Anda di halaman 1dari 10

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pekerjaan : Pembangunan Jalan dan Jembatan Beuracan Kab. Pidie Jaya (Otsus Aceh)
Penawar : PT. Bukit Indah Bahagia
Kode Paket : POKJA - XV/2015/08

Ruang Lingkup Pekerjaan :

DIVISI 1. UMUM

Mobilisasi

DIVISI 2. DRAINASE

Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air

DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH

Galian Biasa

Timbunan Biasa dari sumber galian

Timbunan Pilihan dari sumber galian

Penyiapan Badan Jalan

DIVISI 4. PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN

Lapis Pondasi Agregat Kelas B

DIVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR DAN PERKERASAN BETON SEMEN

Lapis Pondasi Agregat Kelas A

Lapis Pondasi Agregat Kelas B

DIVISI 6. PERKERASAN ASPAL

Lapis Resap Pengikat - Aspal Cair

Laston Lapis Antara (AC-BC)

DIVISI 7. STRUKTUR

Beton mutu sedang dengan fc’= 20 Mpa (K-250)

Beton mutu rendah dengan fc’= 15 Mpa (K-175)


Beton Siklop fc’=15 MPa (K-175)

Beton mutu rendah dengan fc’= 10 Mpa (K-125)

Baja Tulangan BJ 24 Polos

Baja Tulangan BJ 32 Ulir

Pasangan Batu

Bronjong dengan kawat yang dilapisi galvanis

Sandaran (Railing)

Metode Pelaksanaan Pekerjaan :


DIVISI 1. UMUM
1. Mobilisasi dan Demobilisasi
Pekerjaan Persiapan disini adalah meliputi pekerjaan Mobilisasi / Demobilisasi, relokasi utilitas
yang ada, dan penjaminan serta penjagaan mutu pekerjaan yang merupakan pekerjaan tahap
awal untuk pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan lainnya, Untuk Menjaga mutu setiap tahapan
pekerjaan akan dikerjakan sesuai dengan spesifikasi teknis serta akan dites mutu dari hasil
pekerjaan tersebut serta pengukuran dan survey (apabila diperlukan) oleh kontraktor pelaksana,
pekerjaan ini merupakan pengadaan sarana yang akan mendukung pelaksanaan pekerjaan baik
peralatan, tenaga manusia maupun tempat pemondokan / Basecamp dan Bedeng. Mobilisasi
Peralatan dilaksanakan sebelum pekerjaan lain dimulai dan disesuaikan dengan kebutuhan
peralatan sesuai dengan jenis pekerjaan yang akan dikerjakan, Mobilisasi mencakup peralatan
dan Mobilisasi personil serta peralatan pendukung.
Pada tahap ini juga dilakukan (apabila diperlukan) penyewaan atau pembelian sebidang
lahan yang diperlukan untuk base camp untuk kegiatan pelaksanaan. Mobilisasi semua Personil
sesuai dengan struktur organisasi pelaksana yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan termasuk
para pekerja yang diperlukan dalam pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan dan Personil Ahli K3
atau Petugas K3 sesuai dengan ketentuan yang dipersyaratkan. Mobilisasi dan pemasangan
peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang tercantum dalam Penawaran, dari suatu lokasi asal
ke tempat pekerjaan dimana peralatan tersebut akan digunakan. Untuk Manajemen Dan
Keselamatan lalu lintas maka akan diatur dengan ketentuan dan arahan yang berlaku, meliputi
dengan penempatan petugas pengatur, pemasangan rambu, dan pengalihan jalan sementara
(Apabila diperlukan). Pada Saat Seluruh Pekerjaan telah selesai maka akan dilakukan Demobilisasi
yaitu pengembalian Alat-alat kerja.

