Anda di halaman 1dari 15

A.

DEFINISI

Bayi baru lahir adalah bayi yang pada usia kehamilan 37-42 minggu dan berat badan
2.500-4.000 gram (Vivian, N. L. D, 2010).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu
sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram (Depkes RI, 2005).
Neonatus (bayi baru lahir) adalah bayi yang baru lahir sampai usia 4 minggu lahir
biasanya dengan usia gestasi 38-42 minggu (Wong, D,L, 2003).
Jadi asuhan keperawatan pada bayi baru lahir adalah asuhan keperawatan yang
diberikan pada bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri
dari kehidupan intra uteri kekehidupan ekstra uteri hingga mencapai usia 37-42 minggu
dan dengan berat 2.500-4.000 gram.

B. ETIOLOGI

1. His(Kontraksi otot rahim)


2. Kontraksi otot dinding perut
3. Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan.
4. Ketegangan dan kontraksi ligamentum retundum.

C. TANDA DAN GEJALA

1. Lahir aterm antara 37-42 minggu


2. Berat badan 2500 – 4000 gram
3. Panjang lahir 48 – 52 cm
4. Lingkar dada 30 – 38 cm
5. Lingkar kepala 33 – 35 cm
6. Lingkar lengan 11-12
7. Frekuensi denyut jantung 120-160x/menit
8. Kulit kemerah- merahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup.
9. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna
10. Kuku agak panjang dan lemas
11. Nilai APGAR >7
12. Gerakan aktif
13. Bayi lahir langsung menangis kuat
14. Genetalia :
a. Pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang berada pada skrotum dan
penis yang berlubang.
b. Pada perempuan kematangan ditandai dengan vagina dan uterus yang
berlubang ,serta labia mayora menutupi labia minora.
15. Refleks rooting (mencari putting susu dengan rangsangan taktil pada pipi dan daerah
mulut)sudah terbentuk dengan baik.
16. Refleks sucking sudah terbentuk dengan baik.
17. Refleks grasping sudah baik
18. Refleks morro
19. Eliminasi baik, urine dan mekonium keluar dalam 24 jam pertama

