Anda di halaman 1dari 22

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN HEADSTAND

MELALUI LATIHAN DENGAN BANTUAN TEMAN DAN DINDING


PADA SISWA KELAS XI TKRO1 SMK PGRI SINGOSARI

Disusun Oleh :
AGUS SETIAWAN, S.Pd
NO PESERTA PPG 20051822010323

PROGRAM PROFESI GURU DALAM JABATAN


UNIVERSITAS LAMPUNG
2020
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Pendidikan merupakan bagian integral yang tidak terpisahkan dari serangkaian
pembangunan suatu bangsa dan negara. Pada negara-negara maju pendidikan digunakan
sebagai salah satu parameter untuk melihat keberhasilan pembangunan Hartoyo,2006:13).
Untuk mencapai tujuan pendidikan pemerintah menerbitkan (UU Sisdiknas) Nomor 20
Tahun 2003 tentang (Permendiknas) Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk
satuan pendidikan dasar dan menengah yang akan memnerikan peluang untuk
menyempurnakan kurikulum yang komperhensif dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
nasional. Pendidikan memiliki sasaran paedagogis, oleh karena itu pendidikan kurang
lengkap tanpa adanya pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, karena gerak sebagai
aktivitas jasmani adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia dan dirinya sendiri secara
alami berkembang searah dengan perkembangan era pendidikan yang tidak hanya dikaitkan
dengan aspek kemampuan kognitif.
Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani
yang dijadikan sebagai media untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh.
Namun perolehan keterampilan dan perkembangan lain yang bersifat jasmaniah itu juga
sekaligus sebagai tujuan. Melalui pendidikan jasmani, siswa disosialsiasikan ke dalam
aktivitas jasmani termasuk keterampilan berolahraga. Oleh karena itu tidaklah
mengherankan apabila banyak yang meyakini dan mengatakan bahwa pendidikan jasmani
merupakan bagian dari pendidikan menyeluruh, dan sekaligus memiliki potensi yang
strategis untuk mendidik (Suherman, 2000:1).
Pendidikan jasmani di sekolah saat ini guru dituntut untuk melakukan pembelajaran yang
kreatif dan inovatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Siswa akan antusias dan aktif
dalam pembelajaran karena siswa tertarik dengan semua pembelajaran yang diajarkan guru.
Dengan begitu maka guru akan lebih mudah dalam melakukan pembelajaran kepada siswa
sehingga akan berlangsung pembelajaran yang optimal.
Pembelajaran penjas sesuai standar kompetensi dalam program silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang diprogramkan sesuai kurikulum SMA pada Standar
Kompetensi nomor 3 tentang mempraktikan keterampilan rangkaian senam lantai dan nilai-
nilai yang terkandung didalamnya, untuk kompetensi dasar nomor 3.2. Mempraktikan
rangkaian senam lantai tanpa alat serta nilai percaya diri,kerja sama dan tanggung
jawab.Praktik keterampilan senam lantai tanpa alat untuk semester 1 pada kelas XI (sebelas)
antara lain; 1) guling depan, 2) guling belakang, 3) kayang, 4) sikap lilin, 5) meroda 6)
headstand. Berdasarkan pengamatan di lapangan ditemukan diantara ragam gerakan senam
yang lain diidentifikasi siswa putri khususnya dalam praktik headstand sebagian besar tidak
mampu mempraktikan gerakan headstand dengan baik dan benar sehingga tidak mencapai
batas ketuntasan minimal yang sudah diprogramkan.
Memodifikasi pembelajaran ini dapat diklasifikasikan yaitu (1) peralatan, (2) penataan
ruang gerak dalam berlatih, dan (3) jumlah siswa yang terlibat. Guru dapat mengurangi atau
menambah kompleksitas dan kesulitan tugas ajar dengan cara memodifikasi peralatan yang
digunakan untuk melakukan keahlian tersebut, seperti berat-ringannya, tinggi-rendahnya,
panjang-pendeknya peralatan yang digunakan. Salah satu olahraga permainan yang masuk
dalam materi kompetensi dasar mata pelajaran pendidikan jasmani di sekolah dasar adalah
tenis meja. Dalam permainan tenis meja ada beberapa yang perlu dipelajari yaitu cara
memegang bet, posisi berdiri dan cara memukul forehand dan backhand.
menurut pengamatan ada beberapa faktor yang menjadi penyebab mengapa nilai
praktik senam headstand yang didapatkan siswa IPA kurang memuaskan. Faktor yang
menjadi penyebab diantaranya dari dalam siswa yang menjadi kendala untuk
mengembangkan kemampuan motorik dalam melaksanakan pembelajaran senam,
terbatasnya kemampuan kekuatan lengan yang mereka miliki dan kekuatan lengan
merupakan komponen fisik pendukung dominan untuk praktik gerak keterampilan
headstand. Kelas IPA di SMA N 1 Sukorejo dalam bidang akademik memang lebih unggul
dibandingkan kelas IPS dan Bahasa, akan tetapi sangat rendah dalam bidang non akademik
seperti dalam pembelajaran penjasorkes.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik mengadakan penelitian
tentang judul: Upaya Meningkatkan Keterampilan Headstand Melalui latihan dengan
bantuan teman dan Dinding Pada Siswa Kelas Xi Tkro1 Smk Pgri Singosari.

B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis mengedintifikasi masalah yang ada
sebagai berikut:
1. mayoritas siswa kurang mampu menjaga keseimbangan pada saat gerakan headstand di
titik kaki lurus
2. belum adanya variasi pembelajaran yang mengakomodasi latihan gerak penunjang
penguasaan keterampilan headstand.

C. RUMUSAN MASALAH
Melihat sistem pembelajaran disekolah yang masih menerapkan pembelajaran konvensional
secara kenyataan belumlah memberi ruang bagi pengembangan kognitif dan fisik siswa,
maka penulis akan merumuskan masalah sebagai berikut:
1. apakah dengan bantuan teman dapat meningkatkan keterampilan headstand senam lantai
pada siswa kelas XI TKRO 1 SMKs PGRI Singosari ?
2. apakah dengan alat bantu dinding dapat meningkatkan keterampilan headstand pada
siswa TKRO 1 SMKs PGRI Singosari

D. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan
Adapun Tujuan dalam Penelitian ini adalah
a. Untuk mengetahui peningkatan keterampilan gerak headstand dengan menggunakan
latihan bantuan teman pada siswa kelas XI TKRO 1 SMK PGRI singosari.
b. Untuk mengetahui peningkatan keterampilan gerak headstand melalui latihan dengan
bantuan dinding pada peserta didik kelas XI TKRO 1 SMK PGRI Singosari tahun 2020.

