Anda di halaman 1dari 21

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

MAKALAH

diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Penelitian Pendidikan SD

Dosen Pengampu: Dr. Karlimah, M.Pd.

Kelompok 1 :

Nama NIM Kelas

Ani Agustini 1800424 3B PGSD

Gina Agustina Muliani 1804422 3B PGSD

Indah Cynthia Dewi 1802181 3B PGSD

Rapida Fauziah 1807081 3B PGSD

Risma Asfi Nuraeni 1807133 3B PGSD

Yulia Setiani Dewi 1804647 3B PGSD

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS TASIKMALAYA

2021
KATA PENGANTAR

Pertama – tama penulis ingin memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah Swt, atas
segala rahmat dan petunjuk nya, dalam proses pembuatan makalah ini dari awal
hingga akhir pembuatan sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah
ini.

Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk menjadi pedoman dalam


belajar para mahasiswa dan sebagai pedoman dalam berdiskusi . Untuk memenuhi
maksud tersebut pemakalah mengumpulkan data dari beberapa sumber seperti buku
Metodologi Penelitian dan berbagai sumber dari internet untuk dijadikan
pembahasan pada materi makalah ini dengan materi tugas berjudul Penelitian dan
Pengembangan.

Dalam penyusunan makalah kami tak jarang mengalami beberapa kendala


seperti keterbatasan materi maupun proses pengembangan materi itu sendiri . oleh
karena itu makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, kritik dan saran dari ibu
dosen dan teman teman sangat kami harapkan.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dr. Karlimah, M.Pd.
selaku dosen pengampu mata kuliah metode Penelitian, beserta rekan rekan 3B
PGSD yang kami banggakan.

Akhir kata kami mengharapkan semoga makalah ini bermanfaat bagi


pembacanya khususnya bagi rekan – rekan mahasiswa.

Tasikmalaya, 03 April 2021

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 2
1.3 Manfaat ............................................................................................. 2

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Penelitian dan Pengembangan ........................................................ 3


2.2 Kosep dan Urgensi Penelitian dan Pengembangan ...................... 3
2.3 Langkah – Langah Penelitian dan Pengembangan ...................... 6
2.4 Modifikasi Tahap-Tahap R&D ...................................................... 13

BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan ....................................................................................... 16

3.2 Saran ................................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perubahan paradigma perguruan tinggi dalam rangka menjawab
kebutuhan tenaga kerja profesional yang dilandasi kemampuan akademik
serta pengalaman dalam bidang keterampilan tertentu serta sikap positip
terhadap profesi yang di embannya merupakan kebutuhan semua pihak.
Pemerintah, sector swasta, industri dan masyarakat pada umumnya,
mempunyai harapan yang sama terhadap output dari setiap jenjang
pendidikan. Mulai dari pendidikan dasar, menengah, sampai perguruan
tinggi, diharapkan dapat menghasilkan individu-individu tidak hanya
memiliki pengetahuan tetapi juga harus dapat mengiplementasikannya
dalam kehidupan sehari-hari, paling tidak memberikan kebermaknaan bagi
dirinya sendiri.
Persoalan selanjutnya adalah, bila kita lihat pada kenyataan di
lapangan sebagian besar harapan tersebut belum tercermin dari setiap output
jenjang pendidikan yang ada. Lantas pertanyaannya adalah, apa yang salah
dengan sistem pembelajaran di sekolah, di perguruan tinggi, sampai kepada
institusi-institusi pendidikan lainnya. Ironisnya perguruan tinggi,
khususnya yang menyelenggarakan pendidikan untuk menghasilkan tenaga
keguruan dan kependidikan mulai dari S1, S2 sampai S3 tidaklah sedikit
jumlahnya. Lantas muncul pertanyaan berikutnya, apa yang salah dengan
dengan hasil-hasil peneltian yang dilakukan, sehingga tidak dapat
melakukan perubahan terhadap pola-pola pembelajaran yang ada. Bahkan
untuk mencoba menggunakan hasil-hasil penelitiannya sendiripun, si
peneliti tidak memiliki keberanian, karena ia tidak yakin dengan apa yang
dilakukannya. Meskipun penelitian yang dilakukannya itu sudah mengikuti
prosedur dan persyaratanpersyaratan penelitian yang berlaku di perguruan
tingginya bahkan yang berlaku secara universal.

