3 2005
Abstract
Kata Kunci : Biofilter anaerobik, media sarang tawon, air limbah, rumah potong ayam.
289
Nusa Idaman Said : Uji Performance Biofilter Anaerobik Unggun Tetap …… JAI Vol. 1 , No.3 2005
Dengan melihat pengaruh perubahan komposisi mengandung logam berat (Cd, Cu, Hg, Zn dll.),
fosfor sebagai nutrisi untuk mikroorganisme juga mengandung berbagai macam senyawa
terhadap efisiensi pengolahan limbah tersebut. organik, seperti dioxin, phenol, benzene, PCB,
Demikian pula yang dilaporkan oleh Ciptadi dan DDT (Sugiarto, 2002).
(2003), bahwa telah berhasil mengolah limbah Sistem pengolahan limbah cair yang ada
cair industri kelapa sawit dengan menggunakan sekarang umumnya mempergunakan cara
reaktor biofilter anaerobik bermedia sarang kombinasi antara pemakaian chlorine serta
tawon. Hal yang sama dilaporkan oleh Said dan sistem kondensasi, sedimentasi, dan filtrasi,
Tresnawaty (2001), bahwa telah berhasil sedangkan untuk pengolahan limbah organik
menurunkan konsentrasi ammonia pada air baku banyak mempergunakan mikrobiologi, karbon
air minum menggunakan bioreaktor lekat diam aktif atau membran filtrasi.
bermedia plastik sarang tawon. Air limbah industri kalau tidak diolah
Berdasarkan pada latar belakang tersebut terlebih dahulu akan menimbulkan banyak
di atas, maka dalam penelitian ini akan dilakukan masalah. Air sungai, danau, atau badan air lain
pengolahan limbah cair dari industri pemotongan akan menurun jumlah oksigen terlarutnya, di
ayam dengan proses anaerobik menggunakan samping meningkatnya jumlah mikroorganisme
media biofilter sarang tawon (honeycomb tube). tertentu.
Secara umum kualitas air limbah industri
1.2 Tujuan Penelitian berbeda dengan air limbah rumah tangga.
Kandungan organik dalam air limbah rumah
Penelitian ini secara umum bertujuan tangga sebagian besar bersifat biodegradable
untuk mengetahui kinerja media biofilter sarang artinya bisa diurai secara biologis. Sedangkan air
tawon (honeycomb tube) pada reaktor Upflow limbah industri belum tentu, kecuali industri-
Filter dalam mengolah limbah cair industri industri pemroses hasil pertanian dan industri
pemotongan ayam dengan proses anaerobik, peternakan.
ditinjau dari efisiensi penurunan kadar COD, zat Sifat limbah industri lain yang perlu
organik (KMnO4), BOD, dan TSS terhadap memperoleh perhatian adalah pH, temperatur,
variasi waktu tinggal hidrolik. dan unsur-unsur yang bersifat toksik bagi
mikroorganisme seperti logam berat. Masuknya
limbah cair ke dalam lingkungan akuatik dapat
2. KAJIAN TEORI menyebabkan pencemaran air, jika limbah
tersebut tidak melalui proses pengolahan limbah
2.1 Limbah Cair yang baik terlebih dahulu. Masuknya unsur asing
ke dalam air disebut kontaminasi. Pencemaran
Istilah pencemaran air atau polusi air adalah kontaminasi yang mencapai tingkat yang
cenderung semakin mengemuka sekarang ini, dapat mengganggu penggunaan air tersebut.
dan mungkin juga di masa-masa mendatang, Dengan demikian, maka pencemaran air
mengingat masalah penurunan kualitas air dapat didefinisikan yaitu masuknya atau
semakin dirasakan oleh masyarakat pada dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan
umumnya. Pencemaran air pada lingkungan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan
hidup masyarakat, dapat diakibatkan oleh manusia sehingga kualitas air turun sampai ke
banyak hal, terutama yang berkaitan dengan tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak
aktifitas hidup manusia. Limbah cair dari pabrik berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.
atau industri merupakan faktor terbesar yang Untuk itu, setiap industri diwajibkan mengolah
sangat signifikan dalam mencemarkan limbahnya sesuai dengan ketentuan yang
lingkungan akuatik dan sekaligus menurunkan ditetapkan oleh pemerintah daerah, maupun oleh
kualitas air di lingkungan tersebut. pemerintah pusat. Hal ini dimaksudkan agar
Limbah cair dari pabrik dalam proses tidak terjadi penurunan kualitas dan
pengeluaran sisa hasil produksi biasa disebut keseimbangan ekosistem khususnya lingkungan
dengan efluen. Efluen limbah cair pabrik yang biotik, termasuk di dalamnya adalah manusia.