2. Manfaat
Peneliti berharap agar hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh semua pihak yang
terkait, diantaranya:
1. Bagi Guru
Dapat menambah ilmu pengetahuan yang sesuai dengan hasil penelitian, serta
memberi informasi dalam membuat program pengajaran yang kreatif bagi guru untuk
meningkatkan hasil pembelajaran.
2. Bagi Siswa
Dengan adanya metode bantuan dari teman dan alat bantu dinding, maka siswa
diharapkan tidak lagi kesulitan dan merasa ketakutan dalam mencoba atau melatih gerak
headstand, serta mampu mendapatkan pengalaman belajar, silaturahmi dan diakhiri
dengan nilai yang diperolehpun dapat melampaui KKM.
3. Bagi sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai salah satu upaya
dalam mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan disekolah.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI


Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 1 dijelaskan apa yang dimaksud dengan Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Beberapa hal tentang konsep belajar yaitu (1) belajar adalah suatu proses yang
mengakibatkan perubahan tingkah laku. Jadi pebelajar akan mengalami perubahan tingkah
laku baik dari aspek kognitif, psikomotorik maupun afektif. Belajar tidak terjadi secara
spontan tetapi memerlukan waktu untuk mendapatkan hasil. (2) perubahan perilaku yang
berarti dihasilkan dari latihan maupun pengalaman. Adanya perubahan perilaku yang
berarti pebelajar mempunyai keterampilan baru sebagai hasil dari usaha atau latihan yang
dilakukan dengan menggunakan panca indera. (3) belajar merupakan proses pengalaman
Pendidikan jasmani adalah pendidikan dari jasmani dan perlu diberikan di
lembaga pendidikan karena aktivitas jasmani yang berbentuk latihan memberikan manfaat
bagi peserta didik dalam bentuk kesegaran jasmani dan pemeliharaan kesehatan
(Abdullah,1994: 3). Namun yang dimaksud jasmani di sini bukan hanya badan saja tetapi
keseluruhan (manusia seutuhnya), karena antara jasmani dan rohani tidak dapat dipisah-
pisahkan. Jasmani dan rohanai merupakan satu kesatuan yang utuh yang selalu
berhubungan dan selalu saling berpengaruah. Sebelum mengetahui arti dari pendidikan
jasmani, kita akan membahas terlebih dahulu tentang arti pendidikan.
Pada kenyataannya, pendidikan jasmani adalah suatu bidang kajian yang sungguh
luas. Titik perhatiannya adalah peningkatan gerak manusia. Lebih khusus lagi, penjas
berkaitan dengan hubungan antara gerak manusia dan wilayah pendidikan lainnya:
hubungan dari perkembangan tubuh-fisik dengan pikiran dan jiwanya. Fokusnya pada
pengaruh perkembangan fisik terhadap wilayah pertumbuhan dan perkembangan aspek lain
dari manusia itulah yang menjadikannya unik. Tidak ada bidang tunggal lainnya seperti
pendidikan jasmani yang berkepentingan dengan perkembangan total manusia.
Dari beberapa pengertian diatas tentang arti dari pendidikan jasmani dapat ditari
kesimpulan bahwa pendidikan jasmani adalah suatu usaha yang dalam bentuk proses
pendidikan yang melibatkan tubuh manusia dengan memanfaatkan kegiatan jasmani yang
dilakukan secara sadar dan sistematik yang bertujuan untuk mengembangkan dan
meningkatkan individu secara organik, neurumusculer, perseptual, kognitif dan emosional

B. HAKEKAT SENAM
Senam berasal dari bahasa Yunani, yaitu Gymnos yang artinya telanjang atau
gymnasion yang artinya tempat latihan senam, sedangkan senam berarti bermacam- macam
gerakan yang dilakukan oleh atlet dalam keadaan telanjang (Satrio Ahmad Y.,2007: 1 ).
Menurut Imam Hidayat yang dikutip Endang Rini Sukamti ( 2011: 21)” Senam yaitu suatu
latihan tubuh yang dipilih dan dikonstruk dengan sengaja, dilakukan secara sadar dan
terencana, disusun secara sistimatis, dengan tujuan meningkatkan kesegaran jasmani,
mengembangkan ketrampilan dan menanamkan nilai- nilai mental spiritual.” Sedangkan
Peter H.Werner berpendapat bahwa senam dapat diartikan sebagai bentuk latihan tubuh pada
lantai atau pada alat yang dirancang untukmeningkatkan daya tahan, kekuatan, kelentukan,
kelincahan, koordinasi, serta kontrol tubuh. Senam merupakan salah satu cabang olahraga
yang melibatkan gerakan tubuh yang membutuhkan kekuatan, kecepatan, dan keserasian
gerakan fisik (Satrio Ahmad Y., 2007:11).
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tersebut hakikat senam maka dapat
disimpulkan bahwa senam merupakan suatu latihan tubuh yang disusun secara sistematik,
terencana dan melibatkan gerakan tubuh yang membutuhkan kekuatan, kecepatan, dan
keserasian gerakan fisik.

