PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sesuai dengan Permenkes nomor 75 Tahun 2014 disebutkan prinsip
penyelenggaraan, tugas dan fungsi Puskesmas meliputi : paradigma sehat, pertanggung
jawaban wilayah, Kemandirian masyarakat, Pemerataan, pemanfaatan teknologi tepat
guna, keterpaduan dan kesinambungan program dengan tujuan tercapaianya kecamatan
sehat di wilayah kerjanya.
1. PROFIL ORGANISASI
a. Gambaran Umum Organisasi
Puskesmas Balongsari merupakan satu kesatuan unit kerja yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara paripurna kepada seluruh
lapisan masyarakat dengan lokasi yang cukup strategis serta tersedianya
sumber daya manusia yang kompeten di bidangnya dan di dukung oleh sarana
dan prasarana yang cukup memadai.Puskesmas Balongsari berusaha untuk
menjadi pilihan utama dalam mengatasi masalah kesehatan.
1
Puskesmas Balongsari terletak di Jl Manunggal Raya IV Dusun Rawagede,Desa
Balongsari Kecamatan Rawamerta Kabupaten Karawang.
1) Kondisi Wilayah
a) Geografis
Luas Wilayah Kerja Puskesmas Balongsari adalah : ± 18,174 Km²,dengan
kondisi fisik dataran rendah, didominasi oleh sebagian besar
pesawahan. Adapun batas – batas wilayah kerja Puskesmas Balongsari :
Desa Balongsari
Desa Pasirawi
Desa Mekarjaya
Desa Purwamekar
Desa Sekarwangi
2
b) Data Demografi
Jumlah Penduduk Wilayah Puskesmas Balongsari awal tahun 2017yaitu:
Jumlah penduduk :19.954 jiwa
Jumlah KK : 7.556 KK
Laki – laki :10.131jiwa
Perempuan : 9.823 jiwa
3
b) Area Parkir
c) Pendaftaran
4
d) Pelayanan Kesehatan Umum
5
f) Pelayanan Kesehatan gigi
h) Laboratorium
6
i) Ruang Rekam Medik
j) Gudang Obat
7
l) Pojok Menyusui
8
o) Ruang Sterilisasi
p) Ruang Imunisasi
9
q) Apotek
r) Ruang P2M
s) UGD
t) Ruang Promkes
10
u) Aula Puskesmas
Kondisi
N Jenis Alat Jumlah Tidak Ket
o Berfungsi Berfungsi
1. Pelayanan Kesehatan Umum
a. Tensimeter 1 √
b. Stetoskop 2 √
c. Bed Periksa 1 √
d. Reflek Hammer 1 √
e. Snellenchart 1 √
f. Tes Buta Warna 1 √
g. Senter 1 √
h. Timbangan Dewasa 1 √
11
i. Temometer 1 √
2. Pelayanan Kesehatan KIA KB
a. Tensimeter 1 √
b. Stetokop 1 √
c. Bed Gynegkologi 1 √
d. Bed Periksa 1 √
e. IUD Kit 1 √
f. Bengkok 1 √
g. Waskom 1 √
h. Troli 1 √
i. Lampu Sorot 1 √
j. Doppler 1 √
k. Timbangan Bayi 1 √
l. Timbangan Dewasa 1 √
m. Pengukuran BB dan TB 1 √
n. Implant Kit 1 √
3. Pelayanan Kesehatan Gigi
a. Dental Unit Kompresor 1 √
b. Kursi Gigi 1 √
c. Micromotor - -
d. Contra Angellow speed 1 √
e. Mata Bor 7 √
f. Sterilisator 1 √
g. Tang 1 set √
h. Sonde 2 √
i. Kaca Mulut 6 √
j. Pinset 5 √
k. Gunting - -
l. Amalgam pistol - -
m. Stopper 1 √
n. Burnisher 2 √
o. Deepen glas - -
p. Bein 3 √
q. Crayen 2 set √
r. UKGS kit 1 √
4. UGD
a. Kursi roda 2 √
b. Tempat sampah medis 2 √
c. Tempat sampah non medis 2 √
d. Kom Kecil 2 √
e. Nierbeken 3 √
f. Set Minor 1 √
g. Set GB 2 √
h. Tromol Kassa 2 √
i. Korentang 1 √
j. Bak Instrumen 3 √
k. Brangkar 1 √
l. Bed Periksa 1 √
m. Tiang Infus 2 √
n. Troly tindakan 1 √
o. Troly emergency 1 √
p. Lampu sorot 1 √
12
q. Senter 1 √
r. Headlamp 1 √
w) Sarana Transportasi
Sarana transportasi yang dimiliki Puskesmas Balongsari terdiri dari 1 unit mobil
ambulan, 3 kendaraan roda dua.
Kepala Puskesmas 1
Dokter Umum 2
Dokter Gigi 1
Perawat Umum 7
Bidan 9
Petugas Apotek 1
Kasubag TU 0
Bidan Koordinator 1
Bidan Puskesmas 3
Bidan Desa 5
Perawat Gigi 0
Sanitarian 0
Petugas Gizi 0
Analis Lab 0
Asisten Apoteker 0
Petugas Loket 1
Pengelola obat 1
Petugas Kebersihan 1
Petugas Keamanan 1
Supir 1
13
4) Data Pegawai Dan Pangkat Terakhir
14
b. Visi Organisasi
“TERWUJUDNYA MASYARAKAT WILAYAH PUSKESMAS BALONGSARI SEHAT DAN
MANDIRI “
c. Misi Organisasi
1. Meningkatkan Pelayanan Kesehatan yang bermutu dan terjangkau
2. Meningkatkan Pemberdayaan Masyarakat dan Kesehatan Keluarga
3. Meningkatkan Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
4. Meningkatkan Manajemen Kesehatan dan Sumber Daya Yang Bermutu
5. Meningkatkan Pemerataan Pengawasan dan Standarisasi Pelayanan Kesehatan
d. Struktur Organisasi
15
9) Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat termasuk
dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon penanggulangan
penyakit.
16
Struktur Organisasi Puskesmas Balongsari mengacu pada
Permenkes nomor 75 Tahun 2014.
KAPUSKESMAS
KA SUB BAG TU
PENANGGUNG KELOMPOK
PENANGGUNG JABATAN
JAWAB UKM
JAWAB FUNGSIONAL
DAN PERKESMAS
UKP,FARMASI, DAN
LABORATORIUM
PUSKESMAS PEMBANTU
DAN JEJARING PUSKESMAS
Kepala Puskesmas
Dr.Tri Lestari Budi Utami
17
“ MELAYANI DENGAN HATI “
f. Tata Nilai
Tata nilai Puskesmas Balongsari Yaitu MANTAP
1. Ramah
2.Nyaman
3.Tanggung Jawab
4.Profesional
2. KEBIJAKAN MUTU
18
Puskesmas memiliki kegiatan bisnis utama yaitu:
a. Pelayanan klinis atau UKP (Upaya Kesehatan Perorangan) :
1) Dalam Gedung
Pendaftaran
Pelayanan UGD
Pelayanan Kesehatan Umum
Pelayanan Kesehatan KIA & KB
Pelayanan Kesehatan Gigi
Pelayanan Kesehatan Lansia
Pelayanan Imunisasi
Pelayanan TB/ Kusta
Pelayanan Laboratorium
Pelayanan Apotik
Pelayanan Konsultasi
Pelayanan Prolanis
Klinik Berhenti Merokok
Klinik Sanitasi
2) Luar Gedung
Posyandu Balita
Posyandu Lansia
Posbindu PTM
B. RUANG LINGKUP
Lingkup manual mutu ini disusun berdasarkan persyaratan akreditasi yang
meliputi persyaratan umum sistem manajemen mutu, tanggung jawab manajemen,
manajemen sumber daya, proses pelayanan yang terdiri dari penyelenggaraan
Adminstrasi dan Manajemen, Upaya Kesehatan Masyarakat ( UKM ) yang meliputi
upaya kesehatan essensial dan pengembangan serta Upaya Pelayanan Klinis ( UKP )
Dalam penyelenggaraan Administrasi, UKM dan UKP tersebut dengan memperhatikan
mutu dan keselamatan sasaran.
C. TUJUAN
Pedoman mutu ini disususn sebagai acuan bagi Puskesmas Balongsari dalam
membangun system manajemen mutu baik untuk penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Perseorangan (UKP) maupun Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM).
19
D. LANDASAN HUKUM DAN ACUAN
Landasan hukum yang digunakan dalam menyusun pedoman mutu ini adalah :
1. Standar Akreditasi Puskesmas yang diterbitkan oleh Direktur Bina Upaya Kesehatan
Dasar Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Tahun
2015.
2. Pedoman Penyusunan Dokumen Akreditasi Fasilitas Kesehatan tingkat Pertama
diterbitkan oleh oleh Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian
Kesehatan RI Tahun 2015
5. Kepuasan Pelanggan
Kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan pasien setelah mendapatkan jasa atau
pelayanan di Puskesmas Balongsari. Kepuasan pelanggan sangat menentukan kualitas
dari Puskesmas Balongsari, apakah pasien tersebut puas atau tidak dengan pelayanan
yang telah diberikan. Kepuasan pelanggan didapat dari survey kepuasan pelanggan yang
dilaksanakan setiap 6 bulan sekali di Puskesmas Balongsari.
20
6. Kebijakan Mutu
Kebijakan Mutu adalah kebijakan resmi dan tertulis dari Kepala Puskesmas Balongsari
tentang komitmen puskesmas dalam memperhatikan dan mempertimbangkan aspek-
aspek mutu dalam aktifitas keseharian Puskesmas Balongsari.Kebijakan Mutu harus
sejalan dengan visi, misi, dan tujuan Puskesmas Balongsari.
7. Manual Mutu
Pedoman peningkatan mutu dan kinerja adalah suatu kebijakan yang memuat suatu cara
atau prosedur suatu tindakan yang harus dilakukan sehingga semua proses di Puskesmas
Balongsari dapat berjalan dengan baik dan benar.
