Anda di halaman 1dari 2

Mewujudkan Profil Pelajar Pancasila Harus

Didukung Budaya Sekolah


Profil Pelajar Pancasila merupakan visi yang ingin diwujudkan Kemendikbudristek melalui
Permendikbud nomor 22 tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan tahun 2020-2024.
 
Pelajar Pancasila sendiri merupakan perwujudan pelajar Indonesia seabgai pelajar sepanjang
hayat dengan kompetensi global dan perilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
 
Widyaprada Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Jawa Timur, Dr.
Amiruddin dalam sesi Sharing Knowledge yang digelar beberapa waktu lalu (Kamis, 13/1/2022),
mengatakan bahwa ada 6 dimensi atau ciri profil pelajar Pancasila. Masing-masing dimensi
tersebut memiliki sejumlah elemen.
 
Elemen-elemen tersebut menggambarkan kompetensi dan karakter yang selaras dengan tahap
perkembangan peserta didik, serta menjadi acuan bagi pembelajaran, asesmen, dan indikator
kinerja.
 
 
Dimensi pertama, katanya, Pelajar Pancasila adalah pelajar yang beriman, bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia.
 
“Ini beberapa elemennya adalah berakhlak mulia, akhlak beragama, akhlak pribadi, akhlak
kepada manusia, akhlak kepada alam, dan akhlak bernegara,” kata Amiruddin.
 
Dimensi atau ciri Pelajar Pancasila yang kedua adalah berkebhinekaan global. Di sini, elemennya
adalah pelajar mampu mengenal dan menghargai budaya, memiliki kemampuan interkultural
dalam berinteraksi dengan sesama, serta bisa berefleksi dan bertanggungjawab terhadap
pengalaman kebhinnekaan.
 
“Yang ketiga adalah dimensi Bergotong royong. Seperti kita ketahui, gotong royong adalah
kemampuan untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan suka rela agar kegiatan
yang dikerjakan dapat berjalan lancar, mudah, dan ringan. Maka, elemen-elemennya adalah
kolaborasi, kepedulian, dan berbagi,"urainya.
 
Keempat, Pelajar Pancasila memiliki ciri mandiri. Dalam hal ini, elemen-elemen kuncinya ialah
kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi, serta regulasi diri.
 
Kelima, dimensi bernalar kritis yang elemen kuncinya meliputi kemampuan memperoleh dan
memproses informasi dan gagasan, kemampuan menganalisis dan mengevaluasi
penalaran, kemampuan refleksi pemikiran dan proses berpikir, dan mengambil keputusan.
 
Terakhir, dimensi kreatif yang  elemen kuncinya meliputi menghasilkan gagasan yang orisinal,
serta menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal.
 
"Nah, bapak ibu, kalau kita lihat dari profil ini, ini menjadi tujuan akhir dari apa yang ingin kita
capai. Dari sini tentu akan tergambar bahwa pelajar Indonesia nanti lulusannya harus seperti itu,”
tuturnya.
 
Untuk mewujudkan profil Pelajar Pancasila tersebut, Amiruddin menyebut bahwa terdapat
beberapa kegiatan di satuan pendidikan yang dapat diimplementasikan.
 
Pertama, melalui kegiatan intrakurikuler yang meliputi muatan pelajaran.
 
Kedua, melalui proyek penguatan Pelajar Pancasila.
 
“Kalau mungkin di SMK mungkin ditambah dengan budaya kerja,” imbuhnya. .
 
Ketiga, implementasi profil Pelajar Pancasila dapat dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler.
 
“Terakhir, yang keempat adalah melalui budaya sekolah. Ini sangat penting untuk diingat bahwa
percuma saja kalau kita hanya mengandalkan kegiatan intrakurikuler, proyek Penguatan Pelajar
Pancasila, dan ekstrakurikuler, tetapi budaya sekolah tidak mendukung atau tidak kondusif untuk
mewujudkan profil Pelajar Pancasila. Maka, budaya sekolah itu menjadi sangat penting dalam
implementasi Pelajar Pancasila,” pungkasnya. (Bagus Priambodo/Foto atau ilustrasi dipenuhi
dari Google Image)
Tags:   

Anda mungkin juga menyukai