Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh
NIM: K202101010
Kelas: D1
KENDARI
2022
KATA PENGANTAR
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................1
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang...........................................................................3
2. Rumusan Masalah......................................................................5
3. Tujuan........................................................................................5
4. Manfaat......................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Iman.........................................................................6
2. Rukun Iman Sebagai Pilar Keyakinan.......................................7
3. Pengaruh Iman Terhadap Kehidupan Seorang Muslim.............9
4. Sifat-Sifat Orang Beriman..........................................................11
5. Hal-Hal Yang Meningkatkan Keimanan....................................11
6. Pengertian Rukun Islam.............................................................12
7. Syahadat.....................................................................................12
8. Shalat..........................................................................................13
9. Puasa..........................................................................................14
10. Zakat...........................................................................................14
11. Haji.............................................................................................15
1. Kesimpulan................................................................................16
2. Saran...........................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................17
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
yang memperkuat aqidah untuk senantiasa mengakui dan mengesakan Allah SWT
serta mengakui bahwa Nabi Muhammad sebagai utusanNya. Sholat adalah ibadah
ritual yang dijalankan sebagai sarana penghubung antara manusia dengan Allah
SWT. Zakat adalah ibadah yang memiliki dimensi sosial kemasyarakatan sebagai
perwujudan ketaatan seorang muslim kepada Allah. Puasa adalah ibadah yang
memperkuat kepribadian, dan haji sebagai rukun Islam terakhir yang
memperlihatkan ketaatan dan keinginan seorang muslim memenuhi panggilan
Allah SWT
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis akan mengkaji rukun rukun iman
di dalam islam dan kaidah-kaidah pokok ibadah dalam ajaran Islam yang dikenal
dengan nama Rukun Islam yang mencakup syahadat, sholat, zakat, puasa dan naik
haji. Melalui kajian tersebut diharapkan pemahaman penulis terhadap isi dan
makna Rukun iman dan Islam akan meningkat dan mampu pula meningkatkan
kualitas ibadah penulis.
4
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan rukun Iman?
2. Apa kedudukan rukun Iman dalam agama Islam?
3. Apa makna rukun iman terhadap kehidupan seorang muslim?
4. Apa yang dimaksud dengan rukun islam?
5. Apa kedudukan rukun islam dalam agama islam?
6. Apa makna rukun islam terhadap kehidupan seorang muslim?
5
BAB II
PEMBAHASAN
Imam Syafi'i berkata, "Iman itu meliputi perkataan dan perbuatan. Dia bisa
bertambah dan bisa berkurang. Bertambah dengan sebab ketaatan dan berkurang
dengan sebab kemaksiatan." Imam Ahmad berkata. "Iman bisa bertambah dan
bisa berkurang. Ia bertambah dengan melakukan amal, dan ia berkurang dengan
sebab meninggalkan amal. "Imam Bukhari mengatakan, "Aku telah bertemu
dengan lebih dari seribu orang ulama dari berbagai penjuru negeri, aku tidak
pernah melihat mereka berselisih bahwasanya iman adalah perkataan dan
perbuatan, bisa bertambah dan berkurang."31 Murid Al Imam Syafi'i yang
bernama Ar-Rabi berkata: "Aku mendengar Al-Imam Asy-Syafi'i berkata: "Iman
adalah ucapan dan amalan, bertambah dan berkurang" Pada riwayat yang lain
terdapat tambahan: "Bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan
kemaksiatan." Kemudian beliau membaca ayat:
6
2.2 Rukun Iman Sebagai Pilar Keyakinan Umat Islam
A. Iman Kepada Allah Ta’ala
Iman kepada Allah adalah keyakinan yang kuat bahwa Allah adalah Rabb
dan Raja segala sesuatu, Dialah Yang Mencipta. Yang Memberi Rizki, Yang
Menghidupkan, dan Yang Mematikan, hanya Dia yang berhak diibadahi.
