A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
1) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
2) Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;
3) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
4) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimanatelah
beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor23Tahun2014 tentang Pemerintahan
Daerah;
5) Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan
2. Gambaran Umum
Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam
rangka mewujudkan visi misi Presiden dan implementasi Nawa Cita yang kelima yaitu
meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Untuk mewujudkan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya, diselenggarakan upaya kesehatan perorangan dan
upaya kesehatan masyarakat, dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan.
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, mengamanatkan Dana Alokasi Khusus (DAK)
sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi daerah dalam pelaksanaan desentralisasi,
diantaranya untuk meningkatkan pembangunan kesehatan, sehingga Pemerintah baik
Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah dapat menyediakan pelayanan kesehatan
yang merata, terjangkau dan berkualitas. Dan dalam Pasal 298 ayat (7) menyebutkan belanja
DAK diprioritaskan untuk mendanai kegiatan fisik dan dapat digunakan untuk kegiatan
nonfisik serta pengalokasian DAK Bidang Kesehatan ini tidak untuk mengambil alih
tanggungjawab pemerintah daerah dalam pelaksanaan pembiayaan pembangunan
kesehatan di daerah.
Dalam konsep pembangunan nasional, Kementerian Kesehatan bertanggungjawab
melaksanakan Program Indonesia Sehat yang bertujuan untuk:
1) meningkatkan pengetahuan, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
dalam lingkungan hidup yang sehat agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
optimal melalui terciptanya perilaku hidup sehat sehingga terwujudnya bangsa yang
mandiri, maju dan sejahtera;
2) terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat di bidang kesehatan dalam meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya.
Pelaksanaan program Indonesia Sehat ini memerlukan kerangka regulasi dan
kebijakan pembiayaan pembangunan kesehatan yang komprehensif antar pemerintahan dan
antar pelaku pembangunan kesehatan.
Mempertimbangkan tanggungjawab pengelolaan DAK Bidang Kesehatan berada di
tangan Bupati/Walikota yang secara teknis dilaksanakan oleh Kepala Dinas Kesehatan dan
atau Direktur Rumah Sakit Daerah, maka Kementerian Kesehatan menyiapkan pilihan
kegiatan yang perlu dilakukan agar tujuan pembangunan kesehatan secara nasional dapat
tercapai. Untuk itu, prinsip-prinsip tata kelola yang baik (good governance) yakni transparan,
efektif, efisien, akuntabel dan tidak duplikasi dengan sumber pembiayaan lainnya harus
menjadi perhatian dan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh oleh para pelaksana
pembangunan kesehatan di daerah. Dengan anggaran DAK Bidang Kesehatan Tahun 2022
untuk kegiatan nonfisik, diharapkan dapat mendukung pembangunan kesehatan di daerah
yang sinergis dengan prioritas nasional.
Bantuan Operasional Kesehatan adalah salah satu program Kementerian Kesehatan.
BOK merupakan upaya pemerintah untuk membantu daerah mencapai target nasional
bidang kesehatan yang menjadi kewenangan wajib daerah.Pemanfaatan dana BOK
diarahkan untuk pencapaian target Standar Pelayanan Minimal bidang kesehatan menuju
target SDG’s.BOKmerupakan bantuan pemerintah pusat kepada
pemerintahdaerahuntukmendukung operasionalpuskesmas dalam rangka pencapaian
program kesehatan prioritas nasional bidang kesehatan, khususnya kegiatan promotifdan
preventif sebagai bagian dariupaya kesehatan masyarakat.BOK
diarahkanuntukmendekatkan petugas Kesehatan kepada masyarakat dan memberdayakan
masyarakatmelaluimobilisasi kader kesehatan untuk berperan aktifdalampembangunan
kesehatanyangdilakukanmelalui pendekatan keluarga. Adapun dalam pengelolaannya BOK
menggunakan mekanisme APBD.