C. SENAM LANTAI
Menurut Satrio Ahmad Y. (2007:14) “Senam lantai merupakan senam yang
dilakukan di atas lantai yang dilapisi karpet sebagai alat yang dipergunakan dan dilakukan di
dalam ruangan. Menurut jenisnya senam lantai tediri dari guling depan ( forward roll),
guling belakang (back roll), salto belakang, salto depan, loncat harimau ( tiger sprong) sikap
lilin, berdiri dengan kedua telapak tangan ( hand stand), lenting tangan (hand spring), lenting
tekuk (neek head spring), meroda (cart whell) dan sikap layang.
Berdasarkan bentuk latihan senam lantai umumnya ditandai oleh gerakangerakan
tumbling dan akrobatik. Tumbling mengandung arti cepat dan meledak, sedangkan akrobatik
dicirikan dengan gerakan yang banyak memanfaatkan kelentukan dan membutuhkan unsur
keseimbangan.Ketrampilan senam lantai sifatnya fundamental bagi ketrampilan pada alat
lain. Ketrampilan itu mendasari kemampuan penguasaan tubuh dalam berbagai macam
posisi, tanpa kehilangan kendali atas tubuh itu sendiri.
Bentuk tubuh yang benar dalam senam bukan terlihat bagus, melainkan memang
dipentingkan secara mekanika dan secara medis. Secara mekanika, bentuk tubuh lurus (
menjadi satu segmen) dianggap menjadi syarat untuk terlaksananya gerak yang efisien.
Sedangkan secara medis, bentuk yang lurus dan cembung, dipandang berkaitan dengan
pencegahan cedera, karena memberikan posisi yang lebih stabil pada tubuh bagian pinggang
pada saat menolak dan mendarat.
Beberapa gerakan dasar senam yang perlu diketahui menurut Sri Winarni (2005: 1)
adalahSikap statik(diam) setiapgerakan dasar tergantung dari kemampuan anak untuk
menunjukkan posisi statik yang baik. Statik memainkan peran penting dalam senam, karena
semua gerakan berputar, mengayun, melayang,take off, posisi pendaratan datang dari
berbagai posisi ststic.Stabilitas adalah kemampuan mempertahankan gerakan pada posisi
diam yang dipengaruhi oleh bidang tumpuan, jarak titik berat badan bidang tumpuan, garis
gaya berat dengan bidangtumpuan.Pendaratan, suatu gerakan penurunan tubuh yang
dilakukan secara terkontrol, biasanya merupakan gerakan akhir dari satu gerakan.
Pendaratandapat dilakukan dengan kedua kaki, kedua tangan, atau dibagian seluruh
tubuh.Rotasi atau putaran, kegiatan berputar ( pada posisi bertumpu, menggantung, putaran
di udara) memainkan peranan penting dalam mengembangkan koordinasi dan
pengembangan gerakan lainnya dalam senam. Mengayun, meloncat ( dua kaki dari sikap
berdiri, dua kaki diawali dengan lari, dari satu kaki, dari dua tangan, dari dua kaki
dilanjutkan dua tangan). Prinsip mekanika loncatan yang efisien adalahlari kencang yang
terkontrol dan take off, sudut persendian setiap bagian tubuh yang tidak dibengkokokan
terlalu besar dan dikakukan.
Tujuan senam adalah membentuk kelentukan, ketrampilan, dankesehatan
(ImamHidayat, 1981:2) Menurut Federation International de Gymnastique (FIG) yang
kemudian di Indonesiakan menjadi Federasi senam Internasional, senam dibagi enam
kelompok, yaitu:
a. Senam Artistik (Artistic Gymnastics). Senam artistik diartikan sebagai senam yang
menggabungkan aspek tumbling dan akrobatik untuk mendapat efek-efek artistik dari
gerakan gerakan yang dilakukan pada alat-alat: 1) Artistik putra: lantai (floor
exercises), kuda pelana (pommel horse), gelang-gelang(rings), kuda lompat (vaulting
horse), palang sejajar(parallel bars), palang tunggal (horizontal bars). 2) Artistik Putri:
lantai(floor exercises), kuda lompat(vaulting horse), palang bertingkat (uneven bars),
balok keseimbangan (balannce beam)
b. Senam Irama (Ritmic gymnastics) Senam irama merupakan senam yang terdiri dari
komposisi gerak yang diantarkan melalui tuntunan irama musik dalam menghasilkan
gerakgerak tubuh.
c. Senam Aerobik( sport aerobic gymnastics) Senam aerobik sport merupakan senam
yang berupa tarian atau kalestenik tertentu digabungkan dengan gerakan akrobatik
yang sulit. Senam ini dilakukan ada empat kategori,yaitu: senam single putra, single
putri, pasangan putra dan putri (couple), trio.
d. Senam akrobatik ( acrobatic gymnastics)
Senam akrobatik adalah senam yang mengandalkan akrobatik dan tumbling, sehingga
latihannya mengandung salto dan putaran yang harus mendarat di tempat-tempat sulit,
misalnya mendarat di atas tangan atau bahu pasangan yang melakukan senam. Senam
akrobatik biasanya dilakukan secara tunggal dan berpasangan.
e. Senam Trampolin(trampolin gymnastics) Senam trampolin adalah senam yang
menggunakan alat yang dinamakan trampolin. Trampolin adalah jenis alat pantul yang
terdiri dari rajutan kain yang dipasang pada kerangka besi berbentuk persegi empat,
sehingga memiliki daya pantul yang sangat besar.
f. Senam Umum (general gymnastics) Senam umum merupakan jenis senam di luar
kelima jenis di atas. Model senam seperti ini sangat berkembang di masyarakat sampai
sekarang. Namun dalam penanganan dan pengelolaannya terlepas dalam pembinaan
persani. Bentuk dan ragam senam umum yang berkembang di masyarakat, meliputi:
Senam irama, senam aerobik, Senam Jantung Sehat, Senam Kesegaran Jasmani,
Senam temporer dan lain-lain. Yang bertujuan untuk meningkatkan daya tahan tubuh,
kelincahan, dan unsurkebugaran lainnya.

D. HEADSTAND
1. Pengertian Headstand
Berdiri kepala atau headstand adalah bentuk sikap berdiri kepala dengan tumpuan
kepala dan kedua tangan (Sumanto dan Sukiyo, 1992:105).
2. Adapun Teknik Dasar Headstand Adalah Sebagai Berikut :
1. Berdiri.
2. Bungkukkan badan, letakkan telapak tangan di matras.
3. Letakkan dahi di matras di antara kedua tangan. Letakkan kedua tangan dengan
dahi membentuk segitiga sama sisi.
4. Angkat pinggul ke atas, badan tegak lurus pada matras.
5. Luruskan kaki ke atas, jaga keseimbangan (Sumanto dan Sukiyo, 1992:105).
3. Metodik pelaksanaan
1. Jongkok, letakkan kedua tangan di matras.
2. Letakkan kepala di atas matras di antara kedua tangan. Rasakan bahwa letak
kedua tangan dengan kepala benar-benar membentuk segitiga sama sisi.
3. Angkat badan ke atas,tegak lurus matras. Lakukan berulang-ulang hingga sikap
itu dapat dirasakan.
4. Angkat badan ke atas tegak lurus matras, kaki lurus ke atas. Lakukan berulang-
ulang (Sumanto dan Sukiyo, 1992:105).
4. Pelaksanaan dengan pertolongan
1. Berdiri disamping siswa yang melakukan .
2. Pegang pinggul ketika siswa mengangkat badan ke atas dan sekaligus membantu
menarik pinggul perlahan-lahan ke atas belakang.
3. Tahan hingga siswa yang melakukan headstand merasakan keseimbangan.
4. Ketika siswa yang melakukan headstand meluruskan kaki ke atas tahan kaki dan
pinggul penganjir sambil mendorong pinggulnya ke depan perlahan-lahan.
5. Melihat dan meluruskan ujung kaki (Sumanto dan Sukiyo, 1992:106).
5. Kesalahan – kesalahan yang biasa dilakukan
1. Letak kedua tangan dan kepala tidak merupakan segi tiga sama sisi.
2. Tergesa-gesa meluruskan kaki atau mengangkat kaki ke atas sebelum badan
benar-benar seimbang.
3. Ketika meluruskan kaki ke atas, gerakannya terlalu kuat sehingga terjadi
kelembaman ke arah belakang.
4. Ketika meluruskan kaki ke atas tidak dibantu dengan mendorongkan pinggul
depan perlahan-lahan.
5. Ketika kaki telah lurus ke atas, otot kaki tidak dan pinggul tidak ditegangkan dan
ujung kaki tidak diluruskan ke atas (Sumanto dan Sukiyo, 1992:106).