Kepasrahan, kerendahan diri, ketundukan, dan segala jenis ibadah tidak boleh
diberikan kepada selain-Nya. Dia memiliki sifat-sifat kesempurnaan, keagungan,
dan kemuliaan, serta Dia bersih dari segala cacat dan kekurangan.
Mempercayai bahwa Allah itu adalah Zat (essensi) dan Ada (eksistensi)
pada Allah Maha Esa itu merupakan satuan. Ada pada Allah itu bersifat mutlak,
berbeda dengan eksistensi manusia bersifat nisbi. Aliran Sunni menambahkan
beberapa Sifat Ilah yang merupakan suatu kemestian, yaitu Azali (al-Qidam),
kekal tanpa batas (al Baqa), berbeda dengan setiap kebaharuan (Mukhâlafat lil
Hawâdits), keberadaannya itu pada zat-Nya sendiri (Qiyâmuhu bi Nafsihi), maha
esa (al-Wahdaniyat), berkemampuan tanpa batas (al-Qudrat), berkemauan tanpa
hambatan (al-Iradat), tahu atas setiap sesuatu (al-u), hidup (al-Hayt), mendengar
(al-Samak), menyaksikan (al Bashar), berbicara menurut zat-Nya (al-Kalam).
Iman kepada malaikat adalah keyakinan yang kuat bahwa Allah memiliki
malaikat-malaikat, yang diciptakan dari cahaya. Mereka, sebagaimana yang telah
dijelaskan oleh Allah, adalah hamba-hamba Allah yang dimuliakan. Adapun yang
diperintahkan kepada mereka, mereka laksanakan. Mereka bertasbih siang dan
malam tanpa berhenti. Mereka melaksanakan tugas masing-masing sesuai dengan
yang diperintahkan oleh Allah, sebagaimana disebutkan dalam riwayat-riwayat
mutawatir dari nash-nash Al-Qur'an maupun As-Sunnah. Jadi, setiap gerakan di
langit dan di bumi, berasal dari para malaikat yang ditugasi di sana, sebagai
pelaksanaan perintah Allah Azza wa Jalla. Maka, wajib mengimani secara tafshil
(terperinci), para malaikat yang namanya disebutkan oleh Allah, adapun yang
belum disebutkan namanya, wajib mengimani mereka secara ijmal (global).
7
C. Iman Kepada Kitab-Kitab
Iman kepada rasul-rasul adalah keyakinan yang kuat bahwa Allah telah
mengutus para rasul untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya.
Kebijaksanaan-Nya telah menetapkan bahwa Dia mengutus para rasul itu kepada
manusia untuk memberi kabar gembira dan ancaman kepada mereka. Maka, wajib
beriman kepada semua rasul secara ijmal sebagaimana wajib pula beriman secara
tafshil kepada siapa di antara mereka yang disebut namanya oleh Allah, yaitu 25
diantara mereka yang disebutkan oleh Allah dalam Al-Qur'an. Wajib pula beriman
bahwa Allah telah mengutus rasul-rasul dan nabi-nabi selain mereka, yang
jumlahnya tidak diketahui oleh selain Allah, dan tidak ada yang mengetahui
nama-nama mereka selain Allah Yang Maha Mulia dan Maha Tinggi. Wajib pula
beriman bahwa Muhammad shallallahu alaihi wa salam adalah yang paling mulia
dan penutup para nabi dan rasul, risalahnya meliputi bangsa jin dan manusia, serta
tidak ada nabi setelahnya. Kecuali mesti beriman terhadap Nabi Muhammad, yang
merupakan bagian kedua pada Syahadatain, maka setiap Muslim diwajibkan pula
mempercayai Rasul Rasul Allah pada masa-masa sebelumnya dan
memuliakannya. Di dalam kitab suci Al-Qur'an terdapat nama dua puluh lima
Rasul Allah, yang satu persatunya disebutkan dengan nyata, yaitu :Adam, Idris,
Nuh, Hud, Shalih. Ibrahim, Luth, Ismail, Ishak, Yaakub, Yusuf, Ayub, Zulkifli,
Syu'aib, Musa, Harun, Daud, Sulaiman, Ilyas. Ilyasa, Yunus, Zakharia, Yahy a.
