Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DALAM PEMERINTAHAN
Disusun
Oleh :
1
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Good Governance ?
2. Apa saja urgensi dari Good Governance
3. Apa saja prinsip – prinsip Good Governance ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa pengertian dari Good Governance.
2. Untuk mengetahui apa saja urgensi dari Good Governance.
3. Untuk mengetahui apa saja prinsip – prinsip Good Governance.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Tata Pemerintahan mencakup semua kelembagaan yang didalamnya ada unsur
Pemerintah (Government).
Hubungan antara Pemerintah (Government) dengan Tata Pemerintahan
(Governance) bisa diibaratkan hubungan antara rumput dengan padi. Jika hanya
rumput yang ditanam, maka padi tidak akan tumbuh. Tapi kalau padi yang
ditanam maka rumput dengan sendirinya akan juga turut tumbuh. Jika kita hanya
ingin menciptakan pemerintah (Government) yang baik, maka tata pemerintahan
(Governance) yang baik tidak tumbuh. Tapi jika kita menciptakan Tata
Pemerintahan (Governance) yang baik, maka pemerintah (Government) yang
baik juga akan tercipta.
Lembaga yang kedua yaitu dunia usaha (swasta) yang mampu
mempengaruhi atau menunjang terbentuknya pemerintahan yang baik. Dunia
usaha berperan dalam meningkatkan nilai pertumbuhan ekonomi dalam suatu
negara, semakin tinggi pertumbuhan ekonomi dunia usaha maka semakin maju
juga perekonomian negara. Sedangkan peran negara disini sebagai pengontrol
pihak swasta agar tidak semaunya sendiri dalam melakukan kebijakan-kebijakan.
Misalnya pemerintah menetapkan nilai jual terendah dan tertinggi suatu barang
tertentu.
Masyarakat sebagai lembaga ketiga sangat berpengaruh dalam konsep good
government ini, karena masyarakat adalah indikasi yang paling nyata untuk
mengetahui apakah suatu negara itu sejahtera atau tidak. Masyarakat berperan
sebagai pengontrol pemerintah apabila terjadi penyelewengan-penyelewengan
dalam melaksanakan pemerintahanyya. Sedangkan pemerintah harus memberikan
pelayanan kepada masyarakat dengan tujuan kesejahteraan rakyat. Misalnya
pembangunan fasilitas-fasilitas umum dan kebijakan-kebijakan yang lainnya,
yang berhubungan dengan kepentingan umum.
Hubungan antara dunia usaha dengan masyarakat dapat dilihat dari
aktivitas pasar, dimana disitu saling ketergantunagan antara keduanya. Dunia
usaha membutuhkan konsumen (masyarakat) untuk tetap dapat melangsungkan
dan mengembangkan usahanya. Begitu juga dengan masyarakat sangat tergantung
dengan dunia usaha untuk dapat melangsungkan dan memenuhi kebutuhannya.
4
Semua lembaga-lembaga pembentuk governance saling terkait antara yang satu
dengan yang lainnya. Apabila ada salah satu yang tidak melaksanakan perannya
dengan baik maka good governance sulit untuk diwujudkan.
Citra pemerintahan buruk yang di tandai dengan saratnya tindakan korupsi,
kolusi dan nepotisme (KKN) telah melahirkan sebuah fase sejarah politik bangasa
indonesia dengan semangat reformasi. Istilah Good Governance secara berangsur
menjadi populer baik di kalangan pemerintahan, swasta maupun masyarakat
secara umum. Di Indonesia, istilah ini secara umum di terjemahkan dengan
pemerintahan yang baik.
Konsep pemerintahan terus berkembang sejalan dengan perkembangan
kebudayaan dan peradaban manusia. Dalam perkembangan penyelanggaraan
pemerintahan, saat sekarang di kembangkan suatu bingkai baru penyelenggaraan
pemerintahan yang di sebut good governance. Sebagai suatu konsep yang banyak
di populerkan pada era 1990-an, good governance di artikan dan di definisikan
secara beraneka ragam. Ada yang menghubungkannya dengan pelaksanaan hak
asasi manusia dan ada pula yang melihatnya sebagai bagian dari prasyarat
pembangunan berkelanjutan. Namun suatu hal yang mendasar, good governance
hanya akan di jumpai pada sistem politik yang bersifat demokaratis.
Rodhes (1996, 653) menyatakan bahwa governance menegaskan suatu
perubahan dalam makna pemerintahan, yang menunjukkan suatu proses
pemerintahan yang baru atau suatu kondisi yang berubah dari penguasaan yang
tertata atau metode baru dengan mana masyarakat di perintah. Levefre (1998)
menyatakan bahwa governance memaparkan sistem aktor dan bentuk baru
tindakan publik yang di dasarkan pada fleksibilitas, kemitraan, dan partisipasi
sukarela.
