Anda di halaman 1dari 8

BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang
Penyakit menular masih merupakan masalah utama kesehatan masyarakat
Indonesia, disamping mulai meningkatnya masalah penyakit tidak menular. Penyakit
menular tidak mengenal batas-batas daerah administratif, sehingga pemberantasan
penyakit menular memerlukan kerjasama antar daerah, misalnya antar propinsi,
kabupaten/kota bahkan antar negara. Beberapa penyakit menular yang menjadi
masalah utama di Indonesia adalah diare, malaria, demam berdarah dengue,
influensa, tifus abdominalis, penyakit saluran pencernaan dan penyakit lainnya.
Beberapa penyakit tidak menular yang menunjukkan kecenderungan peningkatan
adalah penyakit jantung koroner, hipertensi, kanker, diabetes mellitus, kecelakaan
dan sebagainya.
Untuk melakukan upaya pemberantasan penyakit menular, penanggulangan
Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit dan keracunan, serta penanggulangan
penyakit tidak menular diperlukan suatu sistem surveilans penyakit yang
mampu memberikan dukungan upaya program dalam daerah kerja
Kabupaten/Kota, Propinsi dan Nasional, dukungan kerjasama antar program
dan sektor serta kerjasama antara Kabupaten/Kota, Propinsi, Nasional dan
internasional.
Pada tahun 1987 telah dikembangkan Sistem Surveilans Terpadu (SST)
berbasis data, Sistem Pencatatan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP),
dan Sistem Pelaporan Rumah Sakit (SPRS), yang telah mengalami beberapa
kali perubahan dan perbaikan. Disamping keberadaan SST telah juga
dikembangkan beberapa sistem Surveilans khusus penyakit Tuberkulosa,
penyakit malaria, penyakit demam berdarah, penyakit kusta dan lain
sebagainya. Sistem Surveilans tersebut perlu dikembangkan dan disesuaikan
dengan ketetapan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah; Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah; Peraturan
Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan
Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom; dan Keputusan Menteri
Kesehatan No.1116/MENKES/SK/VIII/2003 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan serta
kebutuhan informasi epidemiologi untuk mendukung upaya pemberantasan
penyakit menular dan penyakit tidak menular.
5
Prioritas surveilans penyakit yang perlu dikembangkan adalah penyakit yang
dapat dicegah dengan imunisasi, penyakit yang potensial menimbulkan
wabah atau kejadian luar biasa, penyakit menular dan keracunan, demam
berdarah dan demam berdarah dengue, malaria, penyakit-penyakit zoonosis
antara lain antraks, rabies, leptospirosis, filariasis serta tuberkulosis, diare,
tipus perut, kecacingan dan penyakit perut lainnya, kusta, frambusia,
penyakit HIV/AIDS, penyakit menular seksual, pneumonia, termasuk penyakit
pneumonia akut berat (severe acute respiratory syndrome), hipertensi, stroke
dan penyakit jantung koroner, diabetes mellitus, neoplasma, penyakit paru
obstuksi menahun, gangguan mental dan gangguan kesehatan akibat
kecelakaan.
Penyelenggaraan surveilans epidemiologi terhadap penyakit-penyakit
tersebut diatas disusun dalam pedoman surveilans epidemiologi, khusus
masing-masing penyakit dan pedoman surveilans epidemiologi secara rutin
dan terpadu. Untuk menyelenggarakan surveilans epidemiologi penyakit
menular dan penyakit tidak menular secara rutin terpadu maka disusun
Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Penyakit
Menular dan Penyakit Tidak Menular Terpadu yang selanjutnya disebut
sebagai Surveilans Terpadu Penyakit (STP). Sementara pedoman surveilans
khusus masing-masing penyakit disusun dalam pedoman terpisah dengan
Keputusan Menteri Kesehatan.
B. Pengertian
Dalam pedoman ini yang dimaksud dengan :
1. surveilans atau surveilans epidemiologi adalah kegiatan analisis
secara sistematis dan terus menerus terhadap penyakit atau masalahmasalah
kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya
peningkatan dan penularan penyakit atau masalah-masalah kesehatan
tersebut, agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif
dan efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan
penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara program
kesehatan.
2. Surveilans Epidemiologi Rutin Terpadu, adalah penyelenggaraan
surveilans epidemiologi terhadap beberapa kejadian, permasalahan, dan
atau faktor risiko kesehatan.
