Anda di halaman 1dari 11

KERANGKA ACUAN KERJA

KERANGKA ACUAN KERJA


(KAK)
DESAIN PEMBANGUNAN RUMAH TAHAN GEMPA

I. PENDAHULUAN.

A. PENGERTIAN

1.1. Nama Kegiatan.


Nama Kegiatan adalah Pelayanan Pencegahan dan Kesiapan.
Nama Pekerjaan adalah Jasa Konsultansi Perencanaan Arsitektur, Jasa Desain
Pembangunan Rumah Tahan Gempa.

1.2. Pemberi Tugas.


Bertindak sebagai Pemberi Tugas adalah Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) Kota Bengkulu yang dalam hal ini diwakili oleh Pengguna
Anggaran ............Nama SKPD. yang beralamat di
………………………………………...

1.3. Pengelola Kegiatan.


Bertindak sebagai Pengelola Kegiatan adalah Pengguna Anggaran (PA)
beserta unsur teknis dan administrasi yang ditunjuk.

1.4. Unit Layanan Pengadaan


Unit Layanan Pengadaan yang selanjutnya disebut ULP adalah unit organisasi
pemerintah yang berfungsi melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa di K/L/D/I
yang bersifat permanen, dapat berdiri sendiri atau melekat pada unit yang
sudah ada.

1.5. Penyedia Barang/Jasa


Penyedia Barang/Jasa adalah badan usaha atau orang perseorangan yang
menyediakan Barang/Pekerjaan Konstruksi/ Jasa Konsultansi/Jasa Lainnya.

1.6. Konsultan.
Konsultan adalah perusahaan peserta pengadaan Jasa Konsultan Perencana
yang telah ditetapkan sebagai pemenang pengadaan dan menandatangani
Surat Perjanjian/Kontrak dengan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).

H A L A M A N 1
KERANGKA ACUAN KERJA

B. LATAR BELAKANG.

1. Sebagaimana ditetapkan dalam Pedoman Teknis Pembangunan Gedung Negara,


Konsultan Perencana Konstruksi akan melaksanakan pengadaan dokumen
perencanaan, dokumen lelang, dokumen untuk pelaksanaan konstruksi,
memberikan penjelasan pekerjaan pada waktu pelelangan, dan memberikan
penjelasan serta saran penyelesaian terhadap persoalan perencanaan yang
timbul selama tahap konstruksi.

2. Setiap bangunan negara harus diwujudkan dengan sebaik-baiknya, sehingga


mampu memenuhi secara optimal fungsi bangunannya, andal, dan dapat
sebagai teladan bagi lingkunganya, serta berkontribusi positif bagi
perkembangan arsitektur di Indonesia. Untuk itu harus direncanakan, dirancang
dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat memenuhi kriteria teknis bangunan yang
layak dari segi mutu, biaya.

3. Pemberi jasa perencanaan untuk bangunan gedung negara perlu diarahkan


secara baik dan menyeluruh mampu menghasilkan karya perencanaan teknis
bangunan yang memadai dan layak diterima menurut kaidah, norma serta tata
laku profesional.

4. Kerangka Acuan kerja (KAK) untuk pekerjaan perencanaan perlu disiapkan


secara matang sehingga memang mampu mendorong perwujudan karya
perencanaan yang sesuai dengan kepentingan pengguna jasa.

C. MAKSUD DAN TUJUAN.

1. Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi konsultan perencana
yang memuat masukan, azas, kriteria, keluaran dan proses yang harus dipenuhi
dan diperhatikan serta diinterprestasikan ke dalam pelaksanaan tugas perencana.

2. Dalam penugasan ini diharapkan Konsultan Perencana dapat melaksanakan


tanggung jawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang memadai
sesuai spesifikasi dan standar teknis yang tercantum dalam KAK ini.

3. Tujuannya adalah membuat Perencanaan Teknis terhadap Pembangunan Rumah


Tahan Gempa yang dapat memenuhi syarat-syarat teknis yang ditetapkan dan
dapat dipertanggung jawabkan dari segi teknis, struktur (konstruksi) dan
fungsional sehingga tercapai sasaran yang diinginkan, tepat waktu dan tepat
mutu sesuai Kontrak dan mampu meningkatkan kenyamanan pengguna.

4. Dengan penugasan ini diharapkan Konsultan Perencana dapat melaksanakan


tanggungjawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang memadai.

