Anda di halaman 1dari 15

PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP INVESTASI

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pengujian Substantif Terhadap
Investasi” tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas dari mata kuliah Pengauditan II. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang bagaimana pengujian substantif terhadap investasi bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan
makalah ini, dan kami juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
serta dapat menambah wawasan para pembacanya.

Denpasar, 10 Oktober 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………….………..i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………..….….…ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……..……………………………………………………………..………..1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………..………..…….1
1.3 Tujuan…………………………………………………………………………………...…1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Deskripsi Investasi…………………...…………………………………………………….2
2.2 Prinsip Akuntansi Berterima Umum Dalam Penyajian Investasi Di Neraca………………2
2.3 Karakteristik Investasi……………………………………………………………………...3
2.4 Tujuan Pengujian Substantif Terhadap Investasi……………….……………………….....3
2.5 Program Pengujian Substantif Terhadap Investasi…..……………………………….….....4
A. Prosedur Audit Awal………………………………………………………….…..…....5
B. Prosedur Analitik…….……………………………………………………………........7
C. Pengujian Terhadap Transaksi Rinci……………………………………………….......7
D. Pengujian Terhadap Akun Rinci…………………………………………………….....9
E. Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan………………………………………..……..10

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………...................11
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Aktivitas Investasi (Investing Activity) adalah pembelian dan penjualan tanah, bangunan,
peralatan, serta aktiva lain yang umumnya tidak ditahan untuk dijual kembali. Disamping itu,
aktivitas investasi juga mencakup pembelian dan penjualan instrumen keuangan yang tidak
dimaksudkan untuk tujuan perdagangan.
Investasi pada umumnya merupakan bagian dari strategi jangka panjang. Investasi dalam
surat berharga dapat merupakan pananaman modal dalam surat berharga yang termasuk
aktiva lancar maupun bukan aktiva lancar. Investasi dalam surat berharga yang
diklarifikasikan sebagai aktiva lancar merupakan investasi sementara yang bertujuan untuk
memanfaatkan dana yang tidak dipergunakan dalam jangka pendek guna memperoleh laba
(capital gain). Jangka waktu investasi sementara tidak lebih dari satu periode akuntansi.
Disamping investasi sementara, investasi dapat dilakukan dalam bentuk penanaman modal
surat berharga jangka panjang.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu investasi ?
2. Apa saja prinsip investasi ?
3. Apa saja karakteristik investasi ?
4. Apa saja tujuan pengujian substantif terhadap investasi ?
5. Bagaimana prosedur audit terhadap investasi ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu investasi.
2. Untuk mengetahui prinsip investasi.
3. Untuk mengetahui karakteristik investasi.
4. Untuk mengetahui tujuan pengujian substantif terhadap investasi.
5. Untuk mengetahui prosedur audit terhadap investasi.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Deskripsi Investasi


Investasi merupakan penanaman uang diluar perusahaan, yang dapat berupa surat berharga
atau aktiva lain yang tidak digunakan secara langsung dalam kegiatan produktif perusahaan.
Investasi dapat dibagi menjadi dua kelompok :
1) Investasi Jangka Pendek (Temporary Investment)
Investasi ini berupa surat berharga yang harga pasaranya relatif stabil. Tujuan
pembelian surat berharga ini adalah untuk menanamkan kas yang untuk sementara
waktu tidak terpakai dalam kegiatan bisnis perusahaan.
2) Investasi Jangka Panjang (Long-tern Investment)
Investasi ini dapat berupa surat berharga atau berupa persekot kepada perusahaan
afiliasi, dana khusus, dan aktiva tetap yang tidak digunakan secara langsung
dalam kegiatan perusahaan. Tujuan investasi dalam surat berharga ini adalah
untuk memperoleh pendapatan bunga atau dividen dalam jangka panjang, untuk
membentuk dana khusus atau untuk mengendalikan perusahaan lain melalui
pemikiran saham.

