Anda di halaman 1dari 6

PENGERTIAN MANAJEMEN KOPRASI

PENGERTIAN MANAJEMEN KOPERASI


1. Pengertian Manajemen
Sebelum kita membahas pengertian manajemen koperasi, kita harus paham bahwa
manajemen koperasi terbagi menjadi dua unsur makna, yaitu manajemen dan
koperasi. Adapun pengertian manajemen berbagai sumber adalah sebagai berikut:
1) Berdasarkan KBBI, manajemen adalah pengelolaan sumber daya yang
dilakukan secara efektif agar bisa menyentuh tujuan organisasi atau
perusahaan.
2) R. Terry menjelaskan bahwa manajemen adalah suatu proses utama yang
terdiri atas berbagai tindakan pengorganisasian, perencanaan, pengendalian
dan pergerakan untuk menentukan serta menuju tujuan yang sudah dilakukan
dengan memanfaatkan berbagai sumber daya yang tersedia.
3) James A.F. Stoner menjelaskan bahwa manajemen adalah suatu upaya
pengorganisasian, kepemimpinan, perencanaan, serta pengendalian usaha yang
dilakukan oleh seluruh anggota organisasi serta memanfaatkan seluruh sumber
daya yang ada demi mencapai tujuan yang sebelumnya sudah ditentukan.

2. Pengertian Koperasi
Pada dasarnya, koperasi memiliki awalah “co” yang artinya bersama dan “operation”
atau operasi yang artinya adalah bekerja. Jadi, koperasi memiliki arti kerja sama.
Sementara itu, pengertian koperasi secara umum adalah sekelompok orang yang
memiliki tujuan sama dan dihimpun dalam satu organisasi dengan asas kekeluargaan
untuk meningkatkan kesejahteraan para anggota di dalamnya. Berikut ini adalah
pengertian koperasi menurut para ahli:
1) Dr. Fay menjelaskan bahwa koperasi adalah sebuah perserikatan yang
dibentuk untuk bisa berusaha bersama yang didalamnya terdapat beberapa
anggota yang lemah secara finansial dan diupayakan untuk selalu semangat
agar tidak memikirkan diri sendiri, sehingga setiap anggota akan melakukan
seluruh kewajibannya dan mendapatkan hasil yang sebanding dengan hasil
usahanya sendiri.
2) Prof. R.S. Soeriaatmadja menjelaskan bahwa koperasi adalah bentuk badan
usaha yang dibuat secara sengaja dan dikendalikan serta dikendalikan oleh
setiap anggota yang juga berperan sebagai pelanggannya juga dioperasikan
oleh mereka dan untuk mereka dengan asas nirlaba.
3. Pengertian Manajemen Koperasi
Berdasarkan pengertian manajemen dan koperasi diatas, maka manajemen koperasi
bisa diartikan sebagai suatu penerapan ilmu manajemen di dalam ruang lingkup
koperasi yang mana para anggotanya diberi tanggung jawab dan wewenang untuk
melakukan pengorganisasian, perencanaan, dan pengendalian sumber daya koperasi
untuk mencapai tujuan koperasi.

KONSEP MANAJEMEN KOPERASI


Manajemen kooperatif tidak didasarkan pada paksaan otoritas, tetapi melalui keterlibatan dan
partisipasi. Manajer kooperatif profesional menggunakan metode yang sama dengan
manajemen secara umum. Hanya saja nilai-nilai dan tujuan yang harus diperjuangkan untuk
metode yang membuat manajemen kooperatif unik dan berbeda dari manajemen lainnya.
Fungsi utamanya adalah untuk mencari kepemimpinan kooperatif untuk anggota dan
administrator terpilih dalam pengembangan kebijakan dan strategi yang akan
memberdayakan koperasi dalam mewujudkan cita-cita atau tujuan mereka.
Dengan menyatukan manajemen kooperatif sebagai bagian dari koperasi dan sebagai
representasi dari prinsip-prinsip penting koperasi itu sendiri, kita dapat mengembangkan
manajemen dan demokrasi dalam koperasi sebagaimana dinyatakan oleh Peter Davis, sebagai
berikut: “Pengembangan prinsip-prinsip manajemen kooperatif, akan membuat koperasi
Harus dikelola secara profesional dan kooperatif sedemikian rupa sehingga keterlibatan
anggota dan demokrasi akan tetap menjadi kunci keberhasilan dalam praktik kerja
sama.Dengan memiliki prinsip-prinsip manajemen kooperatif, kami juga meletakkan dasar
sebagai kriteria untuk menilai pelatihan manajemen kooperatif, dan menilai kinerja
manajemen dalam koperasi “.

