Anda di halaman 1dari 6

MODUL I

HAKEKAT BERMAIN
Dra, Yulsyofriend, M.Pd

Pendidikan pada dasarnya tidak selalu menghabiskan waktu di dalam bangku


sekolah formal akan tetapi pendidikan juga bisa diperoleh disaat bermain dan belajar.
Rata –rata anak kecil cenderung menyukai sebuah permainan. Dalam hal ini lah
permainan mempunyai titik sentral untuk perkembangan seorang anak. Kaerena ini lah
permainan bagi anak adalah merangsang pertumbuhan, perkembangan maupun
kecerdasan dasar seorang anak.

1. Pengertian bermain
Bermain adalah kegiatan yanga anak-anak lakukan sepanjang hari karena bagi anak
bermain adalah hidupdan hidup adalah bermain (Mayesty,1990:196-197). Anak usia dini
tidak membedakan antara bermain belajar dan bekerja. Anak – anak umum nya
menikmati permainan dan akan terus melakukan dimanapun mereka berada dan memiliki
kesempatan untuk bermaian. Bermain, menurut Smith and Pellegrini (2008) merupakan
kegiatan yang dilakukan untuk kepentingan diri sendiri, dilakukan dengan cara-cara
menyenangkan, tidak diorientasikan pada hasil akhir, fleksibel, aktif, dan positif. Hal ini
berarti, bermain bukanlah kegiatan yang dilakukan demi menyenangkan orang lain, tetapi
semata-mata karena keinginan dari diri sendiri. Oleh karena itu, bermain itu
menyenangkan dan dilakukan dengan cara-cara yang menyenangkan bagi pemainnya. Di
dalam bermain, anak tidak berpikir tentang hasil karena proses lebih penting daripada
tujuan akhir. Bermain juga bersifat fleksibel, karenanya anak dapat membuat kombinasi
baru atau bertindak dalam cara-cara baru yang berbeda dari sebelumnya. Bermain
bukanlah aktivitas yang kaku. Bermain juga bersifat aktif karena anak benar-benar
terlibat dan tidak pura-pura aktif. Bermain juga bersifat positif dan membawa efek positif
karena membuat pemainnya tersenyum dan tertawa karena menikmati apa yang mereka
lakukan. Dengan demikian, bermain adalah kegiatan yang menyenangkan, bersifat
pribadi, berorientasi proses, bersifat fleksibel, dan berefek positif. Bermain juga dapat
diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan demi kesenangan dan tanpa
mempertimbangkan hasil akhir. Kegiatan tersebut dilakukan secara suka rela, tanpa
paksaan atau tekanan dari pihak luar (Hurlock, 1997).
Piaget dalam Mayesti (1990:42) mengatakan bahwa bermain adalah sesuatu kegiatan
yang dilakukan secara berulang-ulang dan akan menimbulkan kesenangan, kepuasan
bagi diri sendiri, sedangkan Parten dalam Dockett dan Fleer (2000:14) memandang
bahwa bermain adalah sebagai sarana sosialisasi diharapkan melalui bermain dapat
memberi kesempatan anak untuk bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan,
berkreasai dan belajar secara me nyenangkan.
Emmy Budiati (2008) Bermain merupakan kebutuhan bagi anak, karena melalui
bermain anak akn merasa senang, dan bermain adalah suatu kebutuhan yang sufah ada
(inhem) dalam diri anak. Dengan demikian anak dapat mempelajari berbagai
keterampialan dengan senang hati, tanpa merasa di paksa atau pun ter paksa ketika
kegiatan bermain. Bermain mempunyai banyak manfaat dalam mengembangkan
ketrampilan dan kecerdasan anak agar lebih siap menuju pendidikan selanjutnya.
Kecerdasan anak tidak hanya di tentukan oleh skor tunggal yang di ungkap melalui tes
intelegensi saja akan tetapi anak juaga memiliki sejumplah kecerdasan jamak yang
berwujud keterampilan dan kemampuan.
Contohnya ketika menolong teman tidak saling berebut dan bertengkar kesediaan
berbagi dan kedisiplinan, berani mengambil keputusan dan bertanggung jawab. Sebagai
mana plato dan Aristoteles, frobel menganggap jika bermain sebagai legiatan yang
mempunyai nilai praktis. Artinya, bermain sebagai media untuk meningkatkan
ketrampilan dan kemampuan tertentu pada anak. Bermain juga berfungsi sebagai sarana
refresing untuk memulihkan tenaga seseorang setelah lelah bekerja dan dihinggapi rasa
jenuh.
Jadi jika sejak awal perkembangan nya anak di kondisikan pada bidang yang di
minatinya maka anak akan semakin meningkat pengetahuan nya akan bidang yang
ditekuni telak. Sedangkan Frobel berdasarkan pengalaman nya sebagai pengajar, lebih
menekan kan pentingnya bermain dalam belajar, dia menyadari bahwa kegiatan bermain
maupun mainan yang dinikmati anak dapat digunakan untuk menarik perhatian kepada
anak dan mampu untuk mengembangkan pengetahuan mereka.

