Anda di halaman 1dari 16

Berbagi Ilmu

Bismillah.....Alangkah indahnya jika kita sebagai manusia


saling tolong-menolong. Oleh karena itu selagi kamu masih
hidup,maka tolong menolonglah sesamamu.... Berbagi Ilmu itu
termasuk saling tolong menolong kan ^_^
SABTU, 19 MARET 2016

Makalah Shalat

Makalah Fiqh  

SHALAT
Disusun
Oleh

FARRAH MEUTIA
Jurusan : TARBIYAH
Prodi : PBI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI


(STAIN)
ZAWIYAH COT KALA LANGSA
2013 / 2014
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang

Sering kali kita sebagai orang islam tidak mengetahui kewajiban kita sebagai
mahluk yang paling sempurna yaitu shalat, atau terkadang tau tentang kewajiban tapi tidak
mengerti terhadap apa yang dilakukaan.
Dalam istilah lain, sholat adalah satu macam atau bentuk ibadah yang di wujudkan
dengan melakukan perbuatan-perbuatan tertentu di sertai ucapan-ucapan tertentu dan dengan
syarat-syarat tertentu pula. Istilah sholat ini tidak jauh berbeda dari arti yang digunakan oleh
bahasa di atas, karena di dalamnya mengandung do’a-do’a, baik yang berupa permohonan,
rahmat, ampunan dan lain sebagainya.

Adalah suatu kenyataan bahwa tak seorangpun yang sempurna, apalagi maha

sempurna, melainkan seseorang itu serba terbatas, sehingga dalam menempuh perjalanan

hidupnya yang sangat komplek itu, ia tidak akan luput dari kesulitan dan problema. Oleh

karena itu kita perlu mengetahui apa itu sholat, dan syarat rukunya

Shalat harus didirikan dalam satu hari satu malam sebanyak lima kali, berjumlah 17

rakaat. Shalat tersebut merupakan wajib yang harus dilaksanakan tanpa kecuali bagi muslim

mukallaf baik sedang sehat maupun sakit. Selain shalat wajib ada juga shalat-shalat sunah.

  
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Shalat
Menurut bahasa shalat artinya adalah berdoa, sedangkan menurut istilah shalat
adalah suatu perbuatan serta perkataan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam
sesuai dengan persyaratkan yang ada.
Secara lahiriah shalat berarti beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan
takbir dan diakhiri dengan salam, yang dengannya kita beribadah kepada Allah menurut
syarat-syarat yang telah ditentukan. Adapun secara hakikinya ialah” berhadapan hati (jiwa)
kepada Allah, secara yang mendatangkan takut kepada-Nya serta menumbuhkan didalam
jiwa rasa kebesarannya dan kesempurnaan kekuasaan-Nya”atau” mendahirkan hajat dan
keperluan kita kepada Allah yang kita sembah dengan perkataan dan pekerjaan atau dengan
kedua-duanya.[1]

B.    Syarat-Syarat Shalat dan Rukun Shalat


Shalat di nilai sah dan semprna apabila shalat tersebut di laksanakan dengan
memenuhi syarat-syarat dan rukun-rukun dan hal-hal yang disunnahkan serta terlepas dari
hal-hal yang membatalkanya.
1.      Syarat-syarat Shalat
Syarat-syarat Shalat adalah sesuatu hal yang harus di penuhi sebelum kita
melaksanakan shalat. Syarat Shalat di bagi menjadi 2 yaitu:
o   Syarat wajib Shalat adalah syarat yang wajib di penuhi dan tidak bisa di nego-nego lagi.
Seperti Islam, berakal dan tamziz atau baligh. suci dari haid dan nifas serta telah mendengar
ajakan dakwah islam.
o   Syarat sah shalat itu ada 8 yaitu:
-          Suci dari dua hadas
-          Suci dari najis yang berada pada pakaian, tubuh, dan tempat shalat.
-          Menutup aurot
-          Aurat laki-laki yaitu baina surroh wa rukbah( antara pusar sampai lutut), sedangkan aurot
perempuan adalah jami’i  badaniha illa wajha wa kaffaien (semua anggota tubuh kecuali
wajah dan kedua telapak tangan).
-          Menghadap kiblat
-          Mengerti kefarduan Shalat
-          Tidak meyakini salah satu fardu dari beberapa fardu shalat sebagaisuatu sunnah.
-          Menjauhi hal-hal yang membatalkan Shalat.[2]
2. Rukun Shalat
Shalat mempunyai rukun-rukun yang harus dilakukan sesuai dengan aturan dan
ketentuannya, sehingga apabila tertinggal salah satu darinya, maka hakikat shalat tersebut
tidak mungkin tercapai dan shalat itu pun dianggap tidak sah menurut syara`.
1.      Niat.
Hal ini berdasarkan kepada firman Allah SWT:
‫ك‬ َ ِ‫واالز َكوةَ َو َذل‬
َ ُ‫لَوةَ َويُْؤ ت‬M ‫واالص‬
َّ ِ ِ‫َو َمااُ ْو ِمرُوااِاّل َلِيُ ْعبُ ُدواهللا ُم ْخل‬
‫ ِّدي َْن ُخنَفَآ َء َويُقِ ْي ُم‬M ‫هُ ال‬M َ‫صي َْن ل‬
‫ِدي ُْن القَيِّ َم ِة‬
Artinya: Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya
mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang
lurus. (al-Bayyinah: 98).