8. Pelanggan
Pelanggan adalah pihak – pihak yang membutuhkan pelayanan di Puskesmas Balongsari .
Pelanggan ada 2 : Internal & eksternal.
Pelanggan Internal adalah unit kerja lain yang membutuhkan pelayanan dari unit kerja
lainnya.
Pelanggan eksternal adalah pasien , keluarga, masyarakat dan pihak-pihak lain yang
mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai lingkup pelayanan di Puskesmas Balongsari.
9. Pasien
Seorang individu yang datang ke Puskesmas Balongsrai dan menerima atau mendapatkan
perawatan dan tindakan medis.
10. Perencanaan Mutu
Perencanaan mutu adalah aktivitas pengembangan jasa pelayanan dan proses yang
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dalam hal ini pasien Puskesmas
Balongsari. Perencanaan mutu digunakan sebagai acuan dari rincian kegiatan untuk
mencapai keberhasilan sasaran mutu yang ada di setiap unit pelayanan di Puskesmas
Balongsari.
11. Prasarana
Prasarana adalah segala sesuatu yg merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu
proses. Prasarana dapat digunakan untuk menghasilkan sesuatu untuk mewujudkan visi,
misi dan tujuan Puskesmas Balongsari.
12. Proses
Proses adalah serangkaian langkah sistematis, atau tahapan yang jelas dan dapat
ditempuh berulangkali, untuk mencapai hasil yang diinginkan. Jika ditempuh, setiap
tahapan itu secara konsisten mengarah pada hasil yang diinginkan sehingga visi, misi dan
tujuan Puskesmas Balongsari.
13. Rekaman
Rekaman mutu adalah dokumen atau segala sesuatu yang dapat menjadi bukti
pelaksanaan suatu kegiatan di Puskesmas Balongsari. Rekaman dapat dipakai, misalnya,
untuk mendokumentasikan ketertelusuran dan memberi bukti verifikasi, tindakan
pencegahan dan tindakan korektif. Rekaman bisa berupa foto, absensi , sertifikat dan
materi.
21
14. Sasaran / Indikator Mutu
Sasaran Mutu adalah target dari masing – masing unit pelayanan di Puskesmas Balongsari
yang ingin dicapai dalam jangka waktu tertentu. Sasaran mutu harus mempunyai syarat
SMART yaitu :
1) Spesifiknya jelas, menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan.
2) Measureable yang artinya sasaran mutu tersebut harus bisa diukur ( baik dlm bentuk
Jumlah ataupun presentase).
3) Achievable : semestinya menentuan target / sasaran Mutu itu harus dapat dicapai.
4) Realible : Sasaran Mutu haruslah sesuatu yang nyata.
5) Time Frame nya juga harus jelas, jadi kapan seharunya sasaran itu dicapai sudah jelas
di awal pembuatan sasaran mutu tersebut.
15. Sarana
Sarana adalah segala sesuatu yg dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau
tujuan. Sarana pada pelayanan kesehatan di Puskesmas Balongsari bersifat preventif,
promotif, kuratif dan rehabilitatif. Sarana pada pelayanan medis dapat menyediakan
pelayanan yg bersifat klinis, dalam bidang diagnostik, dan/atau rawat jalan.
16. Tindakan Korektif
Tindakan korektif adalah tindakan untuk menghilangkan penyebab ketidaksesuaian yang
ditemukan atau situasi yang tidak dikehendaki. Mungkin terdapat lebih dari satu
penyebab ketidaksesuaian.Tindakan korektif dilakukan untuk mencegah terulangnya
ketidaksesuaian yang terjadi di Puskesmas Balongsari. Identifikasi ketidaksesuaian harus
lengkap dan terperinci sehingga tindakan korektif dapat dilaksanakan dengan tepat.
17. Tindakan Preventif
Tindakan preventif adalah tindakan pencegahan terhadap potensial yang tidak
dikehendaki di Puskesmas Balongsari.Adapun untuk prosedur tindakan pencegahan,
setidaknya harus memuat poin-poin berikut:
Jika prosedur tindakan pencegahan tersebut dapat dilakukan maka visi , misi dan
tujuanPuskesmas Balongsari dapat terwujud.
22
BAB II
SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN SISTEM PENYELENGGARAAN PELAYANAN
A. PERSYARATAN UMUM
B. PENGENDALIAN DOKUMEN
1. Secara umum dokumen – dokumen dalam sistem manajemen mutu yang disusun
meliputi :
a. Dokumen level 1 : Kebijakan dan Pedoman atau Pedoman peningkatan mutu
dan kinerja;
b. Dokumen level 2 : Prosedur Mutu, Prosedur Klinis dan Instruksi Kerja ;
c. Dokumen level 3 : Rencana Mutu, Instruksi Kerja, Uraian Jabatan, Standar
Kompetensi, M.atriks Kompetensi.Kerangka Acuan dan Panduan;
23
d. Dokumen level 4 : Rekaman-rekaman dan form sebagai catatan akibat
pelaksanaan kebijakan, pedomanprosedur.
2. Dokumen meliputi :
a. Dokumen eksternal yang merupakan regulasi-regulasi atau kebijakan-kebijakan
yang terkait, maupun input atau masukan dari masyarakat yang berupa
harapn-harapan terhadap produk atau output penyelenggaraan puskesmas.
b. Dokumen internal, berupa dokumen perencanaan, surat keputusan pimpinan,
pedoman kerja, kerangka acuan, SPO, instruksi kerja, rekaman, dokumen hasil
audit dan upaya perbaikan.
c. Semua dokumen ini harus terkendali.
24
2) Konsideran,Meliputi :
a) Menimbang :
1) Memuat uraian singkat tentang pokok pokok pikiran yang menjadi
latarbelakang dan alas an pembuatan keputusan,
2) Huruf awal kata “ menimbang “ ditulis dengan capital diakhiri dengan
tanda baca titik dua ( : ),dan ibagian kiri,
3) Konsideran menimbang diawali dengan penomoran menggunakan
huruf kecil dan dimulai dengan kata “bahwa” dengan “b” huruf kecil,
dan diakhiri dengan tanda baca (;)
b) Mengingat :
1) Memuat dasar kewenangan dan peraturan perundangan yang
memerintahkan pembuat peraturan / Surat keputusan tersebut,
2) Peraturan perundangan yang menjadi dasar hokum adalah peraturan
yang tingkatannya sederajat atau lebih tinggi,
3) Kata “ mengingat “ diletakkan dibagian kiri sejajar kata menimbang,
4) Konsideran yang berupa peraturan perundangan diurutkan sesuai
dengan hirarki tata perundangan dengan tahun yang lebih awal disebut
lebih dahulu, diawali dengan nomor 1,2,dst,dan diakhiri dengan tanda
baca ( ; )
3) Diktum :
a) Diktum “ MEMUTUSKAN “ ditulis simetris ditengah,seluruhnya dengan
huruf capital ;
b) Diktum Menetapkan dicantumkan setelah kata memutuskan sejajar
dengan kata menimbang dan mengingat, huruf capital, dan diakhiri
dengan tanda baca titik dua ( : )
c) Nama keputusan sesuai dengan judul keputusan ( kepala ) ,seluruhnya
ditulis dengan huruf capital dan diakhiri dengan tanda baca titik ( . )
4) Batang Tubuh
a) Batang tubuh memuat semua subtansi peraturan / Surat keputusan yang
dirumuskan dalam dictum - dictum, misalnya :
Kesatu :
Kedua :
Ketiga :
Dst
b) Pada point terakhir dicantumkan “Surat keputusan ini berlaku sejak
tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan akan diadakan perbaikan/perubahansebagaimana mestinya.”
c) Dicantumkan saat berlakunya peraturan / Surat
keputusan ,perubahan ,pembatalan,pencabutan ketentuan, dan peraturan
lainnya, dan
d) Materi kebijakan dapat dibuat sebagai lampiran peraturan / Surat
keputusan , dan pada halaman terakhir ditandatangani oleh pejabat yang
menetapkan peraturan / Surat keputusan.
25
5) Kaki Peratutan / Surat Keputusan merupakan bagian akhir substansi yang
memuat penanda tangan penerapan Peraturan / Surat
Keputusan ,pengundangan peraturan / keputusan yang terdiri dari :
a) Tempat dan tanggal penetapan,
b) Nama jabatan diakhiri dengan tanda koma ( , ),
c) Tanda tangan pejabat, dan
d) Nama lengkap pejabat yang menandatangani.
6) Penandatanganan :
Peratutan / Surat Keputusan Kepala UPTD ditandatangani oleh kepala UPTD ,
dituliskan nama tanpa gelar.
b. Penulisan SOP
Format SOP sebagai berikut :
1. KOP/Heading SOP
JUDUL
No. :SOP/XXX/BLN/PKM/2017
Dokumen
No. Revisi :
SOP
TanggalTer :
bit
Halaman :
dr. Tri Lestari Budi Utami
UPTD PUSKESMAS
TTD Ka Puskesmas NIP.
BALONGSARI
196307071989112001
Jika SOP disusun lebih dari satu halaman , pada halaman kedua da seterusnya SOP dibuat tanpa
menyertakan kop/heading.
26
2. Komponen SOP
1. Pengertian
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Prosedur
6. Diagram Alir
7. Unit terkait
8. Rekam Histori Perubahan No Yang Isi Tanggal
Dirubah Perubahan Mulai
Diberlakukan
1
d. Pengkodean Kelompok
1. Manajemen Puskesmas dengan kode : A
2. Upaya Kesehatan Masyarakat dengan kode : B
3. Upaya Kesehatan Perorangan dengan kode : C
4. Standar Prosedur Operasional disingkat : SOP
5. Daftar Tilik disingkat : Dt,
6. Kerangka Acuan disingkat : KA,
7. Surat Keputusan disingkat : SK,
8. Kebijakan disingkat : Kb,
9. Dokumen Eksternal, disingkat : Dek,
10. Manual Mutu disingkat : MM,
11. Pedoman Mutu disingkat : PM,
12. Audit Internal disingkat : AI
27
manajemen
mutu)
Kerangka Acuan Tim Mutu / Ka Puskesmas
Penanggung
jawab unit &
program
Prosedur Mutu Tim Mutu / MR Ka Puskesmas
Penanggung
jawab unit &
program
SOP Pelaksana unit Penanggung MR
/ program Jawab unit /
program
6. Proses Penomoran
Urutan penomoran dokumen meliputi : SK yaitu SK/ nomor urut dokumen/
Kapus - Balongsari/ bulan pembuatan dokumen/ PKM/ tahun pembuatan
dokumen, SOP yaitu SPO/ nomor urut dokumen/ bulan pembuatan dokumen/
PKM/ tahun pembuatan dokumen.