5. Sebagai acuan dan informasi bagi para konsultan yang diundang mengikuti
pengadaan dalam rangka menyiapkan kelengkapan administrasi, usulan teknis,
dan usulan biaya.

H A L A M A N 2
KERANGKA ACUAN KERJA

6. Sebagai acuan dalam evaluasi usulan, klarifikasi dan negosiasi dengan calon
konsultan terpilih, dasar pembuatan kontrak dan acuan evaluasi hasil kerja
konsultan.

D. LINGKUP KEGIATAN.

Lingkup Kegiatan Perencanaan.

A. Persiapan Perencanaan seperti mengumpulkan data dan informasi lapangan,


membuat interpretasi secara garis besar terhadap KAK, dan konsultasi dengan
pemerintah daerah setempat mengenai peraturan daerah/perijinan bangunan.

B. Penyusunan prarencana seperti pembuatan rencana tapak, prarencana


bangunan termasuk program dan konsep ruang, perkiraan biaya.

C. Menyusunan pengembangan rencana, antara lain membuat


 Rencana Arsitektur dan visualisasi yang mudah dimengerti oleh pemberi
tugas.
Rencana Struktur
Membuat rencana utilitas,
Membuat Perkiraan biaya.

D. Penyusunan Rencana Detail antara lain membuat :


Gambar-gambar detail arsitektur, detail struktur, detail utilitas yang sesuai
dengan gambar rencana yang telah disetujui.
Rencana kerja dan syarat-syarat [RKS].
Rincian volume pelaksanaan pekerjaan [BQ], rencana anggaran biaya
[RAB] pekerjaan konstruksi

E. Pengadakan persiapan pelelangan, seperti membantu Panitia didalam


membuat dokumen pelelangan dan menyusun program dan pelaksanaan
pelelangan.

F. Membantu Panitia Pengadaan Barang/Jasa pelelangan pada waktu penjelasan


pekerjaan, termasuk menyusun Berita acara penjelasan pekerjaan, evaluasi
penawaran, menyusun kembali dokumen pelelangan, melaksanakan tugas –
tugas yang sama apabila terjadi lelang ulang.

E. SASARAN.

1. Setiap bangunan negara harus direncanakan dengan sebaik-baiknya, sehingga


mampu berfungsi secara optimal dan dapat sebagai teladan bagi bidang arsitektur
dan lingkungan terutama dalam pelestarian bangunan negara di Indonesia.

2. Setiap bangunan negara harus direncanakan dan dirancang dengan sebaik-


baiknya, sehingga dapat memenuhi kriteria bangunan yang layak dari segi mutu,
biaya dan kriteria administrasi bagi bangunan gedung negara.

H A L A M A N 3
KERANGKA ACUAN KERJA

3. Pemberi jasa perencanaan untuk bangunan gedung negara perlu diarahkan


secara baik dan menyeluruh, sehingga mampu menurut kaidah, norma serta tata
laku profesional.

4. Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk pekerjaan perencanaan perlu dipersiapkan


secara matang sehingga mampu mendorong perwujudan karya perencanaan
yang sesuai dengan kepentingan kegiatan.

F. REFERENSI HUKUM

Semua ketentuan dan peraturan serta Standar Nasional Indonesia tentang bangunan
gedung negara.

II. KEGIATAN PERENCANAAN.

1. Persiapan Perecanaan seperti mengumpulkan data dan informasi lapangan


(termasuk pengukuran situasi dan inventarisasi kerusakan).

2. Mempelajari bangunan yang telah ada dan menyesuaikan dengan kondisi bangunan
yang akan dilaksanakan.

3. Menyusun pra rencana seperti perencanaan bangunan termasuk program konsep


penanganan, perkiraan biaya, keterangan persyaratan bangunan dan lingkungan.

4. Menyusun rencana detail yaitu :


1) Gambar-gambar detail arsitektur, detail struktur yang sesuai dengan gambar
rencana yang telah disetujui.
2) Menghitung ulang struktur.
3) Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS).
4) Rincian volume pelaksanaan pekerjaan, rencana anggaran biaya pekerjaan
kontruksi.

5. Mengadakan persiapan pelelangan seperti membantu Kuasa Pengguna Anggaran


didalam menyusun dokumen pelelangan dan membantu panitia pelelangan
menyusun program dan pelaksanaan pelelangan.

6. Membantu panitia pelelangan pada waktu penjelasan pekerjaan, termasuk


menyusun Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.

