Anda di halaman 1dari 44

PERAN TOKOH MASYARAKAT DALAM MENANGGULANGI

KENAKALAN REMAJA DI DESA LABUAN KECAMATAN LABUAN

KABUPATEN PANDEGLANG

(Studi Deskriptif Di Desa Labuan Kecamatan Labuan)

Proposal Penelitian Ini Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Menempuh Ujian Sidang
Proposal Pada Program Study Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan

PROPOSAL SKRIPSI

ISMI RUMIYATI
NPM: 3102171016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BANTEN
JAYA 2022
PERAN TOKOH MASYARAKAT DALAM MENANGGULANGI

KENAKALAN REMAJA DI DESA LABUAN KECAMATAN LABUAN

KABUPATEN PANDEGLANG

(Studi Deskriptif Di Desa Labuan Kecamatan Labuan)

Serang, Februari 2022


Menyetujui
Pembimbing

Aryanti Dwi Untari. M.Pd


NIDN. 040308920

Mengetahui,
Ka. Program Study Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lina Marlina. S.Pd., M.Pd


NIDN. 0421038904

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat allah swt. Yang telah

memberikan rahmat kemudahan dan keridhoannya kepada seluruh mahkluknya

sehingga selalu bersyukur atas nikmat yang telah diberikannya. Sholawat beserta

salam selalu terlimpahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhamaad Saw. dan seluruh

keluarganya, para sahabatnya serta para pengikutnya hingga akhir zaman .

Alhamdulillah peneliti sangat bersykur atas kehadirat Allah Swt atas segala

rahmat dan karunianya serta ridhonya sehingga peneliti dapat menyelesaikan proposal

yang berjudul “PERAN TOKOH MASYARAKAT DALAM

MENANGGULANGI KENAKALAN REMAJA DI DESA LABUAN

KECAMATAN LABUAN KABUPATEN PANDEGLANG”.

Maka dari itu sangat disadari sepenuhnya bahwa kemampuan dan pengetahuan

peneliti sangat terbatas dengan demikian, perlu adanya bimbingan dan dukungan dari

berbagi pihak sangat membantu peneliti dalam menyelasaikan proposal ini. Untuk itu,

pada kesempatan ini peneliti menyampaikan terimaksih yang sebesar-besarnya kepada

1. Bapak Prof. Dr. Drs. Sadeli Hanafi. M.Pd Selaku Rektor Universitas Banten

Jaya

2. Bapak Iba Gunawan. MM Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Banten Jaya.


3. Ibu Lina Marlina, M.Pd., Selaku Ketua Program Bidang Studi Pendidikan

Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Banten Jaya.

ii
4. Ibu Aryanti M.Pd. Selaku Dosen Pembimbing Proposal Skripsi,

5. Segenap Bapak/Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Pancsila dan Kewarganegaraan

yang telah memberikan ilmunya yang sangat berguna bagi pribadi selama

masa perkuliahan.

6. Keluarga, sahabat rekan-rekan dan seseorang yang sangat saya cintai yang

telah memberikan motivasi serta dukungan selama penyusunan proposal ini.

7. Keluarga besar Universitas Banten Jaya (UNBAJA) Khususnya teman-teman

seperjuangan jurusan pendidikan pancasila dan kewarganegaraan atas

dukungan motivasi dan semangatnya.

8. Seluruh Civitas Akademik Jurusan Pendidikan Pancasila Dan

Kewarganegaraan yang telah memberikan dukungan moril kepada peneliti.

Peneliti berterimakasih atas segala bantuan yang telah diberikan.

Peneliti berharap semoga Allah Swt. Senantiasa membalas dengan pahala yang

berlimpah dan semoga proposal ini sangat bermanfaat bagi kita semua.

Amin…..

Serang, Februari 2022


Penulis,

ISMI RUMIYATI

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................i

KATA PENGANTAR ........................................................................................iii

DAFTAR ISI.......................................................................................................v

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................1

B. Fokus Penelitian ........................................................................................6

C. Rumusan Masalah .....................................................................................6

D. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 7

E. Manfaat Penelitian .....................................................................................8

F. Deskripsi Teori .......................................................................................... 8

1. Peran masyarakat .............................................................................. 8

2. Kenakalan remaja ............................................................................. 18

G. Penelitian Yang Relevan ........................................................................... 21

H. Kerangka Pemikiran .................................................................................. 24

I. Metode Penelitian ...................................................................................... 26

1. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 26

2. Subjek Penelitian .............................................................................. 26

3. Metode Penelitian ............................................................................. 26

J. Keabsahan Data ......................................................................................... 29

K. Analisis Data ............................................................................................. 31

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iv
v
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Lingkungan sosial merujuk pada lingkungan dimana seorang individu

meakukan interaksi sosialnya. Manusia dikatakan mahluk sosial dikarenakan

dalam diri manusia ada dorongan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang

lain. dalam konteks sosial inilah disebut sebagai masyarakat, setiap orang akan

mengenal orang lain melalui perilaku dari lingkungan sekitarnya inilah yang

disebut sebagai masyarakat (Setiadi 2014).

Masyarakat merupakan kelompok-kelompok makhluk hidup dengan

realita-realita baru yang berkembang menurut hukum-hukumnya dan

berkembang menurut pola perkembangannya yang tersendiri. Masyarakat dapat

membentuk kepribadian yang khas bagi manusia, sehingga tanpa ada kelompok,

manusia tidak akan mampu untuk dapat berbuat banyak dalam kehidupannya.

Masyarakat juga memiliki peran penting dalam perkembangan remaja dan

masyarakat memiliki pengaruh besar terhadap kenakalan remaja. Peran

masyarakat di antaranya melakukan pengendalian terhadap individu agar dapat

berperilaku sesuai dengan norma dan nilai yang telah disepakati bersama. Jika

norma dan nilai dalam masyarakat tidak dapat menentukan bagaimana ganjaran

atau penghargaan terhadap satu atau dua individu, maka masyarakat telah

kehilangan pengendalian atas perilaku individu. Akibatnya adalah lahirnya

berbagai bentuk penyimpangan salah satunya, yaitu kenakalan anak (Mohamad

Ali, 2014)

Masyarakat dapat dilihat dari dua sudut pandang: pertama, memandang

community sebagai unsur statis, artinya community terbentuk dalam suatu

2
wadah dengan batasan-batasan tertentu, maka menunjukkan bagian dari

kesatuan-kesatuan masyarakat sehingga dapat disebut sebagai masyarakat

setempat, misalnya kampung, dusun, atau kota-kota kecil. Kedua, community

dipandang sebagai unsur yang dinamis, artinya menyangkut suatu proses yang

terbentuk melalui faktor psikologis hubungan antar manusia, maka didalamnya

terkandung unsur-unsur kepentingan, keinginan atau tujuan tujuan yang bersifat

fungsional (Wahyu 2017)

Jumlah anak yang mencapai sepertiga penduduk Indonesia dapat

menguntungkan Negara dalam hal sosial budaya, ekonomi, politik dan

pembangunan jika dapat dimanfaatkan secara optimal. Namun jika tidak diiringi

dengan peningkatan kualitas anak, maka akan memicu lahirnya penyimpangan

sosial. Penyimpangan sosial yang dilakukan oleh anak khususnya remaja maka

biasa disebut dengan kenakalan remaja. Perilaku kenakalan remaja dimaknai

sebagai perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma yang hidup di tengah

masyarakat (Sarwirini, 2011). Perilaku kenakalan remaja dapat dengan mudah

ditemui di berbagai tempat dalam masyarakat.

