HANDOUT
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Edu Construction
Yang diampu oleh bapak Muhammad Aris Ichwanto, S. Pd., MA, Ph. D.
Disusun oleh:
Fanny Iga Widiastuti (190521648886)
Febe Widyawati (190521648883)
Ida Ayu Sulistyoningsih (190521648890)
Lindiani Santika (190521648802)
Pertama-tama kami panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
atas limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga kami diberikan kesehatan dan
kelancaran dalam menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Jenis-jenis Pondasi,
Material, dan Permasalahan yang terjadi pada Bangunan Jalan dan Jembatan”
dengan baik dan tepat waktu.
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Muhammad
Aris Ichwanto S. Pd., MA, Ph. D selaku dosen pengampu mata kuliah edu
construction yang memberi tugas makalah ini kepada kami, agar kami dapat lebih
memahami materi yang telah disampaikan sebelumnya. Selain itu, kami
mengucapkan terima kasih juga kepada kelompok yang sangat kompak dalam
pengerjaan makalah ini dengan baik.
Makalah yang kami susun masih jauh dari kata sempurna, namun kami
berharap dengan tersusunnya makalah ini, diharapkan dapat memberi manfaat
seluas-luasnya bagi para pembaca. Apabila terdapat kesalahan dalam penulisan
maupun kata-kata pada makalah ini, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Terimakasih.
Kelompok 4
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR ISI
iv
I. PEMBAHASAN JALAN
A. Jalan Raya
Pada jalan raya ini dibedakan berdasarkan jenis perkerasannya, yaitu
perkerasan kaku dan juga perkerasan lentur. Perkerasan jalan kaku (rigid
pavement) menggunakan PC/semen sebagai pengikatnya. Selain itu pula
menggunakan plat (slab) beton dengan tulangan atau tidak sama sekali. Plat
beton berada di atas tanah dasar yang difungsikan sebagai lapis pondasi
bawah, namun dapat pula ditemukan tidak ada. Lapis pondasi bawah
apabila berada di bawah plat (slab) akan menghindari timbulnya butiran
halus tanah yang bercampur dengan air di daerah sambungan, mengontrol
pada sistem drainase, mengontrol kembang susut yang terdapat pada tanah
dasar juga dapat untuk lantai kerja untuk pekerjaan kontruksi. Pondasi pada
perkerasan lentur yaitu lapis pondasi bawah (sub base), yang mana hanya
berfungsi untuk pendukung saja bagi pelat beton serta untuk mencegah erosi
akibat beban kendaraan dan lingkungan sekitar. Bahan dari lapis pondasi
dapat bermacam-macam, diantaranya berupa:
1. Batu pecah yang besarnya tidak lebih dari 5%, bahan pengikatnya dapat
semen, kapur, dan fly ashI.
2. Campuran aspal yang bergradasi rapat
3. Lantai kerja yang kuat tekan 28 hari diantara 80 dan 110 kg/cm2
Umumnya tebal plat yang diizinkan berkisar antara 200mm-300mm.
Kekuatan daripada perkerasan kaku didapat dari modulus elastisitas yang
tinggi. Beban kendaraan yang melaju akan disebarkan ke tanah dasar yang
luas. Sehingga menjadikan plat beton sebagai struktur perkerasan yang
menopang kapasitas beban paling besar. Berbeda dengan perkerasan lentur,
kekuatannya bergantung pada tebal lapis pondasi bawah, lapis pondasi atas,
dan lapis permukaan. Maka dari itu unsur yang paling penting saat
merencanakan perkerasan kaku harus perhatikan kekuatan betonnya.
Permasalahan kerusakan perkerasan kaku yang disebabkan oleh pondasi
bawah (subbase) antara lain:
1
1. Keretakan, keretakan seperti meluas dan retak setempat pada perkerasan
kaku dapat disebabkan karena lapis pondasi yang tidak cukup besar serta
adanya penyusutan strukur dan lapis pondasinya.
2. Patahan, disebabkan karena saat proses pemadatan lapis pondasi tidak
merata dan kurang baik.
3. Material kontruksi yang kurang baik/tidak sesuai standar
mengakibatkan kualitas perkerasan menjadi berkurang.
4. Iklim di Indonesia tropis, sangat berpengaruh terhadap perkerasan kaku
Tidak jauh berbeda dengan jalan perkerasakaku, pada jalan
perkerasan lentur ini struktur pondasinya menggunakan lapisan pondasi atas
(base course) dan pondasi bawah (subbase course).
