Anda di halaman 1dari 3

“ORANG YANG PALING DEKAT DENGAN NABI ‫ صلى هللا عليه وسلم‬DI HARI KIAMAT”

‫الحمد هلل و شكر هلل و نعمة االيمان واالسالم اشهد ان ال اله اال هللا وحده ال شريك له واشهد ان محمدا‬
‫عبده ورسوله وعلى اله واصحابه اجمعيىن‬
Saudaraku rohimaniyallohu wa iyyakum. Dalam rubrik percikan Iman kali ini kita akan
mempelajari bersama tentang orang yang pali dekat dengan Nabi ‫ صلى هللا علي ه وس لم‬di hari
Qiyamat.

Diriwayatkan dari Jabir ‫ رضي هللا عنه‬bahwa Rosululloh ‫ صلى هللا عليه وسلم‬bersabda,

‫ي َوَأ ْب َع َد ُك ْم ِمنِّي َمجْ لِسًا يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة‬ َ ‫ي َوَأ ْق َربِ ُك ْم ِمنِّي َمجْ لِسًا يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة َأ َحا ِسنَ ُك ْم َأ ْخاَل قًا َوِإ َّن َأ ْبغ‬
َّ َ‫َض ُك ْم ِإل‬ َّ َ‫ِإ َّن ِم ْن َأ َحبِّ ُك ْم ِإل‬
َ‫الثَّرْ ثَارُونَ َو ْال ُمتَ َش ِّدقُونَ َو ْال ُمتَفَ ْي ِهقُونَ قَالُوا يَا َرسُو َل هَّللا ِ قَ ْد َعلِ ْمنَا الثَّرْ ثَارُونَ َو ْال ُمتَ َش ِّدقُونَ فَ َما ْال ُمتَفَ ْي ِهقُونَ قَا َل ْال ُمتَ َكبِّرُون‬

“Sesungguhnya orang yang paling aku cintai di antara kalian dan yang paling dekat
kedudukannya denganku di hari kiamat kelak adalah orang yang terbaik akhlaqnya. Dan
orang yang paling aku benci dan paling jauh dariku pada hari kiamat kelak adalah tsartsarun,
mutasyaddiqun dan mutafaihiqun. ” Sahabat berkata: “Ya Rosululloh… kami sudah tahu arti
tsartsarun dan mutasyaddiqun, lalu apa arti mutafaihiquun?” Beliau menjawab, “Orang yang
sombong. ” (Hadits riwayat Al-Imam At-Tirmidzi. Hadits ini dishohihkan oleh Al-Albani
dalam kitab Shohih Sunan At-Tirmidzi)

Saudaraku yang budiman. Di dalam hadits ini Rosululloh ‫ص لى هللا علي ه وس لم‬
menerangkan bahwa orang yang paling dekat dengan beliau adalah orang-orang yang paling
baik akhlaknya. Maka apabila akhlak kita semakin mulia, niscaya kedudukan kita di hari
kiamat kelak akan semakin dekat dengan beliau ‫ صلى هللا عليه وسلم‬dibandingkan selain kita.
Sedangkan orang yang terjauh posisinya dari Nabi ‫ صلى هللا عليه وسلم‬pada hari kiamat kelak
adalah tsartsarun, mutasyaddiqun dan mutafaihiqun.

Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-’Utsaimin ‫ رحم ه هللا تع الى‬menerangkan bahwa