Gerak headstand

E. KOMPONEN PENUNJANG GERAK HEADSTAND


a. Kekuatan
Strength adalah segala bentuk komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuannya
dalam menggunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja. Kekuatan adalah
kekuatan otot yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, terutama otot tungkai
yang harus menahan berat.
Kekuatan adalah kapasitas kontraksi otot, yang merupakan gerakan otot dari gerakan
pertamanya sampai gerakan sepenuhnya dan mengulangi kemampuan tersebut terhadap
perlawanan sedapat mungkin mendekat pada ketahanan stres yang maksimal.
1) Bentuk Latihan Dengan menggunakan berat badan sendiri :
a. Bench Press ( beban 80% berat badan)
b. Curl (punggung menempel pada dinding)
c. Press Up dengan lengan sebagai penopang dan punggung lurus.
d. Press Up pada Ujung jari
e. Press up slapping chest : press up sambil memukul dada
f. Press up clapping hands : press up sambil bertepuk tangan
g. Knee raise (angkat lutut), tidur terlentang tingkai lurus kedepan dengan kedua
lengan disamping badan. Bawa kedua lutut kedada kembalikan ke posisi semula.
h. Sit-up
i. Diagonal sit-up
j. Standing sqyuats
2) Latihan dengan teman sebagai beban latihan
a. Separate Wrist : berdiri berhadapan, pegang pergelangan kawan lalu berusaha
memisahkan ke dua pergelangan tangan kawanmu
b. Separate Legs : membuka kaki selebar mungkin.
c. Clap hands : berpasangan tidur terlentang, kepala bersentuhan dengan terenta

b. Keseimbangan
Ballance adalah kekuatan dari seseorang untuk mempertahankan sikap dan posisi tubuh
secara tepat pada saat berdiri atau pada saat melakukan gerakan. Keseimbangan adalah
kemampuann seseorang dengan sikap mempertahankan keadaan seimbang (equilibrium)
ketika sedang diam atau sedang bergerak. Keseimbangan adalah kemampuan seseorang
dalam mengendalikan organ-organ syaraf otot, seperti headstand atau mencapai
keseimbangan sewaktu seseorang sedang berjalan kemudian terganggu (misalnya
tergelincir dan lain-lain).

F. KERANGKA KONSEPTUAL
Materi mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) yang meliputi: pengalaman mempraktikkan keterampilan dasar
permainan dan olahraga; aktivitas pengembangan; uji diri atau senam; aktivitas ritmik;
akuatik atau aktivitas air; dan pendidikan luar kelas (outdoor) disajikan untuk membantu
siswa agar memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerakan
secara aman, efesien, dan efektif.
Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang mampu melibatkan keaktifan siswa
dalam proses pembelajaran. Siswa diarahkan untuk menyelesaikan masalah yang sesuai
dengan konsep pembelajaran yang sesuai dengan konsep yang dipelajari. Sering kali materi
yang diajarkan oleh guru kurang tertanam kuat dalam benak siswa. Khususnya dalam
pembelajaraan senam lantai khususnya materi headstand. Siswa kurang menganalisis
gerakan yang telah diajarkan oleh guru, sebab guru hanya menyampaikan materi secara
verbal, adapun memberikan demonstrasi atau contoh kurang dapat ditangkap oleh siswa
secara optimal. Guru bukanlah satu-satunya sumber belajar bagi siswa, siswa diberi
kesempatan seluas-luasnya untuk mengembangkan kemampuan berfikirnya dalam
menyelesaikan masalah yang sesuai dengan materi pembelajaran.
Strategi pembelajaran yang diterapkan sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa
dalam pembelajaran pendidikan jasmani salah satunya yaitu menggunakan metode practice
style dalam bentuk berkelompok dimana siswa saling membantu dalam mempraktekkan
gerak senam lantai headstand, dengan menggunakan metode ini membuat anak lebih aktif
bergerak, mampu menemukan konsep gerak yang dipelajari, mandiri dan adanya minat
belajar yang tinggi pada siswa ketika mengikuti pembelajaran Penjasorkes di sekolah.

G. ASUMSI
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan cara bekerja sama antara peneliti dengan teman
sejawat, guru mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan pada proses pembelajaran
Tenis Meja di SMK PGRI Singosari. Adapun asumsi yang terdapat dalam penelitian adalah
sebagai berikut:
1. Siswa yang mengikuti proses belajar mengajar mempunyai kondisi yang sehat.
2. Minat siswa untuk melampaui KKM.
3. Model pembelajaran yang memadai atau dimodifikasi akan membantu pada tingkat
kecepatan pemahaman materi gerak serta mengangkat psikologi siswa dalam mengikuti
pembelajaran yang nantinya mempengaruhi hasil keterampilan belajar gerak yang efektif
dan maksimal.
4. Latihan gerak headstand dengan bantuan teman dan dinding akan meningkatkan
kepercayaan diri dalam melakukan gerakan headstand, serta menumbuhkan rasa
solidaritas dengan teman.

H. HIPOTESIS
Berdasarkan permasalah yang diutarakan tersebut di atas diajukan hipotesis tindakan sebagai
berikut
1. Jika melakukan Latihan headstand dengan bantuan teman, maka terjadi peningkatan
keterampilan headstand pada siswa XI TKRO1 SMK PGRI Singosari.
2. Jika Melakukan Latihan dengan bantuan dinding, maka akan meningkatkan keterampilan
gerak headstand pada kelas XI TKRO1 SMK PGRI singosari.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN
Penelitian ini bersifat kaji tindak dengan menggunakan pedoman yaitu Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) atau disebut juga dengan Classroom Action Research (CAR).
Penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan
memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas. Fokus penelitian tindakan kelas adalah
pada siswa atau pada proses belajar mengajar yang terjadi di kelas. Suhardjono (2007).
Permasalahan yang diangkat pada penelitian tindakan kelas ini berdasarkan pada
pengalaman permasalahan yang dialami guru, bersifat subjektif dan berdasarkan data hasil
uji keterampilan dalam proses pembelajaran
Menurut (Kemdikbud, 2015:1 dalam buku penelitian tindakan kelas, 2015:6),
“penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru dengan
tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya”. Adapun deskripsi alur PTK
yang dapat dilakukan oleh guru pada setiap siklusnya terjadi dalam Gambar berikut ini.