Isa, Beberapa dalil mengenai adanya rasul Allah adalah sebagai berikut:
8
"Kami utus pada setiap ummat itu seorang Rasul". (Nahal, 16:36). "Kami
tidak akan memikulkan siksa (atas sesuatu ummat) kecuali lebih dahulu kami utus
seorang Rasul." (Isra', 17:15).
Iman kepada kebangkitan setelah mati adalah keyakinan yang kuat tentang
adanya negeri akhirat. Di negeri itu Allah akan membalas kebaikan orang-orang
yang berbuat baik dan kejahatan orang-orang yang berbuat jahat. Allah
mengampuni dosa apapun selain syirik. jika Dia menghendaki. Pengertian alba 'ts
(kebangkitan) menurut syar'i adalah dipulihkannya badan dan dimasukkannya
kembali nyawa ke dalamnya, sehingga manusia keluar dari kubur seperti belalang-
belalang yang bertebaran dalam keadaan hidup dan bersegera mendatangi
penyeru. Kita memohon ampunan dan kesejahteraan kepada Allah, baik di dunia
maupun di akhirat.
Dari Allah Ta'ala. Iman kepada takdir adalah meyakini secara sungguh-
sungguh bahwa segala kebaikan dan keburukan itu terjadi karena takdir Allah.
Allah ta'ala telah mengetahui kadar dan waktu terjadinya segala sesuatu sejak
zaman azali, sebelum menciptakan dan mengadakannya dengan kekuasaan dan
kehendak-Nya, sesuai dengan apa yang telah diketahui-Nya itu.
9
2. Pengaruh Iman Kepada Malaikat
Iman kepada kitab Allah bagi manusia dapat memberikan keyakinan yang
kuat akan kebenaran jalan yang ditempuhnya, karena jalan yang harus ditempuh
manusia telah diberitahukan Allah dalam kitab suci. Manusia tidak memiliki
kemampuan untuk melihat masa depan yang akan ditempuhnya setelah
kehidupan. untuk melihat masa depan yang akan ditempuhnya setelah hidup
berakhir, maka dengan pemberitahuan kitab suci manusia dapat mengatur
hidupnya menyesuaikan dengan rencana Allah, sehingga manusia mempunyai
masa depan yang jelas.
Beriman kepada hari akhir atau hari kiamat adalah keyakinan akan
datangnya hari akhir sebagai ujung perjalanan umat manusia. Keimanan tersebut
akan melahirkan sikap optimis, yakni bahwa tidak akan ada yang sia-sia dalam
kehidupan manusia, karena semuanya akan dipertanggungjawabkan amal ibadah
dan balasannya. Manusia tidak akan kecewa apabila di dunia ia tidak memperolah
balasan dari amal perbuatannya, karena ia yakin di hari akhir ia akan memperoleh
balasan apa yang ia perbuat di dunia ini. Apabila seorang muslim yakin akan hari
akhir, maka ia akan terhindar dari sikap malas dan suka melamun, melainkan ia
akan terus berproses dan mencari makna kehidupan.
10
6. Pengaruh Iman Kepada Takdir
11
2.3 Pengertian Rukun Islam
Dalam agama Islam terdapat beberapa aspek yang menjadi fondasi ibadah.
yang dinamakan Rukun Islam. Fondasi-fondasi ibadah tersebut merupakan
perwujudan hamba allah dalam mengimplementasikan penghambaannya kepada
Allah. Rukun Islam itu sendiri terdiri daripada lima perkara, yaitu:
1. Mengucap dua kalimat syahadat dan menerima bahwa Allah itu tunggal
dan Nabi Muhammad s.a.w itu rasul Allah.