Masa remaja merupakan masa dimana seseorang mengalami kelabilan

dalam berfikir yang tercermin dalam perilakunya, ditunjukkan dengan

melakukan kenakalan-kenakalan maupun penyimpangan. Hal ini disebabkan

masa remaja simbol status untuk mendapatkan seperti apakah dirinya

sebenarnya. Kurangnya pembinaan dan pengawasan akan membuat remaja

berperilaku menyimpang seperti melanggar norma-norma yang berlaku dalam

masyarakat. Remaja yang melakukan pelanggaran terhadap norma-norma

hukum disebut dengan kenakalan, seperti perkelahian, perusakan, penggunaan

3
narkoba, pencurian dan lain-lain. Dengan demikian pengertian secara etimologis

disebut juga sebagai kejahatan. Dilihat dari subjek/pelakunya, maka menjadi

juvenile delequency yang berarti penjahat anak atau kejahatan remaja atau anak

jahat. (Sudarsono, 2012)

Maka sangat penting para remaja mendapat bimbingan dan pembinaan

baik dari orang tua, guru, maupun lingkungan masyarakat agar mereka memiliki

konsep diri yang positif dan jauh dari kenakalan remaja dan penyimpangan.

Peran orang tua sangat besar terhadap pembentukan konsep diri remaja, karena

dalam keluargalah untuk pertama kalinya anak belajar tentang segala hal, baik

berinteraksi ataupu belajar normanorma. Kasih sayang, perhatian, kehangatan,

dan keutuhan keluarga sangat dibutuhkan untuk membantu membentuk konsep

diri yang ideal. Remaja dapat mempersiapkan dirinya melalui interaksi yang

dilakukan, pertama kali adalah dengan lingkungan keluarga yang kemudian

masyarakatnya.

Peran keluarga (orang tua) sebagai pendidik yang pertama bagi

anakanaknya nampak semakin terabaikan di masyarakat. Dengan alasan

berbagai kesibukan baik desakan kebutuhan profesi yang sering menyebabkan

kurangnya kedekatan orang tua dengan anak-anaknya. Kondisi yang

demikianlah yang lama kelamaan tidak disadari menjadi penghalang hubungan

orang tua dengan anaknya. Sementara itu kita semua mengetahui hubungan

harmonis antara keduanya akan banyak mempengaruhi perkembangan anak baik

secara fisik maupun psikis.

Faktor ekonomi keluarga menyebabkan orang tua sibuk untuk mencari

nafkah demi memenuhi tuntutan kebutuhan dalam rumah tangga. Selain itu

4
dewasa ini timbul anggapan bahwa kebutuhan pokok anaka-anak adalah yang

bersifat jasmaniah atau biologis saja. Padahal secara rohaniyah anak-anak

membutuhkan kasih sayang dari kedua orang tua.

Selain itu sekolah juga mempunyai peranan yang sangat penting karena

sekolah merupakan tempat yang signifikan bagi pengembangan konsep diri

siswa, sebab sekolah merupakan lembaga pendidikan tempat mengembangkan

diri yang bersifat intelektual maupun emosional. Dalam hal ini guru berperan

penting dalam membimbing dan mendukung siswa untuk memiliki jiwa, tujuan

dan sikap yang positif.

Masa remaja merupakan masa perkembangan transisi antara masa anak

dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial

emosional. Batasan usia remaja pada umumnya antara 12 hingga 21 tahun.

Secara psikologis remaja adalah suatu usia di mana individu menjadi terintegrasi

ke dalam masyarakat dewasa. Pada usia ini anak tidak merasa bahwa dirinya

berada di bawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama, atau

paling tidak sejajar dengan orang dewasa. Masa remaja sudah tidak termasuk

golongan anak-anak, tetapi belum juga dapat diterima secara penuh untuk masuk

ke golongan orang dewasa. Dengan demikian, di mana pada masa remaja ini

anak ingin mencari jati dirinya dan ingin mencoba melakukan hal yang baru.

Sehingga dari perbuatannya tersebut kadang-kadang dapat menimbulkan

kenakalan remaja pada lingkungan keluarga dan masyarakat.

Kenakalan remaja merupakan suatu perbuatan yang melanggar norma,

aturan, atau hukum dalam masyarakat yang dilakukan pada usia remaja atau

transisi masa anak- anak ke dewasa (Mohamad Ali, 2014). ada 4 Faktor yang

5
mempengaruhi kenakalan remaja adalah faktor keluarga, lingkungan, sekolah

dan sosial dalam masyarakat. Faktor-faktor inilah yang menyebabkan seorang

anak terpengaruh dalam melakukan hal-hal yang merusak dirinya sendiri dan

lingkungannya, sehingga berperilaku menyimpang. Namun yang menjadi

masalah adalah ketika remaja tersebut melakukan kenakalan di lingkungannya

sendiri.

Berdasarkan pra penelitian, kenakalan remaja di desa Labuan lebih

banyak berwujud pelanggaran norma masyarakat daripada pelanggaran norma

hukum, meskipun juga terdapat beberapa kasus yang dilimpahkan ke kepolisian

diantaranya kasus pencurian, tawuran, bahkan sampai narkoba Kenakalan

remaja di desa Labuan kecamatan Labuan antara lain membolos sekolah, ikut

serta tawuran, keluyuran, mabuk-mabukan, mencuri serta bergabung dengan

geng yang memberikan pengaruh buruk bagi remaja. Semakin lama, masalah

kenakalan remaja ini dirasakan semakin meningkat.

Meningkatnya perilaku kenakalan remaja tentu tidak terlepas dari peran

orang tua dan masyarakat dalam membimbing dan mengarahkan para remaja.

Keluarga sebagai tempat pengasuhan utama sangat memengaruhi perkembangan

selanjutnya adalah masyarakat yang wajib ikut andil berperan serta di dalamnya.

Dampak apabila masyarakat tidak terlalu peduli atas apa yang dilakukan

mereka maka akan terjadi hal- hal yang tidak diinginkan akibat dari

penyimpangan perilaku tersebut. Keadaan inilah yang terjadi pada remaja di

desa Labuan kecamatan Labuan. Selain bolos sekolah, ikut serta tawuran, para

remaja lebih berperan aktif melakukan balap liar, ikut komunitas geng motor

yang dapat meresahkan masyarakat, berpacaran bebas sampai hamil di luar

6
nikah, pencurian, bahkan sampai penggunaan narkoba. Kondisi inilah yang

dapat mengganggu lingkungan sekitar masyarakat.

Dari kondisi inilah peran tokoh masyarakat dalam mendidik remaja

sangatlah perlu apalagi orang tua yang menjadi pusat pembelajaran anaknya.

Ketika semua itu tidak berfungsi maka remaja akan melakukan apa yang mereka

kehendaki tanpa ada batasnya seperti penjelasan di atas. Lingkungan masyarakat

sangat menentukan pembentukan tingkah laku yang baik atau yang buruk untuk

dapat di contoh oleh anak remaja.

