Anda di halaman 1dari 19

1

Tugas Makalah Pendidikan Agama Islam

RUKUN IMAN DAN RUKUN ISLAM

Oleh

Nama: Ainun anugrah lestari

NIM: K202101010

Kelas: D1

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS MANDALA WALUYA

KENDARI

2022
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa


barakatuh

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberikan


kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Rukun Iman dan Rukun Islam”. Kemudian salam serta salawat semoga
senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW. yang telah rela
mengorbankan nyawa, harta, keluarga, dan cintanya demi sampainya iman kepada
kita ummatnya. Tak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada Bapak dosen yang
telah membimbing penulis dalam mata kuliah tugas makalah ini.

Akhirnya, penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi


pembaca. Tapi, penulis pun hanyalah seorang hamba yang tak luput dari
kesalahan, olehnya itu harapan sangat besar yakni kritikan dan saran yang bersifat
membangun sangatlah dibutuhkan.

Penulis

Kendari, 1 Januari 2022

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................1

DAFTAR ISI..................................................................... .......................2

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang...........................................................................3
2. Rumusan Masalah......................................................................5
3. Tujuan........................................................................................5
4. Manfaat......................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian Iman.........................................................................6
2. Rukun Iman Sebagai Pilar Keyakinan.......................................7
3. Pengaruh Iman Terhadap Kehidupan Seorang Muslim.............9
4. Sifat-Sifat Orang Beriman..........................................................11
5. Hal-Hal Yang Meningkatkan Keimanan....................................11
6. Pengertian Rukun Islam.............................................................12
7. Syahadat.....................................................................................12
8. Shalat..........................................................................................13
9. Puasa..........................................................................................14
10. Zakat...........................................................................................14
11. Haji.............................................................................................15

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan................................................................................16
2. Saran...........................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA................................................................................17

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di zaman yang modern ini, budaya barat semakin berkembang di


Indonesia. Kita sebagai seorang muslim seharusnya dapat mengimplementasikan
rukun iman dan islam dalam kehidupan sehari hari agar tidak mudah terpengaruh
kedalam pergaulan yang sudah tidak terkendali baik di daerah perkotaan maupun
didaerah desa. Pergaulan itu seperti mengikis keimanan atau akidah setiap insan
sedikit demi sedikit bahkan dapat menghilangkan keimanan atau akidah dari
setiap diri manusia. Maka rukun iman dan islam sangat dibutuhkan karena
mempunyai peranan yang baik dan penting dalam pembentukan kepribadian.

Dalam agama Islam terdapat pilar-pilar keimanan yang dikenal dengan


rukun Iman, terdiri dari enam pilar. Ke enam pilar tersebut adalah keyakinan
Islam terhadap hal-hal yang "ghoib" yang hanya dapat diyakini secara
transedental, sebuah kepercayaan terhadap hal-hal yang diluar daya nalar manusia.
Rukun Iman (pilar keyakinan) ini adalah terdiri dari: 1) iman kepada Allah (Patuh
dan taat kepada Ajaran Allah dan Hukum-hukumNya), 2) iman kepada Malaikat-
malaikat Allah (mengetahui dan percaya akan keberadaan kekuasaan dan
kebesaran Allah di alam semesta), 3) iman kepada Kitab-kitab Allah
(melaksanakan ajaran Allah dalam kitab kitabNya secara hanif. Salah satu kitab
Allah adalah Al-Qur'an). 4) iman kepada Rasul-rasul Allah (mencontoh
perjuangan para Nabi dan Rasul dalam menyebarkan dan menjalankan kebenaran
yang disertai kesabaran), 5) iman kepada hari Kiamat (aham bahwa setiap
perbuatan akan ada pembalasan) dan 6) iman kepada Qada dan Qadar(paham pada
keputusan serta kepastian yang ditentukan Allah pada alam semesta). Enam pilar
keimanan umat Islam tersebut merupakan sesuatu yang wajib dimiliki oleh setiap
muslim. Tanpa mempercayai salah satunya maka gugurlakeimanannya, sehingga
mengimani ke enam rukun iman tersebut merupakan suatu kewajiban yang tidak
dapat ditawar-tawar lagi.