Istilah Good Governance pertama kali di populerkan oleh lembaga dana
international, seperti Word Bank, UNDP dan IMF karena berpandangan bahwa
setiap bantuan international untuk pembangunan negara-negara di dunia, terutama
negara berkembang, sulit berhasil tanpa adanya Good Governance di negara
sasaran tersebut. Good Governance dapat di artikan sebagai tindakan atau tingkah
laku yang di didasarkan kepada nilai-nilai yang bersifat mengarahkan. Dengan
5
demikian ranah Good Governance tidak terbatas kepada negara dan birokrasi
pemerintahan saja, tetapi juga pada ranah masyarakat sipil yang di presentasikan
oleh organisasi non-pemerintah sebagai lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan
juga sektor swasta. Singkatnya, tujuan terhadap Good Governance tidak
selayaknya hanya di tujukan kepada penyelanggara negara atau pemerintahan,
melainkan juga pada masyarakat di luar struktur birokrasi pemerintahan yang
secara getol dan bersemangat menurut penyelenggaran Good governance pada
negara.
Sisi lain memaknai Good Governance sebagai penerjemahan konkrit dari
Demokrasi. Tegasnya, menurut taylor, Good Governance adalah pemerintahan
demokratis seperti yang di praktikkan dalam negara-negara demokrasi maju di
Eropa Barat dan Amerika misalnya. Demokrasi sebagai suatu sistem
pemerintahan di anggap sebagai suatu sistem pemerintahan yang baik karena
paling merefleksikan sifat-sifat Good Governance yang secara normatif di tuntut
kehadirannya bagi suksesnya suatu bantuan badan-badan Dunia. Ia merupakan
alternatif dari sistem pemerintahan yang lain seperti totalitarinisme komunis atau
militer yang sempat populer di negara-negara dunia ketiga di masa perang dingin.
6
peringatan satu tahun pemerintahan presiden Susilo Bambang Yudhoyono
disebutkan bahwa pemerintahan SBY menghasilkan dua rapor biru dan empat
rapor merah.
Empat angka merah itu diberikan untuk kinerja hubungan internasional,
kinerja ekonomi, kinerja hukum dan kinerja politik. Kinerja pemerintahan SBY
dalam hubungan internasional dinilai sangat buruk karena konflik antara
Indonesia-Malaysia yang penangananya yang sangat buruk. Sedangkan dua angka
biru didapat dalam bidang keamanan dan sosial, bidang keamanan contohnya
penyelesaian konflik di Aceh, sedangkan dalam bidang sosial tanggap
menghadapi bencana.
Dengan fakta survei tersebut good governance seyogyanya diterapkan di
negara Indonesia ini supaya cita-cita bangsa indonesia menjadi negara yang
makmur segera terwujud. Good governance ini harus di dukung oleh semua
lembaga yang menyusun governance itu sendiri.
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan arti penting atau keurgensian
dari Good governance di Indonesia yaitu:
a. Memberantas korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Masih banyaknya
korupsi dan penyimpangan dalam penyelenggaraan negara di Indonesia
memicu munculnya reformasi dengan salahsatu issue reformasi yang
fundamental yaitu recovery economy dari unsur KKN dengan cara
menjalankan Goodgovernace di Indonesia.
b. Memperbaiki sistem pemerintahan atau tata kenegaraan yang selama ini
bobrok dan di gerogoti unsur KKN, sehingga terwujud suatu
pemerintahan yang bersih yang sesuai dengan keinginan warganegara
indonesia.
c. Pelayanan publik, salah satu tugas pokok pemerintahan adalah
memberikan pelayanan publik seperti pelayanan jasa kepada masyarakat.
Pelayanan publik ini tidak hanya di tekankan kepada pemerintah, tetapi
juga pada sektor swasta guna memenuhi kebutuhan atau kepentingan
masyarakat.
7
d. Pelaksanaan otonomi daerah kebijakan otonomi daerah merupakan
harapan besar bagi proses demokrasi dan sekaligus kekhawatiran akan
kegagalan program tersebut. Alas an lain adalah masih belum optimalnya
pelayanan birokrasi pemerintahan dan juga sektor swasta dalam
memenuhi kebutuhan dan kepentingan publik. Ini menjadi salah satu
sebab utama mengapa Goodgovernance mendapatnya relevansinya di
Indonesia.
e. Perwujudan nilai demokrasi. Negara indonesia menganut paham
Demokrasi pancasila sebagai falsafah hidup bernegara. Goodgovernance
mampu merefleksikan nilai-nilai demokrasi karena dalam konsep
goodgovernance pada dasarnya menekankan kesetaraan antara lembaga-
lembaga negara, baik di tingkat pusat maupun daerah sektor swasta dan
msyarakat madani.
f. Terselenggarahnya good governance merupakan prasyarat utama
mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-cita
bangsa dan negara.
g. Pengelolaan pemerintahan yang bersih dan berwibawa yang dirumruskan
bersama oleh pemerintah dan komponen masyarakat.
8
Adanya sanksi yang ditetapkan atas kesalahan dan kelalaian dalam
melaksnakan tugas.
