Anda di halaman 1dari 135

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/353071373

MODEL PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS ORGANISASI PENDIDIKAN


BERBASIS RISET

Book · July 2021

CITATIONS READS

0 49

2 authors:

Bambang Dwi Suseno Feby Arma Putra


Master of Management Bina Bangsa University Politeknik PGRI Banten
42 PUBLICATIONS   103 CITATIONS    3 PUBLICATIONS   1 CITATION   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Sustainability Innovativeness Agility as an Intervening Relationship between Managerial Competence and Business Performance of Family Own View project

All content following this page was uploaded by Bambang Dwi Suseno on 08 July 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


MODEL PENYUSUNAN RENCANA
STRATEGIS ORGANISASI PENDIDIKAN
BERBASIS RISET
Undang-Undang No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta

Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4


Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan hak eksklusif
yang terdiri atas hak moral dan hak ekonomi.
Pembatasan Pelindungan Pasal 26
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23, Pasal 24, dan Pasal 25 tidak
berlaku terhadap:
i. penggunaan kutipan singkat Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait untuk
pelaporan peristiwa aktual yang ditujukan hanya untuk keperluan penyediaan
informasi aktual;
ii. Penggandaan Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait hanya untuk kepentingan
penelitian ilmu pengetahuan;
iii. Penggandaan Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait hanya untuk keperluan
pengajaran, kecuali pertunjukan dan Fonogram yang telah dilakukan
Pengumuman sebagai bahan ajar; dan
iv. penggunaan untuk kepentingan pendidikan dan pengembangan ilmu
pengetahuan yang memungkinkan suatu Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait
dapat digunakan tanpa izin Pelaku Pertunjukan, Produser Fonogram, atau
Lembaga Penyiaran.
Sanksi Pelanggaran Pasal 113
1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara
Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau
pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).
2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau
pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau
huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara
paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
MODEL PENYUSUNAN
RENCANA STRATEGIS
ORGANISASI PENDIDIKAN
BERBASIS RISET

Danik Prastiningsih
Feby Arma Putra
Ahmad Maksum
Iwan Fahsya
Sarwiyah
Trihana Kurniawati

EDITOR:
Dr. H. Bambang Dwi Suseno, MM

Penerbit Chandra Semesta


MODEL PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS ORGANISASI
PENDIDIKAN BERBASIS RISET

Penulis : Danik Prastiningsih


Feby Arma Putra
Ahmad Maksum
Iwan Fahsya
Sarwiyah
Trihana Kurniawati

Penyunting : Dr. H. Bambang Dwi Suseno, MM


Tata Letak : Mastersyah
Desain Cover : Mastersyah
Ukuran : x + 83: 15.5x23 cm
ISBN : 978-623-96205-9-2
Cetakan Pertama : Mei 2021

Hak Cipta 2021, Pada Penulis


Isi diluar tanggung jawab percetakan
Copyright © 2021 by Chandra Semesta
All Right Reserved

Hak cipta dilindungi undang-undang


Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau
memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini
tanpa izin tertulis dari Penerbit.

PENERBIT CV. CHANDRA SEMESTA


Komp. MCI Blok F.10 No. 11 RT.002 RW. 17 Kel. Cimuncang
Kecamatan Serang Kota Serang – Banten
WA: +62 813-8055-4478 E-mail: chandrasemesta@gmail.com

Kerjasama
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PASCA SARJANA
UNIVERSITAS BINA BANGSA
PRAKATA

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Puji dan syukur kami panjatkan Kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan segala Rahmat dan hidayahnya kepada kami
semua, sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan Rencana
Strategis Organisasi Pendidikan Berbasis Riset.
Rencana strategis ini merupakan rencana pengembangan
Organisasi Pendidikan di Tahun 2021 . Rencana Strategis Berbasis
Riset ini dibangun berdasarkan visi sekolah yang merupakan
kritalisasi cita-cita dan komitmen bersama tentang kondisi ideal
masa depan yang ingin dicapai dengan mempertimbangkan potensi
yang dimilik,permasalahan yang dihadapi dan berbagai
kecenderungan termasuk perubahan kondisi dan lingkungan yang
sedang dan akan berlangsung. Berdasarkan visi, selanjutnya
dirumuskan berbagai tujuan dan sasaran yang akan dicapai lima
tahun kedepan. Berdasarkan tujuan dan sasaran
tersebut,selanjutnya dirumuskan skenario untuk mencapainya.
Skenario yang dimaksud meliputi strategi dan program
pengembangan yang perlu ditempuh, beserta indikator- indikator
keberhasilannya.
Tak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah ikut meluangkan waktu, tenaga atau
sumbangan pemikiran-pemikirannya dalam proses penyusunan
rencana strategis Organisasi Pendidikan.
Akhirnya kami berharap semoga Rencana strategis ini dapat
menjadi pedoman penyelenggaraan pendidikan Organisasi
Pendidikan untuk dapat bersaing dan berkembang dengan baik .
Wassalamualaikum, Wr. Wb.
Serang, Mei 2021
Tim Penyusun

v
vi
DAFTAR ISI

Prakata ..................................................................................................................... v
Daftar Isi .................................................................................................................vii
Persembahan ........................................................................................................ ix

BAB I. RENSTRA SEKOLAH MENENGAH ATAS ....................................... 1


BAB II. POLITEKNIK/AKADEMI .................................................................. 25
BAB III. SEKOLAH TINGGI.............................................................................. 39
BAB IV. PERUMUSAN STRATEGI SEKOLAH DASAR........................... 51
BAB V. PERUMUSAN STRATEGI SEKOLAH MADRASAH
IBTIDAIYAH............................................................................................. 67
BAB VI. RENCANA STRATEGIS TAMAN KANAK- KANAK................ 97

vii
viii
Persembahan
Buku ini kami persembahkan kepada

1. Dr. H. Bambang Dwi Suseno, MM selaku Kaprodi


Magister Manajemen Universitas Bina Bangsa
2. Mahasiswa teman-teman seperjuangan di MM UNIBA

ix
x
BAB I
RENSTRA SEKOLAH
MENENGAH ATAS

I. LATAR BELAKANG

Salah satu tujuan Negara Republik Indonesia adalah


mencerdaskan kehidupan bangsa, untuk itu setiap warga
negara Indonesia tanpa memandang status sosial, ras, etnis,
agama dan gender berhak memperoleh pendidikan yang
bermutu sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya.
Kehadiran pendidikan yang bermutu merupakan pra-syarat
adanya Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang berkualitas,
yaitu warga Negara yang unggul secara intelektual, anggun
dalam moral, kompeten menguasai IPTEK, produktif
berdaya saing terhadap bangsa lain di era global.

Keberhasilan pembangunan Nasional ditentukan


terutama oleh kualitas Sumber Daya manusianya baik yang
menjadi pengambil keputusan , penentu dan para pelaku
pengawasan pembangunan. Hal ini menunjukan bahwa
unsur manusialah yang menggerakan roda pembangunan
tersebut.

Mengingat Sumber Daya Manusia merupakan aset


nasional yang mendasar dan faktor penentu utama bagi
keberhasilan pembangunan, maka kualitas harus
ditingkatkan terus menerus sesuai dengan kemajauan ilmu

1
pengetahuan dan teknologi. Dalam rangka peningkatan
Sumber Daya Manusia secara keseluruhan, pemerataan
kesempatan memperoleh pendidikan dasar, dan
peningkatan relevansi pendidikan merupakan kebijakan
dan program yang harus dilaksanakan di sekolah dasar,
karena sekolah tersebut merupakan pondasi yang amat
menetukan keberhasilan pada jenjang berikutnya.

1.1 Isu-Isu Strategis


 Keberagaman informasi dan kemajuan iptek sebagai
dampak globalisasi;
 Tuntutan masyarakat semakin meningkat dan
beragam;
 Perubahan paradigma sistem pemerintahan;
 Penuntasan wajar 9 tahun mengarah wajar 12 tahun
 Mutu lulusan belum memiliki kemampuan dan
keterampilan yang memadai serta daya saing yang
tinggi.
 Tuntutan penguasaan IPTEK dalam semua kondisi.

1.2 Penyusunan Rencana Strategis

Setelah melakukan berbagai analisis, sekolah bersama


komite mencoba untuk melakukan kajian mengenai kesenjangan
/ tantangan sekolah yang perlu dilibatkan untuk mencapai setiap
sasaran dan yang masih perlu diteliti tingkat kesiapannya
dengan menentukan kekuatan (Strenghts), kelemahan
(weaknessees), peluang (opportunities) dan ancaman (threats).

2
Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh data
bahwa skor strenght (15.27) lebih besar dari weakness
(5.64). Sedangkan skor opportunity (10.66) lebih besar

3
dari treath (7.06). Sehingga berdasarkan diagram
kartesius dibawah kini, maka kondisi seperti ini terletak
pada kuadran I.

Oleh karena itu, SMAN AAA menetapkan untuk


menggunakan strategi stability/Rasionalisasi yaitu
optimalisasi kelebihan-kelebihan sekolah agar dapat
meminimalisir kelemahan-kelemahan sekolah dan juga
dapat meraih peluang.

A. Kekuatan

1. Ciri kependudukan di Indonesia yang ditandai


dengan besarnya prosentase kelompok usiamuda
berpengaruh terhadap peningkatan arus siswa
pendaftar. Upaya sekolah untukmeningkatkan
Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan
menengah di Indonesia terbentur pada
keterbatasan kemampuan orang tua dan siswa,
serta kapasitas daya tampung dan pelayanan.

2. Dalam kaitan itu, modernisasi sekolah merupakan


sebuah prasyarat bagi sekolah untuk lebih mampu
mencapai tujuan yang diharapkan. Termasuk di
dalamnya adalah segala bentuk fasilitasdan
kelengkapannya, serta pemanfaatan teknologi
informasi. Namun, faktor transaksi antarapendidik
dan peserta didik tidak dapat digantikan
sepenuhnya oleh teknologi informasi, sehingga
kedudukan tenaga kependidikan tetap strategis.
Pemutakhiran model pembelajaran dan
penyegaran substansi merupakan tuntutan yang
mendesak dan hanya dapat dicapai

4
apabiladidukung oleh hasil penelitian inovatif.

3. Tuntutan pasar kerja terhadap sumber daya


manusia yang bermutu membuat persaingan
semakin ketat. Hal ini menyebabkan terjadinya
pergeseran paradigma penyelenggaraan
pendidikan dari motif sosial politik yang
menekankan kesetaraan dan persamaan ke arah
logika. SMA Negeri 3 Kota Serang sesungguhnya
memiliki potensi untuk menjawab tantangan
tersebut di atas. Hal ini dapat dilakukan misalnya
melalui pemantapan program studi lama dan
perluasan program studi baru yang dapat
membekali para lulusan dengan kompetensi
kompetitif, baik dalam kompetisi mendapatkan
penidikan yang lebih tinggi di perguruan tinggi
maupun menapatkan dan atau menciptakan
lapangan kerja. Dengan demikian peningkatan
kapasitas membangun selama limatahun
mendatang yang didukung pula oleh modernisasi
sekolah. Ini berarti peningkatan kapasitasdan
modernisasi sebagaimana diuraikan di atas mutlak
diperlukan demi terwujudnya sekolah yang
unggul.

B. Kelemahan

1. Mobilisasi SDM untuk menjalankan visi dan misi


SMA Negeri 3 Kota Serang sebagaimana yang
diharapkan menuntut peningkatan kesejahteraan
yang memadai.

2. Belum lengkapnya parameter dan pedoman-

5
pedoman penjaminan mutu (quality assurance)
memerlukan kegiatan khusus pengembangannya.

3. Kultur kerja yang sesuai dengan tuntutan sebuah


sekolah dengan nilai inti yang terkait dengan
etos kerja yang tinggi untuk menghasilkan inovasi
dalam konteks sebagai guru terutama dibidang
pengajaran belum terbangun.

C. Peluang

1. Status SMA Negeri 3 Kota Serang adalah


salah satu perubahan dan kepercayaan
masyarakat khususnya dunia pendidikan
hingga saat ini terus ingin menjadikan sekolah
yang berwawasan insternasional. Upaya tersebut
untuk melakukan berbagai terobosan kebijakan
sehingga lebih fleksibel dalam menghadapi
tantangan global dan sekaligus mengantisipasi
kebutuhan masyarakat.

2. Otonomi memungkinkan SMA Negeri 3 Kota


Serang akan menjalin kemitraan dengan
perguruan tinggi Negeri dan Swasta secara
langsung. Melalui kemitraan ini SMA Negeri 3
Kota Serang melakukan rujuk mutu
(benchmarking) untuk meningkatkan kualitas,
sekaligus memperoleh kesempatan untuk
memperluas layanan kepada publik.

D. Ancaman

1. Persaingan global, perkembangan ipteks dan


tuntutan produktivitas SMA Negeri 3 Kota Serang

6
menuntut ketersediaan fasilitas pendidikan
berstandar nasional, kesiapan SDM, dan
sistemmanajemen yang handal.

2. Peta kebutuhan siswa dapat dijadikan dasar bagi


SMA Negeri 3 Kota Serang dalam menyusun
program pembiayaan belum teridentifikasi dengan
baik.

3. Otonomi dan desentralisasi SMA Negeri 3 Kota


Serang untuk melakukan penataan struktur
organisasi,tatapamong, sistem manajemen, dan
budaya kerja, yang menjamin organisasi yang
kuat,efisien, transparan, demokratis, akuntabel,
serta memiliki daya respon terhadap
berbagaiperubahan kebijakan pemerintah dan
tuntutan masyarakat.

4. Persaingan global, perkembangan ipteks dan


tuntutan produktivitas menuntut ketersediaan
fasilitas pendidikan berstandar nasional, kesiapan
SDM, dan sistem manajemen yang handal.

Berdasarkan hal tersebut penting kiranya SMAN


3 Kota Serang, membuat program Rencana Strategis
jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka
panjang sebagai pedoman sekolah agar berkembang
lebih terarah, terrencana dan sistematis. Dalam
penyusunan rencana program, pihak sekolah bekerja
sama dengan unsur masyarakat yang diwakili oleh
komite sekolah, baik dalam menentukan arah dan
tujuan, serta kebijakan yang akan ditempuh demi
peningkatan pelayanan dan mutu pendidikan di SMAN

7
3 Kota Serang pada khususnya dan kualitas pendidikan
pada umumnya.

Rencana Strategis SMAN 3 Kota Serang, disusun


untuk :

1. Menjamin agar perubahan / tujuan sekolah yang


telah ditetapkan dapat dicapai dengan tingkat
kepastian yang tinggi dan resiko yang kecil.

2. Mendukung koordinasi antar pelaku sekolah.

3. Menjamin terciptanya Intregitas, Sinkronisasi dan


Sinergi baik antara pelaku sekolah, antar sekolah
dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota
Serang, dan antar waktu.

4. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara


perencana, penganggaran, pelaksanaan dan
pengawasan.

5. Mengoptimalkan partisipasi warga sekolah dan


masyarakat.

6. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya


secara efisien, efektif berkeadilan dan
berkelanjutan.

7. Mendukung koordinasi antara pelaku pendidikan.

8. Menjamin terciptanya Intregitas, Sinkronisasi dan


Sinergi baik antara sekolah dengan dinas
pendidikan, dinas pendidikan propinsi dan pusat.

9. Menjamin keterkaitan dan kosistensi antara


perencana, penganggaran pelaksanaan, dan

8
pengawas; mengoptimalkan partisipasi
masyarakat.

10. Menjamin tercapainya penggunaan sumber


daya secara efisiensi, efektif, berkeadilan dan
berkelanjutan.

II. PERUMUSAN STRATEGI


2.1 Visi
Visi yang akan dicapai 5 Tahun Mendatang
“Mewujudkan peserta didik yang beriman dan
bertaqwa, berakhlak mulia, unggul dalam prestasi,
berbudaya lingkungan, menguasai IPTEK serta tampil
sebagai teladan”

2.2 Misi
1. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama
yang dianut sehingga menjadi sumber kearifan
dalam bertindak.
2. Mengamalkan ajaran agama yang dianut dalam
kehidupan sehari-hari baik di lingkungan sekolah
maupun di masyarakat.
3. Meningkatkan sikap dan perilaku berakhlak mulia
pada peserta didik.
4. Mewujudkan lulusan yang berkarakter, cerdas,
trampil , kompeten dan kompetitif baik di tingkat
Nasional maupun Internasional.
5. Mewujudkan pendidik dan tenaga kependidikan
yang berkarakter budaya bangsa serta memiliki

9
intelektualitas, kompetensi dan profesionalisme,
berstandar Nasional maupun Internasional.

2.3 Tujuan
1. Menumbuhkan keimanan dan ketaqwaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Membekali siswa agar memiliki nilai etika,
imtaq, akhlak dan budi pekerti yang baik serta
sikap peduli pada lingkungan.
3. Menumbuhkan sikap beretika, kemampuan
komunikasi sosial (tertib, sadar aturan) dan rasa
tanggung jawab yang tinggi.
4. Meningkatkan prestasi akademik dan non
akademik melalui kegiatan peningkatan mutu
pembelajaran
5. Meningkatkan kreatifitas peserta didik melalui
kegiatan pengembangan potensi diri
6. Menciptakan lingkungan sekolah yang bersih,
nyaman, aman, sejuk dan indah.
7. Menumbuhkan daya fikir siswa yang aktif,
kreatif, dan menumbuhkan rasa percaya diri
serta gemar membaca hingga tercapainya mutu
pendidikan yang baik sesuai dengan yang
diharapkan.
8. Memberikan sanksi bagi siswa yang melanggar
disiplin dan tata tertib sekolah dan memberikan
penghargaan (reward) bagi siswa yang
berprestasi.
9. Menjuarai lomba-lomba di bidang akademik

10
dan non akademik sampai di tingkat
nasional dan internasional.
10. Prestasi dalam bidang IPTEK.
11. Membekali peserta didik agar memiliki
keterampilan teknologi informasi dan
komunikasi.
12. Membekali peserta didik dengan ilmu
pengetahuan dan teknologi agar mampu
bersaing dalam melanjutkan ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi.
13. Mengefektifkan inovasi sistem pembelajaran
yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dan era
globalisasi
14. Mengusahakan sistem pembelajaran berbasis
multi media
15. Terbinanya hubungan yang serasi antara sekolah
dengan lembaga yang terkait dan masyarakat.