Sumber: Arikunto (2009:17)

Penjelasan gambar
a. Perencanaan : menentukan konsep tindakan perbaikan berdasarkan hasil data awal
berupa scenario pembelajaran, lembar observasi, instrument penilaian yang digunakan.
b. Pelaksanaan : melaksanakan kegiatan sesuai apa yang dipersiapkan pada perencanaan
scenario pembelajaran
c. Pengamatan : mengamati proses pelaksanaan dan hasil yang dilaksanakan.
Dilaksanakan dengan kolaborasi dengan pihak lain.
d. Refleksi dan evaluasi : berdasarkan hasil pengamatan, guru/peneliti melakukan
telaah/kajian hasil pengamatan dari berbagai aspek. Kajian dilakukan dengan observer.

B. SUBJEK TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN


Subjek penelitian ini adalah Siswa Kelas XI TKRO1 SMK PGRI Singosari Tahun
Pelajaran 2020/2021 dengan jumlah 30 Peserta didik. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Oktober 2020 sampai berakhirnya minimal 2 siklus. Dimana tempat penelitian di SMK
PGRI Singosari

C. TEKNIK PENGUMPULAN DATA


Data yang diperlukan dalam penelitian tindakan kelas berupa catatan hasil pengamatan
untuk mendokumentasikan secara tertulis segala peristiwa yang terjadi selama pembelajaran
berlangsung. Langkah yang dilakukan adalah, Persiapan/Perencanaan : dilakukan dengan
pembuatan instrument berupa lembar observasi sebagai cara mencari solusi berupa hipotesis
tindakan, Pelaksanaan dan Pengamatan : memasukkan data pada lembar observasi yang
memuat deskripsi tentang aktivitas-aktivitas siswa dan guru selama pelajaran berlangsung,
Observasi dimaksudkan untuk mengetahui adanya kesesuaian antara perencanaan dan
pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan oleh guru dan melakukan evaluasi serta refleksi
apakah data yang terkumpul telah dapat menjawab suatu permasalahan yang ada sesuai
dengan indikator keberhasilan
Sedangkan alat pengumpulan data yang digunakan penelitian sebagai berikut :
a. Lembar Penilaian: dipergunakan untuk mendapat data dari hasil unjuk kerja Peserta didik
pada proses pembelajaran tenis meja. Berupa lembar observasi gerak yang digunakan
pada setiap tahap evaluasi di tiap siklusnya.
b. Lembar Observasi : dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa dan
guru selama kegiatan Pembelajaran
c. Evaluasi : Pengumpulan data dari berbagai pengamatan agar penulis mengetahui sejauh
mana kemampuan siswa dalam menguasai teknik servis yang disesuaikan fakta yang ada
dalam proses pembelajaran dilapangan.

D. PROSEDUR PENELITIAN DAN PAPARAN DATA HASIL PENELITIAN


Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan dalam dua siklus dengan berbagai
kemungkinan perubahan yang dianggap perlu. Pada masing-masing siklus terdiri atas 4
tahap yaitu 1) Perencanaan 2) Pelaksanaan tindakan 3) Pengamatan tindakan 4) refleksi
dengan skema tindakan sebagai berikut :

Siklus Pertama
1) Perencanaan
a. Membuat skenario pembelajaran atau rencana pembelajaran sesuai dengan strategi
yang akan dilakukan.
b. Membuat lembar observasi dalam pelaksanaan pembelajaran untuk siswa dan guru.
c. Menyiapkan materi yang diperlukan untuk melaksanakan latihan.
2) Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan yang dilakukan adalah melalui pendekatan permainan yang
menyenangkan siswa agar siswa antusias dalam pembelajaran. Dalam hal ini peneliti
menggunakan pendekatan permainan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
a. Kegiatan awal
Kegiatan awal guru menerangkan materi headstand dengan menggunakan gambar
yaitu siswa menonton gambar tahapan headstand. Siswa melakukan pemanasan yang
berfungsi untuk mempersiapkan tubuh agar siap dalam melakukan kegiatan inti.
Dalam pemanasan harus ada pemanasan khusus untuk otot tangan karena yang lebih
sering bekerja dalam pembelajaran.
b. Kegiatan inti
Kegiatan inti diawali dengan guru menjelaskan tujuan utama pelajaran dan materi
pokok senam lantai. Setelah itu guru menjelaskan materi headstand. Setelah siswa
paham, dilanjutkan dengan praktik. Langkah-langkah permainan pada pembelajaran
siklus ini adalah sebagai berikut:
1) Siswa melakukan permainan gerobak-gerobakan dengan tujuan untuk melatih
otot tangan.
Siswa dibagi menjadi kelompok beranggotakan 2 anak. Setiap kelompok
melakukan kompetisi permainan gerobak-gerobakan dengan spesifikasi
permainan dalam satu kelompok salah satu siswa bertugas sebagai gerobak
dengan cara kedua tangan sebagai tumpuan untuk berjalan maju kemudian satu
anak lagi bertugas mengangkat kaki anak yang sebagai gerobak sambil
mendorongnya ke depan, setelah sampai pada tempat tujuan masing-masing
anak tersebut bergantian peran.
2) Pelaksanaan pembelajaran headstand
a. Langkah pertama ;
(1) Siswa melakukan latihan dengan cara mengangkat kedua kaki secara
bersamaan setinggi 45 derajat.
(2) Semua siswa tidur tengkurap, siku ditekuk, kemudian badan diangkat
sehingga menyerupai posisi push up, tahan selama beberapa detik.
b. Langkah kedua ;
(1) Posisi awal siswa berpasangan dengan satu siswa jongkok di dekat
tembok dengan mengangkat pantat ke atas dan yang satu berada di
depan untuk membantu.
(2) Siswa yang jongkok kemudian kedua kaki diangkat ke tembok sehingga
posisi kedua kaki menempel di tembok menyerupai posisi headstand.
(3) Ke dua kaki didorong diaikkan ke atas dan teman yang berada di depan
membantu untuk memegang ke dua pergelangan kaki.
(4) Kemudian pergelangan kaki dilepaskan sehingga menjadi posisi
headstand.
(5) Jika posisi goyah teman memegang pergelangan kaki supaya tidak jatuh.
(6) Kemudian siswa yang membantu memegang pergelangan kaki
bergantian menjadi posisi melakukan headstand dan yang satu
membantu memegang pergelangan kaki.
c. Langkah ketiga ;
(1) Siswa langsung melakukan gerakan headstand secara berpasangan
dengan satu siswa melakukan gerakan headstand dan satu siswa
membantu memegang ke dua pergelangan kaki.
(2) Lepaskan pergelangan kaki, jika posisi headstand goyah maka siswa
yang berada di dekat langsung membantu memegang pergelangan kaki.
(3) Kemudian posisi itu bergantian yang tadinya melakukan headstand
sekarang berganti membantu memegang pergelangan kaki.
d. Langkah ke empat ;
(1) Siswa melakukan gerakan headstand tanpa bantuan teman
3) Pengamatan Tindakan
Pengamatan proses pembelajaran dilakukan secara bergradasi dengan dengan ketentuan :
4 = sangat tinggi, sangat aktif, sangat baik
3 = tinggi, aktif, baik
2 = rendah, tidak aktif, tidak baik
1 = sangat rendah, sangat tidak aktif, sangat tidak baik. (Arikunto, 2010:146).