DIVISI 2. DRAINASE
1. Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air
Penggalian akan dilakukan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang ditentukan dalam
Gambar dan spesifikasi teknis Pekerjaan dan harus mencakup pembuangan semua material/bahan
dalam bentuk apapun yang dijumpai,. Urutan pekerjaan :
- Penggalian dilakukan dengan menggunakan Excavator
- Selanjutnya Excavator menuangkan material hasil galian kedalam Dump Truck
- Dump Truck membuang material hasil galian keluar
- Sekelompok pekerja akan merapikan hasil galian

DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH


1. Galian Biasa
Penggalian akan dilakukan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang ditentukan dalam
Gambar dan spesifikasi teknis Pekerjaan dan harus mencakup pembuangan semua material/bahan
dalam bentuk apapun yang dijumpai, termasuk tanah, batu, batu bata, beton, pasangan batu,
bahan organik dan bahan perkerasan lama. Bilamana batu, lapisan keras atau bahan yang sukar
dibongkar dijumpai pada garis formasi untuk selokan yang diperkeras, pada tanah dasar untuk
perkerasan maupun bahu jalan, atau pada dasar galian pipa atau pondasi struktur, maka bahan
tersebut akan digali 15 cm lebih dalam sampai permukaan yang mantap dan merata. Tonjolan-
tonjolan batu yang runcing pada permukaan yang terekspos tidak boleh tertinggal dan semua
pecahan batu yang diameternya lebih besar dari 15 cm akan dibuang. Profil galian yang
disyaratkan harus diperoleh dengan cara menimbun kembali dengan bahan yang dipadatkan.

2. Timbunan Biasa dari sumber galian


Pekerjaan ini meliputi pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan tanah
atau bahan berbutir yang disetujui untuk pembuatan timbunan, untuk penimbunan kembali galian
pipa atau struktur dan untuk timbunan umum yang diperlukan untuk membentuk dimensi
timbunan sesuai dengan garis, kelandaian, dan elevasi penampang melintang yang dipersyaratkan.
Tanah timbunan umumnya diangkut langsung dari lokasi sumber bahan ke permukaan yang telah
disiapkan pada saat cuaca cerah dan disebarkan. Penumpukan tanah timbunan untuk persediaan
biasanya tidak diperkenankan, terutama selama musim hujan. Timbunan harus ditempatkan ke
permukaan yang telah disiapkan dan disebar dalam lapisan yang merata yang bila dipadatkan
akan memenuhi toleransi tebal lapisan yang disyaratkan.
Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis harus dipadatkan
dengan peralatan pemadat yang memadai dan disetujui Direksi Pekerjaan sampai mencapai
kepadatan yang disyaratkan. Setiap lapisan timbunan yang dihampar harus dipadatkan seperti
yang disyaratkan, diuji kepadatannya. Timbunan harus dipadatkan mulai dari tepi luar dan
bergerak menuju ke arah sumbu jalan sedemikian rupa sehingga setiap ruas akan menerima
jumlah usaha pemadatan yang sama. Bilamana memungkinkan, lalu lintas alat-alat konstruksi
dapat dilewatkan di atas pekerjaan timbunan dan lajur yang dilewati harus terus menerus divariasi
agar dapat menyebarkan pengaruh usaha pemadatan dari lalu lintas tersebut.