Penomoran mengikuti format sbb :
7. Sosialisasi Dokumen
Agar dokumen dapat dikenali oleh seluruh pelaksana maka perlu dilakukan
sosialisasi dokumen tersebut, khusus bagi SOP, bila rumit maka untuk
melaksanakan SOP tersebut maka perlu dilakukan pelatihan.
28
8. Proses distribusi dokumen
Tata cara pendistribusian dokumen
Distribusi adalah kegiatan atau usaha menyampaikan dokumen kepada unit
upaya atau pelaksana yang memerlukan dokumen tersebut agar dapat
digunakan sebagai panduan dalam melaksanakan kegiatannya.Kegiatan ini
dilakukan oleh tim mutu atau bagian Tata Usaha Puskesmas.
Distribusi harus memakai ekspedisi dan / atau formulir tanda terima
Distribusi dokumen bisa hanya untuk unit kerja tertentu tetapi bisa juga untuk
seluruh unit kerja lainnya.
29
2. Catatan / implementasi sebagai bukti pelaksanaan kegiatan juga harus
dikendalikan. Adanya penetapan SOP yang mengatur pengendalian untuk
identifikasi, penyimpanan, perlindungan, pengambilan, lama simpan dan
pemusnahan. Catatan / rekam implentasi harus dapat terbaca, segera
dapat teridentifikasi dan dapat diakses kembali.
30
BAB III
TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN
A. Komitmen Manajemen
Manajemen bertekad untuk menjalankan Sistem Manajemen Mutu secara
konsisten dan konsekuen untuk mendukung pencapaian sasaran-sasaran yang diinginkan.
Untuk itu maka diwajibkan kepada semua Pejabat Struktural dan semua karyawan
Puskesmas Balongsari untuk :
d. Kebijakan
1) Kepala Puskesmas memiliki komitmen terhadap pengembangan penerapan dan
peningkatan terus menerus terhadap Sistem Manajemen Mutu Puskesmas dan
terus menerus memperbaiki keefektifannya;
31
2) Mengkomunikasikan kepada seluruh kepala unit kerja terkait dan seluruh
karyawan tentang pentingnya memenuhi persyaratan pelanggan dan persyaratan
lain;
3) Menetapkan kebijakan mutu Puskesmas dan memastikan sasaran mutu kinerja
dipenuhi;
4) Membina berjalannya tinjauan manajemen yang dilaksanakan dengan Rapat
Tinjauan Manajemen dan minimal dilaksanakan 1 (satu) kali dalam 6 (enam)
bulan;
5) Memastikan tersedianya sumber daya yang dibutuhkan meliputi sumber daya
manusia, peralatan kesehatan dan pengobatan, obat – obatan, dan infrastruktur.
1. Pelayanan yang disediakan oleh puskesmas dilakukan dengan berfokus pada pelanggan.
2. Pelanggan dilibatkan mulai dari identifikasi kebutuhan dan harapan pelanggan ,
perencanaan penyelenggaraan upaya puskesmas dan pelayanan klinis, pelaksanaan
pelayanan, monitoring dan evaluasi serta tindak lanjut pelayanan.
3. Kepala Puskesmas memastikan persyaratan pelanggan ditetapkan dan dipenuhi serta
dikomunikasikan kepada seluruh fungsi dalam puskesmas.
C. Kebijakan Mutu
Kami karyawan Puskesmas Balongsari berkomitmen untuk memberikan pelayanan
yang profesional yang berorientasi pada peningkatan kepuasan dan keselamatan
pelanggan serta secara terus menerus melakukan peningkatan mutu pelayanan melalui
penerapan sistem manajemen mutu.
Kebijakan Mutu digunakan sebagai kerangka kerja dalam menetapkan dan meninjau
sasaran mutu Puskesmas Balongsari yang dikomunikasikan dan diterapkan oleh semua
unit kerja dan ditinjau kesesuaian pencapaiannya secara berkala. Kebijakan Mutu
Puskesmas Balongsari dilaksanakan dengan :
32
Perencanaan mutu puskesmas dan keselamatan pasien berisi program-program kegiatan
peningkatan mutu yang meliputi :
1. Penilaian dan peningkatan kinerja baik UKM maupun UKP.
2. Pencapaian 6 sasaran keselamatan pasien.
3. Penerapan manajemen resiko pada area prioritas(laboratorium, dan Farmasi ).
4. Pelaporan dan tindak lanjut insiden keselamatan pasien.
5. Peningkatan mutu pelayanan penunjang ( Laboratorium, dan Farmasi ).
6. Pendidikan dan pelatihan karyawan tentang mutu dan keselamatan pasien.
Hasil pengukuran mutu dan kinerja setiap bulan, dilakukan analisa tingkat ketercapaian
setiap tiga bulan untuk memperoleh informasi tentang faktor penyebab dan upaya
mengatasi.
Penilaian kinerja Puskesmas yang tidak sesuai harus ditindaklanjuti dengan tindakan
korektif dan tindakan preventif.
33
b. Melaksanakan monitoring , audit medis dan evaluasi pelaksanaan pelayanan
klinis.
c. Menyelenggarakan pertemuan koordinasi internal
d. Menindak lanjuti keluhan masyarakat tentang pelayanan klinis, melakukan
tindakan perbaikan dan pencegahan berkesinambungan.
e. Menindak lanjuti keluhan pelanggan, melakukan tindakan perbaikan dan
pencegahan berkesinambungan.
5. Penanggung Jawab Upaya, Perwakilan Unit & fungsi terkait
a. Melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan yang ditetapkan.
b. Memastikan bahwa personil yang berada dibawahnya melaksanakan tugas sesuai
dengan tanggung jawab yang telah ditetapkan.
34
13. Memastikan kesadaran seluruh karyawan terhadap kebutuhan dan harapan sasaran /
pasien.
14. Membina hubungan dengan pihak eksternal berkaitan dengan Sistem Manajemen
Mutu Puskesmas.
15. Mengkoordinasikan kegiatan audit internal
Audit Internal
a. Audit Internal dilakukan 6 bulan sekali pada unit unit yang telah ditentukan sesuai
dengan area prioritas.
b. Ruang Lingkup meliputi : ADMEN, UKM, UKP
c. Kegiatan audit dilakukan oleh Tim Audit Internal
d. Hasil dan temuan audit dilaporkan kepada ketua tim mutu dan kepala puskesmas
serta dilakukan pembahasan dalam Rapat Tinjauan Manajemen.
e. Apabila hasil audit tidak dapat diselesaikan dalam lingkungan puskesmas maka
diperlukan pelaksanaan rujukan penyelesaian masalah.
G. Komunikasi Internal
Komunikasi internal antar pimpinan dengan karyawan merupakan kegiatan yang
sangat penting untuk menunjang mekanisme kerja, karenanya sistem komunikasi
dipastikan diatur dengan baik dan menekankan hal-hal sbb
35
BAB IV
TINJAUAN MANAJEMEN
A. Umun
Evaluasi merupakan kegiatan manajemen yang sangat penting dalam rangka
pengendalian suatu proses dan kinerja termasuk evaluasi dalam implementasi Sistem
Manajemen Mutu.
C. Luaran Tinjauan :
Hasil yang diharapkan dari tinjauan manajemen adalah peningkatan efektifitas
sistem manajemen mutu, peningkatan pelayanan terkait persyaratan pelanggan dan
identifikasi perubahan termasuk penyediaan sumber daya yang perlu dilakukan.
36
BAB V
MANAJEMEN SUMBER DAYA
37
e. Menindaklanjuti perbedaan antara kompetensi personel dengan persyaratan tugas
dan jabatan melalui pendidikan atau pelatihan serta pembinaan sesuai bidangnya
atau penugasan baru dan mutasi.
f. Meningkatkan keterlibatan dan kepedulian karyawan dalam pencapaian sasaran
mutu melalui pembinaan karyawan baik formal dan non formal agar tercapainya
kepuasan pelanggan.
g. Melakukan evaluasi terhadap efektivitas dari pendidikan / pelatihan yang dilakukan.
h. Memelihara catatan pendidikan, pelatihan, ketrampilan dan pengalaman yang
sesuai.
C. Infrastruktur
a. Kepala Puskesmas menetapkan dan menyediakan infrastruktur dan lingkungan
kerja yang diperlukan untuk mencapai kesesuaian dan peningkatan mutu
pelayanan Puskesmas.
b. Infrastruktur tersebut meliputi bangunan, tempat kerja, peralatan utilitas,
peralatan kesehatan, peralatan - peralatan pembantu pelayanan pasien (di
semua unit rawat jalan, termasuk ambulance & perlengkapannya).
c. Kepala Sub Bagian Tata Usaha memastikan pemeliharaan Infrastrukturdilaksanakan
untuk mendukung pelayanan Puskesmas.
Pemeliharaan :
1) Pembuatan daftar jenis pemeliharaan selama 1 tahun
2) Pelaksanaan Pemeliharaan sesuai jadwal
3) Monitoring fungsi alat medis dan non medis
4) Kalibrasi Alat
5) Tindaklanjut hasil monitoring
d. Koordinator pelayanan, administrasi manajemen, perwakilan unit dan unit terkait
memastikan Infrastruktur yang digunakan di unit kerja, sesuai prosedur mutu dan
instruksi kerjayang telah ditetapkan.
e. Untuk Sistem Informasi Kesehatan ( SIK ) pelaksanaanya dibagian loket sedangkan
pemeliharaan ( Back Up data ) dikendalikan oleh koordinator SIKDA.