PRINSIP DASAR MANAJEMEN KOPERASI


Prinsip Dasar Manajemen Koperasi Terdiri dari :
1. Keanggotaan Bersifat Sukarela Dan Terbuka
Koperasi akan menerima setiap anggotanya secara terbuka untuk siapapun yang ingin
menjadi anggota tanpa memandang status sosial masyarakat. Jadi, siapapun memiliki
hak yang sama untuk bisa mendaftarkan diri dan tidak ada paksaan atau kewajiban
bagi masyarakat untuk mendaftarkan dirinya menjadi bagian dari anggota koperasi.
2. Pengelolaan Dilakukan Secara Demokrasi
Struktur organisasi koperasi akan dibentuk sesuai dengan ketentuan yang sudah ada
dengan asas kekeluargaan yang menjunjung tinggi nilai demokrasi dalam
penyelenggaraan rapat anggota, penentuan pengurus, pembentukan pengawas, serta
penunjukkan manajer sebagai karyawan yang bekerja pada koperasi yang akan
dibentuk.
3. Pembagian SHU Dilakukan Secara Adil
Koperasi memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu,
setiap anggota koperasi haru mengeluarkan usaha yang maksimal dan mampu bersifat
serta berlaku adil dan juga merata, khususnya dalam hal pembagian sisa hasil usaha
dalam mempertimbangkan aspek kepercayaan dalam hal mengelola koperasi yang
sudah diberikan oleh tiap anggota yang dinilai dalam pembentukan besarnya jasa
usaha tersebut.
4. Pemberian Balas Jasa yang Terbatas pada Pemodal
Koperasi harus memberikan timbal balik pada mereka yang sudah berinvestasi dan
juga mempercayakan koperasi dalam mengelola modal yang sudah diberikan dengan
balas jasa sesuai dengan keseimbangan, keadilan dan keterbatasan. Besarnya modal
pun harus dinyatakan secara transparan kepada seluruh anggota koperasi agar mereka
mengerti bahwa pemberian balas jasa yang dilakukan dalam koperasi sudah dilakukan
sesuai dengan ketentuan yang sedang berlaku.
5. Kemandirian
Koperasi dibentuk dengan prinsip kemandirian. Artinya, koperasi tidak berada dalam
naungan payung organisasi dan juga tidak bergantung maupun mengandalkan
organisasi lain, koperasi akan berdiri sendiri untuk membuat struktur organisasinya
sendiri untuk bisa mengelola dan juga menjalankan operasional perusahaan untuk
meningkatkan kesejahteraan tiap anggota dan masyarakat sekitar.
6. Pendidikan Perkoperasian
Koperasi memiliki arah dan juga tujuan untuk bisa bekerja sama dalam mengelola
setiap operasional koperasi yang bersifat positif. Dalam hal ini, koperasi memerlukan
keahlian keahlian dalam pengoperasiannya agar koperasi menjadi wadah yang
memiliki prinsip dan asas berlandaskan kekeluargaan yang bermanfaat. Untuk itu,
pendidikan dalam hal perkoperasian sangat penting untuk membentuk koperasi.
7. Kerjasama Antar Koperasi
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa koperasi memiliki sifat yang
mandiri dalam hal pengorganisasiannya. Namun dalam menjalankan setiap kegiatan
usaha, koperasi tetap harus menjalin hubungan dan kerjasama yang baik antar
koperasi dengan cara komunikasi dan juga interaksi yang baik.