Arah kebijakan DAK Nonfisik Bidang Kesehatan meliputi:
1. Peningkatan kesiapan pelayanan Kesehatan di Puskesmas daam upaya penggerakan
promotive dan preventif;
2. Upaya penurunan AKI-AKB, percepatan perbaikan gizi masyarakat, percepatan
penurunan stunting, pembudayaan gerakan masyarakat hidup sehat, deteksi dini,
preventif, dan respons penyakit, akselerasi program indonesia sehat dengan pendekatan
keluarga (PIS-PK), kesehatan lanjut usia dan penyehatan lingkungan serta upaya
pencegahan dan pengendalian Corona Virus Disease 19 (COVID-19),proyeksi insentif
UKM luar gedung,insentif UKM dalam gedung
Adapun rincian menu kegiatan Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas meliputi:
No Rincian Menu/Komponen Uraian
UKM ESENSIAL
1. Upaya Penurunan AKI-AKB
a Surveilans kesehatan ibu dan Kegiatan terkait upaya penurunan AKI-AKB dalam
bayi memprediksi situasi pangan dan gizi secara teratur
danterus-menerus sehingga setiap perubahan situasi
dapat dideteksi lebih awal (dini) untuk segera
dilakukan tindakan pencegahan.
b. Gerakan Perempuan Pekerja Merupakan upaya dari Pemerintah, masyarakat
Sehat Produktif (GP2SP) maupun pengusaha untuk menggalang kesadaran
dan peran guna meningkatkan kepedulian dalam
upaya memperbaiki kesehatan pekerja perempuan
sehingga dapat meningkatkan produktivitas.
c. Peningkatan mutu layanan lbu Suatu upaya untuk memberikan pelayanan yang
dan bayi baru lahir di berkualitas agar dapat memenuhi kebutuhan
Puskesmas dan Rumah Sakit masyarakat terutama ibu dan bayi baru lahir. (melalui:
P4K, pelayanan ANC terpadu, pelayanan PNC,
pemantauan & pemeriksaan neonatus)
13. Survei anak sekolah dalam Kegiatan terkait pengamatan yang sistemtis dan terus
rangka pencegahan dan menerus terhadap pengendalian dan penceghan
pengendalian penyakit penyakit baik menuar maupun tidak menular dilingkup
sekolah, sehingga perubahan situasi dapat di dteksi
lebih awal dan dapat dilakukan tindakan segera.
14. Surveilans binatang pembawa Kegiatan terkait pengamatan sistematis dan terus
penyakit serta pengiriman menerus terhadap binatang pembawa penyakit, seta
spesimen untuk konfirmasi pemeriksaan dan pengiriman spesimen untuk
konfirmasi, sehingga perubahan situasi dapat di
deteksi lebih awal dan dapat dilakukan tindakan
segera.
15. Belanja Alat Pelindung Diri Kegiatan yang bertujuan untuk melindungi petugas
(APD) untuk surveilans dalam dari resiko bahaya penularan penyakit.
rangka Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit
terutama untuk penyelidikan
epidemiologi dan pelacakan
kontak
16. Validasi sasaran, hasil cakupan Kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan akses
GME, Depresi, ODGJ Berat, pelayanan kesehatan jiwa, meningkatkan
Penyalahgunaan Napza dan pengendalian masalah penyalahgunaan napza dan
Bunuh Diri meningkatkan kesehatan jiwa pada masyarakat.
17. Deteksi dini kasus HIV/AIDS, Kegiatan yang bertujuan untuk menurunkan angka
TBC, Hepatitis, Malaria dan kejadian kesakitan dan kematian serta mengurangi
penyakit menular lainnya pada resiko penularan terhadap orang lain sehingga angka
lbu hamil dan kelompok harapan hidup miningkat.
berisiko
18. Deteksi dini faKor risiko PTM di
Kegiatan deteksi dini dan pematauan faktor resiko
posbindu PTM dan Posyandu PTM utama yang dilaksanakan secara terpadu,rutin
lansia dan periodik pada saat pelaksanaan POSBINDU dan
Posyandu Lansia
19. Penemuan kasus PD3l, kasus Kegiatan berupa deteksi dini melalui kunjungan
kontak TB dan kasus mangkir, rumah untuk penemuan kasus PD3I, kasus kontak TB
kasus kontak kusta serta orang dan kasus mangkir, kasus kontak kusta serta orang
dengan gangguan jiwa serta dengan gangguan jiwa serta penyakit lainnya
penyakit lainnya
No Rincian Menu/Komponen Uraian
20. Kunjungan ulang kasus Acute Kegiatan berupa Kunjungan rumah untuk
Flaccyd Paralysis (AFP) pemantauan kaus Acute Flaccid Paralysis(AFP)
21. Konseling dan deteksi dini Kegiatan berupa kunjungan rumah dengan cara
masalah kesehatan jiwa dan pendekatan personal kepada pasien dalam rangka
napza konseling untuk dan mendeteksi secara dini pasien
ODGJ dan napza
22. Pelaksanaan pelayanan Kegiatan berupa pelayanan imunisasi rutin di
imunisasi baik imunisasi rutin, Posyandu dan kegiatan lapangan berupa kunjungan
pengenalan antigen baru, rumah, pengenalan antigen baru, imunisasi
imunisasi tambahan, maupun tambahan, maupun kegiatan defaulter tracking
kegiatan defaulter tracking
23. Sosialisasi pelaksanaan kegiatan Penyampaian Informasi serta koordinasi
imunisasi rutin kepada terkait pemberian imunisasi rutin lanjutan bagi anak
orangtua dan Bulan lmunisasi usia sekolah kelas 1,2,5 dan 6 SD/MI/Sederajat.