7. Apabila diperlukan Konsultan perencana dapat diminta dalam pengawasan secara


berkala selama pelaksanaan konstruksi fisik untuk :
1) Melakukan penyesuaian gambar bila ada perubahan.
2) Memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang timbul selama
masa pelaksanaan konstruksi.

H A L A M A N 4
KERANGKA ACUAN KERJA

3) Memberikan saran-saran, pertimbangan dan rekomendasi tentang


penggunaan bahan.

III. KEBUTUHAN TENAGA/PERSONIl DAN PESYARATAN BADAN USAHA LAINYA

PERSYARATAN LAIN-LAIN BADAN USAHA :


KODE SUBKLASIFIKASI
AR 104 JASA DESAIN INTERIOR

Penyedia Jasa harus menyediakan Personil yang cakap dan berpengalaman dibidangnya
dalam pelaksanaan kegiatan ini.

A. Tujuan.

Tujuan dibuatnya ketentuan mengenai kebutuhan tenaga/personil yang


diperlukan adalah untuk mendapatkan hasil sesuai dengan tujuan dan sasaran
dari pekerjaan ini dan untuk melaksanakan pekerjaan perencanaan yang optimal
serta sesuai dengan standar yang berlaku.

B. Tugas dan Fungsi Personil.

1. Ketua Tim (Team Leader).


Tugas utama Team Leader adalah bertanggung jawab pada hal-hal sebagai
berikut :

a. Merencanakan, mengkoordinasi dan mengendalikan semua kegiatan dan


personil yang terlibat dalam pekerjaan ini sehingga pekerjaan dapat
diselesaikan dengan baik serta mencapai hasil yang diharapkan.
b. Mempersiapkan petunjuk pelaksanaan kegiatan, baik dalam tahap
pengumpulan data, pengolahan dan penyajian akhir dari hasil keseluruhan
pekerjaan.

Persyaratan Ketua Tim.


Ketua Tim adalah Tenaga Ahli yang berpendidikan minimal Strata-1 (S1)
Teknik Sipil/Arsitektur dengan pengalaman minimal 1 (Satu) tahun dalam
bidang pekerjaan perencanaan bangunan gedung negara atau sejenis dan
yang memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) Teknik Bangunan Gedung/Arsitek
serta pernah menangani (ikut terlibat dalam proses perencanaan bangunan
gedung atau sejenisnya).

H A L A M A N 5
KERANGKA ACUAN KERJA

2. Tenaga Pendukung.

2.1. Drafter/Juru Gambar - 1 (satu) orang


Kualifikasi : Minimal tamatan STM/SMK Menggambar Bangunan
pengalaman kerja min. 3 (tiga) tahun.
Mempunyai pengalaman dalam bidang pembuatan gambar-gambar
teknik arsitektur dan sipil.
Dapat bekerja dengan cepat dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Juru
Gambar bertanggung jawab atas pembuatan gambar-gambar yang
dibutuhkan.
Juru Gambar / CAD Operator diperlukan untuk menangani pemasukan
data lapangan ke dalam sistem masukan data yang telah ditetapkan
dengan mengikuti petunjuk dari Team Leader dan bertanggung jawab
atas pembuatan gambar-gambar yang dibutuhkan.

2.2. Petugas Keselamatan Konstruksi : 1 (satu) orang;


Kualfikasi : Minimal tamatan SMA/sederajat pengalaman kerja min 0
(Nol) tahun.

Tanggung jawab dan tugasnya adalah :

 Menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang


dan terkait K3 Konstruksi
 Mengkaji dokumen kontrak dan metode kerja pelaksanaan
konstruksi
 Merencanakan dan menyusun program K3
 Membuat prosedur kerja dan instruksi kerja penerapan ketentuan
K3
 Melakukan sosialisasi, penerapan dan pengawasan pelaksanaan
program, prosedur kerja dan instruksi kerja K3
 Melakukan evaluasi dan membuat laporan penerapan SMK3 dan
pedoman teknis K3 konstruksi
 Mengusulkan perbaikan metode kerja pelaksanaan konstruksi
berbasis K3, jika diperlukan
 Melakukan penanganan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
serta keadaan darurat

IV. TANGGUNG JAWAB PERENCANAAN.

Secara umum tanggung jawab Konsultan Perencanaan adalah :


Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus memenuhi persyaratan standar hasil karya
perencanaan yang berlaku :

1. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus memperhatikan segi pembiayaan,


waktu penyelesaian pekerjaan dan mutu bangunan yang akan diwujudkan.