Menurut (Ranjabar 2016) Masyarakat yang baik adalah kelompok manusia yang

mempunyai kebiasaan, teradisi, sikap dan perasaan persatuan yang diikat oleh

kesamaan agama. Dalam hal ini tentu masyarakat wajib berperan aktif untuk

kontrol perilaku anggota masyarakat yang tinggal didalamnya. Berdasarkan

uraian di atas maka penulis merasa tertarik untuk mengangkat ke dalam sebuah

judul yaitu “Peran Masyarakat terhadap kenakalan remaja di desa labuan

kecamatan Labuan kabupaten pandeglang

7
B. Fokus dan Sub Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini difokuskan pada “peran

masyarakat terhadap kenakalan remaja di desa labuan kecamatan Labuan

kabupaten pandeglang

Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka sub focus penelitian yaitu

sejumlah masalah yang muncul yang berkaitan dengan kenakalan remaja di desa

labuan kecamatan labuan seperti :

1. Kurangnya perhatian orang tua terhadap anak sehingga anak melakukan

kenakalan

2. Kebanyakan remaja melakukan kenakalan tidak sesuai umurnya

C. Pertanyaan Penelitian
Rumusan masalah dalam penelian ini adalah :

1. Bagaimana peran tokoh masyarakat dalam menanggulangi kenakalan remaja

di desa Labuan kecamatan labuan

2. Bagaimana faktor penghambat tokoh masyarakat dalam menanggulangi


kenakalan remaja
3. Bagaimana upaya tokoh masyarakat dalam mengatasi hambatan
penanggulangan kenakalan remaja

D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui peran tokoh masyarakat dalam menanggulangi

kenakalan remaja di desa Labuan kecamatan labuan

2. Untuk mengetahui faktor penghambat tokoh masyarakat dalam

menanggulangi kenakalan remaja

8
3. Untuk mengetahui upaya tokoh masyarakat dalam mengatasi hambatan

penanggulangan kenakalan remaja

E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah
1. Manfaat teoritis

a. Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada

mmasyarakat setempat khususnya di desa Labuan begitu juga dengan

para remajanya agar senantiasa dapat berperilku positif di lingkungan

masyarakatnya

b. Penelitian ini diharapkan dapat menurunkan tingkat kenakalan remaja

yang saat ini sedang marak khususnya di desa labuan

c. Dari penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber referensi baik dalam

keilmuan maupun pengetahuan khususnya untuk para pembaca

umumnya dan khusunya bagi penulis.

d. Dapat dijadikan sebagai bahan kajian penelitian lebih lanjut mengenai

mengenai kenakalan remaja.

2. Manfaat Praktis

a. Dari hasil penelitian ini dapat memberikan masukan baik bagi para

remaja itu sendiri, bagi para orangtua maupun bagi masyarakat

b. Memberikan gambaran ilmu pengetahuan bagi para remaja dan terlebih

orangtua bahwa orangtua harus serba ekstra dalam menjaga dan

memantau pergaulan bagi anak-anaknya agar tidak terjadi perlikau yang

menyimpang akibat lingkungan dalam pergaulannya.

9
F. Kebaharuan Penelitian

1. Peran Tokoh Masyarakat

a. Pengertian Masyarakat

Istilah "masyarakat" berasal dari bahasa Arab, yakni berakar dari kata

"syaraka" yang berarti "ikut serta, berpartisipasi." Sementara di bahasa Inggris,

istilah "masyarakat" disebut dengan "society" yang berasal dari kata latin

"socius," berarti "kawan." Menurut kamus besar bahasa Indonesia masyarakat

adalah sekumpulan individu-individu yang hidup bersama, bekerja sama untuk

memperoleh kepentingan bersama yang telah memiliki tatanan kehidupan,

norma-norma, dan adat istiadat yang ditaati dalam lingkungannya. Sedangkan

masyarakat yang berasal dari bahasa arab yaitu "musyarak". Masyarakat merupakan

Manusia hidup beriringan dengan kebudayaan. Dengan berkelompok, manusia

berhasil membentuk satuan sosial-budaya yang kemudian mendapat sebutan

masyarakat (Ramadhani 2021).

Pengertian Masyarakat dalam Arti Luas adalah keseluruhan hubungan hidup

bersama tanpa dengan dibatasi lingkungan, bangsa dan sebagainya. Sedangkan

Pengertian Masyarakat dalam Arti Sempit adalah sekelompok individu yang

dibatasi oleh golongan, bangsa, teritorial, dan lain sebagainya. Pengertian

masyarakat juga dapat didefinisikan sebagai kelompok orang yang terorganisasi

karena memiliki tujuan yang sama. Pengertian Masyarakat secara Sederhana adalah

sekumpulan manusia yang saling berinteraksi atau bergaul dengan kepentingan yang

sama. Terbentuknya masyarakat karena manusia menggunakan perasaan, pikiran

dan keinginannya memberikan reaksi dalam lingkungannya (Setiadi 2014)

10
BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

Menurut Emile dalam prasetyo 2020 masyarakat merupakan suatu kenyataan yang

obyektif secara mandiri, bebas dari individu, sebagai sekumpulan manusia yang hidup

bersama bercampur untuk waktu yang cukup lama, mereka sadar bahwa mereka

merupakan suatu kesatuan dan merupakan suatu system hidup bersama. Masyarakat

merupakan manusia yang hidup bersama, dan hidup dalam suatu tatanan pergaulan dan

keadaan ini akan tercipta apabila manusia melakukan hubungan (Soerjono Soekanto

2006). Masyarakat adalah suatu system dari kebiasaan tata cara dari wewenang dan

kerja sama antar berbagai kelompok, penggolongan dan pengawasan tingkah laku serta

kebiasaan manusia (Ranjabar 2016).

Masyarakat merupakan suatu bentuk kehidupan bersama dalam jangka waktu

yang cukup lama sehingga menghasilkan suatu adat istiadat, sehingga mereka dapat

mengatur diri dan menganggap sebagai kesatuan soaial dengan batas-batas yang

ditentukan (Soemarjan).

Menurut (Ahmadi 2019) mengungkapkan bahwa masyarakat adalah “suatu

kebulatan dari pada segala perkembangan dalam hidup bersama antara manusia

dengan manusia”. Kemudian Hasan Sadily dalam Abu Ahmadi (2009: 97)

berpendapat bahwa “Masyarakat adalah suatu keadaan badan atau kumpulan

manusia yang hidup bersama”.

Sedangkan menurut beberapa para ahli mengutip dari buku yang sama

(Wahyu 2017) penjelasan sejumlah ahli antropologi dan sosiologi soal

11
pengertian masyarakat terdapat enam definisi masyarakat menurut para ahli

antropologi dan sosiologi yakni sebagai berikut:

1). Menurut ahli sosiologi Indonesia, Selo Sumarjan, definisi masyarakat

adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.

2). Menurut ahli antropologi Indonesia, Koentjaraningrat, pengertian

masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut

suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat oleh

suatu rasa identitas yang sama.

3). Menurut ahli antropologi AS Ralph Linton, pengertian masyarakat ialah

setiap kelompok manusia yang hidup dan bekerja sama dalam waktu

yang relatif lama dan mampu membuat keteraturan dalam kehidupan

bersama dan mereka menganggap kelompoknya sebagai satu kesatuan

sosial.

4). Menurut ahli sosiologi modern paling berpengaruh, Karl Marx,

masyarakat adalah suatu struktur yang mengalami suatu ketegangan

organisasi ataupun perkembangan akibat adanya pertentangan antara

kelompok-kelompok yang dibedakan kepentingannya secara ekonomi.

5). Menurut Emile Durkheim, salah satu ahli pencetus sosiologi modern,

definisi masyarakat ialah suatu kenyataan objektif dari pribadi-pribadi

yang merupakan anggotanya.

6). Menurut Paul B. Horton dan Chester L. Hunt, yang juga ahli sosiologi,

pengertian masyarakat adalah kumpulan manusia yang relatif mandiri,

hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu

12
wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan

sebagian besar kegiatan di dalam kelompok tersebut.

7). Menurut Dannerius Sinaga, pengertian masyarakat adalah orang yang

menempati suatu wilayah baik langsung maupun tidak langsung yang

saling berhubungan sebagai usaha pemenuhan kebutuhan.