Anak Sekolah (BIAS) kepada
guru dan wali murid
24. Pemberian Obat Pencegah Kegiatan pemberian obat yang dilakukan untuk
Masal (POPM) untuk mematikan cacing secara serentak
pencegahan penyakit kepadasemuapenduduksasarandiwilayah berisiko
kecacingan sebagai bagian dariupaya pencegahan
penularan kecacingan
25. Advokasi/sosialisasi/ kegiatan komunikasi penyampaian Informasi serta
lokakarya/rapat koordinasi koordinasi antara lintas sektor mauapun lintas
Lintas Sektor (LS)/ Lintas program terkait pencegahan dan pengendalian
Program (LP) terkait penyakit menular maupun penyakit tidak menular
pencegahan dan pengendalian
penyakit
26. Penyediaan bahan media Bahan yang digunakan untuk penyampaian pesan
Komunikasi, lnformasi dan secara langsung atau tidak langsung sehingga dapat
Edukasi (KlE) mempengaruhi perubahan perilaku kearah yang
positif.
27. Pendataan sasaran POPM Sasaran POPM Filariasis seluruh penduduk yang
tinggal didaerah endemis filariasis.Filariasis Adalah
Penyakit Dimana seseorang mempunyai cacing
dalam ususnya dan menimbulkan gejala atau tanpa
gejala.Kegiatan Yang dilakukan untuk mendata anak
usia 1-12 Tahun yang belum mendapatkan obat
cacing
28. Pengambilan obat POPM ke Pemberian Obat Pencegahan Filariasis Adalah
Dinas Kesehatan Kab/Kota memberikan obat Anti Filariasis kepada semua
penduduk di daerah endemis filaria.
29. Sweeping untuk meningkatkan Upaya Aktif mencari dan melengkapi dengan
cakupan POPM, imunisasi dan kunjngan rumah untuk meningkatkan cakupan
penyakit menular lainnya POPM,Imunisasi dan Penyakit Menular Lainya.
30. Pengendalian vektor nyamuk Upaya pengendalian vektor nyamuk yang di lakukan
(Pemberantasan Sarang dengan cara kimia dan pengelolaan lingkungan.
Nyamuk, larvasidasi, fogging, Dengan cara kimia yaitu dengan pemberian abatesasi
lndoor Residual Spraying (lRS), dan fogging, dan pengelolaan lingkungan dengan
modifikasi lingkungan) cara pemberantasan sarang nyamuk (PSN)
39. Monitoring, bimbingan teknis Kegiatan yang melibatkan peran serta masyarakat
pelaksanaan kegiatan pos dalam melakukan kegiatan deteksi dini dan
pembinaan terpadu (Posbindu) pemantauan factor resiko PTM utama yang
penyakit tidak menular oleh dilaksanakan secara terpadu rutin dan periodik
petugas Puskesmas
40. Pengendalian faktor risiko Kegiatan yang dilakukan secara terpasu oleh
lainnya yang dapat pemerintah daerah dan masyarakat meliputi
menimbulkan penyakit pada penyelidikan epidemiologi, penatalaksanaan
situasi KLB, situasi khusus dan penderita
bencana
No Rincian Menu/Komponen Uraian
41. Pelaksanaan Dukungan Kegiatan yang dilakukan untuk mengatasi dampak
Kesehatan Jiwa dan Kesehatan jiwa dan psikososial pada sebagian orang
Psikososial pada Bencana akibat kehilangan keluarga dan sahabat, kehilangan
tempat tinggal, dan harta benda, kehilangan akan
makna kehidupan yang dimiliki, perpindahan tempat
hidup serta perasaan ketidakpastian karena
kehilangan orientasi masa depan, serta keamanan
personal.