2.4 Sasaran Strategis dan Kebijakan


Strategi adalah kumpulan langkah – langkah Strategi
yang dilakukan sekolah dengan merujuk kondisi faktor
internal dan eksternal rumusan strategi dasar sebagai
berikut:

1. Meningkatkan kompetensi akademik guru

 Meningkatkan jumlah guru untuk studi lanjut


(S2), mengikuti kursus-kursus profesinal dan
kursus bahasa inggris, serta mengikuti
pelatihan- pelatihan secara berjenjang dan

11
berkelanjutan.

 Melaksanakan monotoring dan pembinaan


Guru yang mengikuti studi lanjut (S2 ) melalui
mekanisme insentif dan disintensif.

 Menjalin networking untuk menciptakan


peluang-peluang komunikasi akademik
melalui bentuk-bentuk short- course , seminar
internasinal , dan fellowship.

 Memantapkan spesialisasi bidang keahlian


guru.

2. Meningkatkan kemampuan guru dalam metode


pembelajaran yang kreatif, inovatif,dan menarik.

 Meningkatkan jumlah guru untuk mengikuti


berbagai kursus pembelajaran secara
berjenjang dan berkelanjutan untuk
menunjang proses pembelajaran kreatif,
inovatif , dan menarik.

 Meningkatkan sarana-prasaran pembelajaran


yang menunjang proses pembelajaran kretif,
inovatif, dan menarik,

 Mendorong Guru untuk menyusun bahan ajar,

3. Memperbarui kurikulum yang menunjang


kompetensi lulusan dan relevansi.
 Melakukan kompilasi ipteks yang mutakhir
 Meng-update kurikulum secara periodik

12
4. Meningkatkan kualitas lulusan dan Akriditas
sekolah
 Mengikutsertakan siswa dalam kegitan-kegiatan
tutorial, asistensi, penelitian , jurnalistik,seminar
dan berbagai lomba karya ilmiah
 Menyusun desain pembelajaran yang mendorong
siswa menulis dan menyajikan gagasan secara
sistematik
 Menetapkan standar kompetensi lulusan pada
tingkat nasional dan internasional
 Melembagakan kegiatan lomba karya ilmiah,
karya inovatif, dan karya kreatif secara
terprogram dan terintegrasi dengan pembelajaran.
5. Memperbarui kurikulum yang menunjang
kompetensi lulusan dan relevansi.
 Melakukan kompilasi ipteks yang mutakhir
 Meng-update kurikulum secara periodik
6. Meningkatkan kualitas lulusan dan Akriditas
sekolah
 Mengikutsertakan siswa dalam kegitan-kegiatan
tutorial, asistensi, penelitian, jurnalistik, seminar
dan berbagai lomba karya ilmiah
 Menyusun desain pembelajaran yang mendorong
siswa menulis dan menyajikan gagasan secara
sistematik
 Menetapkan standar kompetensi lulusan pada
tingkat nasional dan internasional
 Melembagakan kegiatan lomba karya ilmiah,
karya inovatif, dan karya kreatif secara

13
terprogram dan terintegrasi dengan pembelajaran.
7. Memperbarui kurikulum yang menunjang
kompetensi lulusan dan relevansi.
 Melakukan kompilasi ipteks yang mutakhir
 Meng-update kurikulum secara periodik
8. Memperbarui kurikulum yang menunjang
kompetensi lulusan dan relevansi.
 Melakukan kompilasi ipteks yang mutakhir
 Meng-update kurikulum secara periodik
9. Meningkatkan kualitas lulusan dan Akreditasi
sekolah
 Mengikutsertakan siswa dalam kegitan-kegiatan
tutorial, asistensi, penelitian, jurnalistik,seminar
dan berbagai lomba karya ilmiah
 Menyusun desain pembelajaran yang mendorong
siswa menulis dan menyajikan gagasan secara
sistematik
 Menetapkan standar kompetensi lulusan pada
tingkat nasional dan internasional
 Melembagakan kegiatan lomba karya ilmiah,
karya inovatif, dan karya kreatif secara
terprogram dan terintegrasi dengan pembelajaran.
Kebijakan kelembagaan untuk penataan SMAN 3
Kota Serang bertujuan untuk menciptakan organisasi yang
tepat secara struktur dalam rangka mendukung
pelaksanaan tugas dan fungsi pendidikan. Penataan SMAN
3 Kota Serang secara umum dipengaruhi baik oleh faktor
internal maupun faktor eksternal. Faktor internal yang
mempengaruhi adalah Proses Pembelajaran baik, Kualitas

14
tenaga pendidik dan Sarana prasarana baik.
Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi
adalah adanya perubahan kondisi ekonomi, perkembangan
teknologi, Prestasi siswa menurun. Dalam rentang waktu
2020 sampai dengan 2024, kebijakan dalam hal penataan
organisasi meliputi hal-hal berikut:
1. Meningkatkan kompetensi akademik guru
2. Meningkatkan kemampuan guru dalam metode
pembelajaran yang kreatif, inovatif,dan menarik.
3. Memperbarui kurikulum yang menunjang
kompetensi lulusan dan relevansi.
4. Meningkatkan kualitas lulusan dan Akriditas
sekolah

III. IMPLEMENTASI STRATEGI


3.1 Program
Kebijakan di atas diwujudkan dalam sejumlah
program sebagai berikut:
1. Meningkatkan daya tampung siswa potensial
dan ketersediaan
2. Memberdayakan program jurusan IPA dan IPS
yang berdaya saing kuat dan sesuai dengan
platform sekolah
3. Mengembangkan sistem belajar bilingual yang
bermutu dalam pelaksanaan pembelajaran;
4. Mengevaluasi dan memperbaharui kurikulum,
silabus, dan kalender akademik, dan
lajuperkembangan di lapangan secara

15
berkelanjutan serta melakukan pembinaan dan
pengawasan terhadap implementasinya;
5. Menetapkan standar mutu akademik dan
memantau ketercapaian standar ketuntasan
belajar;
6. Meningkatkan mutu proses, dan hasil
pembelajaran;
7. Meningkatkan penulisan buku ajar dan modul
bahan ajar;
8. Mengembangkan kerjasama kelembagaan untuk
meningkatkan mutu sumber daya manusiapada
tingkat lokal dan nasional;
9. Menyempurnakan sistem informasi manajemen
akademik termasuk peningkatan pelayanan
prima dalam bidang akademik.

3.2 Anggaran
Untuk mendukung pelaksanaan program kerja
diatas, maka disusun anggaran biaya program kerja

3.3 Prosedur
Kebijakan 1:

Mengembangkan kurikulum berkualitas dengan mengacu


kepada stándar kompetensi lulusan dan standar isi yang
telah ditetapkan oleh pemerintah;

Program kerja ditetapkan :

1. Melaksanakan workshop pengembangan kurikulum.

16
Kebijakan 2 :

Mengembangkan silabus pembelajaran yang berkualitas


secara mandiri

Program Kerja di tetapkan :

1. Melaksanakan workshop pengembangan silabus.

Kebijakan 3:

Melaksanakan pembelajaran yang berkualitas berdasarkan


standar proses pembelajaran yang ditetpakan oleh
pemerintah.

Program Kerja yang di tetapkan:

1. Melaksanakan program pengembangan RPP, Bahan


ajar, dan instrumen penilaian yang berkualitas
berdasarkan standar perencanaan pembelajaran
yang ditetapkan oleh pemerintah.

2. Melaksanakan program pembelajaran yang


berkualitas berdasarkan standar pelaksanaan
pembelajaran yang telah ditetapkan oleh
pemerintah.

3. Melaksanakan program penilaian pembelajaran yang


berkualitas berdasarkan standar penilaian yangb
telah ditetapkan oleh pemerintah.

4. Melaksanakan program pengawasan pembelajaran


yang berkualitas berdasarkan standar pengawasan
pembelajaran yang telah ditetapkan oleh pemerintah

17
Kebijakan 4:

Melaksanakan sosialisasi dan promosi sekolah melalui


berbagai cara yang efektifdan efisien.

Program kerja yang ditetapkan:

1. Melaksanakan program sosialisasi dan promosi


melalui spanduk dan brosur

2. Melaksanakan program sosialisasi dan promosi


melalui media web

Kebijakan 5:

Melaksanakan pelayanan pendidikan yang berkualitas

Prorgam kerja yang ditetapkan:

1. Melaksanakan program pelayanan dan pendidikan


yang berkualitas.

Kebijakan 6:

Mengikuti berbagai kompetensi di berbagai bidang dalam


berbagai tingkatan

Program kerja yang ditetapkan :

1. Mengikuti lomba Olimpiade Sains

2. Mengikuti lomba debat bahasa indonesia dalam


berbagai tingkatan

3. Mengikuti lomba cerdas cermat dalam berbagai

18
tingkatan

4. Mengikuti lomba FLS2N dalam berbagai tingkatan

5. Mengikuti lomba debat bahasa inggris dalam


berbagai tingkatan

6. Mengikuti lomba-lomba lain diberbagai tingkatan

Kebijakan 7:

Melaksanakan kepemimpinan sekolah yang transakasional


dan transformasional

Program kerja yang ditetapkan :

1. Melaksanakan program manajemen konstruksi


budaya kepemimpinan transaksional & transfor
masional di Sekolah

Kebijakan 8:

Program pengembangan siswa untuk mengoptimalkan


akhlak dan produktivitas siswa

Program kerja yang ditetapkan :

Program pembentukan siswa berkarakter

1. Melaksanakan program BK

2. Melaksanakan program religiusitas kampus (baca


Al-Qur’an, &asmaul husna sebelum pelajaran; sholat
dhuha berjamaah; sholat dhuhur berjamaah)

19
3. Melaksanakan program pembelajaran berbasis
pendidikan karakter

4. Melaksanakan program penegakan aturan sekolah

IV. PROGRAM KERJA

4.1 Program dan Target

Tabel 1.1. Program dan Target


Tujuan/Sasaran Target
No Ket
Strategis dan Indikator 2020 2021 2022 2023 2024
1. Meningkatkan kompetensi akademik guru
1. Meningkatkan jumlah
guru untuk studi
lanjut (S1 dan S2 ) ,
mengikuti kursus-
kursus profesinal dan
20% 30% 50% 60% 70%
kursus bahasa inggris,
serta mengikuti
pelatihan-pelatihan
secara berjenjang dan
berkelanjutan
2. Melaksanakan moni-
toring dan pembinaan
Guru yang mengikuti
studi lanjut (S1 dan 80% 90% 90% 100% 100%
S2) melalui
mekanisme insentif
dan disintensif
3. Menjalin networking
untuk menciptakan
peluang-peluang
komunikasi akademik 50% 68% 80% 90% 100%
melalui bentuk-bentuk
short- course , seminar
internasinal, dan fel-

20
lowship
4. Memantapkan
spesialisasi bidang 50% 60% 70% 75% 80%
keahlian guru
2. Meningkatkan kemampuan guru dalam metode pembelajaran yang
kreatif, inovatif, dan menarik.
1. Meningkatkan jumlah
guru untuk mengikuti
berbagai kursus
pembelajaran secara
berjenjang dan 78% 80% 90% 95% 100%
berkelanjutan untuk
menunjang proses
pembelajaran kreatif,
inovatif, dan menarik
2. Meningkatkan sarana-
prasarana
pembelajaran yang
80% 85% 90% 90% 100%
menunjang proses
pembelajaran kretif,
inovatif, dan menarik,
3. Mendorong Guru
untuk menyusun 90% 90% 95% 100% 100%
bahan ajar
3. Memperbarui kurikulum yang menunjang kompetensi lulusan dan
relevansi
1. Melakukan kompilasi
100% 100% 100% 100% 100%
ipteks yang mutakhir
2. Meng-update
kurikulum secara 100% 100% 100% 100% 100%
periodik
4. Meningkatkan kualitas lulusan dan Akriditas sekolah
1. Mengikutsertakan
siswa dalam kegitan-
kegiatan tutorial,
60% 80% 85% 90% 90%
asistensi, penelitian ,
jurnalistik,seminar dan
berbagai lomba karya

21
ilmiah
2. Menyusun desain
pembelajaran yang
mendorong siswa
80% 80% 85% 90% 100%
menulis dan
menyajikan gagasan
secara sistematik
3. Menetapkan standar
kompetensi lulusan
100% 100% 100% 100% 100%
pada tingkat nasional
dan internasional
4. Melembagakan
kegiatan lomba karya
ilmiah , karya inovativ,
dan karya kreatif 70% 70% 80% 90% 90%
secara terprogram dan
terintegrasi dengan
pembelajaran
5. Meningkatkan
100% 100% 100% 100% 100%
Akreditasi Sekolah

4.2 Umpan Balik

A. Tujuan Monitoring dan Evaluasi

Monitoring merupakan kegiatan yang bertujuan


untuk mengetahui apakah program sekolah berjalan
sebagaimana yang direncanakan, apa hambatan
yang terjadi dan bagaimana cara mengatasi masalah
tersebut. Jadi menekankan pada pemantauan proses
pelaksanaan program.

Evaluasi merupakan kegiatan yang bertujuan untuk


mengetahui apakah program sekolah mencapai
sasaran yang diharapkan. Jadi menekankan pada

22
aspek hasil.

B. Komponen Utama Monitoring dan Evaluasi


1. Komponen Input
a. Aspek tenaga kependidikan : Kepala Sekolah,
Guru dan Karyawan
b. Aspek Kesiswaan : Kondisi siswa dan prestasi
siswa
c. Aspek sarana prasarana
d. Aspek peran masyarakat
2. Komponen proses
a. Aspek Kurikulum dan bahan ajar
b. Aspek proses belajar mengajar
c. Aspek penilaian
d. Aspek menejemen dan kepemimpinan
3. Komponen Output
a. Aspek prestasi belajar siswa
b. Aspek prestasi Guru dan Kepala Sekolah
c. Aspek pretasi sekolah
C. Pelaksana Monitoring dan Evaluasi
1. Internal
a. Kepala Sekolah
b. Dewan guru Sekolah
2. Eksternal
a. Komite Sekolah

23
b. Dinas Pendidikan
c. Bawas Provinsi

24
BAB II
POLITEKNIK / AKADEMI

I. MEN-SCANNING LINGKUNGAN

Kekuatan

1. Proses Pemberlajarannya baik


2. Memiliki prestasi akademik dan non akademik
3. Tersedianya sarana dan pra sarana
4. Mempunyai program unggulan (Program Pembinaan
Karakter)

Peluang

1. Orang tua memiliki minat memasukkan putranya ke


kampus dengan penempatan kerja
2. Kepercayaan masyarakat meningkat

Kelemahan

1. Inovasi proses pembelajaran pendidik belum maksimal


2. Etos kerja pegawai rendah
3. Ketidaksesuaian kualifikasi bidang ilmu dengan mata
kuliah yang diajarkan

Ancaman

1. Revolusi industry 4.0


2. Kompetisi mutu dengan kampus lain sangat ketat

25
1.1 Urgensi Relevansi

Dari hasil survey yang dilakukan terhadap stake holder


yang ada didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 2.1. Indikator Kekuatan


No Indikator Index Urgensi Skor
Proses Pemberlajarannya
1 0.7331 4 2.9324
baik
Memiliki prestasi
2 akademik dan non 0.8848 3 2.6544
akademik
Tersedianya sarana dan
3 0.8689 4 3.4756
pra sarana
Mempunyai program
4 unggulan (Program 0.8602 3 2.5806
Pembinaan Karakter)
Jumlah Skor subtotal Kekuatan 11.643

Tabel 2.2. Indikator Kelemahan


No Indikator Index Urgensi Skor
Inovasi proses
1 pembelajaran pendidik 0.872 4 3.488
belum maksimal
2 Etos kerja pegawai rendah 0.8602 4 3.4408
Ketidaksesuaian
k ualifikasi bidang ilmu
3 0.8936 2 1.7872
dengan mata kuliah yang
diajarkan
Jumlah subtotal Skor kelemahan 8.716

26
Tabel 2.3. Indikator Peluang
No Indikator Index Urgensi Skor
Orang tua memiliki
minat memasukkan
1 0.872 2 1.744
putranya ke kampus
dengan penempatan kerja
Kepercayaan masyarakat
2 0.8646 3 2.5938
meningkat
Jumlah Skor peluang 4.3378

Tabel 2.4. Indikator Ancaman


No Indikator Index Urgensi Skor
1 Revolusi industry 4.0 0.7464 2 1.4928
Kompetisi mutu dengan
2 0.905 3 2.715
kampus lain sangat ketat
Jumlah Skor ancaman 4.2078

1.2 Asumsi Strategi (Matriks IFAS/EFAS dan Matrik


SWOT)
Dari hasil analisis EFAS diatas menunjukan bahwa
faktor peluang mendapatkan 4,3378 kemudian untuk
faktor ancaman mendapat skor 4,2078 dengan hasil
analisis ini berarti dalam upaya strategi peningkatan
kualitas dan daya saing masih memiliki peluang
mengingat ancaman mempunyai nilai lebih rendah dari
pada peluang yang dimiliki. Selanjutnya dengan telah
tersusunya matriks IFAS/EFAS tersebut dapat
menghasilkan nilai /skor pada masing masing faktor
internal dan eksternal sebagai berikut :

27
Skor Penilaian Internal (S – W) = 11,643 – 8,716 = 2,927

Skor Penilaian Eksternal (O – T) = 4,3378 – 4,2078 = 0,13

Dengan nilai faktor – faktor tersebut diatas dapat


diketahui posisi kampus dalam rumusan analisis SWOT
berikut ini :

Opportunity (+)

II I
0.130

Weakness (-) Strength (+)


2,9271
III IV

Threat (-)

Dari hasil Matrik SWOT diatas dapat dilihat bahwa


posisi Politeknik PGRI Banten berada pada kuadran I
yang merupakan posisi yang menguntungkan. Posisi
Politeknik PGRI Banten kini mempunyai peluang dan
kekuatan, sehingga perlu memanfaatkan peluang yang
ada secara optimal untuk menambah kekuatan dengan
menerapkan strategi yang mendukung kebijakan
pertumbuhan agresif (strategi agresif).