Dalam ajaran Islam terdapat beberapa pokok ibadah yang menjadi


landasan fundamental agama. Beberapa pokok ibadah mendasar itu disebut
dengan rukun Islam yang meliputi 5 pokok perkara, yaitu syahadat, sholat, zakat,
puasa dam naik haji. Kelima hal tersebut merupakaan ciri ibadah seorang muslim
yang membedakan dengan umat beragama lainnya. Pelaksanaan pokok-pokok
ibadah yang terkandung dalam Rukun Islam tersebut merupakan kewajiban yang
harus dilaksanakan seorang muslim. Syahadat merupakan ucapan sumpah janji

3
yang memperkuat aqidah untuk senantiasa mengakui dan mengesakan Allah SWT
serta mengakui bahwa Nabi Muhammad sebagai utusanNya. Sholat adalah ibadah
ritual yang dijalankan sebagai sarana penghubung antara manusia dengan Allah
SWT. Zakat adalah ibadah yang memiliki dimensi sosial kemasyarakatan sebagai
perwujudan ketaatan seorang muslim kepada Allah. Puasa adalah ibadah yang
memperkuat kepribadian, dan haji sebagai rukun Islam terakhir yang
memperlihatkan ketaatan dan keinginan seorang muslim memenuhi panggilan
Allah SWT

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis akan mengkaji rukun rukun iman
di dalam islam dan kaidah-kaidah pokok ibadah dalam ajaran Islam yang dikenal
dengan nama Rukun Islam yang mencakup syahadat, sholat, zakat, puasa dan naik
haji. Melalui kajian tersebut diharapkan pemahaman penulis terhadap isi dan
makna Rukun iman dan Islam akan meningkat dan mampu pula meningkatkan
kualitas ibadah penulis.

4
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan rukun Iman?
2. Apa kedudukan rukun Iman dalam agama Islam?
3. Apa makna rukun iman terhadap kehidupan seorang muslim?
4. Apa yang dimaksud dengan rukun islam?
5. Apa kedudukan rukun islam dalam agama islam?
6. Apa makna rukun islam terhadap kehidupan seorang muslim?

1.3 TUJUAN PENULISAN

1. Untuk Memahami maksud dengan rukun Iman.


2. Untuk Mengetahui kedudukan rukun Iman dalam agama Islam
3. Untuk Memahami makna rukun iman terhadap kehidupan seorang muslim.
4. Untuk Memahami maksud dengan rukun Islam.
5. Untuk Mengetahui kedudukan rukun Islam dalam agama Islam.
6. Untuk Memahami makna rukun islam terhadap kehidupan seorang
muslim.

1.4 MANFAAT PENULISAN

1. Pembaca dapat mengetahui rukun iman


2. Pembaca dapat mengetahui kedudukan rukun iman dalam agama islam
3. Pembaca dapat mengetahui makna rukun iman terhadap kehidupan
seorang muslim
4. Pembaca dapat mengetahui rukun islam
5. Pembaca dapat mengetahui kedudukan rukun islam dalam agama islam
6. Pembaca dapat mengetahui makna rukun islam terhadap kehidupan
seorang muslim

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Iman

Iman secara bahasa berarti tashdiq (membenarkan). Sedangkan secara


istilah syar'i, iman adalah "Keyakinan dalam hati, Perkataan di lisan, amalan
dengan anggota badan, bertambah dengan melakukan ketaatan dan berkurang
dengan maksiat". Para ulama salaf menjadikan amal termasuk unsur keimanan.
Oleh sebab itu iman bisa bertambah dan berkurang, sebagaimana amal juga
bertambah dan berkurang". Ini adalah definisi menurut Imam Malik, Imam Syafi'i,
Imam Ahmad, Al Auza'i, Ishaq bin Rahawaih, madzhab Zhahiriyah dan segenap
ulama selainnya. Dengan demikian definisi iman memiliki 5 karakter: keyakinan
hati, perkataan lisan, dan amal perbuatan, bisa bertambah dan bisa berkurang.
"Agar bertambah keimanan mereka di atas keimanan mereka yang sudah ada."-
QS. Al Fath [48] :4

Imam Syafi'i berkata, "Iman itu meliputi perkataan dan perbuatan. Dia bisa
bertambah dan bisa berkurang. Bertambah dengan sebab ketaatan dan berkurang
dengan sebab kemaksiatan." Imam Ahmad berkata. "Iman bisa bertambah dan
bisa berkurang. Ia bertambah dengan melakukan amal, dan ia berkurang dengan
sebab meninggalkan amal. "Imam Bukhari mengatakan, "Aku telah bertemu
dengan lebih dari seribu orang ulama dari berbagai penjuru negeri, aku tidak
pernah melihat mereka berselisih bahwasanya iman adalah perkataan dan
perbuatan, bisa bertambah dan berkurang."31 Murid Al Imam Syafi'i yang
bernama Ar-Rabi berkata: "Aku mendengar Al-Imam Asy-Syafi'i berkata: "Iman
adalah ucapan dan amalan, bertambah dan berkurang" Pada riwayat yang lain
terdapat tambahan: "Bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan
kemaksiatan." Kemudian beliau membaca ayat:

‫ويزداد الذين آمنوا إيمانا‬

"Dan agar bertambah keimanan orang-orang yang beriman." (Al-


Muddatstsir: 31) Makna bertambah dan berkurangnya iman seperti yang
ditanyakan oleh putra Imam Ahmad yaitu Shalih rahimahullahu. Shalih
rahimahullahu berkata: "Aku bertanya kepada ayahku, apa itu makna bertambah
dan berkurangnya iman?". Beliau menjawab: "Bertambahnya iman adalah dengan
adanya amalan, berkurangnya adalah dengan meninggalkan amalan, seperti
meninggalkan shalat, zakat, dan haji."