Namun pada hakikatnya, suatu penelitian dan pengembangan


dilakukan untuk menjembatani atau memutus kesenjangan antara penelitian
1
2

dasar dan terapan. Terkadang seorang peneliti melakukan sebuah penelitian


dengan pendekatan penelitian “tradisioanal” (misalnya penelitian survey,
korelasi, eksperimen) dengan focus penelitian hannya mendeskripsikan
tentang pengetahuan, jarang memberikan deskripsi yang berguna bagi
pemecahan masalah rancangan dan desain dalam pembelajaran atau
pendidikan. Dan solusi dari kesenjangan ini dapat dihilangkan atau
dihubungkan melalui kegiatan R&D.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi Penelitian dan Pengembangan ?
2. Bagaimana konsep dan Pentingnya Penelitian dan Pengembangan ?
3. Bagaimana Langkah – Langkah Penelitian dan Pengembangan ?
4. Cara modifikasi langkah – langkah Penelitian dan Pengembangan ?
1.3 Manfaat
1. Mengetahui definisi Penelitian dan Pengembangan.
2. Mengetahui bagaimana konsep dan Urgensi Penelitian dan
Pengembangan.
3. Mengetahui Prosedure Penelitian dan Pengembangan.
4. Mengetahui cara modifikasi langkah – langkah Penelitian an
Pengembangan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Penelitian dan Pengembangan

Metode penelitian dan pengembangan (research and development)


adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk
tertentu dan menguji keefektifannya. Menurut Borg and Gall, yang
dimaksud dengan model penelitian dan pengembangan adalah “a process
used develop and validate educational product”. Bahwa penelitian
pengembangan sebagai usaha untuk mengembangkan dan memvalidasi
produk-produk yang digunakan dalam proses pembelajaran. Pengertian
yang hampir sama. dikemukakan oleh Asim bahwa penelitian
pengembangan dalam pembelajaran adalah proses yang digunakan untuk
mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam
proses pembelajaran.
Suhadi Ibnu memberikan pengertian tentang penelitian pengembangan
sebagai jenis penelitian yang ditujukan untuk menghasilkan suatu produk
hardware atau software melalui prosedur yang khas yang biasanya diawali
dengan need assessment, atau analisis kebutuhan, dilanjutkan dengan
proses pengembangan dan diakhiri dengan evaluasi.
Dari berbagai pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian
pengembangan di bidang pendidikan merupakan suatu jenis penelitian yang
bertujuan menghasilkan produk- produk untuk pembelajaran yang diawali
dengan analisis kebutuhan, pengembangan produk, evaluasi produk, revisi,
dan penyebaran produk (disseminasi). Penelitian pengembangan itu sendiri
dilakukan berdasarkan suatu model pengembangan berbasis industri, yang
temuan- temuannya dipakai untuk mendesain produk dan prosedur, yang
kemudian secara sistematis dilakukan uji lapangan, dievaluasi,
disempurnakan untuk memenuhi criteria keefektifan, kualitas, dan standar
tertentu.
2.2 Kosep dan Urgensi Penelitian dan Pengembangan
R&D adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu
produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, di mana semua

3
4

kegiatannya dapat dipertanggung-jawabkan. Produk tersebut tidak selalu


berbentuk benda atau perangkat keras (hardware), seperti buku, modul,
peralatan laboratorium, tapi juga bisa perangkat lunak (software), seperti
program komputer untuk pengolahan data, pembelajaran kelas, pelatihan,
bimbingan, evaluasi, dllnya.
Penelitian di bidang pendidikan, umumnya tidak diarahkan pada
pengembangan suatu produk, tetapi lebih ditujukan untuk menemukan
pengetahuan baru, berkenaan dengan fenomena-fenomena bersifat
fundamental serta praktik pendidikan. Penelitian tentang fenomena
pendidikan fundamental dilakukan melalui penelitian dasar (basic research),
sedang penelitian tentang praktik pendidikan dilakukan melalui penelitian
terapan (applied research). R&D (kadang-kadang disebut pengembangan
berbasis penelitian) merupakan penelitian untuk mengembangkan dan
memvalidasi produk. Di lain pihak, penelitian pendidikan juga merupakan
penelitian untuk menemukan pengetahuan baru melalui penelitian dasar atau
menjawab pertanyaan spesifik tentang masalah praktis atau menerapkan
pengetahuan melalui penelitian terapan.
R&D merupakan metode penghubung atau penghilang kesenjangan antara
penelitian dasar dan penelitian terapan. Sering ditemukan adanya
kesenjangan antara hasil penelitian dasar bersifat teoritis dengan penelitian
terapan bersifat praktis. Kesenjangan ini dapat dihilangkan atau dihubungkan
melalui kegiatan R&D. Suatu produk yang baik akan dihasilkan (perangkat
keras atau perangkat lunak) maka produk tersebut akan memiliki perpaduan
dari sejumlah konsep, prinsip, asumsi, hipotesis, prosedur berkenaan dengan
sesuatu yang telah ditemukan atau dihasilkan dari penelitian dasar. Penerapan
dari produk-produk R&D diteliti dengan menggunakan penelitian terapan.
Dengan demikian, ke-3 jenis penelitian ini saling terkait dan mendukung satu
sama lain. Kemajuan dalam pendidikan dan kurikulum pembelajaran sangat
didukung oleh hasil penelitian ke-3 jenis penelitian ini. Penelitian dasar
mengembangkan konsep, prinsip dan teori; R&D mengembangkan model
proses, bahan, dan sarana-fasilitas; dan penelitian terapan mengembangkan
praktik pelaksanaan pendidikan dan kurikulum pembelajaran.
5