D. PATOFISIOLOGI

Adaptasi Fisiologis
Baru lahir terjadi perubahan fungsi organ yang meliputi:
1. Sistem pernapasan
Selama dalam uterus janin mendapat oksigen dari pertukaran melalui
plasenta.Setelah bayi lahir pertukaran gas terjadi pada paru-paru (setelah tali pusat
dipotong).Rangsangan untuk gerakan pernapasan pertama ialah akibat adanya tekanan
mekanis pada toraks sewaktu melalui jalan lahir, penurunan tekanan oksigen dan
peningkatan karbondioksida merangsang kemoreseptor pada sinus karotis.Usaha bayi
pertama kali untuk mempertahankan tekanan alveoli adanya surfaktan adalah menarik
nafas, mengeluarkan dengan menjerit sehingga oksigen tertahan di dalam.Fungsi
surfaktan untuk mempertahankan ketegangan alveoli.
Masa alveoli akan kolaps dan paru-paru kaku. Pernapasan pada neonatus
biasanya pernapasan diafragma dan abdominal.Sedangkan respirasi setelah beberapa
saat kelahiran yaitu 30 – 60 x / menit.
2. Jantung dan Sirkulasi Darah
Di dalam rahim darah yang kaya akan oksigen dan nutrisi berasal dari plasenta
masuk ke dalam tubuh janin melalui vena umbilikalis, sebagian besar masuk ke vena
kava inferior melalui duktus dan vena sasaranti, darah dari sel-sel tubuh yang miskin
oksigen serta penuh dengan sisa-sisa pembakaran dan sebagian akan dialirkan ke
plasenta melalui umbilikalis, demikian seterusnya.
Ketika janin dilahirkan segera, bayi menghirup dan menangis kuat, dengan
demikian paru-paru akan berkembang, tekanan paru-paru mengecil dan darah mengalir
ke paru-paru, dengan demikian duktus botali tidak berfungsi lagi, foramen ovale akan
tertutup. Penutupan foramen ovale terjadi karena pemotongan tali pusat.
3. Saluran Pencernaan
Pada kehamilan 4 bulan, pencernaan telah cukup terbentuk dan janin telah dapat
menelan air ketuban dalam jumlah yang cukup banyak.Absorpsi air ketuban terjadi
melalui mukosa seluruh saluran pencernaan, janin minum air ketuban dapat dibuktikan
dengan adanya mekonium (zat yang berwarna hitam kehijauan). Mekonium merupakan
tinja pertama yang biasanya dikeluarkan dalam 24 jam pertama.
4. Hepar
Hepar janin pada kehamilan 4 bulan mempunyai peranan dalam metabolisme
hidrat arang, dan glikogen mulai disimpan di dalam hepar, setelah bayi lahir simpanan
glikogen cepat terpakai, vitamin A dan D juga sudah disimpan dalam hepar.
Fungsi hepar janin dalam kandungan segera setelah lahir dalam keadaan imatur
(belum matang).Hal ini dibuktikan dengan ketidakseimbangan hepar untuk meniadakan
bekas penghancuran darah dari peredaran darah. Enzim hepar belum aktif benar pada
neonatus, misalnya enzim UDPGT (Uridin Disfosfat Glukoronide Transferase) dan
enzim GGFD (Glukosa 6 Fosfat Dehidrogerase) yang berfungsi dalam sintesis bilirubin
sering kurang sehingga neonatus memperlihatkan gejala ikterus fisiologis.
5. Metabolisme
Pada jam-jam pertama energi didapat dari pembakaran karbohidrat dan pada hari
kedua energi berasal dari pembakaran lemak. Energi tambahan yang diperlukan
neonatus pada jam-jam pertama sesudah lahir diambil dari hasil metabolisme lemak
sehingga kadar gula darah dapat mencapai 120 mg/100 ml.
6. Produksi Panas
Pada neonatus apabila mengalami hipotermi, bayi mengadakan penyesuaian suhu
terutama dengan NST (Non Sheviring Thermogenesis) yaitu dengan pembakaran
“Brown Fat” (lemak coklat) yang memberikan lebih banyak energi daripada lemak
biasa.Cara penghilangan tubuh dapat melalui konveksi aliran panas mengalir dari
permukaan tubuh ke udara sekeliling yang lebih dingin.Radiasi yaitu kehilangan panas
dari permukaan tubuh ke permukaan benda yang lebih dingin tanpa kontak secara
langsung.Evaporasi yaitu perubahan cairan menjadi uap seperti yang terjadi jika air
keluar dari paru-paru dan kulit sebagai uap dan konduksi yaitu kehilangan panas dari
permukaan tubuh ke permukaan benda yang lebih dingin dengan kontak secara
langsung.
7. Kelenjar Endoktrin
Selama dalam uterus fetus mendapatkan hormon dari ibu, pada waktu bayi baru
lahir kadang-kadang hormon tersebut masih berfungsi misalkan pengeluaran darah dari
vagina yang menyerupai haid perempuan.Kelenjar tiroid sudah terbentuk sempurna
sewaktu lahir dan mulai berfungsi sejak beberapa bulan sebelum lahir.
8. Keseimbangan Air dan Ginjal
Tubuh bayi baru lahir mengandung relatif banyak air dan kadar natrium relatif
lebih besar daripada kalium. Hal ini menandakan bahwa ruangan ekstraseluler
luas.Fungsi ginjal belum sempurna karena jumlah nefron matur belum sebanyak orang
dewasa dan ada ketidakseimbangan antara luas permukaan glomerulus dan volume
tubulus proksimal, renal blood flow (aliran darah ginjal) pada neonatus relatif kurang
bila dibandingkan dengan orang dewasa.
9. Susunan Saraf
Jika janin pada kehamilan sepuluh minggu dilahirkan hidup maka dapat dilihat
bahwa janin tersebut dapat mengadakan gerakan spontan.Gerakan menelan pada janin
baru terjadi pada kehamilan empat bulan.Sedangkan gerakan menghisap baru terjadi
pada kehamilan enam bulan.
Pada triwulan terakhir hubungan antara saraf dan fungsi otot-otot menjadi lebih
sempurna.Sehingga janin yang dilahirkan diatas 32 minggu dapat hidup diluar
kandungan.Pada kehamilan 7 bulan maka janin amat sensitif terhadap cahaya.
10. Imunologi
Pada sistem imunologi Ig gamma A telah dapat dibentuk pada kehamilan 2 bulan
dan baru banyak ditemukan segera sesudah bayi dilahirkan. Khususnya pada traktus
respiratoris kelenjar liur sesuai dengan bakteri dapat alat pencernaan, imunoglobolin G
dibentuk banyak dalam bulan kedua setelah bayi dilahirkan. Ig A, Ig D dan Ig E
diproduksi secara lebih bertahap dan kadar maksimum tidak dicapai sampai pada masa
kanak-kanak dini. Bayi yang menyusui mendapat kekebalan pasif dari kolostrum dan
ASI.
11. Sistem Integumen
Kulit bayi baru lahir sangat sensitif dan mudah mengelupas, semua struktur kulit
ada pada saat lahir tetapi tidak matur.Epidermis dan dermis tidak terikat dengan erat
dan sangat tipis, vernik keseosa juga bersatu dengan epidermis dan bertindak sebagai
tutup pelindung dan warna kulit bayi berwarna merah muda.