2.      Takbiratul Ihram.


Hal ini berdasarkan hadist dari Ali RA berikut ini:
،‫ير‬MM‫ا التكب‬MM‫ وتحريمه‬،‫ور‬MM‫الة الطه‬MM‫اح الص‬MM‫ مفت‬:‫ال‬MM‫لم ق‬MM‫ه وس‬MM‫لى هللا علي‬MM‫عن علي أن النبي ص‬
)‫وتحليلها التسليم (رواه الدارم‬
 
Artinya: Dari Ali RA, Nabi Muhammad SAW bersabda, kunci shalat bersuci, pembukaannya
membaca takbir dan penutupannya adalah membaca salam. (H.R. Ad-Darimi).
Takbiratul ihram ini hanya dapat dilakukan dengan membaca lafadz Allahu Akbar.
3.      Berdiri Pada Saat Mengerjakan Shalat Fardhu.
Hukum berdiri ketika mengerjakan shalat fardhu adalah wajib. Hal ini berdasarkan
sabda Rasulullah SAW:
Artinya: Dari Imran bin Husain RA berkata, aku menderita penyakit ambien, lalu aku
bertanya kepada Nabi SAW mengenai cara mengerjakan shalat yang harus aku lakukan,
Nabi SAW bersabda, “Shalatlah dalam keadaan berdiri, jika engkau tidak mampu, maka
laksanakan dalam keadaan duduk, jika engkau tidak mampu melakukannya, maka
kerjakanlah dalam keadaan berbaring”. (H.R. Bukhari).
4.      Membaca al-Fatihah.
Ada beberapa hadits shahih yang menyatakan kewajiban membaca surat al-Fatihah
pada setiap rakaat, baik pada saat mengerjakan shalat fardhu maupun shalat sunnah.
Diantaranya:
)‫عن عبادة بن الصامت يبلغ به النبي صلى هللا عليه وسلم ال صالة لمن لم يقرأ بفاتحة الكتاب (رواه مسلم‬
Artinya: Dari Ubadah bin Shamit RA, Nabi SAW bersabda, “Tidak sah shalat
seseorang yang tidak membaca surah Fatihatul-Kitab”. (H.R. Muslim).
Dalam Mazhab Syafi`i, basmallah merupakan satu ayat dari pada surah al-Fatihah,
maka membaca bismillah hukumnya adalah wajib.
5.      Ruku’.
Kefardhuanya telah diakui secara ijma`, berdasarkan firman Allah SWT:
َ‫يََأيُّهَاالَّ ِذ ْينَ أ َمنُوااَرْ َكعُوا َوا ْس ُجدُوا َوا ْعبُدُوا َربَّ ُك ْم وا ْف َعلُواالخَ ْي َرلَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُوْ ن‬
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah tuhanmu
dan berbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan. (al-Hajj: 77).

Ruku’ dikatakan sempurna, jika dilakukan dengan cara membungkukkan tubuh,


dimana kedua tangan dapat mencapai dan memegang kedua lutut.
6.    Sujud dua kali setiap raka'at
Anggota-anggota sujud adalah kening, hidung, kedua telapak tangan, kedua lutut
dan kedua telapak kaki.
7.      Duduk antara dua sujud
8.      Membaca tasyahud akhir
9.      Duduk pada tasyahud akhir
10.      Shalawat kepada Nabi SAW setelah tasyahud akhir.
11.      Duduk diwaktu membaca shalawat.
12.      Memberi salam
13.      Tertib.[3]