Berdasarkan pengamatan, pengalaman dan hasil penelitian para ahli dapat dikatakan
bahwa bermain mempunyai arti sebagai berikut:
1. Anak memperoleh kesempatan mengembangkan potensi-potensi yang ada padanya.
Anak akan menemukan dirinya, yaitu kekuatan dan kelemahannya, kemampuannya, serta
juga minat dan kebutuhannya
2. Memberikan peluang bagi anak untuk berkembang seutuhnya, baik fisik, intelektual,
bahasa dan perilaku (psikososial serta emosional)
3. Anak terbiasa menggunakan seluruh aspek panca indranya sehingga terlatih dengan baik.
4. Secara alamiah memotivasi anak untuk mengetahui sesuatu lebih mendalam lagi.

2. Tujuan Bermain
Pada dasrnya bermain memiliki tujuan utama yakni memelihara perkembangan atau
pertumbuhan optimal anak usia dini melalui bermain yang kreatif, interaktif dan
terintregrasi dengan lingkungan bermain anak.
Elkonin dalam Catron dan Allen (1999:163) salah seorang murid dari Vygodsky
menggambarkan empat prinsip bermain yaitu.
a) Dalam bermain anak mengembangkan sistem untuk memahami apa yang sedang
terjadi dalam rangka mengetahui tujuan yang kompleks
b) Kemampuan untuk menempatkan perspektif orang lain melalui aturan – aturan dan
menegosiasikan aturan bermain.
c) Anak menggunakan suatu replika untuk menggantikan prodak nyata lalu mereka
menggantikan suatu prodak yang berbeda, kemampuan menggunakan simbul termasuk
kedalam perkembangan berfikir abstrak dan imajinatif.
d) Kehati –hatian dalam bermain mungkin terjadi karena anak perlu mengikuti aturan
permainan yang telah di tentukan bersama teman lain nya.
Untuk mendukung hal tersebut seorang anak mampu melakukan pembelajaran yang
situasinya merupakan khayalan anak tersebut atau yang bisa di sebut dengan bermain
sosiodrama bermain pura – pura atau bermain drama.
Beberapa tujuan dari bermain dan permainan anak sebagai berikut:
a) Menanamkan kebiasaan disiplin dan tanggungjawab dalam kehidupan sehari- hari.
b) Melatih sikap ramah dan suka bekerja sama dengan teman, menujukkan kepedulian.
c) Menanamkan budipekerti yang baik.
d) Melatih anak untuk berani dan menantang ingin mempunya rasa ingin tahu yang besar.
e) Melatih anak untuk menyayangi dan mencintai lingkungan dan ciptaan tuhan.
f) Melatih anak untuk mencari berbagai konsb moral yang mendasar seperti salah, benar,
jujur, adil dan fair.

3. Fungsi Bermain
Pada awal abad yang lalu, Sigmund Freud sudah mengemukakan bahwa kegiatan
bermain memungkinkan tersalurnya dorongan – dorongan instingtual anak dalm
meringankan snak pada beban mental. Kegiatan bermain merupakan sarana yang aman
yang dapat digunakan untuk mengulan ulang pelaksanan dorongan – dorongan itu dan
juga reaksi – reaksi mental yang mendasarinya .
Wolfgang dan wolfgang (1999:32-37) berpendapat bahwa terdapat sejumplah
nilai- nilai dalam bermain (the value of play) yaitu bermain dapat mengembangkan
keterampilan sosial, emosional, koknitif .dalam pembelajaran terdapat berbagai kegiatan
yang memiliki dampak dalam perkembangan anak, sehingga dapat di identifikasikan
bahwa fungsi bermain antara lain:
1) Berfungsi untuk mencerdaskan otot pikiran.
2) Berfungsi untuk mengasah panca indra.
3) Berfungsi sebagai media terapi.
4) Berfungsi untuk memacu kreatifitas.
5) Berfungsi untuk melatih intelektual.
6) Berfungsi utuk menemukan sesuatu yang baru.
7) Berfungsi untuk melatih empati.
4. Manfaat Bermain Bagi Anak
Bermain disekolah dapat membantu perkembangan anak apabila cukup diberikan
waktu, ruang, materi dan kegiatan.Anak-anak membutuhkan waktu tertentu untuk dapat
mengembangkan keterampilantertentu ketika melakukan permainan.Tersedianya ruangan dan
materi yang cukup memberi kesempatan pada anak untuk aktif dan produktif melakukan
kegiatan bermain.
Beberapa manfaat yang bisa diperoleh seorang anak melalui bermainantara lain
(Zaviera, 2008):