6
2.2 Rukun Iman Sebagai Pilar Keyakinan Umat Islam
A. Iman Kepada Allah Ta’ala

Iman kepada Allah adalah keyakinan yang kuat bahwa Allah adalah Rabb
dan Raja segala sesuatu, Dialah Yang Mencipta. Yang Memberi Rizki, Yang
Menghidupkan, dan Yang Mematikan, hanya Dia yang berhak diibadahi.
Kepasrahan, kerendahan diri, ketundukan, dan segala jenis ibadah tidak boleh
diberikan kepada selain-Nya. Dia memiliki sifat-sifat kesempurnaan, keagungan,
dan kemuliaan, serta Dia bersih dari segala cacat dan kekurangan.

Mempercayai bahwa Allah itu adalah Zat (essensi) dan Ada (eksistensi)
pada Allah Maha Esa itu merupakan satuan. Ada pada Allah itu bersifat mutlak,
berbeda dengan eksistensi manusia bersifat nisbi. Aliran Sunni menambahkan
beberapa Sifat Ilah yang merupakan suatu kemestian, yaitu Azali (al-Qidam),
kekal tanpa batas (al Baqa), berbeda dengan setiap kebaharuan (Mukhâlafat lil
Hawâdits), keberadaannya itu pada zat-Nya sendiri (Qiyâmuhu bi Nafsihi), maha
esa (al-Wahdaniyat), berkemampuan tanpa batas (al-Qudrat), berkemauan tanpa
hambatan (al-Iradat), tahu atas setiap sesuatu (al-u), hidup (al-Hayt), mendengar
(al-Samak), menyaksikan (al Bashar), berbicara menurut zat-Nya (al-Kalam).

B. Iman Kepada Para Malaikat-nya

Iman kepada malaikat adalah keyakinan yang kuat bahwa Allah memiliki
malaikat-malaikat, yang diciptakan dari cahaya. Mereka, sebagaimana yang telah
dijelaskan oleh Allah, adalah hamba-hamba Allah yang dimuliakan. Adapun yang
diperintahkan kepada mereka, mereka laksanakan. Mereka bertasbih siang dan
malam tanpa berhenti. Mereka melaksanakan tugas masing-masing sesuai dengan
yang diperintahkan oleh Allah, sebagaimana disebutkan dalam riwayat-riwayat
mutawatir dari nash-nash Al-Qur'an maupun As-Sunnah. Jadi, setiap gerakan di
langit dan di bumi, berasal dari para malaikat yang ditugasi di sana, sebagai
pelaksanaan perintah Allah Azza wa Jalla. Maka, wajib mengimani secara tafshil
(terperinci), para malaikat yang namanya disebutkan oleh Allah, adapun yang
belum disebutkan namanya, wajib mengimani mereka secara ijmal (global).

7
C. Iman Kepada Kitab-Kitab

Maksudnya adalah, meyakini dengan sebenarnya bahwa Allah memiliki


kitab kitab yang diturunkan-Nya kepada para nabi dan rasul-Nya, yang benar-
benar merupakan Kalam(firman, ucapan)-Nya. Ia adalah cahaya dan petunjuk.
Apa yang dikandungnya adalah benar. Tidak ada yang mengetahui jumlahnya
selain Allah. Wajib beriman secara ijmal, kecuali yang telah disebutkan namanya
oleh Allah, maka wajib baginya mengimaninya secara tafshil, yaitu Taurat, Injil,
Zabur, dan Al-Qur'an. Selain wajib mengimani bahwa Al-Qur'an diturunkan dari
sisi Allah, wajib pula. mengimani bahwa Allah telah mengucapkannya
sebagaimana Dia telah mengucapkan seluruh kitab lain yang diturunkan. Wajib
pula melaksanakan berbagai perintah dan kewajiban serta menjauhi berbagai
larangan yang terdapat di dalamnya. Al-Qur'an merupakan tolok ukur kebenaran
kitab-kitab terdahulu. Hanya Al-Qur'anlah yang dijaga oleh Allah dari pergantian
dan perubahan. Al-Qur'an adalah Kalam Allah yang diturunkan, dan bukan
makhluk, yang berasal dari-Nya dan akan kembali kepada Nya.