3. Timbunan Pilihan dari sumber galian


Pada umumnya Timbunan pilihan hampir sama dengan timbunan biasa, yaitu, pengadaan,
pengangkutan, penghamparan dan pemadatan tanah. Bahan untuk timbunan pada tempat-tempat
yang sulit dimasuki oleh alat pemadat normal harus dihampar dalam lapisan mendatar dengan
tebal gembur tidak lebih dari 10 cm dan seluruhnya dipadatkan dengan menggunakan pemadat
mekanis. Bahan timbunan pilihan yang digunakan pada lereng atau pekerjaan stabilisasi timbunan
atau pada situasi lainnya yang memerlukan kuat geser yang cukup, bilamana dilaksanakan dengan
pemadatan kering normal, maka timbunan pilihan dapat berupa timbunan batu atau kerikil
lempungan bergradasi baik atau lempung pasiran atau lempung berplastisitas rendah.
4. Penyiapan Badan Jalan
Pekerjaan ini mencakup penyiapan, penggaruan dan pemadatan permukaan tanah dasar
atau permukaan jalan kerikil lama untuk penghamparan Lapis Pondasi Agregat, Lapis Pondasi Jalan
Tanpa Penutup Aspal, Lapis Pondasi Semen Tanah atau Lapis Pondasi Beraspal di daerah jalur lalu
lintas (termasuk jalur tempat perhentian dan persimpangan) yang tidak ditetapkan sebagai
Pekerjaan Pengembalian Kondisi. Pekerjaan ini meliputi galian minor atau penggaruan serta
pekerjaan timbunan minor yang diikuti dengan pembentukan, pemadatan, pengujian tanah atau
bahan berbutir, dan pemeliharaan permukaan yang disiapkan sampai bahan perkerasan
ditempatkan diatasnya, yang semuanya sesuai dengan Gambar dan Spesifikasi Teknis yang ada.
Seluruh Timbunan yang diperlukan harus dihampar ke areal penghamparan oleh alat berat dan
diratakan. Tanah dasar harus dipadatkan sesuai dengan ketentuan yang relevan. Ketinggian akhir
setelah pemadatan tidak boleh lebih tinggi 2 sentimeter atau lebih rendah 3 sentimeter dari yang
disyaratkan atau disetujui. Seluruh permukaan akhir harus cukup halus dan rata serta memiliki
kelandaian yang cukup, untuk menjamin berlakunya aliran bebas dari air permukaan.

DIVISI 4. PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN


1. Lapis Pondasi Agregat Kelas B
Pekerjaan ini yaitu mencakup penggalian dan pembuangan bahan yang ada, penyiapan
tanah dasar, dan penghamparan serta pemadatan bahan dengan garis dan dimensi yang diberikan
dalam Gambar, Pelebaran perkerasan harus dilaksanakan seperti yang ditunjukkan dalam Gambar.
Penentuan pelebaran perkerasan apakah satu sisi maupun dua sisi harus dilakukan dengan
mempertimbangkan Ruang Milik Jalan (RMJ) yang tersedia, bangunan tetap dan lingkungan yang
ada termasuk pembebasan tanah (jika ada) sehingga dapat menciptakan suasana aman bagi
pemakai jalan seperti kebebasan samping yang cukup dengan disediakannya lebar bahu jalan yang
memenuhi standar teknis. Sebelum bahan dihampar, lapis resap pengikat yang sesuai harus
disemprotkan pada lapis pondasi yang sudah dipersiapkan dan lapis perekat yang sesuai juga
harus disemprot pada permukaan vertikal dari tepi perkerasan lama. Pada pelebaran yang agak
sempit, penghamparan dapat dilakukan dengan cara manual, tetapi dalam batas-batas temperatur
seperti penghamparan dengan mesin. Pemadatan harus dilakukan menggunakan alat pemadat
mekanis atau alat pemadat bergerak bolak balik yang disetujui. Alat pemadat kecil yang bermesin
sendiri dapat digunakan bilamana lebar pekerjaan pelebaran cukup untuk menampung seluruh
lebar roda alat pemadat. Pengujian kepadatan dari bahan lapisan beraspal terhampar yang
ditentukan dengan pengujian benda uji inti (core).

DIVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR DAN PERKERASAN BETON SEMEN


