Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyebab AKI di Indonesia sejak dulu tidak berubah, yaitu perdarahan,

sepsis, hipertensi dalam kehamilan, partus macet, komplikasi aborsi tidak

aman dan sebab-sebab lain. Partus macet berkontribusi sekitar 8% atas AKI

selain itu pakar ahli kesehatan masyarakat umumnya mengkategorikan

masalah tingginya angka kematian ibu dalam sebutan 3 Terlambat (3T) yaitu

terlambat mengenali bahaya dan memutuskan mencari pertolongan ke fasilitas

kesehatan, terlambat membawa ibu ke fasilitas rujukan dan terlambat

memperoleh tindakan yang tepat difasilitas rujukan (Prawirohardjo, 2009).

Antenatal Care (Pemeriksaan Kehamilan) sangatlah penting diketahui

oleh ibu hamil karena dapat membantu mengurangi angka kematian ibu

dan bayi. Keuntungan yang lain yaitu untuk menjaga agar selalu sehat

selama masa kehamilan, persalinan dan nifas serta mengusahakan bayi

yang dilahirkan sehat, memantau kemungkinan adanya resiko-resiko

kehamilan dan merencanakan penatalaksanaan yang optimal terhadap

kehamilan resiko tinggi serta menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu

dan janin perinatal (Mufdlilah, 2009).

Salah satu program utama yang ditujukan untuk mengatasi masalah

kematian ibu adalah penempatan bidan di tingkat desa secara besar-

besaran yang bertujuan untuk mendekatkan akses pelayanan kesehatan ibu dan

1
bayi baru lahir ke masyarakat. Pada tahun 2012 Kementerian Kesehatan

meluncurkan program Expanding Maternal and Neonatal Survival

(EMAS) dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan neonatal

sebesar 25%, Untuk itu perlu ada upaya untuk meningkatkan dukungan

terhadap pelayanan dan kesehatan ibu/maternal, baik dalam antenatal care

(ANC) dan meningkatkan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan.

Pemanfaatan pelayanan ANC oleh seorang ibu hamil dapat dilihat dari

cakupan pelayanan ANC, salah satunya yaitu cakupan kunjungan ANC

(Profil Kesehatan Indonesia, 2012).

Cakupan K1 adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh

pelayanan antenatal pertama kali, dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil

di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun. Sedangkan Cakupan K4

adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai

dengan standar paling sedikit 4 kali sesuai jadwal yang dianjurkan,

dibandingkan sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu

tahun. Indikator tersebut memperlihatkan akses pelayanan kesehatan terhadap

ibu hamil dan tingkat kepatuhan ibu hamil dalam memeriksakan kehamilannya

ke tenaga kesehatan (DINKES RI, 2012).

AKI Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2012 sampai tahun 2013

mengalami peningkatan. Pada tahun 2012 AKI 116,34 per 10.000 kelahiran

hidup pada tahun 2013 AKI meningkat dari 118,62 per 10.000 kelahiran

hidup. Penyebab Angka Kematian Ibu tahun 2013 di Provinsi Jawa Tengah
adalah Sebesar 57,61% kematian maternal terjadi pada waktu nifas, pada

waktu hamil sebesar 24,33% dan pada waktu persalinan sebesar 18,06%.

(Profil Kesehatan Jawa Tengah, 2013).

Jumlah AKI di Kota Semarang pada tahun 2013 sebanyak 29 kasus dari

26.547 jumlah kelahiran hidup atau sekitar 109,2 per 100.000 kelahiran hidup

menurun jika dibandingkan dengan tahun 2012 yaitu 29 kasus dari 27.448

jumlah kelahiran hidup atau sekitar 77,5 per 100.000. penyebab kematian ibu

di Kota Semarang sebanyak 24 kasus atau 83 % kematian ibu maternal pada

masa nifas dan 5 kasus atau 17% kematian ibu maternal pada kehamilan

(Dinas Kesehatan Kota Semarang 2013).

Cakupan kunjungan ibu hamil K-1 di Jawa Tengah tahun 2013 sebesar

98,65% sedikit lebih rendah bila dibanding dengan cakupan tahun 2012

yang sebesar 98,89%. Cakupan pelayanan lengkap ibu hamil (K4) di

Jawa Tengah pada tahun 2013 sebesar 92,13% menurun bila

dibandingkan dengan cakupan tahun 2012 (92,99%) dan masih dibawah

target Standar Pelayanan Minimal (SPM) 2015 (95%). Cakupan tertinggi

(98,8%) di Kabupaten Pekalongan dan terendah (80,8%) di Kabupaten

Rembang. Dari 35 kabupaten/kota tersebut baru 9 kabupaten/kota (25,71%)

yang telah melampaui target Standar Pelayanan Minimal (SPM) (Profil

Kesehatan provinsi Jawa Tengah, 2013).