D. Iman Kepada Rasul-Rasul

Iman kepada rasul-rasul adalah keyakinan yang kuat bahwa Allah telah
mengutus para rasul untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya.
Kebijaksanaan-Nya telah menetapkan bahwa Dia mengutus para rasul itu kepada
manusia untuk memberi kabar gembira dan ancaman kepada mereka. Maka, wajib
beriman kepada semua rasul secara ijmal sebagaimana wajib pula beriman secara
tafshil kepada siapa di antara mereka yang disebut namanya oleh Allah, yaitu 25
diantara mereka yang disebutkan oleh Allah dalam Al-Qur'an. Wajib pula beriman
bahwa Allah telah mengutus rasul-rasul dan nabi-nabi selain mereka, yang
jumlahnya tidak diketahui oleh selain Allah, dan tidak ada yang mengetahui
nama-nama mereka selain Allah Yang Maha Mulia dan Maha Tinggi. Wajib pula
beriman bahwa Muhammad shallallahu alaihi wa salam adalah yang paling mulia
dan penutup para nabi dan rasul, risalahnya meliputi bangsa jin dan manusia, serta
tidak ada nabi setelahnya. Kecuali mesti beriman terhadap Nabi Muhammad, yang
merupakan bagian kedua pada Syahadatain, maka setiap Muslim diwajibkan pula
mempercayai Rasul Rasul Allah pada masa-masa sebelumnya dan
memuliakannya. Di dalam kitab suci Al-Qur'an terdapat nama dua puluh lima
Rasul Allah, yang satu persatunya disebutkan dengan nyata, yaitu :Adam, Idris,
Nuh, Hud, Shalih. Ibrahim, Luth, Ismail, Ishak, Yaakub, Yusuf, Ayub, Zulkifli,
Syu'aib, Musa, Harun, Daud, Sulaiman, Ilyas. Ilyasa, Yunus, Zakharia, Yahy a.
Isa, Beberapa dalil mengenai adanya rasul Allah adalah sebagai berikut:

8
"Kami utus pada setiap ummat itu seorang Rasul". (Nahal, 16:36). "Kami
tidak akan memikulkan siksa (atas sesuatu ummat) kecuali lebih dahulu kami utus
seorang Rasul." (Isra', 17:15).

E. Iman Kepada Kebangkitan Setelah Mati

Iman kepada kebangkitan setelah mati adalah keyakinan yang kuat tentang
adanya negeri akhirat. Di negeri itu Allah akan membalas kebaikan orang-orang
yang berbuat baik dan kejahatan orang-orang yang berbuat jahat. Allah
mengampuni dosa apapun selain syirik. jika Dia menghendaki. Pengertian alba 'ts
(kebangkitan) menurut syar'i adalah dipulihkannya badan dan dimasukkannya
kembali nyawa ke dalamnya, sehingga manusia keluar dari kubur seperti belalang-
belalang yang bertebaran dalam keadaan hidup dan bersegera mendatangi
penyeru. Kita memohon ampunan dan kesejahteraan kepada Allah, baik di dunia
maupun di akhirat.

F. Iman Kepada Takdir Yang Baik Maupun Yang Buruk

Dari Allah Ta'ala. Iman kepada takdir adalah meyakini secara sungguh-
sungguh bahwa segala kebaikan dan keburukan itu terjadi karena takdir Allah.
Allah ta'ala telah mengetahui kadar dan waktu terjadinya segala sesuatu sejak
zaman azali, sebelum menciptakan dan mengadakannya dengan kekuasaan dan
kehendak-Nya, sesuai dengan apa yang telah diketahui-Nya itu.

G. Pengaruh Iman terhadap Kehidupan Seorang Muslim

Berikut ini adalah pembahasan mengenai pengaruh dan dampak keimanan


seseorang muslim terhadap perilakunya sehari-hari.

1. Pengaruh Iman Kepada Allah

Iman kepada Allah serta iman kepada sifat-sifatnya akan mempengaruhi


perilaku seorang muslim, sebab keyakinan yang ada dalam dirinya akan
dibuktikan pada dampak perilakunya. Jika seseorang telah beriman bahwa Allah
itu ada, Maha Melihat dan Maha Mendengar, maka dalam perilakunya akan
senantiasa berhati-hati dan waspada, ia tidak akan merasa sendirian, kendati tidak
ada seorang manusiapun di sekitarnya, sebab ia yakin bahwa Allah itu ada.
Karena itu selama iman itu ada dalam dirinya, tidak mungkin ia dapat berbuat
yang tidak sesuai dengan perintah Allah.

