Saat ini, Indonesia tengah menghadapi tantangan besar berupa triple burden masalah kesehatan, karena masih adanya penyakit infeksi, meningkatnya penyakit tidak menular (PTM) dan penyakit – penyakit yang seharusnya sudah teratasi muncul kembali. Pada era 1990, penyakit menular seperti Infeksi Pernafasan Akut (ISPA), Tuberkulosis, dan Diare merupakan penyakit terbanyak dalam pelayanan kesehatan. Namun, perubahan gaya hidup masyarakat menjadi salah satu penyebab terjadinya pergeseran pola penyakit ( transisi epidemiologi). Masalah kesehatan masyarakat yang dihadapi saat ini adalah makin meningkatnya kasus Penyakit Tidak Menular (PTM). PTM adalah penyakit yang bukan disebabkan oleh infeksi kuman termasuk kronis degenerative, antara lain penyakit jantung, diabetes mellitus (DM), kanker, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), dan gangguan akibat kecelakaan dan tindak kekerasan. Angka kematian PTM meningkat dari 41,7 % pada tahun 1995 menjadi 59,5 % pada tahun 2007 ( Riskesdas 2007) Meningkatnya PTM dapat menurunkan produktivitas dan kualitas hidup sumber daya manusia, hal ini berdampak pula pada besarnya beban pemerintah karena penanganan PTM membutuhkan biaya yang besar. Pada era jaminan kesehatan nasional (JKN) saat ini, anggaran banyak terserap untuk membiayai penyakit katastropik, seperti : penyakit jantung koroner, gagal ginjal kronik, kanker dan stroke. Penyakit katastropik merupakan penyakit yang proses terapinya memerlukan keahlian khusus, menggunakan alat kesehatan canggih, dan memerlukan pelayanan kesehatan seumur hidup. Penduduk usia produktif yang seharusnya memberikan kontribusi pada pembangunan, justru akan terancam apabila kesehatannya terganggu PTM. Pada akhirnya, kesehatan akan sangat mempengaruhi pembangunan sosial dan ekonomi. Faktor resiko PTM meliputi merokok, konsumsi minuman beralkohol, pola makan tidak sehat, kurang aktivitas fisik, obesitas, stress, hipertensi, hiperglikemi, hiperkolesterol. Faktor resiko PTM tidak memberikan gejala jelas pada yang mengalaminya, sehingga sebagian besar masyarakat tidak menyadari bahwa dirinya beresiko atau bahkan sudah menderita penyakit tidak menular. Deteksi secara proakif langsung ke sasaran sangat diperlukan. Upaya pengendalian PTM antara lain melalui pelksanaan Pos Pembinaan Terpadu Pengendalian Penyakit Tidak Menular ( Posbindu-PTM). Posbindu- PTM merupakan wujud peran serta masyarakat dalam kegiatan deteksi dini, monitoring dan tindak lanjut dini faktor resiko penyakit tidak menular secara mandiri dan berkesinambungan. Masyarakat terlihat mulai dari awal perencanaan, pelsanaan dan monitoring evaluasi, masyarakat diperankan sebagai sarana kegiatan, target perubahan, agen pengubah sekaligus sebagai sumber daya. Puskesmas Montong sebagai fasilitas kesehatan itngkat pertama dan memiliki misi mendorong kemandirian masyarakat di kecamatan Montong untuk hdiup sehat, bertanggung jawab untuk mendukung usaha pengendalian PTM yang sedang digiatkan pemerintah dengan mengoptimalkan pelaksanaan Posbindu PTM diseluruh area Kecamatan Montong.
1.2 Tujuan Aktualisasi
Tujuan dilaksanakannya kegiatan aktualisasi dan habituasi yang dilakukan adalah : 1. Memahami nilai- nilai dasar profesi yang meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi ( ANEKA) 2. Mengimplementasikan nilai – nilai ANEKA di biang kerja ASN. 3. Memberikan kontribusi terhadap organisasi melalui inovasi dan optimalisasi program kerja.
1.3 Ruang Lingkup
1. Tempat Tempat kegiatan aktualisasi ini berada di Puskesmas Montong. 2. Waktu Pelaksanaan kegiatan lapangan ini dilaksanakan selama 30 hari berdasarkan kalender Latsar Prajabatan CPNS oleh Badan Pusat dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementrian Dalam Negeri, Regional Yogjakarta. 3. Permasalahan / Isu