8). Phil Astrid S. Susanto menyatakan, masyarakat atau society merupakan

manusia sebagai satu satuan sosial dan suatu keteraturan yang ditemukan

secaraberulang-ulang.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan pengertian

masyarakat adalah suatu kumpulan manusia yang hidup bersama dalam

suatu wilayah, saling berinteraksi satu sama lain, adanya hubungan sosial,

dan memiliki kepentingan yang sama.

b. Macam-macam tokoh masyarakat

Tokoh masyarakat adalah orang-orang yang memiliki pengaruh di

masyarakat, baik tokoh masyarakat yang dipilih secara formal maupun yang

didapatkan secara informal. Seorang tokoh masyarakat adalah seseorang

yang memiliki posisi dalam lingkungan tertentu dan memiliki pengaruh

besar. yang termasuk tokoh masyarakat adalah tokoh adat, tokoh agama,

tokoh pendidikan, tokoh pemuda dan tokoh lainnya (Wikipedia). Yang

termasuk tokoh masyarakat adalah kepala daerah, kepala dusun, lurah, orang

yang dianggap sebagai sesepuh, orang yang memiliki kekayaan harta benda,

bahkan orang yang memiliki ilmu agama yang luas (http://brainly.com.id).

Peran tokoh masyarakat dalam masyarakat sangat dibutuhkan, hal ini

sebagai wujud dari partisipasi kewargaan para tokoh masyarakat. Tokoh

13
masyarakat sebagai titik sentral sudah barang tentu keberadaannya sangat

dibutuhkan dalam upaya pengembangan masyarakat yang baik. Sebab

keberadaan tokoh serta perannya sangat berpengaruh dalam perkembangan

sebuah wilayah, oleh sebab itu keberadaannya menjadi salah satu faktor

penunjang dalam pengembangan sutau wilayah. Peran tokoh masyarakat

sangat berkaitan erat dengan yang aktivitas sosial.

Tokoh masyarakat, tentunya merupakan representasi dari adanya

sifatsifat kepemimpinan yang menjadi acuan bagi masyarakat dalam

mewujudkan harapan serta keinginan-keinginan masyarakat sehingga tokoh

masyarakat, tidak bisa dilepaskan dari sifat kepemimpinan yang tercermin

didalam diri tokoh masyarakat tersebut. Kepemimpinan ini kemudian

menjadi panutan, sebab warga masyarakat mengidentifikasikan diri kepada

sang pemimpin, dan ia dianggap sebagai penyambung lidah masyarakat

(subakti, 2017)

2. Macam-macam Masyarakat
a. Masyarakat modern, Masyarakat modern adalah masyarakat yang sudah

tidak terikat dengan adat istiadat. Dalam masyarakat modern, adat istiadat

dianggap dapat menghambat kemajuan. Oleh karena itu, masyarakat

modern lebih memilih mengadopsi nilai-nilai baru yang lebih rasional

dalam membawa kemajuan.

b. Masyarakat Tradisional, Masyarakat Tradisional Masyarakat tradisional

merupakan masyarakat yang masih terikat dengan kebiasaan atau

adatistiadat yang telah turun temurun. Dengan kata lain, kehidupan

masyarakat tradisional belum dipengaruhi oleh perubahan-perubahan yang

14
berasal dari luar lingkungan sosialnya. Salah satu yang membedakan

masyarakat tradisional dengan masyarakat modern adalah ketergantungan

masyarakat tradisional terhadap alam ditandai dengan proses penyesuaian

terhadap lingkungan alam.

Mengutip dari buku sosiologi dasar adapun pembagian masyarakat, di

antaranya:

a. Masayarakat paksaan

Contoh dari masyarakat paksaan seperti masyarakat tawanan, pengungsi,

atau masyarakat pelarian ke dalam kelompok bersifat Gemeinschaft

(masyarakat komunal atau paguyuban) menjadi kelompok bersifat

Gesellchaft (masyarakat asosiasi atau patembayan).

b. Masyarakat merdeka

Masyarakat merdeka terbagi menjadi dua, yakni: Masyarakat alam, yang

terjadi dengan sendirinya. Suku yang bertalian karena darah atau

keturunan umumnya masih sederhana sekali kebudayaannya dalam

keadaan terpencil. Dengan kata lain suatu masyarakat yang tidak mudah

berhubungan dengan dunia luar dan bersifat Gemeinschaft.

c. Masayarakat budidaya, ada karena kepentingan keduniaan atau

kepercayaan (keagamaan) antara lain kongsi perekonomian, koperasi,

gereja, dan sebagainya. Umumnya bersifat Gesellchaft.

3. Unsur-unsur Masyarakat

Unsur-unsur Masyarakat Kesatuan hidup manusia di lingkup desa, kota,

maupun negara merupakan konsep masyarakat. Di setiap kesatuan masyarakat,

selalu ada unsur-unsur yang membentuk kesatuannya. Menurut Soerjono

15
Soekanto, yang dikutip di dalam buku Pengantar Antropologi: sejumlah unsur

masyarakat adalah sebagaimana perincian di bawah ini: Beranggotakan paling

sedikit dua orang atau lebih. Seluruh anggota sadar sebagai satu kesatuan.

Berhubungan dalam waktu yang cukup lama, menghasilkan individu baru

yang saling berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan antaranggota

masyarakat. Menjadi sistem hidup berrsama yang memunculkan kebudayaan

dan keterkaitan satu sama lain sebagai anggota masyarakat.

Berbagai pola tingkah laku yang khas menjadi pengikat satu kesatuan

manusia yang kemudian disebut masyarakat. Pola-pola tersebut harus bersifat

tetap dan berkelanjutan agar menjadi kebudayaan. Kebudayaan dilahirkan dari

proses berpikir manusia, yang kemudian diyakini sebagai nilai-nilai hidup.

Dengan demikian, masyarakat dan kebudayaan tidak akan mungkin

terpisahkan karena masyarakat adalah wadah kebudayaan itu sendiri.

Berdasarkan buku Sosiologi Suatu Pengantar (2016) oleh Soerjono

Soekamto, unsur-unsur pembentuk masyarakat adalah: Manusia hidup

bersama minimal terdiri dari dua orang Bergaul dalam waktu cukup lama.

Sebagai akibat dari hidup itu, timbul sistem komunikasi dan peraturan yang

mengatur hubungan antarmanusia. Adanya kesadaran bahwa setiap manusia

merupakan bagian dari suatu kesatuan. Menghasilkan kebudayaan yang

mengembangkan kebudayaan Menurut Marion Levy terdapat empat kriteria

sebuah kelompok dapat disebut masyarakat, yaitu: Kemampuan bertahan

setiao anggotanya Perekrutan seluruh atau sebagian anggota melalui kelahiran

Adanya sistem utama bersifat swasembada Kesetian pada suatu sistem utama

secara bersama-sama.

16
4. Ciri-ciri Masyarakat

Untuk menentukan identitasnya, menurut Soerjono Soekanto, buku

Sosiologi: Suatu Pengantar (2013), masyarakat mempunyai ciri-ciri yang khas.

Adapun daftar ciri-ciri masyarakat adalah sebagai berikut. Hidup Berkelompok

Sebagai makhluk sosial, manusia tidak mampu hidup sendiri.

Ketidakmampuan itu mendorong manusia hidup berkelompok. Sebab, manusia

senantiasa membutuhkan bantuan orang lain. Konsep tersebut mengantarkan

masing-masing individu hidup bermasyarakat. Melahirkan Kebudayaan Ketika

manusia membentuk kelompok, mereka selalu berusaha mencari jalan untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya.

