Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN AKHIR

BAB 3
METODE STUDI

Berdasarkan tujuan dari studi ini, kegiatan penyusunan laporan valuasi


ekonomi sumber daya alam dan lingkungan ini lebih difokuskan pada kajian
valuasi ekonomi sumber daya alam dan lingkungan yang spesifik pada kegiatan
pertambangan tradisional (PETI) dan kegiatan pemanfaatan lahan dan hutan
serta alih fungsinya, dengan menggunakan analisis secara deskriptif kuantitatif.
Metodologi studi ini akan mencakup lokasi penelitian, data yang digunakan,
metode analisis data, dan penyusunan laporan.

3.1 Waktu dan Lokasi Studi


3.1.1 Waktu Pelaksanaan
Kegiatan ini akan dilaksanakan dalam jangka waktu selama 6 bulan,
terhitung sejak Maret s.d Agustus 2019.

3.1.2 Lokasi Studi


Lokasi studi ini akan dilaksanakan di wilayah Kabupaten Gorontalo
Provinsi Gorontalo yang mencakup lokasi-lokasi yakni kawasan pertambangan
tradisional (PETI), kawasan hutan terrestrial, dan kawasan lahan
pertanian/perkebunan..

3.2 Jenis Data


Jenis data yang digunakan adalah data sekunder dalam bentuk data
kualitatif dan kuantitatif. Sumber data sekunder antara lain berupa dari laporan
data dari BPS Kabupaten Gorontalo, data dari laporan dokumen Informasi
Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (IKPLHD) tahun 2018 dari Dinas
Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Gorontalo, data peta penggunaan
lahan dari Bappeda Kabupaten Gorontalo dan data dari BWS Sulawesi II.

3.3 Metode Analisis Data


Metode analisis data untuk memperoleh informasi valuasi nilai SDAL
dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Adapun konsep kerja
dalam penentuan valuasi SDAL, diuraikan dalam diagram 3.1 dan diagram 3.2
berikut ini:
Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Kabupaten Gorontalo
III
I -1
-1
LAPORAN AKHIR

Total Economic
Value

Use Value Non-Use Value

Direct Indirect Option Bequest Existence


Use Value Use Value Value Value Valuealue

Sumber: Tim Bimtek Kementerian lingkungan hidup

Gambar 3.1 Diagram Konsep Nilai Ekonomi Sumber Daya Alam

Nilai SDA dan Jasa Lingkungan

Nilai Guna Nilai Non Guna

Guna Guna Tidak Nilai Nilai Nilai


Langsun Langsung Pilihan Warisan Keberadaan
g

Produktivitas Biaya Biaya Biaya Biaya


Pengendalia Kesempatan Kontingen Kontingen
n si si
Harga Barang
Subsritusi Biaya
Pengendalian
Harga
Kesenangan

Biaya
Perjalanan

Biaya
Kesehatan

Beefit
Transfer
Sumber: Tim Bimtek Kementerian lingkungan hidup
Gambar 3.2 Diagram Konsep Alternatif Metoda Valuasi Ekonomi SDAL

Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Kabupaten Gorontalo


III
I -2
-2
LAPORAN AKHIR

Analisis data dilakukan dengan menghitung Nilai Total Ekonomi/NET (Total


Economic Value/TEV) yang diperoleh dari penjumlahan dari seluruh manfaat
yang telah diidentifikasi, yaitu: NET = ML + MTL + MP + ME, dimana ML adalah
manfaat langsung, MTL adalah manfaat tidak langsung, MP adalah manfaat
pilihan, dan ME adalah manfaat eksistensi. Adapun uraian tentang penentuan
nilai empat komponen manfaat ini adalah sebagai berikut :
1. Manfatat Langsung (ML) / Direct Use Value
Manfaat langsung / Direct Use Value adalah nilai yang dihasilkan dari
pemanfaatan langsung dari sumber daya alam dan lingkungan seperti hasil
hutan, perikanan, hasil kayu dan wisata (Fauzi, 2002).
ML= ML1 + ML2
Keterangan:
ML1 = Manfaat langsung, total dari hasil Kegiatan pertambangan
ML2 = Manfaat langsung, total dari hasil hutan dan penggunaan lahan

2. Manfaat Tidak Langsung (MTL) / Indirect Use Value


Manfaat tidak langsung atau manfaat fungsional / Indirect Use Value
adalah nilai yang dirasakan secara tidak langsung terhadap barang dan
jasa yang dihasilkan sumber daya alam dan lingkungan (Fauzi, 2002).
MTL = MTLf + MTLb
Keterangan:
MTLf = Manfaat tidak langsung fisik SDAL (manfaat fisik: penyedia sumber
daya air dan ketersediaan lahan).
MTLb = Manfaat tidak langsung biologis SDAL (manfaat biologis: produktivitas
hutan dan lahan).
Menurut Adrianto (2004) teknik pengukuran untuk menilai manfaat tersebut
adalah memperhitungkan produktivitas.

