Anda di halaman 1dari 10

TUGAS METOPEN KELOMPOK 2

Nama Anggota Kelompok;


1. Danu Setiyawan (19203241010)
2. Allesandro Christian Lagur(1920324147)
3. Maria Mustika Sari (19203241041)
4. Arya Millya Pratama (19203241055)
5. Jihan Afifah Syafitri (19203241013)
1. Buatlah suatu contoh penelitian eksperimen dengan rancangan postest only
controlled group, terutama sebutkan masalah, hipotesis, variabel, yang terdapat di
dalam permasalahan/hipotesis tersebut, dan model analisis datanya. Jika hasil analisis
data menolak hipotesis nihil, apa kesimpulan Saudara?
Rancangan penelitian ini yang digunakan adalah Posttest-Only Control
Dalam penelitian ini melibatkan dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol, dimana dua kelompok tersebut diuji Homogenitasnya dan
hanya berbeda dalam pemberian perlakuan. Kemudian pada akhir eksperimen,
dua
kelompok itu diukur kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotornya dengan
alat
ukur yang sama. Selanjutnya kedua hasil pengukuran tersebut digunakan sebagai
data eksperimen.

1. Masalah: pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Numbered


Head Together (NHT) terhadap hasil belajar siswa.

Prosedur Penelitian
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian eksperimen sesuai dengan
rancangan Posttest-Only Control Design adalah sebagai berikut:
1. Melakukan observasi awal ke sekolah yang dituju untuk mengetahui masalah
yang ada sehingga bisa merumuskan tujuan penelitian.
2. Menentukan populasi.
3. Menentukan sampel.
4. Memberikan perlakuan (treatment).
5. Melaksanakan tes akhir (posttest).
6. Menyusun data hasil posttest.
7. Mengolah data.
8. Menganalisis data, dan.
9. Menarik kesimpulan

2. Hipotesis: Ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Numbered


Head Together (NHT) terhadap hasil belajar siswa.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan kualitatif. Data
kuantitatif yaitu data hasil belajar yang berupa angka. Sedangkan data kualitatif yaitu data
angket instrumen penilaian afektif dan psikomotorik selama mengikuti kegiatan
pembelajaran Bahasa jerman

3. Variabel
O1 : posttest yang dilakasanakan kelompok eksperimen
X : Perlakuan dengan menggunakan metode Numbered Head Together (NHT).
O2 : posttest yang dilaksanakan kelompok control

3.1.1 Instrumen yang digunakan tergantung dari apa tujuan kita memperoleh data
tersebut. Pada penelitian ini peneliti ingin melihat pengaruh penerapan model
pembelajaran tipe Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar bahasa
jerman pada siswa kelas X SMA adalah sebagai berikut:

Validitas

Suatu tes dikatakan valid jika tes tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur.
Untuk menentukan validitas bentuk soal dapat digunakan rumus korelasi product
moment dengan simpangan sebagai berikut :
∑xy
rxy =
√(∑ x2)(∑ y2)

Keterangan:
rxy : Koefesien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang
dikorelasikan 𝑥 = 𝑋 − 𝑋̅ 𝑑𝑎𝑛 𝑦 = 𝑌 − 𝑌̅
∑xy : jumlah perkalian x dengan y
x2 : kuadrat dari x
y 2
: kuadrat dari y (Arikunto, 2013:85)

Tabel 3.3 Kriteria Uji Validitas

Uji Validitas Kriteria


0,800 - 1,00 Sangat Tinggi
0,600 - 0,800 Tinggi
0,400 - 0,600 Cukup
0,200 - 0,400 Rendah
0,00 - 0,200 Sangat Rendah
(Arikunto, 2013:89).

Soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal dengan validitas dengan
kriteria 0,600 – 1,00.

1. Angket penilaian afektif dan psikomotor siswa


Pengambilan data aktivitas afektif dan psikomotor siswa dilakukan dengan
menggunakan angket ketika kegiatan pembelajaran berlangsung. Angket afektif
merupakan angket untuk menilai sikap ilmiah siswa selama mengikuti kegiatan
pembelajaran yang indikatornya antara lain adalah kritis, terbuka, menghargai
hasil kerja orang lain, rasa ingin tahu, disiplin, jujur, bertanggung jawab dan
teliti. Sedangkan untuk angket psikomotor terdiri dari indikator kinerja proses
dan hasil yang dapat dijabarkan menjadi menyiapkan/merencanakan,
melaksanakan dan hasil. Sebelum diujicoba, angket divalidasi terlebih dahulu
oleh ahli. Setelah ahli mengatakan kalau lembar penilaian valid, maka peneliti
menggunakannya untuk menilai aspek afektif dan psikomotor selama mengikuti
kegiatan pembelajaran

2. Tes hasil belajar siswa Untuk menyusun tes hasil belajar siswa diperlukan
indikator-indikator penyusunan tes berdasarkan silabus dan RPP. Tes yang diberikan
pada penelitian ini adalah tes berbentuk pilihan ganda yang memenuhi kriteria
validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda. Tes diberikan baik kepada
kelas eksperimen maupun kelas kontrol sebanyak satu kali di akhir pokok bahasan.