Di dalam pelaksanaan R&D, digunakan beberapa metode yaitu metode


deskriptif, evaluatif, dan eksperimental. Metode deskriptif sebagai langkah
awal untuk menghimpun data/kondisi yang ada. Metode evaluatif digunakan
untuk mengevaluasi proses ujicoba pengembangan produk. Metode
eksperimen digunakan untuk menguji keampuhan dari produk yang
dihasilkan. Walaupun dalam tahap ujicoba telah ada evaluasi (pengukuran),
tetapi pengukuran tersebut masih dalam kerangka pengembangan produk,
belum ada kelompok pembanding. Dalam melaksanakan metode eksperimen,
diadakan pengukuran selain terhadap kelompok eksperimen, juga terhadap
kelompok pembanding atau kelompok kontrol.
Strategi R&D banyak digunakan dalam teknologi instruksional atau teknologi
pembelajaran, yang sekarang lebih difokuskan pada sistem instruksional atau
sistem pembelajaran. Strategi ini banyak digunakan untuk mengembangkan
model-model meliputi: desain atau perencanaan pembelajaran, proses atau
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan model-model
program pembelajaran. R&D juga banyak digunakan untuk mengembangkan
bahan ajar, media pembelajaran dan manajemen pembelajaran. Penggunaan
strategi R&D dalam teknologi instruksional banyak digunakan dalam
pendidikan dan pelatihan bidang industri, bisnis, militer, teknologi,
kedokteran, dllnya. Pendekatan ini digunakan untuk pengembangan dari segi
software, hardware, teknoware maupun manageware.
Para pendidik dan peneliti berupaya untuk mencari kesenjangan antara
penelitian dasar dan penelitian terapan. Penelitian yang menghubungkan
antara penelitian dasar dan penelitian terapan adalah metode R&D (Gambar
1). R&D bukanlah sebagai pengganti penelitian dasar dan penelitian terapan,
namun ketiga jenis penelitian ini sangat diperlukan untuk mengadakan
perubahan, khususnya dalam bidang pendidikan.
R&D dalam konteks pendidikan disebut penelitian dan pengembangan
pendidikan (E,R,&D) merupakan proses yang digunakan untuk
mengembangkan dan memvalidasi produk-poduk pendidikan seperti buku
ajar,strategi/metode/model/program pembelajaran/pelatihan, dan sebagainya.
6

Tahap- tahap dari proses R&D ditunjukkan sebagai siklus penelitian dan
pengembangan.

Gambar 1. R&D menghubungkan antara penelitian dasar dan penelitian


terapan.

2.3 Langkah – Langah Penelitian dan Pengembangan

Mengacu kepada percobaan yang telah dilakukan pada proyek R&D dalam
bidang teknologi pembelajaran yang dikembangkan di Far West Laboratory,
Amerika Serikat. secara lengkap Borg dan Gall (1983) menyatakan ada 10
langkah pelaksanaan strategi R&D, meliputi:

1. Penelitian dan pengumpulan data (Research and information collection;


Pada penelitian dan pengumpulan data ini dilakukan analisis kebutuhan,
studi literatur, dan penelitian skala kecil.
2. Perencanaan (Planning); Pada tahap perencanaan dilakukan identifikasi
kemampuan yang diperlukan untuk pelaksanaan penelitian, membuat
rumusan tujuan yang hendak dicapai, membuat desain atau langkah-
langkah penelitian, dan merencanakan kemungkinan pengujian di
lingkup terbatas.
3. Pengembangan produk awal atau draft (Develop preliminary form of
product); Pengembangan produk ini meliputi penyiapan bahan ajar,
proses pembelajaran, dan instrumen evaluasi.
4. Ujicoba lapangan awal (Preliminary field testing); Ujicoba lapangan
awal atau ujicoba terbatas dilakukan pada 1-3 sekolah menggunakan 6-
12 subjek. Selama ujicoba dilakukan observasi, wawancara, dan
pengedaran angket. Tujuannya adalah untuk mendapatkan evaluasi
kualitatif terhadap produk yang dikembangkan.
7