3. Surveilans Terpadu Penyakit (STP) adalah pelaksanaan surveilans
epidemiologi penyakit menular dan surveilans epidemiologi penyakit tidak
menular dengan metode pelaksanaan surveilans epidemiologi rutin
terpadu beberapa penyakit yang bersumber data Puskesmas, Rumah
Sakit, Laboratorium dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
4. Unit surveilans adalah satu unit atau sekelompok orang pada suatu
lembaga pemerintah atau swasta yang bertanggungjawab dalam
penyelenggaraan Surveilans Terpadu Penyakit pada lembaga dimaksud.
6
5. Jejaring Surveilans Epidemiologi adalah pertukaran data dan informasi
epidemiologi, analisis, dan peningkatan kemampuan surveilans
epidemiologi yang terdiri dari :
a. Jaringan kerjasama antara unit-unit surveilans dengan penyelenggara
pelayanan kesehatan, laboratorium dan unit penunjang lainnya.
b. Jaringan kerjasama antara unit-unit surveilans epidemiologi dengan
pusat-pusat penelitian dan kajian, program intervensi kesehatan dan
unit-unit surveilans lainnya.
c. Jaringan kerjasama unit-unit surveilans epidemiologi antara
Kabupaten/Kota, Propinsi dan Nasional
d. Jaringan kerjasama unit surveilans dengan berbagai sektor terkait
nasional, bilateral negara, regional dan internasional
6. Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan
Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan (Ditjen PPM&PL
Depkes) adalah lembaga pemerintah yang mendapat tugas dan
bertanggungjawab terhadap pemberantasan penyakit menular dan
penyakit tidak menular.
7. Dinas Kesehatan Propinsi adalah lembaga Pemerintah Daerah Propinsi
yang mendapat tugas dan bertanggungjawab dalam bidang kesehatan
8. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota adalah lembaga Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota yang mendapat tugas dan bertanggungjawab dalam
bidang kesehatan.
C. Ruang lingkup.
Secara operasional penyelenggaraan Surveilans Terpadu Penyakit meliputi :
1. Surveilans Terpadu Penyakit bersumber data Puskesmas
2. Surveilans Terpadu Penyakit bersumber data Rumah Sakit
3. Surveilans Terpadu Penyakit bersumber data Laboratorium
4. Surveilans Terpadu Penyakit bersumber data KLB penyakit dan
keracunan di Kabupaten/Kota
5. Surveilans Terpadu Penyakit bersumber data Puskesmas Sentinel
6. Surveilans Terpadu Penyakit bersumber data Rumah Sakit Sentinel
II. Tujuan dan Strategi
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Diperolehnya informasi epidemiologi penyakit tertentu dan
terdistribusinya informasi tersebut kepada program terkait, pusat-pusat
kajian, dan pusat penelitian serta unit surveilans lain.
7
2. Tujuan Khusus
a.
b.
c.
d.
Terkumpulnya data kesakitan, data laboratorium dan data KLB
penyakit dan keracunan di Puskesmas, Rumah Sakit dan
Laboratorium, sebagai sumber data Surveilans Terpadu Penyakit
Terdistribusikannya data kesakitan, data laboratorium serta data KLB
penyakit dan keracunan tersebut kepada unit surveilans Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota, unit surveilans Dinas Kesehatan Propinsi
dan unit surveilans Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit
Menular dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan
Terlaksananya pengolahan dan penyajian data penyakit dalam bentuk
tabel, grafik, peta dan analisis epidemiologi lebih lanjut oleh Unit
surveilans Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan
Propinsi dan Ditjen PPM &PL Depkes
Terdistribusinya hasil pengolahan dan penyajian data penyakit beserta
hasil analisis epidemiologi lebih lanjut dan rekomendasi kepada
program terkait di Puskesmas, Rumah Sakit, Laboratorium,
Kabupaten/Kota, Propinsi, Nasional, pusat-pusat riset, pusat-pusat
kajian dan perguruan tinggi serta sektor terkait lainnya
B. Strategi
1. Peningkatan advokasi untuk memperkuat komitmen penentu kebijakan di
Kabupaten/Kota, Propinsi dan Nasional.
