Oleh :
DANI MUSLIHAT
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................. v
BAB I : PENDAHULUAN......................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG................................................................... 1
1.2 KAPASITAS RANCANGAN.......................................................5
1.3 LOKASI.........................................................................................8
1.4 TINJAUAN PUSTAKA................................................................ 11
1.4.1 Pemilihan Proses................................................................11
1.4.2 Kegunaan Produk.............................................................. 15
1.4.3 Sifat Fisik dan Kimia Bahan Baku dan Produk................15
1.4.4 Tinjauan Proses secara Umum...........................................20
ii
BAB III : SPESIFIKASI PERALATAN PROSES...............................66
3.1 SPESIFIKASI ALAT.................................................................... 66
3.1.1. . Tangki Penyimpanan Molasses ( T-101 )....................66
3.1.2. . Pompa...........................................................................67
3.1.3. . Fermentor.....................................................................68
3.1.4. . Menara Distilasi...........................................................69
3.1.5. . Membran Pervaporasi..................................................70
iii
5.3.3 Direktur Utama........................................................109
5.3.4 Direktur.....................................................................109
5.3.5 Staff Ahli..................................................................110
5.3.6 Kepala Bagian.......................................................... 110
5.3.7 Kepala Seksi..............................................................116
5.3.8 Kepala Regu............................................................. 116
5.4 PEMBAGIAN JAM KERJA KARYAWAN........................... 116
5.5 SISTEM PENGGAJIAN KARYAWAN................................. 118
5.6 PENGGOLONGAN JABATAN, JUMLAH KARYAWAN, DAN
GAJI..........................................................................................119
5.7 KESEJAHTERAAN SOSIAL KARYAWAN.........................123
5.8 MANAJEMEN PRODUKSI.................................................... 126
5.8.1. . Perencanaan Produksi.............................................126
5.8.2. . Pengendalian Produksi............................................128
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................145
LAMPIRAN-LAMPIRAN.................................................................149
LAMPIRAN A
LAMPIRAN B
LAMPIRAN C
LAMPIRAN D
iv
v
Pra Rancangan Pabrik Bioetanol
BAB I
PENDAHULUAN
jangka menengah dari tahun 2002 hingga tahun 2010 diperkirakan mengalami
pertumbuhan 1,8 persen per tahun. Peningkatan kebutuhan itu akan mencapai
12 juta barrel per hari (bph), atau dari 77 juta bph menjadi 89 juta bph dan
pada periode berikutnya, yakni dari tahun 2010 hingga tahun 2020
permintaan akan naik menjadi 106 juta bph. (Departemen ESDM, 2004).
Oleh karena itu, perlu adanya pengembangan sumber energi lain sebagai
nabati dengan menerbitkan INPRES No. 1 tahun 2006 tanggal 25 Juni 2006
tentang penyediaan bahan bakar nabati (BBN) sebagai sumber bahan bakar
(renewable energy) relative besar karena sumber daya alam Indonesia yang
memperbesar basis sumber daya bahan bakar cair, mengurangi impor BBM,
ekspor baru. Bioetanol memberikan emisi gas buang yang lebih ramah
lingkungan.
dari konsumsi premium (0.43 juta kL), kemudian pada periode tahun 2011-
konsumsi premium (1.0 juta kL), dan selanjutnya pada periode tahun 2016-
Teknik Kimia-Unwahas
2
Pra Rancangan Pabrik Bioetanol
kebutuhan biofuel sampai tahun 2025 adalah sebesar 22,26 juta kL dengan
kebutuhan lahan yaitu 4 juta ha sawit dan 3 juta ha jarak pagar untuk
memproduksi biodiesel dan biooil, serta 3,5 juta ha tebu dan singkong untuk
memproduksi bioetanol.
10% konsumsi bensin, maka dibutuhkan 1,48 juta kL bioetanol dengan lahan
untuk bahan baku (tebu dan singkong) sebesar 2,25 juta ha dan perlu
dibangun pabrik bioetanol sebanyak 104 unit @ 60 kL/hari. Selain itu, akan
menyerap tenaga kerja 1,75 juta orang tenaga non trampil dan 15 ribu tenaga
dapat menurunkan emisi gas berbahaya, seperti CO, NOx, SOx, senyawa
Tabel 1.1.
Teknik Kimia-Unwahas
3
Pra Rancangan Pabrik Bioetanol
Tahun 2006 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati, dan
kepada ASTM D 4806 tentang Denaturated Fuel Etanol for Blending with
glukosa, pati, dan selulosa. Glukosa dapat berasal dari kandungan molases
gula (sekitar 50% - 60%) dan sejumlah asam amino dan mineral dapat diolah
(Paturau, 1982).
bahan baku yang relatif murah yang merupakan hasil samping dari
digunakan molases yang dapat diperoleh secara mudah dan murah. Molases
Teknik Kimia-Unwahas
4
Pra Rancangan Pabrik Bioetanol
merupakan hasil samping dari industri gula yang didapat setelah sukrosanya
dikristalkan dan sentrifuge dari sari gula tebu. Molases merupakan campuran
bahan non gula. Molases bersifat asam, mempunyai pH 5,5 – 6,5 yang
Molases, disebut juga gula tetes, merupakan salah satu produk utama
setelah gula pasir. Molases, yang mengandung gula sekitar 50-60% serta
pasar yang relatif besar di dalam dan luar negeri. Hal ini dapat dibuktikan
molases tersebut laku terjual dengan harga US$100,45 per ton atau Rp 800
kebutuhan Ethanol di Indonesia pada tahun 2018 antara lain sebagai berikut:
Teknik Kimia-Unwahas
5
Pra Rancangan Pabrik Bioetanol
a. Metode Linear
metode linear.
175,000
Ethanol
170,000
Kebutuhan Etanol
165,000 Indonesia
y = 3290x + 157638
R² = 0.998 Linear (Kebutuhan
160,000 Etanol Indonesia)
0 2 4 6
Tahun Ke
b. Metode Exponensial.
metode Exponensial.
175,000
Ethanol
170,000
Kebutuhan Etanol
165,000 y = 157857e 0.019x Indonesia
R² = 0.996 Expon. (Kebutuhan
160,000 Etanol Indonesia)
0 2 4 6
Tahun Ke
c. Metode Logaritmic
metode Logaritmic.
Teknik Kimia-Unwahas
6
175,000
Ethanol
170,000
d. Metode Polynomial
metode Polynomial
175,000
Ethanol
e. Metode Power
metode Power
175,000
y = 159918x0.048
R² = 0.9609
Ethanol
170,000
Dilihat dari beberapa Metode diatas dapat dipilih satu Metode yang R
nya mendekati 1 yaitu Metode Linear dan Polynomial untuk kali ini kita pilih
1.3 LOKASI
suatu industri. Beberapa faktor perlu diperhatikan dalam memilih lokasi pabrik
ketersedian bahan baku di lokasi [2] pemasaran produk [3] persediaan air,
tenaga listrik, dan bahan bakar [4] fasilitas transportasi [5] tenaga kerja [6]
pengolahan limbah, serta peraturan nasional dan daerah, situasi sosial setempat,
Indonesia adalah Jawa Tengah yaitu Tegal dan sekitarnya (Tegal, Brebes,
Pemalang dan Pekalongan). Bahan baku dapat diperoleh dari PG.Pangka, PG.
bisa diperoleh dari berbagai pabrik gula yang ada di Pulau Jawa dan luar
Jawa.
2. Pemasaran Produk
Luar Jawa.
Kebutuhan listrik dapat dipenuhi dengan listrik dari PLN (Perusahaan Listrik
Negara). Untuk sarana penyediaan air dapat diperoleh dari air sungai. Di
daerah Tegal dan sekitarnya banyak terdapat sungai, seperti Sungai Pemali,
Kupang Sambong dan Citandui. Sedangkan bahan bakar industri dapat
4. Fasilitas Transportasi
darat dan laut. Daerah di Tegal memiliki fasilitas transportasi darat dan laut
yang baik dan mudah dicapai sehingga proses transportasi dapat ditangani
dengan baik.
Kabupaten Tegal yang sebagian besar bekerja sebagai buruh pabrik di luar
6. Pembuangan Limbah
100 - 300 atm dengan katalis P2O5, sehingga terbentuk etil hidrogen
digunakan kembali.
Reaksi :
CH2=CH2 + H2SO4 CH3---- CH2----O--SO3H
CHCH2 ---- OSO3 ---- H + H2O CH3 ---- CH2-----OH + H2SO4
( Sumber : L.G. Wade, Jr, 1987)
Etanol dapat disintesa dari reaksi antara etilen dengan air dengan
reaksi melewati ion karbonium, maka katalis yang cocok untuk reaksi ini
dan opoka. Perbandingan mol etilen dan air bebas garam yang digunakan
1 : 0,6, dengan suhu reaksi 280-3000C dan dengan tekanan 300 atm.
Karena reaksi eksotermis (ΔH = -43,4 kJ), gas keluar reaktor sekitar 200C
lebih panas.
Reaksi:
300 atm, 3000C
CH2=CH2 + H2O C2H5OH
Etilen Air Katalist Etanol
( Sumber : L.G. Wade, Jr, 1987)
b. Hidrasi Alkena
dengan uap. Katalis yang digunakan adalah silikon dioksida padat yang
dilapisi dengan asam fosfat (V). Reaksi yang terjadi dapat balik
(reversibel).
H2SO
CH2=CH2 + H2O 4 CH3CH2OH
Hanya 5% dari etena yang diubah menjadi etanol pada setiap kali
c. Cara Fermentasi
kimia atau dekomposisi yang dihasilkan pada substrat organik karena aktivitas
untuk mencapai kondisi optimal agar proses fermentasi mencapai hasil yang
atau khamir, kapang dan bakteri. Yang paling umum digunakan dalam
pembuatan ethyl alkohol adalah yeast atau kapang. Ethyl alkohol dapat
Keberhasilan proses fermentasi tergantung pada konsentrasi tetes, pH, suhu dan
penambahan nutrien yang tepat karena jika itu semua tidak terpenuhi maka yeast
Pada proses fermentasi etanol dari bahan molasse digunakan yeast Saccharomyces
cereviceae, selain karena dikenal memiliki daya konversi gula menjadi etanol
mengubah glukosa menjadi etanol. Aktivitas yeast ini bekerja secara optimum
1. Reaksi inversi
C12H22O11 Invertase
C6H12O6 + C6H12O6
Katalis
Sakarosa Glukosa Fruktosa
2. Reaksi Fermentasi
Zymase
C12H22O6 2C2H5OH + 2CO2
Katalis
Glukosa Alkohol Karbondioksida
P Konv Rx
Proses T (0C) Yield Katalis Prod.Spg
(atm) % Spg
Hidrasi 250 100- - - P2O5 - H2SO4 dapat
Alkena 300 dan digunakan
Langsung H2SO4 kembali
Hidrasi 280- 300 - - H3PO4 - -
Alkena 300
tidak
Langsung
Hidrasi 45-50 1 5 - - - -
Alkuna
Fermentasi 30 1 95 - Yeas - Pakan ternak
1) Sifat Fisik
gula dengan wujud bentuk cair. Hal tersebut sesuai dengan pendapat
2) Sifat Kimia
sebagai berikut:
Nutrisi Molasses
b. Produk (Etanol)
molekul C2H5OH. Dalam suhu kamar (25oC) bahan kimia ini berbentuk
aseton serta berbau khas alkohol. Cairan yang memiliki berat molekul
46,07 ini memiliki specific gravity (SG) sebesar 0,916 dan mendidih
(Wikipedia, 2010)
Gambar 1.1. Struktur Molekul Etanol
Acentricity = 0,644
Data fisik lainnya pada kondisi T=25oC dan P=1 bar adalah sebagai berikut :
(Perry)
2) Sifat Kimia Etanol
karbon yang berikatan dengan gugus hidroksil paling tidak memiliki dua
hidrogen atom yang terikat. Reaksi kimia yang dijalankan oleh etanol
Reaksi asam-basa
Etanol hampi netral dalam air, dengan pH 100% etanol adalah 7,33,
Halogenasi
reagen Lucas.
Pembentukan ester
asam sulfat dan asam fosfat. Senyawa yang dihasilkan oleh reaksi ini
diagram alir seperti di atas. Tahapan pembuatan bioetanol secara garis besar
Kadar gula dalam tetes tebu terlalu tinggi untuk proses fermentasi,
oleh karena itu perlu diencerkan terlebih dahulu. Kadar gula yang
kurang dari 50%, penambahan air harus disesuaikan dengan kadar gula
awalnya, agar kadar gula akhirnya kurang lebih 14%. Jika konsentrasi gula
terlalu tinggi, maka waktu fermentasinya lebih lama dan sebagian gula
3. Penambahan Ragi
Bahan aktif ragi roti adalah khamir Saccharomyces cereviseae
sebaiknya tidak digunakan ragi tape, karena ragi tape terdiri dari beberapa
mikroba. Kebutuhan ragi roti adalah sebanyak 0.2% dari gula dalam
sebelum diaduk secara perlahan sampai sedikit berbusa. Setelah itu larutan
fermentasi adalah pupuk urea dan NPK, pH diatur menjadi 4-5 dengan
10 %.
Saccharomices Cereviseae
C6H12O6 2C2H5OH + 2CO2
Gasohol,1981).
Apabila kadar etanol masih di bawah 95%, distilasi perlu diulangi lagi
(reflux) hingga kadar etanolnya 95%. Apabila kadar etanolnya sudah 95%
DESKRIPSI PROSES
Molases
Wujud : Cair
Brix 0C : min 40
Komposisi :
Glukosa : 7 % berat
Sukrosa : 35 % berat
Fruktosa : 9 % berat
Padatan : 10 % berat
Abu : 12 % berat
Air : 20 % berat
1. Yeast
Wujud : Padat
Bentuk : Serbuk
Warna : Putih
Temperatur : 280C-600C
pH : 3,5 – 6,0
(Roehr, 2001)
Wujud : Padat
Bentuk : Serbuk
Warna : Putih
Densitas : 1,803
Komposisi :
Wujud : Cairan
( Perry, 1984)
Wujud : Cair
Bau : Spesifik
Komposisi :
H2SO4 : 98 % volume
Air : 2% volume
( Perry, 1984)
Kemurnian :99,7 %
Tidak berwarna
Property Specification
Reaksi berjalan di dalam fermentor dan bereaksi secara stokiometris dan untuk
ditambahkan 1% dari jumlah pati dan konversi reaksi glukosa sebesar 95%.