5. Ujicoba lapangan utama (Main field testing); Ujicoba ini dilakukan pada
5-15 sekolah dengan 30-100 subjek. Data kuantitatif tentang penampilan
pengajar, sebelum dan sesudah menggunakan model dikumpulkan. Data
yang diperoleh, selanjutnya dievaluasi dan kalau mungkin dibandingkan
dengan kelompok kontrol.
6. Penyempurnaan produk operasional (Operational product revision);
Penyempurnaan produk operasional dilakukan berdasarkan temuan-
temuan ketika melaksanakan ujicoba lapangan utama.
7. Ujicoba lapangan operasional (Operatinal field testing); Ujicoba ini
dilakukan pada 10-30 sekolah dengan melibatkan 40-200 subjek.
Pengujian dilakukan melalui angket, wawancara, observasi, dllnya.
8. Penyempurnaan produk akhir (Final product revision); Penyempurnaan
dilakukan berdasarkan temuan-temuan pada ujicoba lapangan
operasional.
9. Penyempurnaan produk akhir (Final product revision); Penyempurnaan
dilakukan berdasarkan temuan-temuan pada ujicoba lapangan
operasional.
10. Deseminasi dan implementasi (Dissemination and implementation);
Membuat laporan tentang produk pada pertemuan profesional dan
mempublikasikannya pada jurnal, bekerjasama dengan penerbit,
memonitor distribusi untuk melakukan pengendalian kualitas.

Kesepuluh tahapan ini, jika diikuti dengan baik akan dihasilkan produk
berbasis penelitian yang siap pakai, misalnya di sekolah. Walaupun ada 10
tahapan, tiap langkah harus dilakukan secara cermat agar dihasilkan produk
yang berkualitas.

Berikut Penjelasan Setiap Langkah R&D

1. Penelitian dan Pengumpulan Data


Seperti diuraikan di atas, penelitian dan pengumplan data ini meliputi: 1)
analisis kebutuhan, 2) studi literatur, dan 3) penelitian skala kecil.
Analisis kebutuhan: Produk yang dikembangkan dalam pendidikan dapat
berupa perangkat keras (seperti alat bantu pembelajaran, buku ajar, modul
8

atau paket belajar) dan perangkat lunak (seperti program-program


pendidikan dan pembelajaran, model model pembelajaran, dan
kurikulum). Beberapa kriteria harus dipertimbangkan dalam memilih
produk yang akan dikembangkan adalah sebagai berikut.
a. Apakah produk yang akan dibuat tersebut penting untuk bidang
pendidikan?
b. Apakah produk yang akan dikembangkan memiliki nilai ilmu,
keindahan, dan kepraktisan?
c. Apakah para pengembang yang bersangkutan memiliki pengetahuan,
d. keterampilan, dan pengalaman dalam mengembangkan produk
terkait?
e. Dapatkan produk tersebut dikembangkan dalam jangka waktu yang
tersedia?

Kriteria pertama, yaitu produk pendidikan yang akan dihasilkan harus betul-
betul yang penting dan dibutuhkan dalam dunia pendidikan. Produk yang
akan dikembangkan harus didasarkan pada analisis kebutuhan. Masalah-
masalah atau kelemahan-kelemahan apa yang dihadapi oleh sekolah pada saat
ini? Di antara masalah tersebut, mana yang paling mendesak dan paling besar
pengaruhnya terhadap pelaksanaan pendidikan. Untuk mengatasi masalah
tersebut, produk pendidikan apa yang perlu dikembangkan dan dipandang
paling ampuh. Pemilihan produk yang akan dikembangkan harus disesuaikan
dengan bidang keahlian dan kemampuan para pengembang terkait, kelayakan
atau ketersediaan waktu, peralatan, dan biaya.

Studi Literatur :

Untuk mengembangkan suatu produk pendidikan perlu dilakukan studi


literatur. Studi ini bertujuan untuk menemukan konsep-konsep atau landasan
landasan teoretis yang memperkuat suatu produk. Produk pendidikan,
terutama produk yang berbentuk model, program, sistem, pendekatan,
software, dan sejenisnya, memiliki dasar-dasar konsep atau teori tertentu.
Untuk menggali konsep-konsep atau teori-teori yang mendukung suatu
produk perlu dilakukan studi literatur secara intensif. Melalui studi literatur
9

juga perlu dikaji ruang lingkup suatu keluasaan penggunaan produk, kondisi-
kondisi pendukung agar produk dapat digunakan atau diimplementasikan
secara optimal, serta keunggulan atau keterbatasannya. Studi literatur juga
diperlukan untuk mengetahui langkah-langkah yang paling tepat dalam
pengembangan suatu produk. Ada kemungkinan produk sejenis
dikembangkan di tempat lain oleh pengembang lain. Hal-hal tersebut dikaji
melalui studi literatur dari laporan atau artikel hasil penelitian. Berdasarkan
hasil studi ini, selain dapat diketahui prosedur dan hasil-hasil penelitiannya,
juga diketahui kesulitan dan hambatan yang dihadapi serta pemecahan
masalah yang dilakukan, dan juga keunikan-keunikan lain dari proses
kegiatan pengembangan.