2
ditentukan. Oleh karena itu, hendaknya dilakukan pemeriksaan ulang
terhadap pemadatan sebelum memasaki tahapan selanjutnya. Selain itu
kerusakan dapat juga dipicu oleh beban kendaraan yang melintas di atas
jalan melebihi desain perencanaan hal ini biasa disebut dengan
overtonase/overloading. Dan penyebab yang terakhir ialah bencana alam
serta kondisi lapisan tanah dasar pada jalan tidak stabil. Dengan adanya
kerusakan pada pondasi ini, maka akanberimbas pada perkerasan di atasnya.
Baik itu perkerasan lentur maupun kaku. Yang mana hal ini tentunya akan
mengganggu lalu lintas kendaraan serta kenyamanan dan keamanan
pengendara.
3
3. Alinemen yang rusak akibat balas tidak padat dan tipis.
4. Kecrotan diakibatkan balas yang tipis dan diperkirakan terdapat
campuran tanah pada balas.
5. Timbul genjotan akibat pemadatan balas tidak baik dan terdapat rongga
di bawah bantalannya.
C. Bandara (Runway)
Landasan pacu pesawat atau yang biasa disebut dengan Runway
merupakan area jalan yang terdapat di dalam bandara. Fungsi dari landasan
pacu itu sendiri yaitu untuk pesawat udara lepas landas maupun pendarata.
Struktur jalan pada landasan pacu pesawat ini tidak jauh beda dengan jalan
biasanya, pada jalan ini juga terdapat pondasi bawah (subbase course) yang
terdiri dari hamparan agregat sirtu lalu dipadatkan dengan ketentuan nilai
CBR minimum 20% serta Indeks Plastisitas (PI) <10% dan juga lapisan
pondasi (base course). Pondasi pondasi ini berfungsi sebagai penahan beban
roda dan juga perletakan lapisan permukaan, bahan penyusun pondasi ini
diantaranya adalah batu pecah, kerikil pecah dan stabilisasi tanah dengan
semen atau kapur dengan ketentuan (CBR > 50%, PI < 4%).
Disamping itu, dikarenakan landasan pacu ini dilintasi pesawat yang
notabenya beban pesawat lebih besar jika dibandingan dengan kendaraan
yang melintas di jalan raya pada umumnya. Maka dari itu, pondasi pada
landasan pacu terdapat penambahan pondasi khusus untuk memperkuat
struktur jalan ini, biasanya pondasi cakar ayam atau pondasi dalam (tiang
pancang).
1. Pondasi Dangkal
Pondasi yang digunakan pada landasan pacu maupun hanggar di
bandara adalah pindasi dangkal jenis cakar ayam ini. Pondasi ini dapat
diaplikasan di beberapa daerah, bahkan di tanah dengan tekstur yang
lembek. Fungsi utama dari pondasi ini ialah menopang bangunan/beban
di atasnya dengan kokoh dan tahan lama. Pondasi cakar ayam banyak
digunakan untuk membangun suatu struktur yang besar dengan
kekokohan yang tahan lama, salah satunya adalah landasan pesawat ini.
4
Gambar 1.2. Penulangan Pondasi Cakar Ayam
Salah satu bandara yang menerapkan pondasi cakarayam untuk
dijadikan pondasi runway adalah bandara Internasional Yogyakarta
yang terletak di kabupaten Kulonprogo Yogyakarta. Sebelum dilakukan
pemasangan pondasi cakar ayam ini terlebih dahulu tanah di area
runway dilakukan pemadatan kurang lebih sedalam dua meter.
Perencanaan lebar pemasangan pondasi cakar ayam disesuaikan dengan
area perencanaan runway.
5
ini sangat. Oleh karena itu, diberikan solusi berupa perencanaan
pondasi yang kuat atau perkuatan lapisan tanah dasar terutama yang
berada dibawah konstruksi landasan pacunya. Pondasi yang digunakan
pada area runway ini adalah pondasi dalam berupa tiang pancang.
6
2. Landasan merupakan bagian ujung dari struktur jembatan bagian atas
yang fungsinya menyalurkan beban atau gaya dari bangunan atas ke
bawah.
3. Bangunan bawah jembatan yang merupakan struktur yang berada di
bawah struktur atas jembatan yang mana fungsinya untuk menerima dan
menyalurkan beban ke pondasi.
4. Pondasi merupakan struktur terakhir yang menerima beban dan
menyalurkan beban ke tanah.
