Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH EKOLOGI

Oleh :

NOVAN RUSLIYANTO
NPM. 201016154211020

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUARA BUNGO
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pertambahan penduduk dan kemajuan teknologi, yang semakin membengkak
menuntut ditingkatkannya persediaan bahan pangan dan bahan baku energy. Fakta atau
keadaan yang terjadi dilapangan adalah daya dukung seumber daya alam semakin labil
akibat pemanfaatan yang semakin eksplosit tanpa mengindahkan kaidah-kaidah ekologis.
Keadaan lingkungan juga yang berdampak buruk seperti gagalnya pertanian akibat
kekeringan , perusakan lingkungan dan lainnya , hal seperti ini sudah merupakan bayangan
suram yang tak dapat lagi dipungkiri. Kerusakan alam yang terjadi dan berdampak pada
pertanian telah mengajarkan pada kita, bahwa alam merupakan sesuatu yang liar, yang
perlu dijinakkan dengan suatu teknologi tertentu dan profesionalisme, namun pemanfaatan
sumber daya alam yang berlebihan tanpa diikuti oleh usaha-usaha yang menganut prinsip-
prinsip ekologi akan menambah rumitnya masalah lingkungan pertanian. Kurangnya
kesadaran oleh manusia juga tidak akan memberikan dampak yang baik pada keadaan
lingkungan yang semakin memburuk walau dengan pengguanaan metode yang lebih baik.
Oleh karena itu, pengkajian masalah lingkungan mulai dari pengkajian interaksi antara
manusia dengan lingkungannya, ekologi pertanian , ekologi tanaman , ekologi pertanian
dan ekologi kehutanan. Analisa dampak lingkungan yang buruk memberikan gambaran
bahwa, faktor lingkungan dan kesadaran dari manusia sendiri untuk menjaga alam juga
harus lebih ditingkatkan.
Di negara-negara yang maju masalah lingkungan sudah lebih daripada setengah abad
menjadi pembicaraan masyarakat di luar maupun di dalam sekolah dengan kehangatan
yang mengalami pasang surut. Bahwa ilmu lingkungan atau apapun namanya perlu
diketahui oleh tiap warga negara, lewat pendidikan formal , nonformal ataupun informal,
hal ini diakui dengan tulus ikhlas.
Adanya interaksi dan hubungan antara manusia dengan lingkungannya disebut
ekologi. Ilmu lingkungan dapat juga dianggap sebagai titik pertemuan “ilmu murni” dan
“ilmu terapan”. Ilmu lingkungan sebenarnya ialah ekologi (ilmu murni yang mempelajari
pengaruh faktor lingkungan terhadap jasad hidup), yang menerapkan berbagai asas dan
konsepnya kepada masalah yang lebih luas, yang menyangkut pula hubungan manusia
dengan lingkungannya. Dalam ilmu lingkungan, seperti dalam halnya ekologi, jasad hidup
pada dasarnya dipelajari dalam unit populasi. Populasi dapat dikatakan sebagai kumpulan
individu spesies organisme hidup yang sama. Menentukan populasi memang sukar, kalau
anggotanya terpisah-pisah dalam sebuah wilayah, dimana jarak menjadi sebagai
penghalang antar individu, seperti halnya gajah atau harimau di Asia, pohon cemara di
Eropa, bahkan manusia di dunia.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan Latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah yang dapat kami
susun adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dan tujuan ekologi tumbuhan?
2. Bagaimana sejarah dan perkembangan ekologi tumbuhan?