1. Lapis Pondasi Agregat Kelas A
Pekerjaan ini meliputi pemasokan, pemrosesan, pengangkutan, penghamparan,
pembasahan dan pemadatan agregat bergradasi di atas permukaan yang telah disiapkan dan
telah diterima sesuai dengan detil yang ditunjukkan dalam Gambar atau sesuai dengan perintah
Direksi Pekerjaan, dan memelihara lapis pondasi yang telah selesai sesuai dengan yang
disyaratkan. Pemrosesan harus meliputi, bila perlu, pemecahan, pengayakan, pemisahan,
pencampuran dan operasi lainnya yang perlu untuk menghasilkan suatu bahan yang memenuhi
ketentuan dari Spesifikasi ini. Pada permukaan Lapis Pondasi Agregat Kelas A yang disiapkan
untuk lapisan resap pengikat atau pelaburan permukaan, bilamana semua bahan yang terlepas
harus dibuang dengan sikat yang keras, maka penyimpangan maksimum pada kerataan
permukaan yang diukur dengan mistar lurus sepanjang 3 m, diletakkan sejajar atau melintang
sumbu jalan, maksimum satu sentimeter.
Terdapat dua kelas yang berbeda dari Lapis Pondasi Agregat yaitu Kelas A dan Kelas B,
Pada umumnya Lapis Pondasi Agregat Kelas A adalah mutu Lapis Pondasi Atas untuk lapisan di
bawah lapisan beraspal, dan Lapis Pondasi Agregat Kelas B adalah untuk Lapis Pondasi Bawah.
Lapis Pondasi Agregat Kelas B boleh digunakan untuk bahu jalan tanpa penutup aspal
berdasarkan spesifikasi teknis.

2. Lapis Pondasi Agregat Kelas B


Metode Pekerjaan :
- Wheel Loader memuat Agregat campuran ke dalam Dump Truck di Base Camp
- Dump Truck mengangkut Agregat kelas A ke lokasi pekerjaan dan dihampar dengan
Motor Grader
- Hamparan Agregat dibasahi dengan Water Tank Truck sebelum dipadatkan dengan
Tandem Roller
- Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan merapikan tepi hamparan dan level
permukaan dengan menggunakan Alat Bantu

DIVISI 6. PERKERASAN ASPAL


1. Lapis Resap Pengikat - Aspal Cair
Metode Pekerjaan :
- Aspal dan Minyak Flux dicampur dan dipanaskan sehingga menjadi campuran aspal
cair
- Permukaan yang akan dilapis dibersihkan dari debu dan kotoran dengan Air
Compressor
- Campuran aspal cair disemprotkan dengan Asphalt Distributor ke atas permukaan
yang akan dilapis.

2. Laston Lapis Antara (AC-BC)


Metode Pekerjaan :
- Wheel Loader memuat Agregat dan Asphalt ke dalam Cold Bin AMP
- Agregat dan aspal dicampur dan dipanaskan dengan dengan AMP untuk dimuat
langsung ke dalam Dump Truck dan diangkut ke lokasi pekerjaan
- Campuran panas AC dihampar dengan Finisher dan dipadatkan dengan Tandem &
Pneumatic Tire Roller
- Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan merapikan tepi hamparaan dengan
menggunakan Alat Bantu

DIVISI 7. STRUKTUR
1. Beton mutu sedang dengan fc’= 20 Mpa (K-250)
2. Beton mutu rendah dengan fc’= 15 Mpa (K-175)
3. Beton Siklop fc’=15 MPa (K-175)
4. Beton mutu rendah dengan fc’= 10 Mpa (K-125)
Yang dimaksud dengan beton adalah campuran antara semen portland atau semen
hidraulik yang setara, agregat halus, agregat kasar, dan air dengan atau tanpa bahan tambahan
membentuk massa padat.
Bahan terdiri dari :
1. Semen
2. Air
3. Agregat
4. Bahan Aditif (jika diperlukan)
Seluruh beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi kelecakan (slump),
kekuatan (strength), dan keawetan (durability) yang dibutuhkan sebagaimana disyaratkan.

Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, tulangan dan benda lain yang harus
dimasukkan ke dalam beton (seperti pipa atau selongsong) harus sudah dipasang dan diikat kuat
sehingga tidak bergeser pada saat pengecoran. Beton harus dicor sedemikian rupa hingga
terhindar dari segregasi partikel kasar dan halus dari campuran. Beton harus dicor dalam cetakan
sedekat mungkin dengan yang dapat dicapai pada posisi akhir beton untuk mencegah pengaliran
yang tidak boleh melampaui satu meter dari tempat awal pengecoran. Pengecoran beton harus
dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan sambungan konstruksi (construction joint) yang telah
disetujui sebelumnya atau sampai pekerjaan selesai. Beton harus dirawat, sesegera mungkin
setelah beton mulai mengeras, dengan menyelimutinya dengan bahan yang dapat menyerap air.
Lembaran bahan penyerap air ini yang harus dibuat jenuh dalam waktu paling sedikit 3 hari.
Semua bahan perawat atau lembaran bahan penyerap air harus dibebani atau diikat ke bawah
untuk mencegah permukaan yang terekspos dari aliran udara. Bilamana digunakan acuan kayu,
acuan tersebut harus dipertahankan basah pada setiap saat sampai dibongkar, untuk mencegah
terbukanya sambungan-sambungan dan pengeringan beton. Lalu lintas tidak boleh diperkenankan
melewati permukaan beton dalam 7 hari setelah beton dicor atau setelah beton mencapai
kekuatan minimum yang disyaratkan. Lantai beton sebagai lapis aus harus dirawat setelah
permukaannya mulai mengeras dengan cara ditutup oleh lapisan pasir lembab setebal 5 cm paling
sedikit selama 21 hari atau setelah beton mencapai kekuatan minimum yang disyaratkan.

5. Baja Tulangan BJ 24 Polos


Pekerjaan ini harus mencakup pengadaan dan pemasangan baja tulangan sesuai dengan
Spesifikasi dan Gambar dan Spesifikasi Teknis.Baja tulangan harus baja polos atau berulir dengan
mutu yang sesuai dengan Gambar serta spek teknis.
PEMBUATAN DAN PENEMPATAN :
1) Pembengkokan
Seluruh baja tulangan harus dibengkokkan secara dingin dan sesuai dengan prosedur SNI 03-
6816-2002, menggunakan batang yang pada awalnya lurus dan bebas dari lekukan-lekukan,
bengkokan-bengkokan atau kerusakan. Bila pembengkokan secara panas di lapangan disetujui
oleh Direksi Pekerjaan, tindakan pengamanan harus diambil untuk menjamin bahwa sifat-sifat fisik
baja tidak terlalu berubah banyak. Batang tulangan dengan diameter 2 cm dan yang lebih besar
harus dibengkok-kan dengan mesin pembengkok.
2) Penempatan dan Pengikatan
Tulangan harus dibersihkan sesaat sebelum pemasangan untuk menghilangkan kotoran, lumpur,
oli, cat, karat dan kerak, percikan adukan atau lapisan lain yang dapat mengurangi atau merusak
pelekatan dengan beton. Bilamana baja tulangan tetap dibiarkan terekspos untuk suatu waktu
yang cukup lama, maka seluruh baja tulangan harus dibersihkan dan diolesi dengan adukan semen
acian (semen dan air saja).

6. Baja Tulangan BJ 32 Ulir


Metode pekerjaan :
- Besi tulangan dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan yang diperlukan
- Batang tulangan dipasang / disusun sesuai dengan Gambar Pelaksanaan dan
persilangannya diikat kawat