dikeluarkan ke lingkungan sangat menentukan
dan mempengaruhi kualitas air. Oleh karena itu, 2.2 Limbah Cair Industri Pemotongan
efluen limbah cair yang akan dibuang ke Ayam
lingkungan akuatik seperti sungai misalnya,
harus sudah melalui proses pengolahan limbah. Setiap industri memiliki karakteristik
Seperti halnya pencemaran udara, sendiri, dan untuk industri pemotongan ayam
pencemaran air sangatlah kompleks. Dalam termasuk dalam kriteria industri rumah
proses produksi sebuah industri pada umumnya pemotongan hewan (RPH). Limbah industri RPH
dipergunakan berbagai bahan material dengan merupakan limbah industri organik, karena
berbagai jenis dan bentuk. Limbah cair industri, limbah berasal dari sisa pemotongan hewan
pertanian, perkotaan dan rumah tangga selain
290
Nusa Idaman Said : Uji Performance Biofilter Anaerobik Unggun Tetap …… JAI Vol. 1 , No.3 2005
Limbah cair baik berasal dari industri Proses pengolahan limbah secara
maupun domestik harus diolah terlebih dahulu anaerobik adalah suatu metabolisme tanpa
sebelum dibuang ke lingkungan akuatik. Proses menggunakan oksigen yang dilakukan oleh
pengolahan limbah memiliki banyak cara dan bakteri anaerobik. Ciri khas dari proses secara
metode, dan secara umum pengolahan limbah anaerobik adalah terbentuknya gas metan (CH4).
terdiri dari proses fisika, kimia, dan biologi. Di dalam proses anaerobik yang sangat
Namun dalam aplikasinya ketiga proses tersebut berperan adalah aktifitas mikroorganisme
dapat terintegrasi dalam satu unit pengolahan anaerob.
limbah. Proses anaerobik memiliki beberapa
Pengolahan limbah secara biologis adalah keuntungan dan kelebihan daripada
suatu cara pengolahan yang diarahkan untuk menggunakan proses anaerob. Kelebihan
menurunkan atau menyisihkan substrat tertentu proses anaerobik adalah :
yang terkandung dalam limbah cair dengan • Derajat stabilitas yang tinggi.
memanfaatkan aktifitas mikroorganisme untuk • Produk lumpur buangan biologis rendah.
melakukan perombakan substrat tersebut. • Kebutuhan nutrien rendah.
Proses pengolahan limbah secara biologis dapat • Dihasilkan gas metan yang dapat digunakan
dilakukan pada kondisi aerobik, anaerobik, atau sebagai sumber energi.
kombinasi aerobik-anaerobik. Proses aerobik
biasanya digunakan untuk pengolahan limbah
dengan beban organik yang tidak terlalu besar, 3. MATERIAL DAN PERCOBAAN
sedangkan proses anaerobik digunakan
umumnya untuk limbah dengan beban organik 3.1 Material
yang sangat tinggi.
Proses pengolahan limbah cair secara A. Air Limbah
biologis, secara umum dapat dibedakan menjadi
tiga, yaitu proses biologis dengan biakan Air limbah yang digunakan untuk
tersuspensi (suspended culture), biakan melekat penelitian diambil dari air limbah yang bersasal
(attached culture), dan dengan sistem lagoon dari Rumah Potong Ayam di Kawasan Industi
atau kolam. Secara singkat dapat diuraikan Pulo Gadung, Jakarta Timur.
proses pengolahan aerobik dan anaerobik,
sebagai berikut: B. Media Biofilter
291
Nusa Idaman Said : Uji Performance Biofilter Anaerobik Unggun Tetap …… JAI Vol. 1 , No.3 2005
Tabel 1 : Spesifikasi media Sarang Tawon yang atas. Biofilter anaerob diisi dengan media plastik
digunakan untuk percobaan. tipe sarang tawon. Air limpasan dari biofilter
anaerob selanjutnya masuk ke bak aerasi sambil
Tipe : Sarang Tawon, cross dihembus dengan udara, selanjutnya dialirkan ke
flow. bak pengendapan akhir. Air limpasan dari bak
Material : PVC pengendapan akhir merupakan air olahan.
Ukuran Modul : 30cm x 25cm x 30cm
Ukuran Lubang : 2 cm x 2 cm
Ketebalan : 0,5 mm
Luas Spesifik : + 226 m2/m3
Berat : 30-35 kg/m3
Porositas Ronga : 0,98
Warna : Bening Transparant
292
Nusa Idaman Said : Uji Performance Biofilter Anaerobik Unggun Tetap …… JAI Vol. 1 , No.3 2005
Dengan cara menambahkan bak aerasi setelah Tabel 3 : Hasil seeding dengan WTH 6 hari
outlet biofilter anaerob. Efluen biofilter anaerob
diaerasi di bak aerasi dengan kecepatan aerasi
sebesar 2 liter per menit, dan terakhir Waktu COD
menghasilkan efluen aerobik. Sehingga pada Operasi
tahap waktu tinggal 48 jam dan 24 jam, titik (hari) Masuk Keluar Efisiensi
(mg/l) (mg/l) Penghilangan
pengambilan sampel menjadi tiga titik, yaitu inlet, (%)
outlet anaerobik, dan outlet aerobik. 1 188,60 150,88 20,00
Penambahan kombinasi dengan proses 3 145,44 90,88 37,51
aerobik ini dimaksudkan untuk mengetahui 8 140,25 82,32 41,30
perbandingan efisiensi yang dihasilkan antara 14 134,68 78,40 41,79
15 198,03 87,04 56,05
proses anaerobik dan proses aerobik. Pada 17 194,46 64,82 66,67
tahap percobaan inti parameter yang diperiksa 21 192,40 63,49 67,00
yakni parameter zat organik yakni COD, BOD 22 215,60 65,45 69,64
dan angka permanganat (KMnO4), dan total 24 307,84 90,43 70,63
padatan tersuspensi (TSS) air limbah sebelum 28 284,20 73,11 74,27
29 326,40 79,64 75,60
dan sesudah pengolahan.
