Anda di halaman 1dari 4

TES KREATIVITAS VERBAL

Tes Kreativitas pertama yang dikonstruksi di Indonesia pada tahun 1977 adalah tes kreativitas
verbal (mengukur keampuan berpikir divergen) dan skala sikap kreatif (Munandar, 1977).
Konstruksi tes kreativitas verbal berdasarkan model struktur intelek dari Guilford sebagai
kerangka teoritis. Tes ini terdiri dari enam sub tes yang semuanya mengukur dimensi operasi
berpikir divergen, dengan dimensi konten verbal, tetapi masing-masing berbeda dalam dimensi
produk. Setiap subtes mengukur aspek yang berbeda dari berpikir kreatif. Kreativitas atau
berpikir kreatif secara operasional dirumuskan sebagai suatu proses yang tercermin dari
kelancaran, kelenturan, orisinalitas dalam berpikir.

Sub tes kreativitas verbal terdiri dari enam sub tes, yaitu:
a. Permulaan kata
Pada subtes ini testee harus memikirkan sebanyak mungkin kata yang mulai dengan susunan
huruf tertentu sebagai stimulus. Tes ini mengukur kelancaran dengan kata, yaitu kemampuan
untuk menemukan kata yang memenuhi persyaratan structural tertentu.
b. Menyusun kata
Pada subtes ini, testee harus menyusun sebanyak mungkin kata dengan menggunakan huruf-
huruf dari satu kata yang diberikan sebagai stimulus. Tes ini mengukur kelancaran kata, dan
menuntut kemampuan dalam reorganisasi persepsi.
c. Membentuk kalimat tiga kata
Pada subtes ini testee harus menyusun kalimat yang terdiri dari tiga kata, huruf pertama untuk
setiap kata diberikan sebagai rangsangan. Akan tetapi urutan dalam penggunaan ketiga huruf
tersebut boleh berbeda-beda sesuai keinginan testee.
d. Sifat-sifat yang sama
Pada subtes ini testee harus menemukan sebanyak mungkin objek yang semuanya memiliki
dua sifat yang ditentukan. Tes ini merupakan ukuran dari kelancaran dalam memberikan
gagasan, yaitu kemampuan untuk mencetuskan gagasan yang memenuhi persyaratan tertentu
dalam waktu yang terbatas.
e. Macam-macam penggunaan
Pada subtes ini testee harus memikirkan sebanyak mungkin penggunaan yang tidak lazim dari
benda sehari-hari. Tes ini merupakan ukuran kelenturan dalam berpikir, karena dalam tes ini
testee harus melepaskan diri dari kebiasaan melihat benda sebagai alat untuk melakukan hal
tertentu saja. Selain itu, tes ini juga mengukur originalitas berpikir, yang ditentukan secara
statistic, dengan melihat kelangkaan jawaban yang diberikan.
f. Apa akibatnya
Pada subtes ini testee harus memikirkan segala sesuatu yang mungkin terjadi dari suatu
kejadian hipotetis yang telah ditentukan sebagai stimulus. Kejadian atau peristiwa itu
sebenarnya tidak mungkin terjadi di Indonesia, tetapi testee harus mengumpamakan
seandainya kejadian tersebut terjadi di Indonesia, apa akibatnya? Tes ini merupakan ukuran
dari kelancaran dalam member gagasan digabung dengan elaborasi, diartikan sebagai
kemampuan mengembangkan gagasan, merincinya dengan mempertimbangkan berbagai
implikasi.

TTCT (Torrance Test of Creative Thinking)


Paul Torrance adalah seorang pemimpin intelektual dalam riset kreativitas dan terkenal akan
pengembangan Torrance Test of Creative Thinking (TTCT), yang banyak digunakan di dunia
pendidikan dan bisnis untuk menilai kapasitas kreatif individu.