II. KEBIJAKAN DASAR

2.1 Umum

Salah satu tujuan pendidikan nasional yang


tercantum dalam Undang Undang Dasar 1945 adalah
mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mencapai tujuan

28
ini, Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 mencantumkan
bahwa :

1) Tiap warga Negara berhak mendapat pengajaran,


dan

2) Pemerintah mengusahakan suatu sistem


pengajaran nasional yang diatur di dalam undang-
undang

Tujuan pendidikan sebagaimana disebut di dalam


UU Sisdiknas Tahun 2003 adalah: “Pendidikan nasional
berdasarkan Pancasila, bertujuan meningkatkan ketakwaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan keterampilan,
mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan
mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air agar
dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang
dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama
bertanggungjawab atas pembangunan bangsa”

Di bagian lain dikatakan bahwa pendidikan tinggi


dikembangkan dan peranan perguruan tinggi di arahkan
untuk:

1. Menjadikan Perguruan Tinggi sebagai pusat


pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta pusat kegiatan penelitian sesuai dengan
kebutuhan pembangunan masa sekarang dan
masa depan

2. Mendidik mahasiswa agar menguasai ilmu


pengetahuan dan teknologi, berjiwa penuh
pengabdian serta memiliki rasa tanggung jawab
yang besar terhadap masa depan bangsa dan

29
Negara Indonesia di dalam rangka melaksanakan
Tri Darma Perguruan Tinggi

3. Mengembangkan tata kehidupan kampus sebagai


masyarakat ilmiah yang berbudaya, bermoral
Pancasila dan berkepribadian Indonesia

Memperhatikan tujuan pendidikan sebagaimana


termaktub di atas dapatlah disimpulkan bahwa pendidikan
merupakan sektor yang amat penting di dalam usaha
pembangunan sebagai upaya menciptakan kerangka dasar
menuju pada suatu tatanan kehidupan masyarakat
Indonesia modern, tangguh, adil, sejahtera dan lestari
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Khusus bagi Perguruan Tinggi Swasta, lebih ditekankan
kepada perlunya peningkatan fungsi dan tanggung jawab
sekaligus mutu di dalam penyelenggaraan pendidikan
nasional.

Sejalan dengan hal-hal yang diamanatkan dalam


tujuan pendidikan di atas, YPLP PGRI Pusat sebagai Badan
Penyelenggara Politeknik PGRI Banten merasa
berkewajiban untuk berperan serta dalam pembangunan
nasional melalui pendidikan. Perlunya Politeknik PGRI
Banten didirikan adalah dengan dasar pemikiran bahwa
tahapan pembangunan yang pada akhirnya lebih meluas
sampai ke pelosok tanah air akan banyak membutuhkan
manusia yang berkeahlian, khususnya di bidang Vokasi .

Berdasarkan kerangka berfikir tersebut dan melihat


kepada arah sasaran dan tujuan pembangunan nasional
yang dewasa ini sedang giat-giatnya dilaksanakan dan
setelah mengkaji perkembangan, tuntutan serta kebutuhan

30
masyarakat di bidang pendidikan Vokasi, maka YPLP PGRI
Pusat sebagai Badan Penyelenggara Politeknik PGRI
Banten menyelenggarakan pendidikan Vokasi dengan basis
Diploma 3.

Kebijakan ini perlu diputuskan dengan alasan agar


lembaga-lembaga pendidikan Vokasi yang saat ini ada;
begitu pun pemerintah, akan memiliki laboratorium yang
dapat memunculkan pola-pola baku pendidikan yang
berbasis Vokasi. Disamping, tentunya agar para lulusan
lembaga pendidikan yang ada secepatanya dapat diserap
dunia kerja dan pada saat yang sama memiliki harapan
dapat melanjutkan pembelajaran ke jenjang pendidikan
yang lebih tinggi.

2.2 Sasaran yang ingin dicapai Politeknik

Sebagaimana yang telah diuraikan pada bagian


terdahulu bahwa usaha pendirian Politeknik PGRI Banten
dimaksudkan untuk lebih berperan secara nyata dalam
pembangunan nasional melalui bidang pendidikan. Dalam
hal ini, Politeknik PGRI Banten menempatkan diri sebagai
mitra pemerintah dalam pembangunan yang didasarkan
pada pemikiran bahwa pembangunan Indonesia untuk saat
ini dan masa mendatang sangat membutuhkan adanya
manusia Indonesa yang berkeahlian dan terampil serta
cakap guna mengisi pembangunan di berbagai bidang;
khususnya bidang Vokasi.

Untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan pendidikan


nasional yang merupakan harapan masyarakat dan

31
pemerintah dan agar pelaksanaannya tidak terjadi
kesenjangan antara tujuan dengan hasil yang dapat dicapai,
maka Politeknik PGRI Banten mencoba merencanakan
secara sistematis langkah-langkah yang akan ditempuh
untuk mencapai sasaran dalam bentuk Rencana Strategis
Politeknik PGRI Banten untuk jangka waktu 5 Tahun.
Adapun sasaran yang ingin dicapai Politeknik PGRI Banten
adalah sebagai berikut:

a. Politeknik PGRI Banten yang merupakan


Perguruan Tinggi Vokasi dengan SK Mendiknas
nomor 143/D/O/2003 mulai menerima
mahasiswa baru untuk semua program studi di
lingkungan Politeknik PGRI Banten.

b. Diharapkan pada awal tahun 2024 seluruh


program studi di lingkungan Politeknik PGRI
Banten dapat mendapatkan status
terakreditasinya dengan baik (B).

c. Pada tahun 2024, Politeknik PGRI Banten telah


dapat mengembangkan kampus mandiri yang
baik dan memadai dengan daya tampung sekitar
1.500 orang mahasiswa. Dengan keadaan
demikian, Politeknik PGRI Banten diproyeksikan
akan mampu menarik minat masyarakat untuk
studi di Politeknik PGRI Banten.

d. Dapat menggali dan memanfaatkan sebaik


mungkin sumber dana dan daya termasuk tenaga
pengajar atau tenaga administrasi dengan sebaik-
baiknya untuk keperluan pengembangan lanjutan.

32
Selanjutnya, setelah 5 Tahun mendatang diharapkan
Politeknik PGRI Banten dapat berkembang dengan pesat
dengan variasi program studi yang ditingkatkan termasuk
pengembangan pembukaan program studi baru.

III. ISU-ISU STRATEGIS DAN TUJUAN

3.1 Perkawinan antara Pendidikan vokasi dan dunia


industrI untuk mengurangi pengangguran.

Isu ini bertujuan dengan:

a) Meningkatkan penyerapan alumni vokasi ke dunia


kerja
b) Pelaksanaan kurikulum dan system pembelajaran
yang mampu menjawab tantangan kebutuhna
industrI, local, nasional maupun internasional
c) Mencapai reputasi Perguruan Tinggi yang
menunjukkan keunggulan

3.2 Pengenalan Politeknik PGRI Banten sebagai Pendidikan


vokasi yang menjalin hubungan dengan dunia industri

Isu ini bertujuan dengan :

a. Mempermudah kerjasama dengan dunia kerja dan


industri
b. Kebutuhan dunia kerja menyesuaikan dengan
perkembangan dunia kerja dan usaha

3.3 Peningkatan mutu Pendidikan, Penelitian dan


Pengabdian Masyarakat.

33
Isu ini bertujuan dengan :

a. Kebutuhan akan tercapainya kualitas dan kuatitas


hasil penelitian yang relevan dengan kebijakan
Perguruan Tinggi.
b. Kebutuhan akan meningkatnya publikasi dan
inkubasi hasil penelitian
c. Kebutuhan akan keterlibatan dan jangkauan
Perguruan Tinggi dalam Program Pengabdian
Kepada Masyarakat

IV. PROGRAM KERJA DAN INDIKATOR KINERJA

34
35
V. ANGGARAN

Dalam menyelenggarakan kegiatan pendidikan


Politeknik PGRI Banten akan selalu berupaya untuk
meningkatkan partisipasi masyarakat dan pemerintah.
Tekad ini sesuai dengan prinsip pengabdian Politeknik
PGRI Banten pada masyarakat, bangsa dan negara
Indosesia; yaitu untuk mencerdaskan perikehidupan
berbangsa sebagai ujud kontribusi pembangunan manusia
Indonesia seutuhnya.

Beberapa kebijakan dalam membuat perkiraan


anggaran pembiayaan yang diambil oleh Politeknik PGRI
Banten intinya merupakan ejawantah dari kekhususan
Politeknik PGRI Bantenguna menjaga keseimbangan,
keselarasan dan keserasian sikap dan tindakan Politeknik

36
PGRI Banten dalam mengelola pendidikan. Untuk itu,
Politeknik PGRI Banten akan menetapkan perioritas-
perioritas bidang dan jenis kegiatan yang akan
disenggarakan secara bertahap disesuaikan dengan
ketersediaan sumber daya dan dana.

Guna menggambarkan pengembangan pendidikan


jangka panjang dirancang perkiraan atau proyeksi anggaran
penerimaan dan pembiayaan dengan menggunakan
proyeksi dan perhitungan secara teliti sesuai dengan
kemampuan lembaga, mutu lulusan, masyarakat pengguna
lulusan dan daya serap lapangan kerja.

Tabel 2.5. Anggaran

37
38
BAB III
SEKOLAH TINGGI

I. NILAI DASAR

Sebagai institusi yang bergerak di dunia akademik,


Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang
berpegang pada nilai-nilai inti sebagai berikut :

1. Integritas. Menjunjung tinggi integritas


berlandaskan pada sikap moral dan perilaku yang
sesuai kode etik dan standar perilaku profesi.
2. Akuntabilitas. Menerapkan pengelolaan
akademik dan administratif yang dapat
dipertanggungjawabkan, terukur, efektif, efisiensi
dan transparan.
3. Solidaritas. Menjunjung kebersamaan dan
persatuan untuk mencapai tujuan untuk meraih
visi yang sama.
4. Kualitas dan Produktifitas. Mengembangkan
budaya peningkatan mutu berkelanjutan dengan
menerapkan etos kerja yang produktif.
5. Inovasi. Menghasilkan karya-karya kreatif,
bernilai tambah dan bermanfaat bagi pengelolaan,
masyarakat dan pembangunan.

Nilai-nilai inti tersebut menjadi kerangka acuan


dalam berbuat atau bertindak oleh segenap civitas
akademika perguruan tinggi. Filosofi organisasi

39
merupakan code of conduct yang diturunkan dari nilai-
nilai inti organisasi, dan menjadi pedoman dalam
kehidupan lingkungan organisasi.

II. ARAH KEBIJAKAN

Untuk mencapai tujuan strategis diperlukan arah


kebijakan dan strategi untuk mencapainya secara efektif,
efisien dan memberikan efek yang luas. Arah kebijakan
sebagai berikut:

1. Penerapan kurikulum berbasis KKNI dan


sesuai dengan standar profesi farmasi untuk
peningkatan mutu lulusan yang relevan
dengan dunia kerja dan dunia pendidikan
lanjutan
2. Peningkatan akreditasi S1 dan D3 yang
mendukung penguatan mutu pendidikan
3. Penguatan program S1 dan D3 yang
mendukung penguatan mutu penelitian dan
publikasi
4. Peningkatan jaringan kerjasama secara
institusional dan individual dalam rangka
peningkatan mutu pendidikan, penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat serta kontribusi
dana untuk pengembangan.
5. Peningkatan mutu dosen dan tenaga
kependidikan untuk meningkatkan mutu
pendidikan, penelitian, dan pengabdian
masyarakat serta tata kelola dan unit kerja yang
didukung dengan sistem yang tepat.

40
6. Penerapan sistem manajemen mutu terintegrasi
untuk meningkatkan mutu akademik dan
pelayanan akademik berkelanjutan.
7. Peningkatan efektifitas teknologi informasi
dan komunikasi dalam kegiatan akademik dan
tata kelola perguruan tinggi.

III. STRATEGI

Strategi dasar adalah kumpulan langkah-langkah


strategis yang dilakukan Sekolah Tinggi Farmasi
Muhammadiyah Tangerang dengan merujuk kondisi faktor
internal dan eksternal. Rumusan strategis dasar sebagai
berikut :

1. Meningkatkan kualitas pendidikan dan


pengajaran program sarjana dan diploma untuk
menghasilkan lulusan berintegritas, berbudi luhur
dan berdaya saing global.
2. Membangun suasana akademik yang
kondusif di bidang penelitian dan pengabdian
masyarakat untuk menghasilkan publikasi ilmiah
di jurnal nasional dan internasional serta paten
yang bernilai ekonomis.
3. Memfasilitasi dosen dan tenaga kependidikan
dalam studi lanjut dan pelatihan untuk
meningkatkan kompetensi di bidang akademik
dan manajerial.
4. Mengembangkan infrastruktur, sarana dan
prasarana yang memenuhi standar nasional

41
pendidikan untuk meningkatkan pelayanan
akademik dan kerjasama dengan pihak luar.
5. Mengembangkan sistem manajemen mutu
terpadu yang memanfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi dalam perencanaan,
Pengendalian, pengarahan dan pengorganisasian.

IV. ISU-ISU STRATEGI

4.1. Pendidikan tinggi yang berkualitas dalam rangka


menghasilkan lulusan yang unggul dan kompeten

Isu ini bertujuan dengan :

a. Meningkatnya kebutuhan mahasiswa yang


berkualitas dan berimbang
b. Pelaksanaan kurikulum dan sistem pembelajaran
yang mampu menjawab tantangan lokal, nasional
dan global
c. Mencapainya reputasi perguruan tinggi yang
menunjukan keunggulan

4.2. Produk penelitian yang berwawasan lingkungan,


aplikatif dan respontif terhadap permasalahan
masyarakat serta pengabdian dan kesejahteraan
masyarakat secara berkelanjutan.

Isu ini bertujuan dengan :

a. Terbutuhan akan tercapainya kulitas dan kuantitas


hasil penelitian relevan dengan arah kebijakan
perguruan tinggi

42
b. Kebutuhan akan meningkatnya publikasi dan
inkubasi hasil penelitian
c. Kebutuhan akan keterlibatan dan jangkauan
perguruan tinggi dalam program pengabdian kepada
masyarakat

4.3 Tatakelola perguruan tinggi yang berkeadilan,


transparan, partisipatif dan akuntabel, dan berintegrasi
guna menunjang efektifitas dan efisiensi pemanfaatan
sumberdaya

Isu ini bertujuan dengan :

a. Kebutuhan akan tercapainya efektifitas


kelembagaan< ketatalaksanaan dan regulasi
b. Terselenggaranya manajemen SDM yang optimal
dan efektif
c. Sistem dan manajemen keuangn
d. Tercapainya manajemen sumberdaya fisik yang
memadai dan ramah lungkungan (green campus)

4.3. Kerjasama yang strategis, sinergis dan berkelanjutan


dengan para mitra

Isu ini bertujuan dengan :

a. Tercapainya tatakelola kerjasama yang baik


b. Tercapainya kerjasama yang optimal dalam
mengimplementasi Tri Darma
c. Meningkatnya produktivitas unit usaha STFM
sebagai inkubator usaha hasil penelitian dan studi
serta memberikan kontribusi bagi pembiayaan STFM

43
d. Meningkatnya pelayanaan dan pendampingan
kepada mahasiswa
e. Meningkatnya peran dan kontribusi alumni bagi
pencapaian catur darma

V. PROGRAM KERJA DAN INDIKATOR KINERJA

44
45
46
47
VI. KERANGKA PENDANAAN

Untuk mencapai tujuan dan sasaran-sasaran strategis


yang telah ditetapkan, STF Muhammadiyah Tangerang
memerlukan dukungan berbagai macam sumber daya.
Dukungan sumber daya dapat berasal dari Tenga Pendidik
dan Kependidikan yang kompeten, sarana dan prasarana
yang memadai, dan tentunya sumber pendanaan yang
cukup. Sehubungan dengan dukungan pendanaan, indikasi
kebutuhan pendanaan untuk mencapai tujuan dan sasaran
strategis STF Muhammadiyah Tangeran sampai dengan
tahun 2024 adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1. Anggaran

48
49
BAB IV
PERUMUSAN STRATEGI
SEKOLAH DASAR

I. KONSEPSI

1.1. Isu-Isu Strategis

50
Memasuki era globalisasi seperti ini,
penyelenggaraan pendidikan dirasa perlu adanya
perencanaan strategis kedepannya guna meningkatkan
mutu pendididkan di SD Negeri Banjar Agung 3
Kecamatan Cipocok Jaya Kota serang. Tentunya dengan era
seperti ini maka tidak akan luput dari berbgai
permasalahan seperti masalah-masalah yang mencakup
ruang pendidikan. Selain itu perkembangan teknologi dan
informasi semakin pesat oleh karena itu dirasa perlu
adanya perencanaan yang strategis.