12. Sistem Hematopoiesis.


Saat bayi lahir nilai rata-rata Hb, Ht, SDM dan Leukosit lebih tinggi dari nilai
normal orang dewasa. Hb bayi baru lahir 14,5 – 22,5 gr/dl, Ht 44 – 72%, SDM 5 – 7,5
juta/mm3 dan Leukosit sekitar 18000/mm3. Darah bayi baru lahir mengandung sekitar
80% Hb janin.Presentasi Hb janin menurun sampai 55% pada minggu kelima dan 5%
pada minggu ke 20.
13. Sistem Skelet
Arah pertumbuhan sefalokaudal terbukti pada pertumbuhan tubuh secara
keseluruhan.Kepala bayi cukup bulan berukuran seperempat panjang tubuh.Lengan
sedikit lebih panjang daripada tungkai.Wajah relatif kecil terhadap ukuran tengkorak
yang jika dibandingkan lebih besar dan berat.Ukuran dan bentuk kranium dapat
mengalami distorsi akibat molase.
Pada bayi baru lahir lutut saling berjauhan saat kaki diluruskan dan tumit
disatukan sehingga tungkai bawah terlihat agak melengkung.Saat baru lahir tidak
terlihat lengkungan pada telapak kaki.Ekstremitas harys simetris, terdapat kuku jari
tangan dan kaki, garis-garis telapak tangan dan sudah terlihat pada bayi cukup bulan.
E. KOMPLIKASI

1. Sebore
2. Ruam
3. Moniliasis
4. Ikterus fisiologi
5. gangguan sistem saraf pusat: koma,menurunnya reflex mata(seperti mengdip)
6. Cardiovascular: penurunan tekanan darah secara berangsur, menghilangnya tekanan
darah sistolik
7. Pernafasan: menurunnya konsumsi oksigen
8. Saraf dan otot: tidak adanya gerakan, menghilangnya reflex perifer
F. PATHWAY

Bayi baru lahir

Perubahan Fisiologis

Sistem respirsai S.kardiovaskular S.Gastrointestinal


Termoregulasi Pemotongan Tali Pusat

Sistem respirasi alveolus terisi O2 Asam lambung adaptasi


hangat ke port de entry bacteri
dingin
Hipoksia, tekanan resistensi vascular kolik R
meningkatkan panas resiko infeksi
Rongga dada paru
Peningkatan
Kegagalan peningkatan
suhu tubuh
Merangsang saraf tekanan pylmonalis distress antara aktivitas
otot panas
pernafasan waktu makan

menangis, Hipertermi
pegeluaran cariran aliran darah paru resiko nutrisi
menggigil
paru masuk jantung kurang dari
kebutuhan tubuh
Resiko
ketidakefektifan
Ketidakefektifan gangguan
Gangguan perfusi
Cedera
bersihan jalan Perfusi jaringan
napas
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. pH tali pusat, tingkat 7,20 sampai 7,24 menunjukkan status praasidosis, tingkat
rendah menunjukkan gangguan asfiksia bermakna.
2. Hemoglobin mencapai 15 sampai 20 g. hematokrit berkisar antara 43% sampai 61%.
3. Tes Coombs langsung pada daerah tali pusat menentukan adanya kompleks antigen-
antibodi pada membran sel darah merah yang menunjukkan kondisi hemolitik.
4. Bilirubin Total sebanyak 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1 sampai 2
hari dan 12 mg/dl pada 3 sampai 5 hari.