D. Lingkungan Kerja
Peninjauan lingkungan kerja dilakukan melalui pemantauan lingkungan kerja di
setiap area sesuai dengan check list yang ditetapkan mencakup faktor kebersihan dan
suhu penyimpanan,termasuk pengendalian pencegahan infeksi yang mengacu pada
kewaspadaan universal serta melakukan pemantauan dan pengendalian limbah
mengacu pada pedoman pengelolaan limbah padat & cair.
a. Ventilasi
Ventilasi alami di semua ruangan tidak kurang dari 15% terhadap luas lantai ruangan
b. Pencahayaan
Terdistribusikan rata dalam ruangan sesuai lampiran standar permeskes 75/2014
c. Sistem Sanitasi
Sistem Sanitasi terdiri system air bersih, system pembuangan air kotor dan / air
limbah, kotoran dan sampah serta penyaluran air hujan sesuai lampiran permenkes
75/ 2014
38
d. Sistem Kelistrikan
Sistem kelistrikan dirancang tidak membahayakan, mudah dioperasikan dan tidak
mengganggu lingkungan
e. Sistem Komunikasi
Alat komunikasi diperlukan untuk hubungan dilingkup dan keluar puskesmas untuk
mendukung layanan
f. Sistem Gas
Gas medis yang digunakan adalah O2, direncanakan dan diletakan dengan
mempertimbangkan keselamatan pengguna
E. PEMBELIAN
Tanggung Jawab
1. Kepala Puskesmas menetapkan pejabat yang bertanggung jawab dalam
pelaksanaan dan pengendalian pengadaan yaitu Tim Pemeriksa Barang dan
Bendahara Barang.
2. Kepala Sub Bag Tata Usaha mempersiapkan , melaksanakan dan mengendalikan
aktivitas pengadaan barang dan jasa.
39
BAB VI
PENYELENGGARAAN PELAYANAN
Upaya Pengembangan :
a) Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat;
b) Lansia;
c)Jiwa
d) Indra dan Pendengaran
e) UKS
f) Kesehatan Olahraga
40
3. Pengukuran, analisis dan penyempurnaan Sasaran Kinerja UKM :
a. Pemantauan dan pengukuran
Seluruh tahapan kegiatan UKM di Puskesmas Balongsari yangterkaitdengan
prosespengawasandanpemeriksaan,dimonitor,dievaluasi, dandianalisa untuk
menjamikesesuaian terhadap perencanaan.
1) Kepuasan Pelanggan
Kepuasan terhadap Pelayanan yang diberikan Puskesmas Balongsari dan
pencapaiansasaran mutu harus dipantau secara berkala.
2) Audit Internal
Pada interval yang terencana Puskesmas Balongsari melaksanakan Audit
Internal untuk menetapkan apakah sistem manajemen mutu yang memenuhi
persyaratan akreditasi puskesmas sesuai dengan yang direncanakan, telah
dilaksanakan dan dipelihara secara efektif.Manajemen Puskesmas Balongsari
menjamin bahwa semua ketidaksesuaian yang ditemukan pada saat audit internal
segera diperbaiki, dihilangkan penyebab ketidaksesuaiannya dan diverifikasi
apakah telah efektif dan efisien.
3) Pemantauan dan pengukuran proses
Pemantauan dan pengukuran terhadap rencana yang telah dibuat.
Data kegiatan pengukuran/pemantauan dikumpulkan untuk dianalisa
Hasil dari analisa dipakai untuk :
Membuktikan kesesuaian Pelayanan
Memastikan kesesuaian sistem manajemen mutu
Melakukan perbaikan secara terus-menerus
Memastikan tercapainya sasaran mutu
Metoda pemantauan, pengukuran, analisa, perbaikan, dipastikan sesuai
dengan tujuan.
4) Pemantauan dan pengukuran hasil layanan
Pemantauan dan pengukuran hasil pelayanan dilakukan sesuai prosedur.
Tujuan pemantauan dan pengukuran hasil pelayanan untuk memastikan
semua persyaratan hasil pelayanan terpenuhi.
Pengukuran dan pemantauan dilaksanakan pada tahapan yang telah
ditentukan.
Pemantauan dan pengukuran hasil pelayanan dilaksanakan berdasarkan
kriteria yang telah ditetapkan yang tertuang dalam Prosedur Kerja
pemantauan dan pengukuran hasil pelayanan.
Catatan hasil pemantauan dan pengukuran hasil pelayanan harus dicatat
termasuk personil yang melaksanakan.
41
5) Bila mana pelayanan tidak sesuai dan telah terlanjur diterima oleh pelanggan,
maka Puskesmas Balongsari harus mengambil langkah-langkah yang sesuai untuk
menanggulangi akibat /potensi akibatnya.
c. Analisa data
Puskesmas Balongsari menjamin bahwa semua data dikumpulkan, dievaluasi
dan dianalisa untuk mengukur keefektifan dan keefisienan penerapan sistem
manajemen mutu dan kemungkinan pelaksanaan peningkatan berkesinambungan.
Analisa data mencakup aspek kesesuaian terhadap persyaratan produk dan proses,
kecenderungan operasional kegiatan termasuk tindakan pencegahan dan kinerja
pemasok serta peraturan perundangan yang relevan dengan sasaran mutu. Analisa
Data Meliputi :
1. Data-data proses atau implementasi sistem manajemen mutu harus dikelola
dengan baik
2. Data dianalisis dengan menggunakan metode atau cara yang sesuai,
misalkan menggunakan metode statistik.
3. Analisis data dilakukan oleh Sekretariat, semua Bidang, semua Seksi dan Sub
Bagian, kegunaannya untuk mengetahui tingkat kinerja masing-masing
proses dan melihat kesenjangan-kesenjangan yang ada sehingga dapat
dilakukan tindakan perbaikan.
4. Prosedur analisis data ditentukan oleh MR dan menjadi acuan bagi semua
fungsi lainnya.
5. Hasil analisis data harus mengarah pada pengidentifikasian ketidak-sesuaian,
ketidak-efektifan dan ketidakefisienan serta tindakan-tindakan perbaikan
yang diperlukan.
6. Data dianalisis antara lain untuk memantau :
a) Kepuasan pelanggan
b) Kesesuaian terhadap persyaratan pelayanan
c) Karakteristik dan kecenderungan proses serta pelayanan
d) Kinerja Pemasok
e) Sebagai dasar untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan.
d. Peningkatan berkelanjutan.
Puskesmas Balongsarisenantiasa meningkatkan efektifitas dan efesiensi sistem
manajemen mutu melalui pengembangan kebijakan dan sasaran mutu, pemanfaatan
hasil audit dan analisa data serta hasil tindakan koreksi, pencegahan dan tinjauan
manajemen. Puskesmas Balongsari menjamin bahwa penyebab ketidaksesuaian yang
ditemukan dihilangkan untuk mencegah terjadinya kembali ketidaksesuaian.
Puskesmas Balongsari menjamin bahwa penyebab ketidaksesuaian yang mungkin
timbul dihilangkan sehingga tidak terjadi kembali kecenderungan ketidaksesuaian.
Tindakan pencegahan yang diambil bergantung dari dampak yang ditimbulkan oleh
kecenderungan ketidaksesuaian.
42
Program Perbaikan Terus Menerus :
1. Seluruh karyawan dan pimpinan wajib melakukan perbaikan secara terus
menerus terhadap efektivitas dan efisiensi sistem manajemen mutu sesuai
dengan tugas, tanggung jawab dan wewenangnya.
2. Semua perbaikan mengacu pada komitmen yang tertuang dalam kebijakan
mutu, sasaran mutu, hasil audit, analisa data, tindakan koreksi dan
pencegahan,serta tinjauan manajemen.
3. Penyebab-penyebab terjadinya ketidak-sesuaian dipastikan dieliminasi/
dihilangkan dan dicegah agar tidak terjadi lagi.
4. Tujuan dari tindakan koreksi dan pencegahan adalah mencegah terulangnya
masalah yang sama dan untuk meningkatkan kinerja secara keseluruhan.
5. Upaya tindakan koreksi dan pencegahan dipastikan sesuai dengan skala dampak
yang dapat ditimbulkan dari masalah tersebut.
6. Agar proses tindakan koreksi dan pencegahan berjalan lancar dan hasilnya
efektif, dipastikan prosedur tindakan koreksi dan pencegahan telah disediakan
yang mencakup hal-hal sebagai berikut:
a) Meninjau ketidak-sesuaian termasuk keluhan pelanggan.
b) Menentukan penyebab-penyebab masalah
c) Merencanakan dan melaksanakan tindakan koreksi dan pencegahan
d) Menyimpan arsip tindakan koreksi dan pencegahan
e) Meninjau efektivitas tindakan koreksi dan pencegahan
7. MR bertanggung-jawab memastikan tindakan koreksi dan pencegahan yang telah
dilaksanakan menjadi lebih efektif dan efisien.
8. Tindakan koreksi harus sesuai dengan dampak dari masalah.
9. Prosedur tindakan koreksi dipastikan dibuat.
B. Pelayanan Klinis
1. Pelayanan klinis yang berorientasi pasien yaitu Pelayanan Rawat Jalan.
2. Penunjang pelayanan klinis meliputi pelayanan BP Umum,BP Gigi, BP KIA, BP Lansia,
Laboratorium , Farmasi , MTBS, UGD.