2.2 Prinsip Akuntansi Berterima Umum dalam Penyajian Investasi di Neraca


1. Investasi harus disajikan secara terpisah dineraca sesuai dengan tujuan investasi
tersebut. Investasi yang tujuannya untuk menyediakan modal kerja, disajikan di
neraca dalam kelompok aktiva lancar dengan judul “Surat Berharga”.
2. Investasi jangka pendek disajikan nilainya dineraca dengan salah satu dari dua cara
sebagai berikut :
a. Pada kosnya, dengan mencantumkan harga pasarnya di dalam tanda kurung
b. Pada nilai mana yang lebih rendah antara harga pasar atau kos (lower of cost or
market)
3. Investasi jangka panjang disajikan di neraca pada kosnya.
4. Harus dicantumkan pengungkapan yang cukup jika investasi jangka pendek
digadaikan sebagai jaminan penarikan uang.
5. Investasi dalam perusahaan afiliasi dan dalam nonconsolidased subsidiary companies
harus disajikan secara terpisah dari investasi yang lain.
6. Obligasi atau saham yang dikeluarkan oleh klien.
7. Jika investasi bukan merupaka sumber pendapatan perusahaan, maka penghasilan
yang timbul dari pemilikan investasi digolongkan dalam “Penghasilan di Luar
Perusahaan”.
8. Jika jumlah penghasilan bungan dan penghasilan dividen material, maka keduanya
harus disajikan secara terpisah.
9. Laba atau rugi sebagai akibat penjualan investasi jangka pendek.
10. Laba atau rugi yang timbul dari transaksi antar perusahaan yang belum direalisasikan
harus dieliminasikan jika investasi dicatat dengan equity method.

2
11. Laba atau rugi yang timbul dari transaksi yang bersangkutan dengan saham yang
dikeluarkan sendiri oleh perusahaan, tidak boleh dihitung dalam penentuan laba atau
rugi perusahaan.

2.3 Karakteristik Investasi


Karakteristik dari investasi, yaitu :
1. Menyisihkan uang dari konsumsi untuk membeli aset.
2. Untuk mendapat return dari apresiasi nilai aset.
3. Selalu memiliki risiko kerugian.
4. Investasi adalah proses yang membutuhkan waktu, bukan hal instan.

2.4 Tujuan Pengujian Substantif terhadap Investasi


Tujuan pengujian substantif terhadap investasi, yaitu :
1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan
dengan investasi. Sebelum auditor melakukan pengujian mengenai kewajaran saldo
investasi yang dicantumkan di neraca, ia harus memperoleh keyakinan mengenai
ketelitian dan keandalan catatan akuntansi yang mendukung informasi investasi yang
disajikan di neraca. Untuk itu auditor melakukan rekonsiliasi antara saldo investasi
yang dicantumkan di neraca dengan akun investasi di dalam buku besar dan
selanjutnya ke register bukti kas keluar dan jurnal penerimaan kas dan buku
pembantu investasi.
2. Membuktikan bahwa saldo investasi mencerminkan kepentingan klien yang ada pada
tanggal neraca dan mencerminkan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan
investasi selama tahun yang diaudit. Untuk mencapai tujuan tersebut, auditor
melakukan berbagai pengujian substantif berikut ini:
a. Pengujian analitik
b. Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan investasi
c. Inspeksi terhadap sekuritas yang ada di tangan klien
d. Konfirmasi sekuritas yang berada di tangan pihak luar
3. Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat selama tahun yang diaudit dan
kelengkapan saldo investasi yang disajikan di neraca. Untuk membuktikan bahwa
investasi yang dicantumkan di neraca mencakup semua kepentingan klien terhadap
aktiva entitas lain pada tanggal neraca dan mencakup semua transaksi yang berkaitan
dengan investasi dalam tahun yang diaudit, auditor melakukan berbagai pengujian
substantif berikut ini:
a. Pengujian analitik
b. Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan investasi
c. Inspeksi terhadap sekuritas yang ada di tangan klien
d. Konfirmasi sekuritas yang berada di tangan pihak luar
4. Membuktikan bahwa saldo investasi yang dicantumkan di neraca merupakan milik
klien. Untuk membuktikan hak kepemilikan klien atas investasi pada tanggal neraca,
auditor melakukan pengujian substantif berikut ini:
a. Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan investasi

