Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Abstrak
Tujuan: Melihat hubungan antara pola kardiotokografi dan hasil luaran (cara persalinan dan status asfiksia
neonatus).
Metode: Penelitian ini observasional analitik retrospektif dengan desain case-control. Penelitian melibatkan pasien-
pasien yang melahirkan di RS Hasan Sadikin Bandung antara 2019-2020. Kriteria inklusi adalah pasien dengan
kehamilan normal dan/atau dengan kehamilan patologis, pasien dengan usia gestasi 37-40 minggu, kehamilan
dengan janin tunggal dan pasien dengan induksi persalinan. Kriteria eksklusi mencakup data pemeriksaan tidak
lengkap anamnesa, pemeriksaan fisik terkait kehamilan dan persalinan, rekaman kardiotokografi, dan skor
APGAR menit ke-5; hambatan pertumbuhan janin intrauterine (IUGR); kelainan kongenital (cacat bawaan) dan
infeksi/demam pada ibu. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari rekam medis. Metode perekrutan sampel
menggunakan consecutive admission sampling. Analisis data secara deskriptif dan analitik dilakukan.
Hasil: Rerata usia pasien adalah 26,83±7 tahun. Pasien paling banyak memiliki latar belakang pendidikan tamat
SMA (51,7%). 48,3% pasien belum pernah bersalin. 53,3% pasien sedang hamil 39-40 minggu saat bergabung
dengan penelitian ini. Rata-rata berat bayi lahir sebesar 2923,33±385,229 gr. Untuk APGAR Score 5’ memiliki
rata-rata sebesar 7,68±2,347. Ditemukan bahwa kategori kardiotokografi patologis secara signifikan meningkatkan
terjadinya asfiksia (p=0,024). Kemudian, temuan kardiotokografi patologis juga secara signifikan meningkatkan
pemilihan seksio sesarea sebagai metode persalinan (p<0,001).
Kesimpulan: Pola kardiotokografi patologis secara signifikan meningkatkan risiko munculnya asfiksia pada
neonatus.
158
Nurul Husna: Hubungan antara Kategori Kardiotokografi dan Jenis Persalinan dan Asfiksia Neonatus
159
Obgynia, Volume 3 Nomor 2 September 2020
berskala kategorik nominal dihitung frekuensi penelitian case control maka yang akan
dan proporsi serta dianalisis distribusinya. muncul nilai OR atau Odds Rasio yaitu dalam
Sedangkan untuk variabel yang berskala rasio, mengukur kekuatan hubungan sebab akibat.
analisis desktiptif menggunakan rentang Adapun kriteria kemaknaan yang
(minimal – maksimal), median, rata-rata digunakan adalah nilai p, apabila p≤0,05
(mean), dan standard deviasi (SD). Analisis signifikan atau bermakna secara statistika,
yang dilakukan selanjutnya bertujuan untuk dan p>0,05 tidak signifikan atau tidak
mendeskripsikan variabel-variabel dependen bermakna secara statistik. Data yang
dan independen sehingga dapat membantu diperoleh dicatat dalam formulir khusus
analisis selanjutnya secara lebih mendalam. kemudian diolah melalui program SPSS versi
Selain itu, analisis secara deskriptif ini juga 24.0 for Windows.
digunakan untuk mengetahui karakteristik
subjek penelitian yang menjadi sampel Hasil
penelitian. Tabel 1 Gambaran Karakteristik Pasien
Analisis data untuk melihat gambaran
Variabel N=60
proporsi masing- masing variabel yang akan
Usia
disajikan secara deskriptif dapat diuraikan
menjadi analisis deskriptif dan uji hipotesis. Mean±Std 26,83±7
Data yang berskala numerik seperti umur Median 27,00
pasien dipresentasikan dengan rerata, standard Range (min-max) 14,00-41,00
deviasi, median dan range. Kemudian Pendidikan
untuk data karakteristik sampel berupa data SD 6(10,0%)
kategorik seperti jenis kelamin pasien maka SMP 14(23,3%)
diberikan koding dan dipresentasikan sebagai SMA 31(51,7%)
distribusi frekuensi dan persentase. Perguruan Tinggi 9(15,0%)
Analisis yang dilakukan harus sesuai Paritas
dengan jenis masalah penelitian dan data yang Nullipara 29(48,3%)
digunakan. Kemudian untuk data numerik, Primipara 17(28,3%)
sebelum dilakukan uji statistika data numerik Para 2 6(10,0%)
tersebut dinilai dengan uji normalitas dengan
>= Para 3 8(13,3%)
menggunakan Shapiro-Wilk test. Selanjutnya
Usia Gestasional
analisis statistik sesuai tujuan penelitian
37-38 minggu 10(16,7%)
dan hipotesis. Uji kemaknaan untuk
membandingkan karakteristik dua kelompok 38-39 minggu 18(30,0%)
penelitian digunakan uji t tidak berpasangan 39-40 minggu 32(53,3%)