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Semarang tahun 2014

jumlah ibu hamil sebesar 29,026 jiwa, dari jumlah cakupan kunjungan ibu

hamil K1 sebesar 102,16 % dan sebesar 97,21 % dari jumlah cakupan


kunjungan ibu hamil K4. Dari 37 Puskesmas di Kota Semarang cakupan K1-

K4 tertinggi terdapat di Puskesmas Halmahera yang memiliki cakupan K1

sebesar 135,64 % dan cakupan K4 sebesar 116,70 %. Dan terdapat 5

Puskesmas belum memenuhi target nasional yaitu 95%, dari 5 Puskesmas

tersebut adalah Tlogosari Wetan dengan cakupan K1 sebesar 93,14% dan K4

sebesar 87,43%, Puskesmas Tlogosari Kulon dengan cakupan K1 sebesar

91.91% dan K4 sebesar 88,61%, Puskesmas Purwoyoso dengan cakupan K1

dan K4 sebesar 84,29%, Puskesmas Lebdosari dengan cakupan K1 sebesar

91,06% dan K4 sebesar 90,61%, dan Puskesmas Genuk cakupan K1 sebesar

K1 sebesar 77.46 % dan cakupan K4 sebesar 84,44 %. Dari 5 Puskesmas di

semarang yang paling cakupan K1-K4 terdapat di Puskesmas Genuk sehingga

peneliti tertarik ingin mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan

dengan ketidakaktifan ibu hamil dalam melakukan kunjungan ANC K1-K4 di

Puskesmas Genuk Semarang (Dinas Kesehatan Kota Semarang, 2014).

Menurut penelitian Nur Inayah dkk tahun 2013 menyatakan hasil

penelitian adalah dari 5 variabel yang diteliti terdapat 4 variabel yang

berhubungan dengan pemanfaatan ANC yaitu pengetahuan, keterjangkauan,

dukungan keluarga, dan sikap. Penyebabnya adalah kurangnya pengetahuan

ibu hamil tentang pemanfaatan ANC, masih jauhnya tempat pelayanan

kesehatan, kurangnya dukungan keluarga dan kurang baiknya sikap petugas

kesehatan terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan. Sedangkan paritas

tidak berhubungan pemanfaatan ANC. Menurut penelitian Surniati, dkk tahun

(2013) menyatakan hasil penelitian adalah ada hubungan tingkat pengetahuan,


pendapatan, dan persepsi responden mengenai biaya antenatal care.

Sedangkan paritas, aksesibilitas dan dukungan keluarga tidak memiliki

hubungan yang bermakna dengan keteraturan pemanfaatan antenatal care.

Penyebabnya adalah pengetahuan kurang, pendapatan kurang dan persepsi

biaya pelayanan mahal.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 26-27 Maret

2015 dari 10 ibu hamil yang melakukan ANC di Wilayah Puskesmas Genuk

Terdapat 9 ibu hamil yang tidak mengetahui pengertian ANC dan frekuensi

kunjungan ANC. Terdapat 8 ibu hamil yang K1-K4 tidak lengkap dikarenakan

banyak ibu hamil yang tidak mengetahui kehamilannya dan kesibukannya

dalam bekerja. Berdasarkan latar belakang diatas peneliti ingin mengetahui

faktor-faktor yang berhubungan dengan ketidakaktifan ibu hamil dalam

kunjungan ANC k1-k4.

B. Rumusan Masalah

Dari permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka dalam penelitian ini

dapat dirumuskan permasalahan tentang “ Apakah faktor-faktor yang

berhubungan dengan ketidakaktifan ibu hamil dalam kunjungan ANC K1-K4

di Puskesmas Genuk Kota Semarang?


C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan ketidakaktifan

ibu hamil dalam melakukan kunjungan ANC K1-K4 di Puskesmas Genuk

Kota Semarang.