2. Pengembangan kelompok kerja surveilans epidemiologi
3. Pengembangan sumber daya manusia surveilans epidemiologi
4. Peningkatan mutu data dan informasi epidemiologi
5. Peningkatan jejaring surveilans epidemiologi
6. Peningkatan pemanfaatan teknologi komunikasi informasi elektromedia
yang terintegrasi dan interaktif
7. Peningkatan kemampuan surveilans epidemiologi bagi setiap tenaga
profesional kesehatan
8. Penyediaan anggaran, sarana dan prasarana
III. Penyelenggaraan Surveilans Terpadu Penyakit
A. Pengorganisasian
Sesuai dengan peran dan fungsinya maka setiap unit pelayanan kesehatan
pemerintah dan swasta, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan
Propinsi, dan Ditjen PPM&PL Depkes wajib menyelenggarakan Surveilans
Terpadu Penyakit, yang dilaksanakan secara fungsional atau struktural
B. Sasaran
Sasaran Surveilans Terpadu Penyakit (STP) meliputi beberapa penyakit
menular dan penyakit tidak menular dengan variabel menurut sumber data,
variabel data dan waktu
8
1. Sasaran Menurut Sumber Data dan Jenis Penyakit
a. Sumber Data Puskesmas
Jenis penyakit yang termasuk didalam Surveilans Terpadu Penyakit
Berbasis Puskesmas meliputi kolera, diare, diare berdarah, tifus perut
klinis, TBC paru BTA (+), tersangka TBC paru, kusta PB, kusta MB,
campak, difteri, batuk rejan, tetanus, hepatitis klinis, malaria klinis,
malaria vivax, malaria falsifarum, malaria mix, demam berdarah
dengue, demam dengue, pneumonia, sifilis, gonorrhoe, frambusia,
filariasis, dan influenza.
b. Sumber Data Rumah Sakit
Jenis penyakit yang termasuk didalam Surveilans Terpadu Penyakit
Berbasis Rumah Sakit meliputi: kolera, diare, diare berdarah, tifus
perut klinis, tifus perut Widal/kultur positif, TBC paru BTA (+),
tersangka TBC paru, kusta PB, kusta MB, campak, difteri, batuk rejan,
tetanus, hepatitis HBsAg (+), hepatitis klinis, malaria klinis, malaria
vivax, malaria falsifarum, malaria mix, demam berdarah dengue,
demam dengue, pneumonia, sifilis, gonorrhoe, frambusia, filariasis,
ensefalitis, meningitis dan influenza (terlampir form 2)
c. Sumber Data Laboratorium
Jenis hasil pemeriksaan laboratorium yang termasuk dalam Surveilans
Terpadu Penyakit Berbasis Laboratorium adalah kolera, tifus perut
widal/kultur (+), hepatitis HBS Ag (+), malaria vivax, malaria falsifarum,
malaria mix, enterovirus, resistensi antibiotik.
d. Sumber Data KLB Penyakit dan Keracunan Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
Jenis penyakit yang termasuk didalam Surveilans Terpadu Penyakit
Bersumber KLB adalah sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan
e. Sumber Data Puskesmas Sentinel
Puskesmas Sentinel adalah satu buah Puskesmas yang ditetapkan
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sebagai Puskesmas Sentinel
dengan memperhatikan sumber daya puskesmas dan kemampuan
pembinaan.
Jenis penyakit yang termasuk didalam Surveilans Terpadu Penyakit
Berbasis Puskesmas Sentinel sama dengan jenis penyakit yang
termasuk didalam Surveilans Terpadu Penyakit Berbasis Puskesmas
dengan menambahkan jenis penyakit tidak menular prioritas hipertensi
dan diabetes mellitus
f. Sumber Data Rumah Sakit Sentinel
Rumah Sakit Sentinel adalah Rumah Sakit Pemerintah tipe A, tipe B
dan sebuah Rumah Sakit tipe lain di Kabupaten/Kota yang ditetapkan
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sebagai Rumah Sakit Sentinel.
Jenis penyakit yang termasuk didalam Surveilans Terpadu Penyakit
Berbasis Rumah Sakit Sentinel sama dengan jenis penyakit yang
termasuk didalam Surveilans Terpadu Penyakit Berbasis Rumah Sakit
9
dengan menambahkan jenis penyakit tidak menular prioritas angina
pektoris, infark miokard akut, infark miokard subsekuen, hipertensi
esensial (primer), jantung hipertensi, ginjal hipertensi, jantung dan
ginjal hipertensi, hipertensi sekunder, diabetes mellitus bergantung
insulin, diabetes mellitus berhubungan malnutrisi, diabetes mellitus
yang tidak diketahui lainnya, diabetes mellitus yang tidak terduga,
neoplasma ganas serviks uteri, neoplasma ganas payudara,
neoplasma ganas hati dan saluran empedu intrahepatik, neoplasma
ganas bronkhus dan paru, paru obstruksi menahun, kecelakaan lalu
lintas dan psikosis.