31 250,02 61,12 75,56
35 323,40 74,08 77,09
C. Pengambilan Sampel 36 340,00 68,68 79,80
38 274,40 49,00 82,14
Pengambilan sampel untuk tahap seeding 42 357,00 42,00 88,24
dilakukan setiap jam 09.00 wib. Kemudian untuk 43 387,60 44,00 88,65
45 298,22 33,66 88,71
tahap percobaan inti pengambilan sampel
dilakukan setelah reaktor sudah dalam keadaan
stabil (setelah seeding). Pengambilan sampel
pada tahap percobaan inti juga dilakukan setiap 500 100
jam 09.00 pagi. Sampel diambil pada titik inlet Konsentrasi COD Masuk (mg/l)
dan outlet dari biofilter anaerob. Untuk waktu Konsentrasi COD Keluar (mg/l)
293
Nusa Idaman Said : Uji Performance Biofilter Anaerobik Unggun Tetap …… JAI Vol. 1 , No.3 2005
80
294
Nusa Idaman Said : Uji Performance Biofilter Anaerobik Unggun Tetap …… JAI Vol. 1 , No.3 2005
mg/l, dengan efisiensi penurunan sebesar (KMnO4) dapat diturunkan menjadi konsentrasi
90,38%. Untuk waktu tinggal hidrolik 24 jam efluen aerobik sekitar 26,37 mg/l, dengan
dapat menurunkan COD dari konsentrasi influen efisiensi penurunan sekitar 87,75 %. Sama
sekitar 429,05 mg/l menjadi konsentrasi efluen dengan proses anaerobik, dikarenakan adanya
anaerobik sekitar 95,06 mg/l, dengan efisiensi kenaikan konsentrasi influen yang cukup drastis
penurunan mencapai 77,84%. Dengan pada hari ke-31, maka konsentrasi efluen
penambahan proses aerobik, COD dapat aerobik juga mengalami kenaikan menjadi 36,81
diturunkan lagi mencapai konsentrasi efluen mg/l dengan efisiensi penurunan sebesar 87,88
aerobik sekitar 59,78 mg/l dan efisiensi %. Namun secara rata-rata konsentrasi efluen
penurunan sebesar 86,07%. aerobik berkisar antara 27 – 26 mg/l.
Dari hasil penelitian tersebut, diketahui
bahwa proses degradasi senyawa-senyawa Tabel 6 : Penurunan Zat Organik (KMnO4)
organik yang menghasilkan adanya penurunan
COD, sebagian besar terjadi di dalam bioreaktor Penurunan Zat Organik (KMnO4)
anaerobik, sedangkan dengan proses aerobik Waktu Influen Keluar Efisiensi Efluen Efisiensi
tidak terlalu besar. Ini bisa di lihat, pada waktu Operasi Reaktor Reaktor Reaktor Reaktor Aerob
tinggal hidrolik 24 jam dan 48 jam, di mana untuk (hari) Anaerob Anaerob Anarob Aerob
(total)
(mg/l) (mg/l) (%) (%)
zona anaerobik efisiensi penurunan COD (%)
berkisar antara 78 – 81 %. Sedangkan pada Waktu Tinggal Hidrolik (WTH) 96 Jam
zona aerobik efisiensi total penurunan COD 1 209,81 53,83 74,34 - -
berkisar antara 86 – 90 %. Ini berarti kontribusi
2 176,14 50,94 71,08 - -
proses secara aerobik terhadap penghilangan
COD pada limbah, hanya sekitar 10 %, 3 141,81 40,88 71,14 - -
sedangkan proses anaerobik memberikan 8 138,47 40,27 70,92 - -
kontribusi yang terbesar dalam pengolahan 9 128,35 31,26 75,64 - -
limbah untuk menghilangkan COD. 10 183,81 38,02 79,32 - -
13 198,47 38,98 80,36 - -
4.3 Penurunan Kadar Zat Organik (KMnO4) 14 213,77 44,49 79,19 - -
15 177,57 36.00 79,73 - -
Dalam proses penurunan kadar zat 17 261,45 46,22 82,30 - -
organik (Angka KMnO4) memiliki kecenderungan
20 272,52 47,22 82,67 - -
yang sama dengan proses penghilangan COD.