H A L A M A N 6
KERANGKA ACUAN KERJA

2. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah memenuhi peraturan, standar,
dan pedoman teknis bangunan gedung yang berlaku untuk bangunan gedung pada
umumnya dan yang khusus untuk bangunan gedung negara.

V. B I A Y A.

1. PAGU Anggaran Kegiatan ini sebesar Rp. ……………….-


(………………………………….).

2. Sumber biaya dari seluruh pekerjaan dibebankan pada dana (Nama SKPD)
dengan nomor DPA : …………………………..

3. Biaya konsultan dan tata cara pembayarannya diatur secara kontraktual setelah
melalui tahapan proes pengadaan konsultan.

VI. K E L U A R A N.

Keluaran adalah dokumen perencanaan yang mencakup desain lengkap dan rinci
berupa rancangan arsitektur lengkap yaitu struktur, mekanikal, elektrikal, plumbing,
dan rancangan lainnya (keamanan dan fire safety).

Keluaran yang dihasilkan oleh Konsultan Perencana berdasarkan Pengarahan dan


Penugasan ini adalah :

1. Tahap Praperencanaan :
1) Gambar-gambar rencana tapak
2) Perkiraan Biaya Pembangunan
3) Garis besar rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)/Spesiifikasi Teknis

2. Tahap Pengembangan Rencana :

Laporan Perencanaan :
1) Gambar Rencana
2) Rencana Anggaran Biaya (RAB)
3) Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

VII. K R I T E R I A.

Dalam pekerjaan perencaaan konsultan harus memperhatikan kriteria umum bangunan


yaitu :

1. Persyaratan Peruntukan dan Intensitas.

H A L A M A N 7
KERANGKA ACUAN KERJA

1) Menjamin bangunan yang direncanakan berdasarkan ketentuan tata ruang


dan tata bangunan yang ditetapkan di daerah yang bersangkutan.
2) Menjamin bangunan dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya.
3) Menjamin keselamatan pangguna, masyarakat dan lingkungan.

2. Persyaratan Arsitektur dan Lingkungan.

1) Menjamin terwujudnya tata ruang hijau yang dapat memberikan


keseimbangan dan keserasian bangunan terhadap lingkungan nya.
2) Menjamin bangunan gedung dibangun dan dimanfaatkan dengan tidak
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.

3. Persyaratan Struktur Bangunan.


1) Menjamin terwujudnya bangunan yang dapat mendukung beban yang timbul
akibat alam dan manusia.
2) Menjamin keselamatan manusia dari kemungkinan kecelakaan atau luka yang
disebabkan kegagalan struktur bangunan.

4. Persyaratan ketahanan terhadap kebakaran.


Menjamin terwujudnya bangunan yang dibangun sedemikian rupa sehingga
mampu secara struktural stabil selama kebakaran, sehingga :

1) Cukup waktu bagi penghuni melakukan evakuasi secara aman.


2) Cukup waktu bagi pasukan pemadam kebakaran, memasuki lokasi untuk
memadamkan api

5. Persyaratan Instalasi Listrik, Penangkal Petir dan komunikasi :


1) Menjamin terpasangnya instalasi listrik secara cukup dan aman
terselenggaranya kegiatan di dalam bangunan sesuai dengan fungsinya.
2) Menjamin terwujudnya keamanan bangunan gedung dan penghuninya dari
bahaya akibat petir.

6. Persyaratan Pencahayaan.
Menjamin terpenuhnya kebutuhan pencahayaan yang cukup dalam menunjang
terselenggaranya kegiatan di dalam bangunan gedung sesuai dengan fungsinya.

VIII. AZAS-AZAS.

Selain dari kriteria diatas dalam melaksanakan tugasnya Konsultan Perencana


hendaknya memperhatikan azas-azas yaitu :

1. Bangunan gedung negara hendaknya fungsional, efisien menarik tetapi tidak


berlebihan.

H A L A M A N 8
KERANGKA ACUAN KERJA

2. Kreatifitas disain hendaknya tidak ditekankan kepada kemewahan material, tetapi


pada kemampuan mengadakan sublimasi antara fungsi teknis dan fungsi
bangunan.

3. Bangunan gedung negara hendaknya ikut meningkatkan kualitas lingkungan


lokasinya.