Bentuk Tes
Dua versi TTCT adalah TTCT verbal dan TTCT figural. TTCT verbal memiliki 2 form parallel; A
dan B, terdiri dari lima aktivitas;
 Bertanya dan menebak
 Peningkatan produk
 Penggunaan yang tidak biasa
 Pertanyaan yang tidak biasa
 Menebak
Stimulus untuk masing-masing tugas mencakup gambar dimana testee memberikan respon
dalam bentuk jawaban tertulis. Sedangkan TTCT figural memiliki dua form parallel: A dan B,
dan terdiri dari tiga aktivitias:
 Konstruksi gambar
 Melengkapi gambar
 Bentuk berulang dari garis atau lingkaran
Pada pembahasan ini difokuskan pada TTCT figural. Untuk melakukan aktivitas secara lengkap
dibutuhkan waktu 10 menit pada setiap aktivitas. TTCT dapat diadministrasikan sebagai tes
individu maupun tes klasikal. Dibutuhkan 30 menit, sehingga kecepatan sangat penting, dan
kualitas artistic tidak diperlukan untuk penilaian
Tujuan
TTCT merupakan bagian dari program penelitian panjang yang menekankan pengalaman kelas
yang menstimulasi kreativitas. Focus utama Torrance adalah untuk memahami dan
menumbuhkan kualitas yang membantu individu untuk mengekspresikan kreativitas mereka.
Tes ini tidak dibuat semata-mata untuk mengukur kreativitas, tetapi menjadi alat untuk
meningkatkan kreativitas itu sendiri. Torrance mengusulkan beberapa penggunaan tes ini
1. Memahami pikiran manusia dan fungsinya serta perkembangannya
2. Mencari dasar efektif bagi instruksi individual
3. Menyediakan petunjuk untuk program remedial dan psikoterapeutik
4. Mengevaluasi efek program pendidikan, material, kurikulum dan prosedur pengajaran
5. Menyadari potensi laten.
Dengan kata lain, meskipun tes telah digunakan secara umum untuk asesmen identifikasi anak
berbakat, Torrance berencana untuk menggunakannya sebagai dasar untuk pemberian
instruksi individu berdasarkan skor tes murid. Dengan demikian, tujuan TTCT adalah untuk
penelitian dan eksperimen, sedangkan untuk penggunaan umum adalah untuk perencanaan
instruksional dan penentuan kekuatan murid.

Tes Kreativitas Ilmiah (Scientific Creativity Test) (Hu & Adey, 2002) menerapkan tujuh
pertanyaan terbuka untuk menilai kreativitas ilmiah siswa. Pertanyaan-pertanyaan tersebut
menggabungkan komponen sains dan kreativitas. Misalnya, pertanyaan pertama adalah
"Tolong tuliskan sebanyak mungkin kegunaan ilmiah yang Anda bisa untuk sepotong
kaca".
Siswa perlu menjawab pertanyaan ini dengan mempertimbangkan karakteristik sains dari
sepotong kaca dan dengan menggunakan keterampilan berpikir asosiasi atau divergen
mereka.
Creative Scientific Ability Test (C-SAT; Ayas & Sak, 2014) Dirancang untuk memasukkan
lima pertanyaan terbuka untuk menilai kreativitas ilmiah siswa. Berbeda dengan Tes
Kreativitas Ilmiah, kelima soal dalam C-SAT tersebut lebih menitikberatkan pada
pengetahuan konten sains dan keterampilan proses sains seperti mengamati, mengukur,
bereksperimen, dan mengolah data. Paradigma teoretis dalam C-SAT adalah kreativitas
ilmiah digunakan untuk memecahkan masalah sains. Filosofinya dalam pembelajaran IPA
adalah prestasi belajar siswa akan ditunjukkan dalam penilaian formatif dan menganggap
kreativitas ilmiah siswa hanya dapat ditunjukkan dalam proses inkuir
© Konsep Tes Kreativitas, Tujuan, dan Jenis Tes Kreativitas - Psikologi Multitalent - Website
Psikologi Gratis Terbaik
Source: https://www.psikologimultitalent.com/2016/03/konsep-tes-kreativitas-tujuan-dan-
jenis.html

Chin-Fei Huang & Kuan-Chih Wang (2019) Comparative Analysis of Different Creativity


Tests for the Prediction of Students’ Scientific Creativity, Creativity Research
Journal, 31:4, 443-447, DOI: 10.1080/10400419.2019.1684116

Anda mungkin juga menyukai