1. Masih rendahnya nilai Akriditasi sekolah


2. Sekolah Swasta akan semakin banyak sehingga calon
siswa mempunyai peluang tinggi untuk dapat
meningkatkan kualitas pendidikannya.
3. Menurunnya prestasi siswa dan guru
4. Menurunya Kedisiplinan warga sekolah
5. Kurang rasa peduli terhadap lingkungan sekitar
6. Masih rendahnya pemahaman siswa terhadap
asesmen HOTS

Dari isu isu strategis tersebut maka dirumuskan visi


SDN Banjar agung 3

1.2. Visi yang Ingin Dicapai

“Pada Tahun 2025, Sekolah Negeri Banjar Agung 3 menjadi


sekolah yang unggul dalam Prestasi ,cerdas dan berdaya
saing tinggi di bidang Imtak”.

1.3. Misi
1. Melaksanakan kegiatan pembelajaran yang efektif,
inofatif, kreatif, dan menyenangkan;

51
2. Melaksanakan pembinaan untuk meraih prestasi;
3. Melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler yang
mengembangkan minat dan bakat siswa secara
optimal;
4. Melaksanakan kegiatan kewirausahaan untuk
menumbuh kembangkan kemandirian siswa;
5. Bekerjasama dengan sekolah lain baik negeri
maupun suasta.

1.4. Tujuan
1. Menumbuhkan keimanan dan ketaqwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
2. Menumbuhkan sikap beretika dan kemampuan
komunikasi sosial (tertib, sadar aturan, dapat
bekerjasama dengan teman).
3. Membekali peserta didik dengan berkompetensi
dasar dan kepribadian sehingga mampu bersaing
sebagai bekal melanjutkan ke jenjang pendidikan
yang lebih tinggi.
4. Menggali dan mengembangkan potensi dan minat
peserta didik sehingga memiliki kecakapan
hidupnya secara mandiri.
5. Menyukseskan program pemerintah di bidang
pendidikan khususnya Wajib Belajar Diknas 9
Tahun.
6. Menciptakan lingkungan sekolah yang nyaman,
aman, hijau menumbuhkan daya fikir siswa yang
aktif, kreatif, dan menumbuhkan rasa percaya diri
serta gemar membaca hingga tercapainya mutu
pendidikan yang baik sesuai dengan yang
diharapkan.

52
1.5. Sasaran Strategis
1. Terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan
profesinal.
2. Dihasilkannya lulusan yang memiliki standar
kualifikasi yang berakhlak mulia
3. Meningkatkan kualitas rekruitmen guru
4. Meningkatkan kompetensi akademik guru
5. Meningkatkan kemampuan guru dalam metode
pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan menarik.
6. Memperbarui kurikulum yang menunjang
kompetensi lulusan dan relevansi.

II. EVALUASI DIRI

2.1 Analisis Sekolah

Sebelum menetukan program rencana jangka


panjang, jangka menengah mapun jangka pendek, sekolah
bersama komite sekolah perlu;

1. Melakukan analisis lingkungan strategis sekolah.


2. Melakukan analisis situasi untuk mengetahui status
situasi pendidikan sekolah saat ini.
3. Memformulasikan pendidikan yang diharapkan di
masa mendatang.

53
4. Mencari kesenjangan antara butir 2 dan 3.
5. Menyusun rencana strategis, dan Rencana Tahunan.
6. Melaksanakan rencana tahunan Memonitor dan
mengevaluasi.

Setelah melakukan berbagai analisis tersebut sekolah


bersama komite mencoba untuk melakukan kajian
mengenai kesenjangan / tantangan sekolah yang perlu
dilibatkan untuk mencapai setiap sasaran dan yang masih
perlu diteliti tingkat kesiapannya dengan menentukan
kekuatan, (Strenghts), kelemahan (weaknessees), peluang (op-
portunities), dan ancaman (threats).

a. Kekuatan (Strenghts)
SD Negeri Banjar Agung 3 Kecamatan Cipocok Jaya
Kota serang, mempunyia berbagai kekuatan
diantaranya:
1. Proses Pembelajaran baik
2. Kualitas tenaga pendidik
3. Sarana prasarana baik
b. Kelemahan (weaknessees)
SD Negeri Banjar Agung 3 Kecamatan Cipocok Jaya
Kota serang, mempunyai berbagai kelemahan
diantaranya:
1. Program / rencana strategis sekolah yang
dirumuskan oleh pihak sekolah dan komite
sekolah terkendala oleh sarana dan prasarana
dan dana yang kurang memadai.
2. Pelayanan kurang
3. Pengelolaan sekolah kurang baik
c. Peluang (opportunities)

54
Berdasarkan hasil analisa terhadap lingkungan
eksternal SD Negeri Banjar Agung 3 Kecamatan
Cipocok Jaya Kota serang, dapat diidentifikasi 3
(empat) faktor yang merupakan peluang yang
dimiliki SD Negeri Banjar Agung 3 Kecamatan
Cipocok Jaya Kota serang, yaitu;
1. Prestasi siswa baik
2. Kepercayaan Masyarakat meningkat
3. daya dukung masyarakat tinggi
d. Ancaman (Threats)
Berdasarkan hasil analisa terhadap lingkungan
eksternal SD Negeri Banjar Agung 3 Kecamatan
Cipocok Jaya Kota serang, dapat diidentifikasi 2 (
dua ) faktor yang merupakan ancaman bagi
penyelenggara pendidikan di SD Negeri Banjar
Agung 3 Kecamatan Cipocok Jaya Kota serang, yaitu
;
1. daya dukung masyarakat kurang
2. Kepercayaan masyarakat berkurang

2.2 Urgensi Hasil Survei

Dari hasil survai yang telah di sebarkan kepada 30


responden maka di peroleh data sebagai berikut:

Tabel 4.1. Hasil Survei

No Kriteria Indikator Indeks Urgensi Skor


Proses
0,87 4 3,47
1 S Pembelajaran baik
(Kekuatan) Kualitas tenaga
0,87 3 2,61
2 pendidik

55
Sarana prasarana
0,80 4 3,20
3 baik
9,28
4 Pelayanan kurang 0,77 4 3,08
W Pengelolaan sekolah
0,75 3 2,26
5 (Kelemahan) kurang baik
5,34 3,94
6 Prestasi siswa baik 0,84 4 3,36
Kepercayaan
Masyarakat 0,84 3 2,51
7 O (Peluang) meningkat
daya dukung
0,82 3 2,47
8 masyarakat tinggi
8,35
daya dukung
0,77 3 2,30
9 masyarakat kurang
T Kepercayaan
(Ancaman) masyarakat 0,76 3 2,28
10 berkurang
4,58 3,77

III. IMPLEMENTASI STRATEGIS

3.1 Arah Kebijakan

Kebijakan kelembagaan untuk penataan SDN Banjar


Agung 3 bertujuan untuk menciptakan organisasi yang
tepat secara struktur dalam rangka mendukung
pelaksanaan tugas dan fungsi pendidikan. Penataan SDN
Banjar agung 3 secara umum dipengaruhi baik oleh faktor
internal maupun faktor eksternal. Faktor internal yang

56
mempengaruhi adalah Proses Pembelajaran baik ,Kualitas
tenaga pendidik dan Sarana prasarana baik. Sedangkan
faktor eksternal yang mempengaruhi adalah adanya
perubahan kondisi ekonomi, perkembangan teknologi,
Prestasi siswa menurun. Dalam rentang waktu 2020 sampai
dengan 2024, kebijakan dalam hal penataan organisasi
meliputi hal-hal berikut:

1. Meningkatkan kompetensi akademik guru


2. Meningkatkan kemampuan guru dalam metode
pembelajaran yang kreatif, inovatif,dan menarik.
3. Memperbarui kurikulum yang menunjang
kompetensi lulusan dan relevansi.
4. Meningkatkan kualitas lulusan dan Akriditas
sekolah

3.2 Strategi

Strategi adalah kumpulan langkah – langkah Strategi


yang dilakukan sekolah dengan merujuk kondisi faktor
internal dan eksternal rumusan strategi dasar sebagai
berikut:

1. Meningkatkan kompetensi akademik guru


 Meningkatkan jumlah guru untuk studi
lanjut ( S1 dan S2 ) , mengikuti kursus-
kursus profesinal dan kursus bahasa
inggris, serta mengikuti pelatihan-
pelatihan secara berjenjang dan
berkelanjutan .
 Melaksanakan monotoring dan pembinaan
Guru yang mengikuti studi lanjut ( S1 dan

57
S2 ) melalui mekanisme insentif dan
disintensif.
 Menjalin networking untuk menciptakan
peluang-peluang komunikasi akademik
melalui bentuk-bentuk short- course,
seminar internasinal , dan fellowship.
 Memantapkan spesialisasi bidang keahlian
guru.
2. Meningkatkan kemampuan guru dalam metode
pembelajaran yang kreatif, inovatif,dan menarik.
 Meningkatkan jumlah guru untuk
mengikuti berbagai kursus pembelajaran
secara berjenjang dan berkelanjutan untuk
menunjang proses pembelajaran kreatif,
inovatif , dan menarik.
 Meningkatkan sarana-prasarana
pembelajaran yang menunjang proses
pembelajaran kretif, inovatif, dan menarik,
 Mendorong Guru untuk menyusun bahan
ajar,
3. Memperbarui kurikulum yang menunjang
kompetensi lulusan dan relevansi.
 Melakukan kompilasi ipteks yang
mutakhir
 Meng-update kurikulum secara periodik
4. Meningkatkan kualitas lulusan dan Akriditas
sekolah
 Mengikutsertakan siswa dalam kegitan-
kegiatan tutorial, asistensi, penelitian ,
jurnalistik,seminar dan berbagai lomba
karya ilmiah

58
 Menyusun desain pembelajaran yang
mendorong siswa menulis dan menyajikan
gagasan secara sistematik
 Menetapkan standar kompetensi lulusan
pada tingkat nasional dan internasional
 Melembagakan kegiatan lomba karya
ilmiah , karya inovativ, dan karya kreatif
secara terprogram dan terintegrasi dengan
pembelajaran.

IV. PROGRAM DAN TARGET KINERJA

Target Kinerja

Dalam mengukur keberhasilan pencapaian Tujuan


dan Strategi digunakan Indikator Kinerja. Utamanya,
capaian keberhasilan SDN Banjar Agung 3 dapat diukur
melalui indikator berikut:

Tabel 4.2. Program dan Target Kinerja

Tujuan / Sasaran Strategis Target


No
dan Indikator 2020 2021 2022 2023 2024 Ket.
1 Meningkatkan kompetensi akademik guru
1. Meningkatkan jumlah
guru untuk studi
lanjut ( S1 dan S2 ) ,
20% 30% 50% 60% 70%
mengikuti kursus-
kursus profesinal dan
kursus bahasa inggris,

59
serta mengikuti
pelatihan-pelatihan
secara berjenjang dan
berkelanjutan
2. Melaksanakan
monotoring dan
pembinaan Guru yang
mengikuti studi lanjut 80% 90% 90% 100% 100%
( S1 dan S2 ) melalui
mekanisme insentif
dan disintensif
3. Menjalin networking
untuk menciptakan
peluang-peluang
komunikasi akademik
50% 68% 80% 90% 100%
melalui bentuk-bentuk
short- course , seminar
internasinal , dan
fellowship
4. Memantapkan
spesialisasi bidang 50% 60% 70% 75% 80%
keahlian guru
Meningkatkan kemampuan guru dalam metode pembelajaran yang
2
kreatif, inovatif,dan menarik.
1. Meningkatkan jumlah
guru untuk mengikuti 78% 80% 90% 95% 100%
berbagai kursus
pembelajaran secara
berjenjang dan
berkelanjutan untuk
80% 85% 90% 90% 100%
menunjang proses
pembelajaran kreatif,
inovatif , dan menarik
2. Meningkatkan sarana-
prasarana
pembelajaran yang 90% 90% 95% 100% 100%
menunjang proses
pembelajaran kretif,

60
inovatif, dan menarik,
3. Mendorong Guru
untuk menyusun 78% 80% 90% 95% 100%
bahan ajar
Memperbarui kurikulum yang menunjang kompetensi lulusan dan
3
relevansi
1. Melakukan kompilasi
100% 100% 100% 100% 100%
ipteks yang mutakhir
2. Meng-update
kurikulum secara 100% 100% 100% 100% 100%
periodik
4 Meningkatkan kualitas lulusan dan Akreditasi sekolah
1. Mengikutsertakan
siswa dalam kegitan-
kegiatan tutorial,
asistensi, penelitian , 60% 80% 85% 90% 90%
jurnalistik,seminar
dan berbagai lomba
karya ilmiah
2. Menyusun desain
pembelajaran yang
mendorong siswa
80% 80% 85% 90% 100%
menulis dan
menyajikan gagasan
secara sistematik
3. Menetapkan standar
kompetensi lulusan
100% 100% 100% 100% 100%
pada tingkat nasional
dan internasional
4. Melembagakan
kegiatan lomba karya
ilmiah , karya inovatif,
dan karya kreatif 70% 70% 80% 90% 90%
secara terprogram dan
terintegrasi dengan
pembelajaran
5. Meningkatkan
100% 100% 100% 100% 100%
Akreditasi Sekolah

61
V. PENGANGGARAN

Untuk mencapai tujuan dan sasaran-sasaran strategis


yang telah ditetapkan, SDN Banjar Agung 3 memerlukan
dukungan berbagai macam sumber daya. Dukungan
sumber daya dapat berasal dari APBN. Sehubungan dengan
dukungan pendanaan, indikasi kebutuhan pendanaan
untuk mencapai tujuan dan sasaran strategis SDN Banjar
Agung 3 sampai dengan tahun 2024 adalah sebagai berikut.

Tabel 4.3. Penganggaran

62
VI. MONITORING DAN EVALUASI

63
6.1 Tujuan Monitoring dan Evaluasi

Monitoring merupakan kegiatan yang bertujuan


untuk mengetahui apakah program sekolah berjalan
sebagaimana yang direncanakan, apa hambatan yang
terjadi dan bagaimana cara mengatasi masalah tersebut.
Jadi menekankan pada pemantauan proses pelaksanaan
program.

Evaluasi merupakan kegiatan yang bertujuan untuk


mengetahui apakah program sekolah mencapai sasaran
yang diharapkan. Jadi menekankan pada aspek hasil.

6.2 Komponen Utama Monitoring dan Evaluasi


1. Komponen Input
a. Aspek tenaga kependidikan : Kepala Sekolah,
Guru dan Karyawan
b. Aspek Kesiswaan : Kondisi siswa dan prestasi
siswa
c. Aspek sarana prasarana
d. Aspek peran masyarakat
2. Komponen proses
a. Aspek Kurikulum dan bahan ajar
b. Aspek proses belajar mengajar
c. Aspek penilaian
d. Aspek menejemen dan kepemimpinan
3. Komponen Output
a. Aspek prestasi belajar siswa
b. Aspek prestasi Guru dan Kepala Sekolah

64
c. Aspek pretasi sekolah
4. Pelaksana Monitoring dn Evaluasi
1) Internal
a. Kepala Sekolah
b. Dewan guruSekolah
2) Eksternal
a. Komite Sekolah
b. Dinas Pendidikan
c. Bawas Kab.

65
66
BAB V
PERUMUSAN STRATEGI
SEKOLAH MADRASAH
IBTIDAIYAH

I. LATAR BELAKANG

Berdasarkan pp nomor 9 tahun 2015 tentang


kedudukan, tugas, fungsi, susunan organisasi, dan tata
kerja kementerian negara republic Indonesia, yang telah
disempurnakaan dengan pp nomor 62 tahun 2005 pasal 63,
departemen agama mempunyai tugas membantu presiden
dalam menyelenggarakan Sebagian urusan pemerintahan
di bidang keagamaan.

Disamping itu, kementerian agama juga


melaksanakan Sebagian program pembangunan nasional
di bidang Pendidikan, yaitu roudhatul athfal, madrasah
ibtidaiyah, dan perguruan tinggi agama sesuai dengan
amanat UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang system
Pendidikan nasional, serta Pendidikan agama dan
Pendidikan keagamaan, sebagaiman di amanatkan dalam
peraturan pemerintahan nomor 55 tahun 2007.

Untuk melaksanakan tugas MI Fatimatul Jahroh


perlu Menyusun rencana strategis untuk 5 tahun kedepan,

67
sebagai ajang Langkah awal untuk menjadikan madrasah
yang berkualitas ilmu dan amal.

Tujuan dan alokasi sumber daya merupakan dua


kata kunci dalam sebuah rencana. Tujuan (goal) dapat
diartikan sebagai kondisi masa depan yang ingin
diwujudkan oleh organisasi. Dalam organisasi tujuan ini
terdiri dari beberapa jenis dan tingakatan. Tujuan pada
tingkat yang tertinggi disebut dengan tujuan strategis,
kemudian berturut-turut dibawahnya dijabarkan menjadi
tujuan taktis (tactical objective) kemudian tujuan
operasional (operasional objective). Tujuan strategis
merupakan tujuan yang akan dicapai dalam jangka
Panjang, sedangkan tujuan taktis dan tujuan operaasional
adalah tujuan jangka pendek yang berupa sasaran-sasaran
yang terukur.