3
b. Konfirmasi sekuritas yang berada di tangan pihak luar
5. Membuktikan kewajaran penilaian, penyajian, dan pengungkapan investasi di neraca.
Satu-satunya pengujian substantif untuk membuktikan asersi penyajian dan
pengungkapan ekuitas pemegang saham di neraca adalah dengan membandingkan
penyajian dan pengungkapan investasi di neraca yang diaudit dengan prinsip
akuntansi berterima umum melalui berbagai prosedur berikut ini:
a. Pemeriksaan terhadap klasifikasi surat berharga sebagai investasi sementara dan
investasi jangka Panjang
b. Pemeriksaan terhadap investasi jangka panjang mengenai kemungkinan sebagai
alat pengendalian perusahaan lain

Dalam gambar di atas terlihat bahwa tujuan utama pengujian substantif terhadap investasi
adalah pembuktian bahwa saldo akun Investasi Sementara dan akun Investasi Jangka
Panjang yang dicantumkan di neraca mencerminkan saldo akun-akun tersebut yang
sesungguhnya pada tanggal neraca tersebut. Untuk mencapai tujuan tersebut dirancang
pengujian substantif yang digolongkan ke dalam lima kelompok: (1) prosedur audit awal,
(2) prosedur analitik, (3) pengujian terhadap transaksi rinci, (4) pengujian terhadap saldo
akun rinci, (5) verifikasi terhadap penyajian dan pengungkapan.

2.5 Program Pengujian Substantif terhadap Investasi


Program pengujian substantif terhadap investasi berisi prosedur audit yang dirancang untuk
mencapai tujuan pemeriksaan seperti yang telah diuraikan. Oleh karena itu, pada gambar
22.2, berbagai prosedur audit diklasifikasikan sesuai dengan tujuan audit terhadap investasi
tersebut.

4
A. Prosedur Audit Awal
Sebelum membuktikan apakah saldo investasi yang dicantumkan oleh klien di dalam
neracanya sesuai dengan investasi yang benar-benar ada pada tanggal neraca, auditor
melakukan rekonsiliasi antara informasi investasi yang dicantumkan di neraca dengan
catatan akuntansi yang mendukungnya. Rekonsiliasi ini penting untuk dilakukan agar
auditor memperoleh keyakinan bahwa informasi investasi yang dicantumkan di neraca
didukung oleh catatan akuntansi yang dapat dipercaya. Oleh karena itu, auditor
melakukan enam prosedur audit berikut ini dalam melakukan rekonsiliasi informasi
investasi di neraca dengan catatan akuntansi yang bersangkutan, yaitu :
i. Usut saldo utang usaha yang tercantum di neraca ke saldo akun investasi yang
bersangkutan di dalam buku besar.
ii. Hitung kembali saldo akun investasi di buku besar.
iii. Usut saldo awal akun investasi ke kertas kerja tahun yang lalu.
iv. Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting
dalam akun investasi.
v. Usut posting pendebitan dan pengkreditan akun Utang Usaha ke jurnal yang
bersangkutan.
vi. Lakukan rekonsiliasi buku pembantu utang usaha dengan akun kontrol investasi
di buku besar.

Rerangka prosedur audit awal yang diterapkan dalam pengujian substantif terhadap
investasi adalah sama dengan Prosedur Audit Awal dalam Substantif atas Akun yang
Disajikan dalam Laporan Kenangan.
Berikut ini diuraikan lebih rinci prosedur audit awal dalam pengujian substantif terhadap
investasi, yaitu :