9
2. Pengaruh Iman Kepada Malaikat

Keyakinan terhadap adanya malaikat, bukan hanya sebatas mengetahui


nama dan tugas-tugasnya, akan berpengaruh terhadap perilaku manusia. Jika kita
yakin ada malaikat yang mencatat semua amal baik dan buruk kita, maka seorang
muslim akan senantiasa berhati-hati dalam setiap perbuatannya karena ia akan
menyadari bahwa semua perilakunya tersebut akan dicatat oleh malaikat. Begitu
juga dengan keyakinan adanya malaikat, maka seorang muslim akan senantiasa
optimis dan yakin perbuatan yang baiknya tidak akan sia-sia dilakukan. Oleh
karena itu iman kepada malaikat akan melahirkan sikap berhati-hati, optimis, dan
dimanis, tidak mudah putus asa atau kecewa.

3. Pengaruh Iman Kepada Kitab

Iman kepada kitab Allah bagi manusia dapat memberikan keyakinan yang
kuat akan kebenaran jalan yang ditempuhnya, karena jalan yang harus ditempuh
manusia telah diberitahukan Allah dalam kitab suci. Manusia tidak memiliki
kemampuan untuk melihat masa depan yang akan ditempuhnya setelah
kehidupan. untuk melihat masa depan yang akan ditempuhnya setelah hidup
berakhir, maka dengan pemberitahuan kitab suci manusia dapat mengatur
hidupnya menyesuaikan dengan rencana Allah, sehingga manusia mempunyai
masa depan yang jelas.

4. Pengaruh Iman Kepada Rasul

Iman kepada rasul merupakan kebutuhan manusia, karena dengan adanya


rasul maka manusia dapat melihat contoh-contoh perilaku dan teladan terbaik
yang sesuai dengan apa yang diharapkan Allah. Dengan perilaku yang
dicontohkan Rasulullah, maka manusia akan mempunyai pegangan yang jelas dan
lengkap mengenai berbagai tuntutan kehidupan baik yang berhubungan dengan
Allah, hubungan antar manusia maupun lainnya.

5. Pengaruh Iman Kepada Hari Akhir

Beriman kepada hari akhir atau hari kiamat adalah keyakinan akan
datangnya hari akhir sebagai ujung perjalanan umat manusia. Keimanan tersebut
akan melahirkan sikap optimis, yakni bahwa tidak akan ada yang sia-sia dalam
kehidupan manusia, karena semuanya akan dipertanggungjawabkan amal ibadah
dan balasannya. Manusia tidak akan kecewa apabila di dunia ia tidak memperolah
balasan dari amal perbuatannya, karena ia yakin di hari akhir ia akan memperoleh
balasan apa yang ia perbuat di dunia ini. Apabila seorang muslim yakin akan hari
akhir, maka ia akan terhindar dari sikap malas dan suka melamun, melainkan ia
akan terus berproses dan mencari makna kehidupan.

10
6. Pengaruh Iman Kepada Takdir

Beriman kepada takdir akan melahirkan sikap optimis, tidak mudah


kecewa dan putus asa, sebab yang menimpanya ia yakini sebagai ketentuan yang
telah Allah takdirkan kepadanya dan Allah akan memberikan yang terbaik kepada
seorang muslim, sesuai dengan sifatnya yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang. Olch karena itu, jika kita tertimpa musibah maka ia akan bersabar,
sebab buruk menurut kita belum tentu buruk menurut Allah, sebaliknya baik
menurut kita belum tentu baik menurut Allah. Karena itu dalam kaitan dengan
takdir ini segogjayanya lahir sikap sabar dan tawakal yang dibuktikan dengan
terus menerus berusaha sesuai dengan kemampuan untuk mencari takdir yang
terbaik dari Allah.

H. Sifat-sifat Orang yang Beriman

1. Teguh pendirian/ tidak mudah terpengaruh dalam keadaan apapun dan


tidak lemah karena cobaan.
2. Tegas dalam mengambil sikap dan mudah menerima nasehat.
3. Senang mencari dan menambah ilmu
4. Selalu merasa khawatir dan takut jangan-jangan amal soleh yang
dikerjakannya belum cukup untuk bekal menghadap kehadirot Allah
sehingga mempunyai semangat yang tinggi untuk lebih banyak beramal.
5. Sederhana dan selalu menjaga kebersihan Dan lain-lain

I. Hal-hal yang dapat Meningkatkan Keimanan

Ilmu, yaitu dengan meningkatkan ilmu tentang mengenal Allah SWT


seperti makna dari nama-nama-Nya, sifat-sifat-Nya, dan perbuatan-perbuatan-
Nya. Semakin tinggi ilmu pengetahuan seseorang terhadap Allah dan kekuasaan
Nya, maka semakin bertambah tinggi iman dan pengagungan serta takutnya
kepada Allah SWT. Merenungkan ciptaan Allah, keindahannya, keanekaragaman-
Nya, dan kesempurnaan-Nya.