Adapun objek yang diamati adalah sebagai berikut :


No Objek yang diamati 4 3 2 1
1. Minat belajar siswa ketika melakukan tindakan
2. Kesungguh-sungguhan siswa
3. Keseriusan siswa melakukan tindakan
4. Keaktifan siswa selama pembelajaran
5. Kerjasama antar siswa dalam kelompok
6. Kehangatan suasana pembelajaran
7. Ketertiban siswa
8. Keriuhan suara dan gerak-gerik siswa
9. Kelancaran langkah-langkah pembelajaran
10. Ketepatan selesainya proses pembelajaran

4) Refleksi
Tahapan Refleksi berdasarkan hasil observasi dan analisis yang telah dilakukan. Refleksi
dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil headstand siswa. Refleksi hasil analisis
data pada tahap ini digunakan sebagai acuan perencanaan tindakan pada siklus berikutnya

Siklus Kedua
1) Perencanaan
a. Membuat skenario pembelajaran atau rencana pembelajaran sesuai dengan strategi
yang akan dilakukan.
b. Membuat lembar observasi dalam pelaksanaan pembelajaran untuk siswa dan guru.
c. Menyiapkan materi yang diperlukan untuk melaksanakan latihan yang telah
diberikan perlakuan khusus.
2) Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan yang dilakukan adalah melalui pendekatan latihan gerak mandiri
menggunakan video yang berisi tutorial gerakan latihan headstang dengan bantuan
dinding. diharapkan mampu memberikan variasi dalam pembelajaran agar peserta didik
tidak merasa bosan.
3) Pengamatan Tindakan
Pengamatan dilakukan untuk mengamati proses pembelajaran dan dibuat seperti pada
siklus 1.
4) Refleksi
Tahapan Refleksi berdasarkan hasil observasi dan analisis yang telah dilakukan. Refleksi
dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar headstand siswa.

E. INSTRUMEN PENELITIAN
UJI KETERAMPILAN (PSIKOMOTOR)
Petunjuk !
1. Setelah mengetahui hal – hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan gerak sikap senam
lantai, buatlah sebuah video peragaan sikap headstand
2. Siswa dalam pengerjaannya diperbolehkan meminta bantuan teman atau anggota keluarga
untuk memvidiokan atau membuat secara mandiri.
3. Alas yang bisa digunakan sebagai pengganti alas adalah kasur, matras senam, springbed
4. Durasi video adalah 2 menit dimulai dari awalan, gerakan inti sampai dengan gerakan
lanjutan/penutup. Dengan memperagakan sikap headstand sebanyak 3x
5. Bagian tubuh yang harus diberikan perhatian kusus untuk divideo adalah kepala, tangan,
perut dan kaki.
6. Editing sesuai kemampuan video yang sudah dibuat untuk dinilaikan kepada guru

Instrument observasi gerak headstand


Cek
No Runtutan Aspek Prediktor
list
Sikap kepala 1. Lurus menghadap matras/kasur
Sikap badan 2. Tegap
1. Awalan
tangan 3. Lurus ke atas
Sikap kaki 4. Lurus rapat
kepala 5. Membentuk posisi segitiga dengan kedua
tangan pada matras
badan 6. Bungkuk ke depan arah matras
tangan 7. Dimatras selebar bahu
2. Pelaksanaan 8. Mendorong ke depan hingga badan lurus
9. Angkat perlahan bergantian
kaki 10. Saat dua kaki berada di atas lurus rapat
11. Bertahan dalam posisi menjaga
keseimbangan
Kepala 12. Tekuk kepala sampai leher
Badan 13. Melengkung
3. Lanjutan 14. Keseluruhan akhir gerakan jongkok
tangan
15. Mendorong ke depan untuk berguling
Kaki 16. Tekuk sampai lutut
Berikan tanda ceklist jika muncul pada indikator
Berikan skor 1 untuk indikator yang muncul, 0 jika tidak muncul

Penghitungan
Nilai = (skor perolehan*100) / skor maksimum (16)
F. TEKNIK ANALISIS DATA
Analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan cara peneliti merefleksikan hasil
pembelajaran untuk memperoleh simpulan tentang keberhasilan tindakan untuk perbaikan
pembelajaran untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa
setelah proses belajar . Untuk menentukan bahwa pembelajaran dikatakan berhasil dibuat
rambu – rambu sebagai berikut :
Hasil belajar siswa diharap 75 % sudah tuntas belajar dengan nilai diatas KBM ( 75)

Penilaian Ketuntasan Belajar


Untuk menghitung nilai ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut :

P = ∑ Q x 100 % Keterangan :
P = Prosentase Ketuntasan Belajar
∑N
∑ Q = Jumlah siswa yang tuntas belajar
∑ N = Jumlah semua siswa
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN
1. Siklus I
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan siklus I ini peneliti mempersiapkan pembelajaran yang terdiri
atas rencana pelaksanaan pembelajaran 1,bahan ajar, LKPD serta lembar observasi proses
pembelajaran penjas dengan materi headstand dengan metode bantuan teman.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada proses pembelajaran dalam siklus I berlangsung 1 kali
pertemuan dengan rincian kegiatan sebagai berikut : pembelajaran dilaksanakan melalui
daring menggunakan aplikasi zoom pada tanggal 10 November 2020 selama 2 jam
pelajaran (60 menit), adapun objek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI TKR0 1
yang berjumlah 30 siswa.
c. Observasi
Hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung dalam mengikuti
pembelajaran headstand siswa sudah berminat dan termotivasi, akan tetapi pada
pelaksanaan pembelajaran masih belum berjalan dengan lancar. Hal ini dikarenakan
sebagian siswa masih kesulitan sinyal dalam masuk aplikasi zoom sehingga beberapa
siswa hanya bisa mendengarkan tanpa menunjukan wajah. Terdapat beberapa siswa tidak
masuk mengikuti pembelajaran daring melalui aplikasi zoom dikarenakan kuota data
yang sudah habis. Tetapi Secara umum suasana dalam pembelajaran siswa cukup
kondusif, terlihat dari antusiasme siswa pada proses diskusi terjadi interaksi yang baik
mulai dari pemanasan hingga akhir pembelajaran.
Pengisian lembar observasi dilakukan oleh observer berdasarkan pengamatan
pembelajaran yang sedang berlangsung. Pengisian lembar observasi berkaitan dengan
proses pembelajaran kelas, aspek psikomotor, aspek afektif, dan aspek kognitif siswa
selama mengikuti pembelajaran headstand melalui metode latihan dengan bantuan teman.
Adapun hasil proses pembelajaran kelas, aspek psikomotor siswa pada siklus I sebagai
berikut :
1) Hasil Pengamatan Terhadap Proses Pembelajaran Kelas
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Guru Terhadap Proses Pembelajaran Kelas Pada Siklus I
No Objek yang diamati 4 3 2 1
1. Minat belajar siswa ketika melakukan tindakan V
2. Kesungguh-sungguhan siswa V
3. Keseriusan siswa melakukan tindakan V
4. Keaktifan siswa selama pembelajaran V
5. Kerjasama antar siswa dalam kelompok V
6. Kehangatan suasana pembelajaran V
7. Ketertiban siswa V
8. Keriuhan suara dan gerak-gerik siswa V
9. Kelancaran langkah-langkah pembelajaran V
10. Ketepatan selesainya proses pembelajaran V
TOTAL 30
Keterangan :
1 = Tidak Baik
2 = Kurang Baik
3 = Cukup Baik
4 = Baik
Berdasarkan tabel diatas aspek-aspek yang mendapat kriteria kurang baik adalah
Keriuhan suara dan gerak-gerik siswa, Kelancaran langkah-langkah pembelajaran,
ketepatan selesainya proses pembelajaran. Ketiga aspek yang mendapat nilai kurang
baik di atas merupakan kelemahan yang terjadi pada siklus I, dan akan dijadikan bahan
kajian refleksi dan revisi yang akan dilakukan pada siklus II.

Tabel 4.2 Hasil Praktik headstand Siswa Kelas XI TKRO 1 SMKS PGRI Singosari
SKOR ITEM TOT
N
NAMA sikap awal sikap pelaksanaan sikap akhir AL NILAI KETUNTASAN
O
SKOR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
SISWA
1 13 81.25 TUNTAS
'A 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1
SISWA
2 13 81.25 TUNTAS
'B 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1
SISWA
3 14 87.5 TUNTAS
'C 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
SISWA BELUM
4 11 68.75
'D 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 TUNTAS
SISWA BELUM
5 11 68.75
'E 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 TUNTAS
SISWA
6 13 81.25 TUNTAS
'F 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0
SISWA
7 13 81.25 TUNTAS
'G 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1
SISWA
8 14 87.5 TUNTAS
'H 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
SISWA
9 14 87.5 TUNTAS
'I 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0
SISWA BELUM
10 11 68.75
'J 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 TUNTAS
SISWA BELUM
11 11 68.75
'K 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 TUNTAS
SISWA
12 13 81.25 TUNTAS
'L 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1
SISWA
13 14 87.5 TUNTAS
'M 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
SISWA BELUM
14 0 0
'N 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TUNTAS
SISWA
15 13 81.25 TUNTAS
'O 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1
SISWA
16 14 87.5 TUNTAS
'P 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1
SISWA
17 14 87.5 TUNTAS
'Q 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0
SISWA BELUM
18 0 0
'R 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TUNTAS
SISWA
19 13 81.25 TUNTAS
'S 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
SISWA
20 14 87.5 TUNTAS
'T 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
SISWA BELUM
21 10 62.5
'U 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 TUNTAS
SISWA
22 13 81.25 TUNTAS
'V 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1
SISWA
23 14 87.5 TUNTAS
'W 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0
SISWA
24 14 87.5 TUNTAS
'X 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1
SISWA BELUM
25 0 0
'Z 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TUNTAS
SISWA
26 13 81.25 TUNTAS
'AA 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0
SISWA BELUM
27 11 68.75
'AB 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 TUNTAS
SISWA
28 13 81.25 TUNTAS
'AC 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0
SISWA
29 12 75 TUNTAS
'AD 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1
SISWA BELUM
30 11 68.75
'AE 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 TUNTAS
TOTAL 15 25 24 20 23 27 27 10 26 25 25 8 23 26 24 16
PERSENTASE
50 83 80 67 77 90 90 33 87 83 83 27 77 87 80 53
%
20 66.6 TUNTAS
KETUNTASAN BELUM
10 33.3
TUNTAS

2) Hasil analisis praktik gerak headstand (psikomotor)


a. Sikap Awal
Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Sikap Awal Headstand Siklus 1
Frekuensi Hasil Persentase %
Total
No Aspek Predictor Belum Belum
Siswa Tuntas Tuntas
Tuntas Tuntas
1 Sikap kepala Lurus menghadap matras/kasur 15 15 50 % 50%
2 Sikap badan Tegap 25 5 83.33% 16.67%
30
3 tangan Lurus ke atas 24 6 80% 20%
4 Sikap kaki Lurus rapat 20 10 66.66% 43.34%

Berdasarkan hasil pengamatan gerak siswa di atas maka dapat dideskripsikan


bahwa pada aspek sikap kepala predictor lurus mengahadap matras sebanyak 15
siswa atau 50% telah melakukan dengan sesuai teori. Pada aspek sikap badan
sebanyak 25 atau 83,3% siswa melakukan dengan tegap. Pada aspek tangan
sebanyak 24 siswa atau 80% siswa telah melakukan dengan tangan lurus ke atas.
Sedangkan pada aspek sikap kaki sebanyak 20 siswa atau 66,66% siswa melakukan
dengan sikap lurus rapat. Dari beberapa hal tersesebut perlu dilakukan beberapa
pemahaman lebih lanjut untuk memperbaiki hasil gerak yang dilakukan siswa.