Efisiensi mengalami penurunan di saat terjadi 22 184,85 31,90 82,74 - -
perubahan waktu tinggal hidrolik, sehinga debit Waktu Tinggal Hidrolik (WTH) 48 Jam
aliran pun berubah. Efisiensi penurunan baru 23 208,21 46,46 77,69 27,40 86,84
mulai stabil pada waktu operasi reaktor antara 3- 25 191,22 42,22 77,92 24,67 87,10
10 hari. Hasil analisa penurunan konsentrasi Zat 27 220,16 47,40 78,47 27,38 87,56
Organik (KmnO4) selama percobaan serta 30 215,33 45,95 78,66 26,37 87,75
efisiensi penghilangan dapat dilihat seperti pada 31 303,76 65,12 78,56 36,81 87,88
Tabel 6 dan Gambar 4. Waktu Tinggal Hidrolik (WTH) 24 Jam
Dari data dan grafik yang dihasilkan 32 180,36 51,54 71,43 36,36 79,84
menunjukkan untuk waktu tinggal hidrolik 96 jam 36 250,46 69,53 72,24 48,47 80,65
mampu menurunkan kandungan zat organik 37 195,54 53,94 72,41 37,64 80,75
(KMnO4) dari konsentrasi influen sekitar 184,85 38 183,62 50,67 72,40 35,40 80,72
mg/l menjadi konsentrasi efluen anaerobik 39 270,99 74,19 72,62 52,13 80,76
sekitar 31,90 mg/l, dengan efisiensi penurunan 42 220,16 59,79 72,84 42,14 80,86
sebesar 82,74 %. Untuk waktu tinggal hidrolik 48
jam dapat menurunkan kandungan zat organik
(KMnO4) dari konsentrasi influen 215,33 mg/l Selanjutnya untuk waktu tinggal hidrolik 24
menjadi konsentrasi efluen anaerobik sekitar jam penurunan zat organik (KMnO4) dari
45,95 mg/l, dengan efisiensi penurunan sebesar konsentrasi influen sekitar 220,16 mg/l dapat
78,66 %. Sebenarnya konsentrasi efluen diturunkan menjadi konsentrasi efluen anaerobik
anaerobik berkisar antara 42 – 47 mg/l, namun sekitar 59,79 mg/l, dengan efisiensi penurunan
karena terjadi kenaikan konsentrasi influen yang sebesar 72,84 %. Dengan adanya penambahan
cukup drastis pada hari ke-31, maka konsentrasi proses aerobik penurunan zat organik (KMnO4)
efluen anaerobik juga mengalami kenaikan dapat lebih diturunkan lagi menjadi konsentrasi
menjadi 65,12 mg/l, dengan efisiensi penurunan efluen aerobik sekitar 42,14 mg/l, dengan
78,56 %. efisiensi penurunan sebesar 80,86 %.
Kemudian dengan adanya penambahan
proses secara aerobik, penurunan zat organik
295
Nusa Idaman Said : Uji Performance Biofilter Anaerobik Unggun Tetap …… JAI Vol. 1 , No.3 2005
200 80
variasi waktu tinggal hidrolik, dan juga memiliki
kecenderungan yang sama dengan proses
150 60
penurunan COD maupun kandungan zat organik
(KMnO4). Efisiensi penurunan BOD mengalami
penurunan ketika terjadi perubahan waktu 100
Influen Reaktor Anaerob (mg/l)
40
tinggal hidrolik dikarenakan berubahnya debit Efluen Reaktor Anaerob (mg/l)
Efluen Reaktor Aerob (mg/l)
aliran limbah ke dalam reaktor. Efisiensi Efisiensi Anaerob (%)
296
Nusa Idaman Said : Uji Performance Biofilter Anaerobik Unggun Tetap …… JAI Vol. 1 , No.3 2005
Untuk waktu tinggal hidrolik 48 jam dapat efluen anaerobik sekitar 14,0 mg/l dengan
menurunkan BOD dari konsentrasi influen sekitar efisiensi sebesar 95,73 %.
200,33 mg/l menjadi konsentrasi efluen
anaerobik sekitar 31,49 mg/l, dengan efisiensi Tabel 8 : Penurunan TSS untuk WTH 4 hari (96
penurunan sebesar 84,28 %. Kemudian dengan jam)
adanya penambahan proses secara aerobik
BOD dapat lebih diturunkan lagi menjadi Penurunan TSS
konsentrasi efluen aerobik sekitar 19,46 mg/l, Waktu Influen Keluar Efisiensi Efluen Efisiensi
dengan efisiensi sebesar 90,29 %. Selanjutnya, Operasi Reaktor Reaktor Reaktor Reaktor Aerob
untuk waktu tinggal hidrolik 24 jam konsentrasi (hari) Anaerob Anaerob Anarob Aerob (total)
(mg/l) (mg/l) (%) (%) (%)
BOD dapat diturunkan dari konsentrasi influen
Waktu Tinggal Hidrolik (WTH) 96 Jam
sekitar 181,76 mg/l menjadi konsentrasi efluen
1 247,0 40,0 83,81 - -
anaerobik sekitar 40,17 mg/l, dengan efisiensi
2 140,0 22,0 84,29 - -
penurunan sebesar 77,92%. Namun dengan
3 206,0 31,0 84,95 - -
ditambah proses aerobik konsentrasi BOD dapat
8 149,0 12,0 91,95 - -
lebih ditekan menjadi konsentrasi efluen aerobik
9 136,0 9,0 93,38 - -
sekitar 26,76 mg/l, dengan efisiensi sebesar
10 149,0 10,0 93,29 - -
85,28 %.