Manusia akan berupaya menyatukan pikiran dan pengalaman bersama

agar terbentuk suatu rumusan yang dapat menjadi pedoman tingkah laku

mereka, yakni kebudayaan. Selanjutnya, budaya itu dipelihara dan diwariskan

ke generasi-generasi berikutnya. Mengalami Perubahan Beragam latar

belakang yang menyatukan tiap-tiap individu menjadi suatu masyarakat,

membuat manusia mengalami perubahan. Perubahan ini dianggap sebagai

upaya masyarakat menyesuaikan diri dengan keadaan zaman. Sebagai contoh,

masyarakat beralih menggunakan surat elektronik untuk menggantikan surat

kertas, ketika menerima pengaruh perkembangan teknologi. Berinteraksi

Interaksi adalah hal yang mendasar dari terbentuknya masyarakat. Interaksi

ditempuh untuk mencapai keinginan, baik pribadi maupun kolektif.

Dengan berinteraksi, masyarakat membentuk suatu entitas sosial yang

hidup. Terdapat Kepemimpinan Masyarakat cenderung mengikuti peraturan

17
yang diberlakukan di wilayahnya. Contohnya, dalam lingkup keluarga, kepala

keluarga mempunyai wewenang tertinggi untuk mengayomi keluarganya. Istri

dan anak patuh kepada ayah atau suaminya. Hal itu menunjukkan bahwa

dalam masyarakat, ada peran pemimpin yang membantu menyatukan individu-

individu. Stratifikasi Sosial Stratifikasi sosial menempatkan seseorang pada

kedudukan dan perannya di dalam masyarakat. Ketidak seimbangan hak dan

kewajiban masing-masing individu atau kelompok menimbulkan adanya

penggolongan masyarakat dalam kelas-kelas tertentu.

Dalam kehidupan bermasyarakat, stratifikasi sosial didasari atas kasta

sosial, usia, suku, pendidikan, dan beberapa aspek lain yang memicu

keberagaman. Dampak Positif dan Negatif contoh Kesadaran Hukum

Masyarakat, Pengertian, Indikatornya Fungsi Masyarakat, Interaksi,

Pemeliharaan, hingga Mencapai Tujuan

Fungsi masyarakat adalah sebagai berikut: Fungsi untuk Mencapai

Tujuan Fungsi masyarakat salah satunya adalah untuk mencapai tujuan

bersama. Fungsi ini untuk mengatur hubungan antara masyarakat sebagai

sistem sosial dengan substansi kepribadian. Yang mana, fungsi tersebut

tercermin ketika dalam penyusunan suatu skala prioritas dari berbagai tujuan

yanh hendak dicapai. Fungsi Interaksi Masyarakat memiliki fungsi interaksi

yang meliputi koordinasi yang dibutuhkan oleh unit-unit yang sudah menjadi

bagian dari sebuah sistem sosial. Di mana sistem sosial tersebut memiliki

kaitan dengan unit-unit yang berkontribusi kepada organisasi dan

fungsifungsinya secara keseluruhan. Fungsi Pemeliharaan Fungsi ini tetap

mempertahankan prinsip-prinsip tertinggi yang dimiliki oleh masyarakat

18
sambil mempersiapkan dasar dalam bertingkah laku untuk menuju kenyataan

yang lebih tinggi.

Menurut Wahid Iqbal dalam Adyani 2018 masyarakat mempunyai ciri

pokok yaitu:

1. Saling bergantung dan menempati wilayah dengan batas tertentu

2. Adanya kesinambungan dalam waktu

3. Merupakan kesatuan hidup bersama yang saling berinteraksi di antara

sesama anggota dan berkesinambungan

4. Memiliki kebiasaan-kebiasaan, adat istiadat, norma-norma, hukum, serta

aturan-aturan yang mengatur semua pola tingkah laku warga dan dipatuhi

oleh seluruh anggota kelompok

5. Memiliki identitas atau ciri-ciri kepribadian yang sama, kuat dan mengikat

seluruh warganya, seperti berupa bahasa, pakaian, simbol-simbol tertentu

(perumahan), bendabenda tertentu.

6. Merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem hidup bersama

menimbulkan kebudayaan karena mereka merasa dirinya terkait satu

dengan yang lainnya.

Ciri-ciri masyarakat di atas telah nampak selaras dengan definisi

masyarakat sebagaimana yang dikemukakan oleh J.L Gilian dan J.P Gillin

dalam Mubarak 2009 bahwa “Masyarakat adalah kelompok manusia dalam

jumlah besar yang mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan

persatuan yang sama”.

2. Kenakalan Remaja

a. Pengertian kenakalan remaja

19
Kenakalan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan istilah

adalah sifat nakal; perbuatan nakal, yang dimaksud sifat nakal menggangu

lingkungan serta meresahkan masyarakat masyarkat. Menurut Sarwono,

kenakalan adalah tindakan oleh seorang yang belum dewasa yang sengaja

melanggar hukum dan yang diketahui oleh anak itu sendiri bahwa jika

perbuatannya itu sempat diketahui oleh petugas hukum ia bisa dikenai hukuman.

Kenakalan yang dimaksudkan dalam karya ilmiah ini yaitu di mana sifat-sifat

yang meresahkan masyarakat, perbuatan yang melanggar norma, aturan atau

hukum dalam masyarakat yang dilakukan pada usia 12-21 (remaja) atau masa

transisi masa anak-anak ke dewasa.

Menurut (Kartono 2011) juvenile delinquency ialah perilaku jahat (dursila),

atau kejahatan/kenakalan anak-anak muda; merupakan gejala sakit (patologis)

secara sosial pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh satu bentuk

pengabaian sosial, sehingga mereka itu mengembangkan bentuk tingkah laku

yang menyimpang.

Menurut Simanjuntak dalam Sudarsono (2010) pengertian juvenile

delinquency ialah suatu perbuatan itu disebut deliquent apa bila

perbuatanperbuatan tersebut bertentangan dengan norma-norma yang ada dalam

masyarakat di mana ia hidup, suatu perbuatan yang anti sosial di mana di

dalamnya terkandung unsurunsur anti normatif. Sedangkan dari beberapa uraian

di atas dapat di simpulkan bahwa kenakalan remaja atau juvenile delinquency

adalah suatu tindakan melanggar norma yang berlaku dalam masyarakat yang

dilakukan oleh remaja.

b. Jenis-jenis kenakalan remaja

20
Adapun jenis kenakalan remaja (Ali 2014) membagi kenakalan remaja

menjadi empat jenis yaitu:

1. Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada


orang lain:

perkelahihan, pemerkosaan, perampokan, pembunuhan, dan lain-lain.

2. 2.Kenakalan yang menimbulkan korban materi: perusakan, pecurian,

pencopetan, pemerasan, dan lain-lain.

3. Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban di pihak orang lain:

pelacuran, dan penyalahgunaan obat.

4. Kenakalan yang melawan status, misalnya mengikari status anak pelajar

dengan cara membolos, mngikari status orang tua dengan cara mingat

dari rumah dan membantah perintah mereka dan sebagainya.

6. Faktor-faktor yang menyebabkan kenakalan Remaja

Faktor penyebab kenakalan remaja Menurut Sudarsono 2011 kenakalan

remaja atau juvenile delinquency dapat disebabkan oleh beberapa sebab, yaitu:

1. Keadaan keluarga

Pada hakikatnya, kondisi keluarga yang menyebabkan timbulnya

kenakalan anak atau remaja bersifat kompleks. Kenakalan anak atau remaja

disebabkan keadaan keluarga yang tidak normal; yang mencakup broken

home dan quasi broken home atau broken home semu. Kenakalan remaja

dapat pula terjadi karena keadaan ekonomi keluarga, terutama menyangkut

keluarga miskin atau keluarga yang menderita kekurangan jika

dibandingkan dengan keadaan ekonomi penduduk pada umumnya.