Tujuan strategis MI Fatimatul Jahroh merupakan


tujuan tertinggi yang akan dicapai pada tingkat sekolah.
Tujuan ini bersifat umum dan biasanya tidak dapat diukur
secara langsung. Tujuan-tujuan taktis merupakan tujuan-
tujuan yang harus dicapai oleh bagian-bagian utama
organisasi sekolah, misalnya bidang kurikulum, kesiswaan,
atau kerja sama dengan masyarakat. Sedangkan tujuan
operasional merupakan tujuan yang harus dicapai pada
bagian-bagian utama sekolah tersebut. Tujuan mata
pelajaran atau kelompok mata pelajaran, misalnya, dapat
dikategorikan sebagai tujuan operasional.

Masing-masing tingkatan tujuan tersebut terkait


dengan proes perencanaan. Tujuan strategis merupakan
tujuan yang dicapai pada tingkat rencana strategis, tujuan

68
taktis dan tujuan operasional masing-masing merupakan
tujuan-tujuan yang harus dicapai pada rencana taktis
(tactical plan) dan rencana operasional (operational plan).

Perlu dicacat bahwa semua sekolah, apapun


bentuknya, berdiri atau didirikan atas dasar asumsi
keyakinan, system nilai dan mandate tertentu. Dalam
kaitannya dengan perencanaan pengembangan, dasar-dasar
keberadaan ini disebut dengan premis Lembaga atau
premis sekolah. Premis-premis sekolah itu biasanya
disajikan dalam bentuk rumusan visi,misi dan nilai-nilai
fundamental organisasi, visi dapat dipandang sebagai alas
an atas keberadaan Lembaga dan merupakan keadaan
“ideal” yang hendak dicapai oleh Lembaga, sedangkan misi
adalah tujuan utama dan sasaran kinerja dari Lembaga
keduanya harus dirumuskan dalam kerangka filosofis,
keyakinan dan nilai-nilai dasar yang dianut oleh sekolah
yang bersangkutan dan digunakan sebagai konteks
pengembangan dan evaluasi atas strategi yang diinginkan.

Model perencanaan strategis (strategic planning)


hingga saat ini dipandang sebagai proses perencanaan yang
demikian itu. Dengan menerapkan pendekatan
perencanaan strategis, diharapkan sekolah akan terdorong
untuk melakukan perencanaan secara sistematis. Sekolah
diharapkan akan menyediakan waktu untuk mentelaah dan
menganalisis dirinya sendiri dan lingkungannya,
mengidentifikasi kebutuhannya untuk mendapatkan
keunggulan terhadap yang lain, dan melakukan
komunikasi dan konsultasi secara terus-menerus dengan
berbagai pihak baik dari dalam maupun luar lingkungan
lembaga selama berlangsungnya proses perencanaan.

69
Di samping itu perencanaan strategis juga
diharapkan akan mendorong sekolah untuk menyusun
langkah-langkah untuk mencapai tujuan strategis, secara
terus-menerus memantau pelaksanaan rencana itu, dan
secara teratur melakukan pengkajian dan perbaikan untuk
menjaga agar perencanaan yang dibuat tetap relevan
terhadap berbagai kondisi yang terus berkembang (Nickols
dan Thirunamachandran, 2000).

Perencanaan strategis (strategic planning) merupakan


bagian dari proses managemen strategis yang terkait
dengan proses identifikasi tujuan jangka panjang dari
sebuah lembaga atau organisasi, penggalian gagasan dan
pilihan-pilihan, pengambilan langkah-langkah yang
diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan,
dan pemantauan (monitoring) kemajuan atau kegagalan
dalam rangka menentukan strategi di masa depan (Nickols
dan Thirunamachandran, 2000). Secara historis,
perencanaan strategis bermula dari dunia militer.
Perkembangan selanjutnya, perencanaan strategis diadopsi
oleh dunia usaha pada tahun 1950-an dan berkembang
pesat dan sangat populer pada tahun 1960 hingga 1970-an,
dan berkembang kembali tahun 1990-an Mintzberg (1994)
sebagai "process with particular benefits in particular contexts."

Penerapan perencanaan strategis di dunia


pendidikan baru berkembang sekitar satu dekade yang lalu.
Saat mana lembaga-lembaga pendidikan dipaksa harus
berhadapan dengan berbagai perubahan baik di dalam
maupun di luar lingkungan lembaga, dan dipaksa harus
tanggap terhadap berbagai tantangan yang timbul seperti
halnya menurunnya dukungan keuangan, pesatnya

70
perkembangan teknologi, dan berubahnya struktur
kependudukan, dan tertinggalnya program-program
akademik. Sebagai dampak dari kondisi ini, sejumlah
lembaga pendidikan kemudian menggunakan perencanaan
strategis sebagai alat untuk “meraih manfaat dan
perubahan strategis untuk menyesuaikan diri dengan
pesatnya perubahan liungkungan (Rowley, Lujan, &
Dolence, 1997).

1.1 Visi, Misi, Tujuan

Visi, Misi dan Tujuan merupakan titik sentral dalam


siklus Perencanaan Pengembangan Sekolah. Ketiganya
mensarikan apa yang menjadi dasar keberadaan sekolah
dan apa yang ingin dicapai oleh sekolah. Oleh karena itu,
ketiganya menjadi kerangka acuan dari semua operasi
dalam siklus perencanaan dan berfungsi sebagai (1) konteks
saat melakukan telaah, (2) arah dari rancangan dan
implementasi, dan (3) tolok ukur dalam proses telaah.

Visi sekolah merupakan representasi masa depan


yang diinginkan mengenai sebuah sekolah. Visi mensarikan
prinsip-prinsip umum dan bersifat aspirasional. Rumusan
visi harus spesifik dengan agenda yang jelas/kuat, sesuatu
yang bermakna untuk dicapai. Rumusan visi harus
sederhana, mudah dipahami, lengkap dan menjadi milik
semua pihak terkait, dan menjadi penentu arah yang kita
tuju.

Misi sekolah merepresentasikan raison d’etre atau


alasan mendasar mengapa sebuah sekolah didirikan.
Rumusan misi mencakup pesan-pesan pokok tentang (1)
tujuan asal-muasal (original purpose) didirikannya sekolah,

71
(2) nilai-nilai yang dianut dan melandasi pendirian dan
operasionalisasi sekolah, dan (3) alasan mengapa sekolah
itu harus tetap dipertahankan keberadaannya.

Tujuan strategis sekolah merupakan pernyataan


umum tentang tujuan pendidikan di sekolah itu. Tujuan-
tujuan itu harus berkait dengan usaha mendorong
perkembangan semua siswa baik secara intelektual, fisikal,
sosial, personal, spiritual, moral, kinestetikal, maupun
estetikal. Tujuan sekolah harus memberikan fokus yang
jelas bagi sekolah. Tujuan sekolah harus dirumuskan dalam
kerangka visi dan misi sekolah. Aspirasi semua stakeholder
harus terwadahi dalam konteks yang lebih luas dari
rumusan visi dan misi sekolah.

Selain ketentuan yang bersifat umum tersebut visi,


misi, dan tujuan strategis sekolah harus juga dirumuskan
dalam kerangka visi, misi, dan tujuan pendidikan baik pada
skala nasional, regional (propinsi) maupun, daerah
(kabupaten/kota).

Tujuan Pendidikan dasar adalah meletakan dasar


kecerdasaa, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
Pendidikan lebih lanjut.

1.2 MI Fatimatul Jahroh

Sebagai salah satu sekolah madrasah ibtidaiyah di


lingkungan songgom masjid yang ada dicikande,
kehadiran MI Fatimatul Jahroh memilki peran yang cukup
strategis, berada diwilayah dengan masyarakat yang cukup
padat. MI Fatimatul Jahroh bertujuan mencetak lulusan

72
agar menjadi sumber daya manusia yang handal dan
mampu bersaing dengan dengan sekolah-sekolah negri,
kehadiran MI Fatimatul Jahroh dapat membantu bagi
masyarakat cikande khususnya songgom masjid yang ingin
sekolah ke madrasah tersebut dengan mewujudkan
lulusan-lulusan yang budi pekerti dan berakhlak dengan
pembelajaran yang dilandasi al-quran dan hadist.

a. Sejarah Singkat

MI Fatimatul Jahroh adalah salah satu sekolah dasar


yang berada di cikande tepatnya di kp masjid
songgom jaya didirikan pada tahun 2003, sekolah ini
berbasis yayasan swasta MI Fatimatul Jahroh
merupakan pendidikan dasar yang
menyelanggarakan program Pendidikan berbasis
agama dan program tahfiz sehingga membentuk
anak-anak lebih religius dan berakhlakul karimah
serta mampu membawa bersaing dengan sekolah-
sekolah yang ada disekitarnya.

b. Visi MI Fatimatul Jahroh

“terbentuknya peserta didik yang beriman, berilmu


dan beramal saleh, serta memiliki daya saing dalam
bidang iptek dan imtaq, disiplin,peduli social
tanggung jawab dan religius”

c. Indikator Visi
1. Unggul dalam bidang sains
2. Unggul dalam bidang membaca tulis al-quran
3. Unggul dalam hafal surat-surat pendek dalam
juz`amaa

73
4. Unggul dalam prestasi UN
5. Unggul dalam menanamkan karakter akhlakul
karimah
6. Menciptakan lingkungan yang indah dan
harmonis

d. Sejarah Singkat
1. Menumbuhkemangkan sikap dan amaliyah
keagamaan islam
2. Menumbuhkan dan meningkatkan minat baca dan
tulis
3. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan
secara efektif, sehingga setiap siswa dapat
berkembang secara optimal, sesuai dengan potensi
yang dimiliki
4. Melaksanakan dan mengembangkan nilai-nilai
budaya daerah dalam rangka membangun peserta
didik agar berbudaya (toleransi,
kretaif.komnikatif/ bersahabat dan cinta tanah air)

e. Sejarah Singkat

Merujuk pada Pendidikan dasar tersebut, maka


tujuan Pendidikan MI Fatimatul Jahroh Kecamatan
Cikande yaitu:

1. Lulusan madrasah fatimatul jahroh dapat shalat


dengan tertib, dapat membaca al-quran dengan
benar dan tartil, hafal doa-doa dan juz’amma dan
mempunyai dasar-dasar keimanan, amal shaleh
dan akhlakul karimah sehingga siswa mampu
bergaul dimasyarakat

74
2. Siswa dapat mengamalkan ajaran agama islam
dari hasil proses pembelajaran dan kegiatan
pembiasaan
3. Membentuk siswa berprilaku baik,
cerdas,berpengetahuan, terampil dan hidup
mandiri.

1.3 Evaluasi Diri

Berdasarkan analisis SWOT di atas, berikut adalah


kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang mungkin
terjadi pada MI Fatimatul jahroh

1. Strength

a. Banyak guru pengajar


b. Guru berpengalaman
c. Memiliki legalitas formal

2. Weekness

a. Status guru yang belum sarjana


b. Belum mempunyai media pembelajaran yang
kongkrit
c. Sarana prasarana

3. Opportunities

Kepercayaan masyarakat meningkat

4. Threats

Kesadaran masyarakat lemah

75
Tabel 5.1. Indikator Ancaman
NO Indikator Ancaman Index Urgensi Skor
1 Kesadaran masyarakat lemah 0.7464 3 2.2392
Jumlah Skor 2.2392

Tabel 5.2. Indikator kelemahan


NO Indikator Kelemahan Index Urgensi Skor
1 Guru belum S1 0.7895 4 3.158
2 Media Pembelajaran kurang 0.7843 3 2.3529
3 Sarpras kurang 0.8823 4 3.5292
Jumlah Skor 5.5109

Tabel 5.3. Indikator peluang


NO Indikator Peluang Index Urgensi Skor
Kepercayaan masyarakat
1
meningkat 0.872 4 3.488
Jumlah Skor 3.488

Tabel 5.4. Indikator kekuatan


NO Indikator Kekuatan Index Urgensi Skor
1 banyak guru 0.7425 3 2.2275
2 guru berpengalaman 1.0768 4 4.3072
3 legal formal 0.9123 3 2.7369
Jumlah Skor 9.2716

II. ISU-ISU STRATEGIS

2.1 Arah Kebijakan

Arah kebijakan Pendidikan Islam mengacu pada


arah kebijakan Kementerian Agama Bidang Pendidikan
2015-2019 adalah:

76
1. Meningkatkan akses dan mutu pendidikan anak usia
dini (PAUD) diarahkan pada upaya:
 Peningkatan dana operasional sekolah berupa
BOS untuk RA;
 Penyediaan ruang kelas pendidikan RA yang
berkualitas;
 Penyediaan peralatan dan perlengkapan
pendidikan RA yang berkualitas; dan
 Pengembangan kurikulum yang disertai
dengan pelatihan, pendampingan dan
penyediaan buku pendidikan yang
berkualitas sesuai kurikulum pendidikan anak
usia dini yang berlaku.
2. Meningkatkan akses dan mutu pendidikan dasar-
menengah (wajib belajar 12 tahun) yang meliputi:
 Memperluas akses masyarakat untuk
mendapatkan layanan pendidikan.
 Meningkatkan penyediaan sarana prasarana
pendidikan yang berkualitas.
 Meningkatkan mutu peserta didik.
 Meningkatkan jaminan mutu kelembagaan
pendidikan.
 Meningkatkan kurikulum dan
pelaksanaannya.
 Meningkatkan kualitas guru dan tenaga
kependidikan.
3. Meningkatkan akses, mutu dan relevansi pendidikan
tinggi keagamaan meliputi:
 Meningkatkan akses pendidikan tinggi
keagamaan.

77
 Meningkatkan kualitas layanan pendidikan
tinggi keagamaan.
 Meningkatkan mutu dosen dan tenaga
kependidikan perguruan tinggi keagamaan.
 Meningkatkan kualitas hasil penelitian/riset
dan inovasi perguruan tinggi keagamaan.
4. Meningkatkan layanan pendidikan keagamaan yang
berkualitas meliputi:
 Peningkatan akses pendidikan keagamaan.
 Peningkatan mutu sarana prasarana
pendidikan keagamaan.
 Peningkatan mutu peserta didik pendidikan
keagamaan.
 Peningkatan mutu pendidik dan tenaga
kependidikan pendidikan keagamaan.
 Peningkatan penjaminan mutu kelembagaan
pendidikan keagamaan.
 Peningkatan kualitas pembelajaran
keagamaan yang moderat pada pendidikan
keagamaan.
5. Meningkatkan kualitas pendidikan agama pada
satuan pendidikan umum untuk memperkuat
pemahaman dan pengamalan untuk membina
akhlak mulia dan budi pekerti luhur meliputi:
 Peningkatan mutu dan pemerataan guru
pendidikan agama.
 Peningkatkan mutu dan pemahaman siswa
terhadap pendidikan agama.
 Peningkatan mutu kelembagaan pendidikan
agama.

78
6. Meningkatkan tata kelola pendidikan agama
diarahkan pada upaya:
 Penguatan struktur dan tata organisasi
pengelola pendidikan dalam mendukung
penyelenggaraan pendidikan pada semua
jenis, jenjang dan jalur pendidikan;
 Penguatan lembaga penelitian kebijakan
pendidikan dan jaringannya agar dapat
menghasilkan kajian-kajian kebijakan dalam
pengembangan norma, standar, prosedur, dan
kriteria pembangunan pendidikan yang
inovatif;
 Penguatan penyusunan dan penyelarasan
peraturan yang menjadi dasar
penyelenggaraan pendidikan yang merata,
berkeadilan dan bermutu;
 Penguatan sistem informasi pendidikan
melalui penguatan kelembagaan dan
kapasitas pengelola sistem informasi;
 Peningkatan komitmen pengembil kebijakan
dalam penyediaan data dan informasi
pendidikan sehingga pengumpulan data dan
informasi dapat dilakukan dengan lebih baik;
 Penyelarasan peraturan yang memungkinkan
pemanfaatan sumberdaya keuangan untuk
pembiayaan semua jenis satuan pendidikan
oleh pemerintah pusat dan pemerintah
daerah;
 Penguatan kapasitas pengelola pendidikan
untuk dapat berperan secara maksimal dalam

79
pengelolaan satuan pendidikan secara
transparan dan akuntabel; dan
 Peningkatan partisipasi seluruh pemangku
kepentingan pembangunan pendidikan untuk
memperbaiki efektivitas dan akuntabilitas
penyelenggaraan pendidikan di tingkat
satuan pendidikan dalam memberikan
dukungan bagi satuan pendidikan untuk
pelayanan pendidikan.