5
1. Usut saldo investasi yang tercantum di neraca ke saldo akun investasi yang
bersangkutan di dalam buku besar
Untuk memperoleh keyakinan bahwa saldo investasi yang tercantum di neraca
didukung dengan catatan akuntansi yang dapat dipercaya kebenaran mekanisme
pencatatannya, maka saldo investasi yang dicantumkan di neraca diusut ke akun buku
besar berikut ini, yaitu :
a. Investasi Sementara
Akun ini digunakan untuk menampung transaksi pembelian dan penjualan surat
berharga sebagai investasi sementara.
b. Investasi Jangka Panjang
Kelompok akun ini terdiri dari akun-akun: Investasi Saham, Investasi Obligasi,
Piutang Hipotek, Piutang Wesel, Piutang kepada Perusahaan Afiliasi Dana
Pelunasan Obligasi, Dana Pensiun, dan Aktiva Tetap untuk Ekspansi.
2. Hitung kembali saldo akun investasi di dalam buku besar
Untuk memperoleh keyakinan mengenai ketelitian penghitungan saldo akun investasi,
auditor menghitung kembali saldo akun Investasi Sementara dan Investasi Jangka
Panjang, dengan cara menambah saldo awal dengan jumlah pendebitan dan
menguranginya dengan jumlah pengkreditan tiap-tiap akun tersebut.
3. Usut saldo awal akun investasi ke kertas kerja tahun yang lalu
Sebelum auditor melakukan pengujian terhadap transaksi rinci yang menyangkut
akun investasi, ia perlu memperoleh keyakinan atas kebenaran saldo awal akun
tersebut. Untuk mencapai tujuan ini, auditor melakukan pengusutan saldo awal akun
investasi ke kertas kerja tahun yang lalu. Kertas kerja tahun lalu dapat menyediakan
informasi tentang berbagai koreksi yang diajukan oleh auditor dalam audit tahun yang
lalu, sehingga auditor dapat mengevaluasi tindak lanjut yang telah ditempuh oleh
klien dalam menanggapi koreksi yang diajukan oleh auditor.
4. Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting
dalam akun investasi
Ketidakberesan dalam transaksi pembelian dan penjualan investasi dapat diremukan
melalui review atas mutasi luar biasa, baik dalam jumlah maupun sumber posting
dalam akun investasi.
5. Usut posting pendebitan dan pengkreditan akun investasi ke dalam jurnal yang
bersangkutan
Pendebitan dalam akun Investasi Sementara dan Investasi Jangka Panjang diusut ke
register bukti kas keluar dan pengkredian ke rekening-rekening tersebut diusut ke
jurnal penerimaan kas untuk memperoleh keyakinan bahwa mutasi penambahan dan
pengurangan investasi berasal dari jurnal-jurnal yang bersungkutan.
6. Lakukan rekonsiliasi buku pembantu investasi dengan akun kontrol investasi di
dalam buku besar
Saldo akun kontrol investasi di dalam buku besar tersebut kemudian dicocokan
dengan jumlah saldo akun pembantu investasi untuk memperoleh keyakinan bahwa
catatan akuntansi klien yang bersangkutan dengan investasi dapat dipercaya
ketelitiannya.

6
B. Prosedur Analitik
Pada tahap pengujian substansif terhadap investasi, pengujian analitik
dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan dalam
menemukan bidang yang memerlukan audit lebih intensif. Untuk itu auditor
melakukan perhitungan berbagai ratio berikut ini:
Ratio Formula
Ratio investasi sementara dengan aktiva Investasi sementara + Total aktiva lancar
lancar
Ratio investasi jangka panjang dengan Investasi jangka panjang + Total aktiva
aktiva lancar lancar
Ratio of return tiap-tiap golongan Pendapatan bunga + Return investasi
investasi golongan investasi tertentu
Ratio yang telah di hitung tersebut kemudian dibandingkan dengan harapan auditor,
misalnya ratio tahun yang lalu, rerata ratio industri atau ratio yang dianggarkan.
Perbandingan ini membantu auditor untuk mengungkapkan, antara lain :
1. peristiwa atau transaksi yang tidak biasa
2. perubahan akuntansi
3. perubahan usaha
4. fluktuasi acak
5. salah saji