C.    Macam-macam Pelaksanaan Shalat


a.      Macam-macam shalat
Dilihat hukum melaksanakanya, pada garis besarnya shalat di bagi menjadi dua,
yaitu shalat fardu dan shalat sunnah. Selanjutnya shalat fardu juga di bagi menjadi dua, yaitu
fardu ain dan fardu kifayah. Demikian pula shalat sunah, juga di bagi menjadi dua, yaitu
sunnah muakkad dan ghoiru muakkad.
1.      Shalat fardu
Shalat fardu adalah shalat yang hukumnya wajib, dan apabila di kerjakan
mendapatkan pahala, kalau di tinggal mendaptkan dosa. Contohnya: shalat lima wakktu,
shalat jenazah dan shalat nadzar. Shalat fardu ada 2 yaitu:
·         Fardu Ain adalah shalat yang wajib di lakukan setiap manusia. shalat ini di laksanakan sehari
semalam dalam lima waktu (isya’, subuh, dhuhur, asar, magrib) dan juga shalat Jum’at.
·         Fardu kifayah adalah shalat yang di wajibkan pada sekelompok muslim, dan apabila salah
satu dari mereka sudah ada yang mengerjakan maka gugurlah kewajiban dari kelompok
tersebut. Contoh: shalat jenazah.

·         Shalat fardu karena nadzar adalah shalat yang di wajibkan kepada orang-orang yang berjanji
kepada Allah SWT sebagai bentuk rasa syukur kita kepada Allah atas segala nikmat yang
telah di terimanya. Contoh : Ahmad akan melasanakan ujian, dia bilang kepada dirinya dan
teman-temanya, “ nanti ketika saya sukses mengerjakan ujian dan lulus saya akan melakukan
shalat 50 rokaat “ ketika pengumuman dia lulus maka Ahmad wajib melaksanakan Shalat
nadzar.
2.      Shalat Sunnah
Shalat Sunnah adalah shalat yang apabila di kerjakan mendapatkan pahala dan
apabila tidak di kerjakan tidak mendapatkan dosa. Shalat sunah di sebut juga dengan Shalat
tatawu’, nawafil, manduh, dan mandzubat, yaitu shalat yang di anjurkan untuk di kerjakan.
Shalat sunnah juga di bagi 2 yaitu:
·         Sunnah Muakkad adalah shalat sunah yang sealalu dikerjakan atau jarang sekali tidak
dikerjakan oleh Rosulluloh SAW dan pelaksanaannya sangat dianjurkan dan di tekankan
separti solat witir, solat hari raya dan lain-lain
·         Sunnah ghaeru muakkadah adalah solat sunah yang tidak selalu dikerjakan oleh Rosulluloh
SAW,dan juga tidak di tekan kan untuk di kerjakan.holat
Semua shalat, termasuk shalat sunat dilakukan adalah untuk mencari keridhoan atau
pahala dari Alloh swt. Namun shalat sunat jika dilihat dari ada atau tidak adanya sebab-sebab
dilakukannya, dapat dibedakan manjadi dua macam, yaitu: shalat sunat yang bersebab dan
shalat sunat yang tidak bersebab.
·         Shalat sunat yang bersebab, yaitu shalat sunat yang dilakukan karena ada sebab-sebab
tertentu, seperti shalat istisqa’ (meminta hujan) dilakukan karena terjadi kemarau panjang,
shalat kusuf (gerhana) dilakukan karena terjadi gerhana matahari atau bulan, dan lain
sebagainya.
·         Shalat sunat yang tek bersebab, yaitu shalat sunat yang dilakukan tidak karena ada sebab-
sebab tertentu. Sebagai contoh : shalat witir, shalat dhuha dan lain sebagainya.[4]

a.      Pelaksanaan shalat


Shalat tidak boleh dilaksanak di sembarang waktu. Allah SWT. Dan Rasulullah
SAW. telah menentukan waktu-waktu pelaksanaan shalat yang benar menurut syariat islam.
Allah SWT. berfirman dalam Al-Qur’an surat An- Nisa ayat 103 sebagai berikut:

