PENDAHULUAN
membentuk ion kompleks atau senyawa kompleks. Ion-ion dari unsur logam transisi
pembentukan ikatan dengan molekul atau anion tertentu membentuk ion kompleks.
Ion kompleks terdiri atas ion logam pusat dikelilingi anion-anion atau
molekul-molekul membentuk ikatan koordinasi. Ion logam pusat disebut ion pusat
atau atom pusat. Anion atau molekul yang mengelilingi ion pusat disebut ligan.
Banyaknya ikatan koordinasi antara ion pusat dan ligan disebut bilangan koordinasi.
Salah satu senyawa yang dapat digunakan dalam sintesis kompleks adalah
ligan yang berasal dari basa Schiff. Sintesis senyawa kompleks dibuat dari turunan
ligan basa Schiff 1,5 diphenilkarbahidrazid dan anilina dalam medium etanol.
Senyawa kompleks yang terbentuk dari ligan basa Schiff dan ion logam
transisi merupakan katalisator, dan dalam prosesnya terjadi hibridisasi yang berbeda-
beda untuk tiap logam. Struktur senyawa kompleks dapat dijelaskan melalui teori
Pada percobaan kali ini, dilakukan sintesis suatu senyawa kompleks dengan
menggunakan atom pusat tembaga (II) dan ligan basa Schiff yang diperoleh dari
turunan ligan basa Schiff 1,5 diphenilkarbahidrazid dan anilina dalam medium etanol.
1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan
Maksud dari percobaan ini adalah untuk mempelajari dan memahami sintesis
1. Mengetahui sintesis ligan basa Schiff dari 1,5 diphenilcarbahydrazid dan anilin.
2. Mengetahui sintesis kompleks Cu(II) dengan ligan basa Schiff dari 1,5
Prinsip dari percobaan ini adalah mensintesis ligan basa Schiff dari 1,5
dan dikeringkan. Kemudian untuk mensintesis kompleks Cu(II) dengan ligan basa
Schiff dengan perbandingan mol 1:1 yang direfluks selama 2 jam, kemudian disaring
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ikatan koordinat dengan atom atau ion logam. Kompleks dapat merupakan ion positif
transisi. Kompleks yang terbentuk sering berwarna dan memiliki elektron yang tidak
membentuk ikatan dengan gugus penyumbang elektron (ligan). Jumlah ligan yang
terkoordinasi da penyebaran geometris ligan ini di sekitar logam merupakan ciri yang
membedakan sebuah ion kompleks dari ion kompleks lainnya (Petrucci, 1998).
Tembaga adalah logam merah-muda, yang lunak, dapat ditempa, dan liat. Ia
melebur pada 1038oC. Karena potensial elektroda standarnya positif, (+0,34 V untuk
pasangan Cu/Cu2+), ia tak larut dalam asam klorida dan asam sulfat encer, meskipun
dengan adanya oksigen ia bisa larut sedikit. Asam nitrat yang sedang pekatnya (8 M)
Senyawa ion logam yang berkoordinasi dengan ligan disebut dengan senyawa
kompleks. Sebagian besar ligan adalah zat netral atau anionik tetapi kation, seperti
kation tropilium juga dikenal. Ligan netral, seperti amonia, NH 3, atau karbon
monoksida, CO, dalam keadaan bebas pun merupakan molekul yang stabil, sementara
ligan anionik, seperti Cl- atau C5H5-, distabilkan hanya jika dikoordinasikan ke atom
logam pusat. Ligan dengan satu atom pengikat disebut ligan monodentat, dan yang
memiliki lebih dari satu atom pengikat disebut ligan polidentat, yang juga disebut
ligan khelat. Jumlah atom yang diikat pada atom pusat disebut dengan bilangan
Ligan adalah spesies yang memiliki atom (atau atom-atom) yang dapat
menyumbangkan sepasang elektron pada ion pusat pada tempat tertentu dalam
lengkung koordinasi. Sehingga, ligan merupakan basa Lewis dan ion logam adalah
asam Lewis. Jika ligan hanya dapat menyumbangkan pasangan elektron (misalnya
NH3 melalui atom N) disebut ligan unidentat. Ligan ini mungkin merupakan anion
monoatomik (tetapi bukan atom netral) seperti ion halide, anion poliatomik seperti
NO2-, molekul sedehana seperti NH3, atau molekul kompleks seperti piridin, C5H5N.