Penelitian skala kecil

Kadang-kadang hasil analisis kebutuhan dan studi literatur belum cukup


untuk memberikan dasar-dasar konkrit untuk pengembangan suatu produk.
Untuk itu, perlu dilengkapi dengan penelitian ke lapangan. Pada contoh
penelitian dan pengembangan yang dilaksanakan di Far West Laboratory,
paket pelatihan pengajar yang dikembangkan berkaitan dengan keterampilan-
keterampilan mengajar. Para pengembang mengadakan penelitian lapangan
terhadap beberapa orang pengajar untuk mengetahui keterampilan-
keterampilan mengajar mereka dan faktor-faktor pendukung dan penghambat
pelaksanan pembelajaran, meliputi sarana dan fasilitas pembelajaran, suasana
kelas, dan iklim sekolah keseluruhan.

2. Perencanaan
Perencanan ini menghasilkan rancangan produk yang disusun berdasarkan
hasil studi literatur, analisis kebutuhan, dan studi lapangan. Rancangan
produk yang akan dikembangkan minimal mencakup: a) tujuan penggunaan
produk; b) siapa pengguna produk; c) deskripsi komponen-komponen produk
dan penggunaannya. Contoh rumusan tujuan dalam paket pelatihan
keterampilan mengajar pengajar, misalnya pengajar mampu menyajikan
pelajaran dalam langkah-langkah kecil secara sistematis, pengajar mampu
memberikan contoh dalam kehidupan; pengajar mampu membangkitkan
10

motivasi belajar pebelajar, dllnya. Di samping itu, kriteria pencapaian tujuan


harus menjadi perhatian pengembang. Dalam konsep belajar tuntas, kriteria
penguasaan ini biasanya bernilai antara 75% atau 80% dari tujuan yang harus
dikuasai.
Selanjutnya yang perlu dirumuskan adalah komponen-komponen
produk. Misalnya dalam kasus paket pelatihan keterampilan pengajar di atas,
komponenkomponen produk meliputi: tujuan pelatihan, materi pelatihan,
proses pembelajaran, media alat bantu pembelalaran, evaluasi hasil
pembelajaran, dan sumber-sumber belajar.
Dalam proses pengembangan produk perlu dirumuskan lebih rinci, mulai
dari penentuan produk, penyusunan draft, uji dan penyempurnaan draft,
ujicoba utama dan revisi produk operasional/akhir, sampai dengan diseminasi
dan implementasi. Kegiatan selanjutnya adalah merencanakan subjek ujicoba
dan lokasi ujicoba, baik untuk ujicoba lapangan awal, ujicoba lapangan utama
maupun ujicoba lapangan operasional. Karena produk yang akan dihasilkan
merupakan produk standar, maka jumlah subjek yang terlibat dalam lingkup
lokasi penelitian dan pengembangan harus representatif, apakah untuk
populasi tingkat nasional, propinsi atau kabupaten. Pada kasus program
pelatihan pengajar di atas, ujicoba lapangan awal subjeknya 1-3 sekolah
dengan 6-12 subjek pengajar. Pada ujicoba lapangan utama atau ujicoba lebih
luas, subjeknya 5-15 sekolah dengan 30-100 subjek. Pengujian produk ahkir
menggunakan 10-30 sekolah dengan melibatkan 40-200 subjek. Hal yang
tidak kalah pentingnya adalah perencanaan biaya, orang-orang yang
membantu, alat dan bahan, serta waktu yang diperlukan untuk melaksanakan
semua kegiatan penelitian dan pengembangan. Untuk pelaksanaan ujicoba,
hal yang perlu direncanakan dengan seksama adalah instrumen-instrumen
yang diperlukan selama pengujian dan teknik-teknik analisis data.
3. Pengembangan Produk Awal
Dari hasil analisis kebutuhan akan dapat ditentukan jenis produk-produk
sangat diperlukan saat ini, misalnya oleh sekolah. Hasil-hasil studi literratur
akan memberikan informasi tentang beberapa karakterisktik penting dari
produk yang dikembangkan dan bentuk-bentuk produk yang telah
11