2. Menunaikan sholat lima kali sehari.
3. Mengeluarkan zakat.
4. Berpuasa pada bulan Ramadhan.
5. Menunaikan Haji bagi mereka yang mampu.
A. Syahadat
12
B. Shalat
Shalat lima waktu sehari semalam yang Allah syariatkan untuk menjadi
sarana interaksi antara Allah dengan seorang muslim dimana ia bermunajat dan
berdoa kepada-Nya. Juga untuk menjadi sarana pencegah bagi seorang muslim
dari perbuatan keji dan mungkar sehingga ia memperoleh kedamaian jiwa dan
badan yang dapat membahagiakannya di dunia dan akhirat. Allah mensyariatkan
dalam shalat, suci badan, pakaian, dan tempat yang digunakan untuk sholat. Maka
seorang muslim membersihkan diri dengan air suci dari semua barang najis
seperti air kecil dan besar dalam rangka mensucikan badannya dari najis lahir dan
hatinya dari najis batin. Shalat merupakan tiang agama. Ia sebagai rukun
terpenting Islam setelah dua kalimat syahadat. Seorang muslim wajib
memeliharanya semenjak usia baligh (dewasa) hingga mati. la wajib
memerintahkannya kepada keluarga dan anak anaknya semenjak usia tujuh tahun
dalam rangka membiasakannya. Allah ta'ala berfirman ::
Sholat wajib bagi seorang muslim dalam kondisi apapun hingga pada
kondisi ketakutan dan sakit. la menjalankan sholat sesuai kemampuannya baik
dalam keadaan berdiri, duduk maupun berbaring hingga sekalipun tidak mampu
kecuali sekedar dengan isyarat mata atau hatinya maka ia mengkhabarkan bahwa
orang yangeboleh sholat dengan isyarat. Rasul meninggalkan sholat itu bukanlah
seorang muslim entah laki atau perempuan. Ia bersabda: ""Perjanjian antara kami
dengan mereka adalah sholat. Siapa yang meninggalkannya berarti telah kafir"
Hadits shohih.
Sholat lima waktu itu adalah sholat Shubuh, sholat Dhuhur, sholat Ashar,
sholat Maghrib dan sholat Isya. Waktu sholat Shubuh dimulai dari munculnya
mentari pagi di Timur dan berakhir saat terbit matahari. Tidak boleh menunda
sampai akhir waktunya. Waktu sholat Dhuhur dimulai dari condongnya matahari
hingga sesuatu sepanjang bayang-bayangnya. Waktu sholat Ashar dimulai setelah
habisnya waktu Dhuhur hingga matahari menguning dan tidak boleh menundanya
hingga akhir waktu. Akan tetapi ditunaikan selama matahari masih putih cerah.
Waktu Maghrib dimulai setelah terbenamnya matahari dan berakhir dengan
lenyapnya senja merah dan tidak boleh ditunda hingga akhir waktunya. Sedang
waktu sholat Isya' dimulai setelah habisnya waktu maghrib hingga akhir malam
dan tidak boleh ditunda setelah itu. Seandainya seorang muslim menunda-nunda
sekali sholat saja dari ketentuan waktunya hingga keluar waktunya tanpa alasan
yang dibenarkan syariat diluar keinginannya maka ia telah melakukan dosa besar.
Ia harus bertaubat kepada Allah dan tidak mengulangi lagi.
13
C. Puasa
Puasa pada bulan ramadhan yaitu bulan kesembilam dari bulan hijriyah.
Sifat puasa: Seorang muslim berniat puasa sebelum waktu shubuh (fajar) terang.
Kemudian menahan dari makan, minum dan jima' (hubungan lain jenis) hingga
terbenamnya matahari kemudian berbuka. Ia kerjakan hal itu selama hari bulan
Romadhon. Dengan itu ia menghendaki ridho Allah ta'ala dan beribadah kepada-
Nya. Dalam puasa terdapat beberapa manfaat tak terhingga. Diantara yang
terpenting : Merupakan ibadah kepada Allah dan menjalankan perintah-Nya.
Seorang hamba meninggalkan syahwatnya, makan dan minumnya demi Allah.