1. Aspek fisik, dengan mendapat kesempatan untuk melakukan kegiatan yang banyak
melibatkan gerakan – gerakan tubuh, akan membuat tubuh anak menjadi sehat.
2. Aspek perkembangan motorik kasar dan halus, hal ini untuk meningkatkan
keterampilan anak.
3. Aspek sosial, anak belajar berpisah dengan ibu dan pengasuh. Anak belajar menjalin
hubungan dengan teman sebaya, belajar berbagi hak, mempertahankan hubungan,
perkembangan bahasa, dan bermain peran sosial.
4. Aspek bahasa, anak akan memperoleh kesempatan yang luas untuk berani bicara. Hal
ini penting bagi kemampuan anak dalam berkomunikasi dan memperluas
pergaulannya.
5. Aspek emosi dan kepribadian. Melalui bermain, anak dapat melepaskan ketegangan
yang dialaminya. Dengan bermain berkelompok, anak akan mempunyai penilaian
terhadap dirinya tentang kelebihan yang dimiliki sehingga dapat membantu
perbentukan konsep diri yang positif, mempunyai rasa percaya diri dan harga diri.
6. Aspek kognisi. Pengetahuan yang didapat akan bertambah luas dan daya nalar juga
bertambah luas, dengan mempunyai kreativitas, kemampuan berbahasa, dan
peningkatan daya ingat anak.
7. Aspek ketajaman panca indra. Dengan bermain, anak dapat lebih peka pada hal – hal
yang berlangsung dilingkungan sekitarnya.
8. Aspek perkembangan kreativitas. kegiatan ini menyangkut kemampuan melihat
sebanyak mungkin alternatif jawaban. Kemampuan divergen ini yang mendasari
kemampuan kreativitas seseorang.
9. Terapi. Melalui kegiatan bermain anak dapat mengubah emosi negative menjadi
positif dan lebih menyenangkan

Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa Bermain adalah kegiatan yanga anak-anak lakukan sepanjang
hari karena bagi anak bermain adalah hidup dan hidup adalah bermain. Anak usia dini tidak
membedakan antara bermain belajar dan bekerja. Anak – anak umum nya menikmati
permainan dan akan terus melakukan dimanapun mereka berada dan memiliki kesempatan
untuk bermaian Di dalam bermain, anak tidak berpikir tentang hasil karena proses lebih
penting daripada tujuan akhir. Bermain juga bersifat fleksibel, karenanya anak dapat
membuat kombinasi baru atau bertindak dalam cara-cara baru yang berbeda dari sebelumnya.
Bermain bukanlah aktivitas yang kaku. Bermain juga bersifat aktif karena anak benar-benar
terlibat dan tidak pura-pura aktif. Bermain juga bersifat positif dan membawa efek positif
karena membuat pemainnya tersenyum dan tertawa karena menikmati apa yang mereka
lakukan. Dengan demikian, bermain adalah kegiatan yang menyenangkan, bersifat pribadi,
berorientasi proses, bersifat fleksibel, dan berefek positif. Bermain juga dapat diartikan
sebagai kegiatan yang dilakukan demi kesenangan dan tanpa mempertimbangkan hasil akhir.

Anda mungkin juga menyukai

  • MODAL AUXILIARIES
    MODAL AUXILIARIES
    MODAL AUXILIARIES
    Puspita Sari Siregar
  • 3
    3
    3
    Puspita Sari Siregar
  • 4
    4
    4
    Puspita Sari Siregar
  • 1
    1
    1
    Puspita Sari Siregar
  • 2
    2
    2
    Puspita Sari Siregar
  • 5
    5
    5
    Puspita Sari Siregar