Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIKA DASAR

MODE DARING

NAMA LENGKAP : AYYASH ALGHIFARI H


NPM
: 10070221068

GROUP : B3

FAKULTAS / PRODI : TEKNIK / TEKNIK INDUSTRI


NO / NAMA PERCOBAAN : M1/MASSA JENIS ZAT PADAT DAN ZAT

CAIR
NAMA ASISTEN : AGHNIA NURZAHRA

NILAI :

LABORATORIUM FARMASI TERPADU UNIT C- FISIKA FAKULTAS


TEKNIK UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

Percobaan 5

Massa Jenis Zat Padat dan Zat Cair (M1)


5.1 Tujuan Percobaan

1. Mengenal alat-alat ukur dasar beserta ketelitiannya.


2. Menghitung volume beberapa zat padat.
3. Menghitung massa jenis beberapa zat padat dan zat cair.
4. Mengenal konsep statika fluida (hidrostatika).
5. Menggunakan metoda statistik dalam pengukuran.

5.2 Alat-alat

1. Neraca Ohaus

2. Jangka sorong

3. Mikrometer sekrup

4. 2 balok logam yang berbeda

5. Bejana gelas plastik


6. Benang/tali

7. Pipa U

8. Botol semprot

9. Beberapa jenis zat cair (air, minyak goreng, oli mesin)

5.3 Teori Pengukuran


Setiap pengukuran besaran fisis pada umumnya selalu menemui batas
ketelitian dan kesalahan pengukuran (salah baca, parallax dan sebaginya). Hal ini
disebabkan karena setiap alat ukur mempunyai batas ketelitian dan batas
maksimum kemampuan mengukur (batas ukur), misalnya:
• penggaris biasa mempunyai ketelitian 1 mm
• jangka sorong mempunyai ketelitian 0,1 mm
• mikrometer sekrup mempunyai ketelitian 0,01 mm
• neraca Ohaus mempunyai ketelitian 0,01 gram

5.3.1 Perhitungan Massa Jenis Zat Padat


Perhitungan massa jenis benda padat secara umum dapat dilakukan dengan
beberapa cara tergantung bentuk benda tersebut. Untuk benda-benda berbentuk
teratur (balok, kubus, dan sebagainya) mula-mula ditimbang dulu massanya, serta
diukur terlebih dahulu panjang, lebar, dan tebalnya, untuk kemudian dihitung
volumenya. Kedua informasi tersebut dapat secara langsung dimanfaatkan untuk
memperoleh informasi massa jenis (ρ) dengan persamaan:

(5.1)

Sedangkan untuk benda padat berbentuk tidak teratur dapat dihitung massa
jenisnya melalui beberapa tahap yang melibatkan pemanfaatan prinsip hukum
Archimedes, yang secara umum dideskripsikan sebagai:

𝐹𝐴 = 𝜌𝑓𝑔𝑉𝑏 (5.2)
dimana,
𝐹𝐴 = 𝑔𝑎𝑦𝑎 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 (𝑔𝑎𝑦𝑎 𝑘𝑒 𝑎𝑡𝑎𝑠)
𝜌𝑓 = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑓𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖
𝑔 = 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑔𝑟𝑎𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠𝑖
𝑉𝐵 = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑐𝑒𝑙𝑢𝑝
Untuk benda yang tenggelam di dalam zat cair (air), dilakukan pengukuran
massa di udara (penimbangan biasa) (diperoleh nilai ) dan pengukuran massa di
zat cair yang telah diketahui nilai massa jenisnya (ρf) (penimbangan dengan benda
digantung sehingga melayang di dalam air). Penimbangan dalam zat cair membuat
massa benda padat tersebut seolah-olah berkurang (diperoleh nilai ). Hal ini
disebabkan prinsip Archimedes bekerja pada benda tersebut, sehingga komponen
gaya-gaya yang diperoleh:

(5.3)
Dengan mensubstitusi pers.(5.2) ke dalam pers.(5.3), diperoleh nilai volume
benda:

(5.4)

Nilai volume benda tersebut kemudian dapat dimanfaatkan untuk memperoleh


massa jenis benda dengan memakai pers.(5.1).