2.2 Strategi

Berdasarkan arah kebijakan maka strategi


Pendidikan Islam pada lingkup Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam dilaksanakan melalui 5 kegiatan prioritas,
yaitu:

1. Peningkatan Mutu dan Relevansi Pendidikan Agama


Islam;
Sejalan dengan arah kebijakan nasional untuk
meningkatkan kualitas pendidikan agama di sekolah
guna memperkuat pemahaman dan pengamalan
untuk membina akhlak mulia dan budi pekerti
luhur, maka strategi Pendidikan Agama Islam
diprioritaskan pada peningkatan Mutu Guru serta
pemahaman siswa terhadap ajaran Islam dan
peningkatan mutu sumber daya dan sarana
prasarana kegiatan belajar mengajar. Strategi yang
ditetapkan untuk mencapai hal tersebut antara lain:
a. Strategi dalam meningkatkan mutu guru dan
pengawas PAI berupa:

80
 Pemberian tunjangan profesi kepada guru
PAI non PNS,
 Peningkatan kualifikasi S1,
 Peningkatan kompetensi (khususnya
kompetensi pedagogis),
 Pemberian kesempatan dalam mengikuti
program Pendidikan Profesi Guru,
 Pemberian kesempatan untuk mengikuti
lomba pengembangan pembelajaran bagi
guru PAI,
 Pemberian kesempatan mengikuti
bimbingan teknis kurikulum yang berlaku
bagi guru
b. Strategi dalam meningkatkan mutu dan
pemahaman siswa terhadap ajaran Islam berupa
pemberian kesempatan bagi siswa untuk
mengikuti pelatihan Tuntas Baca Tulis Qur`an
(TBTQ), mengikuti lomba kreatifitas PAI,
penyelenggaraan USBN PAI, serta perluasan
materi pengembangan PAI berwawasan
kebangsaan.
c. Strategi dalam meningkatkan mutu sumber daya
dan sarana prasarana kegiatan belajar mengajar
pada sekolah berupa peningkatan kapasitas
lembaga pokjawas, adanya lembaga yang
melakukan pengembangan pembelajaran dan
penilaian kurikulum PAI, pengembangan KKG
dan MGMP serta pemberian bantuan saran/media
pembelajaran PAI.
2. Peningkatan Akses, Mutu, Relevansi dan Daya Saing
Pendidikan Keagamaan Islam; Sejalan dengan arah

81
kebijakan nasional untuk melaksanakan Wajib
Belajar 12 Tahun secara merata serta meningkatkan
layanan pendidikan keagamaan yang berkualitas,
maka strategi Pendidikan Keagamaan Islam
diprioritaskan pada peningkatan akses, mutu sarana
dan prasarana pendidikan, mutu santri, mutu
pendidik dan tenaga kependidikan, penjaminan
mutu (quality assurance) serta pembelajaran Islam
yang moderat pada pendidikan keagamaan Islam.
3. Peningkatan Akses, Mutu, dan Relevansi Madrasah;
Sejalan dengan arah kebijakan nasional dan
Kementerian Agama untuk melaksanakan Wajib
Belajar 12 Tahun secara merata, maka strategi RA
dan Madrasah diprioritaskan pada peningkatan
akses dan mutu sarana dan prasarana pendidikan,
siswa, pendidik dan tenaga kependidikan,
kelembagaan, dan kurikulum pembelajaran
madrasah. Strategi yang ditetapkan untuk mencapai
hal tersebut antara lain:
4. Peningkatan Akses, Mutu, Relevansi dan Daya Saing
Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI);
Sejalan dengan arah kebijakan nasional untuk
meningkatkan akses, mutu, relevansi dan daya saing
pendidikan tinggi khususnya PTKI, maka strategi
Pendidikan Tinggi Islam diprioritaskan pada
peningkatan akses pendidikan tinggi keagamaan
Islam, kualitas layanan pendidikan tinggi
keagamaan Islam, peningkatan mutu pendidik dan
tenaga kependidikan PTKI, peningkatan kualitas
hasil penelitian/riset PTKI dan peningkatan hasil
inovasi pada PTKI.

82
5. Dukungan Manajemen Pendidikan dan Pelayanan
Tugas Teknis Lainnya Pendidikan Islam
Tata kelola pemerintahan yang baik isu strategis
dalam pengelolaan administrasi publik. Fungsi
utama Direktorat Jenderal Pendidikan Islam pada
dasarnya adalah pengaturan, pelayanan dan
pemberdayaan. Ketiga fungsi tersebut merupakan
faktor penting dalam meningkatkan mutu, relevansi,
dan daya saing melalui efisiensi proses pelayanan
dan pengendalian mutu yang didukung dengan
regulasi dan struktur organisasi yang kuat.
Peningkatan kualitas kegiatan perencanaan,
implementasi, monitoring & evaluasi yang diikuti
dengan tindakan perbaikan memerlukan dukungan
data dan sistem informasi Pendidikan Islam yang
akurat.
Monitoring dan evaluasi Renstra bertujuan
untuk mengetahui tingkat pencapaian dan
kesesuaian antara rencana yang telah ditetapkan
dalam Renstra 2020-2024 dengan hasil yang dicapai
berdasarkan kebijakan yang dilaksanakan melalui
kegiatan di setiap satuan, jenjang, jenis, dan jalur
pendidikan secara berkala.
Sinkronisasi antara keempat langkah tersebut
merupakan keniscayaan agar target pembangunan
Islam yang dinyatakan dalam Renstra dapat
dilaksanakan dan diukur efektivitas pencapaiannya.
Beberapa indikator target dukungan manajemen
pendidikan dan pelayanan tugas teknis lainnya
adalah:

83
1) Meningkatnya Kualitas Administrasi
Perencanaan dan Penganggaran
2) Meningkatnya Kualitas Laporan dan
Evaluasi Program
3) Meningkatnya Kualitas Data dan Informasi
Pendidikan Islam
4) Meningkatnya Kualitas Verifikasi Anggaran
5) Meningkatnya Kualitas Pelaksana Anggaran
6) Meningkatnya Kualitas Laporan Keuangan
7) Meningkatnya Kualitas Administrasi
Kepegawaian
8) Meningkatnya Kualitas Administrasi
Organisasi dan Tatalaksana
9) Meningkatnya Kualitas Ketatausahaan dan
Kearsipan
10) Meningkatnya Kualitas Layanan Perkantoran
dan Kehumasan
11) Meningkatnya Kualitas Layanan Pengadaan
Barang dan Jasa

2.3 Program Strategis


A. Optimalisasi Implementasi Sistem Pendidikan
Terpadu
1. Tenaga Pendidik dan Kependidikan.
a. Penempatan tenaga pendidik dan
kependidikan sesuai dengan sertifikasi dan
kualifikasi pendidikannya.
b. Pengembangan sumber daya tenaga pendidik
dan kependidikan secara rutin dan
berkesinambungan

84
c. Penyesuaian proporsi jumlah tenaga pendidik
dan kependidikan dengan jumlah siswa.
d. Pelaksanaan supervisi tenaga pendidik dan
kependidikan secara terpadu
2. Siswa.
a. Optimalisasi potensi siswa dengan berbagai
macam aktivitas kependidikan dan dukungan
perangkat kependidikan yang memadai.
b. Optimalisasi pencapaian prestasi dalam
kenaikan dan kelulusan siswa.
c. Optimalisasi pencapaian prestasi akademik
dan non-akademik dari siswa.
3. Materi Belajar (Kurikulum).
a. Pengembangan dan inovasi kurikulum dalam
kegiatan inti maupun ekstensi.
b. Pengenalan dasar tentang materi teknologi
modern (teknologi informatika).
4. Sarana dan Media Kependidikan.
a. Penyediaan ruang belajar yang representatif.
b. Penyediaan sarana penunjang dan
pengembangan pembelajaran (laboratorium,
perpustakaan) yang memadai.
c. Pemanfaatan teknologi modern terkait IT dan
manajemen pembelajaran.
5. Orang Tua/Masyarakat.
a. Optimalisasi peran serta masyarakat melalui
Komite MI Fatimatul Jahroh
b. Pemenuhan kebutuhan pelayanan dalam
bidang pendidikan kepada masyarakat.
B. Optimalisasi Pelaksanaan Proses Pembelajaran yang
Komprehensif.

85
1. Persiapan
a. Pengembangan perangkat pembelajaran inti
maupun ekstensi.
b. Penyusunan program kependidikan madrasah
secara menyeluruh.
c. Peningkatan peran serta masyarakat dan ahli
pendidikan dalam penyusunan program.
2. Pelaksanaan
a. Implementasi Pembelajaran yang Aktif, Kreatif,
Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM).
b. Pelaksanaan tugas yang bertanggung jawab
dari segenap komponen madrasah.
c. Penciptaan keterpaduan kerja antar komponen
dalam madrasah.
3. Penilaian.
a. Pelaksanaan penilaian yang kontinyu,
komprehensif, terpadu, objektif, kooperatif, dan
akuntabel dalam proses pembelajaran.
b. Pelaksanaan penilaian yang kontinyu,
komprehensif, terpadu, objektif, kooperatif, dan
akuntabel dalam proses pelaksanaan tugas
segenap komponen madrasah.
4. Tindak Lanjut.
a. Pelaksanaan pengayaan bagi siswa yang
memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
b. Pelaksanaan remedial bagi siswa yang belum
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
c. Pemberian reward bagi seluruh personil dan
anak didik yang berprestasi.
d. Pemberian punishment dan pembinaan
personel yang melakukan kesalahan.

86
C. Optimalisasi Penciptaan Situasi Belajar yang
Kondusif.
1. Iklim Belajar yang Positif.
a. Penyediaan tenaga pendidik dan kependidikan
yang profesional.
b. Penyediaan fasilititas pendidikan memadai.
c. Penyajian materi belajar yang sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan siswa.
d. Penerapan kegiatan belajar mengajar yang
bervariasi.
2. Iklim Kerja yang Kondusif.
a. Pelaksanaan prinsip bekerja sebagai ibadah.
b. Pelaksanaan prinsip kerja ikhlas beramal.
c. Pelaksanaan kepemimpinan yang baik.
d. Pengembangan kesejahteraan personil.
3. Pengembangan Aspek 7 K Wawasan Wiyata
Mandala di Madrasah (Keamanan, Ketertiban,
Kebersihan, Keindahan, Kekeluargaan,
Kerindangan dan Kesehatan)
a. Pelaksanaan sosialisasi 7 K secara menyeluruh.
b. Pelaksanaan prinsip 7 K pada setiap komponen
sekolah.
c. Pemberian motivasi dan keteladanan
pelaksanaan 7 K.
d. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi
pelaksanaan 7 K.
4. Optimalisasi Pengamalan Ajaran Islam dalam
Kegiatan Sehari-hari.
1) Penanaman Aspek Aqidah/Keimanan.
a. Penanaman aqidah Islam dalam proses
pembelajaran inti/ekstensi.

87
b. Pengamalan prinsip aqidah Islam dalam
kegiatan sehari-hari.
c. Pelurusan terhadap penyimpangan aqidah
Islam.
2) Pengamalan Aspek Syariah/Keislaman.
a. Pelaksanaan pembelajaran aspek syariah
dan ibadah kepada siswa.
b. Pelaksanaan praktik ibadah dalam kegiatan
pembelajaran inti/ekstensi.
c. Pengembangan etos kerja sebagai ibadah.
3) Pengembangan Aspek Akhlaq al-Karimah/
Ihsan.
a. Pengembangan akhlaq al-karimah dan budi
pekerti luhur dalam pembelajaran dan
perilaku sehari-hari
b. Penerapan prinsip kerja dan hubungan
sosial yang Islami

2.4 Pencapaian / Strategi Pelaksanaan

Melaksanakan Sosialisasi Sistem Pendidikan


Terpadu Kepada Stakeholder.

a. Melaksanakan Peningkatan Profesionalisme


Tenaga Pendidik dan Kependidikan.
1) Merekrut dan menempatkan tenaga
pendidik dan kependidikan sesuai dengan
sertifikasi dan kualifikasi pendidikannya.
2) Melaksanakan supervisi internal dan
mengirim tenaga pendidik dan kependidikan
mengikuti pelatihan profesi secara rutin dan
berkesinambungan.

88
3) Merekrut dan membagi tugas secara
proporsional antara jumlah tenaga pendidik
dan kependidikan dengan jumlah siswa.
4) Mengintensifkan supervisi tenaga pendidik
dan kependidikan dari koordinator bidang
kepada tim kerjanya.
b. Mengembangkan Potensi Kependidikan Siswa.
1) Melaksanakan kegiatan intrakurikuler dan
ekstrakurikuler dengan dukungan perangkat
kependidikan yang memadai.
2) Melaksanakan program pengayaan, remedial
dengan dukungan LBB dan program ekstensi.
3) Melaksanakan intensifikasi kegiatan belajar
intrakurikuler dan ekstrakurikuler.
c. Mengembangkan Materi Belajar (Kurikulum).
1) Melaksanakan penyusunan program
kependidikan dalam bentuk Rencana
Pembelajaran maupun program kegiatan
setiap Pelaksana Kegiatan madrasah.
2) Menyusun materi terkait dengan teknologi
modern dasar (teknologi informatika) sesuai
dengan tingkat kemampuan dan kebutuhan
siswa.
d. Menyediakan Sarana dan Media Kependidikan
yang Memadai.
1. Mengajukan permohonan proyek bangunan
dan optimalisasi peran komite.
2. Mengajukan permohonan, optimalisasi peran
komite, serta membuka peluang bekerja sama
dengan mitra kerja potensial.

89
3. Menjalin sistem kerja kemitraan dengan
lembaga profesional dalam bidang teknologi
modern.
e. Mengoptimalkan Peran Serta dan Pelayanan
kepada Orang Tua/Masyarakat.
1) Mengoptimalkan Peran Serta Masyarakat
melalui Komite MI.
2) Memenuhi kebutuhan pelayanan kepend-
idikan kepada masyarakat.

Tabel 5.5. Strategi Pelaksanaan


No Aspek SNP Strategi
1 Standar Isi
Pengembangan kurikulum yang sudah
dikolaborasikan dengan kurikulum industri yang
terus berubah mengikuti perkembangan jaman.
2 Standar - Peningkatan kualitas pembelajaran yang efektif,
Proses kreatif dan inovatif juga menyenangkan
- Peningkatan komptensi guru melalui IHT,
Workshop dan MGMP
- Peningkatan proses pembelajaran dengan
metode pembelajaran yang variatif
- Peningkatan penggunaan sarana dan prasarana
- Peningkatan pelaksanaan supervisi
3 Standar - Peningkatan kompetensi siswa pada bidang
Kompetensi akademik
lulusan - Peningkatan kemampuan siswa dalam
berbahasa asing
- Peningkatan pembinaan siswa
berbakat/berprestasi melalui kegiatan
ekstrakurikuler
4 Standar - Penyesuaian latarbelakang pendidikan guru
pendidik dan dengan mata pelajaran yang diampunya.
tenaga - Peningkatan kompetensi guru melalui kegiatan
kependidikan MGMP, IHT dan Workshop,
- Peningkatan kompetensi tenaga tata usaha
melalui pendidikan lanjutan dan pelatihan

90
- Peningkatan kemampuan tenaga pendidik dan
kependidikan dalam berbahasa asing
- Peningkatan kualifikasi pendidikan tenaga
pendidik dan kependidikan ke jenjang yang
lebih tinggi.
5 Standar - Peningkatan perawatan dan pemeliharaan
sarana seluruh infrastruktur dan fasilitas sekolah
prasarana - Pemenuhan sarana parkir siswa yang memadai
- Pemenuhan sarana penunjang lab komputer, lab
bahasa, UKS,
6 Standar - Peningkatan pemahaman visi, misi dan tujuan
pengelolaan sekolah kepada warga sekolah dan masyarakat
- Peningkatan peran serta kepsek, komite
sekolah, dan seluruh unit kerja dalam
penyusunan rencana strategis sekolah
- Pengembangan SIM sekolah
7 Standar - Peningkatan sumber dana baik dari bantuan
pembiayaan pemerintah dan kontribusi orang tua siswa
- Pengelolaan dana yang efektif dan efisien serta
tepat sasaran
- Peningkatan transparansi dalam pengelolaan
dana
8 Standar - Peningkatan sistem penilaian yang sesuai
penilaian dengan PERMEN no 23 tahun 2016
- Peningkatan pengolahan nilai melalui
pemanfaatan IT

III. PROGRAM KERJA DAN INDIKATOR KINERJA

3.1 Terlaksananya Sistem Pendidikan Terpadu


a. Terlaksana peningkatan dan profesionalisme tenaga
pendidikan dan kependidikan
1. Terpenuhnya kebutuhan tenaga pendidik dan
kependidikan dengan penempatan tugas sesuai
sertifikasi dan kualifikasi pendidikannya

91
2. Terlaksananya supervise internal dan eksternal
dengan mengirim tenaga pendidik dan
kependidikan megikuti pelatihan pengembangan
profesi secara rutin dan berkesinambungan
3. Terpenuhinya kebutuhan tenaga pendidik dan
kependidikan sesuai dengan jumlah siswa decara
proporsional
4. Terlaksananya supervise tenaga pendidik dan
kependidikan dari coordinator bidang kepada
tim kerjannya dengan intensif
b. Terlaksananya pengembangan potensi kependidikan
siswa
1. Terlaksananya kegiatan intrakurikuler dan
ekstrakulikuler dengan dukungan perangkat
kependidikan yang memadai
2. Terlaksananya program pengayaan, remedial
dengan dukungan LBB dan program ekstensi
lainnya
3. Terlaksananya intensifikasikegiatan belajar
mengajar
c. Terlaksananya pengembangan materi belajar
(kurikulum)
1. Terlaksananya penyusunan program
kependidikan dalam bentuk rencana
pembelajaran maupun program kegiatan setiap
pelaksana kegiatan ,madrasah
2. Terlaksananya penyusunan materi terkait
dengan teknologi modern dasar (teknologi
informatika) sesuai dengan tingkat kemampuan
dan kebutuhan siswa.