1.3. Tujuan Masalah


Dalam rumusan masalah di atas, terdapat tujuan dan manfaat diantaranya:
1. Memahami pengertian dan tujuan Ekologi Tumbuhan.
2. Mengetahui sejarah dan perkembangan Ekologi Tumbuhan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Ekologi
2.1.1 Pengertian Ekologi secara Umum
Istilah Ekologi diciptakan oleh sarjana jerman ernst haeckel, seorang biologiawan
jerman, pada tahun 1869. Istilah ini terdiri atas dua suku kata yunani oikos yang pertama kali
berasal dari seorang biologi Jerman Ernest Haeckel, 1869. Berasal dari bahasa Yunani “Oikos”
(rumah tangga) dan “logos” (ilmu), secara harfiah ekologi berarti ilmu tentang rumah tangga
makhluk hidup. Yang merupakan makhluk hidup adalah lingkungan hidupnya.
Miller dalam Darsono (1995:16) ”Ekologi adalah ilmu tentang hubungan timbal balik antara
organisme dan sesamanya serta dengan lingkungan tempat tinggalnya” Odum dalam Darsono
(1995: 16) “Ekologi adalah kajian struktur dan fungsi alam, tentang struktur dan interaksi antara
sesama organisme dengan lingkungannya dan ekologi adalah kajian tentang rumah tangga bumi
termasuk flora, fauna, mikroorganisme dan manusia yang hidup bersama saling tergantung satu
sama lain”. Soemarwoto dalam Darsono (1995:16) “Ekologi adalah ilmu tentang hubungan
timbal balik  antara makhluk hidup dengan lingkungannya”. Resosoedarmo dkk, (1985:1)[3]
“ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan
lingkungannya”. Subagja dkk, (2001:1.3). “Ekologi merupakan bagian ilmu dasar” Dalam ilmu
lingkungan manusia mempunyai hak khusus, semuanya dipandang dari kepentingan manusia,
tetapi manusia juga harus mempunyai tanggung jawab yang paling besar terhadap lingkungannya
dimana tanggung jawab ini tidak mungkin diserahkan kepada makhluk hidup lain. Manusia
memandang alam dari sudut pandang manusia, yaitu antroposentrik. Manusia menganggap alam
diciptakan untuk kepentingan dirinya. Secara implisit bahwa sudah sejak lama telah dibutuhkan
bangun alam agar tercipta lingkungan yang sesuai dengan kehidupan manusia. Ilmu dan
teknologi diciptakan untuk menguasai alam. Dengan pandangan antroposentrik yang disertai
dengan keinginan taraf hidup yang makin tinggi dan perkembangan ilmu dan teknologi yang
amat pesat, eksploitasi lingkungan semakin meningkat. Kecenderungan peningkatan itu
ditambah pula oleh anggapan adanya sumber daya umum yang dimiliki bersama atau boleh
dikatakan tidak ada yang memiliki. Oleh karena itu perlunya mempelajari ilmu lingkungan hidup
agar dapat menempatkan diri sesuai dengan porsinya di dalam lingkungan yang harus kita jaga.

2.1.2    Pengertian Ekologi Tumbuhan


Ekologi tanaman mengandung dua pengertian, yaitu ekologi sebagai ilmu dan tanaman
sebagai obyek. Ekologi berasal dari kata eikos = rumah, dan logos = ilmu. Tanaman
mengandung arti tumbuhan yang telah dibudidayakan untuk maksud tertentu, sehingga hasilnya
dijadikan sebagai alat pemenuhan kebutuhan yang memiliki nilai ekonomi. Secara etimologis,
ekologi tanaman berarti ilmu tentang tanaman di rumah (lingkungan) sendiri. Ekologi Tanaman
yaitu ilmu yang membicarakan tentang spektrum hubungan timbal balik yang terdapat antara
tanaman dan lingkungannya serta antara kelompok-kelompok tanaman. Dalam hal ini penting
disadari bahwa tanaman tidak terdapat sebagai individu atau kelompok individu yang terisolasi.
Semua tanaman berinteraksi satu sama lain dengan lingkungan sejenisnya, dengan tanaman lain
dan dengan lingkungan fisik tempat hidupnya. Dalam proses interaksi ini, tanaman saling
mempengaruhi satu dengan lainnya dan dengan lingkungan sekitarnya, begitu pula berbagai
faktor lingkungan mempengaruhi kegiatan hidup tanaman. Ciri khas ekologi tanaman (plant
ecology) adalah tanaman dapat mengubah energi kimia menjadi energi potensial dan mengubah
bahan anorganik menjadi bahan organik.