jika data berdistribusi normal dan uji Mann Berat bayi lahir
Whitney sebagai alternatifnya jika data tidak Mean±Std 2923,33±385
berdistribusi normal. Sedangkan analisis Median 2885,00
statistik untuk data kategorik diuji dengan Range (min-max) 2300,00-3900,00
uji chi-square apabila syarat Chi-Square APGAR Score 5’
terpenuhi apabila tidak terpenuhi maka Mean±Std 7,68±2
digunakan uji Exact Fisher untuk tabel 2 x 2 Median 8,00
dan Kolmogorov Smirnov untuk tabel selain 2 Range (min-max) 0-10,00
x 2. Syarat Chi Square adalah tidak ada nilai
expected value yang kurang dari 5 sebanyak
20% dari tabel. Kemudian karena merupakan
160
Nurul Husna: Hubungan antara Kategori Kardiotokografi dan Jenis Persalinan dan Asfiksia Neonatus
161
Obgynia, Volume 3 Nomor 2 September 2020
dengan sejumlah studi diantaranya SDKI et al. yang menyatakan hubungan signifikan
tahun 2012, yang menyebutkan mayoritas antara kategori kardiotokografi dengan jenis
wanita melahirkan dan mencari pertolongan persalinan.10
persalinan memiliki tingkat pendidikan Penelitian ini juga menunjukkan bahwa
dominan yaitu tamatan Sekolah Menengah pada hasil kardiotokografi yang patologis
Atas. maka akan dilakukan persalinan melalui
Pada penelitian ini, kami memasukkan seksio sesarea. (p<0.001). Hasil penelitian
kriteria usia gestasi 37 - 40 minggu dengan ini sejalan dengan penelitian yang telah
pertimbangan kematangan paru sudah dilakukan oleh Joshi et al pada tahun 2019
tercapai sehingga kemungkinan gangguan dimana hasil CTG menentukan metode
pernafasan yang terkait dengan prematuritas persalinan yang akan dilakukan.11
dapat disingkirkan. Luaran persalinan Tabel 4 dapat dijelaskan hubungan antara
dari rentang usia gestasi tersebut (tabel 2) kategori kardiotokografi dengan asfiksia.
didapatkan berat rerata bayi lahir sebesar Dalam hal ini yang dimaksud asfiksia berat
2923.33±385.229 gram. Berat tersebut sesuai sesuai definisi operasional yaitu didapatkan
dengan berat bayi usia cukup bulan yaitu Apgar score pada menit kelima ≤3. Pada
diatas 2500 gram. kelompok kategori kardiotokografi I-II (non
Hasil utama dari penelitian ini patologis), tidak dijumpai bayi yang lahir
menunjukkan bahwa jumlah neonatus asfiksia dengan asfiksia. Sedangkan pada kelompok
secara signifikan lebih banyak pada kasus- kategori kardiotokografi III (patologis) dari
kasus dengan gambaran kardiotokografi 30 bayi yang dilahirkan dengan cara seksio
yang patologis (p=0.024). Hasil penelitian caesaria atas indikasi gawat janin hanya
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan 20 % yang mengalami asfiksia berat pada
oleh Murphy et al pada tahun 1990 dimana penilaian apgar score menit ke lima. Hal
didapatkan hasil CTG yang abnormal terjadi ini dapat dijelaskan bahwa usaha resusitasi
pada 87% bayi dengan asfiksia (p<0,001).9 perioperatif yang dilakukan terhadap ibu dan
Akan tetapi, terdapat perbedaan mendasar janin membuat daya kompensasi oksigenasi
penelitian Murphy et al dengan penelitian ini: bayi mampu bertahan sampai dilahirkan
kriteria penegakan diagnosis asfiksia pada dalam waktu yang tidak terlalu lama (1/2 –
neonatus.9 Penelitian ini hanya menggunakan 1 jam). Selain persalinan cepat juga tindakan
cut-off nilai 3 pada skor APGAR di menit resusitasi bayi baru lahir oleh tim pediatrik
ke-5 sedangkan penelitian Murphy et al sangat membantu bayi yang berada dalam
melibatkan kriteria lain seperti pH arteri periode kritis pada masa transisi untuk
umbilikalis <7 serta skor APGAR <7 pada mempertahankan fungsi sirkulasi dan
menit pertama.9 respirasi sehingga bayi tidak jatuh dalam
Bognadovic et al juga mendapatkan kondisi asfiksia berat. Hal ini tidak terlepas
hasil yang serupa di mana didapatkan dari deteksi dini kegawatan janin dengan
korelasi antara CTG yang abnormal dengan menggunakan kardiotokografi sebagai alat
bayi asfiksia.10 Dalam penelitian terhadap pemantauan janin intrauterine. Hal ini juga
68 sampel dengan 40 kelompok kontrol, menunjukkan adanya hubungan antara
didapatkan hasil kardiotokografi patologis kategori kardiotokografi dengan luaran bayi
pada 45 sampel (66,17%) dan terdapat yaitu asfiksia.