C. Pengujian terhadap Transaksi Rinci


Untuk membuktikan hak milik klien atau surat berharga yang berada ditangan
klien atau di tangan pihak lain pada tanggal neraca auditor melakukan pemeriksaan
terhadap dokumen yang mendukung pemerolehan surat berharga tersebut. Otorisasi
pemerolehan dan penjualan investasi jangka pendek umumnya hanya berasal dari direktur
keuangan atau pejabat yang lebih rendah seperti manajer keuanganan. Dalam
melaksanakan pengujian substantif terhadap pemerolehan inevstasi jangka pendek yang
ada pada tanggal neraca. Auditor melakukan pemeriksaan terhadap bukti yang
mendukung transaksi pembelian insvestasi jangka pendek tersebut dan memeriksa
otorisasi yang tercantum di dalam bukti kas keluar yang bersangkutan. Prosedur
pemeriksaan ini merupakan pengujian dengan tujuan ganda (dual purpose test) yang
dapat digunakan oleh auditor untuk melakukan pengujian kepatuhan guna membuktikan
adanya otorisasi atas pemeroleha surat berharga dan pengujian substantif guna
membuktikan hak pemilikan klien atas surat berharga yang ada ditangannya pada tanggal
neraca.
Auditor dapat melakukan analisis terhadap pendebitan akuninvestasi jangka
panjang yang terjadi dalam tahun diperiksa. Kemudian auditor melakukan pemeriksaan
terhdappendebitan akun tersebut, yaitu dengan memeriksa bukti kas keluar yang
merupakan dokumen sumber untuk mencatat transaksi pemerolehan investasi jangka
panjang. Dalam pengujian kepatuhan auditor memeriksa apakah bukti kas keluar yang

7
menjadi dokumen sumber dalam pemerolehan transaksi jangka panjang tersebut
mendapatkan otorisasi dari yang berwenang dan apakah tersebut sesuai dengan otorisasi
yang tercantum di dalam notulen rapat pemegang saham. Dalam pengujian substantif
auditor berusaha memperoleh informasi mengenai hak pemilikan klien atas investasi
jangka panjang yang ada pada tanggal neraca.
 Hitung kembali pendapatan bunga dan deviden tahun yang diaudit
Penghasilan bunga dan deviden dicatat dalam kelompok akun pendapatan diluar
usaha. Dalam memverifikasi penghasilan bunga dan didiven tersebut auditor
menganalisis akun “pendapatan investasi” yang terdapat dalam kelompok
pendapatan di luar usaha dan mengusut pendapatan yang dcatat di akun tersebut
ke bukti kas masuk dan bukti memorial (untuk mencatat piutang bunga). Auditor
kemudian menghitung kembali pendapatan bunga dan dividen berdasarkan
informansi yang tercantum dalam sertifikat surat berharga (tarif bunga, tanggal
pembayaran bunga, dan nominal surat berharga).
 Hitung kembali laba dan rugi yang timbul dari transaksi penjualan surat
berharga
Investasi dalam surat berarga menimbulkan dua macam pendapatan: (1)
pendapatan bunga dan (2) capital gain/loss). Dalam memverifikasi penghasilan
bunga dan dividen auditor disamping menghitung pendapatan bunga yang
menjadi hak klien dalam tahun yang diperiksa, juga melakukan perhitungan
kembali capital gain/loss yang dicatat oleh klien dalam tahun yang di periksa.
Capial gain/loss yang timbul dari penjualan surat berharga ini dihitung dengan
cara mengurangi hasil penjualan surat berharga dengan kos surat berharga yang
dijual
 Hitung kembali laba atau rugi yang timbul dari transaksi penjualan
investasi
Penjualan surat berharga menimbulkan laba tau rugi yang merupakan selisih hasil
penjualan dengan kos surat berharga yang dijual. Dalam memverifikasi nilai
investasi yang mendukung penjualan investasi dan sekaligus menghitung kembali
leba atau rugi yangtimbul dari transaksi penjualan investasi tersebut
 Periksa dokumen yang mendukung transaksi pembelian surat berharga
dalam periode sekitar neraca
Verifikasi ketepatan pisah batas yang digunakan oleh klien dalam mencatta
transaksi yang bersangkutan dengan investasi dilakukan pula oleh auditor dengan
memeriksa buku pembantu investasi dan mengusut transaksi penjualan surat
berharga dalam periode sekitar tanggal neraca ke dokumen pendukungnya (bukti
kas masuk).
 Periksa dokumen yang mendukung transaksi pemerolehan dan penjualan
investasi
Pengujian substansif terhadap investasi meliputi pemeriksaan terhadap bukti yang
mendukung transaksi pembelian surat berharga yang terjadi dalam tahun yang di
periksa. Pemeriksaan ini bertujuan untuk menilai kewajaran penentuan kas
investasi. Karena kas investasi ini disamping ditentukan oleh transaksi