Adanya output dan income yang terukur
2. Keterbukaan (transparasi)
Affan Gaffar menegaskan bahwa untuk mewujudkan
pemerintahan yang bersih dan berwibawa sesuai dengan cita-cita good
governance seluruh mekanisme pengelolaan negara harus di lakukan
secara terbuka. Aspek mekanisme pengelolaan negara yang harus di
lakukan secara terbuka adalah:
Penetapan posisi, kedudukan dan jabatan
Kekayaan pejabat publik
Pemberian penghargaan
Penetapan kebijakan yang terkait dengan pencerahan kehidupan
Kesehatan
Moralitas pejabat dan aparatur pelayanan publik
Keamanan dan ketertiban
Kebijakan dan ketertiban
Kebijakan strategis untuk pecerahan kehidupan masyarakat
3. Partisipasi
Setiap warga negara mempunyai suara dalam pembuatan
keputusan, serta memberi dorongan bagi warga untuk menyampaikan
pendapat secara langsung atau tidak langsung dalam proses pengambilan
keputusan untuk memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi
masyarakat luas.
4. Penegak Hukum (Rule of law)
Partisipasi masyarakat dalam proses politik dan perumusan-
perumusan kebijakan publik memerlukan sistem dan aturan-aturan
hukum, kerangka hukum harus adil dan dilaksanakan tanpa perbedaan
terutama hukum hak asasi manusia. Proses mewujudkan cita good
9
governance, harus di imbangi dengan komitmen untuk menegakkan rule
of law, dengan karakter-karakter antara lain sebagai berikut :
h. Supremasi hukum ( the supremasi of law )
i. Kepastian hukum (legal certainly)
j. Hukum yang responsif
k. Penegak hukum yang kosisten dan non-diskriminatif
l. Indenpendensi peradilan
5. Daya Tanggap (responsif)
Asas responsif adalah bahwa pemerintah harus responsif terhadap
persoaalan-persoalan masyarakat. Pemerintah harus memahami
kebutuhan masyarakatnya jangan menunggu mereka menyampaikannya
keinginannya, tetapi mereka secara proaktif mempelajari dan
menganalisa kebutuhan-kebutuhan masyarakat, untuk kemudian
melahirkan berbagai kebijakan strategis guna memenuhi kepentingan
umum.
6. Orientasi konsensus/kesepakatan
Good governance menjadi perantara kepentingan yang berbeda
untuk memperoleh pilihan yang terbaik bagi kepentingan yang lebih luas.
7. Kesetaraan keadilan (equity)
Proses pengelolaan pemerintah harus memberikan peluang,
kesempatan, pelayanan yang sama dalam koridor kejujuran dan keadilan.
Tidak seorang atau sekelompok orangpun yang teraniaya dan tidak
memperoleh apa yang menjadi haknya. Pola pengelolaan pemerintah
seperti ini akan memperoleh legitimasi yang kuat dari public dan akan
memperoleh dukungan serta partisipasi yang baik dari rakyat.
8. Efektivitas (effectiveness) dan efesiensi (efficiency)
Pemerintahan yang baik juga harus memenuhi kriteria efektuvitas
dan efesiensi, yakni berdayaguna dan berhasilguna. Kriteria efektivitas
biasanya di ukur dengan parameter produk yang dapat menjangkau
sebesar-besarnya kepentingan masyarakat dari berbagai kelompok dan
10
lapisan sosial. Sedangkan efesiensi biasanya di ukur dengan rasionalitas
biaya pembangunan untuk memenuhi kebutuhan semua masyarakat.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Good governance didefinisikan sebagai suatu kesepakatan menyangkut
pengaturan negara yang diciptakan bersama oleh pemerintah, masyarakat, dan
swasta untuk mewujudkan kepemerintahan yang baik secara umum. Dalam
menciptakan tata pemerintahan yang baik sangat tergantung dari ketiga lembaga
yang menyusun governance tersebut yaitu pemerintah (government), dunia usaha
(swasta), dan masyarakat. Ketiga domain itu harus saling berinteraksi antara satu
dengan yang lainnya. Ketiga lembaga ini harus menjaga kesinergian dalam rangka
mencapai tujuan, karena ketiga domain ini merupakan sebuah sistem yang saling
ketergantungan dan tidak dapat dipisahkan.
3.2 Saran
Menurut pendapat saya yang dikategorikan sebagai pemerintahan yang baik,
ialah pemerintahan yang mampu mensejahterakan dan memakmurkan rakyatnya
dan juga mampu memperlihatkan hasil indikator kemampuan ekonomi rakyat
yang meningkat, agar masyarakat merasa aman, tenang, bahagia dan penuh
dengan kedamaian.
12
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/6869198/
MAKALAH_GOOD_GOVERNANCE_Disusun_untuk_memenuhi_salah
_satu_tugas_mata_kuliah_KEWARGANEGARAAN
13