42. Pendampingan penderita Pendampingan penderita akan berdampak pada
penyakit menular menahun dan kepatuhan minum obat pasien dengan penyakit
penyakit tidak menular menular menahun dan penyakit tidak menular untuk
mencegah penderita agar tidak bosan dan putus
berobat saat pengobatan
43. Validasi data laporan hasil Validasi data merupakan salah satu upaya yang
POPM dan manajemen kasus sangat penting untuk bisa menghasilkan data yang
filariasis berkualitas sehingga bisa menghasilkan informasi
yang benar dan tidak meresahkan
44. Kunjungan rumah untuk Kegiatan melakukan followup pasien yang terkena
tatalaksana/manajemen kasus penyakit filariasis serta tata laksana/manajemen
filariasis dalam penanganannya
45. Follow up tatalaksana dan Melakukan kegiatan kepada pasien pencegahan
pencegahan cacat kasus kusta cacat, kasus kusta, dan penyakit menuar lain serta
dan penyakit menular lainnya gangguan jiwa
serta gangguan jiwa
46. Pendampingan rujukan kasus Program ini diinisiasi untuk memberikan
gangguan jiwa dan napza pendampingan kepada ODGJ agar dapat
meningkatkan kualitas hidup mereka dan agar
mereka terintegrasi dalam sistem di masyarakat
47. Pembentukan dan pengaktifan, Pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan
serta pembinaan kader upaya deteksi dini, preventif dan respon Penyakit
kesehatan program P2P serta menular dan Penyakit Tidak Menular (PTM)
masalah kesehatan iiwa dan
Napza
48. Orientasi/pembekalan/ Peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia dalam
peningkatan kapasitas SDM mencegah dan mengendalikanpenyakit
bagi kader kesehatan untuk menular/infeksi
peningkatan P2P
49. Pertemuan berkala kader program pelayanan kesehatan Puskesmas untuk
kesehatan untuk P2P mencegah dan mengendalikan penyakit menular&
penyakit tidak menular (PTM)
50. Monitoring dan bimbingan Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan
teknis kader kesehatan oleh masyarakat (promotif dan preventif) di wilayah kerja
petugas Puskesmas Puskesmas
51. Koordinasi terpadu lintas Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sebagai
program/lintas sektor tentang upaya dalam mewujudkan Indonesia sehat dengan
pencegahan dan pengendalian koordinasi lintas program & lintas sektor
penyakit tingkat Puskesmas
No Rincian Menu/Komponen Uraian
5. STBM Desa/ Kelurahan Prioritas
a. Pelaksanaan STBM Kegiatan pertemuan/kunjungan lapangan terkait
Desa/Kelurahan Prioritas kegiatan pendekatan untuk mengubah perilaku
higienis dan saniter melalui pemberdayaan
masyarakat dengan cara pemicuan
6. Dukungan Operasional UKM Tim Nusantara
a. Dukungan Operasional UKM
Tim Nusantara
7. Penyediaan Tenaga dengan Perjanjian Kerja
a. Penyediaan Tenaga dengan Penyedian/pengadaan dengan merekrut tenaga
Perjanjian Kerja sesuai kebutuhan di masing-masing Puskesmas
dengan perjanjian kerja yang merupakan perjanjian
antara pekerja/buruh/tenaga dengan pengusaha atau
pemberi kerja/organisasi yang memuat syarat-syarat
kerja, hak, dan kewajiban para pihak
8. Akselerasi Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK)
a. Pelaksanaan kunjungan Akselerasi Program Indonesia Sehat dengan
keluarga dan intervensi awal Pendekatan Keluarga (PIS-PK) yaitu percepatan
dalam rangka deteksi dini dan pendekatan pelayanan kesehatan yang menggali
pengelolaan masalah faktor resiko terjadinya penyakit dalam suatu keluarga
kesehatan terintegrasi melalui dan menilai status kesehatan keluarga, yang
pendekatan keluarga kemudian diwujudkan dalam bentuk Indeks Keluarga
Sehat (IKS).