8
pemerolehan investasi, juga dipengaruhi oleh transaksi penjualan investasi, maka
dalam memverifikasi penilaian investasi, auditor memeriksa bukti yang
mendukung transaksi penjualan surat berharga yang terjadi dalam tahun yang
diperiksa. Auditor melakukan pemeriksaan terhadao bukti yang mendukung
transaksi penjualan surat berharga untuk mennetukan ketelitian pengkreditan akun
investasi dan penentuan laba dan rugi yang timbul dari transaksi tersebut.

D. Pengujian terhadap Akun Rinci


1. Pelajari notulen rapat pemegang saham dan direksi
Dalam memeriksa mutasi investasi jangka panjang, auditor menguji apakah setiap
penjualan surat berharga yang dimiliki sebagai investasi jangka panjang telah
mendapatkan otorisasi dari yang berwenang tersebut. Investasi jangka pendek
biasanya dikelola oleh direktur keuangan. Oleh karena itu dalam melakukan
pengujian substantif terhadap investasi jangka pendek, auditor perlu mempelajari
notulen rapat direksi untuk memperoleh informasi mengenai kebijakan investasi
jangka pendek kliennya.
2. Minta daftar surat berharga yang ada di tangan klien dan lakukan perhitungan
dan inspeksi terhadap sertifikat surat berharga tersebut
Jika daftar investasi tersebut dibuat oleh klien untuk auditor, maka auditor harus
menguji ketelitian informasi yang tercantum di dalamnya dengan melakukan prosedur
audit berikut ini :
a. Melakukan rekonsiliasi jumlah kos investasi yang tercantum di dalam daftar
tersebut dengan akun control investasi yang bersangkutan di dalam buku besar.
b. Mengusut kos setiap jenis surat berharga yang tercantum di dalam daftar tersebut
ke dalam buku pembantu investasi.
Untuk membuktikan keberadaan investasi yang tercantum di dalam daftar tersebut,
auditor mengadakan pengamatan fisik dan perhitungan terhadap sertifikat surat
berharga yang berada di tangan klien pada tanggal neraca.
3. Kirimkan konfirmasi tentang surat berharga milik klien yang berada di tangan
pihak lain
Jika sertifikat surat berharga milik klien berada di tangan pihak lain pada tanggal
neraca, misalnya dipegang oleh kreditur sebagai jaminan utang yang ditarik oleh
klien, auditor harus memperoleh konfirmasi dari pemegang sertifikat tersebut. Dalam
surat konfirmasi tersebut auditor menanyakan mengenai nomor seri surat berharga,
tarif bunga, nilai nominal, dan nama yang tercantum di atasnya.
4. Lakukan rekonsiliasi antara surat berharga yang dihitung dengan hasil
konfirmasi dan jumlah yang disajikan di neraca
Untuk membuktikan keberadaan investasi yang disajikan di neraca, informasi hasil
perhitungan dan pengamatan fisik terhadap sertifikat investasi dan jawaban
konfirmasi dari pemegang sertifikat investasi klien dicocokkan dengan jumlah
investasi yang dicantumkan di neraca.
5. Lakukan inspeksi dan pemeriksaan terhadap polis asuransi surat berharga