13 154,0 20,0 87,01 - -
Dari hasil penelitian ini juga diketahui
14 182,0 12,0 93,40 - -
bahwa proses anaerobik memberikan kontribusi
15 200,0 13,0 93,50 - -
terbesar dalam proses penurunan BOD daripada
17 158,0 8,0 94,93 - -
secara proses aerobik. Terlihat bahwa untuk
waktu tinggal hidrolik 24 jam dan 48 jam, 20 222,0 10,0 95,50 - -
efisiensi penurunan BOD pada zona anaerobik 22 328,0 14,0 95,73 - -
dapat mencapai kisaran 78 – 84 %. Sedangkan Waktu Tinggal Hidrolik (WTH) 48 Jam
23 178,0 24,0 86,52 8,0 95,51
pada zona aerobik, efisiensi penurunan total
25 201,0 20,0 90,05 5,0 97,51
mencapai 85 – 91 %. Ini berarti kontribusi proses 27 192,0 23,0 88,02 7,0 96,35
aerobik dalam mengolah limbah untuk 30 223,0 23,0 89,69 8,0 96,41
menurunkan konsentrasi BOD hanya sekitar 7 31 350,0 36,0 89,71 11,0 96,86
%. Meskipun demikian proses aerobik juga Waktu Tinggal Hidrolik (WTH) 24 Jam
sangat signifikan untuk membantu lebih 32 316,0 74,0 75,58 41,0 87,03
menghilangkan sisa polutan-polutan organik 36 468,0 93,0 80,13 33,0 92,95
37 325,0 58,0 82,15 22,0 93,23
yang belum terdegradasi lewat proses 38 373,0 66,0 82,31 24,0 93,57
anaerobik, dan juga dapat menghilangkan bau 39 364,0 63,0 82,69 22,0 93,96
serta meningkatkan DO pada efluen akhir. 42 370,0 63,0 82,97 22,0 94,05
Secara nyata bahwa beban pengolahan pada
proses aerobik lebih rendah dibandingkan
dengan proses anaerobik, karenanya proses
aerobik ditempatkan setelah pengolahan secara Influen Reaktor Anaerob (mg/l) Efisiensi Reaktor Anaerob (%)
proses anaerobik. Efluen Reaktor Anaerob (mg/l) Efisiensi Total ( %)
Efluen Reaktor Aerob (mg/l)
297
Nusa Idaman Said : Uji Performance Biofilter Anaerobik Unggun Tetap …… JAI Vol. 1 , No.3 2005
Untuk waktu tinggal 48 jam konsentrasi TSS secara anaerobik adalah konversi zat organik
dapat dihilangkan dari konsentrasi influen sekitar atau organik karbon menjadi gas bio atau gas
223,0 mg/l menjadi konsentrasi efluen anaerobik metana dan karbondioksida.
sekitar 23,0 mg/l, dengan efisiensi penurunan Kemudian dapat kita lihat pula bahwa
sebesar 89,69 %. Namun pada waktu operasi pada setiap proses penurunan baik untuk COD,
hari ke-31 terjadi kenaikan konsentrasi influen zat organik, BOD5, dan TSS pada setiap waktu
yang cukup drastis sebesar 350,0 mg/l, hal ini tinggal hidrolik, proses anaerobik memberikan
menyebabkan kenaikan juga pada konsentrasi kontribusi terbesar dalam proses penurunan
efluen anaerobik sebesar 36,0 mg/l. tersebut, sedangkan proses aerobik secara rata-
Adanya penambahan proses secara rata hanya memberikan kontribusi sebesar 10 %.
aerobik mampu menurunkan lebih baik lagi Ini dapat dipahami, karena proses anaerobik
dimana konsentrasi efluen aerobik sekitar 8,0, adalah proses multi tahap yang melibatkan
dengan efisiensi penurunan sebesar 96,41 %. bakteri anaerobik. Beban pengolahan limbah
Sama dengan proses anaerobik, dikarenakan pada proses anaerobik sangat besar, dan
adanya kenaikan konsentrasi influen pada waktu senyawa-senyawa organik yang terkandung di
operasi hari ke-31 yang cukup drastis, dalam limbah didegradasi secara mikrobiologis
menyebabkan konsentrasi efluen total atau menjadi senyawa-senyawa yang lebih
aerobik juga mengalami kenaikan menjadi 11,0 sederhana, dengan melalui tahapan hidrolisis,
mg/l, dengan efisiensi penurunan sebesar 96,86 asetogenesis, dan metanogenesis. Di mana hasil
%. Selanjutnya untuk waktu tinggal hidrolik 24 akhir dari proses ini adalah dihasilkannya gas
jam dapat menurunkan TSS dari konsentrasi metana dan karbondioksida. Berbeda dengan
influen sekitar 370,0 mg/l menjadi konsentrasi proses anaerobik, proses aerobik lebih
efluen anaerobik sekitar 63,0 mg/l, dengan sederhana, dengan beban pengolahan limbah
efisiensi penurunan sebesar 82,97 %. yang jauh lebih ringan, proses aerobik
Penambahan proses aerobik mampu menekan melanjutkan upaya untuk mendegradasi
lebih rendah nilai TSS menjadi sekitar 22,0 mg/l, senyawa-senyawa organik. Dikarenakan hasil
dengan efisiensi penurunan sebesar 94,05 %. pengolahan pada proses anaerobik masih
Dari hasil penelitian ini, juga diketahui mengandung zat organik dan nutrisi yang dapat
tidak berbeda dengan parameter uji yang lain, diubah menjadi sel-sel baru, hidrogen, gas
bahwa proses anaerobik memberikan kontribusi karbon dioksida, dan produk-produk akhir
terbesar dalam proses penurunan konsentrasi lainnya (Said, 2002). Perlu dilaporkan dan
TSS dibandingkan dengan proses aerobik. Untuk diketahui bahwa hasil pengolahan dengan
waktu tinggal hidrolik 24 jam dan 48 jam pada proses anaerobik masih menimbulkan sedikit
zona anaerobik mampu menghasilkan efisiensi bau dan efluen agak keruh serta berwarna
penurunan sekitar 83 – 90 %, sedangkan pada kuning muda, namun dengan adanya
zona aerobik mampu meningkatkan efisiensi penambahan proses secara aerobik kualitas
penurunan sekitar 94 – 96 %. Hal ini efluen menjadi lebih baik lagi dengan tidak ada
menunjukkan bahwa proses aerobik memberikan lagi bau dan lebih bening.
kontribusi untuk pengolahan limbah dalam hal
penurunan TSS hanya sekitar 6 – 10 %.
