Anda di halaman 1dari 2

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Saat ini, Indonesia tengah menghadapi tantangan besar berupa triple burden masalah
kesehatan, karena masih adanya penyakit infeksi, meningkatnya penyakit tidak menular
(PTM) dan penyakit – penyakit yang seharusnya sudah teratasi muncul kembali. Pada era
1990, penyakit menular seperti Infeksi Pernafasan Akut (ISPA), Tuberkulosis, dan Diare
merupakan penyakit terbanyak dalam pelayanan kesehatan. Namun, perubahan gaya hidup
masyarakat menjadi salah satu penyebab terjadinya pergeseran pola penyakit ( transisi
epidemiologi).
Masalah kesehatan masyarakat yang dihadapi saat ini adalah makin meningkatnya kasus
Penyakit Tidak Menular (PTM). PTM adalah penyakit yang bukan disebabkan oleh infeksi
kuman termasuk kronis degenerative, antara lain penyakit jantung, diabetes mellitus (DM),
kanker, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), dan gangguan akibat kecelakaan dan tindak
kekerasan. Angka kematian PTM meningkat dari 41,7 % pada tahun 1995 menjadi 59,5 %
pada tahun 2007 ( Riskesdas 2007)
Meningkatnya PTM dapat menurunkan produktivitas dan kualitas hidup sumber daya
manusia, hal ini berdampak pula pada besarnya beban pemerintah karena penanganan PTM
membutuhkan biaya yang besar. Pada era jaminan kesehatan nasional (JKN) saat ini,
anggaran banyak terserap untuk membiayai penyakit katastropik, seperti : penyakit jantung
koroner, gagal ginjal kronik, kanker dan stroke. Penyakit katastropik merupakan penyakit
yang proses terapinya memerlukan keahlian khusus, menggunakan alat kesehatan canggih,
dan memerlukan pelayanan kesehatan seumur hidup. Penduduk usia produktif yang
seharusnya memberikan kontribusi pada pembangunan, justru akan terancam apabila
kesehatannya terganggu PTM. Pada akhirnya, kesehatan akan sangat mempengaruhi
pembangunan sosial dan ekonomi.
Faktor resiko PTM meliputi merokok, konsumsi minuman beralkohol, pola makan tidak
sehat, kurang aktivitas fisik, obesitas, stress, hipertensi, hiperglikemi, hiperkolesterol. Faktor
resiko PTM tidak memberikan gejala jelas pada yang mengalaminya, sehingga sebagian
besar masyarakat tidak menyadari bahwa dirinya beresiko atau bahkan sudah menderita
penyakit tidak menular. Deteksi secara proakif langsung ke sasaran sangat diperlukan. Upaya
pengendalian PTM antara lain melalui pelksanaan Pos Pembinaan Terpadu Pengendalian
Penyakit Tidak Menular ( Posbindu-PTM).
Posbindu- PTM merupakan wujud peran serta masyarakat dalam kegiatan deteksi dini,
monitoring dan tindak lanjut dini faktor resiko penyakit tidak menular secara mandiri dan
berkesinambungan. Masyarakat terlihat mulai dari awal perencanaan, pelsanaan dan
monitoring evaluasi, masyarakat diperankan sebagai sarana kegiatan, target perubahan, agen
pengubah sekaligus sebagai sumber daya.
Puskesmas Montong sebagai fasilitas kesehatan itngkat pertama dan memiliki misi
mendorong kemandirian masyarakat di kecamatan Montong untuk hdiup sehat, bertanggung
jawab untuk mendukung usaha pengendalian PTM yang sedang digiatkan pemerintah dengan
mengoptimalkan pelaksanaan Posbindu PTM diseluruh area Kecamatan Montong.

1.2 Tujuan Aktualisasi


Tujuan dilaksanakannya kegiatan aktualisasi dan habituasi yang dilakukan adalah :
1. Memahami nilai- nilai dasar profesi yang meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi ( ANEKA)
2. Mengimplementasikan nilai – nilai ANEKA di biang kerja ASN.
3. Memberikan kontribusi terhadap organisasi melalui inovasi dan optimalisasi program
kerja.

1.3 Ruang Lingkup


1. Tempat
Tempat kegiatan aktualisasi ini berada di Puskesmas Montong.
2. Waktu
Pelaksanaan kegiatan lapangan ini dilaksanakan selama 30 hari berdasarkan kalender
Latsar Prajabatan CPNS oleh Badan Pusat dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementrian Dalam Negeri, Regional Yogjakarta.
3. Permasalahan / Isu

Anda mungkin juga menyukai