ANGGARAN DASAR KOPERASI


Prinsip Dasar Anggaran Dasar Koperasi adalah aturan dasar tertulis yang memuat keterangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Tentang
Perkoperasian. Anggaran dasar koperasi hanya memuat ketentuan-ketentuan pokok mengenai
tata laksana organisasi, cara kerja, kegiatan usaha, kewajiban-kewajiban, resiko yang harus
ditanggung dan keadaan apabila terjadi sesuatu yang menyebabkan berhentinya organisasi
koperasi.
Anggaran Dasar Koperasi terdiri dari :
1. Nama
Nama Koperasi yang dipakai hendaknya menghindari golongan tertentu, hal-hal yang
membawa SARA dan hal-hal lain yang menunjukkan seorang tokoh tertentu.
Koperasi yang hanya menjalankan satu kegiatan usaha yaitu Simpan Pinjam, harus
menggunakan pendahuluan nama Koperasi Simpan Pinjam sebelum nama Koperasi
yang dimaksud. Koperasi yang menjalankan hanya Jasa Keuangan Syari’ah, kini
hanya boleh menggunakan nama KSPS atau Koperasi simpan Pinjam Syari’ah.
2. Tempat Kedudukan atau Domisili 
Domisili Koperasi harus di lingkungan yang diperuntukkan usaha atau lingkungan
perkantoran, jangan di perumahan, karena berkaitan dengan izin usaha perdagangan
yang nantinya dikeluarkan oleh Suku Dinas Koperasi dan Perdagangan.
3. Kegiatan Usaha
Kegiatan Usaha Koperasi terbagi atas 4 jenis yang disebut dengan jenis koperasi
dalam UU No. 17 tahun 2012, yaitu : Koperasi Simpan Pinjam, Koperasi Jasa,
Koperasi Konsumen dan Koperasi Produksi. Jenis Koperasi tersebut tidak dapat
disatukan. Kegiatan Usaha Koperasi yang berupa Perdagangan dan Jasa yang bersifat
Khusus, harus mempunyai izin dari instansi terkait.
4. Keanggotaan
Pada dasarnya setiap Warga Negara Indonesia dapat menjadi Anggota Koperasi.
Anggota Koperasi pertama kali sebelum Koperasi memperoleh badan hukum adalah
Anggota Pendiri, dimana tidak ada perlakuan khusus atau perbedaan antara Anggota
Pendiri tersebut dengan Anggota yang nanti masuk setelah status Badan Hukum
keluar. Nama-nama Anggota Pendiri tercantum di Anggaran Dasar (AD) Pendirian
dan untuk AD yang nanti mengalami perubahan tidak perlu dicantumkan lagi nama-
nama Anggota. Segala perubahan jumlah keanggotaan tidak perlu merubah AD
Koperasi.
Jenis Keanggotaan kini tidak ada lagi klausul mengenai Anggota Luar Biasa di UU
terbaru, oleh karena itu pada dasarnya semua harus jadi anggota atau tidak sama
sekali.
Persyaratan keanggotaan, untuk setiap orang yang akan menjadi anggota harus
membayar setoran pokok, yaitu setoran sekali bayar yang besarnya ditentukan sama
pada tiap anggota dan harus memiliki Sertifikat Modal Koperasi.
5. Rapat Anggota
Rapat Anggota mempunyai kekuasaan tertinggi dan perubahan mengenai AD atau
mengenai Pengurus dan Pengawas ditentukan melalui Rapat Anggota.
Quorum Rapat hanya sah keputusan apabila ditentukan oleh suara terbanyak, artinya
quorum Rapat sah apabila dihadiri oleh lebih dari ½ jumlah Anggota dan diputuskan
melalui suara terbanyak atau lebih dari ½ suara yang hadir tadi didalam Rapat
Anggota.
6. Pengurus
Pengurus Koperasi yang diakui terdiri dari :
 Ketua
 Sekretaris
 Bendahara
Dalam hal masing-masing Pengurus tersebut terdiri dari beberapa orang, maka salah
satu harus ditentukan sebagai Ketua Umum, Sekretaris Umum atau Bendahara
Umum, apabila hanya terdapat wakil-wakil, maka penyebutannya tetap seperti
tersebut diatas hanya ditambah wakil-wakilnya.
Dalam hal adanya tambahan beberapa orang Pengurus atau wakil-wakilnya, maka
jumlahnya harus ganjil agar Rapat Pengurus dapat mengambil suara terbanyak.
7. Pengawas
Pengawas minimal tiga orang, yang satu menjadi Ketua Pengawas dan yang lainnya
adalah Anggota Pengawas. Kini peran Pengawas menjadi lebih kuat dan penting mirip
dengan Komisaris sebuah Perseroan Terbatas.
8. Jabatan Pengurus dan Pengawas
Masa Jabatan Pengurus dan Pengawas ditentukan dalam AD. Ada baiknya tidak lebih
dari 5 tahun, karena terlalu lama.
Pengurus dan Pengawas ini dapat diubah sewaktu-waktu dengan Rapat Anggota Luar
Biasa.
9. Modal Awal
Modal Awal Pendirian merupakan Modal Dasar dan Modal yang disetor Koperasi
yang kini hanya terdiri dari Setoran Pokok, Sertifikat Modal Koperasi dan atau Hibah
(dengan pembuktian pernyataan hibah).
Modal berkaitan dengan Penggolongan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dengan
ketentuan yang mengikuti Kementerian Perdagangan.

Anda mungkin juga menyukai