Hal itu diantara sarana terbesar mencapai taqwa kepada Allah ta'ala. Adapun
manfaat puasa dari sudut kesehatan, ekonomi, sosial maka amat banyak. Tidak
ada yang dapat mengetahuinya selain mereka yang berpuasa atas dorongan.
akidah dan iman.
D. Zakat
14
E. Haji
Rukun Islam kelima adalah haji ke baitullah Mekkah sekali seumur hidup.
Adapun lebihnya maka merupakan sunnah. Dalam ibadah haji terdapat manfaat
tak terhingga:
1. haji merupakan bentuk ibadah kepada Allah ta'ala dengan ruh, badan dan
harta.
2. ketika haji kaum muslimin dari segala penjuru dapat berkumpul dan
bertemu di satu tempat. Mereka mengenakan satu pakaian dan menyembah
satu Robb dalam satu waktu. Tidak ada perbedaan antara pemimpin dan
yang dipimpin, kaya maupun miskin, kulit putih maupun kulit hitam.
Semua merupakan makhluk dan hamba Allah. Sehingga kaum muslimin
dapat bertaaruf (saling kenal) dan taawun (saling tolong menolong).
Mereka sama-sama mengingat pada hari Allah membangkitkan mereka
semuanya dan mengumpulkan mereka dalam satu tempat untuk diadakan
hisab (penghitungan amal) sehingga mereka mengadakan persiapan untuk
kehidupan setelah mati dengan mengerjakan ketaatan kepada Allah ta'ala.
15
BAB III
PENUTUP
1.1 KESIMPULAN
1. Rukun Iman dapat diartikan sebagai pilar keyakinan, yakni pilar-pilar keyakinan
seorang muslim, dalam hal ini terdapat enam pilar keyakinan atau rukun iman dalam
ajaran Islam. yaitu:man kepada Allah. Iman kepada Malaikat-malaikat Allah, Iman
kepada Kitab-kitab Allah, Iman kepada Rasul-rasul Allah, Iman kepada hari Kiamat,
Iman kepada Qada dan Qadar.
2. Iman kepada Allah serta iman kepada sifat-sifatnya akan mempengaruhi seorang
muslim, sebab keyakinan yang ada dalam dirinya dibuktikan pada dampak
perilakunya. Jika seseorang telah beriman bahwa Allah itu ada, Maha Melihat dan
Maha Mendengar, maka dalam perilakunya. akan senantiasa berhati-hati dan
waspada, ia tidak akan merasa sendirian. kendati tidak ada seorang manusiapun di
sekitarnya.
3. Pengertian Rukun Islam dalam agama Islam terdapat beberapa aspek yang menjadi
fondasi ibadah, yang dinamakan Rukun Islam. Fondasi-fondasi ibadah tersebut
merupakan perwujudan hamba mengimplementasikan penghambaannya kepada
Allah.
1.2 SARAN
16
DAFTAR PUSTAKA
17
SOAL
JAWAB
1. Akhlak, etika, moral dan budi pekerti adalah hal yang terlihat sama,
namun sejatinya berbeda. Berikut adalah persamaan dan perbedaan yang
berada diantara kata tersebut :
Persamaan Etika, Moral, Dan Akhlak
Pada objek pembahasannya adalah sebagai sebuah bentuk dari tingkah
laku, perbuatan higga sebuah bentuk perilaku. Perilaku yang akan
dilakukan pembahasan adalah sebuah bentuk dari perilaku yang dimana
dimiliki oleh seseorang yang dimana baik dan juga buruk.
Akhlak adalah sebuah bentuk dari sifat yang dimana akan dilakukan
penanaman ke dalam sebuah bentuk dari jiwa yang akan melakukan
penimbulan dari segala macam bentuk perbuatan dengan hal yang dimana
sangatlah gampang dan juga mudah. Etika adalah sebuah bentuk dari
watak kesusilaan hingga sebuah bentuk dari adat. Moral adalah sebuah
bentuk dari adat maupun sebuah bentuk dari cara hidup.
18