beberapa ligan mempunyai lebih dari satu pasangan elektron untuk disumbangkan,
yang disebut ligan multidentat. Ligan multidentat ini dapat terikat secara serentak
pada dua posisi atau lebih dalam lengkung koordinasi ion logam pusat. Pengikatan
berganda ini menghasilkan ion kompleks dengan bentuk cincin yang terdiri dari 5
molekul pelarut atau lebih yang terkoordinasi, dengan gugus-gugus nukleofilik lain.
Gugus-gugus yang terikat pada ion pusat, disebut ligan, dan dalam larutan air, reaksi
Disini ligan (L) dapat berupa sebuah molekul netral atau sebuah ion bermuatan,
(Firdaus, 2009)
Basa Schiff adalah senyawa yang dibentuk melalui reaksi kondensasi antara
Senyawa ini sering kali membentuk kristalin dan digunakan dalam kimia organik
untuk mencirikan amina aromatik (dengan membuat basa Schiff dan mengukur titik
(Daintith, 1994).
Suatu kompleks dikatakan labil bila ligannya dapat diganti dengan ligan lain
secara cepat, disebut inert, bila penggantian ini berlangsung secara lambat. Batas ini
menurut Hendry Taube untuk larutan 0,1 molar pada suhu 25 0 C ialah satu menit,
artinya kompleks disebut bila ligannya dapat diganti dengan ligan lain dalam waktu
Beberapa ligan beratom banyak memiliki lebih dari satu pasangan elektron
yang dapat diberikanya, etilendiamin misalnya merupakan ligan bergigi dua karena
senyawa ini dapat memberikan dua pasangan elektron sekaligus, sehingga dapat
membentuk dua ikatan koordinasi dengan ion logam pusat (Svehla, 1985).
Pada medan ligan yang lemah atau week ligand field, elektron-elektron akan
mengisi kelima orbital d tanpa berpasanan lebih dahulu. Hal ini disebabkan karena
perbedaan energi orbital t 2 g dan e g sangat kecil. Memang elektron keempat dapat
mengisi orbital e g yang energinya lebih tinggi atau dapat berpasangan dengan
berpasangan, namun ada juga senyawa kompleks yang tidak bersifat paramagnetik.
Diagram tingkat energi orbital molekul adalah kunci untuk menjelaskan sifat-sifat
senyawa kompleks. Hibridisasi logam yang membentuk oktahedral ialah d2sp3. Jika
hibridisasi adalah yang berada di sepanjang sumbu, dz2 dan dx2-y2. Masing-masing
menghasilkan enam orbital hibrid yang bergabung dengan sumbu ikatan pada ligan,
seperti p atau sebuah hibrid tetrahedral, untuk membentuk orbital molekul σ dan σ*.
Medan listrik dari ion-ion pusat akan memberi pengaruh pada ligan-ligan
sekelilingnya, sedang medan gabungan dari ion pusat. Pengaruh ligan ini terutama
mengenai elektron “d” dari ion pusat dan seperti yang diketahui ion kompleks dari
kekuatan medan listrik kedudukan geometri ligan-ligan yang kompleks (Cotton dan
Wilkinson, 1995).
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Bahan
anilin, etanol, asam sulfat, es batu, tissue roll dan kertas saring Whatman No. 42.
3.2 Alat
Gelas kimia 250 mL, gelas kimia 100 mL, gelas ukur 10 mL, gelas ukur
50 mL, erlenmeyer 100 mL, labu alas bulat, kondensor, selang, elektromantel,
etanol. Dicampurkan larutan tadi, lalu dimasukkan ke dalam labu alas bulat.