11
2.3 Pengertian Rukun Islam

Dalam agama Islam terdapat beberapa aspek yang menjadi fondasi ibadah.
yang dinamakan Rukun Islam. Fondasi-fondasi ibadah tersebut merupakan
perwujudan hamba allah dalam mengimplementasikan penghambaannya kepada
Allah. Rukun Islam itu sendiri terdiri daripada lima perkara, yaitu:

1. Mengucap dua kalimat syahadat dan menerima bahwa Allah itu tunggal
dan Nabi Muhammad s.a.w itu rasul Allah.
2. Menunaikan sholat lima kali sehari.
3. Mengeluarkan zakat.
4. Berpuasa pada bulan Ramadhan.
5. Menunaikan Haji bagi mereka yang mampu.

A. Syahadat

Syahadat (persaksian) ini memiliki makna yang harus diketahui seorang


muslim berikut diamalkannya. Adapun orang yang mengucapkannya secara lisan
namun tidak mengetahui maknanya dan tidak mengamalkannya maka tidak ada
manfaat sama sekali dengan syahadatnya. Adapun isi syahadat sebagai rukun
pertama dalam rukun Islam adalah: Bersaksi tidak ada ilah yang berhak disembah
secara hak melainkan Allah dan Muhammad adalah utusan Allah.

1. Makna "La ilahallallah"


Makna kalimat syahadat yang pertama "La ilaha illalloh" yaitu; tidak ada
yang berhak diibadahi secara hak di bumi maupun di langit melainkan Allah
semata. Dialah ilah yang hak sedang ilah (sesembahan) selain-Nya adalah batil.
Sedang Ilah maknanya ma'bud (yang diibadahi). Artinya secara harfiah adalah:
"Tiada Tuhan Selain ALLAH".

2. Makna Syahadat Muhammad Rasulullah"

Makna syahadat Muhammad Rasulullah adalah mengetahui dan meyakini


bahwa Muhammad utusan Allah kepada seluruh manusia, dia seorang hamba
biasa yang tidak boleh disembah, sekaligus rasul yang tidak boleh didustakan.
Akan tetapi harus ditaati dan diikuti. Siapa yang menaatinya masuk surga dan
siapa yang mendurhakainya masuk neraka.

12
B. Shalat

Shalat lima waktu sehari semalam yang Allah syariatkan untuk menjadi
sarana interaksi antara Allah dengan seorang muslim dimana ia bermunajat dan
berdoa kepada-Nya. Juga untuk menjadi sarana pencegah bagi seorang muslim
dari perbuatan keji dan mungkar sehingga ia memperoleh kedamaian jiwa dan
badan yang dapat membahagiakannya di dunia dan akhirat. Allah mensyariatkan
dalam shalat, suci badan, pakaian, dan tempat yang digunakan untuk sholat. Maka
seorang muslim membersihkan diri dengan air suci dari semua barang najis
seperti air kecil dan besar dalam rangka mensucikan badannya dari najis lahir dan
hatinya dari najis batin. Shalat merupakan tiang agama. Ia sebagai rukun
terpenting Islam setelah dua kalimat syahadat. Seorang muslim wajib
memeliharanya semenjak usia baligh (dewasa) hingga mati. la wajib
memerintahkannya kepada keluarga dan anak anaknya semenjak usia tujuh tahun
dalam rangka membiasakannya. Allah ta'ala berfirman ::

"Sesungguhnya sholat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas


orang-orang yang beriman (An Nisa: 103)

Sholat wajib bagi seorang muslim dalam kondisi apapun hingga pada
kondisi ketakutan dan sakit. la menjalankan sholat sesuai kemampuannya baik
dalam keadaan berdiri, duduk maupun berbaring hingga sekalipun tidak mampu
kecuali sekedar dengan isyarat mata atau hatinya maka ia mengkhabarkan bahwa
orang yangeboleh sholat dengan isyarat. Rasul meninggalkan sholat itu bukanlah
seorang muslim entah laki atau perempuan. Ia bersabda: ""Perjanjian antara kami
dengan mereka adalah sholat. Siapa yang meninggalkannya berarti telah kafir"
Hadits shohih.

