Anda di halaman 1dari 1

Efek PPKM, penjualan hewan kurban merosot.

Bogor, Cibungbulang.— Sudah menjadi hal rutin bagi sebagian umat muslim ketika akan
menghadapi hari raya Idul Adha, yakni berburu hewan kurban. Hal ini tentunya dimanfaatkan
sejumlah peternak dan penjual hewan. Namun menjelang hari raya Idul Adha, penjual hewan
kurban di Bogor, Cibungbulang mengeluh sepi pembeli. Menurunya jumlah pemesan ini
dikeluhkan para peternak. Nurhayati, salah satu penjual hewan kurban beralasan penyebab
penjualannya merosot karena imbas dari pandemi Covid19, ditambah lagi dengan adanya
kebijakan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) yang telah diterapkan
sejak 3 Juli lalu.

“Efeknya sangat berdampak banget, dibanding tahun-tahun sebelum pandemi, ditambah lagi
adanya PPKM. Minggu kemarin saya pesan sapi dari Bima, Nusa Tenggara Barat terkendala
PPKM karena ga dibolehin masuk Jabodetabek,” ujar Nurhayati, Selasa (13/7). Ia menjalankan
usaha jual-beli hewan kurban seperti kambing, sapi hingga kerbau bersama suaminya selama
13 tahun, lapak hewan kurban mereka berada di kawasan Cibungbulang,Leuweung Kolot,
Bogor.

Akhir-akhir ini pembeli hewan kurbannya kebanyakan adalah pelanggan, biasanya hewan
kurban yang paling cepat laris adalah kambing, karena dibanding hewan kurban lain yang ia
jual kambing terbilang murah, dipatok dari kisaran harga 1.5 hingga 3 juta dibanding dengan
sapi dan kerbau dengan kisaran harga 10 hingga 20juta. Namun saat ini masih belum ada
yang membeli kambing. Sebelum masa pandemi Covid19 hewan kurbannya bisa terjual 3
hingga 5 ekor kambing per minggu sedangkan kerbau dan sapi 1-3 ekor perminggu, “Dari awal
saya mulai sejak akhir juni lalu masih belum ada yang membeli kambing yang harganya relatif
standar,biasanya udah mau habis kalau kambing. Beda banget sama tahun-tahun
sebelumnya,” tambahnya.

Anda mungkin juga menyukai