Anda di halaman 1dari 35

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hutan sebagai sumber daya yang dapat diperbaharui banyak dilasalah-artikan.
Eksploitasi hutan tanpa memperhatikan daya dukung kemampuan pemulihan hutan
menyebabkan degradasi hutan. Degradasi sumberdaya hutan selain disebabkan oleh
pemanfaatan yang melampui kemampuan hutan untuk tumbuh, juga disebabkan oleh
pemanfaatan sumberdaya hutan untuk tujuan lain, antara lain penambangan bahan
mineral dan energi. Sehingga untuk mengurangi kerusakan hutan, pengelolaan
sumberdaya mineral dan energi harus memperhatikan kaidah-kaidah kelestarian
lingkungan. Selain memperbaiki sistem penambangan, kegiatan reklamasi dan/atau
rehabilitasi lahan perlu bekas tambang perlu terus diupayakan secara sistematis dan
terarah.

Upaya reklamasi dan/atau rehabilitasi hutan akibat dari pelaksanaan eksploitasi


perlu dilakukan secara terus menerus untuk mengurangi atau mencegah kerusakan
lebih lanjut lahan bekas tambang di kawasan hutan. Hal ini sesuai dengan amanat
Undang-Undang No.41 Tahun 1999 yang tersurat pada Pasal 44 bahwa ”Reklamasi
hutan dilakukan untuk memperbaiki atau memulihkan kembali lahan dan vegetasi hutan
yang rusak agar dapat berfungsi secara optimal sesuai dengan peruntukannya”. Pasal 45
mengamanatkan bahwa” penggunaan kawasan hutan yang mengakibatkan kerusakan
hutan wajib dilakukan reklamasi/ rehabilitasi sesuai dengan pola yang ditetapkan
pemerintah (Ayat I) dan pihak yang menggunakan kawasan hutan untuk kepentingan di
luar kegiatan kehutanan yang mengakibatkan perubahan permukaan dan penutupan
tanah, wajib membayar dana jaminan reklamasi dan rehabilitasi” (Ayat 3).

Berdasarkan ketentuan yang terdapat dalam Peraturan Menteri Kehutanan No.


43 tahun 2008 dan PP No. 76 Tahun 2008 tentang rehabilitasi dan reklamasi hutan
disebutkan bahwa pihak-pihak yang menggunakan kawasan hutan untuk kepentingan di
luar kegiatan kehutanan yang mengakibatkan perubahan permukaan diwajibkan untuk
memperoleh izin pinjam pakai kawasan hutan yang diterbitkan oleh Kementerian
Kehutanan dan diwajibkan untuk melakukan kegiatan reklamasi dan atau rehabilitasi
hutan atas kawasan hutan yang digunakan.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka PT. Sumber Kurnia Buana (PT.
SKB) akan melaksanakan kegiatan penanaman untuk revegetasi lahan reklamasi
tambang batubara yang berada di Desa Rantau Bujur Kecamtan Bungur Kabupaten
Tapin seluas 12 ha.

Rancangan kegiatan revegetasi ini berisikan memuat informasi, data, dan SOP
yang dapat dijadikan acuan dalam melaksanakan kegiatan revegetasi. Dalam
penyusunannya, melalui proses analisis yang berdasarkan kaidah-kaidah ilmiah,
obyektif, sistematik, logis, efektif dan efisien. Rancangan ini merupakan perencanaan
kegiatan selama jangka 2 tahun untuk pedoman dalam pelaksanaan di lapangan baik
yang bersifat fisik maupun non-fisik.

1.2 Maksud dan Tujuan


Rancangan kegiatan ini dimaksudkan sebagai acuan teknis dalam melaksanakan
kegiatan revegetasi di Desa Rantau Bujur Kecamatan Bungur seluas 12 ha, sehingga
kegiatan restorasi atau pemulihan vegetasi dapat dilaksanakan secara efektif, efsien dan
ekonomis.

Tujuan dari pembuatan rancangan kegiatan ini agar tahapan pelaksanaan


rangkaian kegiatan revegetasi lahan dan tata cara pelaksanaannya dapat berjalan
efektif, efsien dan ekonomis.

1.3 Ruang Lingkup


Ruang lingkup dari rancangan kegiatan revegetasi, mencakup pembahasan berikut
ini:

1. Pembangunan persemaian;
2. Pembibitan tanaman;
3. Persiapan lahan dan Penanaman; dan
4. Pemeliharaan.
1.4 Keluaran
Keluaran yang diharapkan dari rancangan kegiatan revegetasi adalah:

1. Pembangunan persemaian di sekitar lokasi revegetasi;


2. Penyediaan bibit tanaman yang sesuai dengan rancangan teknis;
3. Jumlah tanaman yang ditanam sesuai dengan rancangan teknis; dan
4. Pemeliharaan dilakukan secara maksimal setelah penanaman selesai dilaksanakan.

1.5 Dasar Hukum


1. Undang Undang RI Nomor 41 Tahun 2009, Tentang Pertambangan dan Mineral
Batubara;
2. Undang Undang RI Nomor 41 Tahun 1999, Tentang Kehutanan;
3. Undang Undang RI Nomor 32 Tahun 2009, Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2010 Tentang Reklamasi dan Pasca Tambang;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2020 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 81 Tahun 2015 Tentang Impor Dan Atau Penyerahan Barang Kena
Pajak Tertentu yang Bersifat Strategis yang Dibebaskan dari Pengenaan Pajak
Pertambahan Nilai;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2020 Tentang Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan;
7. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
8. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor
P.59/MENLHK/SETJAN/KUM.1/10/2019 tentang Penanaman Dalam Rangka Rehabilitasi
Daerah Aliran Sungai yang diu ndangkan pada tanggal 13 November 2019;
9. Peraturan Meneri Kehutanan Nomor P.4/Menhut-II/2011 Tentang Pedoman Reklamasi
Hutan;
10. Peratuan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor.
P.2/Menlhk/Setjen/Kum.1/1/2020 tentang Perubahan Atas Peratuan Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.5/Menlhk/Setjen/Kum.1/12/2018 tentang Tata
Cara Pelaksanaan, Kegiatan Pendukung, Pemberian Insentif, serta Pembinaan dan
Pengendalian Kegiatan RHL;
11. Surat Edaran Direktur Jenderal Pengendalian DAS dan Hutan Lindung Nomor.
SE.7/PDASHL/Set/Rem.0/10/2019 tanggal 2019, tentang Harga Satuan Pokok Kegiatan
(HSPK) Bidang PDASHL Tahun 2020;
12. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 1 Tahun 2013 Tentang Reklamasi
Lahan Pasca Tambang di Kalimantan Selatan.
BAB II RISALAH UMUM

2.1 Letak dan Luas


Lokasi revegetasi PT Sumber Kurnia Buana berada di Desa Rantau Bujur
Kecamatan Bungur Kabupaten Tapin. Jarak tempuh menuju lokasi revegetasi dari Rantau
sekitar 20 km melewati jalan pengerasan ke arah timur dengan waktu tempuh sekitar 40
menit. Luas lokasi revegetasi lahan reklamasi PT SKB sekitar 12 ha. Berikut gambaran
lokasi dan luas

Gambar 1. Luas dan Lokasi revegetasi PT SKB

2.2 Biofisik
Tutupan Lahan dan Kondisi Tanah
Berdasarkan peta lampiran Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : Sk.
435/Menhut-II/2009 tanggal 23 Juli 2009 tentang Peta Kawasan Hutan Provinsi
Kalimantan Selatan dan hasil analisis dan pengolahan data spasial terhadap lokasi yang
telah dilakukan survey lapangan, bahwa lokasi revegetasi lahan reklamasi PT SKB berada
di kawasan Areal Penggunaan Lain (APL).

Berdasarkan analisis citra satelit, tutupan lahan di lahan revegetasi PT SKB


didominasi dengan semak. Kondisi tersebut di dukung dengan survey lapangan dengan
peninjauan langsung. TUtupan lahan didominasi tumbuhan bawah jenis alang-alang dan
tumbuhan berkayu acacia. Hal ini menggambarkan bahwa kondisi lahan revegetasi
sudah terjadi proses pembentukan hutan secara alami. Maka dari itu perlu kegiatan
revegetasi untuk mempercepat proses pembentukan hutan di lahan reklamasi tersebut.

Menurut peta sebaran jenis tanah Kalimantan Selatan, jenis tanah lokasi
revegetasi termasuk jenis podzolik merah kuning (PMK). Podzolik merah kuning
merupakan bagian dari tanah ultisol yang memiliki solum yang tebal. Namun memiliki
horizon A yang tipis, akumulasi lempung pada horizon B dan bersifat agak masam. Tanah
ultisol bersifat agak lembab dengan kadar lengas tertinggi yang berbentuk bongkah.
Tanah podzolik merah kuning sendiri merupakan tanah yang terbentuk karena curah
hujan yang tinggi dan suhu yang rendah. Tanah podzolik merah kuning berwarna merah
sampai kuning dengan kesuburan yang relatif rendah dan pH tanah relatif masam.
Sedangkan pada lokasi revegetasi PT. SKB merupakan lahan bekas tambang sehingga
ketersediaan unsur hara tanah relatif rendah. Untuk itu perlu adanya pengolahan tanah
agar dalam proses revegetasi pertumbuhan tanaman dapat maksimal.

Ketinggian Tempat dan Iklim

Ketinggian tempat lokasi revegetasi PT. SKB berada dikisaran 100 – 160 mdpl.
Sedangkan di Kecamatan Bungur masuk dalam Zona Musim (ZOM) 273, tahun 2021
diperkirakan awal musim kemarau terjadi pada bulan Juni minggu kedua hingga Juli
minggu pertama dengan puncak kemarau pada bulan agustus. Sedangkan awal musim
hujan diperkirakan oktober minggu ke 2 dan puncak musim hujan pad bulan Januari.

2.3 Demografi
Desa Rantau Bujur mempunyai luas area sekitar 17,17 km 2 yang terbagi menjadi
5 rukun tetangga. Lokasi revegetasi PT. SKB berada di RT 4 dan RT 5. Masyarakat sekitar
lokasi revegetasi sebagian besar berasal dari suku Banjar, selain itu terdapat juga suku
pendatang dari suku jawa, sunda, dan beberapa dari suku lainnya. Masyoritas penduduk
desa beragama muslim. Pada tahun 2019 tercatat oleh BPS jumlah penduduk desa 1.104
jiwa yang terdiri dari 514 jiwa laki-laki dan 590 jiwa perempuan. Sebagian besar profesi
warga desa sebagai petani dan pekebun. Akses menuju desa dapat ditempuh perjalanan
darat menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat melewati jalan
pengerasan. Sinyal seluler pada desa tergolong kuat.

Tenaga kerja untuk kegiatan revegetasi di Desa Rantau Bujur bisa melibatkan
masyarakat desa. Jarak lokasi revegetasi dari pemukiman warga sekitar 2 km dapat
dijangkau dengan kendaraan roda dua dan roda empat. Keterlibatan masyarakat dalam
kegiatan revegetasi harapannya setelah kegiatan revegetasi selesai, masyarakat desa
dapat merawat, mengelola, dan memanfaatkan areal revegetasi tersebut dengan
pembinaan dari stakeholder terkait.
BAB III RANCANGAN TEKNIS

3.1 Pembangunan Persemaian


1) Pendahuluan
Persemaian adalah sarana dan prasarana yang digunakan untuk menumbuhkan
benih atau bahan tanaman lainnya (stek dan anakan alam) dan kegiatan
pemeliharaannya hingga menjadi bibit siap tanam di lokasi penanaman.
2) Tujuan
Menyediakan sarana dan prasana untuk pembuatan pembibitan sehingga bibit dapat
tumbuh dengan baik dan sehat serta mampu beradaptasi dari kondisi kontrol selama
di persemaian hingga kondisi alami di lokasi penanaman.
3) Ruang Lingkup Kegiatan
Survei lokasi persemaian, pembangunan bedeng tabun dan bedeng sapih,
pembangunan sarana dan prasarana di lokasi persemaian.
4) Waktu Pelaksanaan
Pembuatan bibit membutuhkan waktu sekitar 3 bulan sebelum penanaman.
Kegiatan pembangunan persemaian harus selesai maksimal 4 bulan sebelum
penanaman di lapangan.
5) Penentuan Jenis Persemaian
Pembuatan persemaian diawali dengan menentukan jenis persemaian yang akan
dibuat terlebih dahulu. Persemaian dapat dibuat secara permanen atau persemaian
sementara/temporer tergantung dari lama kegiatan yang akan dilakukan.
Berdasarkan jangka waktu kegiatan revegetasi, persemaian yang dibuat yaitu
persemaian sementara atau temporer dibangun untuk kegiatan revegetasi
dengan jangka waktu singkat.
6) Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang diperlukan dalam membangun persemaian sementara, antara
lain: parang, cangkul, gerobak sorong, sekop, alat pertukangan, kawat atau paku,
kayu reng atau kayu kaso, kayu papan, pipa, paranet, dan atap daun rumbia.
7) Personil
Kualifkasi personil dan uraian pekerjaan yang disarankan untuk pelaksanaan
pembangunan persemaian disajikan pada tabel berikut:
Tabel Jumlah Orang Dalam Pembangunan Persemaian

N Jabatan Uraian Pekerjaan


o
1 Ahli persemaian o Memilih lokasi persemaian yang ideal.
(1 orang) o Memberikan petunjuk teknis dalam semua kegiatan
di persemaian.
o Rekapitulasi data jumlah bibit hidup dan mati.
o Berkoordinasi dengan tenaga teknis revegetasi di
lapangan.
o Membuat laporan rutin selama proses pembuatan
persemaian.
2 Tukang bangunan o Mempersiapkan lahan persemaian.
(3 orang) o Membangun bedeng tabur dan bedeng sapih.
o Membangun fasilitas pendukung.

8) Prosedur kerja

Gambar Kerangka Kerja Pembangunan Persemaian

a. Kriteria Lokasi Persemaian


Pemilihan lokasi persemaian harus disesuaikan dengan jenis persemaian yang
sudah ditentukan. Hal-hal yang harus diperhatikan adalah pemilihan lokasi
persemaian, antara lain:
 Status kepemilikan lahan yang jelas;
 Dekat dengan sumber air;
 Topografi lahan relatif datar;
 Lokasi telah terbuka;
 Lokasi yang mudah dijangkau dari pemukiman dan sumber bahan tanaman di
hutan;
 Areal tidak pernah mengalami kebakaran; dan
 Tidak memiliki genangan berlebih/terhindar dari banjir
b. Persiapan Lahan persemaian

Persiapan lahan persemaian dilakukan di dalam/sekitar lokasi yang sudah


ditentukan. Persiapan lahan ini harus dilakukan dengan “tanpa bakar” untuk
menghindari terjadinya kebakaran. Persiapan lahan dilakukan dengan langkah-
langkah sebagai berikut:

 Pembersihan lahan dengan menggunakan parang, cangkul, atau mesin


pemotong rumput;
 Meratakan lahan persemaian
c. Pembuatan Bedeng Tabur
Bedeng tabur dibuat untuk mengecambahkan benih yang berukuran kecil dan
memeliharanya hingga siap untuk disapih. Bentuk bedeng tabur bermacam-
macam tergantung peruntukan dan ketersediaan lahannya, untuk kegiatan
revegetasi PT. SKB pembuatan bedeng tabur dengan rak bersusun.

Gambar Sketsa Rak Bersusun


Tahapan pembuatan bedeng tabur sebagai berikut
(1) Membuat rangka bedeng tabur dimensi panjang x lebar = 2 x 1 meter tinggi
2m;
(2) Buat rak bersusun dengan jarak 40 cm
(3) Buat naungan pada atas rak dengan daun rumbai atau paranet
(4) Setiap rak ditaruh wadah baskom untuk media tabur
d. Pembuatan Bedeng Sapih
(1) Membuat kerangka bedeng sapih dengan dimensi panjang mengarah ke
utara

Gambar Kerangka Bedeng Sapih


Dalam kegiatan revegetasi ini ukuran bedeng sapih 1 x 5 m, sehingga 1
bedeng sapih mampu menampung bibit sejumlah 500 batang dengan catatan
ukuran polybag berdiameter 10 cm.
(2) Buat bedeng sapih secara bersusun

Gambar Susunan Bedeng Sapih


(3) Buat naungan pada bedeng sapih dengan naungan paranet 65&-75%.
9) Fasilitas Pendukung
Untuk membantu operasional persemaian, berikut adalah beberapa instalasi dan
fasiltas pendukung yang dapat dipertimbangkan
- Pondok dan Gudang material
- Instalasi jaringan air
- Rumah pompa air

10) APD personil


- Sepatu boot
- Baju lengan panjang dan celana panjang
- Penutup kepala
- Sarung tangan
- Medkit
11) Resiko kecelakaan kerja
- Tertusuk kayu bekas tebasan / anakan kayu (bekas pembersihan lahan)
- Tergelincir
- Konflik antar pekerja (miss komunikasi)
12) Pencegahan resiko kecelakaan kerja
- Pekerja dalam kondisi sehat dan fit sebelum bekerja
- Pekerja memakai APD
- Jam kerja antara jam 06.00 – 17.30 (ketika cahaya matahari masih cukup), waktu
istirahat antara 12.00 – 14.00 menyesuaikan kondisi pekerja
- Memberikan waktu istirahat ketika pekerja dalam kondisi lelah dan capek
- Istirahat dahulu ketika terjadi konflik
- Tidak bekerja pada kondisi hujan

3.2 Pembibitan Tanaman


1) Pendahuluan
Pembibitan tanaman adalah seluruh proses pembuatan bibit tanaman mulai dari
bahan tanaman yang berasal dari pohon induk tanaman asli (stek atau biji) hingga
menjadi bibit yang siap tanam di lapangan.
2) Tujuan
Memenuhi kebutuhkan jumlah bibit dan sesuai dengan tata waktu penanaman di
lapangan, temasuk cadangan bibit untuk penyulaman
3) Ruang Lingkup Kegiatan
Persiapan media, pembibitan, pemeliharaan bibit di persemaian, dan teknik adaptasi
bibit.

4) Waktu Pelaksanaan
Total waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pembibitan tanaman adalah 3-4
bulan. Sehingga pembuatan bibit dimulai sejak minimal 4 bulan sebelum kegiatan
penanaman. Berikut tata waktu pembuatan bibit di persemaian :
Tabel Rincian Kegiatan dan Perkiraan Lama Kegiatan Pembibitan
Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4
No Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengadaan bahan media                                
2 Pembuatan media                                
3 Pengisian polibag                                
4 Pengadaan dan seleksi benih                                
5 Pengecambahan                                
6 Penyapihan                                
7 Pemeliharaan bibit                                
8 Adaptasi bibit                                

5) Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang diperlukan untuk kegiatan pembibitan tanaman antara lain:
Gunting stek, alat pemanen buah (fruit harvester), sekop, sekop mini, cangkul,
gerobak sorong, gembor, hand-sprayer atau sprayer gendong, ember, paranet,
polybag, hormon perakaran (contoh: Rootone-F), dan ayakan kawat ram.
6) Personil
Kualifkasi personil dan uraian pekerjaan yang disarankan untuk pelaksanaan
pembuatan bibit disajikan pada tabel berikut:
Tabel Jumlah Orang Dalam Pembuatan Bibit

N Jabatan Uraian Pekerjaan


o
1 Ahli persemaian/ o Bertanggungjawab terhadap seluruh kegiatan di
Kep. persemaian persemaian.
(1 orang) o Bertanggungjawab dalam administratif seluruh
kegiatan di persemaian.
o Mengatur seluruh kegiatan di persemaian secara
efektif dan efisien.
o Berkoordinasi dengan tenaga teknis revegetasi di
lapangan terkait jumlah bibit yang dibutuhkan untuk
penanaman.
o Membuat laporan rutin kegiatan pembibitan di
persemaian.
2 PJ Pembuatan o Bertanggung jawab pengadaan bahan media untuk
Media persemaian
(1 Orang) o Bertanggung jawab membuat media dalam
persemaian
o Mengetahui target pembuatan media sesuai
kebutuhan untuk penanaman
o Bertanggung jawab dalam kegiatan pengisian
polybag
o Bertanggung jawab dalam penyusunan polybag ke
dalam bedeng sapih
3 PJ Pemeliharaan o Bertanggung jawab pengadaan materi genetik untuk
Bibit pembuatan bibit
(1 Orang) o Bertanggung jawab penaburan benih ke dalam
bedeng tabur
o Bertanggung jawab penyapihan bibit dari bedeng
tabur ke bedeng sapih
o Bertanggung jawab pemeliharaan tanaman selama
proses pembuatan bibit
o Mencegah dan mengendalikan hama penyakit yang
dapat menyerang bibit
o Membuat laporan rutin survival rate bibit

Dalam pelaksanaannya Pj pembuatan media dapat membantu Pj pemeliharaan bibit


setelah kegiatan pembuatan media selesai (dan sebaliknya)

7) Prosedur Kerja

Pembuatan Media & Penaburan


Penyapihan
Pengisian polybag Benih

Pengiriman
Adaptasi bibit
Bibit

Gambar Kerangka Kerja Dalam Kegiatan Pembuatan Bibit


a) Pembuatan Media dan Pengisian Polybag
Langkah- langkah pembuatan dan pengisian polybag sebagai berikut:
- Pengadaan sekam dan top soil
- Sangrai sekam diatas tungku kurang lebih 30 menit (sampai warna sekam
berubah menjadi hitam)
- Campurkan sekam dan top soil secara merata dengan perbandingan 1 : 1
menggunakan sekop
- Masukkan media yang sudah tercampur ke dalam polybag sampai penuh
- Hentakkan polybag beberapa kali ke permukaan tanah sehingga media di
dalam polybag menjadi padat
- Isi kembali polybag yang sudah padat hingga penuh dan hentakkan lagi
(lakukan berulang sampai media rata dengan polybag dan padat)
- Susun polybag yang sudah terisi media ke dalam bedeng sapih
b) Penaburan Benih
Jenis bibit yang dibuat untuk revegetasi yaitu sengon, alaban, eucalyptus, kemiri,
dan mete. Proses pembuatan bibit terdapat resiko kematian bibit, sehingga
dalam rencana pembuatan bibit di persemaian ditambahkan 10% dari jumlah
bibit yang dibutuhkan untuk penanaman. Berikut tabel rencana jumlah bibit yang
dibuat untuk kegiatan revegetasi PT SKB:
Tabel Rencana Pembuatan Bibit Di Persemaian
N Bibit Satuan P0 P1 Jumlah + 10% Total
o
1 Sengon Batang 2.520 100 2.620 262 2.882
2 Halaban Batang 2.520 100 2.620 262 2.882
3 Eucalyptus Batang 2.520 100 2.620 262 2.882
4 Jambu Mete Batang 1.680 60 1.740 174 1.910
5 Kemiri Batang 1.680 60 1.740 174 1.910

Berikut proses penaburan benih pada bedeng tabur


- Lakukan perendaman benih di dalam air. Lama perendaman disesuaikan
dengan jenisnya;
- Tabur benih yang sudah di rendam pada bedeng tabur secara teratur
- Lakukan penyiraman teratur menggunakan handsprayer dengan semprotan
air berkabut
- Amati pertumbuhan perkecambahan benih hingga mempunyai sepasang
daun dan siap untuk disapih

Proses perkecambahan berlangsung 1 – 2 minggu tergantung benih

c) Penyapihan

Gambar proses penyapihan bibit

Berikut proses penyapihan dan perawatan bibit di bedeng sapih


- Buat lubang dengan menggunakan alat bantu di media pertumbuhan yang
ada di dalam polybag dengan kedalaman sekitar 2/3 dari ukuran tinggi
polybag untuk memasukkan akar semai;
- Lakukan penyiraman bedeng tabur hingga media pertumbuhan basah untuk
mempermudah proses pengambilan semai;
- Ambil semai dengan cara mencongkel semai sampai terangkat dari tanah
menggunakan sekop mini sehingga tidak merusak akar semai;
- Masukkan akar semai ke dalam lubang yang telah dibuat dengan hati-hati,
kemudian ratakan kembali permukaan media pertumbuhan hingga padat;
- Lakukan penyiraman media pertumbuhan (sapihan) mengunakan gembor
dengan butiran halus;
- Pindahkan dan susun bibit sapihan yang berada di dalam polybag tadi ke
dalam bedeng sapih
- Lakukan pemeliharaan bibit dengan penyiraman minimal 3 kali sehari
- Amati pertumbuhan bibit, apabila perlu ditambahkan pupuk lakukan
pemupukan dengan cara dilarutkan kedalam air
- Lakukan penyiangan secara rutin apabila terdapat gulma
- Lakukan pengendalian HPT apabila terindikasi serangan

Proses perawatan bibit dalam bedeng sapih berlangsung selama sekitar 2 bulan

d) Adaptasi Bibit
Adaptasi bibit merupakan proses penyesuaian bibit dengan kondisi lapangan.
Pada proses ini naungan dilpeas dan intensitas penyiraman dikurangi agar bibit
dapat beradaptasi. Proses adaptasi bibit berlangsung sekitar 1 bulan. Setelah
proses adaptasi, bibit tersebut siap untuk ditanaman. Kriteria bibit siap tanam
adalah:
- Tinggi dari leher akar 50-120 cm;
- Batang bibit telah berkayu dengan diamater pada leher akar minimal 3 mm;
- Batang lurus, tidak bengkok;
- Pucuk tidak patah dan dalam kondisi dorman;
- Daun minimal 3 tingkatan
- Bebas dari hama dan penyakit
- Perakaran di dalam media sudah kompak

e) Pengiriman Bibit
Pengiriman bibit ke lapangan dapat menggunakan kendaraan roda 4 maupun
kendaraan roda 3 menyesuaikan ketersediaan kendaraan. Hal-hal yang perlu
diperhatikan saat pengiriman bibit antara lain
- Penyusunan bibit dalam kendaraan diusahakan agar tidak ditumpuk;
- Waktu pengiriman bibit sore hari diatas pukul 16.00;
- Pastikan bibit sudah disiram terlebih dahulu
- Saat penurunan bibit pastikan tempat penampungan bibit sementara dekat
dengan sumber air dan terdapat naungan
Gambar Penyusunan Bibit dalam Angkutan

8) APD personil
- Sepatu boot
- Baju lengan panjang dan celana panjang
- Penutup kepala
- Sarung tangan
- Medkit
9) Resiko Kecelakaan Kerja
- Tergores alat kerja (cangkul / sekop)
- Tergelincir / terkilir
- Konflik antar pekerja (miss komunikasi)
- Kecelakaan saat pengiriman
10) Pencegahan Resiko Kecelakaan Kerja
- Pekerja dalam kondisi sehat dan fit sebelum bekerja
- Pekerja memakai APD
- Jam kerja antara jam 06.00 – 17.30 (ketika cahaya matahari masih cukup), waktu
istirahat antara 12.00 – 14.00 menyesuaikan kondisi pekerja
- Memberikan waktu istirahat ketika pekerja dalam kondisi lelah dan capek
- Istirahat dahulu ketika terjadi konflik
- Tidak bekerja pada kondisi hujan

3.3 Persiapan Lahan dan Penanaman


1) Pendahuluan
Proses pelaksanaan penanaman sangat menentukan pertumbuhan dari tanaman.
Kegiatan penanaman perlu dilakukan sesuai dengan tata cara dan prosedur yang
benar. Sebelum kegiatan penanaman dilaksanakan, lokasi yang merupakan sasaran
kegiatan revegetasi harus sesuai dengan yang ditetapkan dalam Rencana
Penanaman. Melihat status Kawasan hutan dan tutupan lahan yang ada di lokasi
revegetasi, maka pelaksanaan penanaman menggunakan pola intensif dengan
jumlah tanaman 625 batang per ha.
2) Tujuan
Melakukan kegiatan persiapan lahan dan penanaman sesuai dengan prosedur yang
benar sehingga menghasilkan pertumbuhan tanaman di lapagan yang ideal.
3) Ruang Lingkup Kegiatan
Penataan batas, persiapan lahan, penanaman
4) Waktu Pelaksanaan
Kegiatan penanaman sebaiknya dilakukan diawal musim penghujan. Waktu yang
diperlukan untuk kegiatan penanaman disesuaikan dengan luas areal yang
direncanakan. Deskripsi kegiatan dan perkiraan lama kegiatan penanaman dapat
dilihat pada tabel berikut
Tabel Tata Waktu Persiapan Lahan dan Penanaman
Bulan 1 Bulan 2
No Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Verifikasi lokasi penanaman dan tata batas  
2 Persiapan lahan  
Pengajiran, pendangiran , dan pembuatan lubang
3 tanam  
Distribusi bibit ke lubang tanam, pemupukan dan
4 penanaman        
5 Pembuatan papan nama  

5) Alat dan Bahan


Alat-alat yang dibutuhkan selama kegiatan penanaman ini adalah:
Tabel Alat dan Bahan Persiapan Lahan dan Penanaman
Alat Bahan
Peta petak penanaman Ajir (tinggi 1,5 meter)
GPS Patok batas
Kompas Pupuk kompos/kandang
Tali ukur/ meteran  Dolomit
Sling panjang 100 meter  
Tongkat (tinggi 2 meter)  
Parang/Babat  
Cangkul  
Tugal  
Kamera  
Kantong plastik kresek  
Alat penunjang kegiatan lain  
Papan jalan  
Cat  

6) Personil
Tabel Personil Kegiatan Persiapan Lahan dan Penanaman

N Jabatan Uraian Pekerjaan


o
1 Ketua Tim o Bertanggungjawab terhadap semua tugas regu.
Penanaman o Membuat laporan rutin hasil kegiatan, dokumentasi,
(1 orang) dan administrasi.
o Menginventarisasi alat-alat yang digunakan selama
penanaman.
o Mengarahkan anggota tim dalam pekerjaan
pemasangan batas, persiapan lahan, pengajiran,
pendangiran, dan pembuatan lubang tanam.
o Mengevaluasi setiap kegiatan.
2 Anggota o Melaksanakan pekerjaan sesuai arahan ketua tim
penanaman o Bekerja sama dalam setiap kegiatan penanaman
(5 orang)

7) Prosedur Kerja

Verifikasi Lokasi Penanaman dan Tata Batas

Persiapan Lahan

Pengajiran, pendangiran, pembuatan Lubang tanam

Pemupukan dan penanaman

Gambar Kerangka Kerja Kegiatan Persiapan Lahan dan Penanaman


a) Verifikasi Lokasi dan Tata Batas
- Membuat peta titik koordinat batas per 100 meter
- Membuat patok batas dengan tinggi 1,5 meter diameter 5 cm berbahan
kayu
- Ketua tim dibantu satu orang melakukan verifikasi lokasi dan tata batas
menggunakan alat bantu GPS
- Patok batas dipasang sesuai dengan koordinat titik di GPS
- Tanam patok batas sedalam 50 cm
- Cat warna merah pada bagian ujung atas patok
b) Persiapan lahan
Persiapan lahan merupakan kegaitan pembersihan lahan dari gulma dengan
sistem jalur. Berikut tahapan persiapan lahan
Pemasangan Patok Arah Larikan
- Siapkan patok arah larikan dengan tinggi 2 meter pada ujungnya dicat
warna merah sebagai penanda
- Tentukan titik awal pembuatan jalur tanaman dan tanam patok arah
larikan pada titik tersebut
- Gunakan Kompas untuk menentukan arah utara dan tarik seling kearah
utara
- Tancapkan patok setiap jarak 4 meter
- Gunakan Kompas untuk menentukan arah utara-selatan dan tarik seling
ke arah tersebut. Tancapkan patok di ujung seling arah utara-selatan
- Gunakan Kompas untuk menentukan arah barat dan tarik seling
- Tancapkan patok ke arah utara
- Setiap patok mewakili satu jalur tanaman ke arah utara-selatan

Pembersihan lahan
Pembersihan lahan menggunakan cara mekanis yaitu dengan penebasan
gulma-gulma yang mengganggu. Penebasan dilakukan sesuai jalur tanaman.
Pembersihan lahan selebar 2 meter (1 meter ke kanan dan ke kiri jalur)
dengan tinggi tebasan maksimal 10 cm. Usahakan agar tidak menebas anakan
pohon.
c) Pengajiran, pendangiran, dan pembuatan lubang tanam
Pengajiran
Tahapan pengajiran adalah sebagai berikut
- Siapkan ajir dengan tinggi 1,5 meter dengan diameter 2 cm
- Tandai pada ujung ajir dengan cat warna merah
- Tarik seling dari arah larikan ke arah barat hingga bertemu patok lagi
- Pasang ajir disetiap jarak 4 meter
- Ulangi langkah diatas pada jalur selanjutnya

Pendangiran
Pendangiran dilakukan disekeliling ajir dengan areal bersih berdiameter 1
meter. Pada areal bersih tersebut pastikan tidak ada gulma yang terlewatkan.
Pendangiran menggunakan alat bantu cangkul.
Pembuatan lubang tanam
Setelah pendangiran kemudian dilakukan pembuatan lubang tanam pada
areal bersih. Dimensi lubang tanam 30 x 30 x 30 cm. Pembuatan lubang
tanam menggunakan alat bantu dodos/cangkul. Setelah lubang dibuat
kemudian ditaburi kapur dolomit sebanyak 100 gr per lubang tanam.
d) Distribusi bibit, pemupukan dan penanaman
Distribusi bibit
Distribusi bibit dari tempat penampungan bibit sementara ke lubang tanam
dapat menggunakan kantong kresek atau kantong lainnya. Usahakan bibit
yang dimasukkan ke dalam kantong kresek tidak tumpang tindih dan pastikan
sudah disiram sebelum dibawa ke lubang tanam. Berikut contoh gambar
pengangkutan bibit dengan kantong kresek
Gambar Pengangkutan bibit dengan kantong kresek
Setelah bibit dipacking dalam kantong kresek, bibit siap untuk didistrubusikan
ke lubang tanam.
Pemupukan dan Penanaman
Sebelum penanaman setiap lubang tanam diberi pupuk dasar
(kompos/kandang) sekitar 5 kg. Kemudian baru dilakukan penanaman,
berikut langkah-langkah penanaman
- Siapkan cangkul untuk mencampur pupuk dasar dengan tanah pada
lubang tanam
- Bibit yang sudah dimasukkan kresek dan distribusikan di setiap lubang
tanam
- Keluarkan ajir pada lubang tanam
- Campur tanah dan pupuk dasar pada lubang tanam hingga lubang tanam
penuh
- Buat lubang sebesar polybang pada lubang tanam
- Keluarkan bibit dari polybag
- Masukkan bibit ke dalam lubang yang sudah disiapkan
- Padatkan media di ssekitar bibit

Gambar posisi bibit pada lubang tanam

- Tancapkan Kembali ajir di samping bibit


Gambar Jalur Tanaman

- Waktu efektif penanaman antara pukul 06.30 – 11.00 dan 14.00 – 17.00
- Dokumentasikan kegiatan dan buat berita acara setelah selesai
penanaman

e) Pembuatan papan nama


Pembuatan papan nama berisikan informasi kegiatan yang dilaksanakan

8) Sarana pendukung
Pondok kerja
Pondok kerja dapat bangun secara permanen, semi-permanen, dan temporer
tergantung lama waktu kegiatan. Untuk kegiatan revegetasi PT SKB pondok kerja
yang digunakan pondok temporer dengan jangka waktu pelaksanaan revegetasi di
PT SKB 2 tahun. Pondok kerja temporer dibangun sederhana yang berfungsi untuk
tempat beristirahat tenaga kerja saat siang hari.
9) APD
- Baju lengan panjang
- Celana panjang
- Sepatu boot
- Topi pelindung kepala
- Sarung tangan
- Medkit
10) Resiko Kecelakaan Kerja
- Tergelincir
- Tertusuk anakan kayu
- Dehidrasi
11) Pencegahan Resiko Kecelakaan Kerja
- Pekerja dalam kondisi sehat dan fit sebelum bekerja
- Pekerja memakai APD
- Jam kerja antara jam 06.00 – 17.30 (ketika cahaya matahari masih cukup), waktu
istirahat antara 12.00 – 14.00 menyesuaikan kondisi pekerja
- Memberikan waktu istirahat ketika pekerja dalam kondisi lelah dan capek
- Istirahat dahulu ketika terjadi konflik
- Tidak bekerja pada kondisi hujan

3.4 Pemeliharaan Tanaman


Penyulaman

1) Pendahuluan
Penyulaman adalah kegiatan penanaman kembali di lubang bekas tanaman yang
mati/ diduga mati untuk memenuhi jumlah tanaman sesuai target awal.
2) Tujuan
Mengganti tanaman yang mati, terserang hama penyakit, dan meranggas.
3) Ruang Lingkup Kegiatan
Teknik penyulaman
4) Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan penyulaman pada dilakukan 3 bulan setelah tanam pada penanaman
(P0) dan di akhir tahun pada pemeliharaan (P1) selama musim hujan.
5) Alat dan Bahan
- Pita satin (pita survey)
- Cangkul / dodos
- Plastik kresek untuk membawa bibit
6) Personil
2 orang tenaga untuk penyulaman yang bertanggung jawab terhadap kegiatan

7) Prosedur Kerja

Pengecekan tanaman mati

Distribusi Bibit

Teknik Penyulaman

Gambar Prosedur Kerja Penyulaman


a) Pengecekan tanaman mati
Pengecekan tanaman mati bertujuan untuk mengetahui jumlah dan penyebab
tanaman mati. Tanaman yang mati karena faktor dari tanaman itu sendiri wajib
di sulam, sedangkan tanaman mati yang karena terserang penyakit yang
sifatnya dapat menular pada titik tanam tersebut harus di sterilkan yaitu
dengan penyemprotan fungisida, bakterisida, dan lainnya tergantung temuan
dilapangan. Pelaksanaan pengecekan tanaman mati menggunakan metode
inventarisasi 100%. Apabila dijumpai tanaman mati, terserang hama penyakit,
dan meranggas pada ajir tanaman ditandai dengan pita satin (pita survey)
b) Distribusi bibit dan Teknik penyulaman
Berikut tahapan dari distribusi bibit dan Teknik penyulaman
- Siapkan bibit dalam kantong kresek pastikan bibit sudah disiram sebelum
dibawa
- Tenaga kerja mendatangi ajir yang sudah ditandai dengan pita
- Pindahkan ajir sebelum membongkar tanaman yang disulam
- Gunakan cangkul (dodos) untuk mencongkel tanaman yang disulam
sekaligus membuat lubang tanam
- Lakukan penanaman bibit pada lubang tanam
- Pasang kembali ajir disamping tanaman sulaman dan taruh polybag diatas
ajir sebagai tanda bahwa titik tersebut sudah disulam
- Dokumentasikan kegiatan dan buat berita acara kegiatan

8) APD
- Baju lengan panjang
- Celana panjang
- Sepatu boot
- Topi pelindung kepala
- Sarung tangan
- Medkit
9) Resiko Kecelakaan Kerja
- Tergelincir
- Tertusuk anakan kayu
- Dehidrasi
10) Pencegahan Resiko Kecelakaan Kerja
- Pekerja dalam kondisi sehat dan fit sebelum bekerja
- Pekerja memakai APD
- Jam kerja antara jam 06.00 – 17.30 (ketika cahaya matahari masih cukup),
waktu istirahat antara 12.00 – 14.00 menyesuaikan kondisi pekerja
- Memberikan waktu istirahat ketika pekerja dalam kondisi lelah dan capek
- Istirahat dahulu ketika terjadi konflik
- Tidak bekerja pada kondisi hujan

Pemupukan
1) Pendahuluan
Pemupukan adalah kegiatan penambahan unsur hara untuk mendukung
pertumbuhan tanaman yang ideal.
2) Tujuan
Menambah unsur hara dalam tanah untuk mendukung pertumbuhan tanaman.
3) Ruang Lingkup Kegiatan
Teknik pemupukan
4) Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan pemupukan satu bulan setelah kegiatan penyulaman agar semua
tanaman mendapatkan nutrisi tambahan.

5) Alat dan Bahan


- Tugal
- Takaran pupuk
- Ember pupuk
6) Personil
2 orang tenaga pemupukan yang bertanggung jawab terhadap kegiatan
7) Prosedur Kerja

Pengadaan Bahan

Teknik Pemupukan

Gambar Prosedur Kerja Pemupukan

Berikut tahapan pemupukan


Pemupukan hanya dilakukan pada saat pertumbuhan tanaman terhambat
karena kondisi tanah miskin dengan zat-zat hara dan adanya persaingan
dengan gulma atau vegetasi lainnya. Pemupukan dilakukan dengan cara
berikut:
- Siapkan pupuk / zpt untuk kegiatan pemupukan.
- Tugal kanan kiri tanaman dengan jarak 10 cm dari pokok tanaman
- Ambil pupuk di ember dengan takaran yang sudah disiapkan
- Tutup kembali lubang pupuk
8) APD
- Baju lengan panjang
- Celana panjang
- Sepatu boot
- Topi pelindung kepala
- Sarung tangan
- Medkit
9) Resiko Kecelakaan Kerja
- Tergelincir
- Tertusuk anakan kayu
- Dehidrasi
10) Pencegahan Resiko Kecelakaan Kerja
- Pekerja dalam kondisi sehat dan fit sebelum bekerja
- Pekerja memakai APD
- Jam kerja antara jam 06.00 – 17.30 (ketika cahaya matahari masih cukup),
waktu istirahat antara 12.00 – 14.00 menyesuaikan kondisi pekerja
- Memberikan waktu istirahat ketika pekerja dalam kondisi lelah dan capek
- Istirahat dahulu ketika terjadi konflik
- Tidak bekerja pada kondisi hujan
- Cuci tangan dengan air mengalir apabila akan istirahat makan dan minum
- Bersihkan seluruh badan ketika selesai bekerja

Pembersihan jalur tanaman dan Pengendalian HPT


1) Pendahuluan
Pembersihan jalur tanaman merupakan kegiatan pengendalian gulma agar
pertumbuhan tanaman pokok dapat maksimal. kegiatan pengendalian gulma
untuk memperkecil saingan terhadap gulma yang berakitan dengan cahaya,
kelembaban tanah, dan nutrisi pada tanaman. Pembersihan jalur tanaman dapat
menggunakan cara penyiangan/ pendangiran dan penyemprotan herbisida.
Pengendalian hama penyakit melihat serangan hama dan penyakit yang terjadi.
Hama tanaman dapat berupa serangga maupun hewan mamalia. Sedangkan
penyakit dapat disebabkan karena jamur, bakteri, maupun virus.
2) Tujuan
Mengendalikan pertumbuhan gulma dan mengendalikan HPT secara intensif.
3) Ruang Lingkup Kegiatan
Teknik penyiangan/pendangiran, penyemprotan herbisida, dan pengendalian
hama penyakit.
4) Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan pembersihan jalur tanaman dilakukan secara intensif setiap 4 bulan
sekali setelah kegiatan penanaman serta pengendalian hama penyakit tanaman.

5) Alat dan Bahan


- Cangkul
- Parang
- Sprayer gendong
- Takaran herbisida
- Herbisida
- Bahan aktif HPT
6) Personil
4 orang tenaga yang bertanggung jawab terhadap kegiatan
7) Prosedur Kerja

Pengadaan Bahan

Teknik pembersihan jalur


tanaman
Gambar Prosedur Kerja Penyulaman

a) Penyiangan / Pendangiran
Tahapan kegiatan penyiangan / pendangiran adalah sebagai berikut
- Siapkan parang atau babat untuk menyiangi/menebas vegetasi liar di
sekitar jalur tanam.
- Gunakan sistem pembersihan jalur menggunakan lebar 50 cm atau sesuai
kebutuhan di lapangan dari sisi kiri dan kanan tanaman.
- Lakukan penyiangan/penebasan seluruh gulma dan vegetasi liar lainnya
yang ada di sekitar jalur tanam menggunakan parang/babat. Usahakan
untuk tidak menebas anakan yang tumbuh secara alami

Gambar Penyiangan gulma


- Setelah penyiangan lakukan pendangiran tanaman menggunakan cangkul
di sekitar tanaman dengan radius 25-50 cm atau disesuaikan dengan jarak
tanamannya.
- Usahakan pencangkulan tanah tidak terlalu dalam untuk menghindari
terpotongnya akar tanaman

Gambar Pendangiran
c) Penyemprotan dengan herbisida
Berikut tahapan penyemprotan dengan herbisida
- Mencampur air dan larutan pada knapsack (sprayer) sesuai dengan dosis
- Pekerja berjalan sesuai dengan arah larikan
- Menyemprot gulma sesuai arah larikan dengan jarak 1 meter ke kanan dan
1 meter ke kiri untuk gulma
- Ulangi langkah tersebut pada titik selanjutnya
d) Pengendalian hama penyakit
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan pada saat tanaman terindikasi
telah terkena serangan hama dan penyakit di lokasi penanaman. Pengendalian
hama dan penyakit dilakukan dengan cara berikut:
- Lakukan pengamatan terhadap tanaman-tanaman yang terindikasi telah
terkena serangan hama dan penyakit.
- Diskusikan dengan ketua tim dan ahli pemeliharaan untuk mengambil
langkah-langkah yang perlu diambil untuk mengendalikan hama dan
penyakit
8) APD
- Baju lengan panjang
- Celana panjang
- Sepatu boot
- Topi pelindung kepala
- Sarung tangan
- Apron (yang berhubungan dengan herbisida)
- Medkit
9) Resiko Kecelakaan Kerja
- Tergelincir
- Tertusuk anakan kayu
- Dehidrasi
- Terpapar herbisida
10) Pencegahan Resiko Kecelakaan Kerja
- Pekerja dalam kondisi sehat dan fit sebelum bekerja
- Pekerja memakai APD
- Jam kerja antara jam 06.00 – 17.30 (ketika cahaya matahari masih cukup),
waktu istirahat antara 12.00 – 14.00 menyesuaikan kondisi pekerja
- Memberikan waktu istirahat ketika pekerja dalam kondisi lelah dan capek
- Istirahat dahulu ketika terjadi konflik
- Tidak bekerja pada kondisi hujan
- Maksimal pekerja membawa beban sekitar 30 kg (menyesuaikan kondisi
pekerja)
- Mencuci tangan dengan air mengalir apabila akan minum dan beristirahat
- Mencuci tangan dengan air mengalir apabila kontak langsung dengan larutan
- Memperhatikan arah angin ketika menyemprot, jangan menyemprot
berlawanan dengan arah angin
- Membersihkan badan ketika selesai bekerja

3.5 Keadaan Darurat


Apabila dalam pelaksanaan kegiatan revegetasi lahan reklamasi PT SKB
terdapat kondisi darurat yang tidak dapat diatasi oleh tim internal seperti kebakaran
lebat, kecelakaan kerja serius, huru-hara, bencana alam dan sebagainya. Maka dapat
menghubungi pihak-pihak terkait sesuai dnegan kejadian

- Kodim 1010 Tapin


Jl. Brigjen H. Hasan Basry, Bitahan, Lokpaikat, Kabupaten Tapin, Kalimantan
Selatan 71114
- Polsek Bungur
Jl. Bungur, Kupang, Tapin Utara, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan 71153
- Puskesmas Banua Padang
Jl. A. Yani, Banua Padang Hilir, Bungur, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan
71114
- Rumah Sakit Umum Daerah Baru Tapin
Jl. Rangda Malingkung, Tapin Utara, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan 71114
- BPPD
Jl. Haryono MT No.4, Rangda Malingkung, Tapin Utara, Kabupaten Tapin,
Kalimantan Selatan 71111
- Mako DAMKAR Pemkab. Tapin
Rantau Kiwa, Tapin Utara, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan 71152
(atau BPK terdekat)
BAB IV JADWAL WAKTU PENANAMAN

Anda mungkin juga menyukai