7. Pasangan Batu
Pekerjaan ini harus mencakup pembuatan struktur yang ditunjukkan dalam Gambar atau spesifikasi
teknis, yang dibuat dari Pasangan Batu. Pekerjaan harus meliputi pemasokan semua bahan, galian,
penyiapan pondasi dan seluruh pekerjaan yang diperlukan untuk menyelesaikan struktur sesuai
dengan Spesifikasi ini dan memenuhi garis, ketinggian, potongan dan dimensi seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan secara tertulis oleh owner
Pekerjaan. Batu harus bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak dan harus dari jenis yang
diketahui awet. Bila perlu, batu harus dibentuk untuk menghilangkan bagian yang tipis atau lemah.
Batu harus rata, lancip atau lonjong bentuknya dan dapat ditempatkan saling mengunci bila
dipasang bersama-sama.
Landasan dari adukan baru paling sedikit 3 cm tebalnya harus dipasang pada pondasi yang
disiapkan sesaat sebelum penempatan masing-masing batu pada lapisan pertama. Batu besar
pilihan harus digunakan untuk lapis dasar dan pada sudut-sudut. Perhatian harus diberikan untuk
menghindarkan pengelompokkan batu yang berukuran sama. Batu harus dipasang dengan muka
yang terpanjang mendatar dan muka yang tampak harus dipasang sejajar dengan muka dinding
dari batu yang terpasang. Batu harus ditangani sedemikian hingga tidak menggeser atau
memindahkan batu yang telah terpasang. Peralatan yang cocok harus disediakan untuk mema-
sang batu yang lebih besar dari ukuran yang dapat ditangani oleh dua orang. Menggelindingkan
atau menggulingkan batu pada pekejaan yang baru dipasang tidak diperkenankan.
Sebelum pemasangan, batu harus dibersihkan dan dibasahi sampai merata dan dalam
waktu yang cukup untuk memungkinkan penyerapan air mendekati titik jenuh. Landasan yang
akan menerima setiap batu juga harus dibasahi dan selanjutnya landasan dari adukan harus
disebar pada sisi batu yang bersebelahan dengan batu yang akan dipasang. Tebal dari landasan
adukan harus pada rentang antara 2 cm sampai 5 cm dan merupakan kebutuhan minimum untuk
menjamin bahwa seluruh rongga antara batu yang dipasang terisi penuh.Dinding dari pasangan
batu harus dilengkapi dengan lubang sulingan. Kecuali ditunjukkan lain pada Gambar atau
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, lubang sulingan harus ditempatkan dengan jarak antara tidak
lebih dari 2 m dari sumbu satu ke sumbu lainnya dan harus berdiameter 50 mm. Pada struktur
panjang yang menerus seperti dinding penahan tanah, maka delatasi harus dibentuk untuk
panjang struktur tidak lebih dari 20 m. Delatasi harus 30 mm lebarnya dan harus diteruskan sampai
seluruh tinggi dinding. Batu yang digunakan untuk pembentukan sambungan harus dipilih
sedemikian rupa sehingga membentuk sambungan tegak yang bersih dengan dimensi yang
disyaratkan di atas. Timbunan di belakang delatasi haruslah dari bahan Drainase Porous berbutir
kasar dengan gradasi menerus yang dipilih sedemikian hingga tanah yang ditahan tidak dapat
hanyut jika melewatinya, juga bahan Drainase Porous tidak hanyut melewati sambungan.

8. Bronjong dengan kawat yang dilapisi galvanis


Metode pekerjaan :
- Keranjang kawat bronjong direntangkana dan dibentuk sesuai dengan konstruksi yang
diinginkan
- Batu ditempatkan satu demi satu sehingga rongga sesedikit mungkin
- Anyaman kawat ditutup dan diikat
6. Sandaran (Railing)
Metode pekerjaan :
- Ralling dipersiapkan di bengkel kerja
- Pada lokasi kerja ralling diukur kembali dan dipasang kan dengan seksama
- Untuk material ralling menggunakan besi atau baja sesuai dengan spesifikasi teknis
atau sesuai dengan arahan dari owner dan pengawas pekerjaan.
- Pekerja memasang ralling dan memastikan terpasang dengan kokoh.

Pada setiap langkah pekerjaan dan item pekerjaan akan di pantau resiko keselamatn kerja (K3)
dengan merujuk kepada peraturan dan tata tertib kerja. Untuk perlengkapan kerja menggunakan
standar safety kerja serta akan ditempat kan petugas K3 dalam setiap pekerjaan.

Berikut ini beberapa contoh pelaksanaan K3 :