3. Manfaat Pilihan (MP) / Option Value


Nilai manfaat pilihan / Option Value adalah suatu nilai yang menunjukkan
kesediaan seseorang individu untuk membayar untuk melestarikan sumber daya
alam dan lingkungan (SDAL) bagi pemanfaatan di masa depan. Nilai manfaat
pilihan (option value) didekati dengan mengacu pada nilai keanekaragaman

Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Kabupaten Gorontalo


III
I -3
-3
LAPORAN AKHIR

hayati hutan Indonesia yaitu US$ 1,500 / km2 / tahun atau atau US$ 15 / ha
/tahun. Jika dirumuskan adalah sebagai berikut :
MP =MPb (Manfaat Pilihan biodiversity) = US$ 15 per ha x Luas hutan

4. Manfaat Eksistensi (ME) / Exsistence Value


Manfaat eksistensi / Exsistence Value adalah manfaat yang dirasakan
oleh masyarakat dari keberadaan sumber daya setelah manfaat lainnya
(manfaat langsung, tidak langsung dan manfaat pilihan). Nilai Manfaat
Eksistensi di peroleh dengan cara mengalikan nilai rata-rata (Rp) yang
diberikan oleh responden terhadap keberadaan sumber daya per ha per
tahun dengan luasan wilayah (luas hutan) secara keseluruhan. rumus sebagai
berikut :

Keterangan :
MEi = Manfaat Eksistensi dari responden ke-i
n = Jumlah responden

5. Nilai Ekonomi Total (NET) / Total Economic Value / TEV


Nilai Ekonomi Total (Total Economic Value) merupakan penjumlahan dari
seluruh manfaat yang telah diidentifikasi, yaitu
NET = ML + MTL + MP + ME
Keterangan:
NET = Nilai ekonomi total (TEV) (Rp/ha/tahun atau Rp/tahun)
ML = Nilai manfaat langsung (Direct Use Value)
MTL = Nilai manfaat tidak langsung (Indirect Use Value)
MP = Nilai manfaat pilihan (Option Value)
ME = Nilai manfaat keberadaan/eksistensi (Exsistence Value)

Setelah penilaian ekonomi sumberdaya dilakukan, maka perlu


dilakukan analisis menganalisis pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan
segi ekonomi yaitu dengan menggunakan metode Analisis Biaya Manfaat (Cost-

Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Kabupaten Gorontalo


III
I -4
-4
LAPORAN AKHIR

Benefit Analysis atau CBA). Dalam analisis ini terdapat beberapa asumsi yang
digunakan sebagai berikut :
1. Produksitivitas dari setiap sektor (perikanan, pertanian & perkebunan,
kehutanan, pertambangan, dan pariwisata) dalam kondisi tetap karena
adanya usaha untuk mempertahankan kelestarian sumber daya dan
lingkungan.
2. Jenis pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan tetap dan dikonversi
menjadi satuan luasan.
3. Analisis biaya manfaat dilakukan melalui kondisi sumber daya alam dan
lingkungan pada kondisi awal dan pada kondisi yang sekarang.
4. Kehilangan manfaat langsung, manfaat tidak
5. langsung, manfaat pilihan dan manfaat keberadaan akibat konversi
hutan sumber daya alam dan lingkungan menjadi biaya kehilangan bagi
pengelolaan SDAL.
6. Jangka waktu analisis adalah 10 tahun, secara ekologi kurun waktu tersebut
digunakan berdasarkan perkiraan waktu proses dicapainya pembentukan
suatu sistem ekologis SDAL.
7. Tingkat suku bunga (discount rate) yang dipakai adalah 15%.
Penggunaan discount rate 15% atas dasar bahwa discount rate untuk
analisis ekonomi dalam pemanfaatan sumber daya adalah 8% sampai
15% (Gittinger, 2008), dipilih 15% karena dalam analisis ekonomi tidak
ada nilai yang pasti untuk discount rate, sehingga diambil nilai discount
rate yang tertinggi.
Kriteria evaluasi kebijakan yang dipergunakan adalah Net Present Value (NPV).
Nilai NPV ini didekati dengan menggunakan pendekatan yang
dikembangkan Abelson (2005) dalam Setiyowati et al (2016), dengan rumus
sebagai berikut:

NPV = Net Present Value (nilai manfaat bersih sekarang)


Bi = Manfaat langsung yang diperoleh pada waktu t (Rp)
Ci = Biaya langsung yang dikeluarkan pada waktu t (Rp)
t = Kurun waktu penilaian (10 tahun)
r = Discount rate
Kriteria keputusan, sebuah program layak untuk dikembangkan dari segi
ekonomi jika nilai NPV > 0.
Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Kabupaten Gorontalo
III
I -5
-5
LAPORAN AKHIR

