Anda di halaman 1dari 9

MATERI

1. Pengertian Pemeriksaan TTV


Pemeriksaan Tanda-tanda vital atau Vital Signs merupakan pengukuran
fungsi tubuh yang paling dasar untuk mengetahui tanda klinis dan berguna untuk
menegakkan diagnosis suatu penyakit dan berfungsi dalam menentukan
perencanaan perawatan medis yang sesuai. Defenisi Tanda vital merupakan
gabungan dua kata, yaitu tanda dan vital, yang merupakan terjemahan istilah
bahasa inggris yaitu vital sign. Vital sign adalah suatu tanda yang sifatnya objektif
yang dapat berubah setiap saat yang mencerminkan hidup yang terdiri dari
tekanan darah, respirasi, nadi, suhu tubuh. Tanda vital merupakan cara yang cepat
dan efisien untuk memantau kondisi klien dan mengidentifikasi masalah dan
mengevaluasi respon klien terhadap intervensi teknik dasar (Patricia , 2005)
2. Tujuan Pemeriksaan TTV
Pemeriksaan tanda vital dilaksanakan digunakan untuk memantau perkembangan
pasien. Tindakan ini bukan hanya merupakan kegiatan rutin pada klien,tetapi
merupakan tindakan pengawasan terhadap perubahan atau gangguan sistem
tubuh.pelaksanaan pemeriksaan tanda vital pada semua klien berbeda satu sama
lain.tingkat kegawatan pasien seperti pada kondisi pasien yang kritis akan
membutuhkan pengawasan terhadap tanda vital yang lebih ketat di banding pada
kondisi pasien yang tidak kritis demikian sebaliknya. Prosedur pemeriksaan tanda
vital yang dilakukan pada pasien meliputi pengukuran suhu,pemeriksaan denyut
nadi,pemeriksaan pernapasan,dan pengukuran tekanan darah.
3. Jenis-jenis Pemeriksaan TTV
a. Tekanan darah
Pemeriksaan tekanan darah diperoleh dari pengukuran sirkulasi ateri.
Aliran darah akibat pemompaan jantung menimbulkan gelombang yaitu
gelombang tinggi yang disebut tekanan systole dan gelombang pada titik
terendah yang disebut tekanan diastole.
Frekuensi tekanan darah normal
 Bayi usia 1 bulan : 85/15 mmHg
 Usia 1 - 6 bulan : 90/60 mmHg
 Usia 6 - 12 bulan : 96/65 mmHg
 Usia 1 - 4 tahun : 99/65 mmHg
 Usia 4 - 6 tahun : 100/60 mmHg
 Usia 6 - 8 tahun : 105/60 mmHg
 Usia 8 - 10 tahun : 110/60 mmHg
 Usia 10 - 12 tahun : 115/60 mmHg
 Usia 12 - 14 tahun : 118/60 mmHg
 Usia 14 - 16 tahun : 120/65 mmHg
 Usia 16 tahun ke atas : 130/75 mmHg
 Usia lanjut : 130-139/85-89 mmHg
Seseorang dikategorikan hypertensi berdasarkan tekanan darahnya adalah:
 Hypertensi rendah : 140 - 159/ 90-99 mmHg
 Hypertensi sedang : 160 - 169/100-109 mmHg
 Hypertensi berat : 180 - 209/110-119 mmHg
Seseorang dikatakan hypotensi berdasarkan tekanan darahnya adalah : jika
tekanan darahnya lebih kecil dari 110/70 mmHg.
Tempat untuk mengukur tekanan darah seseorang adalah: Lengan atas,
pergelangan kaki

b. Nadi
Denyut nadi (pulse) adalah getaran/denyut darah didalam pembuluh
darah arteri akibat kontraksi ventrikel kiri jantung.
Jumlah denyut nadi yang normal berdasarkan usia seseorang adalah:
 Bayi baru lahir : 140 kali per menit
 Umur di bawah umur 1 bulan : 110 kali per menit
 Umur 1 - 6 bulan : 130 kali per menit
 Umur 6 - 12 bulan : 115 kali per menit
 Umur 1 - 2 tahun : 110 kali per menit
 Umur 2 - 6 tahun : 105 kali per menit
 Umur 6 - 10 tahun : 95 kali per menit
 Umur 10 - 14 tahun : 85 kali per menit
 Umur 14 - 18 tahun : 82 kali per menit
 Umur di atas 18 tahun : 60 - 100 kali per menit
 Usia Lanjut : 60 -70 kali per menit
Jika jumlah denyut nadi di bawah kondisi normal, maka disebut pradicardi.
Jika jumlah denyut nadi di atas kondisi normal, maka disebut tachicardi.
Tempat-tempat menghitung denyut nadi adalah:
 Ateri radalis : Pada pergelangan tangan
 Arteri temporalis : Pada tulang pelipis
 Arteri caratis : Pada leher
 Arteri femoralis : Pada lipatan paha
 Arteri dorsalis pedis : Pada punggung kaki
 Arteri politela : pada lipatan lutut
 Arteri bracialis : Pada lipatan siku
 Ictus cordis : pada dinding iga, 5 – 7