dikembangkan. Kemudian, hasil-hasil penelitian dalam lingkup terbatas akan


memberikan informasi tentang produk sejenis yang telah digunakan,
pelaksanaan produk yang ada, dan kemungkinan faktor-faktor yang
mendukung dan menghambat pengunaan produk yang akan dikembangkan.
Pada pengembangan produk awal ini, produk yang dibuat masih berupa
produk awal atau draft dan bersifat tentatif. Walaupun masih berupa produk
awal, namun produk telah disusun selengkap dan sesempurna mungkin.
4. Ujicoba Lapangan Awal dan Penyempurnaan Produk
Ujicoba dan penyempurnaan produk awal difokuskan pada pengembangan
dan penyempurnaan materi produk, belum memperhatikan kelayakan dalam
konteks populasi. Tujuan ujicoba lapangan awal adalah untuk mendapatkan
evaluasi kualitatif dari produk pendidikan-baru yang dikembangkan. Ujicoba
lapangan awal sebaiknya dilakukan di tempat yang kondisinya sama dengan
tempat produk diimplementasikan. Hal ini berkaitan dengan implementasi
produk dalam kondisi sesungguhnya, baik menyangkut keadaan dan jumlah
pebelajar, maupun sarana dan fasilitas pembelajarannya sesuai dengan
keadaan nyata di sekolah.
5. Ujicoba Lapangan Utama dan Penyempurnaan Produk
Borg and Gall (1983) menyatakan bahwa tujuan dari ujicoba lapangan utama
adalah untuk menentukan apakah produk pendidikan sudah mencapai tujuan
atau tidak. Tujuan lain dari ujicoba ini adalah untuk mengumpulkan informasi
yang dapat digunakan untuk memperbaiki pembelajaran. Pada umumnya,
pada ujicoba ini digunakan rancangan eksperimen. Menurut Sukmadinata
(2006), ujicoba ini dimaksudkan agar produk yang dikembangkan merupakan
produk standar, apakah pada tingkat kabupaten/kota, propinsi, nasional. Agar
menghasilkan suatu produk yang mempunyai standar pada tingkat kabupaten/
kota, misalnya, sampel ujicoba harus mewakili populasi kabupaten/kota.
Demikian juga untuk standar pada tingkat propinsi dan nasional. Ujicoba
lapangan utama ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan produk dalam
konteks populasi. Untuk itu diperlukan jumlah sampel yang lebih besar yang
harus mewakili populasi, baik dalam jumlah maupun karakteristiknya.
12

6. Ujicoba Lapangan Operasional dan Penyempurnaan Produk


Borg dan Gall (1983) masih mengadakan penyempurnaan pada tahap ini.
Pada tahap ini tidak dilakukan pengujian hasil dengan kelompok kontrol
karena tidak diadakan pengukuran dampak dari penggunaan keterampilan
mengajar. Menurut Borg dan Gall (1983), tujuan ujicoba lapangan
operasional ini adalah menentukan apakah produk pendidikan siap digunakan
di sekolah tanpa kehadiran pengembang. Agar siap digunakan secara
operasional, paket produk harus lengkap dan diuji secara keseluruhan dalam
setiap hal. Pada kasus program pelatihan pengajar, ujicoba lapangan
operasinal ini diatur dan dikoordinasikan oleh staf sekolah secara teratur dan
seharusnya mendekati operasional sekolah. Balikan (feedback) dari
koordinator dan pengajar yang melaksanakan pembelajaran dikumpulkan
dengan kuesioner. Wawancara dipusatkan pada bagian-bagian pembelajaran
atau materi yang perlu mendapat perhatian sehingga operasional
pembelajaran menjadi lebih efektif. Menurut Sukmadinata (2006), pengujian
produk akhir ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan produk dan
keunggulan dalam praktek. Pada pengujian ini, tidak dilakukan untuk
menyempurnakan produk (paket pelatihan) karena produk sudah dipandang
sempurna pada ujicoba lapangan utama. Pengujian pada tahap ini
dimaksudkan untuk mengetahui dampak penggunaan keterampilan mengajar
terhadap pengetahuan dan keterampilan pebelajar. Pengujian sebaiknya
digunakan kelompok kontrol, dan dapat menggunakan model rancangan “The
randomized Pretest-Posttest Control Group Design (Eksperimen murni) atau
minimal “The Maching Pretest-Posttest Control Group Design” (Eksperimen
quasi). Kelompok eksperimen diberikan perlauan dengan pendekatan
keterampilan mengajar baru,sedangkan kelompok kontrol diajar
menggunakan pendekatan keterampilan biasa/konvensional dan hasil pre-
test dan post-test kedua kelompok dibandingkan.
Perbedaan signifikansi antara pre-test dan post-test menunjukkan
kebermaknaan hasil belajar, sedang perbedaan antara hasil post-test
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menunjukkan pengaruh metode
keterampilan mengajar baru.
13