6. Penentuan Nilai Biomassa Karbon


Untuk menentukan nilai biomassa di lokasi kajian dilakukan dengan
perhitungan nilai biomassa di atas permukaan tanah (batang) dan nilai
biomassa di bawah permukaan tanah (akar) dan karbon tanah. Untuk
menghitung nilai biomassa di atas permukaan tanah (batang) yaitu
dengan menggunakan nilai diameter pohon yang telah diperoleh dari
penentuan kerapatan pohon (Sutaryo, 2009). Diameter pohon dihitung
berdasarkan diameter pohon 1,3 m di atas permukaan tanah atau banir
(Sutaryo, 2009). Selain itu, untuk mendapatkan nilai biomassa batang
harus diketahui pula kerapatan kayu dari jenis-jenis pohon yang ada di
lokasi kajian. Data diameter pohon dan kerapatan kayu tersebut
digunakan untuk melakukan perhitungan biomassa batang dengan
menggunakan persamaan allometrik mangrove menurut (Komiyama et al.,
2008).
Untuk menghitung nilai biomassa di bawah permukaan tanah (akar)
dilakukan dengan menggunakan persamaan allometrik. Nilai biomassa
akar dapat diperoleh dengan mengetahui terlebih dahulu data diameter
pohon dan kerapatan vegetasi di lokasi kajian. Setelah diketahui nilai
biomassa batang dan nilai biomassa akar, selanjutnya dilakukan
perhitungan nilai biomassa total setiap pohon dan nilai biomassa total dari
semua pohon yang ada. Kemudian dilakukan perhitungan kandungan
karbon dari biomassa dan serapan karbondioksida.
Untuk memperoleh simpanan karbon dalam tanah dilakukan
dengan mengambil sampel tanah pada setiap pohon contoh. Tanah yang
diambil dibagi dalam beberapa interval kedalaman, sesuai dengan rujukan
tentang profil tanah di Indonesia yang telah dipublikasikan oleh Kauffmann
dan Donato (2010) dalam Manuri (2011) pada kedalaman 0 - 15, 15 - 30,
30 - 50 dan 50 - 100 cm. Setelah pengambilan sampel tanah dilakukan,
selanjutnya sampel tanah ditimbang terlebih dahulu untuk mendapatkan
berat basahnya di lapangan. Kemudian sampel tanah di bawah di

Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Kabupaten Gorontalo


III
I -6
-6
LAPORAN AKHIR

laboratorium untuk dianalisis berat jenis tanah dan kandungan karbon


organik.
a. Perhitungan Kerapatan (Densitas)
Untuk menghitung kerapatan mula - mula dihitung rata - rata jarak
setiap pohon dengan rumus Indriyanto (2010) sebagai berikut :
Jarak rata - rata individu pohon ke titik pengukuran (d)

d= ....................................... (3.1)

Keterangan :
d1, d2, d3,........, dn = Jarak masing - masing pohon ke titik
pengukuran
n = Banyaknya pohon
d = Jarak rata - rata individu pohon ke titik pengukuran
Kemudian dihitung densitas semua jenis pohon yaitu dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :

K= ....................................... (3.2)

b. Perhitungan Nilai Biomassa di Atas Permukaan Tanah (Batang)


Untuk menghitung biomassa di atas permukaan tanah dapat digunakan
persamaan allometrik yang disusun oleh Komiyama et al., (2008) sebagai
berikut:

BK = 0,251 x D2.46 ....................................... (3.3)

Dimana :

= Berat jenis kayu

D = Diameter pohon 1,3 m di atas banir (cm)

c. Perhitungan Nilai Biomassa di Bawah Permukaan Tanah (Akar)


Adapun persamaan untuk menghitung biomassa di bawah
permukaan tanah (akar) yakni dengan menggunakan persamaan
allometrik yang disusun oleh Komiyama et al., (2008) sebagai berikut :
Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Kabupaten Gorontalo
III
I -7
-7
LAPORAN AKHIR

0,899
BK = 0,199 x D2.46 ....................................... (3.4)

Dimana :

= Berat jenis kayu

D = Diameter pohon 1,3 m di atas banir (cm)


d. Perhitungan Nilai Biomassa Total
Biomassa total adalah nilai biomassa yang diperoleh dari
penjumlahan biomassa batang dan biomassa akar. Adapun persamaan
yang digunakan untuk menghitung nilai biomassa total dari suatu pohon
dilakukan dengan menggunakan rumus (Heriansyah et al., 2005 dalam
Pamudji, 2011) sebagai berikut :
B total = BAP + BBP ....................................... (3.5)
Dimana:
BAP = Biomassa atas permukaan (batang)
BBP = Biomassa bawah permukaan (akar)
Untuk mendapatkan nilai biomassa total pohon digunakan rumus Hairiah
et al., (2011) yaitu sebagai berikut :
Total Biomassa Semua Pohon = B1 + B2 + B3 + ......... + Bn ........... (3.6)
Keterangan :
B1, B2, B3,............, Bn = Biomassa masing - masing pohon
e. Perhitungan Kandungan Karbon
Untuk mendapatkan kandungan karbon dari biomassa tumbuhan
dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Brown (1997) dan
International Panel on Climate Change/IPCC (2003) dalam Heriyanto dan
Endro, 2012) sebagai berikut :
Kandungan Karbon = Biomassa x 50% .......................................... (3.7)
Dimana :
Biomassa = Biomassa total dari setiap pohon
50% = Nilai persentase kandungan karbon dalam biomassa tumbuhan

Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Kabupaten Gorontalo


III
I -8
-8

Anda mungkin juga menyukai