5.3.2 Perhitungan Massa Jenis Zat Cair


Massa jenis zat cair dapat diselidiki dengan memanfaatkan konsep statika
fluida (hidrostatika) yang menyatakan bahwa pada kondisi diam (statis), fluida
(zat cair dan gas) akan mengalami tekanan yang sama dimana-mana. Besarnya
tekanan di dalam fluida diberikan oleh persamaan:
(5.5)
Dimana,

Pipa-U dengan jenis zat cair

Gambar 5.1: Prinsip hidrostatik pada pipa-U untuk dua buah zat cair yang
memiliki massa jenis yang berbeda

Berdasarkan skema pipa-U pada Gambar 5.1 di atas, zat cair 1 (diketahui
nilai massa jenisnya) dengan ketinggian ℎ1 digunakan sebagai pembanding untuk
mencari nilai massa jenis zat cair 2 yang memiliki ketinggian ℎ2. Persamaan
hidrostatika menyatakan bahwa:
𝑃𝐴 = 𝑃𝐵 (5.6)
Dimana:

(5.7)

𝑃𝐵 = 𝑃0 + 𝜌2𝑔ℎ2 (5.8)
Dengan mensubstitusi pers.(5.7) dan (5.8) ke dalam pers.(5.6), diperoleh nilai
massa jenis zat cair 2:

(5.9)

Gambar 5.2: Prinsip hodrostatik pada pipa-U untuk tiga buah zat cair yang
memiliki massa jenis yang berbeda-beda
Pipa-U dengan tiga jenis zat cair.
Jika pipa-U di atas diisi dengan 3 jenis zat cair yang berbeda, dapat dicari
massa jenis zat cair 3, dengan zat cair 1 dan 2 berperan sebagai pembanding.
Ketinggian zat cair akan bergantung pada nilai massa jenis masing-masing zat.
Sama seperti pipa-U dengan 2 zat cair berlaku pers.(5.6), dimana:
𝑃𝐴 = 𝑃0 + 𝜌1𝑔ℎ1 + 𝜌2𝑔ℎ2 (5.10)
𝑃𝐵 = 𝑃0 + 𝜌3ℎ3 (5.11)
Dengan mensubstitusi pers.(5.10) dan (5.11) ke dalam pers.(5.6), diperoleh nilai
massa jenis zat cair 3:

(5.12)
5.4 Langkah Percobaan A. Percobaan Zat Padat
1. Ukurlah panjang dan lebar balok logam menggunakan jangka sorong
masing-masing 5 kali pengukuran.
2. Ukurlah tebal balok logam menggunakan mikrometer sekrup masing-
masing 5 kali pengukuran.
3. Timbanglah massa balok logam menggunakan neraca Ohaus masing-
masing 1 kali penimbangan.
4. Gantungkan balok logam dengan benang/tali pada neraca Ohaus dan
timbanglah massanya masing-masing 3 kali penimbangan
5. Isi bejana gelas dengan air dan letakkan pada tumpuan neraca Ohaus (air
tidak ikut ditimbang).
6. Timbanglah massa balok logam ketika menggantung dan tercelup dalam
air masing-masing 3 kali penimbangan.

B. Percobaan Zat Cair


1. Siapkan pipa U dan bilas dengan air.
2. Isi pipa U dengan air (sebagai zat cair pembanding) hingga ketinggian air
mencapai setengahnya.
3. Masukkan sejumlah minyak (sebagai zat cair yang akan diselidiki massa
jenisnya) ke salah satu lubang di pipa U sehingga terlihat perbedaan
ketinggian antara minyak dan air.
4. Tentukan lapisan yang membatasi antara minyak dan air.
5. Tarik garis lurus lapisan yang membatasi antara minyak dan air dari lubang
pertama ke lubang kedua.
6. Ukur ketinggian masing-masing lapisan minyak dan air dari garis lurus
tersebut (nilai h).
7. Ulangi langkah 3 hingga 6, namun sekarang minyak diganti dengan oli
mesin.
8. Kemudian lakukan prosedur yang sama, tetapi kedua lubang pipa U diisi
masing-masing oleh minyak dan oli mesin.

5.5 Tabel Pengamatan

Tabel 1
BALOK P (cm) L (cm) T (cm) V ± ∆𝑉 (𝑐𝑚3) 𝑚𝑢 ± ∆𝑚𝑢 (gram) 𝜌𝐵 ± ∆𝜌𝐵 (𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑐𝑚3)
3,945 2,08 1,622
3,950 2,11 1,622
I 3,944 2,08 1,620 13,393 ± 0,066 35,52 ± 0,005 2,652 ± 0,010
3,948 2,10 1,621
3,950 2,09 1,623
3,944 2,45 1,185
3,948 2,442 1,192
II 3,95 2,442 1,187 11,477 ± 0,034 96,8 ± 0,005 8,434 ± 0,016
3,95 2,44 1,192
3,947 2,45 1,187
Tabel 2
BALOK 𝑚 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑚𝑎(𝑔𝑟𝑎𝑚) (𝑚′ − 𝑚 ) ± (∆𝑚 + ∆𝑚 ) 𝑉𝐵 ± ∆𝑉𝐵(𝑐𝑚3) 𝜌𝐵 ± ∆𝜌𝐵( 3 )
𝑢 𝑢 𝑎 𝑢 𝑎 𝑐𝑚
35,38 22,3
I 13,05 ± 0,046 13,095 ± 0,046 2,703 ± 0,010
35,42 22,35
35,40 22,4
96,74 85,45
II 11,276 ± 0,017 11,315 ± 0,017 8,549 ± 0,0128
96,75 85,47
96,72 85,46