Sholat lima waktu itu adalah sholat Shubuh, sholat Dhuhur, sholat Ashar,
sholat Maghrib dan sholat Isya. Waktu sholat Shubuh dimulai dari munculnya
mentari pagi di Timur dan berakhir saat terbit matahari. Tidak boleh menunda
sampai akhir waktunya. Waktu sholat Dhuhur dimulai dari condongnya matahari
hingga sesuatu sepanjang bayang-bayangnya. Waktu sholat Ashar dimulai setelah
habisnya waktu Dhuhur hingga matahari menguning dan tidak boleh menundanya
hingga akhir waktu. Akan tetapi ditunaikan selama matahari masih putih cerah.
Waktu Maghrib dimulai setelah terbenamnya matahari dan berakhir dengan
lenyapnya senja merah dan tidak boleh ditunda hingga akhir waktunya. Sedang
waktu sholat Isya' dimulai setelah habisnya waktu maghrib hingga akhir malam
dan tidak boleh ditunda setelah itu. Seandainya seorang muslim menunda-nunda
sekali sholat saja dari ketentuan waktunya hingga keluar waktunya tanpa alasan
yang dibenarkan syariat diluar keinginannya maka ia telah melakukan dosa besar.
Ia harus bertaubat kepada Allah dan tidak mengulangi lagi.

13
C. Puasa

Puasa pada bulan ramadhan yaitu bulan kesembilam dari bulan hijriyah.
Sifat puasa: Seorang muslim berniat puasa sebelum waktu shubuh (fajar) terang.
Kemudian menahan dari makan, minum dan jima' (hubungan lain jenis) hingga
terbenamnya matahari kemudian berbuka. Ia kerjakan hal itu selama hari bulan
Romadhon. Dengan itu ia menghendaki ridho Allah ta'ala dan beribadah kepada-
Nya. Dalam puasa terdapat beberapa manfaat tak terhingga. Diantara yang
terpenting : Merupakan ibadah kepada Allah dan menjalankan perintah-Nya.
Seorang hamba meninggalkan syahwatnya, makan dan minumnya demi Allah.
Hal itu diantara sarana terbesar mencapai taqwa kepada Allah ta'ala. Adapun
manfaat puasa dari sudut kesehatan, ekonomi, sosial maka amat banyak. Tidak
ada yang dapat mengetahuinya selain mereka yang berpuasa atas dorongan.
akidah dan iman.

D. Zakat

Allah telah memerintahkan setiap muslim yang memilki harta mencapai


nisab untuk mengeluarkan zakat hartanya setiap tahun. Ia berikan kepada yang
berhak menerima dari kalangan fakir serta selain mereka yang zakat boleh
diserahkan kepada mereka sebagaimana telah diterangkan dalam Al Qur'an.
Nishab emas sebanyak 20 mitsqal. Nishab perak sebanyak 200 dirham atau mata
uang kertas yang senilai itu. Barang-barang dagangan dengan segala macam jika
nilainya telah mencapai nishab wajib pemiliknya mengeluarkan zakatnya
manakala telah berlalu setahun. Nishab biji-bijian dan buah-buahan 300 sha".
Rumah siap jual dikeluarkan zakat nilainya. Sedang rumah siap sewa saja
dikeluarkan zakat upahnya. Kadar zakat pada emas, perak dan barang-barang
dagangan 2,5 % setiap tahunnya. Pada biji-bijian dan buah-buahan 10 % dari yang
diairi tanpa kesulitan seperti yang diairi dengan air sungai, mata air yang mengalir
atau hujan. Sedang 5% pada biji bijian yang diairi dengan susah seperti yang diairi
dengan alat penimba air. Diantara manfaat mengeluarkan zakat menghibur jiwa
orang-orang fakir dan menutupi kebutuhan mereka serta menguatkan ikatan cinta
antara mereka dan orang kaya

14
E. Haji

Rukun Islam kelima adalah haji ke baitullah Mekkah sekali seumur hidup.
Adapun lebihnya maka merupakan sunnah. Dalam ibadah haji terdapat manfaat
tak terhingga:

1. haji merupakan bentuk ibadah kepada Allah ta'ala dengan ruh, badan dan
harta.
2. ketika haji kaum muslimin dari segala penjuru dapat berkumpul dan
bertemu di satu tempat. Mereka mengenakan satu pakaian dan menyembah
satu Robb dalam satu waktu. Tidak ada perbedaan antara pemimpin dan
yang dipimpin, kaya maupun miskin, kulit putih maupun kulit hitam.
Semua merupakan makhluk dan hamba Allah. Sehingga kaum muslimin
dapat bertaaruf (saling kenal) dan taawun (saling tolong menolong).
Mereka sama-sama mengingat pada hari Allah membangkitkan mereka
semuanya dan mengumpulkan mereka dalam satu tempat untuk diadakan
hisab (penghitungan amal) sehingga mereka mengadakan persiapan untuk
kehidupan setelah mati dengan mengerjakan ketaatan kepada Allah ta'ala.