2. Sasaran Menurut Variabel Data
a. Variabel Umur dan Jenis Kelamin
Berdasarkan umur, setiap kasus digolongkan pada golongan umur 0 –
7 hari, 8 – 28 hari, > 1 tahun, 1-4 tahun, 5- 9 tahun, 10 - 14 tahun, 15-
19 tahun, 20 - 44 tahun, 45 – 54 tahun, 55 – 59 tahun, 60 – 69 tahun,
70 tahun lebih dan total menurut jenis kelamin.
b. Variabel Rawat Jalan, Rawat Inap dan Kematian
Selain berdasarkan pengelompokan golongan umur dan jenis kelamin,
surveilans di Rumah Sakit dikelompokkan lagi menurut rawat jalan dan
rawat inap. Variabel rawat inap ditambahkan dengan total kematian.
c. Variabel Waktu Kunjungan Kasus
Setiap kasus dikelompokkan menurut periode waktu mingguan dan
bulanan.
d. Variabel Total Kunjungan
Setiap laporan disertakan data total kunjungan berobat setiap jenis
penyakit dan total kunjungan berobat atau total kunjungan pelayanan.
e. Variabel Kelengkapan dan Ketepatan Laporan
Setiap laporan disertai data kelengkapan dan ketepatan waktu laporan
sumber data surveilans. Kelengkapan dan ketepatan laporan
surveilans Kabupaten/Kota terdiri dari kelengkapan dan ketepatan
laporan unit pelayanan Puskesmas, Rumah Sakit dan Laboratorium.
Kelengkapan dan ketepatan laporan surveilans Propinsi dan Nasional
terdiri dari kelengkapan dan ketepatan laporan unit pelayanan
Puskesmas, Rumah Sakit dan Laboratorium serta Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
C. Komponen Surveilans
Komponen Surveilans Terpadu Penyakit meliputi proses kegiatan surveilans
yang terdiri dari cara mendapatkan data, cara mengolah dan menyajikan
data, cara analisis, distribusi data, mekanisme umpan balik, jejaring
surveilans dan manajemen surveilans
10
1. Pelaksanaan Surveilans Terpadu Penyakit
Bersumber Puskesmas, Rumah Sakit dan Laboratorium
a. Data Surveilans Terpadu Penyakit diperoleh dari data harian
pelayanan kesehatan yang disusun dalam sistem perekaman data
yang ditetapkan oleh masing-masing unit pelayanan.
b. Puskesmas, Rumah Sakit dan Laboratorium mengirimkan data
Surveilans Terpadu Penyakit bulanan kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Puskesmas dan rumah sakit juga mengirimkan data
pemantauan wilayah setempat (PWS) penyakit potensial KLB
mingguan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan pengumpulan dan pengolahan
data tersebut, dan mengirimkan data bulanan STP ke Dinas
Kesehatan Propinsi. Dinas Kesehatan Propinsi melakukan
pengumpulan dan pengolahan data surveilans tersebut, dan
mengirimkan ke Ditjen PPM & PL Depkes .
c. Masing-masing Puskesmas, Rumah Sakit, Laboratorium, Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Propinsi dan Ditjen
PPM&PL Depkes melakukan analisis dan penyajian data dalam
bentuk tabel, grafik dan peta yang bermakna secara epidemiologi,
menarik kesimpulan dan menyusun rekomendasi serta
mendistribusikannya kepada unit-unit yang membutuhkannya.
2. Pelaksanaan Surveilans Terpadu Penyakit
Bersumber Puskesmas Sentinel
a. Data Surveilans Terpadu Penyakit diperoleh dari data harian
pelayanan kesehatan yang disusun dalam sistem perekaman data
yang ditetapkan oleh masing-masing Puskesmas Sentinel
b. Puskesmas Sentinel mengirimkan data Surveilans Terpadu Penyakit
bulanan serta data PWS penyakit potensial KLB mingguan kepada
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Puskesmas Sentinel juga
mengirimkan data Surveilans Terpadu Penyakit bulanan tersebut ke
Dinas Kesehatan Propinsi dan Ditjen PPM&PL Depkes.
c. Masing-masing Puskesmas Sentinel, Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Propinsi dan Ditjen PPM&PL
Depkes melakukan analisis dan penyajian data dalam bentuk tabel,
grafik dan peta yang bermakna secara epidemiologi, menarik
kesimpulan dan menyusun rekomendasi serta mendistribusikannya
kepada unit-unit yang membutuhkannya.