DIAGRAM ALIR
PRA RANCANGAN PABRIK ETANOL
K A P A S I T A S 2 0 0 . 0 0 0 KL / T A H U N
S
CW 7
8
1
1 Udara 30
30
NH3
F-102
C-102
Kawat Ose T-104
4 30
1
1
30
30 6 10
Air P-103
1
1
30 1
1 T-102 1
80
30 Molases 1
22 22
3 30
C-301
P-102 C-302
T-101
P-202
T-202 A T-202 B
1 D-301
30 T-201 D - 302
11
P-101 V-203
Air
Proses 1
F-101 V-20 2 P-305
5 13 P-303 27
2,1
T-105 1
2
V-201 30
14
122
P-104 Air proses P-201 26
HE-301
T-302
75
15
16 Ammonium Antifoam P-304
1 V-206 0,46
1 Phospat 1,14 M-301
25
30 V-215 V-214
P-105 1,14 29
1 04
17 T-107 28
T-106 104 25
P-106 V-211 V-209
1 V-207 V-204 23
30 V-205 V-212 C-303
1 P-306
V-210 V-213
V-208 97
T-108 1189 1189
1
18 22
P-107 30 Ln-301
H2SO4 C-304
1
30
F-301 VP-301
19
RB-301 RB-302
T-204 C 19 19 19
P-302
T-203 C T-303
T-301
P-301
20
T-203 B T-203 A
CWS
21
T-301
SC
menjadi 4 tahap, yaitu tahap penyiapan awal bahan baku, tahap penyiapan
yang dibutuhkan oleh biomassa aktif untuk dapat tumbuh. Pada rancangan
proses ini, media yang digunakan adalah molasses itu sendiri dengan
dengan kultur murni ragi untuk kemudian dituangkan pada media agar.
bibit pada mash steril. Sampai pada tahap persiapan starter ini, biasanya
ini dilakukan secara bertahap (empat tahap), dari skala bejana Erlenmeyer
volume kecil hingga skala bioreaktor dengan volume kerja yang besar.
Peralihan dari volume kecil ke volume yang lebih besar ditentukan oleh
press plate and frame untuk menghilangkan abu yang terkandung didalam
tahap I. Setelah itu, sebagian hasil diambil sebagai yeast culture untuk
350C dengan mengalirkan air pendingin melalui saluran atau alat penukar
sekitar 5,2. Nilai ini akan menurun dengan lambat selama proses
fermentasi, dan dijaga untuk tetap pada harga 4,2 – 4,5 (Roehr, 2001)
Hasil akhir dari fermentor didistilasi untuk mendapat kadar ethanol yang
lebih tinggi
pH. Setelah itu larutan dialirkan menuju kolom distilasi pertama. Pada
sudah tidak dapat dilakukan. Untuk itu dilakukan proses dehidrasi dengan
permeat mengalami perubahan fasa dari fasa cair menjadi uap. Campuran
Gambar 2.2 Blok Diagram Neraca Massa Produksi Etanol dari Molasses
2.4 NERACA MASSA DAN NERACA PANAS
Molase
F3
Subtansi tak
terfermentasi 3135,00
Fruktosa 9405,00
104500,00
Air 20900,00
Subtansi tak
terfermentasi 3135,00
77330,00
104500,00 104500,00
Unit Mixer
F4
Molase Molases
MIXER
F3 F5
Subtansi tak
Subtansi tak terfermentasi 3.135 terfermentasi 3135
77.330 307926,67
* Air Prosses F4
Air 230596,67
307926,67 307926,67
Unit Percabangan
F6 (Seed Fermentor)
Molase
Cabang
F11 (Pre Fermentor)
F5
F16 ( Fermentor)
Subtansi tak
terfermentasi 3135,00 156,75 156,75 2821,50
Fermentor)
CO2, N2
F9
F6 Molase
Molase
F7 Udara REAKTOR INOKULASI
(SEED FERMENTOR) F10
F8 NH3
15393,98
15436,72 15436,72
Reaktor Inokulasi Pembiakan Saccaromyces Cerevisiae ( Pre
Fermentor)
CO2, N2
F14
F10 Ragi
Molase
F11 Molase REAKTOR INOKULASI
(PRE FERMENTOR) F10
F12 Udara
F13 NH3
15396,33
F12
Udara
38,48
Udara
Amonia F13
NH3 1,91
30830,70 30830,70
Fermentor
CO2, Asetaldehid
F20
F15 Ragi
F19 H2SO4
Subtansi tak
Gula 47965,50 terfermentasi 3135,00
H2SO4 53,04
308130,15 308130,15
Filter Press
Tabel 2.9 Neraca Massa Filter Press
H2SO4 53,04
5054,85
283562,68 283562,68
Pra Rancangan Pabrik Bioetanol
Unit Distilasi
47
F25
Destilat
F23
Bottom
F24
Etanol 1300,02644
Air 237338,404
Gula 2677,4
241315,83
278507,8277 278507,828
Teknik Kimia-Unwahas
47
Pra Rancangan Pabrik Bioetanol
Unit Distilasi II
F27
Destilat
F25
Bottom
F26
37191,99738 24191,3868
Etanol 1030,01095
Air 11970,5996
13000,6106
37191,99738 37191,9974
Teknik Kimia-Unwahas
48
Pra Rancangan Pabrik Bioetanol
Membran Pervaporasi
Retentate
F 29
F 27 Membran
Permeate
F 28
24191,38683 23290,622
* Rententate F29
Etanol 496,090161
Air 404,6746703
900,7648314
24191,38683 24191,38683
Teknik Kimia-Unwahas
49
Pra Rancangan Pabrik Bioetanol
2. NERACA PANAS
Unit Seed Fermentor
30450,7433
61069,4171
2160598,33 2160598,33
Teknik Kimia-Unwahas
50
Unit Pre Fermentor
Ragi 84,87906875
Sub tak
Gula 2239,150413 terfermentasi 248,7741802
Air 28087,20585 Ragi 169,7581375
30450,74335
* Udara
Udara 46,55961597
*Amunium
NH3 4,78
284147,74 284147,7445
Unit Fermentor
*Amunium phospat
* Asam Sulfat
H2SO4 37,46
delta Hrx 12227011,78 Q Serap 12200095,10
12836273,27 12836273,27
Unit Distilasi – 1
Bottom(B).. 100,126oC
Etanol, Gula, Air
*Produk
9053058,498 Bawah ke
Etanol 36226,73162
Air 8028225,707
Gula 38314,44696
8102766,885
*Q
condensation 12406248,52
21155432,85 21155432,85
Bottom(B).. 94,85oC
Etanol, Air
Table 2.17 Neraca Panas Unit Distilasi -II :
70113,90535 41616,04314
Etanol 26513,3875
Air 376250,1946
402763,5821
*Q
* Q reboiling 11909642,39 condensation 12463244,24
* Q loss 595482,1195
13503105,99 13503105,99
2.5 LAY OUT PERALATAN
cuaca.
Lay out pabrik adalah kedudukan dari bagian pabrik yang terdiri dari
tempat penyimpanan produk, baik itu produk utama maupun produk samping
area yang tersedia dapat efisien dan proses produksinya dapat berjalan dengan
MCK, kantin, fire safety, pos penjagaan dan sebagainya hendaknya ditempatkan
adalah :
pengolahan produk.
2. Keamanan
cukup, alat penahan ledakan dan alat sensor gas beracun. Tangki
apabila harga tanah cukup tinggi maka pemakaian lahan haruslah efisien.
Pemasangan dan distribusi yang baik dari gas, steam, dan listrik
memudahkan perawatannya.
sekitarnya.
gerakan bahan cairan dan gas di plant menggunakan piping dan harus
mengganggu kegiatan dan keamanan pabrik serta harus terletak jauh dari
3. Daerah Proses
kualitas dan kuantitas bahan yang akan diproses serta produk yang akan
teratasi.
5. Daerah Pemeliharaan
Daerah ini terdiri dari area tangki penyimpanan bahan baku dan
yang dapat terjangkau oleh angkutan pembawa bahan baku dan produk.
7. Daerah Utilitas
ditimbulkan maka jarak antara areal utilitas dengan areal proses harus
proses produksi.
Adapun perincian luas tanah dan bangunan pabrik dapat dilihat pada tabel di
bawah ini :
No Lokasi Luas(m2)
1 Pos Jaga 50
2 Parkir 900
3 Musholla 400
4 Poliklinik 100
7 Laboratorium 600
8 Kantor 1000
9 Bengkel 700
10 Kantin 250
11 Ruang Kontrol 1000
15 Taman 800
Total 27000
Dalam perencanaan tata letak peralatan proses pada pabrik ada beberapa hal yang
1. Arah Angin
dengan arah angin) adalah semua peralatan yang dapat menumpahkan zat-
berbahaya dan tidak mudah terbakar, bengkel, kantin, mesjid, dan tempat
parkir.
2. Cahaya
penerangan tambahan.
agar pekerja dapat mencapai seluruh alat proses dengan cepat dan mudah.
Supaya apabila terjadi gangguan pada alat proses dapat segera diperbaiki.
seluruh alat proses dapat dicapai oleh pekerja dengan cepat dan mudah
5. Perhitungan ekonomi
Kode : T- 101
Diameter Tangki : 60 ft
Tinggi Tangki : 30 ft
Lebar Plate : 6 ft
Pemipaan
Schedule Number 40
Outside diameter 4 in
Kode : P-101
mixer
Jenis : Centrifugal
Jumlah : 1 buah
Dimensi
Diameter nominal 5 in
Schedule Number 40
Head : 42 ft.lbf/lbm
Effisiensi Pompa : 80 %
Power Motor : 5 Hp
3.1.3. Fermentor
Kode : T-203
Jumlah : 6 buah
Kondisi :
Tekanan : 1 atm
Suhu : 30 oC
Tinggi : 67,86 ft
Diameter : 33,93 ft
Tinggi : 142,89 ft
Jaket Pendingin
Tipe : Jacket
IPS : 12
Kode : D-302
Diameter : 5,74 m
Tinggi : 6,3 m
Jenis : Torispherical
Tebal : 0,55 in
Tinggi : 117,12 in
Tekanan : 1 atm
Tekanan : 1 atm
Kode : M-301
Zeolit
Diameter :
Berperan dalam pengadaan dan pengolahan air sanitasi, air umpan boiler, dan
air pendingin.
Sebagai penyedia tenaga listrik untuk tenaga penggerak peralatan proses dan
untuk penerangan. Listrik disuplai dari PLN dan sebagai cadangan digunakan
generator.
Berperan untuk mengolah limbah yang dihasilkan dari seluruh area pabrik.
4.1.1 Unit Penyediaan dan Pengolahan air
A. Penyediaan Air
menggunakan air sumur, air sungai, air danau, atau air laut sebagai sumber
air. Pada prarancangan pabrik etanol ini, sumber air yang digunakan adalah
1. Air pendingin
Sumber air yang telah diolah sehingga memenuhi syarat yang dapat
air pendingin :
Untuk kelancaran dan efisiensi kerja dari air pendingin, maka perlu
(Lamb, 1985) :
Tabel 4.1 Persyaratan Air Pendingin dan Air Umpan Boiler
Silica 0,7 50
Alumunium 0,01 -
Iron 0,05 -
Manganase 0,01 -
Calcium - 200
Sulfate - 680
Chloride - 600
Alkalinity 40 500
Untuk menghemat air, maka air pendingin yang telah digunakan
= 1228 m3/hari
Make-up water diambil 20% kebutuhan total= 20% x 1228 m3/hari = 246 m3/hari
2. Air Umpan Boiler
pada boiler karena adanya zat-zat organik, anorganik, dan zat-zat yang
tekanan 4,5 atm dengan suhu = 1480C ( Ulrich, 1984 ). Kebutuhan steam
= 180 m3/hari
Syarat fisik :
- warna jernih
- tidak berbau
Syarat kimia :
- tidak beracun
Syarat mikrobiologi :
berikut :
kg 1lt 24 jam 1 m3
= 230.596,67
jam k 1000 lt
g hari
= 5.534,32 m3/hari.
5. Air hidrant
tingkat tinggi. Hal ini dilakukan agar kebutuhan air yang digunakan lebih
kecil. Berikut ini adalah kebutuhan air pencuci untuk peralatan reaktor
Air Sungai
Premix Tank
Clarifier
Clear Well
Sand Filter
Cooling Sanitasi
Demin Plant
Hydrant
Umpan Boiler
Gambar 4.1 Blok Diagram Pengolahan Air dari Air Sungai
ke clear well.
air dimasukkan ke sand filter. Untuk menjaga agar pH air konstan, ke dalam
aliran air yang akan masuk ke clear well ditambahkan larutan soda. Antara
clear well dan premix tank dihubungkan dengan suatu pipa by pass yang
lumpur banyak.
terbawa aliran air dari clear well. Air yang keluar dari sand filter selanjutnya
didinginkan. Air dari bagian atas akan mengalir ke bawah dan kontak
dengan udara luar yang mengalir ke atas dari bagian bawah menara
yang memiliki celah kecil agar air berubah menjadi droplet untuk
Air yang keluar dari cooling tower pada suhu 30oC dan tekanan
Ke Sistem
Ke side filter
Drain
filter yang terdiri atas pasir, kerikil, dan antrasit. Zat-zat kimia yang
(Betz).
organisme dan diatur konsentrasinya dalam air sebesar 0,2 – 0,5 ppm.
ion-ionnya baik ion positif maupun ion negatif seperti Ca2+, Mg2+,
SO42-, Cl- dalam resin penukar ion. Ion-ion tersebut harus dihilangkan
Demin Water.
ditambah dengan slow rinse dan fast rinse dengan air PDAM,
Na2SO3
Storage
Tank
Demin Water
a. Syarat fisik
Tidak berbau
b. Syarat kimia
Tidak beracun
c. Syarat biologis
Untuk konsumsi air ini digunakan air dari sungai cisadane yang
pertumbuhan mikroorganisme.
Sumber air pemadam kebakaran, yaitu air segar dan air dari kawasan
industri apabila air segar pada Fire Water Tank tidak mencukupi.
maupun hidran.
A. Kebutuhan Steam
pada alat heat exchanger, reaktor dan reboiler pada unit kolom destilasi. Untuk
memenuhi kebutuhan steam digunakan boiler jenis water tube yang menghasilkan
steam pada temperatur 121oC dan tekanan 2 atm. Pembakaran fuel gas
menyebabkan perpindahan panas secara radiasi di pipa-pipa boiler yang berisi air,
dan untuk perpindahan panas yang lebih sempurna, gas panas dialirkan melewati
Boiler Steam,
Steam
Header
Proses CO2, O2
Blow Down
Make up
Deaerator
water
Air umpan boiler adalah air dari unit demineralisasi yang telah
dipanaskan terlebih dahulu dalam tangki deaerator yang diletakkan cukup tinggi
untuk menghilangkan kandungan gas yang terlarut, karena pada temperatur tinggi
dan tekanan rendah, kelarutan gas akan turun. Gas O2 dalam air umpan
dihilangkan dengan menggunakan oxygen scavenger berupa Natrium Sulfite
(Na2SO3)
A. Kebutuhan Listrik
Listrik Negara (PLN) dan Generator Set (Genset) dan distribusi pemakaian
penerangan pabrik.
sedangkan untuk penerangan pabrik dari PLN. Bila terjadi kerusakan pada
generator set, kebutuhan listrik bisa diperoleh dari PLN, demikian juga bila
adalah = 1130 kW
Tabel 4.5 Kebutuhan listrik untuk peralatan proses dan utilitas
Peralatan Utilitas
1 Cooling Tower 2
Total 1049
Jadi kebutuhan listrik untuk alat proses dan utilitas : 0,7456 x 1049,0 =
782 kWh
(lumen/m2), dimana
1 foot candle = 10076 lumen/m2 dan 1 lumen = 0,0015 watt (Perry 7ed
Conversion Table)
Kebutuhan ini dapat dilihat pada tabel 4.6
daerah bahan baku, daerah produk, tempat parkir, bengkel, gudang, jalan
dan taman digunakan merkuri 250 watt. Untuk lampu merkuri 250 watt
No LOKASI Lumen/M2
3 Utilitas 403040
4 Stronge Bahan Baku 634788
6 Parkir 1209120
7 Bengkel 231748
8 Gudang 634788
10 Taman 806080
Jumlah Lampu 86
factor)
A. Generator Set
mudah)
= 49761 Btu/menit.
Kebutuhan bahan bakar untuk generator per jam = 162 lb/jam = 74 kg/jam
1. Spesifikasi :
Frekuensi : 50 Hz.
Volume bahan bakar = 37700 x 0,0238 = 898 bbl (1 galon = 0,0238 bbl)
Dari Brownell & Young, tabel 3-3, halaman 43, dengan jenis tangki
bbl
1. Spesifikasi :
Diameter : 29,90 ft
Tinggi : 16 ft
Jumlah : 1 buah
C. Unit Penyediaan Udara Tekan
dan kontrol. Udara disedot oleh kompresor sehingga tekanan meningkat. Udara
luar akan masuk ke dalam kompresor lalu ditampung di tangki. Keluaran tangki
terbagi menjadi 2 aliran, yaitu aliran ke proses dan aliran ke air dryer. Udara
untuk instrumentasi harus dilewatkan pre-filter sebelum masuk ke air dryer untuk
Air dryer yang digunakan 2 buah dan bekerja secara bergantian. Bila salah
satu kolom jenuh, maka beban pengeringan akan dipindahkan ke kolom lainnya.
Kolom yang jenuh ini akan diregenerasi dengan menggunakan udara kering dari
tangki. Setelah melalui air dryer, udara akan melalui after filter untuk
keperluan instrumentasi.
limbah gas dan limbah cair. Sebelum dibuang ke lingkungan, limbah tersebut
perlu diolah terlebih dahulu di unit pengolahan limbah agar tidak mencemari
Menteri Negara Lingkungan Hidup tentang baku mutu limbah untuk kegiatan
industri bioetanol.
Secara umum limbah yang dihasilkan oleh industri ini dapat berupa cair
dan gas. Limbah gas dapat berupa gas karbondioksida, fusel oil, dan aldehide.
Fusel oil dan aldehide kecil kandungannya, sehingga dapat langsung dibuang
dihasilkan dapat digunakan untuk membuat dry ice. Cairan beer sisa dari
menghasilkan beban polusi sama dengan satu kota berpenduduk 1,4 juta.
unit fermentasi, unit filtrasi setelah fermentasi, dan unit pemurnian, yaitu
Stillage ini dapat diolah lebih lanjut sehingga tidak menimbulkan beban
polusi. Pada umumnya ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk
a. Pengeringan
Metode ini memanfaatkan sisa nutrisi yang ada pada stillage sebagai
c. Pengolahan anaerobik
Untuk volume stillage yang kecil dengan kadar BOD yang tinggi,
e. Pembakaran
a. Tangki Buffer
buffer akan diisi sampai mencapai overflow sehingga air limbah akan
diperlukan untuk mencegah bau tak enak dan untuk mencampur air dari
b. Calamity Tank
pH sangat tinggi atau sangat rendah dari tangki buffer. Jika calamity tank
senyawa organik yang lebih besar akan diubah menjadi asam asetat /
otomatis dengan penambahan asam (HCl) atau basa (NaOH) pada air
tangki ini untuk memperoleh jumlah nitrogen dan fosfat yang dibutuhkan
air limbah dari dasar reaktor naik melewati lumpur anaerobik dalam
dan COD air limbah diturunkan lebih lanjut sampai di bawah batas yang
ditetapkan oleh pemerintah. Biogas yang terbentuk dari reaktor anaerobik
dibakar.
e. Reaktor Aerobik
Dalam reaktor ini air limbah yang keluar dari reaktor UASB diolah
(dewatering).
Proses pengolahan limbah padat pada industri bio etanol, dimulai dengan
pemisahan limbah padat dan limbah cair dengan menggunakan unit filterpress.
Cake hasil filtrasi akan digunakan sebagai bahan pakan ternak karena
mengandung nutrisi yang tinggi. Limbah padat mengandung serat jagung dan
Limbah gas yang dihasilkan, untuk karbon dioksida yang dihasilkan dari
proses fermentasi akan disalurkan ke industri penghasil dry ice. Untuk limbah gas
4.2 LABORATORIUM
kelancaran proses produksi dan menjaga mutu produksi. Selain itu, laboratorium
produksi. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan dan menjaga kualitas produksi.
kemurnian.
1. Air sanitasi
Meliputi analisa pH, silikat, Ca, sulfur, Cl, dan zat padat terlarut.
2. Domin water
3. Air minum
5. Air pendingin
bagian :
terhadap semua stream yang berasal dari proses produksi maupun tangki.
Pemeriksaan dan pengamatan dilakukan juga terhadap bahan baku dan
produk.
sifat dan kandungan kimia bahan baku dan produk serta bahan-bahan kimia
material terkait dalam proses untuk meningkatkan hasil akhir. Sifat dari
Inkubator Sekel
Autoclave
Oven
Mikroskop
Centrifuge
Turbidimeter
BAB V
MANAJEMEN PERUSAHAAN
dimana tiap sekutu turut mengambil bagian sebanyak satu saham atau lebih.
Saham adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan atau PT tersebut
dan orang yang memiliki saham berarti telah menyetorkan modal ke perusahaan.
perusahaan.
Para pemegang saham dapat memilih orang yang ahli sebagai dewan
ada
Untuk mendapatkan suatu sistem organisasi yang terbaik maka perlu diperhatikan
2. Pendelegasian wewenang
organisasi yang baik, yaitu Line and Staff System. Pada sistem ini, garis kekuasaan
lebih sederhana dan praktis. Pembagian kerja dalam sistem ini adalah seorang
karyawan hanya akan bertanggung jawab pada seorang atasan saja. Untuk
mencapai kelancaran produksi perlu dibentuk staff ahli yang terdiri dari orang-
orang yang ahli di bidangnya. Staff ahli akan memberi bantuan pemikiran dan
1. Sebagai garis atau line yaitu orang-orang yang melaksanakan tugas pokok
Teknik dan Direktur Keuangan dan Umum. Direktur Teknik membawahi bidang
masing kepala bagian membawahi beberapa seksi dan masing-masing seksi akan
Umum Pemegang Saham (RUPS). Pada RUPS tersebut para pemegang saham
berwenang :
saham.
pemasaran
Mengawasi tugas-tugas direksi
membawahi Direktur Teknik dan Produksi serta Direktur Keuangan dan Umum.
serta kontinuitas hubungan yang baik antar pemilik saham, pimpinan, karyawan
dan konsumen juga merupakan sebuah tanggung jawab yang harus dijaga oleh
pemegang saham.
5.3.4. Direktur
produksi
Staff ahli terdiri dari tenaga-tenaga ahli yang bertugas membantu direktur
administrasi. Staff ahli bertanggung jawab kepada direktur sesuai dengan bidang
keahliannya masing-masing.
usaha
yang diberikan oleh pimpinan perusahaan. Pada tiap-tiap bagian, Kepala Bagian
mutu dan kelancaran produksi serta mengkoordinir para seksi yang menjadi
1. Seksi Proses
yang ada.
lingkungan kerja selama bekerja sehingga kondisi aman dari bahaya resiko
kerja.
Seksi UPL bertugas mengolah limbah khususnya limbah cair sebagai hasil
samping proses produksi menjadi air bersih yang sesuai baku mutu air.
2. Seksi Laboratorium
suatu tempat
pengembangan produksi
bahan baku dan pemasaran hasil produksi. Kepala Bagian Produksi membawahi :
perusahaan
Mengetahui harga pasaran dan mutu bahan baku serta mengatur keluar
perbaikan alat serta pengadaan suku cadang alat. Selain itu, kepala bagian teknik
membawahi :
1. Seksi Pemeliharaan
2. Seksi Utilitas
kebutuhan listrik, air dan steam dengan cara menjalankan dan mengontrol
1. Seksi Administrasi
2. Seksi Akuntansi
Umum membawahi :
1. Seksi Personalia
karyawan.
lingkungan perusahaan.
2. Seksi Keamanan
lingkungan pabrik.
perusahaan.
3. Seksi Humas
330 hari dalam setahun. Sedangkan sisanya digunakan untuk perawatan dan
perbaikan. Untuk itu dalam menentukan jam kerja, karyawan dibagi menjadi 2
kelompok, yaitu :
produksi secara langsung. Karyawan non shift terdiri dari Direktur, Kepala
shift dalam satu minggu akan bekerja selama 5 hari mulai jam 08.00 –
17.00 dengan masa istirahat selama 1 jam antara jam 12.00 –13.00.
2. Karyawan shift
Karyawan shift terdiri dari kepala regu dan operator produksi, sebagian
dari bagian teknik dan bagian keamanan. Para karyawan shift bekerja
Karyawan shift ini dibagi menjadi 4 regu, yaitu 3 regu bekerja dan
1 regu istirahat atau libur yang dilakukan secara bergantian. Setiap regu
mendapat giliran 3 hari kerja dan 1 hari libur untuk setiap shift dan masuk
lagi untuk shift berikutnya. Untuk hari libur nasional, regu yang bertugas
Keterangan :
P = Shift pagi
S = Shift sore
M = Shift malam
L = Libur
1. Gaji bulanan
2. Gaji harian
Gaji ini diberikan kepada karyawan tidak tetap atau buruh harian.
3. Gaji lembur
Gaji ini diberikan kepada karyawan yang bekerja melebihi jam kerja
perusahaan.
Sistem gaji karyawan yang berbeda-beda tergantung pada status karyawan,
1. Karyawan tetap
dengan Surat Keputusan (SK) dari Direksi dan mendapat upah harian yang
2. Karyawan harian
3. Karyawan borongan
bila diperlukan saja. Karyawan ini menerima upah borongan untuk suatu
pekerjaan.
Kimia
1 Direktur Utama 1
2 Sekretaris Direktur 3
5 Staff Ahli 4
16 Kasi Keamanan 1
17 Kasi Administrasi 1
19 Kasi Gudang 1
20 Kasi Anggaran 1
21 Kasi Pembelian 1
34 Supir 6
35 Pesuruh 8
36 Dokter 2
37 Perawat 6
Jumlah 210
1. Fasilitas Kesehatan
perusahaan.
2. Fasilitas Pendidikan
3. Fasilitas Asuransi
diinginkan.
4. Fasilitas Transportasi
5. Fasilitas Koperasi
6. Fasilitas Kantin
Kantin disediakan untuk memenuhi kebutuhan makan karyawan.
7. Fasilitas Peribadatan
c. Tunjangan kematian
9. Peralatan Safety
peralatan safety berupa safety helmet, safety shoes, masker, gogle, glove
beristirahat sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Oleh karena itu
kerja dalam 1 tahun. Cuti ini diberikan kepada karyawan yang masa
dengan rencana dan dalam jangka waktu yang tepat. Dengan meningkatnya
yang sesuai.
Dalam menyusun rencana produksi secara garis besar ada dua hal
yang perlu diperhatikan, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor
eksternal adalah faktor yang menyangkut kemampuan pasar terhadap
kemampuan pabrik.
1. Kemampuan Pasar
misalnya :
2. Kemampuan Pabrik
ketrampilannya meningkat.
c. Mesin (peralatan)
mesin, yaitu jam kerja mesin efektif dan kemampuan mesin. Jam kerja
sesuai dengan standar dan jumlah produksi yang sesuai dengan rencana
serta waktu yang tepat sesuai jadwal, untuk itu perlu dilaksanakan
a. Pengendalian Kualitas
b. Pengendalian Kuantitas
keterlambatan pengadaan bahan baku, perbaikan alat yang terlalu lama dan
pula.
ANALISA EKONOMI
lain :
3. Total pendapatan
6.1 HARGA PERALATAN
Karena harga peralatan tiap tahunnya cenderung untuk naik, maka untuk
Perhitungan harga alat dan daftar harga alat secara keseluruhan dapat
dilihat pada
Lampiran D.
untuk sebuah pabrik dan pembuatannya, ditambah dengan biaya pabrik untuk
beberapa waktu. Total Capital Investment dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
Total Indirect Cost dan Direct Cost (IC + DC) Rp. 189.351.969.588,64
Biaya Administrasi
= Rp.1.796.119.973.943,66 + Rp.91.347.292.992,26
Komposisi Modal :
Metode yang digunakan adalah Net Present Value dengan Discounted Cash Flow.
1. Modal
7. Kapasitas produksi
Laba Rp. 100 juta s/d Rp.200 juta Tarif PPh = 25%
Kondisi total investasi pabrik pada masa konstruksi seperti terlihat pada tabel 6.1
Tahun %
Jumlah Inflasi 10% Total
Konstruksi Modal
1 50% 121.889.203.779,93 12.188.920.377,99 134.078.124.157,93
2 50% 121.889.203.779,93 12.188.920.377,99 134.078.124.157,93
Total 100% 243.778.407.559,87 24.377.840.755,99 268.156.248.315,85
Modal sendiri pada akhir masa konstruksi Rp. 243.778.407.559,87
Tahun %
Konstruksi Modal Jumlah Bunga 13,5% Total
Kolom 9 : Depresiasi
ROI = Laba bersih rata rata / tahun 100% (Peters & Timmerhaus : 300)
Total Investasi / tahun
Untuk ROI diatas 9%, maka resiko investasi lebih aman atau investasi dianggap
1 72.494.219.850 72.494.219.850,00
2 73.973.693.724,49 146.467.913.574,49
3 75.483.360.943,36 221.951.274.517,85
4 77.023.837.697,30 298.975.112.215,15
5 78.595.752.752,35 377.570.864.967,50
6 80.199.747.706,48 457.770.612.673,98
7 81.836.477.251,51 539.607.089.925,49
8 83.506.609.440,32 623.113.699.365,81
9 85.210.825.959,51 708.324.525.325,31
10 86.949.822.407,66 795.274.347.732,97
Interpolasi
= linier : X
(𝑌−𝑌1)
[(
𝑌2−𝑌1
) 𝑥(𝑋2 − 𝑋1)] + 𝑋1
Internal rate of return dihitung berdasarkan metode discounted cash flow , dimana
suatu tingkat bunga tertentu dari seluruh penerimaan akan tepat menutup seluruh
jumlah pengeluaran modal. Cara yang dilakukan adalah trial harga “ i ” (Peters &
𝑛 𝐶𝐹
∑𝑛=1 = (1+𝑖)𝑛 = Modal Akhir masa konstruksi (Peters : 302)
0 417.142.359.705,33
0 417.142.359.705,33
sehingga didapat Internal Rate of Return (IRR) = 21,44%. Harga tersebut dapat
diterima, karena laju pengembalian modal (capital interest rate) lebih besar dari
IRR = 21,44% lebih besar dari bunga bank 13,5%. Berdasarkan hal tersebut,
maka pendirian pabrik ini layak untuk didirikan dengan suku bunga pinjaman
Analisa titik impas digunakan untuk mengetahui posisi kapasitas dimana biaya
produksi total sama dengan hasil penjualan. Analisa titik impas (BEP) pada
Berdasarkan grafik diatas, maka dapat diketahui titik BEP, dimana garis biaya
produksi berpotongan dengan garis hasil penjualan pada titik BEP sebesar 34,7%.
kapasitas produk yang diharapkan dalam satu tahun, dimana apabila tidak mampu
mencapai persen minimal kapasitas tersebut dalam satu tahun, maka pabrik harus
Berdasarkan Gambar 6.1 Grafik BEP dan SDP, maka dapat diketahui titik
BEP, dimana garis Variabel Cost berpotongan dengan garis hasil penjualan pada
Aries, R. S., and Newton, R.D, 1955, “Chemical Engineering Cost Estimation”,
SNI 7390
Brown, C. G. ,1978, “Unit Operation”, Modern Asia Edition Charles Tuttle, Co,
Tokyo, Japan
Coulson, J M., and Richardson, J F., 1999, “Chemical Engineering”, 6th edition,
Butterwoth-
Dunn, S.M., Constantinides, A., and Moghe, P.V. , 2002., “Numerical Methods in
Biomedical Engineering”
Foust, A.S, 1960 “Principle of Unit Operation”, 2nd ed, John Wiley and Sons Inc,
New York,
Geankoplis, C.J., 1983, “Transport Process and Unit Operations”, 2ed, Allyn and
Hidayat, N., 2009, “Pengembangan Produk dan Teknologi Proses”, J. Teknol. dan
Kern, D. Q. , 1988, “Process Heat Transfer”, 24th ed., Mc. Graw Hill Edition,
Singapore
Lamb J.C., 1985, “Water Quality and Its Control”, John Wiley & Sons Inc, New
York
“Process Boichem”. 12
Chemical Engineers”, 4th ed., Mc. Graw Hill Book International Edition,
Singapore
Applications (Ed.)”.
Severn, W. H., Degler., Miles J. C. , 1959, “Steam Air and Gas Power”, 5th ed.
Modern Asia Edition, John Wiley and Sons Inc, New York
Sherwood, T, 1977, “The Properties of Gasses and liquid”, 3th ed, McGraw-Hill
Thermodynamics”, 4th ed. Mc. Graw Hill Book Edition, Kogakusha, Tokyo
Sommer, P and Nielsen, J.C., 2006. “Yeast Composition and Starter Cultures”.
US 2006/0257529 A1
Underwood A.L., 1980, ”Quantitative Analysis”, 4ed, Prentice Hall Inc., London
LAMPIRAN A
PERHITUNGAN NERACA MASSA
DIAGRAM ALIR BAHAN
Diagram alir Pra Rancangan Pabrik Bio etanol dapat diuraikan dibawah ini.
Kapasitas produksi = 200.000 KL/tahun
= 23.148,15 kg / jam
Basis Perhitungan = 1 Jam Operasi
Satuan Massa = Kilogram / jam
Waktu operasi = 360 hari / tahun
Molasses yang dibutuhkan = 9.028.800 ton/tahun
= 104.500 kg / jam
Komposisi Molasses :
Komponen Komposisi (% berat)
Sukrosa 35
Air 20
Abu 12
Padatan 10
Fruktosa 9
Glukosa 7
Karbohidrat 4
Substansi tak terfermentasi 3
( J. M. Paturau : 142 )
Molase
Filter Plate and Frame Abu, padatan, karbohidrat
F1
F2
Molase
F3
3. UNIT MIXER
Fungsi = Untuk menambahkan air hingga kadar molasses menjadi 12 brix
Air
F4
Molase
Molases
MIXER
F3
F5
Kadar sukrosa yang diinginkan dalam molase adalah 12o brix (12% massa), maka
perlu ditambahkan sejumlah air ke dalam reaktor, yaitu :
36.575 kg⁄j
12% = 7.315 kg⁄j+ 9.405 kg⁄j+ 36.575 kg⁄j+20.900kg⁄j+X x100%
X = 230596,67 kg/j
Tabel Neraca Massa Mixer
Komponen Input (kg/j) Komponen Output (kg/j)
* Molasses dari Filter press F3 * Molasses Encer F5
Glukosa 7.315 Glukosa 7315
Sukrosa 36.575 Sukrosa 36575
Fruktosa 9.405 Fruktosa 9405
Air 20.900 Air 251496,67
Subtansi tak terfermentasi 3.135 Subtansi tak terfermentasi 3135
77.330 307926,67
* Air Prosses F4
Air 230596,67
307926,67 307926,67
Unit Percabangan
F6 (Seed Fermentor)
Molase
Cabang
F11 (Pre Fermentor)
F5
F16 (Main fermentor)
CO2, N2
F9
F6 Molase
REAKTOR INOKULASI Molase
F7 Udara (SEED FERMENTOR)
F10
F8 NH3
Saccaromyces Cerevisiae
Ragi = 0,005 x jumlah bahan baku
= 0,005 x (365,75 + 470,25+ 1925 ) kg
= 13,81 kg
Reaksi :
C6H12O6 + 1,8O2 + 0,8 NH3 4 CH1,8 N0,2 O0,5 + 2CO2 + 3,6 H2O
BM Ragi = 24,6 kg/kmol [ Shuler dan Kargi, 2002]
Ragi (CH1,8N0,2O0,5) yang terbentuk = Massa Ragi / MR Ragi
= 13,81 kg / 24,6 kg/kmol = 0,56 kmol
Kebutuhan udara untuk pembiakan, asumsi = udara terdiri atas 79% N2 dan 21% O2,
maka N2 sebagai gas keluaran bersifat inert dan tidak bereaksi sebesar
N2 = 79/21 x 8,08 kg = 30,40 kg
Jadi, udara yang disuplai = 100/21 x 8,08 kg = 38,48 kg
Tabel Neraca Massa Unit Seed Fermentor
F14
F10 Ragi
Molase
F11 Molase REAKTOR INOKULASI
F10
F12 Udara (PRE FERMENTOR)
F13 NH3
Saccaromyces Cerevisiae
Ragi = 0,005 x jumlah bahan baku
= 0,005 x (365,75 + 470,25+ 1925 ) kg
= 13,81 kg
Reaksi :
C6H12O6 + 1,8O2 + 0,8 NH3 4 CH1,8 N0,2 O0,5 + 2CO2 + 3,6 H2O
BM Ragi = 24,6 kg/kmol [ Shuler dan Kargi, 2002]
Ragi (CH1,8N0,2O0,5) yang terbentuk = Massa Ragi / MR Ragi
= 13,81 kg / 24,6 kg/kmol = 0,56 kmol
Kebutuhan udara untuk pembiakan, asumsi = udara terdiri atas 79% N2 dan 21% O2,
maka N2 sebagai gas keluaran bersifat inert dan tidak bereaksi sebesar
N2 = 79/21 x 8,08 kg = 30,40 kg
Jadi, udara yang disuplai = 100/21 x 8,08 kg = 38,48 kg
CO2, Asetaldehid
F20
F15 Ragi
Gula, Biomassa,
F16 Molase
Etanol, Air
F17 Antifoam FERMENTOR
F21
F18 (NH4)2HPO4
F19 H2SO4
Ketentuan :
1. Konsentrasi gula yang digunakan dalam masukan fermentor adalah 12 -14%
(Dunn)
2. Inokulum yang digunakan adalah 10 % dari volume media ( Stanburry)
3. Konsentrasi Etanol yang dihasilkan adalan 11 % Volume cairan fermentasi
(Kirk othmer)
4. Konversi glukosa sebesar 95 % (Dunn)
5. Terdapat hasil samping berupa aldehid, karena konsentrasinya kecil maka
dapat diabaikan
Reaksi yang terjadi :
C12H22O11 + H2O C6H12O6 + C6H12O6
Sukrosa Air Glukosa fruktosa
Reaksi stoikiometris dan 100% sukrosa terkonversi menjadi glukosa dan fruktosa
Massa sukrosa = 32.917,5 kg
BM sukrosa = 342 kg/mol
BM glukosa = 180 kg/mol
Sukrosa yang bereaksi = (32.917,5/ 342 ) kmol = 96,25 kmol
Gula yang terbentuk dari hasil hidrolisa = 2 x mol glukosa x BM glukosa
= (2 x 96,25x 180 ) kmol = 3850 kg
Total gula = glukosa + fruktosa + gula yang terbentuk dari hasil hidrolisa + gula yang
terbentuk dari seed dan pre fermentor
= ((6583,5 + 8464,5 + 3850 + (2 x1925)kg = 53548 kg
Reaktor ini berfungsi mengubah glukosa dan fruktosa menjadi
etanol Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
Filter Press
Produk Fermentor Cake
F21 Filtrat F22
F23
Asumsi :
1. Total biomassa keluar sebagai hasil filter press
2. Air yang keluar sebagai rentetate adalah 50 % dari total biomassa
Air yang keluar sebagai rentetate adalah 50 % dari total biomassa
Air Rentetate = 0,5 x (3135 + 27,61 + 0,31 + 153,94 + 53,04 ) kg
= 1684,95 kg
Tabel Neraca Massa Filter Press
Komponen Input (kg/j) Komponen Output (kg/j)
* Bahan Fermentor F 21 * Filtrat ke Destilasi F 23
Gula 2677,40 Gula 2677,40
Air 251514,85 Air 249829,90
Subtansi tak terfermentasi 3135,00 Etanol 26000,53
Ragi 27,61 278507,83
Antifoam 0,31 * Cek ke Pengolahan F 22
Amonium Sulfat 153,94 Air 1684,95
H2SO4 53,04 Subtansi tak terfermentasi 3135,00
Etanol 26000,53 Ragi 27,61
283562,68 Antifoam 0,31
Amonium Sulfat 153,94
H2SO4 53,04
5054,85
283562,68 283562,68
8. UNIT DISTILASI I
Fumgsi : memisahkan etanol dari impuritasnya sehingga di peroleh komposisi etanol
55%
F25
Destilat
F23
Bottom
F24
Di rencanakan :
1. Etanol terpisah sebagai overhead 95% Etanol keluar sebagai destilat
2. Air terpisah sebagai bottom produk 95%
3. Feed masuk kolom pada kondisi uap jenuhnya
4. Hasil bawah berupa luther washer (campuran biomassa, sisa glukosa,
air) Distribusi komponen pada destilat dan bottom
Bolling CP Antoine
komponen BM
Point
CPVA CPVB CPVC CPCVD A B C
8,39E-
9,01 0,21 1,37E-09 18,91 3803,9 -41,68
Etanol 46 78,4 05
1,90E- 1,05E- -3,57E-
Air 18 100 32,2 03 05 09 18,3 3816,4 -46,13
Glukosa 180 17,2 4487 -140
CPVAPA, CPVAPB, CPVAPC, CPVAPD = constants in the ideal gas heat capacity
equation :
Cp = CPVAPA + (CPVAPB) *T + (CPVAPC) *T**2 + ( CPVAPD) *T**3
Cp J/mol K, T deg K
ANTA, ANTB, ANTC= constants in the arxione equation ;
Ln (vnpour pressure) = ANTA – ANTB/ (T + ANTC), vap, press, mmHg, T deg K.
To convert mmHg to N/sq.m multiply by 133,32
To convert degrees Celcius to Kelvin add
273,15 Sumber : culson & richarddson vol 6
𝐵
In (P1sat) – A -
𝑇+𝐶
Ki = P1sat/Ptotal
ɑi = Ki / KHK
komponen kunci berat (HK) dan komponen kunci ringan (LK)
HK = H2O LK = etanol
Ptotal = 760 mmHg Trial : T = 98,8360C = 371,9860K
komponen BM Massa K.mol xfeed= xi Pi sat Ki ai
Etanol 46 26000,53 565,2288889 0,093356546 1619,92 2,131474 2,234403
Air 18 249829,8988 13879,43882 0,897030079 724,99 0,953934 1
Glukosa 180 2677,4 14,87444444 0,009613374 0,12 0,000158 0,000166
Total 278507,8277 14459,54216 1
log iD/iB
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4
-0.5
y = 1.6075x - 1.2625 log
R² = 1 iD/iB
-1
-1.5
F27
Destilat
F25
Bottom
F26
Perencanaan :
1. Diinginkan komposisi atas etanol 90% mol
2. Maksimal etanol terdapat pada hasil bawah 0,05%
Feed
komponen kmol xf
etanol 536,9674444 0,43622574
Air 693,9719411 0,56377426
Jumlah 1230,939386 1
Retentate
F 29
F 27 Membran
Permeate
F 28
Di rencanakan :
1. Keluaran permeat berupa etanol 99,7%
2. Etanol yang keluar dari retentat maksimum 0,1 %
berat Feed = Permeate + Retentate
F =P+R
24191,3868 =P+R
R = 24191,3868 - P
F * xF = P * xP + R * xR
24191,3868* 0,958 = 0,997 P + 0,001(24191,3868 - P)
0,996 P = 23151,1572
P = 23244,13373
R = 947,2530988
Etanol yang terpisah arus permeate
0,997 x 23244,13373 = 23174,40133
Air yang terpisah pada arus retentate
0,005 x 23244,13373 = 116,2206687
Tabel neraca massa membrane pervaporasi
Komponen Input (kg/j) Komponen Output (kg/j)
* Etanol dr Distilasi-2 F27 * Permeate F28
Etanol 23670,49149 Etanol 23.174,40
Air 520,895339 Air 116,2206687
24191,38683 23290,622
* Rententate F29
Etanol 496,090161
Air 404,6746703
900,7648314
24191,38683 24191,38683
Neraca Panas B-1
LAMPIRAN B
PERHITUNGAN NERACA PANAS
Komponen Formula BM A B C D
Amonium
Phospat (NH4)2HPO4 132 7,442 -0,00341 0,000007099 -3,232E-09
(Sherwood, 1977)
1. UNIT SEED FERMENTOR
Fungsi : Pengembangbiakan bakteri dengan penambahan udara dan ammonia
Kondisi operasi : * Tekanan operasi = 1 atm (tekanan atmosfer)
* Suhu operasi = 30℃ (suhu kamar)
* Waktu tinggal = 24 jam (Prescott & Dunn)
Air pendingin, 30℃ (Ulrich : 427)
Massa bahan :
Komponen Berat (kg/j) BM Kmol/j
Gula 2664,75 180 14,8041667
Air 12574,83 18 698,601852
Sub tak ferm 156,75 60 2,6125
15396,33
Entalpi bahan pada suhu 30℃ (303,15 K) :
∆H𝑇 = n 2 3
∫ 𝐶𝑝 𝑑𝑇 = n [(A(T-𝑇 ))+(𝐵(𝑇2-𝑇 ))+(𝐶(𝑇3-𝑇 )) + (𝐷(𝑇4-
Gula 𝑇𝑟𝑒𝑓 𝑟𝑒𝑓 𝑟𝑒𝑓 3 𝑟𝑒𝑓
2 4
𝑇𝑟𝑒𝑓 4))]
−1
=14,8041667[(-13,264(303,15-298,15))+(1,723𝑥10 (303,152-298,152))
2
−5 −8
+( −9,760𝑥10
(303,15 -298,15 ))+(
3 3 1,967𝑥10
(303,154-298,154))]
3 4
= 2239,1504 kkal/jam
∆Hair = n ∫ 𝐵 𝐶 𝐷
𝑇 𝐶𝑝 𝑑𝑇 = 𝑛 [(𝐴(𝑇 − Tref))+( (T2-Tref 2))+( (T3 – Tref 3 ))+ ( (T4- Tref
𝑇𝑟𝑒𝑓 2 3 4
4
))]
−4
=698,601852[(-7,701(303,15-298,15))+(4,505𝑥10 (303,152 – 298,152)) +
2
−6 −10
(2,521𝑥10 (303,153- 298,153)) +(−8,590𝑥10 (303,154- 298,154))]
3 4
=28087,206 kkal/jam
∆𝐻subs= n ∫ 𝑇 𝐵 𝐶 𝐷
𝐶𝑝 𝑑𝑇 = n [(𝐴(𝑇 − Tref))+( (T2-Tref 2))+( (T3 – Tref 3 ))+( (T4- Tref
𝑇𝑟𝑒𝑓 2 3 4
4
))]
[
= 2,6125 (5,697(303,15 – 298,15))+ ( 1,600×10−2
2
(303,152 − 298,152 ) )
+ ( −1,185×10−5
(303,153 − 298,153 ) + )( 3,172×10−9
4
(303,154 − 298,15 ) )
3 4
= 124,38709 kkal/jam
Entalpi total = 2239,1504 + 28087,206+ 124,38709 = 30450,74330450,743 kkal/jam
Hasil perhitungan di tabelkan sebagai berikut :
𝑇 𝑇
∫ 𝐶𝑝 𝑑𝑇 ∆𝐻 = 𝑛 ∫ 𝐶𝑝 𝑑𝑇
Berat N 𝑇𝑟𝑒𝑓 𝑇𝑟𝑒𝑓
Komponen BM
(kg/j) (kmol/j)
(kkal/kmol) (kkal/jam)
Gula 2664,75 180 14,804167 151,2514 2239,1504
Air 12574,83 18 698,60185 40,20488 28087,206
Substansi tak
terfermentasi 156,75 60 2,6125 47,61228 124,38709
15396,33 30450,743
𝑇
2. Entalpi udara dari air filter pada suhu = 300C (303,15 kelvin) ∆𝐻 =
, 𝑇𝑟𝑒𝑓 𝐶𝑝 𝑑𝑇
3. Entalpi ammonia dari tangki ammonia pada suhu = 300C (303,15 kelvin) , ∆𝐻 =
𝑇
𝑛 ∫𝑇𝑟𝑒𝑓 𝐶𝑝 𝑑𝑇
= 30450,743+46,559616+4,7849227
= 30502,088 kkal/jam
Entalpi bahan keluar :
𝑇
1. Entalpi produk atas pada suhu = 300C (303,15 kelvin) , ∆𝐻 = 𝑛
∫𝑇𝑟𝑒𝑓 𝐶𝑝 𝑑𝑇
Hasil perhitungan di tabelkan :
𝑇 𝑇
∫ 𝐶𝑝 𝑑𝑇 ∆𝐻 = 𝑛 ∫ 𝐶𝑝 𝑑𝑇
Berat N 𝑇𝑟𝑒𝑓 𝑇𝑟𝑒𝑓
Komponen BM
(kg/j) (kmol/j)
(kkal/kmol) (kkal/jam)
CO2 12,35 44 0,2805894 44,51648 12,490855
N2 30,40 28 1,0857093 34,8429 37,829261
42,75 50,320116
𝑇
2. Entalpi produk bawah pada suhu 300C (303,15 kelvin) , ∆𝐻 = 𝑛
∫𝑇𝑟𝑒𝑓 𝐶𝑝 𝑑𝑇
Hasil perhitungan di tabelkan :
𝑇 𝑇
∫ 𝐶𝑝 𝑑𝑇 ∆𝐻 = 𝑛 ∫ 𝐶𝑝 𝑑𝑇
Berat N 𝑇𝑟𝑒𝑓 𝑇𝑟𝑒𝑓
Komponen BM
(kg/j) (kmol/j)
(kkal/kmol) (kkal/jam)
Gula 5278,99 180 29,327744 151,2514 4435,8613
Air (l) 25167,85 18 1398,2138 40,20488 56215,024
Sub Tak ferm 313,50 60 5,225 47,61228 248,77418
Ragi 27,61 24,6 1,1223577 151,2514 169,75814
30787,95 61069,417
= 50,320116 + 61069,417
= 61119,737 kkal/jam
Panas reaksi :
Berdasarkan himmelblau halaman 456 :
Panas reaksi pada suhu 300C (303,15 K) :
ΔH R,303,15 K = ΔH R,Tref + (ΔHproduk - ΔHreaktan)
ΔHreaktan = entalpi bahan masuk
ΔHproduk = entalpi bahan keluar
ΔH R,Tref = panas reaksi pada suhu reference
Tref = suhu reference = 25oC = 298,15 K
ΔH R,303,15 K = ΔHoF produk - ΔHoF reaktan
ΔHoF = panas pembentukan bahan
Reaksi yang terjadi :
Reaksi -1 : C12H22O11 + H2O C6H12O6 + C6H12O6
Reaksi -2 : C6H12O6 + 1,8 O2 + 0,8 NH3 4 CH1,8N0,2O0,5 + 2 CO2 + 3,6 H2O
Data HoF komponen :
komponen ΔHoF (kkal/mol) Literature
C12H22O11 -68,34 (Sherwood, 1997)
H2O -68,32 (Sherwood, 1997)
C6H12O6 -79,40 (Sherwood, 1997)
C6H12O6 -67,84 (Sherwood, 1997)
mol
= -2152800 kkal
= -2130096 kkal
= -2130096 kkal
Q serap = (m . Cp . ΔT)
𝑄 𝑑𝑖𝑠𝑒𝑟𝑎𝑝 2099478,6
M air pendingin = = = 139965,24 kg/jam
(𝐶𝑝 .ΔT) (1𝑥(45−30))
Tabel neraca panas :
Input
Komponen (kkal/j) Komponen Output (kkal)
* Molases * Produk Atas
Gula 2239,15041 CO2 12,4908546
Air 28087,2058 N2 37,8292613
Sub tak terfermentasi 124,38709 50,3201159
30450,7433
* Udara Gula 4435,86129
udara 46,559616 Air 56215,0235
*Amunium Sub tak terfermentasi 248,77418
NH3 4,78492266 Ragi 169,758137
61069,4171
delta Hrx 2130096,24 Q Serap 2099478,59
2160598,33 2160598,33
𝑇 𝑇
∫ 𝐶𝑝 𝑑𝑇 ∆𝐻 = 𝑛 ∫ 𝐶𝑝 𝑑𝑇
Berat N 𝑇𝑟𝑒𝑓 𝑇𝑟𝑒𝑓
Komponen (kg/j) BM (kmol/j)
(kkal/kmol) (kkal/jam)
Gula 2639,50 180 14,66387 151,251 2217,931
Air 12583,92 18 699,1069 40,2049 28107,51
Sub tak ferm 156,75 60 2,6125 47,6123 124,3871
Ragi 13,81 24,6 0,561179 151,251 84,87907
15393,98 30534,71
𝑇 𝑇
∫ 𝐶𝑝 𝑑𝑇 ∆𝐻 = 𝑛 ∫ 𝐶𝑝 𝑑𝑇
Berat N 𝑇𝑟𝑒𝑓 𝑇𝑟𝑒𝑓
Komponen (kg/j) BM (kmol/j)
(kkal/kmol) (kkal/jam)
Gula 2664,75 180 14,80417 151,251 2239,15
Air 12574,83 18 698,6019 40,2049 28087,21
Sub tak ferm 156,75 60 2,6125 47,6123 124,3871
15396,33 30450,74
3. Entalpi udara dari air filter pada suhu = 30oC (303,15 kelvin),
𝑇
∆𝐻 = 𝑛 ∫ 𝐶𝑝 𝑑𝑇
𝑇𝑟𝑒𝑓
𝑇 𝑇
∫ 𝐶𝑝 𝑑𝑇 ∆𝐻 = 𝑛 ∫ 𝐶𝑝 𝑑𝑇
Berat N 𝑇𝑟𝑒𝑓 𝑇𝑟𝑒𝑓
Komponen BM
(kg/j) (kmol/j)
(kkal/kmol) (kkal/jam)
Udara 38,48 28,8 1,334287 34,8948 46,55962
38,48 46,55962
4. Entalpi ammonia dari tangki ammonia pada suhu = 30oC (303,15 kelvin),
𝑇
∆𝐻 = 𝑛 ∫ 𝐶𝑝 𝑑𝑇
𝑇𝑟𝑒𝑓
∆𝐻
𝑇
∫ 𝐶𝑝 𝑑𝑇 𝑇
(kkal/kmol)
(kkal/jam)
NH3 1,91 17,00 0,11 42,63 4,78
1,91 4,784923
= 61036,8
Entalpi bahan keluar :
1. Entalpi produk atas pada suuhu = 30oC (303,15 kelvin),
𝑇
∆𝐻 = 𝑛 ∫ 𝐶𝑝 𝑑𝑇
𝑇𝑟𝑒𝑓
𝑇 𝑇
∫ 𝐶𝑝 𝑑𝑇 ∆𝐻 = 𝑛 ∫ 𝐶𝑝 𝑑𝑇
Berat N 𝑇𝑟𝑒𝑓 𝑇𝑟𝑒𝑓
Komponen (kg/j) BM (kmol/j)
(kkal/kmol) (kkal/jam)
CO2 12,35 44 0,280589 44,5165 12,49085
N2 30,40 28 1,085709 34,8429 37,82926
42,75 50,32012
𝑇 𝑇
∫ 𝐶𝑝 𝑑𝑇 ∆𝐻 = 𝑛 ∫ 𝐶𝑝 𝑑𝑇
Berat N 𝑇𝑟𝑒𝑓 𝑇𝑟𝑒𝑓
Komponen (kg/j) BM (kmol/j)
(kkal/kmol) (kkal/jam)
Gula 5278,99 180 29,32774 151,251 4435,861
Air (l) 25167,85 18 1398,214 40,2049 56215,02
Sub Tak ferm 313,50 60 5,225 47,6123 248,7742
Ragi 27,61 24,6 1,122358 151,251 169,7581
30787,95 61069,42
Total entalpi bahan keluar :
= 50,32012 + 61069,4
= 61119,74
Panas reaksi :
Berdasarkan himmelblau halaman 456 :
Panas reaksi pada suhu 300C (303,15 K) :
ΔH R,303,15 K = ΔH R,Tref + (ΔHproduk - ΔHreaktan)
ΔHreaktan = entalpi bahan masuk
ΔHproduk = entalpi bahan keluar
ΔH R,Tref = panas reaksi pada suhu reference
Tref = suhu reference = 25oC = 298,15 K
ΔH R,303,15 K = ΔHoF produk - ΔHoF reaktan
ΔHoF = panas pembentukan bahan
Reaksi yang terjadi :
Reaksi -1 : C12H22O11 + H2O C6H12O6 + C6H12O6
Reaksi -2 : C6H12O6 + 1,8 O2 + 0,8 NH3 4 CH1,8N0,2O0,5 + 2 CO2 +
3,6 H2O
Tinjauan panas reaksi :
Reaksi -1 : C12H22O11 + H2O C6H12O6 + C6H12O6
Data HoF komponen :
komponen ΔHoF (kkal/mol) Literature
C12H22O11 -68,34 (Sherwood, Appendix A : 266)
H2O -68,32 (Sherwood, Appendix A : 20)
C6H12O6 -70,40 (Sherwood, Appendix A : 264)
C6H12O6 -67,84 (Sherwood, Appendix A : 265)
= -7913,889 kkal
= -223194 + (61119,7–61036,8)
𝑇 𝑇
∫ 𝐶𝑝 𝑑𝑇 ∆𝐻 = 𝑛 ∫ 𝐶𝑝 𝑑𝑇
Berat N 𝑇𝑟𝑒𝑓 𝑇𝑟𝑒𝑓
Komponen BM
(kg/j) (kmol/j)
(kkal/kmol) (kkal/jam)
Gula 5278,99 180 29,3277439 151,251 4435,86129
Air 25167,85 18 1398,21383 40,2049 56215,0235
Sub tak ferm 313,50 60 5,225 47,6123 248,77418
Ragi 27,61 24,6 1,12235772 151,251 169,758137
61069,4171
𝑇 𝑇
∫ 𝐶𝑝 𝑑𝑇 ∆𝐻 = 𝑛 ∫ 𝐶𝑝 𝑑𝑇
Berat N 𝑇𝑟𝑒𝑓 𝑇𝑟𝑒𝑓
Komponen BM
(kg/j) (kmol/j)
(kkal/kmol) (kkal/jam)
Gula 47965,50 180 266,475 151,251 40304,7074
Air 226347,00 18 12574,8333 40,2049 505569,705
Sub tak ferm 2821,50 60 47,025 47,6123 2238,96762
277134,00 548113,38
𝑇 𝑇
∫ 𝐶𝑝 𝑑𝑇 ∆𝐻 = 𝑛 ∫ 𝐶𝑝 𝑑𝑇
Berat N 𝑇𝑟𝑒𝑓 𝑇𝑟𝑒𝑓
Komponen BM
(kg/j) (kmol/j)
(kkal/kmol) (kkal/jam)
Antifoam 0,31 62 0,0049658 116,603 0,57902514
0,31 0,57902514
4. Entalpi ammonium phosphate dari tangki pada suhu = 30oC (303,15 kelvin),
𝑇
∆𝐻 = 𝑛 ∫ 𝐶𝑝 𝑑𝑇
𝑇𝑟𝑒𝑓
Hasil perhitungan ditabelkan :
𝑇 𝑇
∫ 𝐶𝑝 𝑑𝑇 ∆𝐻 = 𝑛 ∫ 𝐶𝑝 𝑑𝑇
Berat N 𝑇𝑟𝑒𝑓 𝑇𝑟𝑒𝑓
Komponen BM
(kg/j) (kmol/j)
(kkal/kmol) (kkal/jam)
Amonium
phospat 153,94 132,00 1,17 34,8532 40,65
153,94 40,64617
5. Entalpi asam sulfat dari tangki pada suhu = 30oC (303,15 kelvin),
𝑇
∆𝐻 = 𝑛 ∫ 𝐶𝑝 𝑑𝑇
𝑇𝑟𝑒𝑓
𝑇 𝑇
∫ 𝐶𝑝 𝑑𝑇 ∆𝐻 = 𝑛 ∫ 𝐶𝑝 𝑑𝑇
Berat N 𝑇𝑟𝑒𝑓 𝑇𝑟𝑒𝑓
Komponen BM
(kg/j) (kmol/j)
(kkal/kmol) (kkal/jam)
H2SO4 53,04 98,00 0,54 69,2173 37,46
53,04 37,4638679
𝑇 𝑇
Berat N ∫ 𝐶𝑝 𝑑𝑇 ∆𝐻 = 𝑛 ∫ 𝐶𝑝 𝑑𝑇
Komponen BM
(kg/j) (kmol/j) 𝑇𝑟𝑒𝑓 𝑇𝑟𝑒𝑓
(kkal/kmol)
CO2 24310,49 44 552,511239 44,5165 24595,857
(kkal/jam)
Asetaldehid 256,98 44 5,84034311 64,5588 377,045666
24567,47 24972,9027
𝑇 𝑇
∫ 𝐶𝑝 𝑑𝑇 ∆𝐻 = 𝑛 ∫ 𝐶𝑝 𝑑𝑇
Berat N 𝑇𝑟𝑒𝑓 𝑇𝑟𝑒𝑓
Komponen BM
(kg/j) (kmol/j)
(kkal/kmol) (kkal/jam)
Gula 2677,40 180 14,8744444 151,251 2249,78002
Air 251514,85 18 13973,0472 40,2049 561784,729
Sub tak ferm 3135,00 60 52,25 47,6123 2487,7418
Ragi 27,61 24,6 1,12235772 151,251 169,758137
Antifoam 0,31 62 0,0049658 116,603 0,57902514
Amonium
phospat 153,94 132 1,16621033 34,8532 40,64617
H2SO4 53,04 98 0,54124969 69,2173 37,4638679
Etanol 26000,53 46 565,228889 78,6134 44434,5732
283562,68 611205,271
= 24972,9027 + 611205,271
= 636178,2 kkal/jam
Panas reaksi :
Berdasarkan himmelblau halaman 456 :
Panas reaksi pada suhu 300C (303,15 K) :
ΔH R,303,15 K = ΔH R,Tref + (ΔHproduk - ΔHreaktan)
ΔHReaktan = entalpi bahan masuk
ΔHProduk = entalpi bahan keluar
ΔH R,Tref = panas reaksi pada suhu reference
Tref = suhu reference = 25oC = 298,15 K
ΔH R,303,15 K = ΔHoF produk - ΔHoF reaktan
ΔHoF = panas pembentukan bahan
Reaksi yang terjadi :
Reaksi -1 : C12H22O11 + H2O C6H12O6 + C6H12O6
Reaksi -2 : C6H12O6 2 C2H5OH + 1,955 CO2 + 0,021146
CH3CHO
Tinjauan panas reaksi :
Reaksi -1 : C12H22O11 + H2O C6H12O6 + C6H12O6
Data HoF komponen :
komponen ΔHoF (kkal/mol) Literature
C12H22O11 -68,34 (Sherwood, 1977)
H2O -68,32 (Sherwood, 1977)
C6H12O6 -70,40 (Sherwood, 1977)
C6H12O6 -67,84 (Sherwood, 1977)
= -12226726,2 kkal
= -12227011,78 kkal
Q serap = (m . Cp . ΔT)
𝑄 𝑑𝑖𝑠𝑒𝑟𝑎𝑝 12200095
M air pendingin = = = 813339,673 kg/jam
(𝐶𝑝 .ΔT) (1𝑥(45−30))
4. UNIT DISTILASI – 1
Fungsi : memisahkan etanol dan gula
Kondisi operasi : *tekanan operasi = 1 atm (tekanan atmosfer)
*suhu operasi = trial bubble point
*sistem kerja = kontinyu
Bottom(B).. 100,126oC
Etanol, Gula, Air
𝑇 𝑇
∫ 𝐶𝑝 𝑑𝑇 ∆𝐻 = 𝑛 ∫ 𝐶𝑝 𝑑𝑇
N 𝑇𝑟𝑒𝑓 𝑇𝑟𝑒𝑓
Komponen Berat (kg/j) BM
(kmol/j)
(kkal/kmol) (kkal/jam)
Etanol 26000,53 46 565,22889 1258,0535 711088,1819
Air 249829,90 18 13879,439 598,32339 8304392,86
Gula 2677,40 180 14,874444 2526,3099 37577,45578
278507,83 9053058,498
t2=30oC
Qc
T1=92,489oC T2=30oC
t2=45oC
𝑇 𝑇
∫ 𝐶𝑝 𝑑𝑇 ∆𝐻 = 𝑛 ∫ 𝐶𝑝 𝑑𝑇
Berat N 𝑇𝑟𝑒𝑓 𝑇𝑟𝑒𝑓
Komponen BM 𝜆
(kg/j) (kmol/j)
(kkal/kmol) (kkal/jam)
Etanol 24700,50 46 536,96744 952,11094 9260 5483571,116
Air 12491,49 18 693,97194 460,50833 9717 7062905,215
37192,00 12546476,33
𝑇
Entalpi Distilat (D.H ) pada suhu 30oC (303,15 Kelvin) : ∆𝐻 = 𝑛
∫D 𝑇𝑟𝑒𝑓 𝐶𝑝 𝑑𝑇
∆𝐻 = 𝑛 ∫L 𝑇𝑟𝑒𝑓 𝐶𝑝 𝑑𝑇
Hasil perhitungan ditabelkan :
𝑇 𝑇
∫ 𝐶𝑝 𝑑𝑇 ∆𝐻 = 𝑛 ∫ 𝐶𝑝 𝑑𝑇
N 𝑇𝑟𝑒𝑓 𝑇𝑟𝑒𝑓
Komponen Berat (kg/j) BM
(kmol/j)
(kkal/kmol) (kkal/jam)
Etanol 24700,50 46 536,96744 78,613415 42212,84452
Air 12491,49 18 693,97194 40,204883 27901,06083
37192,00 70113,90535
= 12546476,33-700113,90535-700113,90535
= 12406248,52 kkal/jam
Q condensation 12406248,52
M air pendingin = = = 827083,2347 kg/jam
(𝐶𝑝 .ΔT) (1𝑥(45−30))
Entalpi keluar :
𝑇
Entalpi bottom (B.H ) pada suhu 100,126oC (373,276 Kelvin) : Δ𝐻 = 𝑛
∫B 𝑇𝑟𝑒𝑓 𝐶𝑝 𝑑𝑇
Dipakai steam pada tekanan steam 4,5 atm dengan suhu steam 148oC, (Ulrich, 1984)
Q reboiling = M steam . 𝝀
= 17648,24807 kg/jam
Bottom(B).. 94,85oC
Etanol, Air
Qc
T1=89,85oC T2=30oC
t2=45oC
𝑇 𝑇
∫ 𝐶𝑝 𝑑𝑇 ∆𝐻 = 𝑛 ∫ 𝐶𝑝 𝑑𝑇
N 𝑇𝑟𝑒𝑓 𝑇𝑟𝑒𝑓
Komponen Berat (kg/j) BM 𝜆
(kmol/j)
(kkal/kmol) (kkal/jam)
Etanol 23670,49 46 514,576 1094,0371 9260 5327937,99
Air 520,90 18 28,9386 524,95893 9717 296388,259
24191,39 12546476,3
𝑇
Entalpi Distilat (D.H ) pada suhu 30oC (303,15 Kelvin) : ∆𝐻 = 𝑛
∫D 𝑇𝑟𝑒𝑓 𝐶𝑝 𝑑𝑇
= 12546476,3-12546476,3-12546476,3
= 12.463.244,24 kkal/jam
Q serap = (m . Cp . ΔT)
Q condensation 12.463.244,24
M air pendingin = = = 830.882,95kg/jam
(𝐶𝑝 .ΔT) (1𝑥(45−30))
Entalpi keluar :
𝑇
Entalpi bottom (B.H ) pada suhu 94,85oC (368,00 Kelvin) : Δ𝐻 = 𝑛
∫B 𝑇𝑟𝑒𝑓 𝐶𝑝 𝑑𝑇
Q condensation = 12463244,24
Q reboiling = 11909642,39
Q loss = 595482,1195
Kebutuhan steam :
Dipakai steam pada tekanan steam 4,5 atm dengan suhu steam 148oC, (Ulrich, 1984)
𝝀steam =653,1 kkal/kg (smith, table C-3)
Q reboiling = M steam . 𝝀
= 18235,55717
LAMPIRAN C
PERHITUNGAN SPESIFIKASI ALAT
Langkah Perancangan :
a) Memilih tipe tangki
Tipe tangki yang dipilih adalah tangki slinder tegak dengan dasar rata (Flat
Bottom) dan atap tetap (tipe Fixed Roof) dengan bentuk kerucut (conical)
Dengan pertimbangan :
4𝑉
𝐻=
(2𝐻)2𝜋
H3 = 26.467,2 ft
H = 29,801 ft
D = 59,6ft
Kapasitas standar yang mendekati 2.201.130 bbl, diameter dan Tinggi yang
dipakai
Diameter D = 60 ft
Tinggi H = 30 ft
(Brownell and Young, 1959)
𝜌. 𝐷 𝜌(𝐻 − 1). 𝐷
𝑡𝑠 = =
2. 𝐹. 2. 𝐹. 𝐸. 144
𝐸
𝑙𝑏 𝑙𝑛
1419 ( ) . (𝐻 − 1). (60𝑓𝑡). (12. )
𝑡𝑠 = 𝑓𝑡2 𝑓𝑡
𝑙𝑏
2.288 (12650 2) . (0,8)
𝑡𝑛
Pra Rancangan Pabrik Bioetanol
ts = 0,022 9 (H -1 )
Panjang Plate
d = diameter tangki + tebal shell
n = jumlah plate x allowable
10𝑥5
𝜋(60𝑥12) + 0,63 − ( )
𝐿1 = 12
12𝑥10
1 H1 = 30 ft
ts = 0.63 in
10𝑥5
𝜋(60𝑥12) + 0,63 − ( )
12
𝐿1 = 12𝑥10
H2 = ( 30 – 6 ) = 24 ft
ts = 0,5 in
10𝑥5
𝜋(60𝑥12) + 0,63 − ( )
12
𝐿2 = 12𝑥10
L2 = 18,831 ft
H3 = (24 – 6) = 18 ft
ts = 0.37
10𝑥5
𝜋(60𝑥12) + 0,63 − ( )
12
𝐿3 = 12𝑥10
L3 = 18,830 ft
4) Tebal plate pada course 4
H4 = (18 – 6) = 12 ft
ts = 0,24 in
10𝑥5
𝜋(60𝑥12) + 0,63 − ( )
12
𝐿4 = 12𝑥10
L4 = 18,829 ft
H5 = (12 – 6) =6 ft
ts = 0.11 in
10𝑥5
𝜋(60𝑥12) + 0,63 − ( )
12
𝐿5 = 12𝑥10
L5 = 18,828 ft
Top Angel untuk conical tangki diameter diatas 60 ft adalah 3x3x3/8
(Brownell and Young, 1959)
Bila digunakan 10 plate untuk tiap angle , maka panjang tiap section :
10𝑥5
𝜋(60𝑥12) + 0,63 − ( )
12
𝐿= 12𝑥10
L= 18,83
Menentukan tinggi dan tebal
head Gambar
𝑑 𝑝
𝑠𝑖𝑛𝜃 = 𝑥√
1000. 𝑡𝑠 6
(Brownell and Young, 1959)
t = tebal atap tangki dengan diameter > 60 ft tebbal shell atap 3/8 in
𝜌= 14,70 psi
60 14,7
𝑠𝑖𝑛𝜃 = 𝑥√
1000.3 6
8
Sin θ = 0,25
Θ = 14,50
Tinggi head (h)
Aktor
h = 7,76 ft
𝜌. 𝑑
𝑡ℎ =
2. 𝑐𝑜𝑠𝜃(𝑓. 𝑒 − 0,6𝑝)
16,16𝑥60𝑥12
𝑡ℎ =
2. 𝑐𝑜𝑠. 22,07(12650𝑥0,8 − 0,6𝑥16,16)
= 0,59 in
Tinggi Tangki = 7,76 + 0,59 in x 1ft/12in = 7,81 ft
Nozzle Pengeluaran
Volume molases yang dikeluarkan tiap jam
= (104.500 kg x 2, 2642 lb/kg)/( 88,59lb/ (ft)3)
= 20.961.419,06 ft3
Direncanakan waktu pengeluaran selama 1 jam
Qt = 20.961.419,06 cuft/jam (1jam)/(3600 s)
= 5822.6 cuft/s
Digunakan faktor keamanan sebesar 10 % maka
Qt =1,1 x 5822.6 cuft/s = 6404,8cuft/s
Dnom = 3,5 in
OD = 4,00 in
ID = 3,55 in
Sch = 40,00
(Fourst, 1960)
2. POMPA
Fungsi : Mengalirkan molasses dan filter menuju ke mixer
Tujuan :
1) Menentukan Tipe Pompa
2) Menentukan Bahan Konstruksi
3) Menghitung Dimensi Pompa
4) Mengitung Tenaga Motor
Gambar
Langkah Perancangan
1. Menentukan Tipe Pompa
Dalam perancangan ini dipilih pompa jenis centrifugal dengan pertimbangan
Range Viskositas yang cukup tinggi
Biaya Instalasi yang cukup murah
High solid content
Banyak tersedia di pasaran
(Ulrich, 1984)
2. Menentukan bahan konstruksi
Dari Tabel 3-1 Ludwig vol. 1 untuk larutan maka diperlukan bahan konstruksi
sebagai barikut :
Casing dan wear ring digunakan bahan cast iron
Impeller dan wear ring digunakan bahan cast iron
Shaft digunakan bahan carbon steel
Shaft sleeves digunakan bahan nikel moly stell
Seal cage digunakan bahan cast iron
3. Menghitung dimensi Pompa
a. Menentukan Densitas dan Viskositas Molasses
𝝆 = 1419 kg/m3
= 88,585 lb/ft3
Viskositas campuran dapat diperkirakan dari peersmaaan modifikasi
arrenius
μ = 0.01 𝝆 0.5 ( Coulson Richardson, persamaan 8.8)
μ =0,3766 Ns/m2
1 lbf.s/sf2 = 47 Pa.s
μ = 0,008014 lbf.s/ft2
b. Menentukan Laju Alir Fluida
Kapasitas = 307.926,67 kg/jam
= 678862,1 lb/jam
Densitas (ρ) = 88,585 lb/ft3
Debit pemompaan = 678862.1 ft3/jam
= 188,573 ft3/sec
Dengan Faktor keamanan = 10%
𝑞𝑓 207.43
𝑉= =
𝐴 0,1390
= 1492,3 ft/s
e. Menghitung bilangan Reynold
Bilangan Reynold (Nre)
𝜌. 𝐷𝑙. 𝑣
𝑁𝑟𝑒 =
𝜇
μ = Viscositas
= 14.950,962 (Nre > 2100, Maka aliran turbulen )
f. Menghitung faktor friksi dalam pipa
Dari Appendix C-1, hal 717, Foust untuk pipa komersial
steel D nominal = 5 in
harga e/D = 0,00035
Dari Appendix C-3, hal 721, Foust Nre = 14.950,962
harga e/D = 0,00035
faktor friksi ( f ) = 0,03
g. Menghitung panjang ekuivalen pipa (Le)
Dengan menggunakan Appendix C-2a s/d C-2d, Hal, 542, Foust
direncanakan sistem pemipaan terdiri dari:
Instalasi pipa dirancang sebagai berikut
𝑓𝑥𝐿𝑒𝑥𝑉2
𝐹=
2𝑥𝐺𝑐𝑥𝐼𝐷
(Foust, 1960)
f = faktor friksi
ID = inside diameter (ft)
V = laju alir rata-rata , ft / S
Gc = faktor koreksi
= 32.174 ft. lbm / lbf. S
Friction Loss = 2,66 lbf.ft/lbm
Fitting
o Elbow standart 900
2
𝑓𝑡
𝑓𝑥𝐿𝑒𝑥𝑉2 0,03𝑥 (3,2158 ) (37,5𝑓𝑡)
∑𝐹= 𝑠
𝑓𝑡. 𝑙𝑏𝑚
= 2𝑥𝐺𝑐𝑥𝐼𝐷
2𝑥32,147 𝑥(0,4206)
𝑙𝑏𝑓. 𝑠
= 0,4302
lbf.ft/lbm
o Check valve
𝑓𝑡 2
𝑓𝑥𝐿𝑒𝑥𝑉2 0,03𝑥 (3,2158 ) (56,781𝑓𝑡)
∑𝐹= 𝑠
𝑓𝑡. 𝑙𝑏𝑚
= 2𝑥𝐺𝑐𝑥𝐼𝐷
2𝑥32,147 𝑥(0,4206)
𝑙𝑏𝑓. 𝑠
= 0,651lbf.ft/lbm
o Gate Valve
𝑓𝑥𝐿𝑒𝑥𝑉2 𝑓𝑡
0,03𝑥 (3,2158 ) 2 (5,47𝑓𝑡)
∑𝐹=
𝑓𝑡. 𝑙𝑏𝑚
�
= 2𝑥𝐺𝑐𝑥𝐼𝐷
2𝑥32,147 𝑥(0,4206)
𝑙𝑏𝑓. 𝑠
= 0,0627 lbf.ft/lbm
= 0,167lbf.ft/lbm
i. Menghitung Tenaga Pompa
Tenaga pompa dihitung dengan persamaan Bernoulli :
𝑍1. 𝑉2 𝑃1 𝑍2. 𝑉2 𝑃2
𝑔 + + − 𝑊𝑓 = + + −∑𝑓
2. 𝑔𝑐 𝜌 𝑔 2. 𝑔𝑐 𝜌
𝑔𝑐 𝑔𝑐
∆𝑉2
2𝑎𝑔𝑐
Karena kecepatan linier cairan pada titik 1 dan titik 2 relatif sama, dimana
titik 1 adalah yang masuk pompa dan titik 2 adalah yang keluar dari pompa, maka
V1 = V2
ΔV = V1 – V2 =0
ΔV2
∆𝑉2
2𝑎𝑔𝑐 = 0ft. lbf/lbm
∆𝑃 𝑃2 − 𝑃1 ∆𝑃𝐹𝑖𝑙𝑡𝑒𝑟
=( + )
𝜌 𝜌 𝜌
∆𝑃 𝑃2 − 𝑃1 ∆𝑃𝐹𝑖𝑙𝑡𝑒𝑟
=( + )
𝜌 𝜌 𝜌
= 3,25 ft lbf/lbm
∆𝑃 𝑔 ∆𝑉2
−𝑊𝑓 = + ∆𝑍 + +∑𝑓
𝜌 𝑔𝑐 2. 𝛼𝑔𝑐
= 3,25 +42+0+2,66
= 47,91 ft lbf/lbm
5. Menghitung BHP pompa
Kapasitas pompa = 0.5724 ft3/sec = 256.905 gal/men
P teoritis = q x Wf ( Tenaga pompa teoritis )
Dalam hubungan ini q = kapasitas massa (lb/ft)
Dari Fig.13-37 Peter, Hal.460, untuk kapasitas : 256.905 gal/men
qxρx(−Wf)
BHP =
550xγ
Dengan efisiensi pompa 80%
Maka,
0,4470x88,585x47,91
BHP =
550x0,80
= 4,311 HP
Dari Fig. 13-38 Peters, hal 460, untuk BHP 4,311 Hp diperoleh effisien motor
97.10%
Maka tenaga pompa yang diperlukan:
𝑃𝑎𝑐𝑡𝑢𝑎𝑙
=
𝜇𝑚
= 4,44 HP
3. FERMENTOR
Kode : T-203
Fungsi : Sebagai tempat pembentukan etanol dengan proses fermentasi
Bentuk : Tangki silinder tegak dengan pengaduk dan coil pemanas
Tujuan : 1. Memilih tipe reaktor
2. Memilih bahan konstruksi reaktor
3. Menghitung dimensi reaktor
- Pemilihan tutup
- Perhitungan diameter, tinggi dan tebal
4. Merancang pengaduk
5. Menghitung luas perpindahan panas jaket fermentor
Keterangan:
Langkah perancangan :
1. Memilih tipe reaktor
Dalam perancangan ini digunakan reaktor tangki berpengaduk dilengkapi
dengan jaket pendingin dengan pertimbangan :
a. Reaksi yang berlangsung merupakan reaksi fasa cair-cair
b. Dengan tangki berpengaduk pengaturan suhu lebih mudah
c. Proses Eksotermis
d. Proses Batch
(Ulrich, 1984)
2. Memilih bahan konstruksi reaktor
Digunakan bahan konstruksi yang terbuat dari stainless stell dengan
spesifikasi tipe 304 grade 3 (SA-167) dengan pertimbangan sebagai
berikut :
a. Bahan tahan korosi
b. Allowable working stress yang cukup besar hingga 18750 psi, jadi
untuk kapasitas yang sama memiliki ketebalan yang lebih tipis
= 217,15 m3
Perencanaan :
1. Volume ruang kosong pada tangki adalah 20% (Volume cairan yang
menempati bejana adalah 80 %) untuk menghindari luapan cairan
keluar reaktor ketika pengadukan
2. Hs = 2D, dengan asumsi yang dipakai adalah
a. Biaya tanah diabaikan
b. Biaya Instalasi dan Fondasinya diabaikan
c. Tebal shell hampir sama dengan tebal bottom
(Brownell and Young, 1959)
3. Bentuk reaktor berupa silinder tegak dengan tutup atas dan tutup
bawah berbentuk Torispherical dengan pertimbangan kondisi operasi
diantara 14-100 psi
3.1 Menghitung Volume, diameter dan tinggi tangki
a. Volume Tangki
Untuk memproduksi etanol di butuhkan waktu 2 hari, maka volume cairan
= Waktu tinggal x Rate volume
= 48 jam x 217,15 m3/jam
= 10422,9 m3= 368081.2 ft3
Karena waktu tinggalnya yang lama direncanakan menggunakan 6 buah
tangki dengan kapasitas yang sama, maka volume cairan pada masing-
masing tangki adalah 61346,87 ft3
b. Diameter Tangki
Vtangki = V tutup atas + Vtutup bawah + Vshell
Vtutup atas = 0,000049 D3 (Brownell and Young, 1959)
Vtutup bawah = 0,000049 D3
Vshell = (π x D2 x Hs) / 4
Diasumsikan Hs = 2 D Subtitusi Hs menjadi 2D, maka
Vshell = 1,57 D3
Dapat dihitung :
V tangki = V tutup atas + V tutup bawah + V shell
61346,87 ft3 = 0,000049 D3 + 0,000049 D3 + 1,57 D3
61346,87 ft3 = 1,570098 D3
D3 = 39071.9 ft3
Diameter tangki = 33,93 ft = 407,16 in
c. Tinggi Tangki
Hs = 2 D
Tinggi tangki = 2 x 33,93 ft
= 67,86 ft
rc = ID = 651,36 in
tk = 𝑊 𝑥 𝑝 𝑥 𝑟𝑐
𝑓𝐸−0,1 𝑃
W = 1 (3 + √180⁄39) = 2,03
4
Sehingga dapat dihitung tebal torispherical head :
2,03𝑥45,84𝑥651,36in
th = 11870𝑥0,8−0,1𝑥45,84= 1,79 in
= 319,55 in
BC = r- icr
= 180 – 147/16 in
= 173,87 in
= 180 +268,1 in
= 448,1 in
= t + b + sf
= 814,32 + (2 x 450,225) in
= 1714,77 in = 142,89 ft
4. Perancangan Pengaduk
Direncanakan memakai flat six blade turbin agitator dengan pertimbangan
a. Impeller banyak digunakan dalam industry
b. Cocok digunakan untuk range viskositas yang cukup tinggi
(Walas, 1988)
4.1 Menghitung dimensi pengaduk
Dt/Di = 3
W/Dt = 0,17
(Walas, 1988)
Di = Diameter Pengaduk
ZI = Tinggi cairan
(Geankoplis, 1983)
= 0,4 x 67,86 ft
= 27,1 ft
= 1,00 rps
= 35,23 ft
= 88,59 lb/ft3
ρ = densitas, kg/m3
I lbf.s/ft2 = 47 N.s/m2
= 0,376696 Ns/m2
π = 0,008015 lbf.s/ft2
27,1 X 1 X 88,59
= 0,008015
= 8117452,5
Untuk mendapatkan nilai Np. Plot nilai Nre pada Garis reference no. 1 (Turbine
with six blade) didapatkan Np : 7 (Geankoplis, 1983)
4.4 Menghitung P
𝑁𝑝 𝑥 𝑝 𝑥 𝑁3 𝑥
P
𝐷5= (Geankoplis, 1983)
𝑔𝑐
7 𝑥 88,59 𝑥 1 𝑥 27,15
P= 32,174
= 281724189,7 lb/Fts
Factor Koreksi
𝐷𝑡 𝑍𝑙
( )𝑥 (𝐷𝑖 ) 𝑑𝑖 𝑖𝑛𝑔𝑖𝑛𝑘𝑎𝑛
F Koreksi = √ 𝐷𝑖 𝐷𝑡
( )𝑥 ( 𝑍𝑙 )𝑔𝑟𝑎𝑓𝑖𝑘
𝐷𝑖 𝐷𝑖
67,86 54,28
)𝑥( ) (
=√
27,1 27,1
= 0,65
3 𝑥 3,9
Jadi = P x F koreksi
281724189,7
= 550 𝑥 0,65
= 307335,4 Hp
T = 86oF
k = 0,281 Btu/hr.ft2(oF/ft)
c = 1 Btu/lb.oF
= 10753947421,5
peroleh: ID = 12,09 in
= 1,0075 ft
OD = 12,75 in
µ
(0,14
µ𝑤
h i = j
𝑐𝜇 1/3 0,14
𝑘
( ) (
𝜇 )
𝐷 𝑘 𝜇𝑤
0,281
hi = 1500 x x 0,42 x 1
1,0075
= 175,71 Btu/hr.ft2.0F
𝐼𝐷
hio = hi x
𝑂𝐷
= 175,71 x 1,0075 = 166,62 Btu/hr.ft2.0F
1,0625
Menentukan overall coefficient design (Ud) dan Clean Overall coefficient (Uc)
ℎ𝑖 𝑥 ℎ𝑖𝑜
Uc = ℎ𝑖+ℎ𝑖𝑜
175,71 𝑥 166,62
Uc = 175,71+166,62
Uc = 85,52 Btu/hr.ft2.0F
Rd = 0,001
Hd = 1
1 (kern, 1965)
𝑅𝑑 = 0,001
hd = 1000
𝑈𝑐 ℎ𝑑
Uc = 𝑈𝑐+ ℎ𝑑
85,52 𝑥 1000
UD = 85,52+1000
UD =78,78 Btu/hr.ft2.0F
A = π Di h + ¼ π Di2
= 99,75 ft2
Fraksi Fraksi
Komponen BM kg/jam masa Kmol/jam Mol
Etanol 46 24700,5 0,6641349 536,9674444 0,436226
