mereka juga mengoceh memiliki suara dan ritme bicara.
Mereka juga perhatikan ke mana Bunda melihat dan menunjuk. Mereka juga menanggapi kata
"tidak", dan mulai menggunakan gerakan tangan untuk mengkomunikasikan keinginan dan
kebutuhan. Misalnya, meraih untuk dijemput.
Kemampuan sosial
Milestone bayi usia 10-12 bulan, bayi mulai tertarik berinteraksi dengan orang lain. Bayi bisa
menjaga kontak mata dengan orang-orang selama interaksi yang menyenangkan.
Mereka juga memalingkan kepala sebagai respons atas nama yang dipanggil. Mereka sudah bisa
menunjuk ke benda yang menarik perhatian lho.
Bayi di usia ini bisa menikmati bermain dengan mainan dengan tekstur yang bervariasi. Mereka
suka bermain dan berjoget dengan mainan musik. Mereka menikmati berbagai jenis gerakan dan
sering menjelajahi lingkungan untuk mendapatkan mainan yang diinginkan.
35
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kegiatan penyuluhan ini merupakan kegiatan yang memiliki dampak positif dan dapat
meningkatkan pengetahuan ibu tentang Tumbuh Kembang Pada Bayi Usia 0 – 12 Bulan,
sehingga ibu dapat mengetahui tentang tumbuh kembang bayi.
B. SARAN
Diharapkan ibu menjadi tahu tentang apa-apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan. Ibu juga lebih memperhatikan setiap proses tumbuh kembang bayi karena
ibu sebagai orang yang terdekat dengan bayi adalah yang dapat mengetahui secara dini
tentang masalah tumbuh kembang yang terjadi pada bayinya. Selain itu ibu juga
diharapkan dapat mengawasi pertumbuhan dan perkembangan bayinya bekerjasama
dengan tenaga kesehatan.
36
DAFTAR PUSTAKA
https://www.haibunda.com › tahap-... Tahap Perkembangan Bayi 0-12 Bulan, Bunda Perlu Tahu
37
LAMPIRAN
38
Melalukan pengukuran tinggi badan pada keluarga binaan
39
Melakukan kunjungan sekaligus pengkajian melengkapi data
40