b. Pelaksanaan intervensi lanjut Kegiatan pelaksanaan intervensi lanjut termasuk
termasuk Perkesmas dalam Perkesmas dalam rangka intervensi hasil PIS-PK
rangka intervensi hasil PIS-PK terkait dengan program Akselerasi Program Indonesia
Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK)
9. Fungsi Manajemen Puskesmas (P1,P2, P3)
a. Lokakarya mini dalam rangka Kegiatan pertemuan LS/LP terkait kegiatan yang ada
Penguatan Perencanaan (P1), di puskesmas terdiri dari P1 (Perencanaan) adalah
Penggerakan Pelaksanaan penyusunan rencana lima tahunan dengan tahapan
(P2), Pengawasan tiap-tiap tahun ditingkat Puskesmas yang bertujuan
Pengendalian dan Penilaian untuk meningkatkan cakupan pelayanan program
(P3) Kinerja Puskesmas serta prioritas. Komponen P2 Puskesmas dilakukan melalui
kegiatan koordinasi lintas lokakarya mini. Komponen P3 (Pengawasan,
sektor lainnya Pengendalian dan Penilaian) adalah upaya untuk
melakukan penilaian prestasi kerja Puskesmas
10. Upaya Kesehatan Lanjut Usia
a. Pelatihan Caregiver Informal Kegiatan pelatihan kepada para pendamping Iansia
oleh Puskesmas (kader) atau pengasuh yang membantu Iansia yang
memiliki keterbatasan dalam aktifitas sehari-hari.
Tujuan pelatihan ini untuk memberikan bekal kepada
pendamping Iansia dalam memenuhi kebutuhan
dasar mengenai Iansia, komunikasi Iansia, perawatan
ADL, gizi Iansia, upaya perawatan penyakit
degeneratif
11. Insentif UKM Kegiatan pemberian imbalan diluar gaji,bersifat
material pada petugas puskesmas sebagai kompensasi
atas kesediannya untuk melakukan kegiatan UKM
untuk meningkatkan kinerja program UKM di
puskesmas
COVID-19
1. Upaya Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 19 (COVID-19)
a. Pelacakan kontak dan kegiatan yang dilakukan untuk mencari dan
Pemantauan harian selama memantau kontak erat dari kasus konfirmasi
karantina dan/ atau isolasi oleh bertujuan Untuk memutus rantai penularan dan
tracer dan/atau petuqas menemukan kasus sejak dini karena kasus konfirmasi
Puskesmas dapat menularkan ke orang lain 2 hari sebelum kasus
timbul gejala hingga 14 hari sejak timbul gejala.
b. Biaya Komunikasi Pelacakan Kegiatan untuk Proses Identifikasi, menilai dan
Kontak dan Pemantauan menngelola orang-orang telah terpapar suatu
penyakit untuk mencegah penularan lebih lanjut dan
di pantau selama 10-14 hari
c. Pengolah data Puskesmas Petugas yang bertanggungjawab untuk mengelola
data untuk mengasilkan informasi atau menghasilkan
data
d. Biaya Komunikasi untuk Anggaran untuk petugas pengelola data
pengolah data Puskesmas bertanggungjawab untuk mengelola data untuk
mengasilkan informasi atau menghasilkan data
e. Pengiriman specimen Pengiriman sampel PCR ke RS/laboratorium rujukan
yang ditunjuk
f. Peningkatan kapasitas bagi Kegiatan untuk meningkatkan kemampuan petugas
petugas pelacakan kontak/tracer pelacak kontak/tracer dalam melakukan penelusuran
kontak erat, pemantauan isolasi dan karantina
mandiri, serta perubahan perilaku di masyarakat
g. Pengembangan konseling melakukan pelayanan yang meliputi: psikoedukasi
daring kesehatan jiwa untuk bagi masyarakat, baik langsung maupun melalui
penanganan krisis psikososial media massa; deteksi dini, dan tatalaksana serta
rehabilitasi bagi masyarakat yang mengalami
masalah kesehatan jiwa dan psikososial serta
memberikan pelatihan, dan/ atau orientasi kepada
tokoh masyarakat dan pekerja sosial tentang
keterampilan layanan psikologis dasar, misalnya cara
memberi dukungan emosional, memberi informasi,
pengenalan masalah kesehatan jiwa yang mendasar,
manajemen stres, konseling menghadapi duka serta
cara merujuk ke puskesmas atau RS bila diperlukan
B. PENERIMA MANFAAT