3. Peningkatan Mutu Pelayanan Klinis dan Keselamatan Pasien :
a. Penilaian indikator kinerja klinis
Dilakukan setiap bulan oleh masing-masing unit pelayanan klinis.
b. Pengukuran pencapaian sasaran keselamatan pasien
Pengurangan identifikasi salah pasien
Terjalinnya komunikasi efektif
Peningkatan Pengawasan obat Hight Alert
Pengurangan kesalahan dalam tindakan
Pengurangan resiko infeksi
Pengurangan resiko jatuh
c. Pelaporan insiden keselamatan pasien
Kejadian / insiden keselamatan pasien dikelola oleh Tim Mutu dan Keselamatan
Pasien dan dilaporkan kepada koordinator UKP untuk dilakukan analisa dan
diteruskan kepada kepala Puskesmas, Kepala Puskesmas melaporkan ke Kepala
Dinas Kesehatan.
d. Analisa dan tindak lanjut
43
Untuk semua indikator & laporan insiden dilakukan analisa dan rencana tindak
lanjut
e. Penerapan manajemen resiko
Penerapaan manajemen resiko diterapkan pada area prioritas pelayanan yaitu unit
farmasi , laboratorium.
f. Pengukuran, analisa, dan penyempurnaan
1) Pemantauan dan pengukuran
a) Kepuasan pelanggan
Puskesmas Balongsari mengukur kepuasan pelanggan secara periodik
sesuai dengan metode yang ditetapkan dalam prosedur mutu untuk
mengetahui tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan
kesehatan yang diberikan.
b) Audit Internal
Puskesmas Balongsari menyelenggarakan Audit Internal setiap 6 bulan
sekali untuk menentukan apakah Sistem Manajemen Mutu Puskesmas
sesuai perencanaan dan persyaratan mutu serta diterapkan dan
dipelihara secara efektif dengan menyediakan informasi hasil audit
kepada manajemen .
Penetapan program audit dengan memperhatikan status dan
pentingnya proses dan area yang diaudit berdasarkan hasil audit
sebelumnya.
Penetapan prosedur audit yang meliputi cakupan audit , frekuensi,
metodologi , tanggung jawab , persyaratan penyelenggaraan audit dan
pelaporan audit.
c) Pemantauan dan Pengukuran Proses
Menerapkan metode yang sesuai untuk pengukuran dan pemantauan
proses pelayanan melalui pengukuran indikator dan sasaran mutu di
masing-masing unit layanan.
d) Pengukuran dan Pemantauan Hasil Layanan
Mengukur dan memantau layanan untuk menunjukkan bahwa
persyaratan layanan dipenuhi.
Tanggung Jawab :
a) MR menetapkan dan memelihara pengukuran dan pemantauan
kepuasan pelanggan serta pelaksanaan audit internal.
b) Seluruh Koordinator tim mutu dan Penanggung jawab Unit kerja /
program menetapkan dan memelihara pengukuran dan pemantauan
proses pelayanan dalam unit / program nya untuk memelihara Sistem
Manajemen Mutu Puskesmas.
44
b. Puskesmas memastikan bahwa Layanan yang tidak sesuai dengan
persyaratan diidentifikasi dan dikendalikan sampai penyelesaian dapat
diterima.
c. Penanganan layanan yang tidak sesuai meliputi tindakan untuk
menghilangkan ketidaksesuaian yang terjadi, memberi wewenang
penggunaan , pengeluaran atau penerimaan melalui kesepakatan untuk
ketidaksesuaian yang bersifat administratif & dapat diterima oleh
pelanggan, dan melakukan tindakan untuk menghindari / mencegah
layanan tidak sesuai berlanjut ke proses selanjutnya.
Tanggung jawab :
a. Seluruh Koordinatortim mutu meninjau dan menyetujui tindakan
pengendalian yang akan dilakukan terhadap layanan yang tidak sesuai.
b. Penanggung jawab unit / program melaksanakan pengendalian layanan
yang tidak sesuai berdasarkan keputusan yang telah ditetapkan.
3) Analisa Data
Kebijakan :
a. Puskesmas Balongsari menetapkan, mengumpulkan dan menganalisa
data untuk menunjukkan kesesuaian dan keefektifan sistem manajemen
mutu Puskesmas serta untuk evaluasi demi terlaksananya peningkatan
berkesinambungan.
b. Pelaksanaan analisa data berkaitan dengan : kepuasan pelanggan,
keluhan pelanggan , capaian sasaran / indikator mutu, kesesuaian
persyaratan layanan, peluang tindakan pencegahan dalam proses layanan
dan pemasok.
Tanggung jawab :
a. Seluruh koordinator tim mutu dan unit terkait menetapkan dan
memelihara tindakan yang diperlukan untuk menganalisa data atas
aktivitas yang telah dilakukan.
45
4) Menyelidiki akar penyebab ketidaksesuaian untuk memastikan
ketidaksesuaian tidak terulang kembali.
5) Mencatat hasil tindakan yang dilakukan dan meninjau ulang
perbaikan yang dilakukan.
d. Menetapkan tindakan pencegahan untuk menghilangkan penyebab
potensial ketidaksesuaian.
e. Menetapkan prosedur terdokumentasi untuk pengendalian tindakan
pencegahan dengan :
1) Menetapkan potensial ketidaksesuaian dan penyebabnya.
2) Mengevaluasi kebutuhan akan tindakan untuk mencegah terjadinya
ketidaksesuaian.
3) Menetapkan dan menerapkan tindakan pencegahan yang
diperlukan.
4) Mencatat hasil tindakan pencegahan yang dilakukan.
Tanggung Jawab :
a. Seluruh koordinator tim mutumenetapkan dan memelihara sistem
perbaikan berkelanjutan yang berhubungan dengan aktivitasnya untuk
memelihara Sistem Manajemen Mutu Puskesmas.
b. Seluruh karyawan melaksanakan perbaikan dan pencegahan terhadap
semua ketidaksesuaian / potensi ketidaksesuaian yang ditemukan terkait
aktivitas di unit / programnya masing-masing.
5) Tindakan korektif
Dilakukan usaha perbaikan jika ditemukan hal-hal yang tidak sesuai
kebutuhan dan harapan masyarakat yang tertuang dalam hasil survey
kepuasan pelanggan dan keluhan insidentil pasien.
Dimulai dari identifikasi dan pelaporan ketidaksesuaian yang ditemukan di luar
audit internal sampai penutupan permintaan tindakan perbaikan dan
pencegahan.
6) Tindakan preventif
Dilakukan dengan melakukan koordinasi untuk identifikasi potensi terjadinya
ketidaksesuaian di setiap pelayanan program yang dapat berdampak pada
keselamatan sasaran secara tidak langsung , melakukan penentuan prioritas
penanganan berdasar penyebab dominan dan membuat analisa kebutuhan
untuk tindakan pencegahan dari segi Man, Machine, Methode, Money dan
Environment.
BAB VII
46
PENUTUP
Kualitas pelayanan public sangat ditentukan oleh system dan tenaga pelayanan.Namun
ketenagaan pelayanan seringkali menghadapi kendala dalam hal jumlah ,sebaran, mutu dan
kualifikasi, system pengembangan karier, dan kesejahteraan tenaga pelaksana
pelayanan.Permasalahan yang muncul menimbulkan persepsi rendahnya kualitas pelayanan,yang
berawal dari kesenjangan antara aturan dan standar yang ada dengan pelaksanaan pelayanan yang
tidak bisa menyesuaikan.
Pedoman ini menyampaikan hasil tentang ketenagaan, sarana, dan pengendalian mutu
pelayanan puskesmas.Agar Puskesmas dapat menjalankan fungsinya secara optimal perlu dikelola
dengan baik,baik kinerja pelayanan,proses pelayanan maupun sumber daya yang digunakan.
Demikian Manual Mutu ini dibuat dan disahkan ole Kepala Puskesmas Balongsari
Kabupaten Karawang untuk dijadikan acuan dalam bertindak dan mengambil keputusan dalam
rangka menjalankan system manajemen mutu serta tugas dan tanggung jawab masing - masing
sesuai dengan kapasitas dan wewenang yang telah diberikan.
NIP. 196307071989112001
47
TENTANG INDIKATOR MUTU / KINERJA
48
jasa medis
No
Jenis Pelayanan Kriteria Indikator Nilai
.
1. Pelayanan Gawat Input Pemberi Pelayanan 100%
Darurat Kegawatdaruratan adalah
petugas yang terlatih Triase
Proses Pelayanan ≥90%
Kegawatandaruratan dengan
sistem Triase
Output Respon Time ≤10 Menit setelah ≥90%
pasien datang
Outcome Kepuasan Pasien ≥80%
2. Pelayanan Umum Input Ketersediaan dokter umum 100%
sesuai standar ketenagaan
Sesuai Persyaratan permenkes
No 75/2014
Proses Jam buka pelayanan dengan ≥90%
ketentuan :
08.00 s/d 14.30 setiap hari
kerja
kecuali
kecuali
49
Outcome Kepuasan Pasien ≥80 %
5. Pelayanan Rawat Input Ketersediaan tenaga bidan >90%
Jalan Klinik KIA KB sesuai standar ketenagaan
Sesuai Persyaratan permenkes
No 75/2014
Proses Waktu tunggu pelayanan ANC ≥90%
dan KIA ≤ 30 Menit
Output Pemeriksaan ANC dilakukan ≥90%
dengan 10 T
Outcome Kepuasan Pasien ≥80 %
6. Pelayanan Input Pemberi pelayanan >90%
Laboratorium Laboratorium adalah petugas
yang terlatih Sesuai
Persyaratan permenkes No
75/2014
Proses Jam buka pelayanan dengan >90%
ketentuan :
kecuali
50
Proses Jam buka pelayanan dengan >90%
ketentuan :
08.00 s/d 14.30 setiap hari
kerja
kecuali
No
Jenis Pelayanan Kriteria Indikator Nilai
.