Dari hasil yang didapatkan pada proses 4.6 Parameter pH
penurunan COD, zat organik (KMnO4), BOD5,
dan TSS pada setiap waktu tinggal hidrolik, Dalam proses pengolahan limbah secara
diketahui bahwa semakin kecil waktu tinggal anaerobik, pada setiap pengambilan sampel,
hidrolik di dalam reaktor biofilter anaerobik, maka juga dilakukan analisis pH pada setiap waktu
akan semakin kecil pula efisiensi penurunan tinggal hidrolik. Begitu pula untuk sampel efluen
yang dihasilkan. Hal ini dikarenakan dengan dari zona aerobik pada waktu tinggal hidrolik 48
waktu tinggal hidrolik yang lama di dalam reaktor jam dan 24 jam. Perubahan pH air limbah
biofilter, maka akan terjadi kontak dengan sebelum dan sesudah pengolahan secara
mikroorganisme dalam biofilter secara lebih lengkap ditunjukkan seperti pada Tabel 9 dan
optimal. Aliran limbah yang cenderung naik Gambar 7.
melewati kolom, menyebabkan terjadi kontak Dari data yang dihasilkan dapat diketahui
dengan media yang di atasnya tumbuh bakteri bahwa pH pada setiap waktu tinggal hidrolik
anaerobik yang tidak dapat lepas ke dalam memiliki kecenderungan yang sama, di mana
efluen (Metcalf & Eddy, 2003). Sehingga semakin limbah melewati tahapan proses
semakin lama waktu tinggal hidrolik dalam pengolahan limbah, maka pH akan semakin
reaktor, akan semakin banyak pula senyawa- naik. Pada influen pH lebih rendah dibandingkan
senyawa organik yang dapat didegradasi oleh dengan pH dari efluen anaerobik, dan kemudian
bakteri anaerobik. Dikarenakan secara garis mengalami peningkatan pada efluen aerobik.
besar mekanisme proses pengolahan limbah
298
Nusa Idaman Said : Uji Performance Biofilter Anaerobik Unggun Tetap …… JAI Vol. 1 , No.3 2005
Tabel 9 : Data pH untuk WTH 4 hari (96 jam) sederhana. Tahap terakhir dari proses anaerobik
adalah metanogenesis, yang hasil akhirnya
Perubahan pH adalah gas metan dan karbon dioksida. Namun
Waktu Influen Reaktor Keluar Reaktor Efluen Reaktor menurut Metcalf & Eddy (2003), sekarang ini
Operasi Anaerob Anaerob Aerob diketahui bahwa bakteri metanogenesis
(hari) memanfaatkan substrat turunan yaitu: CO2 +
Waktu Tinggal Hidrolik (WTH) 96 Jam H2O, asam format, asam asetat, metanol, metil
1 amin, dan karbon monoksida. Proses yang bisa
2
memungkinkan efluen anaerobik bersifat agak
3
8 basa (pH > 7) adalah proses pembentukan
9 metana yang berasal dari metil amin, dimana
10 proses degradasi senyawa ini selain
13 menghasilkan metan juga menghasilkan karbon
14 dioksida, air, dan amonia seperti ditunjukkan
15 dalam reaksi berikut:
17 7,23 7,54
20 7,23 7,98
22 6,98 7,58
4 (CH3)3N + H2O → 9 CH4 + 3 CO2 + 6 H2O +
Waktu Tinggal Hidrolik (WTH) 48 Jam 4 NH3
23 7,13 7,62 8,38
25 7,07 7,61 8,30 Proses anaerobik yang menghasilkan
27 7,20 7,22 7,62 amonia inilah yang memungkinkan efluen
30 7,12 7,36 7,41 anaerobik bersifat sedikit basa. Kemudian
31 7,25 7,37 7,56 adanya peningkatan pH pada efluen aerobik
Waktu Tinggal Hidrolik (WTH) 24 Jam dapat dijelaskan bahwa pada proses aerobik
32 7,05 7,22 7,54 juga terjadi proses degradasi senyawa-senyawa
36 7,13 7,52 7,55
37 7,06 7,53 7,58
organik yang belum terdegradasi pada proses
38 7,15 7,46 7,71 anaerobik, termasuk adanya proses nitrifikasi
39 7,40 7,61 7,71 yang keseluruhannya berlangsung secara
42 7,19 7,65 7,71 mikrobiologis. Terdapatnya senyawa amonia
dengan kondisi pH dan temperatur yang
memadai, serta aerasi yang cukup baik untuk
meningkatkan nilai DO, sangat memungkinkan
terjadinya proses nitrifikasi pada zona aerobik.
9
Kecepatan pertumbuhan bakteri nitriikasi
WTH 96 Jam WTH 48 Jam WTH 24 Jam
dipengaruhi oleh temperatur antara 8-30 oC,
8.5 dengan optimal sekitar 30 oC. pH optimum untuk
bakteri nitrosomonas dan nitrobacter antara 7,5
8 – 8,5, dan proses ini akan terhenti pada pH di
pH AIR (-) bawah 6,0, di mana amonia dikonversi melalui
7.5 dua tahap dengan hasil akhir adalah
terbentuknya nitrat (Bitton,1994).