H. PENATALAKSANAAN

Menurut Prawirohardjo, (2005) tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir,
adalah:
1. Membersihkan jalan nafas Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir,
apabila bayi tidak langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan nafas
dengan cara sebagai berikut :
a. Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat.
b. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang Bersihkan hidung, rongga
mulut dan tenggorokan bayi dengan jari tangan yang dibungkus kassa steril.
c. Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan
kain.
2. Memotong dan Merawat Tali Pusat Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta
lahir tidak begitu menentukan dan tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali pada bayi kurang
bulan. Tali pusat dipotong 5 cm dari dinding perut bayi dengan gunting steril dan diikat
dengan pengikat steril. Apabila masih terjadi perdarahan dapat dibuat ikatan baru. Luka tali pusat
dibersihkan dan dirawat dengan alkohol 70% atau povidon iodin 10% serta dibalut kasa
steril. Pembalut tersebut diganti setiap hari dan atau setiap tali basah / kotor. Sebelum memotong
tali pusat, pastikan bahwa tali pusat telah diklem dengan baik, untuk mencegah terjadinya perdarahan.
3. Mempertahankan Suhu Tubuh Bayi Pada waktu baru lahir, bayi belum mampu mengatur tetap
suhu badannya dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap hangat.
Bayi baru lahir harus dibungkus hangat.
4. Memberi Vitamin K Untuk mencegah terjadinya perdarahan, semua bayi baru lahir normal dan
cukup bulan perlu diberi vitamin K peroral 1 mg/hari selama 3 hari, sedangkan bayi
resiko tinggi diberi vitamin K parenteral dengan dosis 0,5 1 mg I.M
5. Memberi Obat Tetes / Salep Mata Di beberapa negara perawatan mata bayi baru lahir secara
hukum diharuskan untuk mencegah terjadinya oplitalmic neonatorum. Di daerah
dimana prevalensi gonorhoe tinggi, setiap bayi baru lahir perlu diberi salep mata sesudah 5 jam
bayi lahir. Pemberian obat mata eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1% dianjurkan untuk
pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual).
6. Identifikasi Bayi
a. Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia di tempat penerimaan pasien, di kamar
bersalin dan di ruang rawat bayi.
b. Alat yang digunakan hendaknya kebal air, dengan tepi yang halus tidak mudah melukai, tidak
mudah sobek dan tidak mudah lepas.
c. Pada alat/gelang identifikasi harus tercantum : nama (bayi, nyonya) tanggal lahir,
nomor bayi, jenis kelamin, unit, nama lengkap ibu. d. Di setiap tempat tidur harus
diberi tanda dengan mencantumkan nama, tanggal lahir, nomor identifikasi.
7. Pemantauan Bayi Baru Lahir Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui aktivitas
bayi normal atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang
memerlukan perhatian keluarga dan penolong persalinan serta tindak lanjut petugas
kesehatan. Pemantauan 2 jam pertama sesudah lahir meliputi :
a. Kemampuan menghisap kuat atau lemah
b. Bayi tampak aktif atau lunglai
c. Bayi kemerahan atau biru

I. ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
a. Identitas
b. Pengkajian terhadap factor resiko
1) Maternal : Usia, riwayat kesehatan yang lalu, perkembangan social dan
riwayat pekerjaan.
2) Obsetrik : Parity, periode, kondisi kehamilan terakhir
3) Perinatal : Antenatal, informasi prenatal maternal health (DM,jantung)
4) Intra Partum event :
a) Usia gestasi : Lebih dari 34 minggu sampai dengan 42 minggu.
b) Lama dan karakteristik persalinan : Persalinan lama pada kala I dan II
KPD 24 jam.
c) Kondisi ibu : Hipo/Hiper tensi progsif perdarahan, infeksi.
d) Keadaan yang mengidentifikasi fetal disstres HR lebih dari 120 x sampai
dengan 140 x / menit.
e) Penggunaan analgesic
f) Metode meahirkan : Sectio Caesaria, Forsep, Vakum
c. Pengkajian Fisik
1) Eksternal : Perhatikan warna, bercak warna , kuku, lipatan pada telapak kaki,
periksa potensi hidung dengan menutup sebelah lubang hidung sambil
mengobservasi pernafasan dan perubahan kulit.
2) Dada
Palpasi untuk mencari detak jantung yang terkencang, auskultasi untuk
menghitung denyut jantung, perhatikan bunyi nafas pada setiap dada.
a) Abdomen : Verifikasi adanya abdomen yang berbentuk seperti kubam
atau tidak ada anomaly, perhatikan jumlah pembuluh darah pada tali
pusat.
b) Neurologis : Periksa tonus otot dan reaksi reflex.
d. Pemeriksaan Penunjang
e. Nilai APGAR
f. Pengkajian
1) Aktivitas/Istirahat
Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama, bayi tampak
semi koma saat tidur ; meringis atau tersenyum adalah bukti tidur dengan
gerakan mata cepat, tidur sehari rata-rata 20 jam.