Fenomena ini sering terjadi pada keluarga kelas bawah yang tergolong

21
orang yang hanya dapat membiayai hidupnya dalam batas sangat minim

yang biasa ditandai dengan

2. Keadaan sekolah

Ajang pendidikan kedua bagi anak-anak setelah keluarga ialah sekolah.

Selama dalam proses pembinaan, penggemblengan dan pendidikan di

sekolah biasanya terjadi interaksi sesama anak remaja, dan antara anakanak

remaja dengan para pendidik. Proses interaksi tersebut dalam kenyataannya

bukan hanya memiliki aspek sosiologis yang positif, akan tetapi juga

membawa akibat lain yang memberi dorongan bagi anak remaja sekolah

untuk menjadi delinkwen. Kenyataan lain masih ditemui adanya sangsi-

sangsi yang sama sekali tidak menunjang tercapainya tujuan pendidikan.

Keadaan tersebut masih diperberat lagi dengan adanya ancaman yang tidak

ada putusputusnya disertai disiplin yang ketat dan kurang adanya interaksi

yang akrab antara pendidik dan murid serta kurangnya kesibukan belajar di

rumah. Kondisi negatif di sekolah tersebut kerap kali memberi pengaruh

langsung atau tidak langsung terhadap anak, sehingga dapat menimbulkan

kenakalan anak atau remaja.

3. Keadaan masyarakat
Keadaan masyarakat dan kondisi lingkungan dalam berbagai corak dan

bentuknya akan berpengaruh baik langsung maupun tidak langsung

terhadap anak-anak remaja di mana mereka hidup berkelompok.

Perubahanperubahan masyarakat yang berlangsung secara cepat dan

ditandai dengan peristiwaperistiwa yang menegangkan, seperti: persaingan

dibidang kerja keras kepala keluarga; bahkan dalam keadaan mendesak

22
seluruh anggota keluargapun ikut mencari nafkah untuk mempertahankan

hidupnya. Kondisi keluarga seperti ini biasanya memiliki konsekuensi lebih

lanjut dan kompleks terhadap anak-anak antara lain: hampir setiap hari anak

terlantar, biaya sekolah anak-anak tidak tercukupi. Akibatnya akan

kompleks pula, dalam kondisi yang serba sulit dapat mendorong anak-anak

menjadi delinkwen. Dewasa ini timbul anggapan bahwa kebutuhan pokok

anakanak adalah yang bersifat jasmaniah atau biologis saja. Padahal secara

rohaniyah anakanak membutuhkan kasih sayang dari kedua orang tua.

Kehidupan anak di rumah memerlukan perlakuan dasar yang menuntut

peranan yang sesungguhnya dari kedua orang tua.

B. Penelitian Yang Relevan

Dalam penelitian ini yang berjudul peran masyarakat terhadap

kenakalan remaja di desa labuan kecamatan Labuan kabupaten pandeglang.

sebelumnya ada yang melakukan penelitian lain yang hampir sama dengan

peneliti diantaranya adalah:

Lapamusu dkk 2018, Peran pemerintah desa dalam menanggulangi

kenakalan remaja di desa balahu kecamatan tibawa kabupaten gorontalo.

Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana kepedulian pemerintah

desa dalam menanggulagi kenakalan remaja, dan apa saja yang menjadi faktor

terjadinya kenakalan remaja di desa Balahu Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo.

Metode yang digunakana adalah metode deskriptif kualitatif yaitu penulis

menggambarkan secara jelas dengan data yang diperoleh dilapangan. Hasil penelitian

yang diperoleh melalui wawancara dengan para informan yang ada menunjukkan

bahwa penyebab terjadinya kenalakan remaja di Desa Balahu yaitu: kurangnya

23
perhatian Pemerintah desa, karena pemerintah desa lebih mengutamakan

pembangunan infrasturuktur ketimbang pembangunan pembentukkan karakter

pemuda di masa pertumbuhannya. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa

kurangnya perhatian pemerintah desa terhadap pembentukan karakter generasi muda,

karena pemerintah desa lebih mementingkan permbangunan infrastruktur desa.

Berdasarkan penjabaran di atas persamaan dan perbedaan dari

penelitian Lapamusu dkk, dengan peneliti sendiri adalah persamaannya

sama-sama menggunakan penelitian kualitatif, data yang diambil yaitu

kenakalan remaja sedangkan perbedaannya adalah penelitian Lapamusu

focus pada peran pemerintah desa, sedangkan peneliti sendiri focus pada

masyarakat. lokasi dilaksanakan di kabupaten gorontalo sedangkan peneliti

sendiri dikabupaten pandeglang. Hasil yang diperoleh dari penelitian

Lapamusu dkk yaitu kurangnya perhatian pemerintah desa terhadap para

remaja.

Sabarin dan Djunaidi, 2018, Peran guru dan masyarakat sekolah dalam

menghadapi pengaruh media sosial terkait dengan kenakalan remaja di

SMA Negeri 1 Mauponggo.

Penelitian ini bertujuan menggambarkan peran guru dan masyarakat

sekolah dalam menghadapi pengaruh media sosial terkait dengan kenakalan

remaja di SMA 1 Mauponggo dan usaha-usaha apakah yang dilakukan

pihak sekolah dalam menanggulangi kenakalan remaja tersebut. Metode

penelitian ini menggunakan kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik

pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi.

24
Informan kunci dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru dan siswa.

Data yang sudah terkumpul dianalisis melalui langkah-langkah reduksi data,

penyajian data dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa peran guru akan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang

diharapkan dalam berbagai interaksinya, baik dengan siswa, sesama guru,

maupun mengajar, dapat dipandang sebagai sentral bagi peranannya. Sebab

baik disadari atau tidak bahwa sebagian dari waktu dan perhatian guru

banyak dicurahkan untuk mengkaji proses belajar mengajar dan berinteraksi

dengan siswanya. Peran guru dalam proses belajar mengajar adalah guru

sebagai pendidik, guru sebagai pengajar dan fasilitator, guru sebagai

pembimbing, guru sebagai pengarah, guru sebagai pelatih, guru sebagai

penilai, guru sebagi pemimpin, guru sebagai mediator, dan guru sebagai

evaluator.

Dari penjabaran di atas maka persamaan dan perbedaan dengan peneliti

sendiri adalah, persamaannya sama-sama menggunakan penelitian

kualitatif, data yang diambil sama-sama mengenai kenakalan remaja, dan

masyarakat, sama-sama menggunakan analisis data triangulasi dan teknik

data yang sama. Sedangkan perbedaannya adalah dalam penelitian sabarin

dan Djunaidi 2018, selain masyarakat berfokus kepada peran guru

sedangkan peneliti sendiri hanya focus pada peran masyarakat saja, lokasi

yang digunakan di sekolah sedangkan peneliti sendiri langsung kepada

masyarakat. sedangkan hasil yang diperoleh adalah bahwa peran guru akan

senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang diharapkan dalam

25
berbagai interaksinya, baik dengan siswa, sesama guru, maupun mengajar,

dapat dipandang sebagai sentral bagi peranannya.

C. Kerangka Berfikir

peran masyarakat terhadap kenakalan remaja di desa labuan


kecamatan Labuan kabupaten pandeglang

Peran Masyarakat Kenakalan Remaja

Faktor-faktor yang mempengaruhi:


Faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja adalah faktor
keluarga, lingkungan, sekolah dan sosial dalam masyarakat.