1. Kesehatan Ibu Anak Ketersediaan tenaga bidan di 100 %
Input
dan KB semua desa
Pelaksanaan imunisasi TT ≥ 90 %
51
Komplikasi yang ditangani
95 %
Cakupan Kunjungan Bayi
52
Cakupan Imunisasi DPTHB 3 93 %
53
Olahraga Output Cakupan Pembinaan Kelompok 100 %
Olahraga
Pelaksanaan Pembinaan 80 %
Kesehatan Gigi di TK
Pelaksanaan Pembinaan 80 %
Kesehatan Gigi dan Mulut di
SD / MI
Pelaksanaan Pemeriksaan 80 %
Kesehatan Gigi dan Mulut di TK
Pelaksanaan Pemeriksaan 80 %
Kesehatan Gigi dan Mulut di
SD/ MI
54
Cakupan Pelaksanaan 60 %
Pembinanaan Kesehatan Gigi di
Masyarakat
Cakupan Pelaksanaan 80 %
Pembinaan Kesehatan Gigi di TK
Pelaksanaan Pembinaan 80 %
Kesehatan Gigi dan Mulut di
SD / MI
Cakupan Pelaksanaan 80 %
Pemeriksaan Kesehatan Gigi
Output
dan Mulut di TK
Cakupan Pelaksanaan 80 %
Pemeriksaan Kesehatan Gigi
dan Mulut di SD/ MI
55
Pendengaran Di SD/MI
56
Cakupan Pelaksanaan 13 %
Pembinaan Upaya Kesehatan
Tradisional ( Kestrad )
Pelaksanaan Komunikasi 5%
Interpersonal dan Konseling
( KIP/K )
Cakupan Pelaksanaan 65 %
pengkajian dan pembinaan
PHBS di tatanan rumah tangga
57
oleh petugas dimasyarakat
Cakupan pembinaan 50 %
pemberdayaan masyarakat
dilihat melalui persentase ( % )
desa siaga aktif
Cakupan pemberdayaan 50 %
individu / keluarga melalui
kunjungan rumah
Pelaksanaan pengawasan 75 %
rumah sehat
Pelaksanaan pengawasan 80 %
sarana air bersih
Pelaksanaan pengawasan 75 %
jamban
Pelaksanaan pengawasan 75 %
tempat pengolahan makanan
Pelaksanaan pengawasan 75 %
Industri
Cakupan Pelaksanaan 75 %
pengawasan rumah sehat
Cakupan Pelaksanaan 80 %
pengawasan sarana air bersih
Output
Cakupan Pelaksanaan 75 %
pengawasan jamban
Cakupan Pelaksanaan 80 %
58
pengawasan SPAL
Cakupan Pelaksanaan 75 %
pengawasan tempat tempat
umum
Cakupan Pelaksanaan 75 %
pengawasan tempat
pengolahan makanan
Cakupan Pelaksanaan 75 %
pengawasan Industri
59
3 Peningkatan keamanan obat yang perlu 100 %
Diwaspadai
Lampiran 3 : Indikator dan Target Kinerja berdasarkan SK Kepala Dinas Kesehatan Kab.Karawang
Tahun 2016
60
1. Cakupan Komunikasi Interpersonal dan Konseling (KIP/K) 5,00
2. Cakupan penyuluhan kelompok oleh petugas di dalam gedung 100,00
Puskesmas
3. Cakupan Institusi Kesehatan ber-PHBS 100,00
PROMOSI KESEHATAN LUAR GEDUNG
61
PELAYANAN IMUNISASI DASAR
1. Cakupan BCG 98,00
2. Cakupan DPTHB 1 98,00
3. Cakupan DPTHB 3 93,00
4. Cakupan Polio 4 90,00
5. Cakupan Campak 95,00
PELAYANAN IMUNISASI LANJUTAN
6. Cakupan BIAS DT 95,00
7. Cakupan BIAS TT 95,00
8. Cakupan BIAS Campak 95,00
9. Cakupan Pelayanan Imunisasi Ibu Hamil TT2+ 90,00
10. Cakupan Desa/ Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) 100,00
11. Cakupan Sistem Kewaspadaan Dini 90,00
12. Cakupan Surveilans Terdapat Penyakit 100,00
13. Cakupan Pengendalian KLB 100,00
PENEMUAN DAN PENANGANAN PENDERITA PENYAKIT
14. Cakupan Penderita Peneumonia Balita 100,00
15. Cakupan Penemuan Pasien baru TB BTA Positif 80,00
16. Cakupan Kesehatan Pasien TB BTA Positif 85,00
17. Cakupan Penderita DBD yang ditangani 100,00
18. Cakupan Penemuan Penderita Diare 100,00
E. UPAYA PENGOBATAN
1. Kunjungan Rawat Jalan 100,00
2. Kunjungan Rawat Jalan Gigi 100,00
3. Cakupan jumlah seluruh Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas 20,00
4. Cakupan jumlah Pemeriksaan Laboratorium yang dirujuk 10,00
5. Cakupan Asuhan Keperawatan Individu pada Pasien Rawat Inap 100,00
F. UPAYA KESEHATAN SEKOLAH
1. Cakupan Sekolah (SD/MI/ Sederajat) yang melaksanakan penjaringan 100,00
Kesehatan
G. UPAYA KESEHATAN OLAHRAGA
1. Cakupan Pembinaan Kelompok Olahraga 100,00
H. UPAYA PERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT
1. Cakupan Keluarga Dibina (Keluarga Rawan) 100,00
2. Cakupan Keluarga Rawan Selesai Dibina 100,00
3. Cakupan Keluarga Mandiri III 100,00
I. UPAYA KESEHATAN KERJA
1. Cakupan Pembinaan Pos UKK
2. Cakupan Penanganan Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Penyakit
Akibat Hubungan Kerja (AHK)
J. UPAYA KESEHATAN GIGI & MULUT
1. Cakupan Pembinaan Kesehatan Gigi di masyarakat 60,00
2. Cakupan Pembinaan Kesehatan Gigi di TK 80,00
3. Cakupan Pembinaan Kesehatan Gigi dan Mulut di SD/MI 80,00
4. Cakupan Pemeriksaan Kesehatan Gigi dan Mulut Siswa TK 80,00
5. Cakupan Pemeriksaan Kesehatan Gigi dan Mulut Siswa SD 80,00
6. Cakupan Penanganan Siswa TK yang Mmebutuhkan Perwatan 100,00
Kesehatan Gigi
62
7. Cakupan Penanganan Siswa SD yang Membutuhkan Perawatan 100,00
Kesehatan Gigi
K. UPAYA KESEHATAN JIWA
1. Cakupan Detesi Dini Gangguan Kesehatan Jiwa 100,00
2. Cakupan Penanganan Pasien Terdeteksi Gangguan Kesehatan Jiwa 100,00
L. UPAYA KESEHATAN INDERA
KESEHATAN MATA
1. Cakupan Skrining Kelainan/gangguan refraksi pada anak sekolah 80,00
2. Cakupan Penanganan Kasus kelainan refraksi 100,00
3. Cakupan skrining katarak 100,00
4. Cakupan Penanganan Penyakit Katarak 100,00
5. Cakupan rujukan gangguan penglihatan pada kasus Diabetes Militus 100,00
ke RS
6. Cakupan Kegiatan Penjaringan Penemuan kasus Gangguan 80,00
Pendengaran di SD/MI
7. Cakupan Kasus Gangguan Pendengaran di SD/MI yang ditangani 100,00
M. UPAYA KESEHATAN USIA LANJUT
1. Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut 70,00
2. Cakupan Pembinaan Usia Lanjut pada kelompok Usia Lanjut 100,00
N. UPAYA KESEHATAN TRADISIONAL
1. Cakupan Pembinaan Upaya Kesehatan Tradisonal (Kestrad) 13,00
2. Cakupan Pengobatan Tradisional Terdaftar/berijin 100,00
3. Cakupan Pembinaan Kelompok Taman Obat Keluarga (TOGA) 100,00
a.Balai Pengobatan
Tabel 3.1
No KEGIATAN CAKUPAN
63
2014 2015 2016
1 JUMLAH KUNJUNGAN
a Puskesmas 20.853 19.850 19.817
b Puskesmas keliling 1.826 815 869
c PUSTU 3.055 3.259 4.515
TOTAL 25.680 23.924 25.201
2 JUMLAH KUNJUNGAN
a Umum 15.120 11.050 13.041
b ASKES 133 1.239 1.384
c JAMKESMAS/KESDA 5.600 8.403 10.776
3 JUMLAH RUJUKAN
a Umum 7 11 11
b ASKES 26 30 0
c JAMKESMAS/KESDA 529 475 96
d BPJS Mandiri 169 218 563
TOTAL 731 734 670
Pembahasan :
-Jumlah kunjungan meningkat sebanyak 5% dibanding tahun 20151
-Jumlah Rujukan menurun sebanyak 8,7% dibanding tahun 2015
Tabel 3.2
1 P.Dalam 18 31 49 0 1 4 21 23 3/16 11 19