URAIAN IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA & RISIKO SASARAN K3
NO PENGENDALIAN RISIKO K3 PROGRAM SUMBER DAYA
PEKERJAAN K3 PROYEK

a). Terjadi Kecelakaan Lalu lintas/Tabrakan


˃ Rusak alat dan korban jiwa
b). Terjepit/tertabrak dengan alat berat dan
Penggunaan Rambu
pengangkutnya ˃ luka berat 1. Bahan (Rambu, Kayu, Peralatan Kerja)
Mobilisasi dan Nihil kecelakaan lalulintas dan barikade,
1 c.) Lepasnya alat berat dari mobil angkutan 2. SDM (1 org Tenaga petugas K3 Dan
Demobilisasi fatal Penggunaan Safety
/ jatuh ˃ Rusak ringan Petugas lalu lintas)
kerselamatan kerja
d.) Terkena alat berat ˃ luka berat
e) Kesetrum arus listrik dari Kabel listrik
dijalan raya ˃ luka berat/Meninggal

a). Gangguan kesehatan ˃ luka ringan


b). Terluka karena tersayat meteran ˃ luka
Penggunaan alat safety
ringan
Pengukuran dan Nihil kecelakaan kerja, sarung tangan, topi dll. 1. Bahan safety kerja 2. SDM (1 org
2 c). Terluka/tertusuk karena paku ˃ luka
Setting Out fatal Pengguanaan Alat bantu Petugas K3)
ringan
kerja
d). Terluka/terjepit/tertusuk oleh kayu
patok ˃ luka sedang
a). Terjepit anggota tubuh oleh kayu ˃ luka
Direksi keet + berat/luka ringan Nihil kecelakaan Penggunaan Alat Safety 1. Bahan safety kerja 2. SDM (1 org
3
Gudang b). Terkena paku/luka ringan, luka sedang fatal Kerja Petugas K3)
˃ luka ringan, luka sedang
a). Terkena peralatan kerja ˃ luka
ringan/berat Nihil kecelakaan Penggunaan Pengaman Dan 1. Bahan safety kerja 2. SDM (1 org
4 Galian Tanah Biasa
b). Pekerja/Orang jatuh ke dalam galian ˃ fatal Alat Bantu kerja Petugas K3)
luka ringan/berat
a). Terkena bucket saat swing/Luka
berat/mati ˃ luka ringan/berat Penggunaan Pengaman Dan
Galian Tanah b). Jatuh ke dalam galian/lubang ˃ luka Nihil kecelakaan Alat Bantu kerja. 1. Bahan safety kerja 2. SDM (1 org
5
dengan Alat berat ringan/berat fatal Penggunaan Pagar Petugas K3)
c). Tertimpa/terjepit alat berat ˃ luka pengaman batas kerja
berat/Meninggal
a). Terkena bucket saat swing/Luka
berat/mati ˃ luka ringan/berat
b). Tertimpa/terjepit alat berat ˃ luka Penggunaan Pengaman Dan
Timbunan Hasil berat/Meninggal Nihil kecelakaan Alat Bantu kerja. 1. Bahan safety kerja 2. SDM (1 org
6
Galian c) Tertabrak Mobil DT Saat Pengangkutan fatal Penggunaan Pagar Petugas K3)
Tanah ˃ luka berat/Meninggal pengaman batas kerja
d). Tertabrak Mobil Water Tanker Saat
Penyiraman ˃ luka berat/Meninggal

a). Terjadinya longsor karena tanah tidak Penggunaan Pengaman Dan


kering ˃ luka ringan Nihil kecelakaan Alat Bantu kerja. 1. Bahan safety kerja 2. SDM (1 org
7 Timbunan Biasa
b). Tertimbun dengan tanah ˃ luka fatal Penggunaan Pagar Petugas K3)
berat/mati pengaman batas kerja

Penggunaan Pengaman Dan


a). Terjadinya longsor karena tanah tidak
Nihil kecelakaan Alat Bantu kerja. 1. Bahan safety kerja 2. SDM (1 org
8 Timbunan Pilihan kering ˃ luka ringan/beratb). Tertimbun
fatal Penggunaan Pagar Petugas K3)
dengan tanah ˃ luka berat/Meninggal
pengaman batas kerja

Penggunaan Pengaman Dan


Lapis Pondasi a). Terkena peralatan kerja, ˃ Luka Nihil kecelakaan Alat Bantu kerja. 1. Bahan safety kerja 2. SDM (1 org
9
Agregat Kelas B berat/Luka ringan fatal Penggunaan Pagar Petugas K3)
pengaman batas kerja

Anda mungkin juga menyukai