Upaya: memberikan penyuluhan kepada para


remaja desa Labuan kecamatan labuan

Hasil yang dicapai: Masyarakat dapat meminimalkan tingkat kenakalan


remaja di desa Labuan masyarakat tidak mengalami keresahan atas
perilaku yang dibuat oleh para remaja yang ada di sekitar lingkungannya.

26
Kerangka berfikir merupakan sebagai dasar pemahaman yang akan

mempengaruhi dasar pemahaman orang lain. dengan kata lain, kerangka

berpikir dapat diartikan pula sebagai pondasi dasar dari semua pemikiran

(salma, 2021). Dalam penelitian yang berjudul peran masyarakat terhadap

kenakalan remaja di desa labuan kecamatan Labuan kabupaten pandeglang.

Dalam Penelitian ini peneliti mempunyai suatu permasalahan yang kemudian

dijadikan objek penelitian,. Sesuai dengan judul bahwa objek penelitian ini

adalah masyarakat dan remaja di desa labuan kecamatan Labuan kabupaten

pandeglang. Judul penelitian ini di angkat bermula dari kenakalan remaja yang

sangat merajalela.

Kenakalan remaja merupakan suatu perbuatan yang melanggar norma,

aturan, atau hukum dalam masyarakat yang dilakukan pada usia remaja atau

transisi masa anak- anak ke dewasa (Mohamad Ali, 2014). Sedangkan menurut

Sarwono, kenakalan adalah tindakan oleh seorang yang belum dewasa yang

sengaja melanggar hukum dan yang diketahui oleh anak itu sendiri bahwa jika

perbuatannya itu sempat diketahui oleh petugas hukum ia bisa dikenai

hukuman. Kenakalan yang dimaksudkan adalah di mana sifat-sifat yang

meresahkan masyarakat, perbuatan yang melanggar norma, aturan atau hukum

dalam masyarakat yang dilakukan pada usia 12-21 tahun (remaja) atau masa

transisi masa anak-anak ke dewasa.

Kenakalan remaja yang jenisnya bermacam-macam seperti pelanggaran

norma masyarakat norma hukum, meskipun juga terdapat beberapa kasus yang

dilimpahkan ke kepolisian. Kenakalan remaja khususnya di desa Labuan

kecamatan Labuan antara lain membolos sekolah, ikut serta tawuran,

27
keluyuran, mabuk-mabukan, mencuri serta bergabung dengan geng yang

memberikan pengaruh buruk bagi remaja. Semakin lama, masalah kenakalan

remaja ini dirasakan semakin meningkat. Terdapat 4 Faktor yang

mempengaruhi kenakalan remaja adalah faktor keluarga, lingkungan, sekolah

dan sosial dalam masyarakat. Faktor-faktor inilah yang menyebabkan seorang

anak terpengaruh dalam melakukan hal-hal yang merusak dirinya sendiri dan

lingkungannya. Meningkatnya perilaku kenakalan remaja tentu tidak terlepas

dari peran orang tua dan masyarakat dalam membimbing dan mengarahkan

para remaja. Capaian yang diperoleh adalah masyarakat dapat meminimalkan

tingkat kenakalan remaja di desa Labuan memberikan pelayanan yang baik

terhadap para remaja serta memberikan contoh yang baik terhadap para remaja

yang ada di desa Labuan kecamatan Labuan sehingga lingkungan masyarakat

tidak mengalami keresahan atas perilaku yang dibuat oleh para remaja yang ada

di sekitar lingkungannya.

28
BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat, Waktu dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di desa Labuan, kecamatan Labuan kabupaten

pandeglang dan waktu penelitian dilaksanakan pada bulan April 2022

Subjek Penelitian

Yang diteliti dalam penelitian ini adalah tokoh masyarakat dan remaja desa

Labuan kecamatan labuan

B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.

Menurut meleong metode kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dan

orangorang yang perilaku yang dapat diamati. (Meleong, 2017)

Pendekatan penelitian kualitatif menurut (Sugiyono, 2016) adalah

metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositifisme, digunakan

untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah, (sebagai lawannya eksperimen)

dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data

dapat dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat

induktif/kualitatif, dan hasil kualitatif lebih menekankan makna daripada

generalisasi.

29
Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

deskriptif kualitatif yang menjelaskan kejadian atau fakta, keadaan atau

fenomena yang terjadi dilapangan. Peneliti menggunakan penelitian ini

bertujuan untuk menggambarkan dan menjelaskan kejadian yang ada atau

fakta yang terjadi dilapangan di desa Labuan kecamatan Labuan kabupaten

pandeglang.

C. Prosedur Pengumpulan Data

Dalam suatu penelitian diperlkan adanya data sebagai hasil akhir dari

penelitian. Pengumpulan data yang konkrit, peneliti melaksanakan

beberapa teknik yang digunakan adalah dengan sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi langsung merupakan cara pengambilan data dengan

menggunakan indera tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk

keperluan tersebut. dalam kegiatan sehari-hari, kita selalu

menggunakan mata untuk mengamati sesuatu. (Moleong, 2017).

Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya

akan dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia

kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Sanafiah Faisal (dalam

Sugiyono, 2016).

b. Wawancara

Wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu

masalah tertentu dan merupakan proses Tanya jawab lisan dimana

dua orang atau lebih berhadapan secara fisik (Sugiyono, 2016).

Dalam hal ini peneliti akan mempertanyakan pertanyaan-pertanyaan

30
yang sudah disediakan dan terstruktur yang kemudian diperdalam

untuk memperoleh keterangan lebih lanjut sehingga jawaban yang

diperoleh meliputi semua variabel dengan keterangan yang lengkap

dan mendalam (Arikunto : 2013).

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu cara yang digunakan untuk

memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumen,

tulisan angka dan gambar yang berupa lamoiran serta keterangan

yang dapat mendukung penelitian (Sugiyono, 2015). Dokumentasi

merupakan teknik pengumpulan data yang memanfaatkan

dokumendokumen tertulis, gambar, foto, atau benda-benda lainnya

yang berkaitan dengan aspek-aspek yang diteliti Amrullah (2013).

D. Pemeriksaan Keabsahan Data

Menurut Meleong 2010, keabsahan data adalah setiap keadaan harus

memenuhii: (1) mendemonstrasikan nilai yang benar, (2) menyediakan dasar

agar hal yang dapat dibuat tentang konstitensi dari prosedurnya dan kentralan

dari temuan dan keputusan-keputusannya. Pemeriksaan keabsahan data yang

dikumpulkan hingga tidak terjadi informasi yang salah atau tidak sesuai dengan

konteksnya. Untuk itu peneliti perlu melakukan keabsahan data sebagai berikut

(Sugiyono 2016):

a. Uji Kredibilitas (Credibility)

Keakuratan, keabsahan dan kebenaran data yang dikumpulkan dan

31
dianalisis sejak awal penelitian akan menentukan kebenaran dan ketepatan hasil

penelitian sesuai dengan masalah dan fokus penelitian. Agar penelitian yang

dilakukan memperoleh data yang akurat, tepat dan benar, maka peneliti dapat

menggunakan cara-cara secara benar.

b. Uji Transferabilitas (Transferability)

Dalam penelitian kualitatif memang digunakan istilah tranferabilitas, yang

memiliki makna konsep yang sama dengan validitas eksternal. Hasil penelitian

kualitatif di tempat tertentu hanya mungkin dapat dapat ditransfer ke daerah lain

kalau di tempat tertentu yang baru benar-benar memiliki karakteristik yang sama

dengan tempat/situasi social yang telah diteliti. Ini berarti pula hanya mungkin di

transfer kalu situasi sosial yang mencangkup aktor (actor), tempat (place), dan

aktivitas (activity), serta konteksnya sama pula di antara kedua tempat itu.

c. Uji Dependibilitas (Dependendability)


Dalam penelitian kualitatif, dependibilitas sejalan dengan konsep reabilitas

dalam penelitian kualitatif. Sehubungan dengan itu, dalam menentukan

dependibilitas dapat dilakukan dengan audit terhadap keseluruhan proses

penelitian yang dilakukan. Ini berarti langkah demi langkah, tahp dengan tahap

yang dilalui pada waktu melaksanakan penelitian kualitatif yang sudah selesai,

dikaji ulang kembali sesuai dengan langkah-langkah yang sesungguhnya.