sŒÎ*sù#
ÞOçFøŠŸÒs%
no4qn=¢Á9$#
(#rãà2øŒ$$sù
©!$# $VJ»uŠÏ%
#YŠqãèè%ur 4’n?
tãur öNà6ÎqãZã_ 4
#sŒÎ*sù
öNçGYtRù'yJôÛ$
# (#qßJŠÏ%r'sù
no4qn=¢Á9$# 4
¨bÎ) no4qn=¢Á9$#
ôMtR%x. ’n?tã
šúüÏZÏB÷sßJø9$#
$Y7»tFÏ. $Y?qè
%öq¨B ÇÊÉÌÈ
“Maka apabila kamu Telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di
waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu Telah merasa aman, Maka
Dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang
ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman”.
Ayat tersebut menetapkan bahwa shalat dilaksanakan sesuai dengan waktu-waktu
yang telah ditetapkan. Shalat yang lima waktu, memiliki lima waktu yang tertentu. Dalam Al-
Qur’an surat Hud ayat 114 menegaskan sebagai berikut:
ÉOÏ%r&ur
no4qn=¢Á9$#
Ç’nûtsÛ
Í‘$pk¨]9$# $Zÿs9ã
—ur z`ÏiB
È@øŠ©9$# 4 ¨bÎ)
ÏM»uZ|¡ptø:$#
tû÷ùÏdõ‹ãƒ
ÏN$t«ÍhŠ¡¡9$# 4
y7Ï9ºsŒ
3“tø.ÏŒ
šúï̍Ï.º©%#Ï9
ÇÊÊÍÈ

“Dan Dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada
bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu
menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang
yang ingat”.
Agar lebih terperinci, berikut dijelaskan mengenai waktu-waktu shalat tersebut:
1.      Zuhur, shalat zuhur waktunya mulai matahari condong ke arah barat dan berakhir sampai
baying-bayang suatu benda sama panjang atau lebih sedikit dari benda tersebut. Hal in idapat
dilihat kepada seseorang atau sebuah tiang yang berdiri, bilamana bayang-bayangnya masih
persis di tengah atau belum sampai, menandakan waktu zuhur belum masuk. 

1.      Asar, shalat asar waktunya mulai dari baying-bayang suatu benda lebih panjang dari
bendanya hingga terbenam matahari. Kebanyakan ulama berpendapat bahwa shalat ashar di
waktu menguningnya cahaya matahari sebelum terbenam hukumnya makruh.
2.      Magrib, shalat magrib waktunya mulai terbenam matahari dan berakhir sampai hilangnya
cahaya awan merah.
3.      Isya, shalat isya waktunya mulai hilangnya cahaya awan merah dan berakhir hingga terbit
fajar shadiq.
4.      Subuh, shalat subuh, waktunya dari mulai terbit fajar shadiq hingga terbit matahari.[5]

BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Shalat merupakan kewajiban setiap muslim,karena hal ini di syariatkan oleh Allah
SWT. Terlepas dari perbedaan pendapat mengenai prakteknya, hal ini tidak menjadi masalah
karena di dalam al-qur'an sendiri tidak ada ayat yang menjelaskan secara terperinci mengenai
praktek shalat. Tugas dari seorang muslim hanyalah melaksnakan shalat dari mulai baligh
sampai napas terakhir, semua perbedaan mengenai praktek shalat semua pendapat bisa
dikatan benar karena masing-masing memilki dasar dan pendafaatnya masing-masing dan
tentunnya berdasarkan ijtihad yang panjang.
Setiap perintah Allah yang di berikan kepada kaum muslimin tentunya memiliki
paidah untuk kaum muslimin sendiri, seperti halnya umat islam di perintahkan untuk
melaksanakan shalat, salah satu paidahnya yakni supaya umat islam selalu mengingat
tuhannya dan bisa meminta karunianya dan manfaat yang lainnya yakni bisa mendapkan
ampunan dari Allah SWT.

Demikian paparan yang dapat kami persembahkan menganai “sholat” dengan waktu
yang cukup singkat ini, semoga bermanfaat bagi kita semua baik di dunia maupun akherat
kelak, kami memohon maaf apbila dalam pemaparan yang kami sampaikan ini terdapat
banyak kesalahan dalam makalah ini, kami juga mengharapkan kritik dan sarann yang
sifatnya membangun untuk makalah-makalah kami selanjutnya.
B.       Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca terutama pada dosen mata kuiah ini, agar dapat pembuatan makalah
selanjutnya menjadi lebih baik. Atas kritik dan saranya, penulis ucapkan terima kasih.
 