2.2 Sejarah dan perkembangan Ekologi Tumbuhan


2.2.1    Sejarah Ekologi Tumbuhan
Bila ditinjau dari peristilahannya, telah diperkenalkan oleh seorang ekologiwan Jerman yang
bernama Ernest Haeckle (1866). Ekologi berasal dari kata Latin “oekologie” yang berasal dari
kata oikos yang berarti rumah dan logos yang berarti kajian atau ilmu. Jadi ekologi berarti kajian
organisme di habitatnya atau di tempat hidupnya. Menurut Ernest Haeckle ekologi adalah ilmu
yang mempelajari seluk beluk ekonomi alam, suatu kajian hubungan anorganik serta lingkungan
organik di sekitarnya. Menurut C. Elton (1927) ekologi adalah ilmu yang mengkaji sejarah alam
atau perkehidupan alam (natural history) secara ilmiah, dan menurut Andrewartha (1961) ekologi
adalah ilmu yang membahas penyebaran (distribusi) dan kemelimpahan organisme. Sedangkan
Eugene P. Odum (1963) menyatakan bahwa ekologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur
dan fungsi alam. Charles J. Krebs (1978) menyatakan ekologi adalah ilmu pengetahuan yang
mengkaji interaksi-interaksi yang menentukan penyebaran dan kemelimpahan organisme.
Sekarang definisi ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi makhluk hidup dengan
lingkungannya, baik lingkungan biotik maupun lingkungan abiotik. Interaksi makhluk hidup
dengan lingkungan abiotiknya, bagaimana lingkungan mempengaruhinya, dan bagaimana
makhluk hidup merespon pengaruh tersebut.
Sedangkan interaksinya dengan sesama biotik menyebabkan terjadinya simbiotik dari
berbagai makhluk hidup. Kajian ekologi komunitas berkembang ke dalam dua kutub, yaitu di
Eropa yang dipelopori oleh Braun-Blaunquet (1932) yang kemudian dikembangkan oleh para
ahli lainnya. Mereka tertarik untuk mempelajari komposisi, struktur, dan distribusi dari
komunitas. Kutub lainnya di Amerika, seperti Cowles (1899), Clements (1916), dan Gleason
(1926) yang mempelajari perkembangan dan dinamika komunitas tumbuhan. Sedangkan
Shelford (1913,1937), Adams (1909), dan Dice (1943) di Amerika dan Elton di Inggris
mengungkapkan hubungan timbal balik antara tumbuhan dan hewan.
Pada saat yang bersamaan perhatian terhadap dinamika populasi juga banyak
dikembangkan para ahli. Pendekatan secara teoritis dikembangkan oleh Lotka (1925), dan
Voltera (1926) menstimuli pendekatan secara eksperimen. Pada tahun 1940-an dan 1950-an
Lorenz dan Tinbergen mengembangkan konsep-konsep tingkah laku yang bersifat instink dan
agresif. Sedangkan tingkah laku sosial dalam regulasi populasi dikembangkan oleh Wynne dan
Edward (1960) secara mendalam di Inggris. Berdasarkan penemuan-penemuan dari Darwin
(1859) dan Wight (1931) ekologi berkembang kearah kajian genetika populasi, kajian evolusi,
dan adaptasi. Leibig (1840) mengkaji pengaruh lingkungan nonbiotik terhadap organisme,
sehingga ekologi berkembang ke arah eko-klimatologi dan ekofisiologi.
 