b. Sikap Pelaksanaan
Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Sikap Pelaksanaan Headstand Siklus 1
Total Hasil Persentase %
No Aspek Predictor Belum Belum
Siswa Tuntas Tuntas
Tuntas Tuntas
Membentuk posisi segitiga
1 kepala dengan kedua tangan pada 23 7 76.66 23.34%
matras
Bungkuk ke depan arah
2 badan 27 3 90% 10%
matras
3 tangan Dimatras selebar bahu 30 27 3 90% 10%
Mendorong ke depan
10 20 33.33% 66.67%
hingga badan lurus
4 kaki Angkat perlahan bergantian 26 4 86.66% 13.34%
Saat dua kaki berada di atas
25 5 83.33% 16.67%
lurus rapat
Bertahan dalam posisi
25 5 83.33% 16.67%
menjaga keseimbangan

Berdasarkan hasil analisis gerak headstand siswa di atas maka dapat dideskripsikan
bahwa Pada beberapa aspek yang diamati terdapat satu aspek yang mendapatkan
prosentase paling rendah yaitu aspek kaki pada predictor mendorong kaki ke depan
hingga badan lurus. Terhitung sebanyak 10 siswa atau 33,33% melakukan sesuai
dengan teori yang disampaikan, dan sebanyak 20 siswa atau 66.67% tidak
melakukan sesuai dengan teori yang dipelajari. Dalam hal ini perlu adanya arahan
perbaikan yang harus diberikan pada siklus II sehingga mendapatkan hasil yang
lebih baik.

c. Sikap Akhir
Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Sikap Akhir Headstand Siklus 1
Hasil Persentase %
Total
No Aspek Predictor Belum Belum
Siswa Tuntas Tuntas
Tuntas Tuntas
1 Kepala Tekuk kepala sampai leher 8 22 27% 73%
2 Badan Melengkung 23 7 77% 23%
Keseluruhan akhir gerakan
26 4 87% 13%
jongkok 30
3 Tangan
Mendorong ke depan untuk
24 6 80% 20%
berguling
4 Kaki Tekuk sampai lutut 16 14 53% 47%

Berdasarkan tabel analisis gerak headstand yang dilakukan siswa di atas maka dapat
dideskripsikan bahwa dari 5 prediktor yang diamati terdapat 2 prediktor yang
mendapat presentase dibawah 75% yaitu pada aspek kepala sebanyak 22 siswa atau
73% tidak menekuk kepala sampai leher dan pada aspek kaki sebanyak 14 siswa
atau 47% siswa belum menekuk kaki sampai lutut. Dari analisis tersebut perlu
diberikan perhatian dalam tindakan lanjut di siklus 2.

d. Refleksi
Dalam pelaksanaan pembelajaran headstand melalui metode latihan dengan bantuan
teman pada siklus I sudah berjalan dengan baik, minat belajar siswa sudah terlihat saat
melakukan gerakan, namun hasil belajar masih belum maksimal disebabkan
permbelajaran yang diajarkan belum berjalan dengan baik karena sebagian siswa
kesulitan jaringan sehingga penyampaian materi tidak terserap sepenuhnya. Hanya
beberapa siswa yang mendapat sinyal baik yang mampu menyerap materi.
Deskripsi data hasil belajar headstand dan prosentase ketuntasan hasil belajar siklus I
siswa kelas XI TKRO 1 dapat dilihat di pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.6 Analisis Prosentase Ketuntasan Belajar Siswa Kelas XI TKRO 1 SMKS PGRI
Singosari
No Skor Frekuensi Prosentase % Keterangan
1 X ≥ 75 20 66.6 % TUNTAS
2 X < 75 10 33.3 % BELUM TUNTAS
Berdasarkan hasil di atas dapat diketahui bahwa pada siklus I ini telah mencapai indikator
keberhasilan penelitian yaitu 66,6% siswa mempunyai ketuntasan belajar minimal pada
kategori tuntas belajar dengan Kriteria Ketuntasan Minimum sebesar 75, dan belum
tuntas mencapai 33,3%. Sehingga perlu adanya tindakan lanjut pada siklus selanjutnya,
yaitu dengan memberikan tindakan model latihan gerak headstand dengan bantuan
dinding

2. Siklus II

B. PEMBAHASAN
1. Perbandingan Hasil Siklus I dan Siklus II

2. Analisis Pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA

Aina Mulya. (2020, 08 Januari). Teori Belajar Kognitif. Diakses pada 2020,18 Oktober . dari :
https://ainamulyana.blogspot.com/2012/08/teori-belajar-kognitif.html.
Andre Kristya L. 2020. Animasi Dasar. Diakses pada 2020, 27 Oktober. dari :
https://blinkyourmind.weebly.com/dasar-animasi.html
Andrisoesilo. (2014. Oktober ). Beberapa faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar. Diakses
pada 2020, 18 Oktober https://andrisoesilo.blogspot.com/2014/10/faktor-yang-
mempengaruhi-hasil-belajar-siswa.html
Arikunto, Suhardjono dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Cindar, Sindhu, dkk. (2010). Senang Belajar Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
untuk kelas 1 SD/MI. Jakarta. Kementrrian Nasional
Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan. (2020, 29 Mei). Kemendikbud Terbitkan Pedoman
Penyelenggaraan Belajar dari Rumah. diakses pada 2020, 18 Oktober.
https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2020/05/kemendikbud-terbitkan-pedoman-
penyelenggaraan-belajar-dari-rumah
Michael Elkan.( 2017, 02 April ) . Pengertian Media Video Pembelajaran Menurut Para Ahli.
diakses pada 2020,18 Oktober . dari
http://meaningaccordingtoexperts.blogspot.com/2017/04/pengertian-media-video-
pembelajaran.html#:~:text=Video%20pembelajaran%20adalah%20suatu%20media,seca
ra%20lebih%20mudah%20dan%20menarik.
Ratih Kurnia. ( 2019 , 03 November ) . Karakteristik Peserta Didik di Sekolah Dasar. Diakses
pada 2020,18 Oktober . dari
https://www.kompasiana.com/ratihkurnia/5dbe7159097f362b176ab4f2/karakteristik-
peserta-didik-di-sekolah-dasar?page=all
Tarigan Herman, dkk.2016. Model Bermain Pendekatan Four Children Game untuk
meningkatkan kemampuan Kognitif dan fisik anak TK Al Azhar Kecamatan Kedaton
Bandar Lampung Tahun Ajaran 2016. Lampung : UNILA

Anda mungkin juga menyukai