Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
TINJUAN TEORI
5. INDUKSI
Induksi adalah Tindakan untuk membuat pasien dari sadar menjadi tidak
sadar, sehingga memungkinkan dimulainya anestesi dan pembedahan . induksi
dapat dikerjakan dengan secara intravena, inhalasi, intramuscular atau rectal.
Setelah pasien tidur akibat induksi langsung dilanjutkan dengan pemeliharaan
anestesi sampai tindakan pembedahan selesai. Sebelum memulai induksi anestesi
selayaknya disiapkan peralatan dan obat obatan yang diperlukan, sehingga
seandainya terjadi keadaan gawat dapat diatasi dengan lebih cepat dan lebih baik.
7. MAINTENANCE ANESTESI
a. Volatile
Penggunaan volatile disesuaikan dengan kebutuhan. Jika konsentrasi
obat tinggi maka akan dihasilkan anestesi yang dalam, sebaliknya jika
konsentrasi obat rendah, maka akan di dapat anestesi yang dangkal.
Anestesi yang ideal adalah anestesi yang adekuat. Untuk diperlukan
pemantauan secara ketat terhadap indikator - indikator kedalaman anestesi
dengan monitoring secara terpantau.
b. Fresh Gas Flow
Aliran udara atau gas O2 dan N2O yang diberikan kepada pasien sesuai
dengan minute volume. Pemberian N2O harus disertai pemberian O2
minimal 30%. Rumus mencari minute volume tidal volume
(8cc-10cc/kgbb) x Respirasi Rate.
c. Terapi Cairan
Terapi Cairan disesuaikan dengan kebutuhan pasien sesuai besar atau
kecilnya jenis operasi ditambah dengan intake cairan maintenance
menggunakan rumus 4 2 1 dan ditambah dengan cairan pengganti puasa.
9. PEMULIHAN ANESTESI
1. Pasien Anak-anak
2. Pembedahan Lama
3. Pembedahan luas atau ekstensif
4. Memiliki riwayat alergi terhadap anestesi local
5. Pasien yang memilih anestesi umum
3 PATHOFISIOLOGY
Polidaktili, disebabkan kelainan kromosom pada waktu
pembentukan organ tubuh janin. Ini terjadi pada waktu ibu hamil
muda atau semester pertama pembentukan organ tubuh.
Kemungkinan ibunya banyak mengonsumsi makanan mengandung
bahan pengawet. Atau ada unsur teratogenik yang menyebabkan
gangguan pertumbuhan. Kelebihan jumlah jari bukan masalah
selain kelainan bentuk tubuh. Namun demikian, sebaiknya
diperiksa kondisi jantung dan paru bayi, karena mungkin terjadi
multiple anomali.
Orang normalnya adalah yang memiliki homozigotik resesif pp.
Pada individu heterozigotik Pp derajat ekspresi gen dominan itu
dapat berbeda-beda sehingga lokasi tambahan jari dapat bervariasi.
Bila seorang laki-laki polidaktili heterozigotik menikah dengan
perempuan normal, maka dalam keturunan kemungkinan
timbulnya polidaktili adalah 50% (teori mendel). Ayah polidaktili
(heterozigot) Pp x, ibu normal homozigot (pp) maka anaknya
polidaktili (heterozigot Pp) 50%, normal (homozigot pp) 50%.
5. PATHWAY POLIDACTILY
Faktor Penyebab
Perubahan formasi
dari sel, jaringan, & organ
Kelainan Kongenital
Polidaktili
6. MANIFESTASI KLINIS
7. PENATALAKSANAAN POLIDACTILY
DAFTAR PUSTAKA
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/eclinic/article/view/14466
Mangku, Gde. Tjokorda Gde Agung Senaphati. 2017. Buku Ajar Ilmu Anestesia
dan Reanimasi. Jakarta : Indeks
Egi Nabila dkk.2017. Faktor Risiko Sindaktili dan Polidaktili pada Pasien Rawat
Inap dan Rawat Jalan di Instalasi Bedah RSUP Dr. Mohammad Hoesin dan
RSAD Dr. A. K. Gani
https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/mks/article/view/8512/4511
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari paparan diatas, penulis menyimpulan penatalaksanaan anestesi umum
pada pasien An.R Dengan Tindakan Eksterpasi di UPTD RSD Kabupaten Subang
sudah sesuai prosedur dan SOP yang berlaku. Dimulai dari penanggulangan
airway atau pengendalian jalan napas melalui pemasangan LMA, pemasangan
LMA sesuai berat badan no 1 untuk BB <5 kg . Dalam kasus ini pada persiapan
operasi berlangsung tidak ada hambatan dari segi anestesi maupun operasinya
karena dengan pemberian volatile dan obat- obat induksi yg digunakan sesuai
dengan dosis serta pemberian Antikholinergik untuk mencegah terjadinya
bradikardi dan peningkatan secret . Selama induksi tidak terdapat masalah karena
hemodinamik pasien stabil Kemudian, masalah yang berkaitan dengan
pengakhiran anestesi yaitu pemilihan ektubasi dalam ataupun ektubasi sadar dan
prolong anestesi. Apabila dilakukan ekstubasi bangun maka hemodinamik klien
akan akan naik ,pertimbangan yang kedua apabila klien diekstubasi dalam pada
pediatric dapat terjadi spasme Larync yang dapat menghambat Jalan Nafas.
Tekhnik ekstubasi bangun dipilih karena tekhnik ini lebih aman untuk pasien
karena apabila dilakukan ekstubasi dalam maka dapat terjadi spasme larync pada
pasien . selanjutnya pasien dipindahkan ke ruang pemulihan setelah pasien stabil.
B. Saran
1. Bagi Rumah Sakit
Penulis berharap agar lebih ditingkatkan lagi untuk bahan evaluasi agar
diperbaiki dalam segi pelayanan seperti perawat bedah tidak menjalankan
prosedur sign in,time out, dan sign out.
2. Bagi Akademi
Penulis berharap agar akademi lebih banyak memberikan ilmu/materi ajar
terkait anestesi agar mahasiswa dapat lebih memahami dan memperdalam
keterampilan selama mengikuti praktik kerja klinik di daerah yang ditempatkan
serta menambah jumlah praktek khususnya di OK untuk meningkatkan
keterampilan mahasiswa dalam bidang anestesi.