IX. PROSES PERENCANAAN.

1. Dalam proses Perencanaan untuk menghasilkan keluaran-keluaran yang diminta,


Konsultan Perencanaan harus menyusun Jadual pertemuan berkala dengan
pemberi tugas dan tim teknis.

2. Dalam pertemuan berkala tersebut ditentukan produk pokok yang harus


dihasilkan Konsultan sesuai dengan pengarah pemberi tugas dan tim teknis.

3. Dalam pelaksanaan tugas, Konsultan harus selalu memperhitungkan bahwa


waktu pelaksanaan pekerjaan adalah mengikat

X. M A S U K A N.

1. Untuk melaksanakan tugasnya Konsultan Perencana harus mencari informasi yang


dibutuhkan selain informasi yang diberikan pemberi tugas dalam pengarahan
penugasan ini.

2. Konsultan Perencana harus memeriksa kebenaran infomasi yang digunakan dalam


pelaksanaan tugasnya, kesalahan yang berasal dari kesalahan informasi menjadi
tanggung jawab Konsultan Perencana.

3. Dalam hal ini informasi yang diperlukan untuk Perencanaan diantaranya hal-hal
sebagai berikut :

A. Infomasi tentang lahan meliputi :


1. Lokasi
2. Luas
3. Batas-batas
4. Topografi
5. Kondisi Tanah
6. Kondisi air tanah
7. Sumber air bersih
8. Koefisien dasar bangunan
9. Informasi mengenai harga bahan dan upah kerja
10. Informasi mengenai lingkungan sekitar rencana bangunan, seperti sumber
air
11. Tenaga Listrik

B. Pemakai bangunan
1. Struktur organisasi.
2. Jumlah personil-personil sekarang dan proyek pengembangan untuk
tahun mendatang.

H A L A M A N 9
KERANGKA ACUAN KERJA

3. Perlengkapan/peralatan khusus, jenis dan beratnya.

C. Kebutuhan bangunan
1. Program ruang
2. Keinginan tentang organisasi/pemanfaatan ruang.

D. Keinginan-keinginan tentang utilitas bangunan seperti :


1. Air Bersih
- Kebutuhan (sekarang dan proyeksi mendatang)
- Sumber air jaringan kapasitasnya.

2. Air Hujan dan letak bangunan


- Letak saluran kota
- Cara pembuangan buang tapak.

3. Tata udara/AC (bila dipersyaratkan)


- Beban (Ton ref)
- Pembagian beban
- Sistem yang diinginkan.

4. Jaringan Listrik
- Kebutuhan daya
- Sumber daya dan spesifikasinya

XI. WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN DAN PROGRAM KERJA.

Pekerjaan perencanaan ini dilaksanakan dan diselesaikan dalam waktu 1.0 (satu)
Bulan atau 30 (tiga puluh) hari kalender sejak ditandatanganinya Surat Perintah Mulai
Kerja (SPMK).

Konsultan harus segera menyusun program kerja yang menyangkut :

1. Jadwal kegiatan secara terperinci.


2. Alokasi tenaga yang lengkap, tenaga-tenaga yang diusulkan Konsultan Perencana
harus mendapat persetujuan dari Pengguna Anggaran.
3. Program kerja keseluruhan harus mendapat persetujuan dari Pengguna
Anggaran.

XII. PERALATAN YANG DIGUNAKAN


1. Laptop 2 Unit
2. Printer A3, A4 + SCAN 1 Unit
3. Meteran 7 Meter 1 Unit
4. Meteran 50 Meter 1 Unti

XIII. P E N U T U P.

i. Setelah Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini diterima maka konsultan hendaknya
memeriksa semua masukan yang diterima dan mencari bahan informasi yang
dibutuhkan.

H A L A M A N 10
KERANGKA ACUAN KERJA

ii. Berdasarkan bahan-bahan tersebut, konsultan agar segera menyusun program kerja
untuk dibahas dengan Pengguna Anggaran (PA) sebagai Penanggung Jawab
Kegiatan ini.
iii. Kerangka Acuan Kerja ini dibuat berdasarkan Pengetahuan, Pemahaman dan
Pengalaman Lapangan dalam pekerjaan yang sejenis, akan tetapi tidak menutup
kemungkinan penyesuaian kembali dengan Kondisi Lapangan yang ditemui selama
penyelenggaraan Penyediaan Jasa Konsultansi ini berlangsung.

Demikian Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Bengkulu, 17 Juni 2022

H A L A M A N 11

Anda mungkin juga menyukai