Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
MAKALAH
Kelompok 1 :
KAMPUS TASIKMALAYA
2021
KATA PENGANTAR
Pertama – tama penulis ingin memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah Swt, atas
segala rahmat dan petunjuk nya, dalam proses pembuatan makalah ini dari awal
hingga akhir pembuatan sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah
ini.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dr. Karlimah, M.Pd.
selaku dosen pengampu mata kuliah metode Penelitian, beserta rekan rekan 3B
PGSD yang kami banggakan.
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
PEMBAHASAN
BAB 3
PENUTUP
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perubahan paradigma perguruan tinggi dalam rangka menjawab
kebutuhan tenaga kerja profesional yang dilandasi kemampuan akademik
serta pengalaman dalam bidang keterampilan tertentu serta sikap positip
terhadap profesi yang di embannya merupakan kebutuhan semua pihak.
Pemerintah, sector swasta, industri dan masyarakat pada umumnya,
mempunyai harapan yang sama terhadap output dari setiap jenjang
pendidikan. Mulai dari pendidikan dasar, menengah, sampai perguruan
tinggi, diharapkan dapat menghasilkan individu-individu tidak hanya
memiliki pengetahuan tetapi juga harus dapat mengiplementasikannya
dalam kehidupan sehari-hari, paling tidak memberikan kebermaknaan bagi
dirinya sendiri.
Persoalan selanjutnya adalah, bila kita lihat pada kenyataan di
lapangan sebagian besar harapan tersebut belum tercermin dari setiap output
jenjang pendidikan yang ada. Lantas pertanyaannya adalah, apa yang salah
dengan sistem pembelajaran di sekolah, di perguruan tinggi, sampai kepada
institusi-institusi pendidikan lainnya. Ironisnya perguruan tinggi,
khususnya yang menyelenggarakan pendidikan untuk menghasilkan tenaga
keguruan dan kependidikan mulai dari S1, S2 sampai S3 tidaklah sedikit
jumlahnya. Lantas muncul pertanyaan berikutnya, apa yang salah dengan
dengan hasil-hasil peneltian yang dilakukan, sehingga tidak dapat
melakukan perubahan terhadap pola-pola pembelajaran yang ada. Bahkan
untuk mencoba menggunakan hasil-hasil penelitiannya sendiripun, si
peneliti tidak memiliki keberanian, karena ia tidak yakin dengan apa yang
dilakukannya. Meskipun penelitian yang dilakukannya itu sudah mengikuti
prosedur dan persyaratanpersyaratan penelitian yang berlaku di perguruan
tingginya bahkan yang berlaku secara universal.
3
4
Tahap- tahap dari proses R&D ditunjukkan sebagai siklus penelitian dan
pengembangan.
Mengacu kepada percobaan yang telah dilakukan pada proyek R&D dalam
bidang teknologi pembelajaran yang dikembangkan di Far West Laboratory,
Amerika Serikat. secara lengkap Borg dan Gall (1983) menyatakan ada 10
langkah pelaksanaan strategi R&D, meliputi:
5. Ujicoba lapangan utama (Main field testing); Ujicoba ini dilakukan pada
5-15 sekolah dengan 30-100 subjek. Data kuantitatif tentang penampilan
pengajar, sebelum dan sesudah menggunakan model dikumpulkan. Data
yang diperoleh, selanjutnya dievaluasi dan kalau mungkin dibandingkan
dengan kelompok kontrol.
6. Penyempurnaan produk operasional (Operational product revision);
Penyempurnaan produk operasional dilakukan berdasarkan temuan-
temuan ketika melaksanakan ujicoba lapangan utama.
7. Ujicoba lapangan operasional (Operatinal field testing); Ujicoba ini
dilakukan pada 10-30 sekolah dengan melibatkan 40-200 subjek.
Pengujian dilakukan melalui angket, wawancara, observasi, dllnya.
8. Penyempurnaan produk akhir (Final product revision); Penyempurnaan
dilakukan berdasarkan temuan-temuan pada ujicoba lapangan
operasional.