2) Pernapasan dan Peredaran Darah


Bayi normal mulai bernapas 30 detik sesudah lahir, untuk menilai status kesehatan bayi
dalam kaitannya dengan pernapasan dan peredaran darah dapat digunakan metode
APGAR Score. Namun secara praktis dapat dilihat dari frekuensi denyut jantung dan
pernapasan serta wajah, ekstremitas dan seluruh tubuh, frekwensi denyut jantung bayi
normal berkisar antara 120-140 kali/menit (12 jam pertama setelah kelahiran), dapat
berfluktuasi dari 70-100 kali/menit (tidur) sampai 180 kali/menit (menangis).
Pernapasan bayi normal berkisar antara 30-60 kali/menit warna ekstremitas, wajah dan
seluruh tubuh bayi adalah kemerahan.Tekanan darah sistolik bayi baru lahir 78 dan
tekanan diastolik rata-rata 42, tekanan darah berbeda dari hari ke hari selama bulan
pertama kelahiran. Tekanan darah sistolik bayi sering menurun (sekitar 15 mmHg)
selama satu jam pertama setelah lahir. Menangis dan bergerak biasanya menyebabkan
peningkatan tekanan darah sistolik.
3) Suhu Tubuh
Suhu inti tubuh bayi biasanya berkisar antara 36,50C-370C.Pengukuran suhu tubuh dapat
dilakukan pada aksila atau pada rektal.
4) Kulit
Kulit neonatus yang cukup bulan biasanya halus, lembut dan padat dengan sedikit
pengelupasan, terutama pada telapak tangan, kaki dan selangkangan.Kulit biasanya
dilapisi dengan zat lemak berwarna putih kekuningan terutama di daerah lipatan dan
bahu yang disebut verniks kaseosa.
5) Keadaan dan Kelengkapan Ekstremitas
Dilihat apakah ada cacat bawaan berupa kelainan bentuk, kelainan jumlah atau tidak
sama sekali pada semua anggota tubuh dari ujung rambut sampai ujung kaki juga lubang
anus (rektal) dan jenis kelamin.
6) Tali Pusat
Pada tali pusat terdapat dua arteri dan satu vena umbilikalis.Keadaan tali pusat harus
kering, tidak ada perdarahan, tidak ada kemerahan di sekitarnya.

7) Refleks
Beberapa refleks yang terdapat pada bayi :
a) Refleks moro (refleks terkejut). Bila diberi rangsangan yang mengagetkan akan
terjadi refleks lengan dan tangan terbuka.
b) Refleks menggenggam (palmer graps). Bila telapak tangan dirangsang akan memberi
reaksi seperti menggenggam. Plantar graps, bila telapak kaki dirangsang akan memberi
reaksi.
c) Refleks berjalan (stepping). Bila kakinya ditekankan pada bidang datang atau
diangkat akan bergerak seperti berjalan.
d) Refleks mencari (rooting). Bila pipi bayi disentuh akan menoleh kepalanya ke sisi
yang disentuh itu mencari puting susu.
e) Refleks menghisap (sucking). Bila memasukan sesuatu ke dalam mulut bayi akan
membuat gerakan menghisap.
8) Berat Badan
Pada hari kedua dan ketiga bayi mengalami berat badan fisiologis.Namun harus waspada
jangan sampai melampaui 10% dari berat badan lahir.Berat badan lahir normal adalah
2500 sampai 4000 gram.
9) Mekonium
Mekonium adalah feces bayi yang berupa pasta kental berwarna gelap hitam kehijauan
dan lengket. Mekonium akan mulai keluar dalam 24 jam pertama.
10) Antropometri
Dilakukan pengukuran lingkar kepala, lingkar dada, lingkar lengan atas dan panjang
badan dengan menggunakan pita pengukur. Lingkar kepala fronto-occipitalis 34cm,
suboksipito-bregmantika 32cm, mento occipitalis 35cm. Lingkar dada normal 32-34 cm.
Lingkar lengan atas normal 10-11 cm. Panjang badan normal 48-50 cm.
11) Seksualitas
Genetalia wanita ; Labia vagina agak kemerahan atau edema, tanda vagina/himen dapat
terlihat, rabas mukosa putih (smegma) atau rabas berdarah sedikit mungkin ada.
Genetalia pria ; Testis turun, skrotum tertutup dengan rugae, fimosis biasa terjadi.