7. Diseminasi dan Implementasi


Diseminasi merujuk kepada proses yang membantu pengguna menyadari
pentingnya produk-produk R&D, sedangkan implementasi merujuk kepada
proses yang membantu pengguna produk R&D untuk mengunakannya
dengan cara yang dimaksud oleh pengembang.
2.3 Modifikasi Tahap-Tahap R&D
Model-model R&D yang dikembangkan oleh para ahli sebenarnya
merupakan bentuk modifikasi dari model R&D yang dikembangkan oleh
Borg dan Gall (1983), seperti diperlihatkan pada Tabel 1.
Sukmadinata dan kawan-kawan mengusulkan langkah-langkah R&D terdiri
dari 3 tahapan, yaitu:
1. Studi pendahuluan. Sudi ini meliputi: a) studi kepustakaan, b) survai
lapangan, dan c) penyusunan produk awal atau draft model. Draft model
yang telah dibuat selanjutnya ditelaah dalam sebuah pertemuan yang
dihadiri oleh para ahli, selanjutnya draft disempurnakan berdasarkan
masukan-masukan dari para ahli.
2. Ujicoba pengembangan model. Dilakukan dengan 2 langkah yaitu 1) Pada
ujicoba terbatas dan 2) ujicoba luas.
3. Uji produk akhir dan sosialisasi hasil. Uji ini dilakukan sama seperti
ujicoba luas. Sosialisasi hasil mengacu pada diseminasi dan
implementasi.

Dick dan Carry


Borg dan Gall (1983) Sukmadinata (2006) Sugiono (2006)
(1996), model 4D
1. Research and 1. Studi pendahuluan: 1. Need analysis 1. Define instructional
information a) studi kepustakaan, requirements
collecting b) survai lapangan, dan
2. Planning c) penyusunan produk awal;
3. Develop preliminary validasi ahli 2. Pengembangan 2. Design prototypical
form of product produk awal instructional model

3. Validasi ahli

4. Preliminary field 2. Ujicoba pengembangan model: 4. Ui coba 3. Develop tested and


testing a) ujicoba terbatas dan lapangan reliable
5. Main product revision b) ujicoba luas instructional model
6. Main field testing
7. Operational product 5. Revisi produk
revision
8. Operatinal field testing 3. Uji produk akhir dan 4. Disseminate
9. Final product revision sosialisasi hasil instructional model
10. Dissemination and
implementation
14

Tabel 1. Bentuk Modifikasi dari Model Penelitian dan Pengembangan


dari Borg &Gall (1983).
Menurut Sugiono, R&D yang dibuat di Far West Laboratory dapat
dimodifikasi sebagai berikut.
1. Melakukan analisis produk yang akan dikembangkan (need analysis).
Kegiatan yang dilakukan pada analisis kebutuhan ini meliputi studi
literatur dan survey lapangan.
2. Mengembangkan produk awal.
Pada tahap ini dibuat produk awal berdasarkan hasil analisis kebutuhan
yang telah dilakukan.
3. Validasi ahli.
Setelah produk dibuat, selanjutnya dilakukan validasi ahli, baik validasi
isi maupun validasi konstruk, selanjutnya dilakukan penyempurnaan
produk.
4. Ujicoba lapangan.
Pada ujicoba ini dilakukan ujicoba terbatas yang dilanjutkan dengan
revisi produk dan kemudian ujicoba lebih luas yang dilanjutkan dengan
revisi dan terakhir uji pemakaian.
5. Revisi produk.
Pada bagian akhir dilakukan penyempurnaan produk berdasarkan
berdasarkan hasil ujicoba luas. Pada model yang dikembangkan oleh
Sugiono (2006) tidak ada diseminasi dan implementasi.

Sementara itu, Dick dan Carry (1996) menyatakan bahwa R&D terdiri dari
empat tahap, yang disebut sebagai model 4D.

1. Define instructional requirements. Pada tahap ini dilakukan analisis


kebutuhan yang meliputi studi literatur dan survai lapangan.
2. Design prototypical instructional model. Tahap ini bertujuan untuk
membuat model pembelajaran prototype. Kegiatan yang dilakukan
meliputi merancang model, validasi pakar terhadap model prototype,
dan penyempurnaan model prototype berbasis hasil validasi penimbang
ahli.
15

3. Develop tested and reliable instructional model. Tujuan dari tahap ini
adalah untuk mengembangkan model pembelajaran beserta
perangkatnya agar mendapatkan model yang valid, teruji dan reliable
(dapat dipercaya). Kegiatan yang dilakukan adalah ujicoba terbatas.
4. Disseminate instructional model. Kegiatan yang dilakukan pada tahap
ini adalah ujicoba diseminasi dalam sampel yang lebih luas untuk
mendapatkan perbaikan dan penyempurnaan. Tujuan akhirnya adalah
untuk menghasilkan model yang valid dan teruji yang siap dipromosikan
ke pengguna.