5. Oprit merupakan penghubung antara jalan dan jembatan berupa tanah
atau pile slab yang terletak dibelakang abutment.
6. Pengaman jembatan merupakan struktur jembatan yang berfungsi
mengamankan jembatan dari pengaruh sungai secara langsung atau
tidak langsung.
7
menyerupai sumur. Pondasi ini termasuk dalam pondasi dangkal yang
mana digunakan apabila tanah pondasi cukup keras dan memiliki daya
dukung tanah >3 kg/cm2. Pondasi sumuran ini digunakan untuk
kedalaman antara 2-5 meter.
3. Pondasi Dalam
Pondasi tiang pancang merupakan suatu konstruksi dari berbagai
bahan yaitu beton atau baja yangmana berfungsi untuk mentransmisikan
atau menyalurkan beban dari permukaan ke dalam lapisan tanah.
Pondasi tiang pancang ini digunakan apabila tanah dangkal tidak stabil
dan kurang keras dan tanah dasar tidak memiliki kapasitas daya dukung
yang memadai. Pondasi tiang pancang memiliki beberapa jenis dalam
konstruksi pondasi, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Pondasi Tiang Pancang Beton Bertulang Pracetak
Pondasi tiang pancang beton bertulang pracerak ini dibuat
dari beton tulangan yang dicetak lalu dicor menggunakan bekisting
(acuan beton), lalu kemudian setelah dirancang dan dicor boeton
perlu dirawat untuk mendapat kekuatan yang baik dan sesuai agar
didapatkan beton yang kuat dan tahan terhadap pengangkutan saat
pengiriman dan tahan kuat terhadap tekanan akibat pemancang atau
beban beban yang di dukung tanpa kerusakan.
8
minimum yaitu fc’= 20 Mpa atau K-250. Pada bagian dari tiang
pancang baja umumnya akan ada resiko mengalami korosi. Untuk
menangani hal tersebut maka pada bagian atau seluruh bagian tiang
pancang yang memiliki kemungkinan akan dapat mengalami korosi
harus dilindungi menggunakan lapisan pelindung dengan cara
pengecatan.
9
C. Jenis Material pada Jembatan
1. Pondasi Langsung
Pondasi langsung terbuat dari pasangan batu kali dan beton struktural.
2. Pondasi Sumuran
Pada pondasi sumuran dibagian dinding sumuran terbuat dari beton
bertulang sedangkan pengisi pondasi di dalam dinding sumuran tersebut
diisi dengan beton siklop yang harus memenuhi syarat spesifikasi.
Pengerjaan pada isi dari pondasi sumuran ini dilakukan dengan cara
pengecoran ditempat menggunakan komponen beton dan batu belah.
3. Pondasi Dalam
Pondasi dalam seperti tiang pancang ini dapat terbuat dari beberapa jenis
materiaal seperti baja dan beton.
10
DAFTAR PUSTAKA
Asyiffa, T. D., Wahyudi, H., & Y., L. (2021). Alternatif Perencanaan Pondasi
Dangkal pada Runway dan Gedung Terminal dengan Memperhatikan
Pengaruh Likuifaksi (Studi Kasus: Bandara Internasional). Jurnal Teknik
ITS, 9(2), 118-123.
Balamba, J. O., Sompie, O. B., & Sarjar, A. N. (2013). Analisis Kestabilan Pondasi
Jembatan Studi Kasus ; Jembatan Essang-Lalue. Jurnal Teknik Sipil, 1(11),
730-744.
Bobie. (2018). Perkerasan Kaku (Rigid Pavement) Pada Ruas Jalan Posing
Kabupaten Murung Raya. Buletin Profesi Insinyur 1(2), 56-61.
Hamdani, D., Kristiawan, S., & Ikhsan, C. (2009). Penilaian Kondisi Jembatan
Keduang Pasca Banjir. Media Teknik Sipil, IX, 41-56.
Kristian, Y., & Roesdiana, T. (2016). Analisis Kerusakan Jalan Rel Wilayah UPT
Resor Jalan Rel 3.13 Tanjung Berdasarkan Hasil Kerata Ukur. Jurnal
Kontruksi, 95-109.
11
Zahera, N., Mochtar, I. B., & Satrya, T. R. (2021). Pemecahan Masalah Stabilitas
Abutment dan Oprit Jembatan di Atas Tanah Lunak Menggunakan
Relieving Platform. Jurnal Aplikasi Teknik Sipil, 19(3), 311-322.
12