2.2.2    Perkembangan Ekologi Tumbuhan


Ahli-ahli ekologi tumbuhan mencoba menemukan faktor-faktor yang men-dukung dan
berperanan dalam kehidupan vegetasi. Mereka terus menerus mencoba melakukan penelitian ke
arah yang lebih baik, sebagaimana ahli biologi lainnya dengan mengikuti perkembangan
kemajuan bidang kimia dan fisika, seperti ditemukannya DNA, ikatan hidrogen dan partikel sub
atom dan lain-lain. Manusia selalu berusaha untuk mengetahui hasil penemuan yang sudah ada,
dan dalam rangka untuk menggali penemuan yang akan datang. Ahli ekologi tumbuhan sangat
berkeinginan untuk mengetahui hubungan yang lengkap antara tumbuhan yang satu dengan yang
lainnya dan dengan lingkungannya.
Secara lebih mendasar, ekologiwan tumbuhan ingin menjawab beberapa perta-nyaan
seperti; Bagaimana tumbuhan mengatasi masalah dispersal, perkecambahan pada tempat yang
cocok, kompetisi, nutrien dan pembebasan energi? Bagaimana tumbuhan dapat bertahan
terhadap keadaan yang kurang baik atau yang membahayakan, seperti api, banjir, kemarau
panjang dan lain-lain? Bagaimana tumbuhan dapat menjelaskan keberadaannya, kekuatan
tumbuh dan jumlahnya pada masa yang lalu, sekarang dan masa yang akan datang pada habitat
mereka?
Dengan mengembangkan pertanyaan tersebut di atas, maka banyak sekali informasi yang
bisa digali dari hubungan sesama tumbuhan dan dengan lingkungannnya. Ada ekologiwan yang
tertarik kepada masalah-masalah yang bersifat mendasar dalam melakukan deskripsi vegetasi,
tetapi ada juga ekologiwan yang yang tertarik pada masalah penerapan informasi dasar tersebut,
sehingga memunculkan ekologi terapan. Ekologiwan tumbuhan terapan banyak dikenal sebagai
manajer penggembalaan ternak, rimbawan atau agronomiwan. Mereka berusaha untuk
mengetahui bagaimana tumbuhan beradaptasi dengan lingkungannya, sehingga tumbuhan
tersebut dapat tetap berada pada habitatnya. Peletak dasar ekologi tumbuhan adalah Friedrich
Heinrich Alexander von Humbolt (1769-1859) ahli botani. Ia banyak meneliti tentang botani,
dan memperkenalkan term assosiasi, fisiognomi, hubungan antara distribusi tipe vegetasi dengan
faktor-¬faktor lingkungan seperti elevasi, ketinggian, dan temperatur. Humbolt juga dikenal
sebagai tokoh geografi tumbuhan.

Anton Kerner von Marilaun (1831-1898) dikenal setelah dia menerbitkan hasil penelitiannya
yang berjudul Plant Life of the Danube Basin (1863), dengan tuntas ia menjelaskan pengertian
dari suksesi. August Grisebach (1814-1879) telah melakukan perjalanan yang luas dan telah
mendeskripsikan lebih dari 50 tipe-tipe vegetasi utama dalam term fisiognomi modern. Ia
menjelaskan hubungan distribusi tumbuhan dengan faktor-faktor lingkungan. Tokoh biologi lain
yang mempunyai kontribusi dalam perkembangan ekologi tumbuhan adalah Oscar Drude (1890
dan 1896), Adolf Engler (1903), George Marsh (1864), Asa Gray (1889) dan Charles Darwin
yang terkenal dengan bukunya Origin of Species.
Ekologi tumbuhan berkembang dengan cepat setelah beberapa ahli botani juga tertarik
meneliti ekologi tumbuhan. Johannes Warming (1841-1924) berhasil mengidentikasi 2600
spesimen tumbuhan dan menulis sebuah buku tentang vegetasi (1982), dimana di dalamnya
diuraikan tentang geologi, tanah dan iklim, tipe-tipe vegetasi dan komunitas, dominan dan
subdominan, nilai adaptasi bermacam-macam life form, pengaruh api terhadap komposisi
komunitas dari suksesi serta fenologi dari komunitas dan taxa. Andreas Franz Wilhelm Shimper
(1856-1901) ahli botani Jerman, ia menerbitkan buku yang berjudul Plant Geography on a
Physiological Basis (1898 dan 1903), sebagai pemula ekofisiologi. Selanjutnya Jozep Paczoski
(1864-1941) dan Leonid Ramensky (1884-1953) telah menulis hal-hal yang berkenaan dengan
fito-sosiologi dan fitocoenocis. Clinton Hart Merriam (1855-1942) dari Universitas Columbia,
juga telah melakukan ekspedisi yang panjang dalam melakukan penelitian vegetasi dalam
hubungannya dengan zona elepasi.
Ahli ekologiwan yang sangat terkenal Frederick Edward Clements (1874-1945) besar
sekali sumbangannya terhadap kemajuan Ekologi Tumbuhan. Pada tahun 1898 ia telah
menerbitkan sebuah karya yang berjudul The Phytogeography of Nebraska. Ia juga banyak
menulis keadaan vegetasi di Amerika Utara, tentang formasi dan suksesi, varian lokal dan lain-
lain.  Sejak tahun 1925, ekologi tumbuhan terus berkembang dengan pesat, hal ini terjadi karena
sumbangan yang sangat besar dari para ekologiwan dari Eropa dan Amerika. Di antara
ekologiwan tersebut adalah Henry Gleason yang tahun 1926 dengan panjang lebar menulis
tentang asosiasi dan komunitas tumbuhan. Ekofisiologi telah dikembangkan sekitar tahun 1940
dan 1950 an.
Dari tahun 1940 an sampai 1970 an telah pula mengembangkan sinekologi. Di Eropa,
Christen Raunkier telah mengembangkan klasifikasi life form dan metode sampling vegetasi.
Tokoh yang juga besar andilnya dalam pengembangan ekologi tumbuhan adalah Josias Braunn-
Blanquet (1884-1980) yang mengembangkan metode sampling komunitas, reduksi data, dan
nomenklatur asosiasi.
 