Ke-3 model R&D termodifikasi di atas, sebenarnya mirip dengan model


R&D yang dikembangkan di Far West Laboratory, hanya saja mempunyai
bentuk lebih sederhana. Khusus untuk model R&D dari Sugiono (2006)
tidak ada tahap yang berhubungan dengan diseminasi dan implementasi.
Sedangkan model dari Dick dan Carry (1996) tidak ada tahap ujicoba akhir
atau operasional.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut:
1. R&D adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan
suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang
dapat dipertanggungjawabkan. Produk tersebut tidak selalu berbentuk
benda atau perangkat keras (hardware) tapi juga bisa perangkat lunak
(software).
2. R&D merupakan penghubung antara penelitian dasar dengan penelitian
terapan. Penelitian tentang fenomena fundamental pendidikan dilakukan
melalui penelitian dasar (basic research), sedang penelitian tentang
praktik pendidikan dilakukan melalui penelitian terapan (applied
research).
3. Penelitian dasar mengembangkan konsep-konsep, prinsip-prinsip, teori-
teori; R&D mengembangkan model-model proses, bahan, sarana-
fasilitas; dan penelitian terapan mengembangkan praktik pelaksanaan
pendidikan dan kurikulum pembelajaran.
4. Dalam pelaksanaan R&D, ada beberapa metode yang digunakan, yaitu
metode deskriptif, evaluatif, dan eksperimental.
5. R&D dalam konteks pendidikan (educational research and development),
merupakan proses yang digunakan untuk mengembangkan dan
memvalidasi produk-produk pendidikan.
6. Langkah-langkah dalam R&D adalah: penelitian dan pengumpulan data,
perencanaan, pengembangan produk awal/draft produk, ujicoba lapangan
awal, revisi produk utama, ujicoba lapangan utama, penyempurnaan
produk operasional, ujicoba lapangan operasional, penyempurnaan
produk akhir, deseminasi dan implementasi.
7. Ke-3 model modifikasi R&D, sebenarnya mirip dengan model R&D yang
dikembangkan di Far West Laboratory, hanya saja mempunyai bentuk
lebih sederhana. Khusus untuk model R&D dari Sugiono (2006) tidak

16
17

ada tahap yang berhubungan dengan diseminasi dan implementasi.


Sedangkan model dari Dick dan Carry (1996) tidak ada tahap ujicoba
akhir atau operasional.
3.2 Saran
Dengan adanya keterbatasan dalam penulisan makalah penelitian ini, kepada
peneliti lain diharapkan untuk mengadakan penelitian sejenis lebih lanjut
dengan melakukan penelitian yang lebih luas, sampel yang lebih banyak dan
menggunakan rancangan penelitian yang lebih kompleks sehingga dapat
ditemukan hasil yang lebih optimal dan bisa digeneralisasikan.
18

DAFTAR PUSTAKA

Asim, Sistematika Penelitian Pengembangan, (Malang: Lembaga Penelitian-


Universitas Negeri Malang, 2001) hal. 1.
Borg, W. R. and Gall, M. D. 1983. Educational Research: An Introduction. 4th Ed.
New York: Longman, Inc.
Borg W.R. and Gall M.D., Educational Research: An Introduction, 4th edition
(London: Longman Inc., 1983)hal 65.
Janah, K. & Misbah, hasan. 2020. Metodelogi Penelitian Dan Pengembangan.
Dikutip dalam Makalah R&D (UIN JAMBER) Diakses online :
https://www.academia.edu/43391326/Makalah_Penelitian_Pengembangan
Punaji Setyosari, Metode penelitian pendidikan dan pengembangan, (Jakarta:
Kencana, 2010), hal. 195
Rasagama, Gede. 2011. Metodelogi Penelitian dan Pengembangan. Dalam modul
R&D Politeknik Bandung. Diakses online
http://digilib.polban.ac.id/files/disk1/65/jbptppolban-gdl-igederasag-3209-
1-memahami-%E2%80%9D.pdf
Rasagama,I,G.2011. Pengembangan Perkuliahan Fisika untuk Meningkatkan
Kemampuan Menganalisis dan Mengkreasi Mahasiswa Teknik Konversi
Energi Politeknik. Desertasi PPs UPI, Tidak Dipublikasikan.
Rita C. Richey, and James D. Klein. Design Development and Research Methods,
Strategies, and Issues. (London. Lawrence Erlbaum Associates
Publishers.2007) 185.
Sugiono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Suhadi, Ibnu, Kebijakan Penelitian Perguruan, (Malang: Lembaga Penelitian-
Universitas Negeri Malang, 2001) hlm. 5.
Sukmadinata, N. S., 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. Remaja
Rosdakarya.
Zais, R. S. 1976. Curriculum Principles and Foundations. New York: Harper &
Raw Publisher.

Anda mungkin juga menyukai