92
d. Tersedianya sarana dan media kependidikan yang
memadai
1. Terlaksananya pengembangan bangunan terkait
optimalisasi peran komite
2. Terlaksananya optimalisasi peran komite dalam
pengembangan kependidikan, serta terbukanya
kerja sama dengan mitra kerja potensial
3. Terjalinnya system kerja kemitraaan dengan
Lembaga professional dalam bidang teknologi
modern

3.2 Terlaksananya proses pembelajaran yang


komprehensif secara optimal
1. Persiapan
a. Terlaksananya pengembangan perangkat
pembelajaran inti maupun ekstensi
b. Tersusunnya program kependidikan madrasah
secara menyeluruh
c. Terlaksananya peningkatan peran serta
masyarakat khusunya ahli Pendidikan dalam
penyusunan program
2. Pelaksanaan
a. Terlaksananya pembelajaran yang aktif,
kreatif,efektif, dan menyenangkan (PAKEM)
b. Terlaksananya tugas yang bertanggung jawab
segenap komponen madrasah
c. Terciptanya keterpaduan kerja antar komponen
dan madrasah

93
3. Penilaian
a. Terlaksananya penilaian yang continu,
komprehensif, terpadu, objektif, kooperatif dan
akuntabel dalam proses pembelajaran
b. Terlaksananya penilaian yang continu,
komprehensif, terpadu, objektif, kooperatif dan
akuntabel dalam proses pelaksanaan tugas
segenap komponen madrasah
4. Tindak lanjut
a. Terlaksananya pengayaan bagi siswa yang
memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM)
b. Terlaksananya remedial bagi siswa yang belum
mencapai kkm
c. Terlaksananya pemberian reward bagi personal
yang berprestasi
d. Terlaksananya pemberian punishment dan
pembinaan bagi personal yang melakukan
kesalahan.

3.3 Terciptanya situasi belajar yang kondusif


1. Terciptanya iklim belajar yang positif
a. Tersedianya tenaga pendidik dan kependidikan
yang professional
b. Tersedianya fasilitas Pendidikan yang memadai
c. Terlaksananya penyajian materi belajar sesuai
dengan kebutuhan dan kemampuan siswa
d. Terlaksananya penerapan kegiatan belajar
mengajaar yang bervariasi
2. Terlaksananya pengembangan aspek 7K wawasan
wiyata mandala di madrasah (keamanan, ketertiban,

94
kebersihan, keindahan, kekeluargan, kerindangan,
dan Kesehatan).
a. Terlaksananya sosialisasi 7 K secara meyeluruh
b. Terlaksananya prinsip 7 K pada setiap
komponen sekolah
c. Terlaksananya pemberian motivasi dan
keteladanan pelaksanan 7 K
d. Terlaksananya monitoring dan evaluasi
pelaksanaan 7 K

3.4 Terlaksananya pengalaman ajaran agama islam dalam


kegaiatan sehari-hari secara optimal
1. Terlaksananya penanaman aspek aqidah-keimanan
a. Terlaksananya penanaman aqidah islam dalam
pembelajaran inti/ekstensi
b. Terlaksananya pengamalan prinsip aqidah islam
dalam kegiatan sehari-hari
c. Terlaksananya penelusuran penyimpanan
terhadap aqidah islam
2. Terlaksananya pengembangan aspek Syariah/
keislaman
a. Terlaksananya pembelajaran aspek Syariah dan
ibadah kepada siswa
b. Terlaksananya praktek ibadah dalam kegiatan
pembelajaran inti/ekstensi
c. Terlaksananya pengembangan etos kerja sebagai
ibadah.
3. Terlaksananya pengembangan aspek akhlak al
karimah/ihsan

95
a. Terlaksananya pengembangan akhlaq al karimah
dan budi pekerti luhur dalam pembelajaran dan
perilaku sehari-hari
b. Terlaksananya penerapan prinsip kerja dan
hubungan sosial yang islam

IV. KERANGKA PENDANAAN

Tabel 5.6. Pengeluaran


No Item 2020 2021 2022 2023 2024
Program Sekolah
1 Standar Isi 10.000.000 12.000.000 15.000.000 17.000.000 20.000.000
2 Standar
10.000.000 12.000.000 15.000.000 17.000.000 20.000.000
Proses
3 Standar
Kompetensi 10.000.000 12.000.000 15.000.000 17.000.000 20.000.000
lulusan
4 Standar
pendidik
dan tenaga 10.000.000 12.000.000 15.000.000 17.000.000 20.000.000
kependidik
an
5 Standar sarana
10.000.000 12.000.000 15.000.000 17.000.000 20.000.000
prasarana
6 Standar
10.000.000 12.000.000 15.000.000 17.000.000 20.000.000
pengelolaan
7 Pengemban
10.000.000 12.000.000 15.000.000 17.000.000 20.000.000
gan Lainnya
Belanja Lainnya
1 Belanja….
2 Belanja …
BOSDA
1

96
BAB VI
RENCANA STRATEGIS
TAMAN KANAK- KANAK

I. LATAR BELAKANG

Salah satu ciri sekolah yang bermutu adalah dapat


merespon kepercayaan masyarakat artinya, bagaimana
pihak sekolah mampu memberikan pelayanan yang terbaik
bagi putraputrinya sehingga menghasilkan anak-anak yang
bermutu dalam segala hal. Mengingat perkembangan dunia
IPTEK serta era globalisasi di depan mata maka tujuan
untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan
masyarakat maka pihak sekolah perlu melakukan
pembenahan-pembenahan dalam hal sumber daya manusia
yang profesional, manajemen yang handal, kegiatan belajar-
mengajar yang berkualitas, adanya akses terhadap lembaga
pendidikan tinggi baik dalam maupun luar negeri bermutu
serta ketersediaan saranaprasana yang setaraf dengan
pendidikan bertaraf internasional. Tantangan yang semakin
ketat dalam dunia pendidikan khususnya bagi para
pelaksana perencanaan dan manajemen, pengambil
kebijakan urusan pendidikan dalam hal ini pemerintah,
harus memiliki alat atau peranti untuk mengevaluasi
sampai sejauh mana pembangunan pendidikan terutama
kinerja layanan pendidikan bagi masyarakat dapat tercapai
secara optimal.

97
Sekolah adalah tempat didikan bagi anak anak.
tujuan dari sekolah adalah mengajar tentang mengajarkan
anak untuk menjadi anak yang mampu memajukan bangsa.
Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang untuk
pengajaran siswa / murid di bawah pengawasan guru.
Sebagian besar negara memiliki sistem pendidikan formal,
yang umumnya wajib. Dalam sistem ini, siswa kemajuan
melalui serangkaian sekolah. Nama-nama untuk
sekolahsekolah ini bervariasi menurut negara (dibahas
pada bagian Daerah di bawah), tetapi umumnya termasuk
sekolah dasar untuk anak-anak muda dan sekolah
menengah untuk remaja yang telah menyelesaikan
pendidikan dasar. Selain sekolah-sekolah inti, siswa di
negara tertentu juga mungkin memiliki akses dan
mengikuti sekolah-sekolah baik sebelum dan sesudah
pendidikan dasar dan menengah. TK atau pra-sekolah
menyediakan sekolah beberapa anak-anak yang sangat
muda (biasanya umur 3-5 tahun). Universitas, sekolah
kejuruan, perguruan tinggi atau seminari mungkin tersedia
setelah sekolah menengah. Sebuah sekolah mungkin juga
didedikasikan untuk satu bidang tertentu, seperti sekolah
ekonomi atau sekolah tari. Alternatif sekolah dapat
menyediakan kurikulum dan metode non-tradisional.

Diperlukan perumusan strategi secara matang agar


tujuan pendidikan yang telah ditetapkan bias tercapai
dengan baik, pemikiran dan analisa yang mendalam
diperlukan untuk ini.

98
1.2 Gambaran Umum

Titik berat perencanaan strategi pembangunan


sekolah ini adalah aspek aspek strategis dalam
penyelenggaraan dan pembangunan Sekolah. Aspek aspek
strategis yag di maksud meliputi :

1. Kinerja penyelenggaraan pendidikan


2. Kinerja penyelenggaraan dan pengabdian kepada
masyarakat
3. Kinerja manajemen Sekolah yang meliputi bidang
manajemen sumberdaya insani , keuangan,
sumberdaya fisik, pengembangan sekolah,
administarasi akademik, pengembangan
perpustakaan, dan teknologi informasi.
4. Budaya organisasi dan iklim akademik dan
5. Jaringan kerjasama (networking)

Sebagai pedoman penyelenggara dan pengembangan


sekolah rencana strategis ini harus menjadi komitmen
bersama seluruh elemen penyelenggara sekolah. Oleh
karena itu dokumen ini perlu disahkan oleh Kepala Sekolah
yang merupaan representasi dari unsur–unsur penyenggara
sekolah. Sebagai pedoman penyelenggara dan
pengembanagn sekolah, rencana strategis ini perlu
dijabarakan dalam berbagai dokumen perencanaan yang
lebih oprasional. Dokumen perencanaan operasional yang
dimaksud adalah rencana strategis di tingkat unit, rencana
tindakan (action plan) perbidang, dan berbagi peraturan
peyelenggara sekolah.

99
1.3 Penyusunan Rencana Strategis

Rencana Strategis TKIT Da’arul Qur’an ini


merupakan rujukan dasar perencanaan penyelenggaraan
program pendidikan jangka panjang untuk periode 10
(sepuluh) tahun dan jangka menengah untuk periode 5
(lima) tahun yang meliputi rencana pengembangan
akademik dengan pola ilmiah aplikatif dalam bidang
vokasi, pengembangan fisik kampus, non fisik dan rencana
pembiayaan.

II. PERUMUSAN STRATEGI

2.1 Visi :

“Terwujudnya Peserta Didik Yang Unggul Dalam Prestasi


dan Teladan Dalam Imtaq”

2.2 Misi :
1. Menumbuhkan dan memperkokoh keimanan dan
ketakwaan warga sekolah
2. Melaksanakan pembelajaran yang inovatif, efektif
dan partisipatif.
3. Meningkatkan prestasi akademik, non akademik dan
prestasi di bidang keagamaan.
4. Meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) warga
sekolah.
5. Menerapkan manajemen partisipatif dengan
melibatkan seluruh warga sekolah sehingga menjadi
team yang solid.
6. Meningkatkan kemampuan intelektual, spiritual dan
emosional.

100
7. Membiasakan budaya tertib, disiplin, santun dalam
ucapan, sopan dalam prilaku terhadap sesama
berdasarkan imam dan takwa.
8. Membiasakan lingkungan yang bersih, nyaman,
indah dan sehat di lingkungan sekolah dan tempat
tinggal.

2.3 Tujuan :
1. Sekolah mampu mewujudkan kegiatan dalam
bidang keagamaan, kepribadian dan kepedulian
2. Sekolah mampu menghasilkan prestasi bidang
akademik dan non akademik
3. Sekolah mampu menerapkan pembelajaran yang
inovatif, ilmu pengetahuan dan teknologi.
4. Sekolah mampu menghasilkan pendidik dan tenaga
kependidikan yang profesional.
5. Sekolah mampu menerapkan manajemen partisipatif
dengan melibatkanseluruh warga sekolah sehingga
menjadi team yang solid.
6. Sekolah mampu mengembangkan kegiatan yang
dapat membiasakan kedisiplinan diri dan
berkarakter.
7. Sekolah mampu membiasakan budaya tertib,
disiplin, santun dalam ucapan, sopan dalam perilaku
terhadap sesama berdasarkan iman dan takwa.
8. Sekolah mampu mewujudkan lingkungan yang
bersih, nyaman, rindang dan sehat menuju konsep
adiwiyata.

101
III. EVALUASI DIRI

Analisis SWOT:

3.1 Kekuatan (Strength)


1. Tenaga Pendidik Berkompeten
2. Sarana dan Prasarana Memadai
3. SDM Peserta Didik Yang Unggul

3.2 Kelemahan (Weakness)


1. Disiplin Kerja Masih Lemah
2. Kemampuan Menggunakan Perangkat Komputer
Masih Lemah
3. Minimnya Partisipasi Masyarakat Terhadap
Pendidikan

3.3 Peluang (Oportunity)


1. Kualitas Tenaga Pendidik Memiliki Daya Saing
2. Fasilitas Internet Yang Mendukung KBM di Zaman
Modern
3. Prestasi Peserta Didik Meningkat

3.4 Ancaman (Treatment)


1. Daya Dukung Masyarakat Terhadap Budaya Kerja
Mulai Lemah
2. Kepercayaan Masyarakat Terhadap Kemampuan
Mengoperasikan Komputer Berkurang
3. Daya Tarik Masyarakat Terhadap Dunia Pendidikan
Masih Kurang

102
IV. ISU-ISU STRATEGIS

Memasuki era globalisasi seperti ini ,


penyelenggaraan pendidikan dirasa perlu adanya
perencanaan strategis kedepannya guna meningkatkan
mutu pendididkan di TKIT Da’arul Qur’anTentunya
dengan era seperti ini maka tidak akan luput dari berbgai
permasalahan seperti masalah- masalah yang mencakup
ruang pendidikan. Selain itu perkembangan teknologi dan
informasi semakin pesat oleh karena itu dirasa perlu
adanya perencanaan yang strategis.

Era globalisasi, informasi, dan teknologi ini harus di


sikapi dengan baik, karena dapat mendorong orang kea rah
yang lebi baik jika mampu dimanfaatkan dengan baik.
Dalam kaitannya dengan hal itu Indonesia merupakan
salah satu Negara yang ikut menyetujui dan terlibat aktif
dalam rangka kesepakatan perdagangan dunia seperti,
WTO, GATT, APEC dan sebagainya. Dalam era ini hamper
semua factor produksi seperti uang, teknologi, jasa, pabrik,
dan peralatan bergerak melintasi tapal batas Negara tanpa
kesulitan berarti. Dunia terasa menjadi semakin semit,
denga jarak yang semakin dekat berkat teknologi yang ada.
Kondisi ini mempunyai implikasi langsung terhadap
penyelenggara pendidikan nasional. Implikasi yang di
maksud adalah:

a) Tenaga kerja terdidik dari luar negeri yang masuk


ke I donesia semakin banyak, sehingga adanya
penyeleksian ketat dalam tingkat kehidupan dan
lingkungan kerja.

103
b) Sekolah luar negeri akan semakin mudah
menyelenggarakan pendidikan di Indonesia
sehingga caln siswa mempunyai peluang tinggi
untuk dapat meningkatkan kualitas
pendidikannya.

Hal demikian berarti bahwa antar sekolah untuk


menarik siswa ajan semakin ketat. Persaingan tersebut tidak
hanya menyangkut output, melainkan juga biaya
penyelenggaraan sekolah dan kinerja penyelenggaraan
sekolah, baik yang terkait dengan sumber daya manusia,
fasilitas maupun manajemen. Pemberlakuan otonomi
sekolah mempunyai implikasi-implikasi sebagai berikut :

a) Penggurangan subsidi pemerintah terhadap


sekolah,
b) Strategi yang ditempuh oleh sekolah dalam
menggali sumber dana lain di luar subsidi
pemerintah, dan
c) Strategi yang ditempuh oleh sekolah negeri dan
swasta terutama dalam menjaring calon siswa.

Dalam kaitannya dengan implementasi otonomi


pendidikan, sekolah negeri bagaimana pun berada dalam
posisi lebih diuntungkan daripada sekolah swasta, karena
dua alasan, antara lain:

1. Pemerintah masih memberikan subsidi yang berupa


gaji pegawai negeri,sehingga sekolah negeri tidak
perlu susah-susah mencari dana untuk menggaji
karyawan.
2. Rata-rata sekolah negeri telah memiliki SDM yang
lebih baik daripada rata-rata swasta, terutama dalam

104
aspek jabatan akademik guru, meskipun dalam hal
kewirausahaan (entrepreneurship ) rata-rata swasta
secara relatif telah memiliki pengalaman lebih baik
dari pada rata-rata negeri.

Dalam kaitannya dengan strategi yang ditempuh


oleh sekolah lain dalam mengimplementasikan otonomi
pendidikan, terdapat kecenderungan bahwa sebagian besar
sekolah, terutama negeri,akan menambah daya tampung
mereka agar lebih banyak calon siswa yang diterima di
sekolah yang bersangkutan. Kecerendungan penggunaan
strategi ini mulai terlihat secara signifikan sejak tahun
akademik dari tahun 2019, ketika berbagai sekolah negeri,
sekurang – kurangnya di TKIT Da’arul Qur’an khususnya
dan Cikande pada umumnya, meningkatkan daya tampung
mereka , dan strategi tersebut berkonsekuensi logis pada
menurunnya jumlah pendaftar pada sebagian besar swasta
purimas cikande pada tiga tahun terakhir. Strategi ini
cenderung di tempuh karena berkaitan dengan upaya
negeri untuk dapat mandiri ,baik dalam penggalian
maupun pengelolaan dana, sehingga negeri tidak lagi
banyak tergantung pada kemampuan pembiayaan
pemerintah,terutama pada pembiayaan operasinal
penyelenggaraan pendidikan dan pemeliharaan berbagai
fasilitas pembelajaran. Di antara upaya-upaya yang di
lakukan negeri untuk meningkatkan daya tampung
tersebut adalah menyelenggarakan kelas paralel,dan
membuka program ekstensi .peningkatan daya tampung ini
berkaitan erat dengan jumlah yang bisa di peroleh dari
calon siswa baru.