7
Tahap nitritasi
Influen Reaktor Anaerob
Efluen Reaktor Anaerob
6.5 Efluen Reaktor Aerob
NH4+ + ½ O2 + OH- → NO2- + H+ +2 H2O
Nitrosomonas
6
10 15 20 25 30 35 40 45 Tahap nitrasi
WAKTU OPERASI (Hari)
NO2- + ½ O2 → NO3-
Gambar 7 : Perubahan pH berdasarkan variasi Nitrobacter
waktu tinggal (WTH).
Namun perlu dipahami bahwa dalam proses
anaerobik pada tahap hidrolisis dan fermentasi
Hal ini dapat dipahami, bahwa limbah dari dihasilkan alkohol, yang selanjutnya ikut keluar
RPH ayam mengandung beban bahan organik oleh efluen anaerobik. Alkohol yang ada dalam
yang cukup tinggi, sebagaimana yang telah efluen anaerobik ini (misalnya metanol) bereaksi
ditunjukkan dalam berbagai parameter uji di dengan nitrat hasil akhir dari proses nitrifikasi,
atas. Sehingga, zat-zat organik yang didegradasi sehingga menghasilkan efluen yang
oleh bakteri anaerobik dalam biofilter sarang mengandung ion hidroksil. Proses ini dinamakan
tawon, meghasilkan banyak senyawa-senyawa
299
Nusa Idaman Said : Uji Performance Biofilter Anaerobik Unggun Tetap …… JAI Vol. 1 , No.3 2005
sebagai proses denitrifikasi. Hal ini dapat g/m3.hari didapatkan efisiensi penurunan COD
dijelaskan dalam reaksi berikut: berkisar 77 – 87 %.
300
Nusa Idaman Said : Uji Performance Biofilter Anaerobik Unggun Tetap …… JAI Vol. 1 , No.3 2005
60
Gambar 11 : Hubungan antara Laju
Pembebanan TSS dengan Efisiensi Penurunan
TSS di dalam Rekator Biofilter Anaerobik
40
Dari grafik di atas diketahui di dapatkan
y = -0,1309x + 95,88 persamaan hubungan antara laju pembebanan
20 R2 = 0,944 TSS dengan efisiensi penurunannya di dalam
reaktor biofilter anaerobik, dengan persamaan
sebagai berikut : y = - 0,0345x + 94,951
0 Dengan di dapatkan nilai R2 = 0,9049, di
0 30 60 90 120 150 mana y adalah efisiensi penurunan TSS, dan x
adalah beban TSS dalam reaktor biofilter (g/m3
Beban BOD (g/m3 reaktor.hari) reaktor.hari). Dari grafik terlihat bahwa dengan
beban TSS berkisar 42 – 379 g/m3.hari
didapatkan efisiensi penurunan TSS berkisar 82
Gambar 10 : Hubungan antara Laju – 95 %.
Pembebanan BOD dengan Efisiensi Penurunan
BOD di dalam Rekator Biofilter Anaerobik 5. KESIMPULAN DAN SARAN
Dari grafik tersebut diketahui di dapatkan A. KESIMPULAN
persamaan hubungan antara laju pembebanan
BOD dengan efisiensi penurunannya di dalam Dari hasil penelitian yang telah dilakukan,
reaktor biofilter anaerobik, dengan persamaan dalam melakukan pengolahan limbah cair
y = - 0,1309x + 95,88. organik dari industri pemotongan ayam dengan
Dengan di dapatkan nilai R2 = 0,944, di proses anaerobik menggunakan media biofilter
mana y adalah efisiensi penurunan BOD, dan x sarang tawon, maka dapat diambil beberapa
adalah beban BOD dalam reaktor biofilter (g/m3 kesimpulan sebagai berikut:
reaktor.hari). Dari grafik diketahui bahwa dengan
beban BOD berkisar 43 – 147 g/m3.hari • Proses pengolahan limbah secara anaerobik
dengan menggunakan media biofilter plastik
301
Nusa Idaman Said : Uji Performance Biofilter Anaerobik Unggun Tetap …… JAI Vol. 1 , No.3 2005
sarang tawon dapat digunakan untuk baku mutu yang ditetapkan oleh pemerintah,
mengolah limbah cair organik dari industri sesuai dengan SK Gubernur KDKI Jakarta
pemotongan ayam. no. 582 tahun 1995.
• Dalam proses pengolahan limbah secara
anaerobik dengan sistem biofilter tercelup,
terlebih dahulu dilakukan B. SARAN
pengembangbiakan mikroorganisme
(seeding) secara alami, dengan cara Pada penelitian ini banyak hal yang masih
mengalirkan limbah secara terus-menerus dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja
dengan WTH 6 hari ke dalam reaktor bioreaktor anaerobik menggunakan media
anaerobik yang menggunakan media biofilter bioflter sarang tawon. Pemberian nutrisi
sarang tawon. Kestabilan kinerja reaktor terhadap mikroorganisme dapat menjadi salah
dicapai pada waktu operasi hari ke-42, dan satu perlakuan yang bisa diamati pengaruhnya
mencapai kondisi tunak (steady state) pada terhadap kinerja bioreaktor, kemudian dapat
efisiensi penurunan COD sekitar 88,71 %. dilakukan analisis terhadap produksi gas metana
• Proses pengolahan limbah secara anaerobik yang dihasilkan dari proses anaerobik ini. Lebih
menggunakan media biofilter sarang tawon lanjut dapat juga dilakukan kombinasi antara
mampu menurunkan polutan organik dalam proses biologis anaerobik-aerobik, dengan
limbah dan TSS dengan baik. Semakin lama proses secara kimia maupun fisika, sehingga
waktu tinggal hidrolik dalam reaktor biofilter, bisa didapatkan hasil yang lebih baik lagi.