Setelah melakukan auditproses, uji dependibilitas dapat juga dilakukan dengan

audit produk. Dengan melakukan audit produk terhadap hasil penelitian yang

dilakukan, bagaimanakah hasil penelitiannya? Seandainya hasil audit proses

benar, dan hasil audit produk benar, maka dapat dikatakan bahwa penelitian

yang dilakukan tidak diragukan lagi dependibilitasnya.

32
d. Uji Konformitas (Conformity)

Dalam uji konformitas ini sebenernya yang dilakukan adalah melihat

keterkaitan hasil uji produk dengan hasil audit proses. Apabila hasil audit produk

merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian

tersebut telah memenuhi standar konfornitas. Hasil penelitian akan peneliti

dibuktikan kebenaranya dimana hasil penelitian sesuai dengan data temuan yang

dikumpulkan dan dicantumkan dalam laporan lapangan. Hal ini dilakukan

dengan membicarakan hasil penelitian dengan orang yang tidak ikut dan tidak

berkepentingan dalam penelitian dengan tujuan agar hasil dapat lebih objektif.

E. Analisis Data

Analisis data merupakan tahap untuk mencari dan menyusun data yang

telah dikumpulkan secara sistematis. Sebagaimana yang dikemukakan oleh

Sugiyono 2016, bahwa Analisis data ialah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan

dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,

menjabarkan dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola,

memilih mana yang penting, dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan

sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Adapun proses analisis data dilakukan yaitu sejak sebelum memasuki

lapangan, selama di lapangan, dan setelah di lapangan. Analisis sebelum di

lapangan dimaksudkan dengan analisis yang dilakukan terhadap data-data hasil

studi pendahuluan, atau data sekunder, yang digunakan untuk menentukan fokus

penelitian yang bersifat sementara. Selain itu juga ada analisis data yang di

lapangan, dalam penelitian ini analisis data lapangan menggunakan model yang

33
dikembangkan oleh Miles dan Huberman. Miles dan Huberman menyatakan

“aktivitas dalam penelitian kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh” (Sugiyono,

2016). ada tiga aktivitas analisis data yaitu:

a. Reduksi Data

Reduksi data ialah semakin lama penelitian kelapangan maka jumlah data

aka semakin banyak, kompleks dan rumit, data yang diperoleh peneliti dari

lapangan jumlah nya akan cukup banyak maka untuk itu perlu dicatat secara

teliti dan rinci. Peneliti perlu melakukan analisis data melalui reduksi data

(Maleong 2017). Analisis yang dilakukan dengan reduksi data berarti melakukan

pemilihan data yang dibutuhkan, memilih, bagian yang pokok, merangkum

sesuai dengan tema penelitian.

b. Data Display
Data yang sudah melalui proses reduksi, langkah selanjutnya adalah

penyajian data (mendisplaykan data). Dengan mendisplaykan data, maka akan

memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja

selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.(Sugiyono 2016),

peneliti dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat, bagan, hubungan kategori, flowchart, sejenisnya. Penyajian data

menjadikan data lebih tersusun dan terstruktur. Peneliti akan lebih memahami

apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarakan apa yang telah

dipahami tersebut. Data display atau penyajian data dalam kegiatan analisis

adalah kumpulan informasi yang telah tersusun yang disajikan dalam bentuk

naratif. Pada penelitian ini lembar observasi dan wawancara disajikan dengan

34
tabel yang kemudian dijabarkan dalam bentuk naratif dengan mengaitkan setiap

informasi yang ada.

c. Conclution/Verifikasi Data

Verifikasi atau disebut dengan penarikan kesimpulan dari temuan data

adalah interprestasi peneliti dengan memberi makna sesuatu yang dilihat dan

diwawancarainya. Kesimpulan menuntut verifikasi oleh orang lain yang ahli

dalam bidang yang diteliti, atau juga mengecek dengan data lain. Pada penelitian

ini kesimpulan akan menjawab pertanyaan-pertanyaan pada rumusan masalah di

bab pertama.

Setelah melakukan penyajian data, tahap selanjutnya adalah verifikasi data

atau hasil penelitian. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat

sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat dan

mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila

kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang

valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka

kesimpulan yang dikemukakan merupakan yang kredibel.

Pada penlitian ini peneliti akan mengumpulkan dari 3 kegiatan yaitu

wawancara ke beberapa informan, dari observasi dilapangan serta dokumentasi

baik rekaman suara, video maupun pengambilan gambar. Selanjutnya data yang

diperoleh akan difilter, artinya data dari kegiatan di atas yang memiliki

ketidaksesuaian dengan penelitian akan dihapus agar focus penelitian tidak

melebar. Kemudian data yang sesuai focus penelitian akan dipaparkan dengan

beberapa pilihan yang ada, hal ini berfungsi agar penjelasan dalam penelitian

35
bias dibaca dengan mudah, selanjutnya apabila data dirasa lengkap, selanjutnya

akan ditarik kesimpulan akhir.

36
DAFTAR PUSTAKA

Buku

Abdul, S. 2017. Sosiologi, Teori dan Terapan. Jakarta. Bumi Aksara

Ali, Muhamad 2014. Psikologi Remaja. Jakarta. Bumi Aksara

Arikunto, 2013. Prosedur penelitian. Jakarta. Rineka Cipta

Maleong, 2017. Metodelogi penelitian kualitatif. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya

Ranjabar, 2016. Sistem sosial budaya indonesoa. Bandung. Alfabeta

Setiadi dkk, dkk. Ilmu sosial budaya dasar. Jakarta. Prenada Media Group

Sudarsono 2010. Kenakalan Remaja. Jakarta. Rineka Cipta

Sugiyono, 2016. Metode penelitian pendidikan. Bandung. Alfabeta

Wahyu, 2017. Ilmu sosial budaya dasar. Bandung. Pustaka Setia

Jurnal

Prasetyo 2020. Memahami masyarakat dan perspektifnya. Vol. 1 No. 1. Jurnal

Manajemen Pendidika dan Ilmu Sosial.

Lapamusu, Linn dkk 2018 Peran pemerintah desa dalam menanggulangi kenakalan

remaja di desa balahu kecamatan tibawa kabupaten gorontalo. Jurnal sivic education.

Vol. 2 No. 1. http://ejournal.unima.ac.id/index.php/jce/article/view/442.


Sabarin, Gufran dan Djunaidi Ahmad, 2018. Peran guru dan masyarakat sekolah

dalam menghadapi pengaruh media sosial terkait dengan kenakalan remaja di SMA

Negeri 1 Mauponggo. Jurnal. Civicus. Vol. 6. No. 2.

http://journal.ummat.ac.id/index.php/CIVICUS/article/view/676.

Artikel

Ramdhani, Alifa. 2021. Pengertian masyarakat dan unsur-unsurnya. Artikel

Kompas

Subakti, 2017. Peran Tokoh Masyarakat dalam Meningkatkan pembangunan. Artikel

kompas

Salma. 2021. Kerangka berfikir, pengertian dan cara membuatnya.

https://penerbitdeepublish.com/kerangka-berpikir/
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai