Prosedur Penelitian
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian eksperimen sesuai dengan
rancangan Posttest-Only Control Design adalah sebagai berikut:
1. Melakukan observasi awal ke sekolah yang dituju untuk mengetahui masalah
yang ada sehingga bisa merumuskan tujuan penelitian.
2. Menentukan populasi.
3. Menentukan sampel.
4. Memberikan perlakuan (treatment).
5. Melaksanakan tes akhir (posttest).
6. Menyusun data hasil posttest.
7. Mengolah data.
8. Menganalisis data, dan.
9. Menarik kesimpulan
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan kualitatif. Data
kuantitatif yaitu data hasil belajar yang berupa angka. Sedangkan data kualitatif yaitu data
angket instrumen penilaian afektif dan psikomotorik selama mengikuti kegiatan
pembelajaran Bahasa jerman
3. Variabel
O1 : posttest yang dilakasanakan kelompok eksperimen
X : Perlakuan dengan menggunakan metode Numbered Head Together (NHT).
O2 : posttest yang dilaksanakan kelompok control
3.1.1 Instrumen yang digunakan tergantung dari apa tujuan kita memperoleh data
tersebut. Pada penelitian ini peneliti ingin melihat pengaruh penerapan model
pembelajaran tipe Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar bahasa
jerman pada siswa kelas X SMA adalah sebagai berikut:
Validitas
Suatu tes dikatakan valid jika tes tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur.
Untuk menentukan validitas bentuk soal dapat digunakan rumus korelasi product
moment dengan simpangan sebagai berikut :
∑xy
rxy =
√(∑ x2)(∑ y2)
Keterangan:
rxy : Koefesien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang
dikorelasikan 𝑥 = 𝑋 − 𝑋̅ 𝑑𝑎𝑛 𝑦 = 𝑌 − 𝑌̅
∑xy : jumlah perkalian x dengan y
x2 : kuadrat dari x
y 2
: kuadrat dari y (Arikunto, 2013:85)
Soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal dengan validitas dengan
kriteria 0,600 – 1,00.
2. Tes hasil belajar siswa Untuk menyusun tes hasil belajar siswa diperlukan
indikator-indikator penyusunan tes berdasarkan silabus dan RPP. Tes yang diberikan
pada penelitian ini adalah tes berbentuk pilihan ganda yang memenuhi kriteria
validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda. Tes diberikan baik kepada
kelas eksperimen maupun kelas kontrol sebanyak satu kali di akhir pokok bahasan.
Keterangan: rxy : Koefesien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel
yang dikorelasikan 𝑥 = 𝑋 − 𝑋 𝑑𝑎𝑛 𝑦 = 𝑌 − 𝑌 ∑xy : jumlah perkalian x dengan y x 2 :
kuadrat dari x y 2 : kuadrat dari y (Arikunto, 2013:85)
Uji Validitas Kriteria Uji Validitas Kriteria
0,800 - 1,00 Sangat Tinggi 0,800 - 1,00 Sangat Tinggi
0,600 - 0,800 Tinggi 0,600 - 0,800 Tinggi
0,400 - 0,600 Cukup 0,400 - 0,600 Cukup
0,200 - 0,400 Rendah 0,200 - 0,400 Rendah
0,00 - 0,200 Sangat Rendah 0,00 - 0,200 Sangat Rendah
(Arikunto, 2013:89).
Soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal dengan validitas dengan
kriteria 0,600 – 1,00
mempunyai taraf kepercayaan tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang
tetap. Pada waktu membelah dua dan mengkorelasikan dua belahan, baru diketahui
reliabilitas separo tes. Untuk menentukan reliabilitas seluruh tes, maka rumus yang
𝑛 1 − 𝑚(𝑛 − 𝑀)
𝑟11 = ( )( )
𝑛−1 𝑛𝑆𝑡2
Keterangan :
𝑟11 = reliabitas tes secara keseluruhan
𝑛 = banyaknya item
𝑀 = Means atau rerata skor total
2
𝑆𝑡 = standar deviasi dari tes (Arikunto, 2013:117).
Soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal yang memiliki
Menurut Arikunto (2013:222), soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu
mudah atau tidak terlalu sukar. Soal terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk
mempertinggi usaha memecahkannya, jika soal yang terlalu sukar akan menyebabkan
siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena
diluar jangkauannya. Indeks kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar dan
mudahnya sesuatu soal. Di dalam istilah evaluasi, indeks kesukaran diberi simbol P,
singkatan dari kata “proporsi”. Rumus tingkat kesukaran (P) adalah sebagai berikut:
𝑃= 𝐵
𝐽𝑆
Keterangan:
P : Indeks kesukaran
B : Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar
JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes
Untuk butir-butir item yang digunakan adalah dengan soal-soal yang dianggap
baik yaitu soal-soal yang mempunyai indeks kesukaran 0,30 – 0,70 sehingga bisa
dikategorikan sedang.
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara
siswa yang pandai (upper group) dengan siswa yang kurang pandai (lower group).
Makin tinggi daya pembeda soal, maka baik pula kualitas soal tersebut. Rumus yang
𝐷 = 𝐵𝐴 − 𝐵𝐵
= 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵
𝐽𝐴 𝐽𝐵
Keterangan :
D = Daya pembeda
JA = Banyak peserta kelompok atas
JB = Banyak peserta kelompok
bawah
BA = Banyak peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB = Banyak peserta kelompok bawah yang menjawab
benar
𝑃𝐴 = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar (P sebagai
indeks kesukaran)
𝑃𝐵 = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar.
Soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal dengan daya beda benar
dari 0,21 – 1,00 sehingga bisa dikategorikan cukup, baik dan sangat baik.
Teknik analisis data yang digunakan untuk melihat perbedaan hasil belajar
siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol adalah dengan uji-t. Hipotesis
a. Uji normalitas
1) Pengamatan X1, X2, X3, ...,Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, Z3, ...,Zn dengan
menggunakan rumus:
𝑋1 − 𝑋̅
𝑍1 =
𝑆
Dengan :
𝑋̅ : Rata-rata
𝑠 : Simpangan baku
2) Data dari sampel tersebut kemudian diurutkan dari skor terendah sampai skor
tertinggi.
3) Untuk setiap bilangan baku ini kemudian dihitung peluang F(Zi) = P(Z≤Zi).
4) Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2, Z3, ...,Zn yang lebih kecil atau sama dengan
6) Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut harga
Untuk menerima atau menolak Ho, bandingkan Lhitung dengan nilai kritis L
pada tabel. Kriteria adalah H0 ditolak jika: Lhitung > Ltabel, H0 diterima jika: Lhitung < Ltabel.
b. Homogenitas
bahwa apabila varian yang dimiliki oleh sampel-sampel yang bersangkutan tidak jauh
untuk menguji apakah sampel penelitian berasal dari populasi yang homogen. Untuk
Untuk menguji hipotesis dilakukan uji kesamaan dua rata-rata. Statistik yang
digunakan:
Keterangan:
X1 : Rata-rata kelas eksperimen / model pembelajaran kooperatif tipe
Numbered Head Together (NHT).
X2 : Rata-rata kelas kontrol.
S : Variansi gabungan.
n1 : Jumlah data kelas eksperimen.
n2 : Jumlah data kelas kontrol.
𝑆12 : Harga varian kelas eksperimen.
2
𝑆2 : Harga varian kelas kontrol.
Kriteria
H0 diterima jika –t1-1/2α < t < t1-1/2α, dimana t1-1/2α didapat dari daftar distribusi t dengan dk = (n1 + n2 α).
Jika (thitung > ttabel) maka Ho ditolak dan Ha diterima