2 P.Anak 21 13 34 5 14 15 0 0 1/6 10 17
3 P.Mata 52 63 115 4 23 88 11 76 28
4 Kandungan/Ginek 0 28 28 28 0 5 23 0
5 P.THT 26 16 42 2 7 20 13 1/6 18 17
6 P.Bedah 36 51 87 2 6 31 48 11 60 16
7 P.Kulit Kelamin 11 6 17 1 8 8 1 14 2
8 P.Gigi Mulut 3 9 12 1 7 4 3 4 5
9 P.Neurologi/Syaraf 28 3 31 13 54 1/3 41 22
10 P.Jiwa 1 2 3 2 1 2 0 1
11 P.Jantung 26 27 53 1 16 36 6 38 9
12 Orthopedi 8 14 22 2 7 13 3 6 13
13 Paru-Paru 12 7 19 5 14 4 15
64
14 Radiologi 0 1 1 1 0 1
15 Laboratorium 1 0 1 1 1
16 URM/Fisiotherapy 0 1 1 1 0 1
17 Bedah Syaraf 8 4 12 1 6 5 ½ 6 3
18 Urologi 17 4 21 4 3 14 5 7 9
19 UGD 21 26 47 1 7 3 18 18 3/7 28 9
20 USG 0 0 0 0
21 VK/kebidanan 0 38 38 38 1/2 31 4
22 Hemodialisa 1 0 1 1 1
23 Alternatif 0 0 0 0
TOTAL 290 380 670 6 16 30 248 340 11/96 389 174
TOTAL 670 670 670
Keterangan :
CAKUPAN
No KEGIATAN
2014 2015 2016
1 Jumlah kunj klinik 1.109 1.144 1.222
2 Jml kunj anak < 14 th 301 244 263
3 Jml kunj peserta ASKES/BPJS 68
4 Jml kunj baru umum 292 497 600
5 Jml kunj lama umum 449 492 622
6. Jml kunj baru bumil 50 55 170
7 Jml kunj lama bumil 21 44 10
8 Jml kunj baru anak sekolah 63 55 72
9 Jml kunj anak pra sekolah 14 1 21
10 Hari buka BP Gigi 298 291 293
11 Tumpatan gigi tetap 44 - 0
12 Tumpatan gigi sulung 22 - 0
13 Pengobatan pulpa 16 - 0
14 Pencabutan gigi tetap 231 101 88
15 Pencabutan gigi sulung 229 220 211
16 Pengobatan periodontal
a.Karies gigi 92 102 18
b.Kelainan pulpa & jar apikal 403 371 418
c.kelainan periodontal & gusi 201 98 267
17 Rujukan dari Bawah
a.Diterima dari UKS/UKGS 111 56 60
b.Diterima dari KIA 41 98 180
65
Pembahasan :
c.Kesehatan Jiwa
Tabel 3.4
CAKUPAN
No KEGIATAN
2014 2015 2016
1 Penemuan gangguan jiwa
a.Penderita dg gangguan jiwa 22 20 41
b.Gejala non Psikokosis 371 494 639
c.Penggunaan zat sec,patologik 0 0 0
d.Penggunaan NAPZA 0 0 0
e.Gangguan jiwa post partum 0 0 0
f.Epilepsi 23 2 8
g.Retardasi mental 2 3 3
2 Pasien yang diobati 1.324 1.215 2.051
3 Pasien jiwa yg dirujuk 20 28 40
4 Frek penyuluhan kes.Jiwa 4 4 4
5 Frek kunj rumah kes jiwa 33 48 66
Pembahasan :
CAKUPAN
No KEGIATAN
2014 2015 2016
A KATARAK
66
1 Jumlah orang yg di skrining 350 161 57
2 Mata yg menderita katarak 11 24 30
3 Penderita katarak yg dioperasi 1 2 20
4 Jumlah rujukan 5 24 60
B GLAUKOMA
1 Jumlah orang yg di skrining 347 161 67
2 Mata yg menderita glaukoma 0 0 0
3 Glaukoma yg di operasi/dirujuk 0 0 0
C KELAINAN REFRAKSI
1 Jumlah SD/MI yg melakukan penjaringan 8 8 8
Jumlah murid SD/MI yg di skrining/sasaran klas
2 358 389 470/573
5 dan 6 SD
3 Jumlah murid SD/MI dg kelainan refraksi 11 19 15
4 Jumlah murid SD/Mi yg pakai kacamata 0 1 3
5 Jumlah murid SD/MI yg dirujuk ke Puskesmas 11 19 11
6 Jumlah SMP/MTS yg melakukan penjaringan 0 0 0
7 Jumlah murid SMP/MTS yg di skrining 0 0 0
8 Jumlah murid SMP/MTS dg kelainan refraksi 0 0 0
9 Jumlah murid SMP/MTS yg pakai kacamata 0 0 0
10 Jml murid SMP/MTS yg dirujuk ke Puskesmas 0 0 0
11 Jumlah kunj gangguan refraksi ke puskesmas 5 7 11
12 Jumlah Rujukan 3 4 11
D LAIN-LAIN
1 Konjungtivitis 111 103 64
2 Keratitis 0 0 0
3 Kekurangan vitamin A 0 0 0
4 Gangguan mata dan adneksa lainnya 46 26 0
5 Jumlah rujukan 2 4 11
Pembahasan
Tabel 3.6
CAKUPAN
No KEGIATAN
2014 2015 2016
A Penemuan Penderita
1 OMSK 99 48 33
2 Serumen Prop 18 36 38
3 Presbikusis 6 12 12
4 Tuli kongenital 0 0 0
67
5 Tuli akibat bising (NIHL) 0 0 0
6 Lain2 0 0 0
B Pengobatan
1 OMSK 99 48 26
2 Serumen 12 12 29
C Tindakan
1 OMSK 0 0 0
2 Ekstraksi Serumen 18 0 12
D Rujukan ke RS
E Pemeriksaan penjaringan di SD/MI
1 Jumlah sekolah yg di periksa 8 12 13
2 Jumlah murid yg diperiksa/sasaran SD klas 1 308 325 215/301
3 jumlah murid yg bermasalah
a.OMSK 10 15 26
b.Serumen prop 87 89 29
c.Lain-lain sebutkan
4 Jumlah murid yg dirujuk ke pkm/ditangani 12 13 13
Pembahasan :
f. Pemeriksaan Laboratorium
Tabel.3.7
CAKUPAN
No KEGIATAN
2014 2015 2016
1 PEMERIKSAAN DARAH
a.Kadar Hb 189 249 309
b.Gol darah 132 188 248
c.Gula darah 275 395 379
68
d.Asam Urat 58 76 64
e.kolesterol 27 68 42
2 PEMERIKSAAN URIN
a.Reduksi Urin 189 198 247
b.Protein urin 189 198 247
c.Tes kehamilan 46 38 39
3 PEMERIKSAAN TINJA
a.Telur cacing
4 PEMERIKSAAN DAHAK
a.BTA Negatif 121 138 217
b.BTA positif 14 18 18
5 Spesimen yg dirujuk 135 156 233
TOTAL 1.240 1.566 1.810
Pembahasan
a. Program KIA/KB
Tabel 3.8
CAKUPAN
No KEGIATAN
2014 2015 2016
1 KIA
a K1 (target 98%) 83,55 93,92 80,39
b K4 (target 97%) 79,86 88,24 79,01
69
C N1 (target 95%) 77,66 92,89 87,28
D N3 (target 95%) 76,96 91,81 93,33
E KF 1 (target 95%) 77,83 93,1 87,28
F KF 3 (target 95%) 78,88 92,03 93,33
G Linakes(target 95%) 78,01 93.32 87,28
H Lin. Dukun 0 0 0
I cakupan bayi ( T 80%) 80,95 90,18 90,18
J Cakupan Balita (T 80%) 57,69 54,54 64,02
K Komplikasi kebidanan yg ditangani (T 100%) 30 33 70
L Komplikasi neonatus yg ditangani (T100%) 5 19,18 15
m Deteksi bumil resti oleh Nakes 90 45 65,55
n Deteksi bumil resti oleh masy 90 60 41
KB
2
a Jumlah PUS 3.496 4.651 4.004
b Jumlah Akseptor Aktif KB 2.695 2.733 2.817
Pil 518 442 783
Suntik 2.000 2.151 1.712
Implan 76 46 77
IUD 36 78 158
MOP/MOW 0/36 4/56 12/66
Kondom 0 0 46
Obat Vagina 0 0 0
c Jumlah kegagalan KB 1 0 0
d Jumlah efek samping KB 5 30 3
b.Program UKS
Tabel 3.9
CAKUPAN
No KEGIATAN
2014 2015 2016
1 Jumlah SD/MI UKS 8 8 8
2 Jumlah SLTP/MTS UKS 1 1 1
4 Jumlah Sekolah dg Dokcil 1 1 1
70
5 Jumlah Sekolah dg SBH 0 0 0
6 Jumlah sekolah dg PMR 1 1 1
7 Jml murid SD/MI diperiksa 270 616 833
8 Jml murid SLTP/MTS diperiksa 240 219 216
10 Jml kunj pet.UKS ke Sekolah 24 28 26
c.Program UKGMD/UKGS
Tabel 3.10
CAKUPAN
No KEGIATAN
2014 2015 2016
1 Frek pembinaan ke Posyandu 24 24 23
2 Frek pembinaan ke TK 2 7 3
Jumlah murid TK yg diperiksa 30 45 60
3
kesehatan giginya
Jumlah murid TK yg perlu 20 26 31
4
perawatan
Pembinaan dan bimb sikat gigi 6 6 8
5
masal di SD/MI
Jumlah Sekolah yg diperiksa 8 8 8
6 kesehatan gigi nya
Jumlah murid SD yg diperiksa 824 616 833
7
kesehatan giginya
Jumlah murid SD yg perlu 76 68 60
8
perawatan
Pembahasan :
Sekolah dg dokcil hanya 1,padahal semua guru UKS sudah di beri pelatihan
Jumlah murid SD yang diperiksa meningkat sebanyak 35%.