9
Jika klien memiliki sertifikat surat berharga dalam jumlah yang banyak, biasanya
klien menutup asuransi untuk melindungi klien dari risiko kecurian. Polis asuransi
yang disimpan di dalam arsip klien dapat memberikan informasi mengenai hak milik
klien atas surat berharga yang dicantumkan di neraca.
6. Minta konfirmasi mengenai surat berharga yang dijadikan jaminan penarikan
utang
Prosedur pemeriksaan ini telah ditempuh oleh auditor pada saat auditor melakukan
pemeriksaan terhadap kas. Dalam pemeriksaan terhadap kas, auditor mengirim surat
konfirmasi bank. Dari jawaban konfirmasi bank tersebut, auditor dapat mengetahui
jenis, tarif dividen atau bunga, dan nominal surat berharga yang dijaminkan dalam
penarikan uang.
7. Bandingkan metode penilaian investasi yang digunakan oleh klien dengan
prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia
Menurut prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia, investasi harus disajikan di
neraca dengan cara tertentu. Auditor membandingkan metode penilaian investasi
yang digunakan oleh klien dengan metode yang sesuai prinsip akuntansi berterima
umum di Indonesia.
8. Bandingkan nilai investasi dengan harga pasar surat berharga
Saldo investasi dicantumkan di neraca pada nilai yang lebih rendah antara harga pasar
surat berharga pada tanggal neraca dengan kosnya. Untuk memverifikasi penilaian
klien terhadap investasi jangka pendeknya, auditor membandingkan nilai pasar
dengan kos surat berharga.
E. Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan
1. Periksa klasifikasi surat berharga sebagai investasi sementara dan investasi
jangka Panjang
Untuk memverifikasi penyajian investasi di neraca, auditor melakukan wawancara
dengan direktur keuangan mengenai kebijakan investasi sementara yang dijalankan
selama tahun yang diperiksa. Di samping itu, berdasarkan informasi yang diperoleh
auditor dari notulen rapat pemegang saham dan direksi, auditor dapat menentukan
apakah klien telah menyajikan investasinya dalam kelompok aktiva yang seharusnya.
2. Periksa investasi jangka panjang mengenai kemungkinan sebagai alat
pengendalian perusahaan lain
Jika investasi dalam perusahaan lain dimaksudkan untuk mengendalikan perusahaan
tersebut, klien harus menyajikan investasi jangka Panjang ini menurut salaj satu
metode berikut ini, yaitu :
a. Equity method
b. Pooling of interest method

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pengujian substantif terhadap investasi ditujukan untuk memperoleh keyakinan
tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan investasi, membuktikan
asersi keberadaan saldo investasi yang dicantumkan di neraca dan keterjadian transaksi
yang berkaitan dengan investasi dalam tahun yang di audit, membuktikan asersi
kelengkapan semua unsur investasi dan semua transaksi yang berkaitan dengan investasi,
membuktikan asersi penilaian investasi yang dicantumkan dalam laporan keuangan,
membukitikan asersi kepemilikan klien atas investasi yang dicantumkan di neraca,
membuktikan kewajaran penilaian investasi di neraca, dan membuktikan kesesuaian
penyajian investasi di neraca dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia.
Verifikasi penyajian dan pengungkapan investasi di neraca ditujukan untuk
memperoleh informasi apakah klien telah menyajikan investasi di neraca sesuai dengan
prinsip akuntansi berterima umum dengan pengungkapan memadai. Informasi mengenai
hal ini diperoleh auditor dengan cara memeriksa klasifikasi sediaan di neraca dan
memeriksa investasi jangka panjang mengenai kemungkinan sebagai alat pengendalian
perusahaan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Quiserto, R. (2021). Pengertian Investasi (Definisi, Jenis, Manfaat, Risiko). Diakses pada 25
September 2021, dari https://duwitmu.com/investasi/pengertian-investasi-definisi-jenis/.

Mulyadi. 2002. Auditing. Jakarta Selatan: Salemba Empat.

12

Anda mungkin juga menyukai