2. Diagnosa Keperawatan
a. Pola napas tidak efektif
b. Bersihan jalan nafas tidak efektif
c. Hipertermia
d. Hipotermia
e. Risiko infeksi
f. Risiko Cedera
g. Risiko defisit nutrisi

3. Rencana Keperawatan
Diagnosa 1: Pola napas tidak efektif
Tujuan: Dalam waktu 1x24 jam setelah dilakukan intervensi keperawatan pola
nafas BBL kembali efektif Kriteria hasil:
1) Kemudahan bernafas dan kedalaman inspirasi
2) Ekspansi dada simetris
3) Tidak ada penggunaan otot bantu pernafasan
4) Tidak ada bunyi nafas tambahan
5) Nafas pendek tidak ada
Intervensi
1) Observasi adanya pucat dan sianosis Sianosis menunjukkan adanya gangguan
pada pernafasan BBL
2) Pantau kecepatan, irama, kedalaman dan usaha respirasi Mengetahui
perkembangan kondisi BBL
3) Auskultasi bunyi nafas, perhatikan area penurunan/tidak adanya ventilasi dan
adanya bunyi nafas tambahan Mengetahui adanya kelainan dalam pernafasan
BBL
4) Lakukan pengisapan sesuai dengan kebutuhan untuk membersihkan sekresi
Secret yang menumpuk dapat mengakibatkan ketidakefektifan pola nafas
Kolaborasi: Berikan Non re-breathing mask dengan oksigen Memenuhi
kebutuhan oksigen BBL.
a. Diagnosa 2: Bersihan jalan nafas tidak efektif
Tujuan: Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam BBL
menunjukkan keefektifan jalan nafas Kriteria hasil
1) BBL mudah untuk bernafas
2) Kegelisahan, sianosis, dan dispnea tidak ada
3) RR dalam batas normal
Intervensi
1) Kaji keefektifan pemberian oksigen dan perawatan yang lain
2) Auskultasi bagian dada anterior dan posterior untuk mengetahui adanya
penurunan atau tidak adanya ventilasi dan adanya bunyi tambahan
3) Pantau status oksigen BBL Jika SaO < 80% mengindikasikan adanya
ketidakefektifan jalan nafas
4) Jelaskan pada BBL dan keluarga tentang penggunaan peralatan: O2, suction,
inhalasi
5) Lakukan fisioterapi dada sesuai kebutuhan Kolaborasi: Berikan udara/oksigen
yang telah dihumidifikasi

b. Diagnosa 3 : Hipertermia
Tujuan: Dalam waktu 1x24 jam setelah dilakukan intervensi keperawatan
hipertermia tidak terjadi Kriteria hasil:
1) Suhu tubuh dalam rentang normal
2) Nadi dan RR dalam rentang normal
3) Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing, merasa nyaman
Intervensi
1) Pantau suhu paling sedikit setiap 2 jam, sesuai kebutuhan Suhu tubuh bayi baru
lahir mudah mengalami penurunan
2) Monitor warna dan suhu kulit
3) Monitor tekanan darah, nadi dan RR
4) Monitor penurunan tingkat kesadaran
5) Monitor WBC, Hb, dan Hct
6) Monitor intake dan output
7) Berikan anti piretik
8) Lakukan tapid sponge
9) Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya kehangatan tubuh
10) Kompres pasien pada lipat paha dan aksila
11) Tingkatkan sirkulasi udara

c. Diagnosa 4 : Hipotermia
Tujuan: Dalam waktu 1x24 jam setelah dilakukan intervensi keperawatan
hipotermia tidak terjadi Kriteria hasil:
1) BBL menunjukkan termoregulasi neonates (keseimbangan antara panas yang
dihasilkan, peningkatan panas, dan kehilangan panas selama periode neonatus)
Intervensi:
1) Pantau suhu paling sedikit setiap 2 jam, sesuai kebutuhan Suhu tubuh bayi baru
lahir mudah mengalami penurunan
2) Pantau suhu bayi lahir sampai stabil Suhu tubuh bayi baru lahir mudah
mengalami penurunan
3) Ajarkan indikasi hipotermia dan tindakan kedaruratan yang diperlukan sesuai
dengan kebutuhan
4) Pemahaman tentang kondisi hipotermi dapat mencegah terjadinya hipotermi
5) Selimuti bayi segera setelah dilahirkan
6) Mencegah kehilangan panas
7) Gunakan tutup kepala pada bayi baru lahir
8) Mencegah kehilangan panas
9) Tempatkan bayi baru lahir dalam incubator atau dibawah penghangat sesuai
kebutuhan
10) Menjaga suhu tubuh agar tetap hangat