Campuran direfluks selama 2 jam pada suhu 75-80 oC. Larutan disaring. Hasil residu
dicuci dengan akuabides sebanyak dua kali untuk mendapatkan kompleks yang
b. Rekristalisasi
terbentuk kristal. Kristal disaring dan dibiarkan hingga kering. Kristal ditimbang.
BAB IV
4.2 Perhitungan
+ Cu2+
= 0,6469 gram
Berat Praktek
Berat Rendamen = x 100 %
Berat Teori
Bobot kristal garam kompleks = (Bobot kertas saring + kristal garam kompleks)
= 1,3850 gram
Berat Praktek
Berat Rendamen = x 100 %
Berat Teori
1,3850
= x 100 %
0,6469
= 2,1409 x 100 %
= 214,09 %
4.3 Pembahasan
Cu(II) dengan derivat ligan basa Schiff 1,5-dimetilkarbazid dan anilin. Pada
percobaan ini, yang pertama kali disintesis adalah basa Schiff dari 1,5
dimetilkarbahidrazid dan anilin sebagai ligan dalam sintesis senyawa kompleks. Pada
percobaan ini, karena telah tersedia serbuk basa Schiff yang telah disintesis pada
percobaan sebelumnya, maka tahap sintesis basa Schiff ini tidak perlu dilakukan.
Namun ada baiknya jika dibahas pula mengenai sintesis basa Schiff ini. Untuk
sintesis ini, ligan basa Schiff dilarutkan dalam etanol. Etanol digunakan sebagai
pelarut nonpolar. 1,5 dimetilhidrakarbazid tidak hanya dapat larut dalam etanol tetapi
dapat pula dalam pelarut organik lainnya seperti aseton. Pada percobaan ini dipilih
etanol sebagai pelarut karena dengan etanol, anilin tidak akan bereaksi membentuk
basa Schiff lain, berbeda jika dilarutkan dalam aseton yang memiliki gugus karbonil,
etanol larutan kemudian direfluks pada suhu antara 70-80 oC. Tujuan dari refluks ini
adalah agar reaksi dapat terjadi pada suhu tersebut dan pelarutnya tidak menguap.
Selain itu reaksi antara 1,5 dimethylkarbahidrazid hanya dapat berlangsung sempurna
jika dipanaskan.
Basa Schiff yang terbentuk berwarna merah muda memiliki reaksi sebagai
berikut:
mencampur ligan basa Schiff tersebut dengan ion Cu 2+. Basa Schiff dilarutkan dalam
etanol sedangkan serbuk tembaga dilarutkan dalam akuades. Untuk dapat membentuk
kompleks, maka perlu didukung dengan pemanasan. Oleh karena itu, kedua senyawa
Cu
5.1 Kesimpulan
basa Schiff dari 1,5 diphenilcarbahydrazid dan anilin menghasilkan serbuk berwarna
merah muda.
Sintesis garam kompleks Cu(II) dengan ligan basa Schiff menghasilkan kristal
5.2 Saran
Saran pada percobaan ini yaitu agar dalam pengerjaannya, setiap mereaksikan
Cotton, F, A., dan Wilkinson, G., 1989, Kimia Anorganik Dasar, UI-Pres, Jakarta
Petrucci, R.H., 1998, Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern, Erlangga, Jakarta.
Rosernberg, J.L., 1997, College Chemistry, McGraw Hill Inc., New York.
Svehla, G., 1985, Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Makro dan Semimikro, PT.
Kalman Media Pustaka, Jakarta.
LEMBAR PENGESAHAN
Asisten
A. Nur Amalia
Praktikan
OLEH :
KELOMPOK VII
SYADZA FIRDAUSIAH (H31108276)
ANITA NUR RAMADHANI(H31108281)
RIFA’ATUL MAHMUDAH (H31108272)