c. Suhu
Pemeriksaan suhu digunakan untuk menilai kondisi metabolisme di
dalam tubuh, dimana tubuh menghasilkan panas secara kimiawi melalui
metabolisme darah. Keseimbangan suhu harus diatur dalam pembuangan dan
penyimpanannya di dalam tubuh yang diatur oleh hipotalamus.
Pemeriksaan suhu akan memberikan tanda suhu inti yang secara ketat
dikontrol karena dapat dipengaruhi oleh reaksi kimiawi. Suhu tubuh normal
seseorang bervariasi, tergantung pada jenis kelamin, aktivitas, lingkungan,
makanan yang dikonsumsi, gangguan organ, waktu. Suhu tubuh normal,
menurut American Medical Association, dapat berkisar antara 97,8˚F atau
setara dengan 36,5˚C sampai 99˚F atau 37,2˚C.
Seseorang dikatakan bersuhu tubuh normal, jika suhu tubuhnya berada pada
36˚C - 37,5˚C. Seseorang dikatakan bersuhu tubuh rendah
(hypopirexia/hypopermia), jika suhu tubuhnya < 36˚C
Seseorang dikatakan bersuhu tubuh tinggi/panas jika:
 Demam : Jika bersuhu 37,5 ˚C - 38˚C
 Febris : Jika bersuhu 38˚C - 39˚C
 Hypertermia : Jika bersuhu > 40˚C
Suhu tubuh seseorang dapat diambil melalui :
- Oral
Suhu dapat diambil melalui mulut baik menggunakan termometer kaca
klasik atau yang lebih modern termometer digital yang menggunakan
probe elektronik untuk mengukur suhu tubuh.
- Dubur atau rektum
Suhu yang diambil melalui dubur (menggunakan termometer gelas atau
termometer digital) cenderung 0,5-0,7˚ lebih tinggi daripada ketika
diambil oleh mulut.
- Aksilaris
Temperatur dapat diambil di bawah lengan dengan menggunakan
termometer gelas atau termometer digital. Suhu yang diambil oleh rute ini
cenderung 0,3-0,4˚ lebih rendah daripada suhu yang diambil oleh mulut.
- Telinga
Termometer khusus dengan cepat dapat mengukur suhu gendang telinga,
yang mencerminkan suhu inti tubuh (suhu dari organ-organ internal).
Mungkin suhu tubuh abnormal karena demam (suhu tinggi) atau
hipotermia (suhu rendah). Demam ditandai ketika suhu tubuh meningkat
di atas 37˚C secara oral atau 37,7˚C melalui dubur, menurut American
Medical Association. Hipotermia didefinisikan sebagai penurunan suhu
tubuh di bawah 35˚C.

d. Pernapasan
Merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk menilai proses
pengambilan oksigen dan pengeluaran karbondioksida. Menilai frekuensi,
irama, kedalaman dan tipe atau pola pernapasan.
Tingkat respirasi atau respirasi rate adalah jumlah seseorang
mengambil napas per menit. Tingkat respirasi biasanya diukur ketika
seseorang dalam posisi diam dan hanya melibatkan menghitung jumlah napas
selama satu menit dengan menghitung berapa kali dada meningkat.
Respirasi dapat meningkat pada saat demam, berolahraga, emosi.
Ketika memeriksa pernapasan, adalah penting untuk juga diperhatikan apakah
seseorang memiliki kesulitan bernapas.
Pola pernapasan adalah:
 Pernapasan normal (euphea) : teratur dan nyaman dengan frekuensi 12-
20x/menit
 Pernapasan cepat (tachypnea) : > 20x/menit
 Pernapasan lambat (bradypnea) : < 12x/menit
 Sulit/sukar bernapas (oypnea)
Jumlah pernapasan seseorang adalah:
 Bayi : 30 - 40 kali per menit
 Anak : 20 - 50 kali per menit
 Dewasa : 16 - 24 kali per menit