d. Diagnosa 5: Risiko infeksi berhubungan dengan adanya luka pada tali pusat
Tujuan: Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam resiko infeksi
tidak menjadi aktual
Kriteria hasil:
1) BBL bebas dari tanda dan gejala infeksi
2) Jumlah leukosit dalam batas normal
3) Status imun, gastrointestinal, genitourinaria dalam batas normal
Intervensi:
1) Pantau tanda/gejala infeksi (missal.suhu tubuh, denyut jantung, pembuangan,
penampilan luka, sekresi, penampilan urin, suhu kulit, lesi kulit, keletihan,
malaise)
2) Mengetahui tanda infeksi secara dini memungkinkan pencegahan terhadap
infeksi dan mengurangi keparahan infeksi yg mungkin sudah terjadi
3) Kaji faktor yg meningkatkan serangan infeksi (missal.usia lanjut, tanggap
imun rendah, dan malnutrisi)
4) Faktor pemberat dapat mengakibatkan infeksi berkembang leboh cepat
5) Pantau hasil laboratorium (DPL, hitung granulosit absolut, hasil-hasil yg
berbeda, protein serum, dan albumin)
6) Perubahan hasil laboratorium mengidentifikasikan adanya infeksi
7) Ajarkan keluarga BBL teknik mencuci tangan yg benar
8) Cuci tangan dengan benar dapat mencegah transmisi organism
9) Ajarkan kepada keluarga BBL tanda/gejala infeksi dan kapan harus
melaporkannya ke pusat kesehatan
10) Perubahan hasil laboratorium dapat mengindikasikan adanya infeks
11) Berikan terapi antibiotic bila diperlukan
e. Diagnosa 6 : Risiko cedera berhubungan dengan
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien tidak
mengalami cedera.
Kriteria hasil
Pasien terbebas dari cedera
Intervensi
1) Sediakan lingkungan yang aman untuk pasien
2) Identifikasi kebutuhan keamanan pasien, sesuai dengan kondisi fisik dan
fungsi kognitif pasien dan riwayat penyakit terdahulu pasien
3) Menghindarkan lingkungan yang berbahaya (misalnya memindahkan
perabotan)
4) Menempatkan bayi di box bayi
5) Menyediakan tempat tidur yang nyaman dan bersih
6) Menempatkan saklar lampu ditempat yang mudah dijangkau keluarga pasien.
7) Membatasi pengunjung
8) Menganjurkan keluarga agar menemani pasien
9) Mengontrol lingkungan dari kebisingan
10) Memindahkan barang-barang yang dapat membahayakan

f. Diagnosa 7: Risiko defisit nutrisi berhubungan dengan refleks hisap tidak adekuat.
Tujuan: kebutuhan nutrisi terpenuhi.
Kriteria hasil:
1) Penurunan BB tidak lebih dari 10% BB lahir.
2) Intake dan output makanan seimbang.
3) Tidak ada tanda-tanda hipoglikemi.
Rencana tindakan:
1) Timbang BB setiap hari.
2) Auskultasi bising usus, perhatikan adanya distensi abdomen.
3) Anjurkan ibu untuk menyusui pada payudara secara bergantian 5-10 menit.
4) Lakukan pemberian makanan tambahan.
5) Observasi bayi terhadap adanya indikasi masalah dalm pemberian makanan
(tersedak, menolak makanan, produksi mukosa meningkat).
DAFTAR PUSTAKA

Bobak, Lowdermilk, Jansen. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4. Jakarta:
EGC.
MNH, JNPK-KR dan DepKes. 2003. Buku Acuan Persalinan Normal. Jakarta: DepKes.
NANDA. 2012. Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. Jakarta: EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
RI DepKes. 2005. Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial. Jakarta: DepKes.
Saifuddin, Abdul Bari. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Anda mungkin juga menyukai