Jumlah murid yang perlu perawatan menurun 12%,menunjukkan kesadaran perawatan gigi
meningkat.
d.Program Gizi
Tabel 3.11
CAKUPAN
No Kegiatan
2014 2015 2016
1 D/S (target 70%) 77,6 % 79,17 78,19%
2 N/S (target 65%) 34,7 % 44.01 49,2%
3 N/D (target 70%) 44,7 % 55,59 62,92%
4 Penemuan Gizi Buruk balita 9 20 19
71
5 Penemuan BGM 13 59 52
6 Penemuan bumil KEK 12 18 17
6 Vit A (6 bln-11 bln) 100 % 100% 100%
7 Vit A (12 bln-59 bln) 100 % 100% 100%
8 Vit A Bufas (target 90%) 86,42 % 93,32 87,28%
9 Fe 3 Bumil (target 90%) 75,12 % 90,98% 79,01%
10 ASI Eksklusif (target 70%) 40 % 54,42% 64%
Pembahasan :
Tabel 3.12
CAKUPAN
No KEGIATAN
2014 2015 2016
Jumlah penderita diare disarana
1
kesehatan
a 1 tahun 27 20 16
b 1-4 Tahun 114 106 88
c >5 Tahun 275 372 257
d Total 416 498 360
e Jumlah penderita diberi oralit 1650 1992 1440
f Jumlah Penderita di infuse 0 0 0
g Jumlah Pemakaian oralit 0 0 0
h Jumlah Pemakaian RL 0 0 0
i Jumlah Penderita meninggal 0 0 0
2 Penemuan Penderita TBC
a Jumlah Suspek TB 107 (82%) 138 190
b Target penemuan BTA (+) 13 18 24
c Jumlah penderita BTA (+) 16 (123%) 18 20 (83%)
d Jumlah penderita BTA (-) 11 12 16
e Jumlah Penderita Kambuh 1 1 1
Pengobatan Penderita TBC
a Jumlah dewasa Baru di Obati 28 31 36
72
b Jumlah Anak Baru di Obati 3 4 2
Evaluasi Pengobatan
a Sembuh 9 5 10 (41,6%)
b Pengobatan Lengkap 5 11 10
c Meninggal Dunia 0 1 1
d Konversi 16 15 17
3 Penemuan Penderita Kusta
a Total 4 9 6 (100%)
MB 3 6 4
PB 1 3 2
4 Penemuan Penderita Pneumonia
a Bayi 6 1 9
b 1-4 Tahun 108 142 100
c Total Penderita Pneumonia 114 143 109 (61,3%)
Realisasi Penemuan Penderita 114 143 109
Target penemuan pdrt peumonia 176
5 Kasus DBD
a Jumlah Kasus DBD 1 3 3
b Jumlah Rumah dengan PSN 2000 2000 2000
c Jumlah Rumah di PE 20 60 60
d Jumlah Rumah di periksa jentik 2000 2000 2000
1.825
e Jumlah rumah bebas jentik 1.859 (92%) 1.825(!%)
(91,25%)
6 Kasus HIV (+) 0 0 3
Yang meninggal 0 0 1
7 Pelacakan K 3 JH 0 15 21
Jamaah Haji yang sehat 15 21
8 Imunisasi Bayi dan Bumil
a BCG (98%) 84,08 85,71 79,51
b DPT-HB 1 (98%) 81,59 86,89 79,70
c DPT-HB 3 (93%) 80,27 83,06 82,35
d Polio 4 (90%) 80,27 78,67 82,16
e Campak (90%) 76,28 86,89 75,71
f IDL (90%) 76,09
g Booster DPT-HB (90%) 66
h Booster campak (90%) 63
i TT 1 Bumil 35,8 43,66 35,29
j TT 2 Bumil (90%) 34,9 38,03 33,14
k Imunisasi Anak Sekolah
a. DT (95%) 100 100 100
b. Td (95%) 100 100 100
c. Campak (95%) 100 100 100
8 Desa yang sudah UCI 1 3 2
9 POMP Filariasis
1.228
a 2-5 tahun (1.675) 1.595 (100%) 1.312 (100%)
(100%)
73
2.929
b 5-15 tahun (3.444) 2.929 (100%) 2.907 (99,8%)
(100%)
13.581 10.364
c > 15 tahun (14.100) 10.778 (96,8%)
(87,5%) (88,8%)
Pembahasan :
f.Program Promkes
Tabel 3.13
CAKUPAN
No Kegiatan
2014 2015 2016
1 Penyuluhan Perorangan
a. Frekwensi Penyuluhan 352 450 465
b. Jumlah Petugas 18 18 20
2 Penyuluhan Kelompok
a. Frekwensi 65 68 75
b. Jumlah Petugas 18 18 20
3 Desa Siaga
a. Jumlah Desa Siaga 5 5 5
4 Posyandu
35 35 35
a. Jumlah Posyandu Aktif
175 175 175
b. Jumlah Kader Aktif
a. Pratama
74
35 35 35
b. Madya
0 0 0
c. Purnama
0 0 0
d. Mandiri
2014 2015 2016
6 Kegiatan PHBS
5.841 5.625 5.935
Jumlah Rumah
5.994 5.158 5.779
Jumlah KK/Rumah Tangga (RT)
3.382 (56%) 3.982 3.865
Jumlah RT Sehat
(77,2%) (65%)
1.672 2.175 2.325
Jumlah RT Kadarzi
(49,44%) (42,16%) (40,23%)
Pembahasan :
Tabel 3.14
CAKUPAN
No KEGIATAN
2014 2015 2016
1 Jumlah Sarana Air Bersih (SAB)
a. SPT 1471 1.460 1.477
b. SGL 725 750 734
c. PAM 0 0 0
d. Pompa Air Listrik 2.172 2.172 2.203
75
e. Total 4.368 4.382 4.414
Pembahasan :
76
Cakupan pemeriksaan SAB baru 50%
h.Program Mamin
Tabel 3.15
CAKUPAN
No KEGIATAN
2014 2015 2016
1 Jumlah TPM 131 131 136
2 TPM yg memenuhi syarat 53 (40,5%) 57 (43,5%) 58(42,6%)
3 Jumlah pembinaan TPM 60 (46%) 62 (47%) 55 (40,4%)
4 Jumlah Damiu 8 8 8
5 Damiu yg memenuhi syarat 7 (87%) 7 (87%) 4 (50%)
6 Jumlah pembinaan Damiu 8 (100%) 8 (100%) 5 (62,5%)
7 Jumlah IRT 20 20 18
8 Frek pembinaan IRT 17 16 13 (72%)
9 IRT yang memenuhi syarat 12 11 10 (55%)
Pembahasan :
Frekwensi pembinaan TPM baru 40,4%,sesuai dengan hasilnya yang memenuhi syarat baru
42,6%.
Frekwensi pembinaan Damiu baru 62,5%,sesuai dengan hasilnya yang memenuhi syarat
baru 50%.
Frekwensi pembinaan IRT 72%,hasilnya yang ,memenuhi syarat baru 55%
i. Program Lansia
Tabel 3.16
CAKUPAN
No KEGIATAN
2014 2015 2016
1 Jumlah Lansia dibina
a.Usia 45-59 tahun 786 1212 1570
b.Usia 60-69 tahun 711 718 725
c.Usia > 70 tahun 399 377 320
d.Total 1.896 2.307 2.645
2 Hasil Pemeriksaan
a .Kemandirian
77
- ketergantungan 193 (10%) 227 (9,8 %) 166(6,27%)
-Ada gangguan 234 (12,3%) 264 (11,44 %) 349 (13,19)
-Mandiri 1.481 (78%) 1.816 (78,11 %) 2.130 (80,5%)
b .Indeks Masa Tubuh
-Lebih 294 (15%) 310 (13,43 %) 278 (10.51%)
-Normal 1.453 1.781 (77,19 %) 2.046 (77.39%)
-Kurus 189 (10%) 216 (9,36 %) 321 (12.13%)
c .Tekanan Darah
-Tinggi 386 (20%) 413 (17,9 %) 595 (22.49%)
-Tekanan darah Normal 1.281 1.662 (72 %) 1.819 (68.77%)
-Tekanan Darah rendah 229 (12%) 232 (10 %) 231 (8.73%)
d .Anemia 0
e .DM 126 25 (0,04 %) 161 (6.08%)
3 Jumlah Lansia diobati 1.837 2.240 (97 %) 2.464(93.15%)
4 Jumlah Lansia dirujuk 98 98 (4,24 %) 117 (4.42%)
5 Jml lansia yg dikonseling 1.896 2.307 (100 %) 2.645 (100%)
6 Frekwensi penyuluhan 60 60 (100 %) 60 (100%)
Pembahasan :
j.Perkesmas
Tabel 3.17
CAKUPAN
No KEGIATAN
2014 2015 2016
1 Asuhan keperawatan Keluarga
a.Jml KK miskin 517 517 517
b.Jml Askep 183 243 349
c.Jml KK selesai dibina 150 229 299
2 Tind Lanjut keperawatan dan DO
a.Jml TLP dan DO
b.Jumlah Askep
78
c.Jumlah Selesai dibina
3 Jumlah keluarga Mandiri 150 243 349
Pembahasan :
Ada peningkatan cakupan pembinaan sebanyak 62% dari tahun sebelumnya karena adanya
Dana operasional BOK
Keluarga mandiri meningkat 44%.
Cakupan KK yang dibina baru 67%,kesenjangan 33%.
Tabel 3.18
CAKUPAN
No KEGIATAN
2013 2014 2015
1 Jumlah Kestrad 8 8 8
3 Frek pembinaan 8 8 8
5 Jumlah TOGA 1 1 1
Tabel 3.19
NO HASIL CAKUPAN
KEGIATAN TARGET
KEGIATAN TOTAL %
1 Jumlah Kunjungan Pasien (sakit) yg dilakukan 5% pengunjung
Pemeriksaan/penyuluhan Puskesmas
79
TOTAL 666
2 Jumlah Kunjungan Klien (sehat) untuk 1 % jumlah penduduk
Berkonsultasi
a. Masalah gizi 63
b. Masalah KIA/KB 64 1 % x 17.624= 176 254 143
c. Masalah Kesling 0 176
d. Masalah Penyakit Menular 14 X
0 100
e. Masalah Kesehatan Remaja
10
f. Masalah Kesehatan Jiwa
62
g. Masalah Lansia 41
h. Masalah Bumil Resti
TOTAL 254
Pembahasan :
Tabel 3.20
80
i.Pertambangan Pasir 0 0 0
j.Pertambangan Minyak dan gas bumi 0 0 0
k.Listrik dan air 30 0 30
Lain-lain
Data upaya kesehatan kerja Jumlah
6 Data Perusahaan
Jumlah perusahaan formal 0
Jumlah perusahaan informal 14
Jumlah perusahaan yg memiliki klinik 0
Jumlah Perusahaan formal yg memiliki kerjasama
dg penyedia yankes (PPK)
7 Pos UKK 1
8 Pekerjaan yg mendapat pelayanan kesehatan Jumlah Keterangan
a.Pekerja Formal 127
-Promotif dan preventif (frekuensi) 0
-Kuratif dan rehabilitatif (kasus) 21
b.Pekerja informal
-Promotif dan preventif (frekuensi) 1 x / bulan
-Kuratif dan rehabilitatif (kasus) 18
81