DAFTAR PUSTAKA

Hamid ,Abdul. Beni HMd Saebani, Fiqh Ibadah, (Bandung: Pustaka Setia, 2009)

Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, Penerjemah: Nor Hasanuddin, (Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2006)

Rasyid Sulaiman, Fiqh Islam, (PT. Sirnar Baru Algensido 1954)

Dradjat ,Zakiah Prof.Dr. Ilmu Fiqh,Yogyakarta:PT Dana Bhakti Wakaf,1995

Abdul aziz,bin Zainudin,, Fathul mu’in bi sarkhil qurotal ain,Indonesia ; Daroyail Kitabah

[1]
Abdul Hamid, M.Ag, Drs. Beni HMd Saebani, M.Si. Fiqh Ibadah, (Bandung: Pustaka Setia, 2009),

hal. 191

[2]
Prof DR. Zakiah Dradjat, Ilmu Fiqh, (Yogyakarta;PT. Dana Bhakti Wakaf,1995) jild 1 hal. 78

[3]
Ibid, Sulaiman .... Hal. 75

Syekh Zainudin Abdul Aziz, Fathul mu’in bi sarkhil qurotal ain,


[4]

(Indonesia ; Daroyail Kitabah ) hal. 3.


[5]
Sulaiman Rasyid, Fiqh Islam, (PT. Sirnar Baru Algensido 1954),
Hal. 53

Sang Penulis Farah Lgs di 05.38


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke
FacebookBagikan ke Pinterest

23 komentar:
1.

Triya Ningsih13 Oktober 2014 12.35

Sukron katsiron kakak farah, atas


referensinya.. ^_^
Balas

2.

makan keped29 Januari 2015 11.31

afwan uhti makalahnya tak copas....


Balas

3.

Ikhsanudin din13 April 2015 07.46

Sangat bermanfaat
Balas

4.
ahmad syaifudien17 April 2015 20.53

minta makalahnya ya
Balas

5.

Abd Rahman ar-rallaniyyu28 September


2015 04.43

‫شكرا جزاك هللا خيرا‬


Balas

6.

Unknown4 November 2015 19.50

smg bermanfaat bdi dunia dan


akherat ...aminn
Balas

7.

Joko Susanto al-ja'far4 November 2015


20.06

smg bermanfaat bdi dunia dan


akherat ...aminn
Balas

8.

Ade Linda18 November 2015 05.24

ijin copas ukhti :)


Balas

9.

hamdan abadi16 Desember 2015 18.20

mohon ijin copas


Balas

10.

reva ramsap2 Februari 2016 05.19

Saya izin copas ya mbak


Balas

11.

Rifa Assyifa3 Mei 2016 20.35

terimakasih ukhti,sangat bermanfaat..


mohon izin copas ^^
Balas

12.

Siti Narumi17 Mei 2016 01.28

afwan ukhti, ana izin copas


Balas

13.

Fitri Muslimah2 Maret 2017 02.25

Izin copas ya mbak.. materi y membantu


srkali.. terimakasih..
Balas

14.

Andi TriAtmaja16 Maret 2017 21.17

ijin copas :)
Balas

15.

Andi TriAtmaja26 Maret 2017 09.51


Terimakasih, izin copas. :)
Balas

16.

dzikri wahyudi6 April 2017 04.15

izin copas
Balas

17.

Feri Irawansyah20 September 2017 18.22

izin copas ukhty


Balas

18.

fuad_evolution.blogspot.com28 Oktober
2017 08.44

Sukron katsiron, Ijin Copas..


Balas

19.

Unknown14 November 2017 04.13

Pig and dog your is the makala shalat not


found
1.stupid
2.crayzi
3.subhan kerang
Balas

20.

prestasiolahraga indonesia25 November


2017 04.57
terdapat berbagai jenis2 sholat beserta
keterangannya. terimakasih senang
mengunjungi blog anda.
Balas

21.

Purnomo jepara2 Januari 2018 13.43

sangat bermanfaat.. baca juga Syarat rukun


dan sunnah wudhu
bidang bimbingan konseling
Balas

22.

khairullah 197416 Januari 2018 08.40

Assalamualaikum, mhn bagi makalahnya


🙏🙏🙏
Balas

23.

Rahmat Al-Qalby5 Maret 2018 18.11

Afwan Ukhty, Ana izin copas. jazakallah.


Balas
Muat yang lain...

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda


Langganan: Posting Komentar (Atom)
DIKUNJUNGI
132492
SILAHKAN DIOBRAK ABRIK
 ▼  2016 (6)
o ▼  Maret (6)
 Hukum Adat di Aceh Tenggara (KUTA CANE)
 Makalah Shalat
 Pola Perkembangan Dakwah di Indonesia
 Makalah Harta Benda (Mal)
 Makalah Tentang Persaudaraan
 Makalah Shalat (Fiqh)
LIVE TRAFFIC FEED

SANG
EMPUNYA
BLOG

Farah Lgs
Lihat profil
lengkapku
Tema Jendela Gambar. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai