Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MENUNTUT ILMU

Oleh:
Akram
Rafasya Aqila Serdig
Nisa Hardina Putri
Tiara

Kelompok 6
Kelas:X Mipa 6

SMA NEGERI 8 LUWU UTARA


Tahun Pelajaran 2023/2024
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas taufik dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam
senantiasa kita sanjungkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW,
keluarga, sahabat, serta semua umatnya hingga kini. Dan Semoga kita termasuk
dari golongan yang kelak mendapatkan syafaatnya.
Dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah berkenan membantu pada tahap penyusunan hingga
selesainya makalah ini. Harapan kami semoga makalah yang telah tersusun ini
dapat bermanfaat sebagai salah satu rujukan maupun pedoman bagi para pembaca,
menambah wawasan serta pengalaman, sehingga nantinya saya dapat
memperbaiki bentuk ataupun isi makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Kami sadar bahwa kami ini tentunya tidak lepas dari banyaknya
kekurangan, baik dari aspek kualitas maupun kuantitas dari bahan penelitian yang
dipaparkan. Semua ini murni didasari oleh keterbatasan yang dimiliki kami. Oleh
sebab itu, kami membutuhkan kritik dan saran kepada segenap pembaca yang
bersifat membangun untuk lebih meningkatkan kualitas di kemudian hari.

Masamba, 3 Agustus 2022


Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Ilmu..................................................................................... 2
B. Pengertian Menuntut Ilmu.................................................................... 2
C. Hukum Menuntut Ilmu......................................................................... 3
D. Anjuran Menuntut Ilmu........................................................................ 6
E. Manfaat Menuntut Ilmu........................................................................ 8
F. Keutamaan Menuntut Ilmu................................................................... 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................... 10
B. Saran..................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Karena ilmu merupakan jalan menuju surga, maka ilmu mempunyai
kedudukan yang tinggi di dalam Islam. Karena itu orang-orang yang berilmu
menempati kedudukan yang tinggi disisi Allah SWT, bahkan mendekati
kedudukan para Nabi. Semua muslim diwajibkan menuntut ilmu agar
akidahnya tidak tersesat, ibadahnya benar, dan perilakunya sesuai syariat.
Menuntut ilmu adalah salah satu kewajiban bagi setiap orang Islam
selama hayat masih dikandung badan. Untuk menunjukkan kesungguhan
dalam memanfaatkan waktu untuk menuntut ilmu. Sikap disiplin mutlak
diperlukan dalam meraih cita-cita.
Dalam kehidupan seorang muslim, waktu merupakan karunia yang
tidak bisa terbeli dibandingkan harta dan yang lainnya. Mengoptimalkan
waktu untuk ketaatan kepada Allah SWT, merupakan modal kemanfaatan
kehidupan dunia dan akhirat sehingga mewujudkan keselamatan bagi dirinya.
Menyia-nyiakan waktu dengan membiarkannya berlalu tanpa makna, berarti
kesengsaraan dan kebinasaan bagi dirinya. Kita harus berusaha untuk
memanfaatkan waktu sebaik-baiknya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan dalam makalah ini
adalah:
1. Apa pengertian ilmu?
2. Apa pengertian menuntut ilmu?
3. Bagaimana hukum menuntut ilmu?
4. Bagaimana anjuran menuntut ilmu?
5. Apa manfaat menuntut ilmu?
6. Apa keutamaan menuntut ilmu?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ilmu
“Secara bahasa pengertian ilmu adalah lawan kata bodoh/Jahil, sedang
secara istilah berarti sesuatu yang dengannya akan tersingkaplah segala
hakikat yang secara sempurna. Secara istilah syar’i pengertian ilmu yaitu, ilmu
yang sesuai dengan amal, baik amalan hati, lisan maupun anggota badan dan
sesuai dengan petunjuk Rasulullah SAW.”
Ibnu Munir berkata: “Ilmu adalah syarat benarnya perkataan dan
perbuatan, keduanya tidak akan bernilai kecuali dengan ilmu, maka ilmu
harus ada sebelum perkataan dan perbuatan, karena ilmu merupakan
pembenar niat, sedangkan amal tidak akan di terima kecuali dengan niat
yang benar.”
Dalam pengertian lain “ilmu itu modal, tak punya ilmu keuntungan apa
yang bisa didapat, ilmu adalah kunci untuk membuka pintu kebaikan
kesuksesan, kunci untuk menjawab pertanyaan dan masalah di dunia.”
Berdasarkan beberapa definisi tentang pengertian ilmu di atas dapat
disimpulkan bahwa, ilmu merupakan sesuatu yang penting bagi kehidupan
manusia karena dengan ilmu semua keperluan dan kebutuhan manusia bisa
terpenuhi secara lebih cepat dan lebih mudah baik secara lisan (perkataan),
maupun berupa perbuatan (anggota badan), tanpa ilmu kesuksesan tak pernah
ketemu karena ilmu merupakan bagian terpenting dalam kehidupan seperti
kebutuhan manusia akan oksigen untuk bernapas.

B. Pengertian Menuntut Ilmu


Menuntut ilmu adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang
untuk merubah tingkah laku dan perilaku ke arah yang lebih baik, karena pada
dasarnya ilmu menunjukkan jalan menuju kebenaran dan meninggalkan
kebodohan. Menuntut ilmu merupakan ibadah sebagaimana sabda Nabi
Muhammad SAW. Artinya: “Menuntut Ilmu diwajibkan atas orang Islam
laki-laki dan perempuan.”

2
3

Mu’adz bin Jabbal berkata: “Tuntutlah ilmu, karena mempelajari ilmu


karena mengharapkan wajah Allah itu mencerminkan rasa khasyyah,
mencarinya adalah ibadah, mengkajinya adalah tasbih, menuntutnya adalah
jihad, mengajarnya untuk keluarga adalah taqarrub.”
Dengan demikian perintah menuntut ilmu tidak di bedakan antara laki-
laki dan perempuan. Hal yang paling di harapkan dari menuntut ilmu ialah
terjadinya perubahan pada diri individu ke arah yang lebih baik yaitu
perubahan tingkah laku, sikap dan perubahan aspek lain yang ada pada setiap
individu.

C. Hukum Menuntut Ilmu


Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Anas bin Malik dari Nabi SAW
bersabda, “Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim.” Ilmu bisa kita dibagi
menjadi dua macam:
1. Ilmu-ilmu syar’i
Menuntut ilmu-ilmu syar’i ini merupakan sebuah tuntutan akan
tetapi hukum menuntutnya disesuaikan dengan kebutuhan terhadap ilmu
tersebut. Ada dari ilmu-ilmu itu yang menuntutnya adalah fardu ‘ain,
artinya bahwa seseorang mukalaf (terbebani kewajiban) tidak dapat
menunaikan kewajiban terhadap dirinya kecuali dengan ilmu tersebut,
seperti cara berwudu, salat dan sebagainya, berdasarkan hadis, “Menuntut
ilmu itu wajib bagi setiap muslim.” Nawawi mengatakan, “Meskipun hadis
ini tidak kukuh namun maknanya benar.”
Menuntut ilmu-ilmu itu tidaklah wajib kecuali setelah ada
kewajiban tersebut (terhadap dirinya). Diwajibkan terhadap setiap orang
yang ingin melakukan jual beli untuk belajar tentang hukum-hukum jual
beli, sebagaimana diwajibkan untuk mengetahui hal-hal yang dihalalkan
maupun diharamkan baik berupa makanan, minuman, pakaian atau lainnya
secara umum. Demikian pula tentang hukum-hukum menggauli para istri
apabila dirinya memiliki istri.
Adapun tentang kewajiban yang segera maka mempelajari ilmu
tentangnya juga harus segera. Begitu juga dengan kewajiban yang tidak
4

segera, seperti: haji maka mempelajari tentangnya juga bisa tidak


disegerakan, menurut orang-orang yang berpendapat seperti itu.
Dari ilmu-ilmu syar’i itu ada yang menuntutnya adalah fardu
kifayah, yaitu ilmu-ilmu yang mesti dimiliki oleh manusia dalam
menegakkan agama mereka, seperti menghafal alquran, hadis-hadis, ilmu
tentang keduanya, ushul fiqih, nahwu, bahasa, mengetahui tentang para
perawi hadis, ijmak, perbedaan pendapat ulama. Ada pula ilmu-ilmu syar’i
yang menuntutnya adalah disunahkan, seperti mendalami tentang pokok-
pokok dalil, menekuninya dengan segenap kemampuannya yang
dengannya bisa menyampaikannya kepada fardu kifayah.
2. Ilmu-ilmu yang bukan Syar’i
Sedangkan hukum menuntut ilmu-ilmu yang bukan syar’i maka
ada yang fardu kifayah, seperti ilmu-ilmu yang dibutuhkan untuk
mendukung urusan-urusan dunia, seperti ilmu kedokteran karena ilmu ini
menjadi sesuatu yang penting untuk memelihara tubuh, atau ilmu hitung
karena ini menjadi sesuatu yang penting di dalam muamalah (jual beli),
pembagian wasiat, harta waris dan lainnya. Ada juga yang menuntutnya
menjadi sebuah keutamaan, seperti mendalami tentang ilmu hitung,
kedokteran dan lainnya, Namun untuk melakukan ini tentunya
membutuhkan kekuatan dan kemampuan ekstra. Ada juga yang
menuntutnya diharamkan, seperti menuntut ilmu sihir, sulap, ramalan dan
segala ilmu yang membangkitkan keragu-raguan. Ilmu-ilmu ini pun
berbeda-beda dalam tingkat keharamannya. (al Mausu’ah al Fiqhiyah juz
II hal 10370 – 10371)
Adapun untuk mendapatkan ilmu itu sendiri yang paling utama
adalah mendatanginya, sebagaimana riwayat Imam Muslim dari Abu
Hurairoh bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang melalui
suatu jalan untuk mendapatkan ilmu maka Allah akan memudahkan
baginya jalan menuju surga.” Hadits ini juga diriwayatkan oleh Imam
Tirmidzi dari Abu Hurairoh dan dia mengatakan bahwa ini adalah hadis
hasan. Hadits ini menunjukkan bahwa dianjurkan bagi seseorang untuk
keluar dari rumahnya mendatangi majelis-majelis ilmu walaupun dirinya
5

harus melakukan perjalanan yang jauh seperti kisah Nabi Musa dengan
Khaidir. Hal lain yang perlu diketahui oleh para penuntut ilmu ini adalah
meyakini bahwa orang-orang yang menjadi sumber ilmunya (guru) itu
adalah orang-orang yang saleh, bertanggung jawab terhadap ilmunya,
memiliki perilaku yang baik, amanah, jujur, mengamalkan ilmunya.
Adapun cara untuk mendapatkan ilmu bisa dengan mendatangi
sumber ilmu secara langsung di majelisnya atau bisa juga dengan mencari
atau memperdalamnya melalui sarana-sarana media yang sangat mudah
didapat saat ini, baik cetak maupun elektronik. Setelah itu hendaklah
dirinya melakukan penelaahan terhadap setiap ilmu/pengetahuan yang
didapatnya untuk diterima atau ditolak. Karena setiap pendapat atau
perkataan seseorang bisa diterima atau ditolak kecuali pendapat Rasulullah
SAW. Akan tetapi jika telah jelas kebenarannya maka tidak boleh baginya
untuk berpaling darinya karena pada dasarnya kebenaran itu berasal dari
Allah SWT.
Apabila kita memperhatikan isi alquran dan hadis, maka
terdapatlah beberapa suruhan yang mewajibkan bagi setiap muslim baik
laki-laki maupun perempuan, untuk menuntut ilmu, agar mereka tergolong
menjadi umat yang cerdas, jauh dari kabut kejahilan dan kebodohan.
Menuntut ilmu artinya berusaha menghasilkan segala ilmu, baik dengan
jalan menanya, melihat atau mendengar. Perintah kewajiban menuntut
ilmu terdapat dalam hadis Nabi Muhammad SAW:
Artinya: "Menuntut ilmu adalah fardu bagi tiap-tiap muslim, baik
laki-laki maupun perempuan". (HR. Ibn Abdulbari).
Dari hadis ini kita memperoleh pengertian, bahwa Islam
mewajibkan pemeluknya agar menjadi orang yang berilmu,
berpengetahuan, mengetahui segala kemaslahatan dan jalan kemanfaatan;
menyelami hakikat alam, dapat meninjau dan menganalisis segala
pengalaman yang didapati oleh umat yang lalu, baik yang berhubungan
dengan 'aqaid dan ibadat, baik yang berhubungan dengan soal-soal
keduniaan dan segala kebutuhan hidup.
6

Nabi Muhammad SAW. bersabda:


Artinya: "Barang siapa menginginkan soal-soal yang
berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmunya ; dan barang
siapa yang ingin (selamat dan berbahagia) di akhirat, wajiblah ia
mengetahui ilmunya pula; dan barang siapa yang menginginkan kedua-
duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula". (HR. Bukhari dan
Muslim)
Oleh karena itu, ilmu-ilmu seperti ilmu tafsir, ilmu hadis, ilmu
bahasa 'arab, ilmu sains seperti perbuatan, kejujuran, ilmu perundangan
dan sebagainya adalah termasuk dalam ilmu yang tidak diwajibkan untuk
dituntuti tetapi tidaklah dikatakan tidak perlu karena ia adalah daripada
ilmu fardu kifayah. Begitu juga dengan ilmu berkaitan tarekat ia adalah
sunat dipelajari tetapi perlu dipahami bahwa yang paling aula (utama)
ialah mempelajari ilmu fardu 'ain terlebih dahulu. Tidak mempelajari ilmu
fardu 'ain adalah suatu dosa karena ia adalah perkara yang wajib bagi kita
untuk dilaksanakan dan mempelajari ilmu selainnya tiadalah menjadi dosa
jika tidak dituntuti, walau bagaimanapun mempelajarinya amat digalakkan
Ilmu yang diamalkan sesuai dengan perintah-perintah syara'. Hukum
wajibnya perintah menuntut ilmu itu adakalanya wajib 'ain dan adakalanya
wajib kifayah. Sedang ilmu yang wajib kifayah hukum mempelajarinya,
ialah ilmu-ilmu yang hanya menjadi pelengkap, misalnya ilmu tafsir, ilmu
hadis dan sebagainya. Ilmu yang wajib 'ain dipelajari oleh mukalaf yaitu
yang perlu diketahui untuk meluruskan akidah yang wajib dipercayai oleh
seluruh muslimin, dan yang perlu diketahui untuk melaksanakan
pekerjaan-pekerjaan yang difardukan atasnya, seperti salat, puasa, zakat
dan haji.

D. Anjuran Menuntut Ilmu


Dari Mu’awiyah Bin Abu Sufyan, dia berkata: Rasulullah SAW
berkata, “Barang siapa yang Allah kehendaki kebaikan pada dirinya niscaya
Allah pahamkan dia dalam agamanya.” (HR. Muttafaq ‘Alaih)
7

Hadits Riwayat Ibnu Abdil Bar:


Artinya: Dari Anas ra. bahwasanya Nabi SAW. bersabda: “Tuntutlah
ilmu walaupun di negeri Cina, karena sesungguhnya menuntut ilmu itu wajib
bagi setiap Muslim. Sesungguhnya para malaikat meletakkan sayap-sayap
mereka kepada para penuntut ilmu karena senang (rela) dengan yang ia
tuntut.” (H.R. Ibnu Abdil Bar)
Hadits di atas menunjukkan bahwa menuntut ilmu itu wajib bagi siapa
saja sekalipun di tempat yang jauh, dan malaikat turut senang dan hormat
kepada mereka.
Islam sangat memperhatikan dan ilmu pengetahuan karena dengan
ilmu pengetahuan manusia bisa berkarya, berprestasi dan mampu tampil
sebagai khalifah yaitu memakmurkan bumi. Dengan ilmu, manusia mampu
beribadah dengan sempurna. Contoh orang Islam diwajibkan salat, maka ia
harus mengetahui ilmu-ilmu yang berhubungan dengan salat, begitu juga
dengan puasa, zakat dan haji, sehingga apa yang dilakukannya mempunyai
dasar. Ilmu itu dibutuhkan dalam segala hal.
Dari Abu Hurairah r.a. dia berkata: Rasulullah SAW bersabda,
“Barang siapa yang menempuh jalan dalam rangka mencari ilmu, maka Allah
akan memudahkan baginya jalan menuju surga.”(HR. Muslim)
Abu Darda tinggal di Damaskus, lalu datang kepadanya seorang lelaki
dari Madinah. Abu Darda berkata kepadanya, “Apakah gerangan yang
menyebabkan engkau datang kemari?” lelaki itu menjawab, “Tiadalah aku
datang kemari melainkan karena suatu hadis yang pernah kudengar darimu.”
Selanjutnya Abu Darda menceritakan hadis ini. Para malaikat yang dimaksud
di dalam hadis ini adalah yang telah disebutkan dalam hadis sebelumnya.
Mereka berhenti dan mengelilingi orang-orang yang sedang menuntut ilmu
untuk memperoleh bagian dari rahmat Allah yang diturunkan kepada mereka
dan cahayanya.
Demikian itu mereka lakukan mereka rida terhadap perbuatan orang-
orang yang sedang menuntut ilmu dan sebagai penghormatan buatannya. Yang
dimaksud dengan penuntut ilmu ialah penuntut ilmu yang mengamalkan
ilmunya. Makhluk yang dilangit, maksudnya ialah para malaikat yang ada
8

dilangit, mereka membaca tasbih seraya memuji Rabb mereka dan


memintakan ampunan buat orang-orang yang dibumi. Makhluk yang dibumi,
maksudnya manusia, jin dan hewan. Al-Hiitaan, ikan-ikan; permohonan
ampun oleh semua makhluk yang telah disebutkan buat orang yang alim,
maksudnya mereka mendoakannya. Demikian itu karena orang yang alim
dengan bimbingan dengan petunjuknya kepada manusia menyebabkan ia
disukai Allah SWT.
Apabila Allah menyukainya, maka turut mencintainya pula semua
malaikat dan makhluknya dan apabila mereka mencintainya maka mereka
pasti mendoakannya. Hal ini insya Allah akan kami sebutkan dalam bab
akhlak.
Dari Abu Hurairah, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Jika
seorang anak adam meninggal dunia, maka amal perbuatannya terputus
kecuali tiga hal; sedekah jariah, atau ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh
yang mendoakannya.” (HR. Muslim, Ibnu Majah dan dari Ibnu Khuzaimah
dari sanad yang lain)
Anjuran untuk mempersiapkan bekal sebelum mati dengan amal-amal
saleh. Amal-amal saleh yang manfaatnya tetap berlanjut setelah orangnya
meninggal dunia, maka pahalanya tetap mengalir kepadanya. Anjuran agar
melaksanakan amal kebaikan dengan cara wakaf, seperti membangun masjid,
madrasah, membuat sumur, atau menanam pohon. Semuanya itu merupakan
sedekah jariah. Disunahkan mengajarkan ilmu dan menyusun kitab-kitab yang
bermanfaat. Itulah di antara ilmu nafi’ (yang bermanfaat) yang pahalanya tetap
berlangsung sepanjang zaman. Anjuran untuk mendidik anak dan mengajari
mereka perkara yang fardu dan sunah, serta adab sopan santun agar mereka
menjadi orang-orang saleh.

E. Manfaat Menuntut Ilmu


Menuntut ilmu diperintahkan dalam Islam. Hal ini membawa manfaat
bagi orang yang menuntutnya. Adapun manfaat menuntut ilmu antara lain
sebagai berikut:
9

1. Orang yang mencari ilmu mendapatkan pahala seperti orang yang berjihad
di jalan Allah hal ini berdasarkan hadis Rasulullah.
2. Orang yang menuntut ilmu akan mendapat kebaikan yang berlipat ganda.
Orang yang menuntut ilmu diumpamakan lebih baik derajatnya dari pada
orang yang melakukan salat seratus rakaat.

F. Keutamaan Menuntut Ilmu


1. Ilmu didahulukan sebelum amal
2. Ditunjukkan dan dimudahkan untuk meniti jalan menuju surga
3. Merupakan tanda bahwa seseorang dikehendaki atasnya kebaikan oleh
Allah
4. Malaikat membentangkan sayap-sayapnya karena rida kepada penuntut
ilmu
5. Dimintakan ampunan oleh seluruh penduduk langit dan bumi, bahkan
ikan-ikan di lautan
6. Ulama’ (orang-orang yang berilmu) adalah pewaris para nabi
7. Para nabi hanya mewariskan ilmu tiada yang lain
8. Barang siapa yang mengambil ilmu berarti ia telah mengambil bagian
yang banyak.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ilmu merupakan sesuatu yang penting bagi kehidupan manusia karena
dengan ilmu semua keperluan dan kebutuhan manusia bisa terpenuhi secara
lebih cepat dan lebih mudah baik secara lisan (perkataan), maupun berupa
perbuatan (anggota badan), tanpa ilmu kesuksesan tak pernah ketemu karena
ilmu merupakan bagian terpenting dalam kehidupan seperti kebutuhan
manusia akan oksigen untuk bernapas.
Perintah menuntut ilmu tidak dibedakan antara laki-laki dan
perempuan. Hal yang paling diharapkan dari menuntut ilmu ialah terjadinya
perubahan pada diri individu ke arah yang lebih baik yaitu perubahan tingkah
laku, sikap dan perubahan aspek lain yang ada pada setiap individu.

B. Saran
Islam mewajibkan kita menuntut ilmu-ilmu dunia yang memberi
manfaat dan berguna untuk menuntut kita dalam hal-hal yang berhubungan
dengan kehidupan kita di dunia, agar tiap-tiap muslim jangan picik dan agar
setiap muslim dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan yang dapat
membawa kemajuan bagi penghuni dunia ini.

10
DAFTAR PUSTAKA

Http://hitsuke.blogspot.com/2010/09/kewajiban-menuntut-ilmu-hadits-
tarbawi.html

Http://www.google.com/hadist-menuntut-ilmu

Http://www.geocities.com\broadway\4516\

Http://www.alhamidiyah.com/?v=fatwa&baca=19

Http://www.eramuslim.com/ustadz-menjawab/bagaimana-yang-di-sebut-
menuntut-ilmu-dalam-islam.htm

Http://alhafizh84.wordpress.com/2010/01/09/kewajiban-menuntut-ilmu/

Anda mungkin juga menyukai