( ) 𝑔𝑟𝑎𝑚

Data Pengamatan Zat Cair

1. Air hujan + minyak goring ℎ𝑎𝑖𝑟 = 6,5


cm ℎ𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 = 7,0 cm
2. Air + oli mesin
ℎ𝑎𝑖𝑟 = 7 cm ℎ𝑜𝑙𝑖
= 7,5 cm
3. Air + minyak goring + oli mesin ℎ𝑎𝑖𝑟 =
3,5 cm
ℎ𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 = 5 cm

ℎ𝑜𝑙𝑖 = 6,4 cm
5.7 Pertanyaan Akhir
1. Hitunglah volume masing-masing balok logam beserta sesatannya! (lihat
tabel) Jawab:
Terlampir di 5.6 Pengolahan Data
2. Hitunglah massa jenis balok logam beserta sesatannya! (lihat tabel)
Jawab:
Terlampir di 5.6 Pengolahan Data
3. Hitunglah massa jenis minyak goreng dan oli mesin! (lihat data
pengamatan) Jawab:
Terlampir di 5.6 Pengolahan Data
4. Bandingkan nilai massa jenis minyak goreng dan oli mesin yang Anda
peroleh dari percobaan dengan nilai massa jenis referensi!
Jawab:
Terlampir di 5.6 Pengolahan Data, bahwa menurut referensi massa jenis
minyak goreng adalah 0.910-0,930 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑐𝑚3, sedangkan massa jenis
minyak goreng yang saya dapatkan dari percobaan adalah 0,928
𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑐𝑚3. Dan menurut referensi massa jenis oli mesin adalah 0,880-
0,940 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑐𝑚3, sedangkan massa jenis oli mesin yang saya dapatkan
dari percobaan adalah 0,933 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑐𝑚3.
KESIMPULAN

a) Berdasarkan hasil percobaan zat padat didapatkan bahwa pengukuran


untuk balok 1 pada tabel 1 massa jenisnya adalah 2,652 ± 0,010 𝑔𝑟𝑎𝑚/ 𝑐𝑚3.
Sedangkan pada penimbangan massa balok ketika menggantung dan tercelup
dalam air untuk balok 2 pada tabel 1 massa jenisnya adalah 8,434 ± 0,016
𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑐𝑚3 dan terdapat perbedaan antara kedua percobaan tersebut.
b) Berdasarkan hasil percobaan zat padat didapatkan bahwa pada
pengukuran untuk balok 1 pada tabel 2 massa jenisnya adalah 2,703 ± 0,010
𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑐𝑚3. Sedangkan pada penimbangan massa balok logam ketika
menggantung dan tercelup dalam air untuk balok 2 pada tabel 2 massa
jenisnya adalah 8,549 ± 0,0128 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑐𝑚3 dan terdapat perbedaan antara
kedua percobaan tersebut.
c) Berdasarkan hasil percobaan zat cair didapatkan bahwa massa jenis
minyak goreng adalah 0,928 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑐𝑚3, sedangkan hasil referensi massa
jenis minyak goreng adalah 0.910-0,930 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑐𝑚3. Berarti dapat dikatakan
bahwa massa jenis minyak goreng yang diperoleh daripercobaan benar, karena
hasilnya berada diantara nilai massa jenis minyak goreng menurut referensi.
d) Berdasarkan hasil percobaan zat cair didapatkan bahwa massa jenisoli
mesin adalah 0,933 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑐𝑚3, sedangkan hasil referensi massa jenis oli
mesin adalah 0,880-0,940 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑐𝑚3. Berarti dapat dikatakan bahwa massa
jenis oli mesin yang diperoleh dari percobaan benar, karena hasilnya berada
diantara nilai massa jenis oli mesin menurut referensi.
DAFTAR PUSTAKA

Tim Laboratorium Fisika - Universitas Islam Bandung. 2021. Panduan


Praktikum Fisika Dasar Terapan Teknik Industri. Bandung: Laboratorium
Farmasi Unit C-Fisika.
Prof. Mikra. 2020. Percobaan MENENTUKAN MASSA JENIS ZAT CAIR tanpa
TIMBANGAN dan GELAS UKUR. http://profmikra.org/?p=517

Anda mungkin juga menyukai