4. Model Analisis Data


Suatu tes dikatakan valid jika tes tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur.
Untuk menentukan validitas bentuk soal dapat digunakan rumus korelasi product
moment dengan simpangan sebagai berikut : rxy =

Keterangan: rxy : Koefesien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel
yang dikorelasikan 𝑥 = 𝑋 − 𝑋 𝑑𝑎𝑛 𝑦 = 𝑌 − 𝑌 ∑xy : jumlah perkalian x dengan y x 2 :
kuadrat dari x y 2 : kuadrat dari y (Arikunto, 2013:85)
Uji Validitas Kriteria Uji Validitas Kriteria
0,800 - 1,00 Sangat Tinggi 0,800 - 1,00 Sangat Tinggi
0,600 - 0,800 Tinggi 0,600 - 0,800 Tinggi
0,400 - 0,600 Cukup 0,400 - 0,600 Cukup
0,200 - 0,400 Rendah 0,200 - 0,400 Rendah
0,00 - 0,200 Sangat Rendah 0,00 - 0,200 Sangat Rendah
(Arikunto, 2013:89).
Soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal dengan validitas dengan
kriteria 0,600 – 1,00

Arikunto (2013:100), mengatakan bahwa suatu tes dapat dikatakan

mempunyai taraf kepercayaan tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang

tetap. Pada waktu membelah dua dan mengkorelasikan dua belahan, baru diketahui

reliabilitas separo tes. Untuk menentukan reliabilitas seluruh tes, maka rumus yang

digunakan rumus K-R 21 sebagai berikut:

𝑛 1 − 𝑚(𝑛 − 𝑀)
𝑟11 = ( )( )
𝑛−1 𝑛𝑆𝑡2

Keterangan :
𝑟11 = reliabitas tes secara keseluruhan
𝑛 = banyaknya item
𝑀 = Means atau rerata skor total
2
𝑆𝑡 = standar deviasi dari tes (Arikunto, 2013:117).

Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas


Reliabilitas Kriteria
0,91 – 1,00 Sangat Tinggi
0,71 – 0,90 Tinggi
0,41 – 0,70 cukup
0,21 – 0,40 Rendah
0,00 – 0,20 Sangat Rendah

Soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal yang memiliki

reliabilitas dengan kriteria 0,70 – 1,00.

3.1.2 Tingkat Kesukaran Soal

Menurut Arikunto (2013:222), soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu

mudah atau tidak terlalu sukar. Soal terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk

mempertinggi usaha memecahkannya, jika soal yang terlalu sukar akan menyebabkan
siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena

diluar jangkauannya. Indeks kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar dan

mudahnya sesuatu soal. Di dalam istilah evaluasi, indeks kesukaran diberi simbol P,

singkatan dari kata “proporsi”. Rumus tingkat kesukaran (P) adalah sebagai berikut:

𝑃= 𝐵
𝐽𝑆

Keterangan:
P : Indeks kesukaran
B : Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar
JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes

Tabel 3.5 Kriteria Uji Kesukaran Soal


Daya Pembeda Soal Kriteria
0,00 - 0,30 Sukar
0,31 – 0,70 Sedang
0,71 – 1,00 Mudah
(Arikunto, 20013:225).

Untuk butir-butir item yang digunakan adalah dengan soal-soal yang dianggap

baik yaitu soal-soal yang mempunyai indeks kesukaran 0,30 – 0,70 sehingga bisa

dikategorikan sedang.

3.1.3 Daya Pembeda Soal

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara

siswa yang pandai (upper group) dengan siswa yang kurang pandai (lower group).

Makin tinggi daya pembeda soal, maka baik pula kualitas soal tersebut. Rumus yang

digunakan sebagai berikut:

𝐷 = 𝐵𝐴 − 𝐵𝐵
= 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵
𝐽𝐴 𝐽𝐵
Keterangan :
D = Daya pembeda
JA = Banyak peserta kelompok atas
JB = Banyak peserta kelompok
bawah
BA = Banyak peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB = Banyak peserta kelompok bawah yang menjawab
benar
𝑃𝐴 = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar (P sebagai
indeks kesukaran)
𝑃𝐵 = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar.