BAB III
PENUTUP

3.1       Kesimpulan
Ekologi merupakan salah satu ilmu dasar bagi ilmu lingkungan. Berbicara ekologi pasti
berbicara mengenai semua makhluk hidup dan benda-benda mati yang ada di dalamnya termasuk
tanah, air, udara dan lain - lain. Dimana lingkungan yang ditempati berbagai jenis makhluk hidup
tersebut saling mempengaruhi dan dipengaruhi. Ekologi tanaman mengandung dua pengertian,
yaitu ekologi sebagai ilmu dan tanaman sebagai obyek. Ekologi berasal dari kata eikos = rumah,
dan logos = ilmu. Tanaman mengandung arti tumbuhan yang telah dibudidayakan untuk maksud
tertentu, sehingga hasilnya dijadikan sebagai alat pemenuhan kebutuhan yang memiliki nilai
ekonomi Secara etimologis, ekologi tanaman berarti ilmu tentang tanaman di rumah
(lingkungan) sendiri.

3.2 Saran
Dengan membaca makalah ini, pembaca disarankan agar bisa mengambil manfaat
tentang pentingnya mempelajari sejarah dan perkembangan ekologi tumbuhan. Sehingga, Para
pendidik dan peserta didik mampu mengetahui tentang hakekat ekologi tumbuhan secara
diskriptif, prospektif, dan berwawasan global.
DAFTAR PUSTAKA

Hardi. 2009. Ekologi Tumbuhan. http://hardibio.blogspot.com/. [12 Oktober


2021]
Hardjosuwarn, Sunarto. 1990. Dasar-Dasar Ekologi Tumbuhan. Yogyakarta:  Fakultas
Biologi UGM.
Odum, EP. 1983. Basic Ecology. Sounders, Philadelphia.
Rasidi, Suswanto. 2004. Ekologi Tumbuhan. Jakarta ; Universitas Terbuka
http://biologiasyek.blogspot.com/2010/12/pengertian-sejarah-dan-perkembangan.html[12
Oktober 2021]
RANGKUMAN

Pengertian Ekologi secara Umum


Istilah Ekologi diciptakan oleh sarjana jerman ernst haeckel, seorang biologiawan
jerman, pada tahun 1869. Istilah ini terdiri atas dua suku kata yunani oikos yang pertama kali
berasal dari seorang biologi Jerman Ernest Haeckel, 1869. Berasal dari bahasa Yunani “Oikos”
(rumah tangga) dan “logos” (ilmu), secara harfiah ekologi berarti ilmu tentang rumah tangga
makhluk hidup.
Sejarah Ekologi Tumbuhan
ekologi adalah ilmu yang membahas penyebaran (distribusi) dan kemelimpahan
organisme. Sedangkan Eugene P. Odum (1963) menyatakan bahwa ekologi adalah ilmu
pengetahuan tentang struktur dan fungsi alam. Charles J. Krebs (1978) menyatakan ekologi
adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji interaksi-interaksi yang menentukan penyebaran dan
kemelimpahan organisme. Sekarang definisi ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi
makhluk hidup dengan lingkungannya, baik lingkungan biotik maupun lingkungan abiotik.
Interaksi makhluk hidup dengan lingkungan abiotiknya, bagaimana lingkungan
mempengaruhinya, dan bagaimana makhluk hidup merespon pengaruh tersebut.

Anda mungkin juga menyukai