15
BAB III

PENUTUP

1.1 KESIMPULAN
1. Rukun Iman dapat diartikan sebagai pilar keyakinan, yakni pilar-pilar keyakinan
seorang muslim, dalam hal ini terdapat enam pilar keyakinan atau rukun iman dalam
ajaran Islam. yaitu:man kepada Allah. Iman kepada Malaikat-malaikat Allah, Iman
kepada Kitab-kitab Allah, Iman kepada Rasul-rasul Allah, Iman kepada hari Kiamat,
Iman kepada Qada dan Qadar.
2. Iman kepada Allah serta iman kepada sifat-sifatnya akan mempengaruhi seorang
muslim, sebab keyakinan yang ada dalam dirinya dibuktikan pada dampak
perilakunya. Jika seseorang telah beriman bahwa Allah itu ada, Maha Melihat dan
Maha Mendengar, maka dalam perilakunya. akan senantiasa berhati-hati dan
waspada, ia tidak akan merasa sendirian. kendati tidak ada seorang manusiapun di
sekitarnya.
3. Pengertian Rukun Islam dalam agama Islam terdapat beberapa aspek yang menjadi
fondasi ibadah, yang dinamakan Rukun Islam. Fondasi-fondasi ibadah tersebut
merupakan perwujudan hamba mengimplementasikan penghambaannya kepada
Allah.

1.2 SARAN

Keimanan dan tingkat ke islaman seseorang akan berpengaruh terhadap


perilakunya sehari-hari, oleh karena itu penulis menyarankan agar kita senantiasa
meningkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah SWT agar hidup kita senantiasa
berhasil menurut pandangan Allah SWT. Juga keyakinan kita terhadap malaikat,
kitab, rasul, hari akhir dan takdir senantiasa harus ditingkat demi meningkatkan
amal ibadah kita.

16
DAFTAR PUSTAKA

Wahyuni Fitri . Makalah Agama Rukun Iman dan Rukun


Islam. Makalah. https://id.scribd.com/do425687818/Makalah-Agama-
Rukun-Iman-Dan-Rukun-Islam/ diakses pada 1 Januari 2022.

17
SOAL

1. Kemukakan perbedaan dan persamaan antara etika, moral, dan


akhlak!
2. Jelaskan hubungan antara islam dan dengan disiplin ilmu kesehatan!

JAWAB

1. Akhlak, etika, moral dan budi pekerti adalah hal yang terlihat sama,
namun sejatinya berbeda. Berikut adalah persamaan dan perbedaan yang
berada diantara kata tersebut :
Persamaan Etika, Moral, Dan Akhlak
Pada objek pembahasannya adalah sebagai sebuah bentuk dari tingkah
laku, perbuatan higga sebuah bentuk perilaku. Perilaku yang akan
dilakukan pembahasan adalah sebuah bentuk dari perilaku yang dimana
dimiliki oleh seseorang yang dimana baik dan juga buruk.

Perbedaan Akhlak, Etika, Moral

Akhlak adalah sebuah bentuk dari sifat yang dimana akan dilakukan
penanaman ke dalam sebuah bentuk dari jiwa yang akan melakukan
penimbulan dari segala macam bentuk perbuatan dengan hal yang dimana
sangatlah gampang dan juga mudah. Etika adalah sebuah bentuk dari
watak kesusilaan hingga sebuah bentuk dari adat. Moral adalah sebuah
bentuk dari adat maupun sebuah bentuk dari cara hidup.

2. Islam sangat memperhatikan bidang kesehatan baik fisik (jasmani), mental


dan moral (spiritual) secara
 keseluruhan. Kesehatan jasmani misalnya tentang Thoharoh,
tercermin pada ayat-ayat Al-Qur’an: 1. QS. Al-Baqarah
 Kesehatan mental: Islam mengajarkan untuk percaya diri, optimis,
semangat, berfikir positif, tidak sombong, dan lain-lain.
 Islam berhubungan dengan epidemiologi.
 Mengatur keselamatan dan kesehatan kerja, tercermin pada QS. Al-
Qoshosh
 Mengatur kesehatan lingkungan meliputi lingkungan hidup,
pencemaran lingkungan, ekologi, ekosistem, toksikologi, AMDAL,
pencemaran B3, dan sanitasi:
 Sanitasi total berbasis mayarakat.

18

Anda mungkin juga menyukai