ma’na tsartsarun adalah orang yang banyak bicara dan suka menyerobot pembicaraan orang
lain. Apabila dia duduk ngobrol dalam suatu majlis, dia sering menyerobot pembicaraan
orang lain, sehingga seolah-olah tidak boleh ada yang bicara dalam majlis itu selain dia. Dia
berbicara, tanpa membiarkan orang lain leluasa berkata-kata. Perbuatan seperti ini tidak
diragukan lagi termasuk kesombongan. Yang dimaksud majlis dalam konteks ini adalah
pembicaraan-pembicaraan sehari-hari bukan majlis ilmu atau pengajian. Sebab jika suatu saat
kita mendapat kesempatan untuk memberikan nasihat atau mengisi kajian di depan mereka
lalu kita sendirian yang lebih banyak berbicara maka hal ini tidaklah mengapa. Asy-Syaikh
Muhammad bin Shalih al-’Utsaimin ‫ رحمه هللا تعالى‬menerangkan bahwa makna mutasyaddiqun
adalah orang yang suka berbicara dengan gaya bicara yang meremehkan orang lain, seolah-
olah dia adalah orang paling fasih. Itu dilakukannya karena kesombongan dan bangga diri
yang berlebihan. Seperti contohnya berbicara dengan menggunakan bahasa Arab di hadapan
orang-orang awam. Sebab kebanyakan orang awam tidak paham bahasa Arab. Seandainya
kita mengajak bicara mereka dengan bahasa Arab, maka tentulah hal itu terhitung sikap
berlebihan dan memaksa-maksakan dalam pembicaraan. Adapun jika kita sedang mengajar di
hadapan para penuntut ilmu, maka biasakanlah berbicara dengan bahasa Arab dalam rangka
mendidik dan melatih mereka agar sanggup berbicara dengan bahasa Arab. Adapun terhadap
orang awam maka tidak selayaknya kita berbicara dengan mereka dengan bahasa Arab, tetapi
hendaknya kita berbicara dengan mereka dengan bahasa yang mereka pahami, dan jangan
banyak memakai istilah-istilah asing. Artinya janganlah kita menggunakan kata-kata asing
yang sulit mereka mengerti, karena hal itu termasuk berlebihan dan angkuh dalam
pembicaraan. Saudaraku yang budiman, Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-’Utsaimin
‫ رحم ه هللا تع الى‬juga menerangkan makna mutafaihiqun: Nabi ‫ ص لى هللا علي ه وس لم‬telah
menerangkannya yaitu orang-orang yang sombong. Orang sombong ini bersikap angkuh di
hadapan orang-orang. Jika berdiri untuk berjalan seolah-olah dia berjalan di atas helaian daun
(dengan langkah kaki yang dibuat-buat –pent) karena adanya kesombongan di dalam dirinya.
Perilaku ini tidak diragukan lagi termasuk akhlak yang sangat tercela. Wajib bagi setiap
orang untuk menghindarinya. Karena yang namanya orang tetap saja manusia biasa, maka
hendaklah dia mengerti ukuran dirinya sendiri. Meskipun dia telah dikaruniai sekian banyak
harta, kedalaman ilmu atau kedudukan yang tinggi oleh Alloh ‫ سبحانه وتعالى‬, seyogyanya dia
merendahkan hati (tawadhu’).

Sikap tawadhu’ orang-orang yang telah mendapat anugerah harta, ilmu, atau
kedudukan tentu lebih utama nilainya daripada tawadhu’nya orang-orang yang tidak seperti
mereka. Oleh sebab itu terdapat dalam sebuah hadits yang memberitakan orang-orang yang
tidak akan diajak bicara oleh Alloh ‫ سبحانه وتعالى‬dan tidak disucikan-Nya pada hari kiamat,
diantara mereka adalah:“Orang miskin yang sombong”. Sebab orang miskin tidak
mempunyai faktor pendorong (modal) untuk sombong…. Sudah semestinya orang-orang
yang diberi anugerah nikmat oleh Alloh ‫ س بحانه وتع الى‬semakin meningkatkan syukurnya
kepada Alloh ‫ سبحانه وتعالى‬serta semakin tambah tawadhu’ kepada sesama.
Saudaraku yang budiman rohimaniyallohu wa iyyakum. Demikianlah pertemuan kita
kali ini, tentang orang yang paling dekat dekat dengan Nabi ‫ صلى هللا عليه وسلم‬di hari qiyamat.
Insya Alloh kita akan berjumpa kembali dalam edisi dan kesempatan berikutnya. Semoga
Alloh ‫ سبحانه وتعالى‬memberikan taufiq kepada kita semua untuk memiliki akhlak yang mulia
dan amal yang baik, dan semoga Alloh ‫ عزوجل‬menjauhkan kita dari akhlak-akhlak yang
buruk dan amal-amal yang jelek, sesungguhnya Dia Maha dermawan lagi Maha mulia .

‫ نَ ْسَأ ُل هللاَ َأ ْن يَرْ ُزقَنَا َوِإيَّا ُك ْم ْال ِع ْل َم النَّافِ َع َو ْال َع َم َل الصَّالِ َح‬. ‫وهللا ولي التوفيق‬

‫والسالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

Anda mungkin juga menyukai