Air 18 12491,49 0,3358651 693,9719411 0,563774
Total 37192 1 1230,939386 1
Distilat
Fraksi Fraksi
Komponen BM kg/jam masa Kmol/jam Mol
Etanol 46 19711,33 0,9583333 428,5071376 0,9
Air 18 857,0143 0,0416667 47,61190418 0,1
Total 20568,34 1 476,1190418 1
Bottom
Fraksi Fraksi
Komponen BM kg/jam masa Kmol/jam Mol
Etanol 46 1736,087 0,1185567 37,74101719 0,05
Air 18 12907,43 0,8814433 717,0793266 0,95
Total 14643,51 1 754,8203438 1
i
𝑻+𝑪
Ki = Pisat / Ptotal
Komponen A B C
Etanol 18,91 3803,9 -41,68
Air 18,3 3816,4 -46,13
Fraksi
Komponen Mol Pi Ki Yi=xi*Ki ai
Etanol 0,43622574 1109,63 1,460039 0,636907 2,26
Air 0,56377426 489,95 0,644671 0,363449 1
Total 1
Destilat
Komponen Pi Ki Xi=Yi/Ki ai
kmol Yi=XD
Etanol 37,7410172 0,05 1603,02 2,109237 0,023705 2,24
Air 717,079327 0,95 716,02 0,942132 1,008352 1
Total 754,820344 1
b. Penentuan Komponen Kunci Berat (Hk) dan Komponen
kunci ringan (Lk)
Hk : Air
Lk :
Etanol
c. Perhitungan Plate Minimum Metode Fenske
Perkiraan jumlah plate minimum dengan metode fenske dapat
dihitung dengan persamaan :
𝑋𝑙𝑘 𝑋ℎ𝑘
log[( )𝑥 ( )]
𝑋ℎ𝑘 𝑋𝑙𝑘
Nm + 1 = log(𝑎𝐴𝐵) =
α puncak : 𝐾𝑙𝐾
= 1,15 = 2,34
𝐾𝐻𝐾 0,49
𝐾𝑙𝐾 2,1
α dasar : =
= 2,23
𝐾𝐻𝐾 0,94
0,9
[( 0,95)]
log )𝑥 ( log(9 𝑥 19)
Nm + 1 =
0,1 0,05
= = 6,23
log 2,28 log 2,28
Nm = 6,23 – 1 = 5,23
𝑎𝒊 𝒙𝒊𝒅
∑ 𝑎𝒊− 𝜽 = Rm + 1
𝑎𝒊 𝒙𝒊,𝒇
∑ =1-q (Coulson Richardson, halaman 525)
𝑎𝒊− 𝜽
Umpan berada pada kondisi pada cair jenuh, maka dapat diperoleh :
𝐻𝑣− 𝐻𝑓 𝐻𝑣− 𝐻𝐿
q= = =1
𝐻 𝑣− 𝐻 𝐿 𝐻 𝑣− 𝐻 𝐿
𝛼𝑖 𝑥𝑖,𝑓
∑ 𝛼𝑖− 𝜃 = 0
maka nilai θ dapat dicari dengan metode coba coba, θ bernilai benar jika hasil
persamaan = 0
αi *xif αi *xid
Komponen Fraksi Mol XD
(αi - θ) (αi - θ)
Etanol 0,43622574 1,227 0,9 2,532
Air 0,56377426 -1,227 0,1 -0,218
Total 1 0 1 2,314
Rm = 1,314
Untuk berbagai sistem pemisahan refluk ratio berada pada nilai diantara 1.2-1.5
kali dari refluks minimum.
Rm / (Rm+1) = 1,314
1,314+1 = 0,568
Dari hubungan tersebut dapat diplot ke dalam Grafik dan diperoleh nilai
Nm / N = 0,525 (coulson, fig. 11-11)
Nm / N = 0,525
6
N=
0,525 = 11,429
Efisiensi = 80 %
𝐻𝑣− 𝐻𝑓 𝐻𝑣− 𝐻𝐿
q = 𝐻 𝑣− 𝐻 𝐿 = 𝐻 𝑣− 𝐻 𝐿 = 1
Fraksi Fraksi
Komponen Mol Laju Uap BM Laju Uap Massa Density Density
Yi kmol (Massa) Kg PxBM/(RxT) campyran
Etanol 0,9 1159,542 46 53338,932 0,958 0,140801959 0,1349352
Air 0,1 128,838 18 2319,084 0,041 0,495867769 0,0206612
Total 1 1288,38 55658,016 1 0,1555964
[Pch(ρLxi-
Jadi Surface Tension pada Enriching Section = 21,39 dyne/cm = 0,02139 N/m
(pch(pl.xi-
Komponen
xi yi xi.pl yi.pv (Pch) pv.yi)/M)x10^-12
Etanol 0,7973 0,05 0,124 0,0083 126,4 0,03
Air 0,2026 0,95 0,031 0,1583 48,4 38,4
Total 1 1 38,43
Kecepatan uap yang sering digunakan dalam design adalah 70-90 % dari
𝐿𝑤 𝜌𝑣
𝐹= √
𝑉𝑤 𝜌𝑙
Resume :
= 0,65366
= 1,5552
spacing dan Konstanta flooding. Plot nilai FLV dan plate spacing yang digunakan
KTOP = 0,08
KBOTTOM = 0,07
Batasan penggunaan grafik 11.27 adalah pada surface tension 0,02 N/m, selain itu
Koreksi
0,038437
Base K1 =[ ]0,2 x 0,07 = 0,080
0,02
Kecepatan uap saat terjadi flooding dapat dihitung dengan persamaan Fair :
√𝜌𝑙−𝜌𝑣
Vf= K1
𝜌𝑣
dimana uf = flooding vapour velocity (m/s)
𝟏 𝑱𝒂𝒎
Bottom =𝑳𝒂𝒋𝒖 𝑴𝒂𝒔𝒔𝒂 𝑼𝒂𝒑 𝒙 = 225,15m3/s
𝝆 𝟑𝟔𝟎𝟎𝒔
= 0,2308 m3/s
Dari grafik 11.28 (Coulson Richardson, halaman 569 ) ditentukan bahwa tipe
f. Optimasi Design
pertimbangan :
𝑃𝑑𝑥𝐷𝑖
ts =2𝑥(𝑓𝑥𝐸−0,6𝑃𝑑)
= 1,06 in
Th = 𝑊𝑥𝑝𝑥𝑟𝑐
𝑓𝐸−0,1𝑝
W= (3 + √𝑟/𝑟𝑖)
1
4
1,66𝑥14.7𝑥226
Th =
12650X0.8−0.1X14.7
ID = 226 in
th = 1/2
icr = 13 3/4 in
sf = 1 1/2 in
r = 180
= 461,04 in = 38,42 Ft
5. MEMBRAN PERVAPORASI
Kode : M-301
Fungsi : Memurnikan produk Etanol menjadi 99,7% v/v
Tujuan :
1. Menentukan bahan membran dan modul membran
2. Menentukan pola aliran
3. Menentukan dimensi membran , meliputi :
a. Luas permukaan membran total
b. Luas permukaan 1 chanel
c. Menentukan jumlah modul dan housing yang diperlukan
d.Menentukan cross section area chanel, diameter modul dan diameter
housing
Langkah Perancangan :
1. a Menentukan Bahan Membran
Dalam perancangan membran terbuat dari material keramik yang
bersifat hidrofilik yang dimodifikasi dengan Na-A Zeolit dengan
pertimbangan sebagai berikut :
1. Membran keramik lebih tahan terhadap temperatur, bahan kimia yang
ekstrim dibanding membran polimer.
2. Membran polimer pada temperatur tinggi sering mengalami
penggelembungan (swelling).
3. Keunggulan Modifikasi membran dengan menggunakan NaA Zeolit :
a. Membran bersifat lebih hidrofilik sehingga mudah menarik dan
melewatkan air
b. Selektivitas membran menjadi lebih tinggi (sesuai tabel) karena
karakteristik membran zeolit yang memiliki pori nano, sehingga
meminimalisasi etanol melewati pori.
Temperatur Umpan Laju alir
Menbran Selektivitas
(0C) (% air) (kg/m2h)
75 5 1,1 10000
NaA Zeolit 75 10 2,15 10000
105 10 4,53 10000
Silika/akrilamide 50 5 0,3 3200
GFT 80 10 0,01 9500
CMC (Na ion) 30 10 0,052 2430
PAA/polyion complex 60 5 1,63 3500
c. Fluks yang dihasilkan oleh membran lebih tinggi.
( Morigami, 2001)
( Morigami, 2001)
2. Menentukan Pola Aliran
Pada perancangan membran pervaporasi ini digunakan aliran cross flow
dengan pertimbangan sebagai berikut :
a. Pada pola cross flow, umpan dialirkan secara paralel dengan membran
sehingga laju penumpukan cake pada permukaan membran lebih kecil
dibandingkan pola aliran dead end.
b. Aliran cross flow mengurangi laju pembentukan fouling di sekitar
permukaan
Sesuai dengan asumsi 1 housing terdiri dari 21 modul, maka jumlah housing yang
dibutuhkan adalah =459064,06 = 22941 housing
21
3.d Menentukan cross section area chanel, diameter modul dan
diameter housing
Untuk menentukan cross section area chanel dapat digunakan persamaan :
Acs = π x (Dh/2)2
Dimana : Acs = cross section area chanel
Acs = 3,14 x ( 0,018/2)2 = 0,00025434 m2
Luas cross section area chanel modul (Acst) dapat diperoleh
melalui persamaan :
Acst = 1,5 x Acs x jumlah chanel
Acst = 1,5 x 0,00025 x 21 = 0,00801171 m2
Untuk memperoleh diameter modul, digunakan persamaan berikut :
𝐷𝑚 2
Acst = 𝜋( )
2
𝐷𝑚 2
0,00801171 = 3,14. ( )
2
𝐷𝑚 2
0,0025515 =( )
2
0,050512375 = Dm / 2
Dm = 0,101024749 m = 10,10247494 cm
Dengan demikian, diameter modul pervaporasi adalah sebesar 10,1cm
Housing
Luas 1 housing (Ah)
= luas cross section area 1 modul x total modul dalam 1 housing
= 0,00801171 x 21 = 0,168 m2
Untuk memperoleh diameter housing, digunakan persamaan sebagai berikut :
Ah =
𝜋(𝐷ℎ
2 )2
0,168 = 3,14
𝐷ℎ
( 2 )2
0,0535815 =
𝐷ℎ
( 2 )2
0,231476781 = Dh / 2
Dh = 0,462953561 m = 46,29535614 cm
Dengan demikian, diameter housing pervaporasi adalah sebesar 46,3 cm
Analisa Ekonomi D-1
LAMPIRAN D
ekonomi dunia. Untuk memperkirakan harga peralatan saat ini, digunakan indeks
Nx
Ex Ey . Ny
Tahun Indeks
2001 394,3
2002 395,6
2003 402,0
2004 444,2
2005 468,2
2006 499,6
2007 525,4
2008 575,4
2009 521,9
2010 550,8
2011 585,7
2012 572,7
2013 618,5
Harga indeks tahun 2018 dicari dengan Metode Regresi Linier pada Microsoft
y =(19,05.X)-37747
y = (19,05.x)-37747
= (19,05.2018)-37747
= 695,9
Berikut ini adalah daftar harga peralatan yang digunakan dalam proses dan utilitas
Harga/Unit Harga US
NO KODE NAMA ALAT Unit
US ($) ($)
1 ( T - 101 ) Tangki Molasses 9768,5 6 58610,9
2 ( T - 102 ) Tangki Air 7513,7 1 7513,7
3 ( T - 103 ) Tangki Sacc. Cerev 6763,2 1 6763,2
4 ( T - 104 ) Tangki NH3 8265,3 1 8265,3
5 ( T - 105 ) Tangki Air Proses 6687,8 1 6687,8
6 ( T - 106 ) Tangki Antifoam 5260,0 1 5260,0
7 ( T - 107 ) Tangki Ammonium Phospat 4659,2 1 4659,2
8 ( T - 108 ) Tangki H2SO4 5786,6 1 5786,6
9 ( T - 201 ) Tangki Mixer 8491,4 1 8491,4
10 ( T - 203A ) Tangki Inolukasi ( seed fermentor) 37568,5 6 225410,8
11 ( T - 203B ) Tangki Inolukasi ( pre fermentor) 37568,5 6 225410,8
12 ( T - 204A ) Fermentor 112705,4 6 676232,5
13 ( T - 204B ) Fermentor 112705,4 6 676232,5
14 ( T - 204C ) Fermentor 112705,4 6 676232,5
15 ( T - 301 ) Tangki dari Fermentor 9843,9 1 9843,9
16 ( T - 302 ) Tangki Etanol 95 % 8716,5 1 8716,5
17 ( T - 303 ) Tangki Etanol 99,7 % 10219,7 1 10219,7
= $ 3.143.097,33
Air sanitasi
Etanol
200.000.000,00 kg/tahun
238.009.200,00 kg/tahun