Tabel 3.6 Kriteria Daya Pembeda Soal


Daya Pembeda Soal Kriteria
D : 0,00 – 0,20 Jelek
D : 0,21 – 0,40 Cukup
D : 0,41 – 0,70 Baik
D : 0,71 – 1,00 Sangat Baik
D : negatif Tidak Baik
(Arikunto, 2013:232).

Soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal dengan daya beda benar

dari 0,21 – 1,00 sehingga bisa dikategorikan cukup, baik dan sangat baik.

3.2 Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan untuk melihat perbedaan hasil belajar

siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol adalah dengan uji-t. Hipotesis

yang diuji dalam penelitian ini adalah:

1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berpengaruh terhadap hasil

belajar biologi pada siswa kelas X SMA pada ranah kognitif.


2. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berpengaruh terhadap hasil

belajar biologi pada siswa kelas X SMA pada ranah afektif.

3. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berpengaruh terhadap hasil

belajar biologi pada siswa kelas X SMA pada ranah psikomotor.

Sebelum melakukan uji-t, terlebih dahulu dilakukan:

a. Uji normalitas

Untuk menguji normalitas yang dipakai adalah metode liliefors. Adapun

langkah-langkah untuk menguji normalitas adalah sebagai berikut:

1) Pengamatan X1, X2, X3, ...,Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, Z3, ...,Zn dengan

menggunakan rumus:

𝑋1 − 𝑋̅
𝑍1 =
𝑆
Dengan :

𝑋̅ : Rata-rata

𝑠 : Simpangan baku

2) Data dari sampel tersebut kemudian diurutkan dari skor terendah sampai skor

tertinggi.

3) Untuk setiap bilangan baku ini kemudian dihitung peluang F(Zi) = P(Z≤Zi).

4) Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2, Z3, ...,Zn yang lebih kecil atau sama dengan

Zi. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S(Zi), maka:


banyaknya z1, z2, z3, … . , zn yang ≤ zi
𝑆(𝑧𝑖 ) =
𝑛

5) Menghitung selisih F(zi) – S(zi) kemudian menentukan harga mutlaknya.

6) Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut harga

terbesar ini disebut Lo.

Untuk menerima atau menolak Ho, bandingkan Lhitung dengan nilai kritis L

pada tabel. Kriteria adalah H0 ditolak jika: Lhitung > Ltabel, H0 diterima jika: Lhitung < Ltabel.

Dengan taraf α=0,05.

b. Homogenitas

Dalam menguji homogenitas sampel, pengetesan didasarkan pada asumsi

bahwa apabila varian yang dimiliki oleh sampel-sampel yang bersangkutan tidak jauh

berbeda, maka sampel-sampel tersebut cukup homogen. Uji homogenitis digunakan

untuk menguji apakah sampel penelitian berasal dari populasi yang homogen. Untuk

menentukan uji homogenitas dilakukan pengujian kesamaan varian untuk dua

populasi digunakan statistik :

𝐹 = 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑆21


𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 = 𝑆22

Keterangan : F = Varians kelompok data


𝑆12 = Varians dari hasil belajar kelompok terbesar
𝑆22 = Varian dari hasil belajar kelompok terkecil

Kriteria pengujian : Jika Fhitung ≥ Ftabel, tidak homogen

Jika Fhitung ≤ Ftabel, homogen (Riduwan, 2014:158)


c. Uji hipotesis

Untuk menguji hipotesis dilakukan uji kesamaan dua rata-rata. Statistik yang

digunakan:

𝑋̅1 − 𝑋̅2 (𝑛1 − 1)𝑆1 2 + (𝑛2 − 1)𝑆2 2


𝑡= 𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎 𝑆=√ (𝑛 + 𝑛 )−2
𝑆 1 1 1 2
√ +
𝑛1 𝑛2

Keterangan:
X1 : Rata-rata kelas eksperimen / model pembelajaran kooperatif tipe
Numbered Head Together (NHT).
X2 : Rata-rata kelas kontrol.
S : Variansi gabungan.
n1 : Jumlah data kelas eksperimen.
n2 : Jumlah data kelas kontrol.
𝑆12 : Harga varian kelas eksperimen.
2
𝑆2 : Harga varian kelas kontrol.

Kriteria

H0 diterima jika –t1-1/2α < t < t1-1/2α, dimana t1-1/2α didapat dari daftar distribusi t dengan dk = (n1 + n2 α).
Jika (thitung > ttabel) maka Ho ditolak dan Ha diterima

Anda mungkin juga menyukai