maka akan semakin besar pula efisiensi
penurunan yang dihasilkan. Hasil terbaik
untuk efisiensi penurunan berada pada WTH DAFTAR PUSTAKA
4 hari., dengan didapatkan efisiensi
penurunan untuk COD 87 %, kandungan zat 1. American Publich Health Association,
organik (KMnO4) 83 %, BOD 89 %, dan TSS American Water Works Association and
96 %. Water Environment Federation. 1995.
• Penambahan proses secara aerobik setelah Standart Methods for the Examination of
proses anaerobik, dengan kecepatan aerasi Water and Wastewater. Edition 19. USA.
sebesar 2 L/menit, mampu meningkatkan 2. Bitton G. (1994), ”Wastewater Microbiology”.
efisiensi penurunan total polutan organik dan Wiley-Liss, New York.
TSS. untuk WTH 2 hari dan 4 hari masing- 3. Ciptadi, Dani Haru. 2003. Uji Kinerja Biofilter
masing sebesar; COD 86 – 90 %, Anaerobik Bermedia Sarang Tawon dalam
kandungan zat organik (KMnO4) 81 – 88 %, Mengolah Air Limbah Industri Minyak Kelapa
BOD520 85 – 90 %, dan TSS 94 – 96 %. Ini Sawit. Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas
menunjukkan bahwa proses anaerobik Arsitektur Lansekap dan Teknologi
memberikan kontribusi terbesar dalam Lingkungan, Universitas Trisakti. Jakarta
pengolahan limbah dibandingkan dengan 4. Metcalf and Eddy. 2003. Wastewater
proses aerobik yang hanya memberikan Engineering, Treatment and Reuse, Inc.
kontribusi sekitar 6 – 10 %. Fourth Edition, International Edition.
• Dari hasil penelitian di dapatkan hubungan McGraw-Hill Companies, Inc. New York.
antara laju pembebanan polutan dengan 5. Musfil AS. 1999. Pengolahan Limbah Cair
efisiensi penurunannya di dalam reaktor Pabrik Bahan Makanan Ternak dengan
biofilter anaerobik yang menggunakan media Reaktor Anaerobik. Laporan Penelitian
sarang tawon. Untuk COD di dapatkan Lembaga Penelitian Institut Teknologi
persamaan y = -0,02030x + 86,76, dengan Sepuluh November. Surabaya.
R2 = 0,7493. Untuk zat organik (KMno4) 6. Said, Nusa Idaman, dan Rina Tresnawaty.
didapatkan persamaan y = -0,0692x + 2001. Penghilangan Amoniak Di Dalam Air
86,043, dengan R2 = 0,8948. Untuk BOD Baku Air Minum dengan Proses Biofilter
didapatkan persamaan y = -0,1309x + 95,88, Tercelup Menggunakan Media Plastik
dengan R2 = 0,944. Dan untuk TSS Sarang Tawon. Jurnal Teknologi
didapatkan persamaan y = -0,0345x + Lingkungan, Volume 2, Nomor 1. Direktorat
94,951, dengan R2 = 0,9049. Teknologi Lingkungan, Deput Bidang
• Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa Teknologi Informasi, Energi, Material, dan
proses pengolahan limbah cair secara Lingkungan, Badan Pengkajian dan
anaerobik dengan sistem biofilter tercelup Penerapan Teknologi. Jakarta
menggunakan media sarang tawon dan 7. Said, Nusa Idaman, dkk. 2002. Aplikasi
dikombinasikan dengan proses aerobik, Teknologi Biofilter untuk Pengolahan Air
menghasilkan efluen anaerobik maupun Limbah Industri Kecil Tekstil. Pusat
efluen aerobik yang berada jauh di bawah
302
Nusa Idaman Said : Uji Performance Biofilter Anaerobik Unggun Tetap …… JAI Vol. 1 , No.3 2005
Lampiran 1
II. KIMIAWI
Air raksa 0,002 mg/l
Amonia 5,0 mg-N/L
Arsen 0,1 mg/l
Besi (total) 5,0 mg/l
Flourida 2,0 mg/l
Kadmium 0,05 mg/l
Khlorin bebas 1,0 mg-Cl2/L
Khrom (total) 0,5 mg/l
Khrom heksavalen 0,1 mg-Cr+6/L
Nikel 0,1 mg/l
Nitrat 10,0 mg-N/L
Nitrit 1,0 mg-N/L
pH 6,0 - 9,0 -
Seng 2,0 mg/l
Sulfida 0,05 mg-S/L
Tembaga 1,0 mg/l
Timbal 0,1 mg/l
Mangan 2,0 mg/l
Fenol 0,5 mg/l
Minyak dan Lemak 5,0 mg/l
Senyawa aktif biru metilen 1,0 mg/l
Sianida 0,05 mg/l
Zat Organik (KMnO4) 85,0 mg/l
BOD (5 hari, 20 oC) 75,0 mg/l
COD (Bichromat) 100,0 mg/l
303