4. Prosedur pelaksanaan
a. Pengukuran tekanan darah
- Alat
1. Tensimeter atau Stigmometer
2. Stetoskop
3. Alat tulis
- Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
- Tahap Orientasi
1. Memberi salam kepada pasien dan menyapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan kesetujuan atau kersiapan pasien
- Tahap Kerja
1. Mengatur posisi pasien : supinalis
2. Menempatkan diri di sebelah kanan pasien bila mungkin
3. Membebaskan lengan pasien dari baju
4. Memasang manset 2 jari diatas mediana cubiti, selang sejajar dengan
arteri brachialis
5. Meraba denyut arteri brachialis
6. Meletakkan diafragma stetoskop diatas arteri tersebut
7. Menutup sekrup balon, membuka pengunci air raksa
8. Memompa manset hingga tidak terdengar denyut arteri
9. Membuka sekrup balon perlahan-lahan sambil melihat turunnya air raksa
atau jarum dan dengarkan bunyi denyut pertama (sistole) hingga bunyi
terakhir (diastole) sampai tekanan nol.
10. Melakukan falidasi dengan mengulang point 8-9 (bila hasil pengukuran
keduanya berbeda, ulangi sekali lagi)
11. Mengunci air raksa dan melepas manset
12. Mencatat hasil pengukuran pada buku catatan.
- Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan
2. Membereskan alat-alat
3. Berpamitan dengan pasien
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.
b. Pengukuran Nadi dan Pernapasan
- Alat
1. Stop-wacth/jam
2. Alat tulis
- Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
- Tahap Orientasi
1. Memberi salam kepada pasien dan menyapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan kesetujuan atau kersiapan pasien
- Tahap Kerja
1. Mengatur posisi pasien
2. Meraba denyut nadi dengan 2 jari (telunjuk dan tengah) guna menghitung
nadi. Meletakkan satu tangan di atas abdomen/dada pasien untuk
menghitung pernafasan.
3. Menghitung nadi sekurang-kurangnya setengah menit, dan satu menit
untuk pasien aritmia dan pasien anak. Menghitung respirasi pasien
sekurang-kurangnya setengah menit
4. Menilai hasil pengukuran
- Tahap Terminasi
- Merapikan pasien
- Membereskan alat-alat
- Berpamitan dengan pasien
- Mencuci tangan
- Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.
c. Pemeriksaan Suhu Tubuh
- Alat
1. Termometer
2. 3 botol : larutan desinfektan, air bersih
3. Bengkok
4. Tissue
5. Alat tulis
- Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
- Tahap Orientasi
1. Memberi salam kepada pasien dan menyapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan kesetujuan atau kersiapan pasien
- Tahap Kerja
1. Menngatur posisi pasien
2. Membebaskan axilla pasien pada lengan yang jauh
3. Membersihkan axilla dengan tissue
4. Memberikan termometer, pastikan pada skala di bawah 350C. Bila belum
turunkan denga cara mengibaskan termometer.
5. Memasar reservoir termometer tepat pada tengah axilla.
6. Menyilangkan tangan didepan dada, memegang bahu.
7. Mengangkat termometer setelah 10 menit
8. Mengusap termometer dengan tissue kering ke arah reservoir
9. Membaca hasil pengukuran dan mencatat hasil
10. Membersihkan termometer dengan mencelupkan ke dalam air sabun
kemudian usap ke arah reservoir, mencelupkan kedalam desinfektan
selanjutnya dibersihkan dengan air bersih dan usap dari arah reservoir
11. Menurunkan air raksa
12. Mengembalikan termometer pada tempatnya
- Tahap Terminasi
1. Merapikan pasien
2. Membereskan alat-alat
3. Berpamitan dengan pasien
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

S. Komariah, “TANDA-TANDA VITAL NORMAL MENURUT WHO,” 2017.


[Online]. Available: http://www.ilmukesehatan.com/2904/hitungan-denyut-nadi-
yang-normal-menurut-who.html. [Accessed: 22-May-2017].

J Shela Asta, ”Alat Penghitung Denyut Jantung yang Disertai Tampilan 10


Data Terakhir” Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2017.

Tim Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang. 2012. Modul Pembelajaran KDM. Malang.

Patricia, A. (2005). Fundamental of Nursing: Concept, Process, and Practice. Edisi 4.


Volume 1. Jakarta: EGC

Vaugans, B.W. (2013). Keperawatan Dasar. Yogyakarta: Rapha Publishing.

Anda mungkin juga menyukai