17,46% bayi asfiksia dengan APGAR score Kelebihan pertama penelitian ini adalah
kurang dari 7 pada penilaian menit kelima.10 penelitian ini memberikan konfirmasi
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil bahwa CTG memang dapat dipakai untuk
penelitian yang dilakukan oleh Bogdanovic menentukan potensi keluaran neonatus serta
162
Nurul Husna: Hubungan antara Kategori Kardiotokografi dan Jenis Persalinan dan Asfiksia Neonatus
potensi keluaran asfiksia pada neonatus. kami, di mana besar kemungkinan pasien-
Kelebihan kedua berasal dari profil fasilitas pasien yang datang ke fasilitas kesehatan kami
kesehatan kami karena penelitian ini memiliki berbagai faktor risiko tambahan
dilaksanakan di fasilitas kesehatan tersier dan/atau keadaan klinis yang berbeda dengan
dan rujukan Jawa Barat sehingga memiliki profil demografis pasien-pasien umumnya.
fasilitas kesehatan yang lengkap. Terakhir, Akan lebih baik jika dibuat sebuah penelitian
penelitian dengan tema ini tidak banyak multisenter untuk mengurangi keberadaan
dilakukan di Indonesia dan memperkaya bias ini.
repositori pada bidang ini. Kesimpulan pada penelitian ini adalah
Akan tetapi, penelitian ini masih pola kardiotokografi patologis secara
memiliki berbagai kekurangan. Kekurangan signifikan meningkatkan risiko munculnya
pertama melibatkan jumlah sampel pada asfiksia pada neonatus.
penelitian ini. Meskipun jumlah sample
penelitian ini memenuhi rumus perhitungan Daftar Pustaka
sampel yang valid, akan lebih baik bila
1. Royal college of obstetrician and
jumlah subjek pada penelitian ini lebih besar.
gynaeologists. RCOG e-learning
Sebaiknya dilakukan sebuah penelitian yang
accessed by registering on http;//www.e-
menggunakan total sampling untuk pasien-
lfh.org.uk/home
pasien yang melahirkan di fasilitas kesehatan
2. Gebrehiwot Teklehaimanot
ini untuk mendapatkan gambaran yang lebih
Gebregziabher, Fikaden Berhe Hadgu,
akurat dengan power yang lebih tinggi.
Haftom Temesgen Abebe, “Prevalence
Kelemahan kedua berkaitan dengan
and Associated Factors of Perinatal
penegakan diagnosis asfiksia yang dipakai
Asphyxia in Neonates Admitted to
pada penelitian ini. Kriteria asfiksia pada
Ayder Comprehensive Specialized
penelitian ini ditegakkan hanya dari skor
Hospital, Northern Ethiopia: A Cross-
APGAR. Meskipun menurut ACOG skor
Sectional Study”, International Journal
APGAR merupakan suatu asesmen yang paling
of Pediatrics, vol. 2020, Article
mudah untuk menilai derajat kesejahteraan
ID 4367248, 8pages, 2020. https://doi.
neonatus, skor APGAR sebaiknya
org/10.1155/2020/4367248
disuplementasi dengan pemeriksaan lain
3. Odd D, Heep A, Luyt K, Draycott T.
untuk mendeteksi terjadinya asfiksia dan
Hypoxic-ischemic brain injury: Planned
derajatnya.55 Salah satu penelitian awal
delivery before intrapartum events.
mengenai kardiotokografi intrapartum dan
Journal of Neonatal-Perinatal Medicine.
kesejahteraan janin menggunakan berbagai
2017;10:347-53.
kriteria untuk mendefinisikan asfiksia berat,
4. Moshiro R, Mdoe P, Perlman JM. A
contohnya pH arteri umbilikalis <7; ventilasi
Global View of Neonatal Asphyxia and
tekanan positif intermiten, serta tanda-
Resuscitation. Frontiers in pediatrics.
tanda ensefalopati (contoh: kejang). Akan
2019;7:489.
lebih baik bila pada penelitian berikutnya
5. Devane D, Lalor JG, Daly S, McGuire W,
metode deteksi asfiksia dapat ditambahkan
Cuthbert A, Smith V. Cardiotocography
cakupannya.
versus intermittent auscultation of fetal
Kelemahan ketiga berkaitan dengan
heart on admission to labour ward for
bias seleksi. Fakta bahwa fasilitas kesehatan
assessment of fetal wellbeing. The
ini merupakan fasilitas kesehatan tersier dan
Cochrane database of systematic reviews.
rujukan Jawa Barat mengindikasikan bahwa
2017;1:Cd005122.
terdapat selection bias pada pasien-pasien
163
Obgynia, Volume 3 Nomor 2 September 2020
164