11
3. Pelaksanaan Surveilans Terpadu Penyakit
Bersumber Rumah Sakit Sentinel
a. Data Surveilans Terpadu Penyakit diperoleh dari data harian
pelayanan kesehatan yang disusun dalam sistem perekaman data
yang ditetapkan oleh masing-masing Rumah Sakit Sentinel
b. Rumah Sakit Sentinel mengirimkan data Surveilans Terpadu Penyakit
bulanan, Puskesmas dan Rumah Sakit serta data PWS penyakit
potensial KLB mingguan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Rumah Sakit Sentinel juga mengirimkan data Surveilans Terpadu
Penyakit bulanan tersebut ke Dinas Kesehatan Propinsi dan Ditjen.
PPM & PL Depkes.
c. Masing-masing Rumah Sakit Sentinel, Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Propinsi dan Ditjen PPM&PL
Depkes melakukan analisis dan penyajian data dalam bentuk tabel,
grafik dan peta yang bermakna secara epidemiologi, menarik
kesimpulan dan menyusun rekomendasi serta mendistribusikannya
kepada unit-unit yang membutuhkannya.
4. Jejaring Surveilans
Jejaring surveilans yang digunakan dalam Surveilans Terpadu Penyakit
adalah :
a. Jejaring surveilans dalam pengiriman data dan informasi serta
peningkatan kemampuan manajemen surveilans epidemiologi antara
Puskesmas, Rumah Sakit, laboratorium, unit surveilans di Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota, unit surveilans di Dinas Kesehatan
Propinsi dan Unit surveilans di Ditjen PPM&PL Depkes., termasuk
Puskesmas dan Rumah Sakit Sentinel. Alur distribusi data dan umpan
balik dapat dilihat dalam skema gambar 1 Alur Distribusi Data
Surveilans Terpadu Penyakit (terlampir form 1).
b. Jejaring surveilans dalam distribusi informasi kepada program terkait,
pusat-pusat penelitian, pusat-pusat kajian, unit surveilans program
pada masing-masing Puskesmas, Rumah Sakit, Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Propinsi dan Ditjen PPM&PL
Depkes, termasuk Puskesmas Sentinel dan Rumah Sakit Sentinel.
c. Jejaring surveilans dalam pertukaran data, kajian, upaya peningkatan
kemampuan sumber daya antara unit surveilans Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, unit surveilans Dinas Kesehatan Propinsi dan Unit
surveilans Ditjen PPM&PL Depkes.
12
5. Manajemen Surveilans
Surveilans Terpadu Penyakit merupakan proses kegiatan yang dilakukan
secara terus menerus dan sistematis, sehingga membutuhkan dukungan
perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi serta dukungan
sumber daya yang memadai sebagai suatu program Surveilans Terpadu
Penyakit.
Tolok ukur keberhasilan program dirumuskan dalam indikator kinerja
Surveilans Terpadu Penyakit.
d. Peran Unit Surveilans Epidemiologi dan Mekanisme Kerja
Masing-masing unit surveilans di Puskesmas, Rumah Sakit, Laboratorium,
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Propinsi dan Ditjen
PPM&PL Depkes mempunyai peran khusus dalam penyelenggaraan
Surveilans Terpadu Penyakit. Peran tersebut diformulasikan sebagai kegiatan
teknis surveilans yang saling mempengaruhi kinerja antara yang satu dengan
unit surveilans yang lain dalam jejaring surveilans.
1. Penyelenggaraan Surveilans Terpadu Penyakit
Bersumber Data Puskesmas, Rumah Sakit dan Laboratorium
Puskesmas, Rumah Sakit, Laboratorium, Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Propinsi dan Ditjen PPM&PL Depkes
berperan dalam penyelenggaraan Surveilans Terpadu Penyakit
bersumber data Puskesmas (STP Puskesmas), Rumah Sakit (STP
Rumah Sakit) dan Laboratorium (STP Laboratorium)
.
a. Peran Puskesmas (STP Puskesmas)
(1). Pengumpulan dan Pengolahan Data
Unit surveilans Puskesmas mengumpulkan dan mengolah data
STP Puskesmas harian bersumber dari register rawat jalan &
register rawat inap di Puskesmas dan Puskesmas Pembantu, tidak
termasuk data dari unit pelayanan bukan puskesmas dan kader
kesehatan. Pengumpulan dan pengolahan data tersebut
dimanfaatkan untuk bahan analisis dan rekomendasi tindak lanjut
serta distribusi data.
(2). Analisis serta Rekomendasi Tindak Lanjut
Unit surveilans

Anda mungkin juga menyukai