9. Penyempurnaan produk akhir (Final product revision); Penyempurnaan
dilakukan berdasarkan temuan-temuan pada ujicoba lapangan
operasional.
10. Deseminasi dan implementasi (Dissemination and implementation);
Membuat laporan tentang produk pada pertemuan profesional dan
mempublikasikannya pada jurnal, bekerjasama dengan penerbit,
memonitor distribusi untuk melakukan pengendalian kualitas.
Kesepuluh tahapan ini, jika diikuti dengan baik akan dihasilkan produk
berbasis penelitian yang siap pakai, misalnya di sekolah. Walaupun ada 10
tahapan, tiap langkah harus dilakukan secara cermat agar dihasilkan produk
yang berkualitas.
Kriteria pertama, yaitu produk pendidikan yang akan dihasilkan harus betul-
betul yang penting dan dibutuhkan dalam dunia pendidikan. Produk yang
akan dikembangkan harus didasarkan pada analisis kebutuhan. Masalah-
masalah atau kelemahan-kelemahan apa yang dihadapi oleh sekolah pada saat
ini? Di antara masalah tersebut, mana yang paling mendesak dan paling besar
pengaruhnya terhadap pelaksanaan pendidikan. Untuk mengatasi masalah
tersebut, produk pendidikan apa yang perlu dikembangkan dan dipandang
paling ampuh. Pemilihan produk yang akan dikembangkan harus disesuaikan
dengan bidang keahlian dan kemampuan para pengembang terkait, kelayakan
atau ketersediaan waktu, peralatan, dan biaya.
Studi Literatur :
juga perlu dikaji ruang lingkup suatu keluasaan penggunaan produk, kondisi-
kondisi pendukung agar produk dapat digunakan atau diimplementasikan
secara optimal, serta keunggulan atau keterbatasannya. Studi literatur juga
diperlukan untuk mengetahui langkah-langkah yang paling tepat dalam
pengembangan suatu produk. Ada kemungkinan produk sejenis
dikembangkan di tempat lain oleh pengembang lain. Hal-hal tersebut dikaji
melalui studi literatur dari laporan atau artikel hasil penelitian. Berdasarkan
hasil studi ini, selain dapat diketahui prosedur dan hasil-hasil penelitiannya,
juga diketahui kesulitan dan hambatan yang dihadapi serta pemecahan
masalah yang dilakukan, dan juga keunikan-keunikan lain dari proses
kegiatan pengembangan.
2. Perencanaan
Perencanan ini menghasilkan rancangan produk yang disusun berdasarkan
hasil studi literatur, analisis kebutuhan, dan studi lapangan. Rancangan
produk yang akan dikembangkan minimal mencakup: a) tujuan penggunaan
produk; b) siapa pengguna produk; c) deskripsi komponen-komponen produk
dan penggunaannya. Contoh rumusan tujuan dalam paket pelatihan
keterampilan mengajar pengajar, misalnya pengajar mampu menyajikan
pelajaran dalam langkah-langkah kecil secara sistematis, pengajar mampu
memberikan contoh dalam kehidupan; pengajar mampu membangkitkan
10
3. Validasi ahli
Sementara itu, Dick dan Carry (1996) menyatakan bahwa R&D terdiri dari
empat tahap, yang disebut sebagai model 4D.
3. Develop tested and reliable instructional model. Tujuan dari tahap ini
adalah untuk mengembangkan model pembelajaran beserta
perangkatnya agar mendapatkan model yang valid, teruji dan reliable
(dapat dipercaya). Kegiatan yang dilakukan adalah ujicoba terbatas.
4. Disseminate instructional model. Kegiatan yang dilakukan pada tahap
ini adalah ujicoba diseminasi dalam sampel yang lebih luas untuk
mendapatkan perbaikan dan penyempurnaan. Tujuan akhirnya adalah
untuk menghasilkan model yang valid dan teruji yang siap dipromosikan
ke pengguna.
16
17
DAFTAR PUSTAKA