2. Tujuan Khusus

a. Mendeskripsikan karakteristik umur ibu

b. Mendeskripsikan karakteristik pendidikan ibu

c. Mendeskripsikan karakteristik paritas ibu

d. Mendeskripsikan karakteristik pekerjaan ibu

e. Mendeskripsikan karakteristik pendapatan ibu

f. Mendeskripsikan jarak rumah dengan tempat pelayanan kesehatan

g. Mendeskripsikan tingkat pengetahuan ibu hamil

h. Menganalisis hubungan karakteristik umur ibu hamil dengan

ketidakatifan dalam kunjungan ANC K1-K4

i. Menganalisis hubungan karakteristik pendidikan ibu hamil dengan

ketidakatifan dalam kunjungan ANC K1-K4

j. Menganalisis hubungan karakteristik paritas ibu hamil dengan

ketidakatifan dalam kunjungan ANC K1-K4

k. Menganalisis hubungan karakteristik pekerjaan ibu hamil dengan

ketidakatifan dalam kunjungan ANC K1-K4

l. Menganalisis hubungan karakteristik pendapatan ibu hamil dengan

ketidakatifan dalam kunjungan ANC K1-K4


m. Menganalisis hubungan jarak rumah ibu hamil dengan ketidakaktifan

kunjungan ANC K1-K4

n. Menganalisis hubungan pengetahuan ibu hamil dengan ketidakaktifan

kunjungan ANC K1-K4

D. Manfaat penelitian :

1. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti dalam penulisan

karya tulis ilmiah terutama metodelogi penelitian tentang

ketidakaktifan ibu hamil dalam kunjungan antenatal care (ANC).

b. Bagi Tenaga Kesehatan

Sebagai pedoman dan bahan masukan dalam memberikan penyuluhan

pendidikan kesehatan ibu hamil dalam meningkatkan dan

memaksimalkan pelayanan antenatal care (ANC).

c. Bagi Institusi

Sebagai dokumentasi tugas akhir Progam Studi Diploma III Kebidanan

Universitas Muhammadiyah Semarang serta dapat dikembangkan lebih

luas dalam penelitian selanjutnya.

d. Bagi Ibu Hamil

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi ibu hamil

mengenai pentingnya pemeriksaan kunjungan antenatal care (ANC).


2. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan untuk meningkatkan

pelayanan kunjungan antenatal care (ANC) di pelayanan kesehatan.

E. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

No Judul, Nama, Sasaran Variabel yang Metode Hasil


Tahun Diteliti

1. Analisis faktor Ibu hamil Variabel Cross Ada hubungan tingkat


yang berhubungan trimester independent: Sectional pengetahuan,
dengan keteraturan III Keteraturan pendapatan,biaya
Pemanfaatan Pemanfaatan dengan keteraturan
Antenatal Care (k1- Antenatal pemanfaatan Antenatal
k4) di wilayah kerja Care(k1-k4) Care (k1-k4)
Puskesmas mamasa Variabel Tidak ada hubungan
oleh dependent: antara
Surniati, Nurhayani, pengetahuan, Paritas,aksesibilitas
Muh. Alwy Arifin paritas, dan dukungan
2013 pendapatan keluarga dengan
keluarga, biaya, keteraturan
aksesibilitas, pemanfaatan Antenatal
dan dukungan Care (k1-k4)
keluarga.

2 Faktor-faktor yang Ibu hamil Variabel Cross Ada hubungan antara


Mempengaruhi Ibu trimester independent: Sectional pengetahuan dan
Hamil Melakukan III Ibu hamil dukungan suami
Kunjungan melakukan dengan kunjungan
Antenatal Care kunjungan ANC di Puskesmas
(ANC) Antenatal Care Tlogosari Kulon
di Puskesmas Variabel Semarang
Tlogosari Kulon dependent: Tidak ada hubungan
Kota Semarang , pendidikan, antara status graviditas,
oleh status graviditas, tindakan petugas
Astrid Riyandani pengetahuan, dengan kunjungan
2011 sikap petugas, ANC di Puskesmas
dan dukungan Tlogosari Kulon
suami terhadap
ibu hamil

3 Analisis faktor yang Ibu hamil Variabel Cross Ada hubungan


berhubungan dengan peserta independent: Sectional pengetahuan , sikap,
pemanfaatan Jampersal pemanfaatan kepuasan, persepsi,
pelayanan pelayanan dengan pemanfaatan
Antenatal Care oleh Antenatal Care pelayanan
ibu peserta oleh ibu peserta Antenatal Care pada
jampersal di wilayah jampersal ibu peserta Jampersal
Kerja Puskesmas Variabel
Poncol Semarang , dependent:
oleh Tri Dian Pengetahuan,
Larasati, Supriyono sikap, kepuasan,
Asfawi, Dyah persepsi mutu
Ernawati 2013 pelayanan

Perbedaan penelitian yang sebelumnya dengan penelitian sekarang terdapat

pada variabel, baik variabel dependent maupun variabel independent. Pada

peneltian ini variabel independent adalah umur, pendidikan, paritas, pekerjaan,

pendapatan, pengetahuan dan jarak rumah, sedangkan pada variabel dependent

adalah ketidakaktifan ibu hamil dalam kunjungan ANC. Selain itu tempat, waktu

dan tahun penelitannya juga berbeda dari penelitian yang sebelumnya, pada

penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan april tahun 2015 di Puskesmas

Genuk.

Anda mungkin juga menyukai