105
4.1 Arah Kebijakan

Berkaitan denga permasalahan – permasalahan


tersebut maka eksistensi dan berkelanjutan TKIT Da’arul
Qur’an tergantung pada tingkat kemampuan sebagai
berikut:

a) Adanya kemampuan untuk meningkatkan


kompetensi siswa secara terus menerus sehigga
adanya daya saing yang tinggi.
b) Adanya kemampuan untuk mengembangkan
berbagai ragam keilmuan secara berkelanjutan,
sehingga para siswa mampu bersaing di era
globalisasi ini, seperti menghasilkan output yang
berimtaq dan mantap dalam ipteknya.Berkaitan
dengan hal itu, maka pengolahan sekolah perlu
adanya pengolahan yang berorentasi pada tingak
kemajuan .
c) Adanya kemampuan membangun manajemen
yang bagus sehingga adanya kerja sama anatara
pendidik dan siswa.
d) Adanya kemampuan meningkatnya daya saing
yang sehat di sekolah sehingga adanya output
sekolah yang mampu membawa nama baik
sekolah, dan di harapkan dapat berkelanjutan.
e) Adanya kemampuan dalam hal ini sharing,
networking and developing agar adanya tercipta
rasa berbagi, membangun jaringan, dan adanya
tingkat pengembangan yang baik.

Upaya upaya ini perlu untuk dilakukan secara


bertahap , dan tidak instan, Karena kemampuan itu perlu di

106
kembangkan dan tidak dapat serta merta dapat langsung
seperti yang diinginkan, oleh karena itu perlu adanya
kerjasama antara warga sekolah, dan semua tingkat atau
unsur pendidikan yang utuh dan kesatuan.

4.2 Strategi
A. Optimalisasi Implementasi Sistem Pendidikan
Terpadu
1. Tenaga Pendidik dan Kependidikan.
a. Penempatan tenaga pendidik dan
kependidikan sesuai dengan sertifikasi dan
kualifikasi pendidikannya.
b. Pengembangan sumber daya tenaga pendidik
dan kependidikan secara rutin dan
berkesinambungan
c. Penyesuaian proporsi jumlah tenaga pendidik
dan kependidikan dengan jumlah siswa.
d. Pelaksanaan supervisi tenaga pendidik dan
kependidikan secara terpadu
2. Siswa.
a. Optimalisasi potensi siswa dengan berbagai
macam aktivitas kependidikan dan dukungan
perangkat kependidikan yang memadai.
b. Optimalisasi pencapaian prestasi dalam
kenaikan dan kelulusan siswa.
c. Optimalisasi pencapaian prestasi akademik
dan non-akademik dari siswa.
3. Materi Belajar (Kurikulum).
a. Pengembangan dan inovasi kurikulum dalam
kegiatan inti maupun ekstensi.

107
b. Pengenalan dasar tentang materi teknologi
modern (teknologi informatika).
4. Sarana dan Media Kependidikan.
a. Penyediaan ruang belajar yang representatif.
b. Penyediaan sarana penunjang dan
pengembangan pembelajaran (laboratorium,
perpustakaan) yang memadai.
c. Pemanfaatan teknologi modern terkait IT dan
manajemen pembelajaran.
5. Orang Tua/Masyarakat.
a. Optimalisasi peran serta masyarakat melalui
Komite MI Fatimatul Jahroh
b. Pemenuhan kebutuhan pelayanan dalam
bidang pendidikan kepada masyarakat.

B. Optimalisasi Pelaksanaan Proses Pembelajaran yang


Komprehensif.
1. Persiapan.
a. Pengembangan perangkat pembelajaran inti
maupun ekstensi.
b. Penyusunan program kependidikan madrasah
secara menyeluruh.
c. Peningkatan peran serta masyarakat dan ahli
pendidikan dalam penyusunan program.
2. Pelaksanaan.
a. Implementasi Pembelajaran yang Aktif,
Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM).
b. Pelaksanaan tugas yang bertanggung jawab
dari segenap komponen madrasah.
c. Penciptaan keterpaduan kerja antar komponen
dalam madrasah.

108
3. Penilaian.
a. Pelaksanaan penilaian yang kontinyu,
komprehensif, terpadu, objektif, kooperatif,
dan akuntabel dalam proses pembelajaran.
b. Pelaksanaan penilaian yang kontinyu,
komprehensif, terpadu, objektif, kooperatif,
dan akuntabel dalam proses pelaksanaan
tugas segenap komponen madrasah.
4. Tindak Lanjut.
a. Pelaksanaan pengayaan bagi siswa yang
memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM).
b. Pelaksanaan remedial bagi siswa yang belum
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM).
c. Pemberian reward bagi seluruh personil dan
anak didik yang berprestasi.
d. Pemberian punishment dan pembinaan
personel yang melakukan kesalahan.

C. Optimalisasi Penciptaan Situasi Belajar yang


Kondusif.
1. Iklim Belajar yang Positif.
a. Penyediaan tenaga pendidik dan
kependidikan yang profesional.
b. Penyediaan fasilititas pendidikan memadai.
c. Penyajian materi belajar yang sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan siswa.
d. Penerapan kegiatan belajar mengajar yang
bervariasi.

109
2. Iklim Kerja yang Kondusif.
a. Pelaksanaan prinsip bekerja sebagai ibadah.
b. Pelaksanaan prinsip kerja ikhlas beramal.
c. Pelaksanaan kepemimpinan yang baik.
d. Pengembangan kesejahteraan personil.
3. Pengembangan Aspek 7 K Wawasan Wiyata
Mandala di Madrasah (Keamanan, Ketertiban,
Kebersihan, Keindahan, Kekeluargaan,
Kerindangan dan Kesehatan)
a. Pelaksanaan sosialisasi 7 K secara
menyeluruh.
b. Pelaksanaan prinsip 7 K pada setiap komp
onen sekolah.
c. Pemberian motivasi dan keteladanan
pelaksanaan 7 K.
d. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelak
sanaan 7 K.
4. Optimalisasi Pengamalan Ajaran Islam dalam
Kegiatan Sehari-hari.
1) Penanaman Aspek Aqidah/Keimanan.
a. Penanaman aqidah Islam dalam proses
pembelajaran inti/ekstensi.
b. Pengamalan prinsip aqidah Islam dalam
kegiatan sehari-hari.
c. Pelurusan terhadap penyimpangan aqidah
Islam.
2) Pengamalan Aspek Syariah/Keislaman.
a. Pelaksanaan pembelajaran aspek syariah
dan ibadah kepada siswa.
b. Pelaksanaan praktik ibadah dalam kegiatan
pembelajaran inti/ekstensi.

110
c. Pengembangan etos kerja sebagai ibadah.
3) Pengembangan Aspek Akhlaq al-Karimah/
Ihsan.
a. Pengembangan akhlaq al-karimah dan budi
pekerti luhur dalam pembelajaran dan
perilaku sehari-hari
b. Penerapan prinsip kerja dan hubungan
sosial yang Islami

D. Pencapaian / Strategi Pelaksanaan


Melaksanakan Sosialisasi Sistem Pendidikan
Terpadu Kepada Stakeholder.
a. Melaksanakan Peningkatan Profesionalisme
Tenaga Pendidik dan Kependidikan.
1) Merekrut dan menempatkan tenaga
pendidik dan kependidikan sesuai dengan
sertifikasi dan kualifikasi pendidikannya.
2) Melaksanakan supervisi internal dan
mengirim tenaga pendidik dan kependidikan
mengikuti pelatihan profesi secara rutin dan
berkesinambungan.
3) Merekrut dan membagi tugas secara
proporsional antara jumlah tenaga pendidik
dan kependidikan dengan jumlah siswa.
4) Mengintensifkan supervisi tenaga pendidik
dan kependidikan dari koordinator bidang
kepada tim kerjanya.
b. Mengembangkan Potensi Kependidikan Siswa.
1) Melaksanakan kegiatan intrakurikuler dan
ekstrakurikuler dengan dukungan perangkat
kependidikan yang memadai.

111
2) Melaksanakan program pengayaan, remedial
dengan dukungan LBB dan program
ekstensi.
3) Melaksanakan intensifikasi kegiatan belajar
intrakurikuler dan ekstrakurikuler.
c. Mengembangkan Materi Belajar (Kurikulum).
1) Melaksanakan penyusunan program
kependidikan dalam bentuk Rencana
Pembelajaran maupun program kegiatan
setiap Pelaksana Kegiatan madrasah.
2) Menyusun materi terkait dengan teknologi
modern dasar (teknologi informatika) sesuai
dengan tingkat kemampuan dan kebutuhan
siswa.
d. Menyediakan Sarana dan Media Kependidikan
yang Memadai.
1) Mengajukan permohonan proyek bangunan
dan optimalisasi peran komite.
2) Mengajukan permohonan, optimalisasi peran
komite, serta membuka peluang bekerja
sama dengan mitra kerja potensial.
3) Menjalin sistem kerja kemitraan dengan
lembaga profesional dalam bidang teknologi
modern.
e. Mengoptimalkan Peran Serta dan Pelayanan
kepada Orang Tua/Masyarakat.
1) Mengoptimalkan Peran Serta Masyarakat
melalui Komite MI.
2) Memenuhi kebutuhan pelayanan kepend-
idikan kepada masyarakat.

112
V. PROGRAM KERJA

5.1 Terlaksananya Sistem Pendidikan Terpadu


a. Terlaksana peningkatan dan profesionalisme tenaga
pendidikan dan kependidikan
1. Terpenuhnya kebutuhan tenaga pendidik dan
kependidikan dengan penempatan tugas sesuai
sertifikasi dan kualifikasi pendidikannya
2. Terlaksananya supervise internal dan eksternal
dengan mengirim tenaga pendidik dan
kependidikan megikuti pelatihan pengembangan
profesi secara rutin dan berkesinambungan
3. Terpenuhinya kebutuhan tenaga pendidik dan
kependidikan sesuai dengan jumlah siswa decara
proporsional
4. Terlaksananya supervise tenaga pendidik dan
kependidikan dari coordinator bidang kepada
tim kerjannya dengan intensif
b. Terlaksananya pengembangan potensi kependidikan
siswa
1. Terlaksananya kegiatan intrakurikuler dan
ekstrakulikuler dengan dukungan perangkat
kependidikan yang memadai
2. Terlaksananya program pengayaan, remedial
dengan dukungan LBB dan program ekstensi
lainnya
3. Terlaksananya intensifikasikegiatan belajar
mengajar
c. Terlaksananya pengembangan materi belajar
(kurikulum)

113
1. Terlaksananya penyusunan program
kependidikan dalam bentuk rencana
pembelajaran maupun program kegiatan setiap
pelaksana kegiatan ,madrasah
2. Terlaksananya penyusunan materi terkait
dengan teknologi modern dasar (teknologi
informatika) sesuai dengan tingkat kemampuan
dan kebutuhan siswa.
d. Tersedianya sarana dan media kependidikan yang
memadai
1. Terlaksananya pengembangan bangunan terkait
optimalisasi peran komite
2. Terlaksananya optimalisasi peran komite dalam
pengembangan kependidikan, serta terbukanya
kerja sama dengan mitra kerja potensial
3. Terjalinnya system kerja kemitraaan dengan
Lembaga professional dalam bidang teknologi
modern

5.2 Terlaksananya proses pembelajaran yang


komprehensif secara optimal
1. Persiapan
a. Terlaksananya pengembangan perangkat
pembelajaran inti maupun ekstensi
b. Tersusunnya program kependidikan madrasah
secara menyeluruh
c. Terlaksananya peningkatan peran serta
masyarakat khusunya ahli Pendidikan dalam
penyusunan program

114
2. Pelaksanaan
a. Terlaksananya pembelajaran yang aktif,
kreatif,efektif, dan menyenangkan (PAKEM)
b. Terlaksananya tugas yang bertanggung jawab
segenap komponen madrasah
c. Terciptanya keterpaduan kerja antar komponen
dan madrasah
3. Penilaian
a. Terlaksananya penilaian yang continu,
komprehensif, terpadu, objektif, kooperatif dan
akuntabel dalam proses pembelajaran
b. Terlaksananya penilaian yang continu,
komprehensif, terpadu, objektif, kooperatif dan
akuntabel dalam proses pelaksanaan tugas
segenap komponen madrasah
4. Tindak lanjut
a. Terlaksananya pengayaan bagi siswa yang
memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM)
b. Terlaksananya remedial bagi siswa yang belum
mencapai kkm
c. Terlaksananya pemberian reward bagi personal
yang berprestasi
d. Terlaksananya pemberian punishment dan
pembinaan bagi personal yang melakukan
kesalahan.

5.3 Terciptanya situasi belajar yang kondusif


1. Terciptanya iklim belajar yang positif
a. Tersedianya tenaga pendidik dan kependidikan
yang professional
b. Tersedianya fasilitas Pendidikan yang memadai

115
c. Terlaksananya penyajian materi belajar sesuai
dengan kebutuhan dan kemampuan siswa
d. Terlaksananya penerapan kegiatan belajar
mengajaar yang bervariasi
2. Terlaksananya pengembangan aspek 7K wawasan
wiyata mandala di madrasah (keamanan, ketertiban,
kebersihan, keindahan, kekeluargan, kerindangan,
dan Kesehatan).
a. Terlaksananya sosialisasi 7 K secara meyeluruh
b. Terlaksananya prinsip 7 K pada setiap
komponen sekolah
c. Terlaksananya pemberian motivasi dan
keteladanan pelaksanan 7 K
d. Terlaksananya monitoring dan evaluasi
pelaksanaan 7 K

5.4 Terlaksananya pengalaman ajaran agama islam dalam


kegaiatan sehari-hari secara optimal
1. Terlaksananya penanaman aspek aqidah-keimanan
a. Terlaksananya penanaman aqidah islam dalam
pembelajaran inti/ekstensi
b. Terlaksananya pengamalan prinsip aqidah islam
dalam kegiatan sehari-hari
c. Terlaksananya penelusuran penyimpanan
terhadap aqidah islam
2. Terlaksananya pengembangan aspek Syariah/
keislaman
a. Terlaksananya pembelajaran aspek Syariah dan
ibadah kepada siswa
b. Terlaksananya praktek ibadah dalam kegiatan
pembelajaran inti/ekstensi

116
c. Terlaksananya pengembangan etos kerja sebagai
ibadah.
3. Terlaksananya pengembangan aspek akhlak al
karimah/ihsan
a. Terlaksananya pengembangan akhlaq al karimah
dan budi pekerti luhur dalam pembelajaran dan
perilaku sehari-hari
b. Terlaksananya penerapan prinsip kerja dan
hubungan sosial yang islam

VI. PENGANGGARAN
Tabel 6.1. Pengeluaran
No Item 2020 2021 2022 2023 2024
Program Sekolah
1 Standar Isi 10.000.000 12.000.000 15.000.000 17.000.000 20.000.000
2 Standar
10.000.000 12.000.000 15.000.000 17.000.000 20.000.000
Proses
3 Standar
Kompetensi 10.000.000 12.000.000 15.000.000 17.000.000 20.000.000
lulusan
4 Standar
pendidik
dan tenaga 10.000.000 12.000.000 15.000.000 17.000.000 20.000.000
kependidik
an
5 Standar sarana
10.000.000 12.000.000 15.000.000 17.000.000 20.000.000
prasarana
6 Standar
10.000.000 12.000.000 15.000.000 17.000.000 20.000.000
pengelolaan
7 Pengemban
10.000.000 12.000.000 15.000.000 17.000.000 20.000.000
gan Lainnya
8 Pembiayaan 10.000.000 12.000.000 15.000.000 17.000.000 20.000.000
9 Penilaian
10.000.000 12.000.000 15.000.000 17.000.000 20.000.000
Pendidikan
Belanja Lainnya
1 Belanja….

117
2 Belanja …
BOSDA
1

118
REFERENSI

Hunger, J David and Wheelen, Thomas L. (2012). Strategic


Management, Wesley Publishing Company, Inc.
Kim, W. Chan and Mauborgne Renée .(2004). Blue Ocean
Strategy: How To Create Uncontested Market Space And
Make The Competition Irrelevant, Harvard Business
School Press.
Porter, Michael. (1985).The Competitive Advantage: Creating
and Sustaining Superior Performance, NY: Free Press.
Suseno, Bambang Dwi; Yusuf, Furtasan Ali; Suharno.
(2020). The Citizenship Engagement Quatily In
ASEAN And The Sustainability Of ASEAN Economic
Community Performance, International Journal of
Psychosocial Rehabilitation, Vol. 24. Issue 02, pp. 2808-
2820.
Suseno, Bambang Dwi; Yuniawan, Ahyar; Dwiatmadja,
Christantius. (2019). The Model of Capability Spft
Governance In Family Business: Empirical Study In
Bus Transportation Industry In Jakarta, Indonesia,
Journal Economic Cooperation and Development, 40, 2, pp.
25-58.
Suseno, Bambang Dwi, Yusuf, Furtasan Ali, Hidayat,
Syamsul, Surani, Dewi. (2020). Significance of
Resources Sharing Innovation in Industrial Human
Competitiveness: Empirical Study at The
Manufacturing Industries, PalArch's Journal of
Archaeology of Egypt, Volume 17, Issue 7, Pages 6550-
6561.

119
Suseno, Bambang Dwi, Yusuf, Furtasan Ali, Kurnia, Denny.
(2021). Development of Patronage Ambidexterity and
the Performance of Joint Venture Shopping Centers in
Indonesia, Calitatea, Volume 22, Issue 181, Pages 30-34.
Undang-undang Nomor Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
Wiyono, Yon Argo, Hunainah, Suseno, Bambang Dwi.
(2021). The Role of Voluntary Sharing Contagion to
Strengthen the Performance of Baznas In Indonesia,
Psychology and Education Journal, Volume 58, Issue 2,
Pages 3954-3966.
Yusuf, Furtasan Ali; Suseno, Bambang Dwi. (2020).
Sustainability Innovativeness Agility as an Intervening
Variable in the Managerial Competence to Business
Performance Relationship of a Family-Owned
Company, International Journal of Innovation, Creativity
and Change, Volume 13, Issue 9, pp.479-298.

120
View publication stats

Anda mungkin juga menyukai